Anda di halaman 1dari 30

PROJECT BASED LEARNING

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH SEMANGKA

DENGAN TITRASI IODIMETRI

OLEH:
ANNISA SALSABILLAH 212410011
ADE RIZKY 212410012
ANNISA RAHMA SAFITRI 212410013
PASHYA TRIUTAMY PASARIBU 212410014

SARAH AGATA KRISTY PARAPAT 212410018

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENGESAHAN USULAN PENELITIAN

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH SEMANGKA

DENGAN TITRASI IODIMETRI

OLEH:

ANNISA SALSABILLAH 212410011


ADE RIZKY 212410012
ANNISA RAHMA SAFITRI 212410013

PASHYA TRIUTAMY PASARIBU 212410014


SARAH AGATA KRISTY PARAPAT 212410018

Disetujui oleh :
Medan, 20 Mei 2022
Pembimbing,

Dra. Sudarmi, M.Si., Apt.


NIP : 1271115009540002
DAFTAR ISI

BAB I 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Prinsip Percobaan 2
1.3 Tujuan percobaan 2
1.4 Manfaat percobaan 2
BAB II 3
2.1 Taksonomi Tumbuhan 3
2.1.1 Semangka 3
2.2 Uraian Bahan 4
2.2.1 Amilum 4
2.2.2 Aquades 4
2.2.3 Asam Klorida 5
2.2.4 Iodium 5
2.2.5 Kalium Dikromat 6
2.2.6 Larutan Kanji 7
2.2.7 Metilen Biru 7
2.2.8 Natrium Tiosulfat 8
2.3 Uraian Umum 9
BAB III 15
3.1 Alat 15
3.2 Bahan 15
3.3 Prosedur Percobaan 15
3.3.1 Pengambilan Sampel 15
3.3.2. Preparasi Sampel 15
3.3.3 Analisis Kuantitatif 16
3.3.3.1 Pembakuan Larutan Iodium 16
3.3.3.2 Penetapan Kadar Vitamin C 16
3.3.3.3 Pembuatan Larutan 18
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan

efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk

melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi.

Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena bahan

makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin C

(Rosmainar, dkk., 2018).

Vitamin C mempunyai peran penting terhadap tubuh manusia, dimana

apabila tubuh manusia kekurangan vitamin C maka akan timbul gejala penyakit

ini seperti sariawan, nyeri otot, berat badan berkurang, lesu, dan sebagianya.

Didalam tubuh, vitamin C menjalankan fungsinya seperti dalam sintesis kolagen,

pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol, menjadi asam

empedu, dan berperan penting dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin

(Rosmainar, dkk.,2018).

Vitamin C juga termasuk antioksidan dalam tubuh. Pada dasarnya vitamin C

didalam tubuh mampu berfungsi melindungi beberapa sel/ molekul dalam

tubuhseperti, protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat selain itu vitamin C

dapat menjaga kehamilan, mencegah dari diabetes (Rosmainar, dkk., 2018).

1
1.2 Prinsip Percobaan

Prinsip dari titrasi iodimetri yaitu iodin mengadisi ikatan rangkap vitamin C

pada atom karbon C. ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan terputus menjadi

ikatan tunggal. Jika seluruh vitamin C telah diadisi oleh iodin maka iodin yang

menetes selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan larutan indikator amilum

membentuk iodamilum yang berwarna biru. Terbentuknya warna biru menunjukan

bahwa proses titrasi telah selesai, karena seluruh vitamin C sudah diadisi oleh

iodin sehingga volume iodin yang dibutuhkan saat titrasi setara dengan jumlah

vitamin C.

1.3 Tujuan percobaan

- Untuk mengetahui kadar Vitamin C dari buah semangka.

- Untuk menentukan titik akhir titrasi pada percobaan kali ini.

- Untuk mengetahui kadar rata-rata vitamin C dengan nilai deviasi

terkecil.

