Anda di halaman 1dari 49

PRAKTIKUM : KIMIA ANALITIK

MODUL PERCOBAAN : REFAKTROMETRI

DIBUAT OLEH

KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK :
1. AULIA UTARI SITORUS
2. FARHAN JOHANSYAH PUTRA
3. RIVALDO SYAHPUTRA
4.
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok : 4 (Empat)

Praktikum : Kimia Analitik dan Instrumentasi

Modul Percobaan : Refraktrometri

Tanggal Praktikum : Jum’at, 14 Oktober 2022

Dosen Pembimbing : Enny Nurmalasari S.Si, M.T / Addin Akbar S,Si.MT

Asisten : Alfernia p.AMD

No Nama Praktikan Buku Pokok

1 Aulia Utari Sitorus 2113007

2 Farhan Johansyah Putra 2113009

3 Rivaldo Saputra 2113019

Catatan Tanggal Paraf Dosen Pembimbing


LEMBAR PENUGASAN
Kelompok : 4 (Empat)

Praktikum : Kimia Analitik dan Instrumentasi

Modul Percobaan : Refraktrometri

Tanggal Praktikum : Jum’at, 14 Oktober 2022

Dosen Pembimbing : Enny Nurmalasari S.Si, M.T / Addin Akbar S,Si.MT

Asisten : Alfernia p.AMD

No Nama Praktikan Buku Pokok

1 Aulia Utari Sitorus 2113007

2 Farhan Johansyah Putra 2113009

3 Rivaldo Saputra 2113019

Adapun penugasan yang dilakukan pada pratikum kali ini, yaitu :