1.4 Manfaat percobaan

- Agar praktikan dapat mengetahui kadar Vitamin C dari buah semangka.

- Agar praktikan dapat menentukan titik akhir titrasi pada percobaan ini.

- Agar praktikan dapat mengetahui kadar rata-rata vitamin C dengan nilai

deviasi terkecil.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi Tumbuhan

2.1.1 Semangka

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Spesies : Citrullus lanatus

(Rukmana, 2016)

3
2.2 Uraian Bahan

2.2.1 Amilum

Nama Resmi : Amilum

Nama lain : Amilum

Rumus molekul : C6H10O5

Pemerian : Serbuk halus kadang - kadang berupa gumpalan kecil,

tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%)

Kegunaan : Sebagai sampel.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

(Ditjen POM, 1979)

2.2.2 Aquades

Nama Resmi : Aqua Destilata

Nama Lain : Air Suling

Rumus Molekul : 𝐻 𝑂
2

Berat Molekul : 18,02 gr/mol

Pemerian : Cairan jernih;tidak berwarna;tidak berbau;tidak mempunyai

rasa

4
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

(Ditjen POM, 1979)

2.2.3 Asam Klorida

Nama Resmi : Asam Klorida

Nama Lain : Acidum Hydrochloridum

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 36,46 gr/mol

Pemerian : Cairan tidak berwarna;berasap, bau merangsang. Jika

diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang

Kelarutan : Bercampur dengan air dan etanol, dengan menimbulkan panas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

(Ditjen POM, 1995)

2.2.4 Iodium

Nama Resmi : Iodium

Nama Lain : Iodida

Rumus Molekul : 𝐼2

5
Berat Molekul : 126,91 gr/mol

Pemerian : Keping atau butir, berat mengkilat, seperti logam;hitam kelabu;

bau khas

Kelarutan : Larut dalam air lebih kurang 3500 bgaian air, dalam 13 bagian

etanol (95%)P, dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 4

bagian karbondisulfida P;larut dalam kloroform P dan dalam karbontetraklorida P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Larutan pentiter

(Ditjen POM, 1979)

2.2.5 Kalium Dikromat

Nama Resmi : Kalium Dikromat

Nama Lain : Kalium Dikromat

Rumus Molekul : 𝐾 𝐶𝑟 𝑂
2 2 7

Berat Molekul : 294,18

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur merah jingga

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai zat pembakuan natrium tiosulfat.

(Ditjen POM, 1995)

6
2.2.6 Larutan Kanji

Nama Resmi : Amylum Manihot

Nama Lain : Amilum/Pati/Kanji

Rumus Molekul : -

Berat Molekul :-

Pemerian : Serbuk putih, kadang-kadang berupa gumpalan kecil; putih;

tidak berbau; tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering.

Kegunaan : Sebagai Indikator

(Ditjen POM, 1979)

2.2.7 Metilen Biru

Nama Resmi : Methylthionini Chloridum

Nama Lain : Biru metilen

Rumus Molekul : 𝐶 𝐻 𝐶𝐼𝑁 𝑆. 2𝐻 𝑂


16 18 3 2

Berat Molekul : 373,90 gr/mol

Pemerian : Serbuk hablur mengkilat seperti logam atau suram kehijauan

tua atau serbuk warna coklat; hampir tidak berbau.

Higroskopik

7
Kelarutan : Larut dalam 40 bagian air, dalam 110 bagian etanol (95%) P

dan dalam 450 bagian kloroform P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai indikator

(Ditjen POM, 1979)

2.2.8 Natrium Tiosulfat

Nama Resmi : Natrii Thiosulfas

Nama Lain : Natrium Tiosulfat

Rumus Molekul : 𝑁𝑎 𝑆 𝑂 . 5𝐻₂𝑂


2 2 3

Berat Molekul : 248,17

Pemerian : Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar. Dalam

udara lembab meleleh basah; dalam hampa udara pada suhu di

atas 33° merapuh

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air; praktis tidak larut dalam etanol

(95%) P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pembakuan iodium

(Ditjen POM, 1979)

8
2.3 Uraian Umum

Tanaman semangka, Citrullus vulgaris SCARD atau Citrullus lo natus

(THUMB) MANSF, adalah tanaman yang berasal dari Afrika. Gurun pasir

Kalahari merupakan lahan pusat penyebarannya. Bila sedang musimnya, buah

semangka akan berlimpah ruah. Semua binatang. mulai dari gajah sampai tikus

dan binatang buas sangat menyukainya. Bersama para pelayar dan pedagang,

tanaman ini ikut beremigrasi ke India dan Cina, setelah itu ke negara lainnya.

Penyebarannya ke Benua Amerika dilakukan oleh bangsa Afrika sendiri. Di

belahan bumi sub tropika, seperti Jepang. Amerika, tanaman semangka

merupakan ta naman yang dapat memberikan keuntungan cukup besar (Kalie,

2008)

Buah semangka memiliki daya tarik khusus. Buahnya tergolong

mengandung banyak air (sekitar 92%). Nilai gizi buahnya termasuk rendah, hanya

mengandung 7% karbohidrat dalam bentuk gula. Kandungan vitamin dan

mineralnya pun tergolong rendah (Tabel 1). Meskipun demikian, buah ini banyak

penggemarnya. Warna daging buah yang merah atau kuning serta konsistensinya

yang remah, berair banyak, sangat merangsang selera untuk mencicipinya. Rasa

buah yang manis serta mengandung banyak air sangat melegakan bila dimakan

pada saat haus. Buah yang masih muda dapat dibuat sayur. Kulit buah semangka

dapat dibuat acar; bijinya dibuat kuaci (makanan kecil yang rasanya gurih dan

asin). Rasa gurih kuaci ini ditimbulkan oleh kandungan lemak dan protein biji

yang cukup tinggi, antara 30-40% (Kalie, 2008).

9
Buah semangka banyak digemari oleh masyarakat apalagi jika musim

panas karena buah semangka yang memiliki kandungan air yang tinggi sehingga

membuat segar bagi yang menikmatinya guna untuk menghilangkan dahaga.

Kandungan vitamin C di dalam buah semangka cukup besar yaitu 8.1 gram per

100 gram, oleh karena itu peneliti ingin meneliti pengaruh suhu penyimpanan

terhadap kadar vitamin C antara buah semangka (Citrullus vullgaris, schand)

daging buah berwarna merah dan daging buah berwarna kuning secara Iodimetri

(Feladita, dkk., 2018).

Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan

rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,13). Vitamin C merupakan suatu

asam organik berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam air dan terasa asam

serta tidak berbau. Di dalam larutan vitamin C akan mudah rusak akibat dari

oksidasi oleh oksigen dari udara. Vitamin C menjadi lebih stabil jika dalam

bentuk kristal kering (Erwanto, dkk., 2018).

Analisa kadar asam askorbat (Vitamin C) pada buah-buahan dapat dilakukan

dengan berbagai metode. Salah satu metode yang sering digunakan untuk

mengukur kadar asam askorbat karena biayanya murah, sederhana dan tidak

memerlukan peralatan laboratorium yang canggih adalah menggunakan metode

titrasi iodimetri. Iodimetri adalah metode titrimetrik. Setelah titik akhir titrasi

terdeteksi kemudian sistem menghitung kadar Vitamin C dari perkalian volume

total iodin, molaritas iodin dan berat molekul Vitamin C (Erwanto, dkk., 2018).

Antioksidan seperti vitamin C yang terdapat pada buah-buahan dan sayur-

sayuran merupakan senyawa yang dapat melindungi dan memiliki respon

10
terhadap penyakit generatif, dan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh

untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, adapun peran vitamin C yang sangat

dibutuhkan yaitu meredam radikal bebas tersebut di dalam tubuh kita, sebab

vitamin C (asam askorbat) merupakan sumber elektron yang dapat

menyumbangkan sebuah elektron kepada radikal bebas sehingga dapat meredam

reaktivitas radikal bebas (Rahman, dkk.,2015).