1. Menentukan Indeks Bias (n) dengan berbagai konsentrasi
2. Menentukan % sukrosa (brix) dengan berbagai konsentrasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2 Refraktometri adalah
metode pengujian sifat
fisiko-kimia suatu zat
dengan
3 mengukur indeks biasnya.
Indeks bias diukur
menggunakan alat yang
disebut
4 refraktometer. Indeks bias
dapat digunakan untuk
menilai kemurnian atau
5 konsentrasi zat, atau
untuk membantu
mengidentifikasi substansi.
Sementara
6 refraktometri paling sering
digunakan untuk mengukur
indeks bias larutan, dan juga
7 untuk menguji zat padat
dan gas. Indeks bias selalu
merupakan fungsi suhu dan
8 panjang gelombang,
sehingga harus dikontrol
secara tepat selama
pengujian. Ada
9 banyak jenis refraktometer,
untuk mengukur kadar gula
pada suatu sampel biasanya
10 digunakan hand
refraktometer.
11 Refraktometer adalah
alat ukur untuk menentukan
indeks bias cairan atau
padat,
12 bahan transparan dan
refractometry. Prinsip
pengukuran dapat
dibedakan, oleh
13 cayaha, penggembalaan
kejadian, total refleksi, ini
adlah pembiasan (refraksi)
atau
14 reflaksi total cahaya
yang digunakan. Sebagai
prisma umum menggunakan
semua
15 tiga prinsip, satu dengan
insdeks bias dikenal
(Prisma). Cahaya merambat
dalam
16 transisi antara
pengukuran prisma dan
media sampel (n cairan)
dengan kecepatan
17 yang berbeda indeks
bias diketahui dari media
sampel diukur dengan
defleksi
18 cahaya. Oleh karena
itu, pada praktikum ini
praktikan akan
mempelajari cara
19 menggunakan alat
refraktometer brix dan
menentukan kandungan gula
atau glukosa
20 pada suatu sampel atau
produk.
21 Refraktometri adalah
metode pengujian sifat
fisiko-kimia suatu zat
dengan
22 mengukur indeks
biasnya. Indeks bias
diukur menggunakan alat
yang disebut
23 refraktometer. Indeks
bias dapat digunakan
untuk menilai kemurnian
atau
24 konsentrasi zat, atau
untuk membantu
mengidentifikasi substansi.
Sementara
25 refraktometri paling
sering digunakan untuk
mengukur indeks bias
larutan, dan juga
26 untuk menguji zat padat
dan gas. Indeks bias selalu
merupakan fungsi suhu dan
27 panjang gelombang,
sehingga harus dikontrol
secara tepat selama
pengujian. Ada
28 banyak jenis
refraktometer, untuk
mengukur kadar gula pada
suatu sampel biasanya
29 digunakan hand
refraktometer.
30 Refraktometer adalah
alat ukur untuk menentukan
indeks bias cairan atau
padat,
31 bahan transparan dan
refractometry. Prinsip
pengukuran dapat
dibedakan, oleh
32 cayaha, penggembalaan
kejadian, total refleksi, ini
adlah pembiasan (refraksi)
atau
33 reflaksi total cahaya
yang digunakan. Sebagai
prisma umum menggunakan
semua
34 tiga prinsip, satu dengan
insdeks bias dikenal
(Prisma). Cahaya merambat
dalam
35 transisi antara
pengukuran prisma dan
media sampel (n cairan)
dengan kecepatan
36 yang berbeda indeks
bias diketahui dari media
sampel diukur dengan
defleksi
37 cahaya. Oleh karena
itu, pada praktikum ini
praktikan akan
mempelajari cara
38 menggunakan alat
refraktometer brix dan
menentukan kandungan gula
atau glukosa
39 pada suatu sampel atau
produk.
40 Refraktometri adalah
metode pengujian sifat
fisiko-kimia suatu zat
dengan
41 mengukur indeks
biasnya. Indeks bias
diukur menggunakan alat
yang disebut
42 refraktometer. Indeks
bias dapat digunakan
untuk menilai kemurnian
atau
43 konsentrasi zat, atau
untuk membantu
mengidentifikasi substansi.
Sementara
44 refraktometri paling
sering digunakan untuk
mengukur indeks bias
larutan, dan juga
45 untuk menguji zat padat
dan gas. Indeks bias selalu
merupakan fungsi suhu dan
46 panjang gelombang,
sehingga harus dikontrol
secara tepat selama
pengujian. Ada
47 banyak jenis
refraktometer, untuk
mengukur kadar gula pada
suatu sampel biasanya
48 digunakan hand
refraktometer.
49 Refraktometer adalah
alat ukur untuk menentukan
indeks bias cairan atau
padat,
50 bahan transparan dan
refractometry. Prinsip
pengukuran dapat
dibedakan, oleh
51 cayaha, penggembalaan
kejadian, total refleksi, ini
adlah pembiasan (refraksi)
atau
52 reflaksi total cahaya
yang digunakan. Sebagai