Vitamin C juga dijuluki sebagai vitamin anti stres karena mempunyai sifat anti

infeksi dengan membantu penyembuhan bagian tubuh yang sakit atau rusak,

selain itu membantu proses penyerapan ion Fe2+, Fe3+, dan ion Ca2+ dalam

tubuh dan menghambat pertumbuhan nitrosamin (zat penyebab kanker).

Seseorang yang kekurangan vitamin ini kemungkinan akan menurunkan daya

antioksidan dalam tubuhnya sehingga mudah untuk stres, sariawan, penyakit

radang gusi dan nyeri tulang. (Rahman, dkk.,2015).

Kadar vitamin C sangat dipengaruhi oleh varietas, lingkungan, tempat tumbuh,

pemakaian berbagai jenis pupuk, tingkat kematangan buah dan sebagainya. Buah-

buahan mentah mengandung kadar vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan

dengan buah-buahan yang sudah tua. Kadar vitamin C pada buah akan meningkat

sampai buah masak, dan akan menurun pada saat tingkat kemasakan telah

terlampaui. Hal ini disebabkan karena kadar vitamin C pada buah yang sudah

lewat masak akan berubah menjadi glukosa (Rahman, dkk.,2015).

Kadar vitamin C pada buah segar dipengaruhi oleh jenis buah, kondisi

pertumbuhan, tingkat kematangan saat panen dan penanganan pasca panen.

11
Semakin masaknya buah atau hasil maka kandungan kadar air, total padatan

terlarut, warna, aroma, tekstur buah, zat tepung dan gulanya semakin meningkat

sedangkan kandungan vitamin C pada umumnya menurun (Rahman, dkk.,2015).

Penurunan nilai kekerasan menunjukan terjadinya pelunakan pada buah,

selama proses pemasakan buah terjadi perubahan kandungan pektin oleh aktivitas

enzim yang menyebabkan buah menjadi lunak (Rahman, dkk.,2015).

Titrasi adalah suatu cara untuk menentu kan konsentrasi asam atau basa

dengan meng gunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam atau

basa yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam

diperlukan untuk menetapkan, konsentrasi basa dan larutan standar basa

diperlukan untuk menetapkan konsentrasi asam. Keadaan dengan jumlah ekivalen

asam sama dengan basa disebut titik ekivalen. (Pratama, dkk., 2015)

Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan

analit. Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau

senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang

industri misalnya penentuan sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan

iodin, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.

Beberapa contoh yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan

permanganat, penentuan besi (II) dengan serium (IV), dan sebagainya (Yusuf,

2019).

Karena melibatkan reaksi redoks maka pengetahuan tentang penyetaraan

reaksi redoks memegang peran penting, selain itu pengetahuan tentang

perhitungan sel volta, sifat oksidator dan reduktor juga sangat berperan. Dengan

12
pengetahuan yang cukup baik mengenai semua itu maka perhitungan stoikiometri

titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah. Titrasi redoks merupakan jenis titrasi

yang paling banyak jenisnya, diantaranya Iodimetri (Yusuf, 2019).

Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks yang menggunakan larutan

standar 𝐼 sebagai titran dalam suasana netral atau sedikit asam. Titrasi tersebut
2

juga dapat dikatakan dengan titrasi langsung karena dalam proses titrasi ini 𝐼 .
2

berfungsi sebagai pereaksi. Dalam proses reaksi redoks harus selalu ada oksidator

dan reduktor, karena jika suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya

(melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur yang digunakan untuk

menangkap elektron yang terlepas. Sehingga dalam proses reaksi redoks tidak

mungkin hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Titrasi iodimetri

dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam lemah sampai basa

lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) 𝐼 dapat menjadi data jumlah tetasan. Data
2

jumlah tetesan tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai perhitungan untuk

menentukan kadar asam askorbat jika proses titrasi sudah mencapai titik akhir

titrasi (Erwanto, dkk., 2019)

Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda penentuan atau

penetapan kuantitatif yang pada dasar penentuannya adalah jumlah 𝐼 yang


2

bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample dengan ion

iodida .Iodimetri adalah titrasi redoks dengan 𝐼 sebagai pentiter. Dalam reaksi
2

redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor sebab bila suatu unsur bertambah

bilangan oksidasinya (melepaskan electron), maka harus ada suatu unsur yang

bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron) jadi tidak

13
mungkin hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Dalam metoda analisis

ini, analat dioksidasikan oleh 𝐼 , sehingga 𝐼 tereduksi menjadi ion iodide; A


2 2

(Reduktor) + 𝐼 → A (Teroksidasi ) + 2𝐼−. Iod merupakan oksidator yang tidak


2

terlalu kuat (lemah), sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor kuat yang

dapat dititrasi. Indikator yang digunakan adalah amilum yang akan memberikan
− −
warna biru pada titik akhir penitaran. 𝐼 + 2𝑒 → 2𝐼 . Iod merupakan zat padat
2

yang sukar larut dalam air (0.00134 mol/L) pada 25°C, namun sangat larut dalam

larutan yang mengandung ion iodide. Iod membentuk kompleks triiodida dengan

iodida: 𝐼 − 𝐼 → 𝐼−. Ion cenderung di hidrolisis membentuk asam iodide dan
2 3

+ −
hipoiodit: 𝐼 + 𝐻 𝑂→𝐻𝐼𝑂 + 𝐻 + 𝐼 (Yusuf, 2019)
2 2

Prinsip dari titrasi iodimetri yaitu iodin mengadisi ikatan rangkap vitamin C

pada atom karbon C nomor 2 dan 3, ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan

terputus menjadi ikatan tunggal. Jika seluruh vitamin C telah diadisi oleh iodin

maka iodin yang menetes selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan larutan

indikator amilum membentuk iodamilum yang berwarna biru. Terbentuknya

warna biru menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai, karena seluruh vitamin

C sudah diadisi oleh iodin sehingga volume iodin yang dibutuhkan saat titrasi

setara dengan jumlah vitamin C (Rahman, dkk.,2015).

14
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan kali ini antara lain Beaker glass

100 ml, 250 ml, dan 500 ml, blender, buret 25 ml, erlenmeyer, gelas ukur 50 ml,

labu takar 10 ml, 25 ml, dan 250 ml, neraca analitik, pipet ukur 10 ml dan 25 ml,

spatula, dan tabung reaksi.

3.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kali ini antara lain Amilum

1%, Aquadest bebas 𝐶𝑂 , Asam Sulfat (𝐻 𝑆𝑂 )2 N, Kalium Iodida (𝐾𝐼), Kalium


2 2 4

Bikromat (𝐾 𝐶𝑟 𝑂 ) 0,05 N, Larutan Iodium 𝐼 0,05 N, Metilen blue P, Natrium


2 2 7 2

Bikarbonat (𝑁𝑎 𝐻𝐶𝑂 ) dan Natrium Tiosulfat (𝑁𝑎 𝑆 𝑂 ) 0,05 N.


2 3 2 2 3

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pengambilan Sampel

Sampel yang diambil adalah buah semangka daging buah merah. Sampel

buah semangka didapatkan dari petani semangka di daerah Brastagi.

3.3.2. Preparasi Sampel

Sampel buah semangka daging buah merah dan dikupas dari kulitnya dan

dipisahkan dari biji kemudian ditimbang 100 gram (buah semangka daging buah

merah ).

15
3.3.3 Analisis Kuantitatif

3.3.3.1 Pembakuan Larutan Iodium

Iodium 0,05 N dengan 𝑁𝑎 𝑆 𝑂 0,05 N. Pipet 10 ml larutan Iodium dalam


2 2 3

erlenmeyer. Titrasi dengan larutan 𝑁𝑎 𝑆 𝑂 0,05 N sampai berwarna kuning.