prisma umum menggunakan
semua
53 tiga prinsip, satu dengan
insdeks bias dikenal
(Prisma). Cahaya merambat
dalam
54 transisi antara
pengukuran prisma dan
media sampel (n cairan)
dengan kecepatan
55 yang berbeda indeks
bias diketahui dari media
sampel diukur dengan
defleksi
56 cahaya. Oleh karena
itu, pada praktikum ini
praktikan akan
mempelajari cara
57 menggunakan alat
refraktometer brix dan
menentukan kandungan gula
atau glukosa
58 pada suatu sampel atau
produk.
59 Refraktometri adalah
metode pengujian sifat
fisiko-kimia suatu zat
dengan
60 mengukur indeks
biasnya. Indeks bias
diukur menggunakan alat
yang disebut
61 refraktometer. Indeks
bias dapat digunakan
untuk menilai kemurnian
atau
62 konsentrasi zat, atau
untuk membantu
mengidentifikasi substansi.
Sementara
63 refraktometri paling
sering digunakan untuk
mengukur indeks bias
larutan, dan juga
64 untuk menguji zat padat
dan gas. Indeks bias selalu
merupakan fungsi suhu dan
65 panjang gelombang,
sehingga harus dikontrol
secara tepat selama
pengujian. Ada
66 banyak jenis
refraktometer, untuk
mengukur kadar gula pada
suatu sampel biasanya
67 digunakan hand
refraktometer.
68 Refraktometer adalah
alat ukur untuk menentukan
indeks bias cairan atau
padat,
69 bahan transparan dan
refractometry. Prinsip
pengukuran dapat
dibedakan, oleh
70 cayaha, penggembalaan
kejadian, total refleksi, ini
adlah pembiasan (refraksi)
atau
71 reflaksi total cahaya
yang digunakan. Sebagai
prisma umum menggunakan
semua
72 tiga prinsip, satu dengan
insdeks bias dikenal
(Prisma). Cahaya merambat
dalam
73 transisi antara
pengukuran prisma dan
media sampel (n cairan)
dengan kecepatan
74 yang berbeda indeks
bias diketahui dari media
sampel diukur dengan
defleksi
75 cahaya. Oleh karena
itu, pada praktikum ini
praktikan akan
mempelajari cara
76 menggunakan alat
refraktometer brix dan
menentukan kandungan gula
atau glukosa
77 pada suatu sampel atau
produk.
78 Refraktometri adalah
metode pengujian sifat
fisiko-kimia suatu zat
dengan
79 mengukur indeks
biasnya. Indeks bias
diukur menggunakan alat
yang disebut
80 refraktometer. Indeks
bias dapat digunakan
untuk menilai kemurnian
atau
81 konsentrasi zat, atau
untuk membantu
mengidentifikasi substansi.
Sementara
82 refraktometri paling
sering digunakan untuk
mengukur indeks bias
larutan, dan juga
83 untuk menguji zat padat
dan gas. Indeks bias selalu
merupakan fungsi suhu dan
84 panjang gelombang,
sehingga harus dikontrol
secara tepat selama
pengujian. Ada
85 banyak jenis
refraktometer, untuk
mengukur kadar gula pada
suatu sampel biasanya
86 digunakan hand
refraktometer.
87 Refraktometer adalah
alat ukur untuk menentukan
indeks bias cairan atau
padat,
88 bahan transparan dan
refractometry. Prinsip
pengukuran dapat
dibedakan, oleh
89 cayaha, penggembalaan
kejadian, total refleksi, ini
adlah pembiasan (refraksi)
atau
90 reflaksi total cahaya
yang digunakan. Sebagai
prisma umum menggunakan
semua
91 tiga prinsip, satu dengan
insdeks bias dikenal
(Prisma). Cahaya merambat
dalam
92 transisi antara
pengukuran prisma dan
media sampel (n cairan)
dengan kecepatan
93 yang berbeda indeks
bias diketahui dari media
sampel diukur dengan
defleksi
94 cahaya. Oleh karena
itu, pada praktikum ini
praktikan akan
mempelajari cara
95 menggunakan alat
refraktometer brix dan
menentukan kandungan gula
atau glukosa
96 pada suatu sampel atau
produk.
Refraktometri adalah metode pengujian sifat fisiko-kimia suatu zat dengan
mengukur indeks biasnya. Indeks bias diukur menggunakan alat yang disebut
refraktometer. Indeks bias dapat digunakan untuk menilai kemurnian atau
konsentrasi zat, atau untuk membantu mengidentifikasi substansi. Sementara
refraktometri paling sering digunakan untuk mengukur indeks bias larutan, dan juga
untuk menguji zat padat dan gas. Indeks bias selalu merupakan fungsi suhu dan
panjang gelombang, sehingga harus dikontrol secara tepat selama pengujian. Ada banyak
jenis refraktometer, untuk mengukur kadar gula pada suatu sampel biasanya digunakan
hand refraktometer.

Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan atau padat,
bahan transparan dan refractometry. Prinsip pengukuran dapat dibedakan, oleh
cayaha, penggembalaan kejadian, total refleksi, ini adlah pembiasan (refraksi) atau
reflaksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan semua tiga
prinsip, satu dengan insdeks bias dikenal (Prisma). Cahaya merambat dalam transisi
antara pengukuran prisma dan media sampel (n cairan) dengan kecepatan yang berbeda
indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan defleksi cahaya. Oleh
karena itu, pada praktikum ini praktikan akan mempelajari cara menggunakan alat
refraktometer brix dan menentukan kandungan gula atau glukosa pada suatu
sampel atau produk.

97 Refraktometri adalah
metode pengujian sifat
fisiko-kimia suatu zat
dengan
98 mengukur indeks
biasnya. Indeks bias
diukur menggunakan alat
yang disebut
99 refraktometer. Indeks
bias dapat digunakan
untuk menilai kemurnian
atau
100 konsentrasi zat, atau
untuk membantu
mengidentifikasi substansi.
Sementara
101 refraktometri paling
sering digunakan untuk
mengukur indeks bias
larutan, dan juga
102 untuk menguji zat padat
dan gas. Indeks bias selalu
merupakan fungsi suhu dan
103 panjang gelombang,
sehingga harus dikontrol
secara tepat selama
pengujian. Ada
104 banyak jenis
refraktometer, untuk
mengukur kadar gula pada
suatu sampel biasanya
105 digunakan hand
refraktometer.
106 Refraktometer adalah
alat ukur untuk menentukan
indeks bias cairan atau
padat,
107 bahan transparan dan
refractometry. Prinsip
pengukuran dapat
dibedakan, oleh
108 cayaha, penggembalaan
kejadian, total refleksi, ini
adlah pembiasan (refraksi)
atau
109 reflaksi total cahaya
yang digunakan. Sebagai
prisma umum menggunakan
semua
110 tiga prinsip, satu dengan
insdeks bias dikenal
(Prisma). Cahaya merambat
dalam
111 transisi antara
pengukuran prisma dan
media sampel (n cairan)
dengan kecepatan
112 yang berbeda indeks
bias diketahui dari media
sampel diukur dengan
defleksi
113 cahaya. Oleh karena
itu, pada praktikum ini
praktikan akan
mempelajari cara
114 menggunakan alat
refraktometer brix dan
menentukan kandungan gula
atau glukosa
115 pada suatu sampel atau
produk.
1.2 Tujuan Pratikum
Adapun tujuan praktikum ini, yaitu :
a. Untuk memahami prinsip dan cara kerja dari peralatan instrumen
refraktometer.
b. Untuk menentukan indeks bias (n) dan % sukrosa (Brix) cairan gula
(limun /sirup)dengan berbagai konsentrasi.

BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Refratrometri
Refraktometri adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan atas pengukuran
besaran fisika (refraksi). Dalam analisa instrumen, besaran fisika dapat dibedakan atas
dua kelompok, yaitu besaran fisika selektif dan besaran fisika non selektif. Besaran
fisika selektif adalah besaran fisika yang dimiliki oleh suatu komponen dalam zat dan
apabila bercampur dengan besaran fisika lainnya maka nilainya tidak berpengaruh.
contoh : frekuensi dan kecepatan radiasi. Besaran non-selektif adalah besaran fisika yang
nilainya berubah bila ada senyawa atau besaran fisika lainnya dalam campuran. contoh :
indeks bias dan warna (Rofi, 2018).
Refraktometri adalah metode pengujian sifat fisiko-kimia suatu zat dengan
mengukur indeks biasnya. Indeks bias diukur menggunakan alat yang disebut
refraktometer. Indeks bias dapat digunakan untuk menilai kemurnian atau
konsentrasi zat, atau untuk membantu mengidentifikasi substansi. Sementara
refraktometri paling sering digunakan untuk mengukur indeks bias larutan, dan juga
untuk menguji zat padat dan gas. Indeks bias selalu merupakan fungsi suhu dan
panjang gelombang, sehingga harus dikontrol secara tepat selama pengujian. Ada banyak
jenis refraktometer, untuk mengukur kadar gula pada suatu sampel biasanya digunakan
hand refraktometer (Rofi, 2018).

Metode analisis kuantitatif refraktometri pada berbagai media cair berkembang


lebih pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volmnetrik dan gravimetri yang
lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer modern yang digunakan
pada metode refraktometri berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai
aspek jangkauan pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk
merekam pergeseran cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya,
pembuatan perangkat sampling dan pengukuran sel, dan lain-lain (Hidayanto et al, 2011).

Indeks bias adalah perbandingan kecepatan rambat cahaya dalam ruang hampa
dengan kecepatan cahaya pada suatu medium. Indeks bias ini merupakan salah satu dari
beberapa sifat optis yang penting dari medium. Indeks bias memainkan peran yang cukup
penting di dalam beberapa bidang diantaranya adalah dalam bidang kimia,
pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain untuk
mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun
larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas suatu larutan
(Rofi, 2018).

Dalam bidang industri makanan dan minuman, indeks bias dapat digunakan
untuk mengetahui besarnya konsentrasi gula dalam produk makanan dan minuman,
seperti contoh untuk mengetahui kandungan gula dalam jus buah, kandungan gula dalam
kue, dan lain-lain. Metode yang sering digunakan untuk mengukur indeks bias adalah
dengan menggunakan refraktometer. Metode ini merupkan metode yang sederhana.
Sampel yang digunakan juga relatif lebih sedikit dibandingkan dengan metode-
metode yang lainnya (Rofi, 2018).

2.2 Refraktometer
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan konsentrasi atau
kadar dari bahan terlarut dengan memanfaatkan indeks bias suatu cahaya seperti gula
dan garam. Indeks bias adalah kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan
cahaya pada zat tersebut atau perbandingan dengan sinus sudut datang dengan sinus sudut
bias. Nilai pada indeks bias suatu zat terlarut selalu berubah tergantung nilai suhu dan
panjang gelombang yang dibiaskan (Rofi, 2018). Pengukuran yang lebih sederhana
dilakukan menggunakan alat refraktometer, yaitu dengan meneteskan cairan sampel
yang akan diuji ke salah satu bagian refraktometer. Pengukuran dengan refraktometer
memanfaatkan prinsip indeks bias. Semakin tinggi kadar gula pada cairan sampel yang
diuji maka indeks biasnya akan semakin tinggi sehingga refraktometer akan
menunjukkan skala yang semakin besar (Misto et al, 2016).

Prinsip kerja alat refraktometer menggunakan prisip pembiasan. Jika sampel


merupakan larutan dengan konsentrasi rendah maka yang terjadi sudut refraksi akan lebar
dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sampel besar. Maka skala yang
terbaca akan jatuh pada skala rendah. Sedangkan, jika sampel dengan konsentrasi
tinggi maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel
kecil (Rofi, 2018).

Refraktometer bekerja menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui


suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan
berkurang. Fenomena ini terlihat pada batang yang terlihat bengkok ketika dicelupkan
ke dalam air. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah zat
terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Sumber cahaya
ditransmisikan oleh serat optic ke dalam salah satu sisi prisma dan secara internal akan
dipantulkan ke interface prisma dan sampel larutan. Bagian cahaya ini akan dipantulkan
kembali ke sisi yang berlawanan pada sudut tertentu yang tergantung dari indeks
bias larutannya (Hidayanto et al, 2011).
Refraktometer brix adalah refraktometer yang digunakan untuk mengukur
konsentrasi padatan terlarut dari gula, garam, protein dan lebih spesifiknya untuk
makanan dan cairan ideal untuk control kualitas. Hand refraktometer brix
digunakan untuk kadar gula 0-32% (Parmitasari dan Eko, 2013).

2.3 Nilai Brix


Nilai Brix digunakan untuk penentuan konsentrasi gula, yaitu untuk
menyatakan konsentrasi (% berat) atau kepadatan gula dalam larutan. Nilai Brix adalah
perkiraan yang sangat baik untuk konsentrasi gula bahan makanan cair, dalam
kasus di mana gula adalah komponen kimia utama setelah air. Ketika
menggunakan refraktometer, 10 ° Brix sama dengan 10 gram gula dalam 100 gram
larutan / sampel (Parmitasari dan Eko, 2013).

Rasa manis yang terdapat dalam buah maupun sayuran dipengaruhi banyaknya zat
padat yang terlarut. Zat padat yang terlarut dinyatakan dengan nilai derajat Brix (°Brix).
Nilai °Brix penting karena nilai ini mengukur kualitas secara obyektif termasuk rasa
manis pada buah dan nilai ini juga dapat membantu dalam pemilihan varietas dan
jadwal panen. Nilai °Brix dapat diukur dengan mudah dan dapat diandalkan di
lapangan dengan menggunakan peralatan yang relatif murah yaitu refraktometer (Tim
BPIB, 2016).

Derajat Brix digunakan untuk menyatakan tingkat padatan terlarut dalam suatu
larutan. Gula, pektin, asam organik, dan asam amino adalah padatan terlarut paling lazim
dalam jus buah dan sayuran. Derajat Brix dikembangkan pada pertengahan tahun 1800-an
oleh Profesor Adolph Ferdinand Wenceslaus Brix, kimiawan Jerman (1798-1870). Dia
adalah orang pertama yang mengukur densitas jus tanaman menggunakan
hidrometer. Skala Brix sama dengan persentase padatan yang terlarut dalam suatu
larutan. Jika 100 g sampel dari suatu larutan terukur nilai 50 °Brix, maka dalam larutan
tersebut terkandung 50 g gula dan padatan terlarut lainnya serta 50 g air. Skala °Brix
pertama kali menggunakan suhu acuan 15,5°C dan sekarang umumnya digunakan suhu
20 °C (68 °F). Nilai °Brix pada larutan diukur dengan menggunakan alat yang disebut
refraktometer (Tim BPIB, 2016).
Nilai Brix untuk menentukan kualitas buah maupun sayuran dapat ditentukan
menggunakan refraktometer. Metode ini didasarkan pada Instruksi Kerja Nomor :
65/BPIB/IK/MT yang mengacu pada SNI 3140.2:2011 tentang GKR, SNI
3140.3:2010 tentang GKP, SNI 3140.1:2008 tentang GKM dan metode ICUMSA GS4-
13 (Tim BPIB, 2016).

2.4 Fungsi Kurva Standar


Dalam kimia analitik, sebuah kurva kalibrasi juga dikenal sebagai kurva
standar, adalah sebuah metode utama yang digunakan untuk menentukan konsentrasi
suatu zat dalam suatu sampel yang tidak diketahui dengan membandingkan yang
tidak diketahui kedalam seperangkat sampel standar dari konsentrasi yang telah
diketahui. Pembuatan kurva baku digunakan untuk mencari persamaan regresi linear
sehingga dapat digunakan dalam pencarian suatu kadar yang absorbansinya sudah
diukur (Skoog et al, 2007).

Dari panjang gelombang maksimum yang didapat maka, dilakukan analisis


untuk membuat kurva standar. Kurva standar merupakan standar dari sampel yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Membuat kurva standar
untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan nilai absorbansinya sehingga
konsentrasi sampel dapat dilihat (Monash et al, 2008).

Kurva kalibrasi merupakan suatu garis yang diperoleh dari titik-titik yang
menyatakan suatu konsentrasi terhadap absorbansi yang diserap setelah dilakukan analisa
regresi linier. Koefisien regresi (R2) berada pada rentang 0,9 < R2 < 1 (Riyanto
dan Djarot, 2014).

2.5 Gula/Glukosa
Gula merupakan zat padat terlarut yang paling melimpah dalam buah, sehingga
nilai °Brix terutama merupakan estimasi kandungan gula dalam buah yang
mempengaruhi rasa manis, dan merupakan komponen penting dalam penilaian
kualitas buah (Tim BPIB, 2016).

Gula adalah padatan terlarut yang paling melimpah dalam buah dan sayuran.
Oleh karena itu, nilai-nilai °Brix terutama merupakan estimasi kandungan gula dalam
buah-buahan dan sayuran. Kadar gula yang mempengaruhi rasa manis merupakan
komponen penting dari penilaian konsumen untuk kualitas sebuah produk (Tim BPIB,
2016).

Gula atau sukrosa adalah senyawa organik terutama golongan karbohidrat.


Sukrosa juga termasuk disakarida yang didalamnya terdiri dari komponen-3
komponen D-glukosa dan D-fruktosa. Rumus molekul sukrosa adalah C22H22O11 Gula
dengan berat molekul 342 g/mol dapat berupa kristal-kristal bebas air dengan berat jenis I
,6 g/ml dan titik leleh 160°C. Sukrosa ini kristalnya berbentuk prisma monoklin dan
berwama putih jemih. Wama tersebut sangat tergantung pada kemumiannya. Bentuk
kristal mumi dapat tahan lama bila disimpan dalam gudang yang baik (Erwinda dan
Wahono, 2014).

Gula dalam bentuk larutan yang baik ketika masih berada dalam batang tebu
maupun ketika masih berada dalam larutan. Bentuk gula selama proses dalam
pabrik tak tahan lama dan akan cepat rusak karena terjadi
hidrolisis/inversi/penguraian. Inversi adalah peristiwa pecahnya sukrosa menjadi
gula-gula reduksi (glukosa, fruktosa,dan sebagainya). Gula adalah suatu karbohidrat
sederhana karena dapat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah
menjadi energi. Secara umum gula di bedakan menjadi dua, yaitu: Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu molekul
gula, yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa. Disakarida
berbentuk dari dua molekul gula dan yang termasuk disakarida adalah sukrosa
(gabungan glukosa dan fruktosa), laktosa (gabungan dari glukosa dan galaktosa) dan
maltosa (gabungan dari dua glukosa) (Erwinda dan Wahono, 2014).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT & BAHAN

3.2 PROSEDUR KERJA

A. Pembuatan larutan deret standar


a. Buatlah larutan induk Sukrosa 25 % sebanyak 100 mL
b. Ambil 8 buah tabung reaksi yang bersih dan kering yang dipakai untuk
tempatlarutan standar dan larutan tugas.
c. Isi 2 buah buret 50 mL dengan masing-masing sukrosa 25% dan aquades.
Isi tabungreaksi dengan larutan standar dengan komposisi sebagai berikut:

d. Siapkan juga larutan tugas. Masing-masing tabung reaksi dihomogenkan.


e. Ukur indeks bias masing-masing larutan standar dan larutan tugas.
B. Pengukuran dengan alat refaktrometri
a. HAND SUGAR REFRACTOMETER

1. Teteskan 2 atau 3 tetes sampel cair yang mengandung gula ke tengah permukaan
prisma pengukur, kemudian tutup prisma penerang
2. Arahkan refraktometer ke tempat yang ada sinar
3. Amati berkas gelap (biru) – terang, garis batas biru-terang ada angka
yangmenyatakan % sukrosa (brix)
4. Catat suhu pengukuran/percobaan
b. ABBE REFRACTOMETER

1. Hidupkan alat refraktometer dan biarkan stabil


2. Bersihkan prisma refraktometer dengan aquades. Lalu keringkan dengan kertas
tisu.
3. Buka prisma penerang dan teteskan 2 atau 3 tetes sampel cair ke tengah
permukaan prisma pengukur kemudian tutup dengan prisma penerang dan kunci
4. Hidupkan sumber sinar dan amati bayangan yang terjadi
5. Putar tombol kanan atas untuk mendapatkan bayangan gelap - terang
6. Putar tombol kanan bawah untuk menepatkan garis batas gelap-terang berada
pada titik potong 2 garis silang

Baca skala yang ditunjukkan pada bagian bawah indikator dan dinyatakan dalam empat
desimal.

7. Lakukan pengukuran indeks bias dari larutan deret standar dan sampel
LEMBAR PENGAMATAN
Kelompok : 4 (Empat)

Praktikum : Kimia Analitik dan Instrumentasi

Modul Percobaan : Refraktrometri

Tanggal Praktikum : Jum’at, 14 Oktober 2022

Dosen Pembimbing : Enny Nurmalasari S.Si, M.T / Addin Akbar S,Si.MT

Asisten : Alfernia p.AMD


Adapun pengamatan yang dildapatkan pada pratikum kali ini, yaitu :
a. Menggunakan Refraktometer Abbe
 Standar Indeks Bias Briks Temperatur
 0% 1,3330 0 25,3
 5% 1,3345 4,5 25,4
 10 1,3400 8,1 25,5
 15 1,3541 14 25,5
 20 1,3617 18,75 25,6
 22,5 1,3650 20,7 25,6
 25 1,3687 22,9 25,7
 Teh Pucuk 1,3439 7,4 25,8
 Mountea 1,3407 5,3 25,8

b. Menggunakan Hand Sugar Refraktometer

 Standar Briks
 0% 0
 5% 4,4
 10 8
 15 13,8
 20 18,5
 22,5 20,6
 25 22,8
 Teh Pucuk 7,2
 Mountea 5,2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan Refraktometer Abbe


TABEL 4.1.1 Data pada Refraktrofotometer Abbe

Standar Indeks Bias Briks Temperatur


0% 1,3330 0 25,3
5% 1,3345 4,5 25,4
10 1,3400 8,1 25,5
15 1,3541 14 25,5
20 1,3617 18,75 25,6
22,5 1,3650 20,7 25,6
25 1,3687 22,9 25,7
Teh Pucuk 1,3439 7,4 25,8
Mountea 1,3407 5,3 25,8

b. Menggunakan Hand Sugar Refraktometer

Standar Briks
0% 0
5% 4,4
10 8
15 13,8
20 18,5
22,5 20,6
25 22,8
Teh Pucuk 7,2
Mountea 5,2
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu praktikum refraktometri dilakukan untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan standar dengan variasi konsentrasi yaitu variasi
yang digunakan adalah 0% 2%, 4% 6%, 8%, 9%, dan 10%.

Langkah awal yang kami lakukan adalah mencari perhitungan untuk membuat
deret standar tersebut, serta sampel minuman yang telah diperintahkan pada penggugasan
yaitu sampel ale-ale dan mountea.

Masing-masing sampel maupun deret standar dilakukan uji dengan cara


meneteskan larutan di atas prisma refraktometer sebanyak 3 tetes pada praktikum ini
menggunakan dua jenis alat refraktometer yaitu refraktometer abbe dan hansyukur
refraktometer.

Setelah dilakukan praktikum didapatkan data pengamatan yang dapat dilihat pada
lembar data pengamatan data hasil dapat kita lihat bahwa semakin tinggi konsentrasi
maka semakin tinggi pula breaks pada refraktometer tersebut.

Dapat kita lihat dapat kita lihat pula bahwa konsentrasi berbanding lurus atau
linear dengan indeks biasnya semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula
indeks biasnya.Dan pada sampel monte dan teh pucuk didapatkan pula konsentrasi
dengan 7,4% dan multi 5,3%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu dapat disimpulkan bahwa kita
dapat menentukan kadar atau konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan
refraktometer. Dan besarnya indeks bias larutan gula sebanding lurus dengan
konsentrasinya semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula indeks biasnya.

5.2 saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu diharapkan praktikan selalu berhati-
hati dan selalu memakai apd yang sesuai saat melakukan praktikum agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Erwinda, M. D., dan Wahono. 2014. Pengaruh pH Nira Tebu dan Konsentrasi
Penambahan Kapur terhadapKualitas Gula Merah. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol 2 No. 3. Hal: 54-64.

Gairola, A., Tiwari P., dan Tiwari J. K. 2013. Physico-chemical Properties of Apis
cerana-indica F. Honey from Uttarkashi District of Uttarkhand India. Journal
Global Biosci. Vol 12 No. 3. Hal: 20-25.

Hidayanto, Eko. Abdul Rofiq dan Heri Sugito. 2011. Aplikasi Portable Brix Meter untuk
Pengukuran Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika Vol. 13 No.4

Hudri, F. A. 2014. Uji Efektifitas Madu Multiflora dalam Menghambat


Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi. Jurnal Kedoktran UIN Jakarta. Vol 3
No. 1.

Misto., Tri Mulyono, dan Alex. 2016. Sistem Pengukuran Kadar Gula dalam Cairan
menggunakan Sensor Fotodiode Terkomputerisasi. Jurnal ILMU DASAR.
Vol. 17 No. 1: 13-18.

Monash, P., Majhi, A. &Pugazhenthi, G. 2008. Adsorption studies of methylene


blue onto MCM 41. The International Conference of International
Association for Computer Methods and Advances in Geomechanics. 1(6),
2240-2248.

Parmitasari, Putri dan Eko Hidayanto. 2013. Analisis Korelasi Indeks Bias Dengan
Konsentrasi Sukrosa Beberapa Jenis Madu Menggunakan Portable Brix
Meter. Jurnal Youngster Physics Vol. 1 No. 5.

Riyanto, Feri dan Djarot S. 2014. Pengaruh Waktu Penggilingan Terhadap Kadar Zat
Besi dalam Ampas Sari Kedelai Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 3 No. 2.

Rofi, Muhammad. 2018. Dasar Analisis Fisiko-Kimia Kelas IX. Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Skoog DA, West DM, Holler FJ, Crouch SR. (2004). Fundamentals of Analytical
Chemistry 8th Edition. Belmont (US): Brooks/Cole.

Tim BISB. 2016. Nilai Brix Untuk Menentukan Kualitas Pada Buah-
buahan. Jakarta: DJBC

Anda mungkin juga menyukai