2 2 3

Tambahkan 1 ml larutan kanji. Titrasi sampai tidak berwarna.

Pembakuan Natrium Tiosulfat dengan Kalium Bikromat (Depkes RI, 1995).

Standardisasi 𝑁𝑎 𝑆 𝑂 0,05 N dengan 𝐾 𝐶𝑟 𝑂 0,05 N. Timbang 50 mg 𝐾 𝐶𝑟 𝑂


2 2 3 2 2 7 2 2 7

yang telah dikeringkan pada suhu 120˚C selama 30 menit . Masukkan ke dalam

erlenmeyer lebih kurang 25 ml aquadest bebas CO2 kocok hingga larut. Buka

tutup lalu tuang ke dalam erlenmeyer, tambahkan 500 mg 𝐾𝐼, 500 mg 𝑁𝑎 𝐻𝐶𝑂
2 3

dan 2,5 ml HCl P. Diamkan selama 10 menit di tempat gelap. Tambahkan 1 ml

larutan amylum lalu titrasi dengan 𝑁𝑎 𝑆 𝑂 sampai warna biru kehijauan.


2 2 3

(Feladita, dkk., 2018)

3.3.3.2 Penetapan Kadar Vitamin C

Penetapan Kadar Vitamin C. Ditimbang masing-masing 100 gram bahan

kemudian haluskan masingmasing bahan dengan blender hingga halus.Tambahkan

25 ml aquadest, aduk hingga tercampur kemudian pisahkan air hasil blenderan,

16
masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 2 ml larutan amilum 1%

titrasi segera dengan Iodium 0,05 N hingga warna biru tetap.

Penetapan Kadar Vitamin C. Ditimbang masing-masing 100 gram bahan

kemudian haluskan masing-masing bahan dengan blender hingga

halus.Tambahkan 25 ml aquadest, aduk hingga tercampur kemudian pisahkan air

hasil blenderan, masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml.Tambahkan 2 ml larutan

amilum 1% titrasi segera dengan Iodium 0,05 N hingga warna biru tetap.

(Feladita, dkk.,2018)

3.3.4. Pembuatan Larutan Kanji 1%

Disuspensikan 1 gram kanji dalam 100 ml air, lalu didihkan sampai kental dan

jernih.

(Feladita, dkk., 2018)

3.3.5 Pembuatan Larutan Standar I2 0,05 N

Untuk membuat larutan I2 0,05 N sebanyak 1L dibutuhkan I2 = V x N x BE =

1 x 0,05 x 126,9 = 6,345 gr I2. Timbang 6,345 gr kristal 12 dan 9 gr KI. Buat

larutan pekat KI ( larutkan KI dalam lebih kurang 25 ml akuades). Larutkan I2

kedalam larutan pekat KI, kocok-kocok sampai larut. Setelah larut cukupkan l

arutan sampai 1L dengan akuades. Simpan dalam botol sampel bertutup kaca dan

ditempat sejuk.

(Feladita, dkk., 2018)

17
3.3.6 Pembuatan Larutan Asam Sulfat 2 N

Larutkan 98 gr asam sulfat pekat dalam akuades sampai 1L.

(Feladita, dkk., 2018)

3.3.7 Pembuatan Larutan (𝑁𝑎 𝑆 𝑂 ) 0,05 N.


2 2 3

Larutkan 5,2 g dan 50 mg Na2CO3 dalam akuades yang sebeumnya telah

didihkan (akuades bebas CO2) dan didinginkan, kemudian ditambah akuades

bebas CO2 sampai 400 ml. Kemudian dibakukan.

(Feladita, dkk., 2018)

3.3.8 Pembuatan larutan (k2Cr2O7) 0,05

sebanyak 7,35 gram K2Cr2O7 ditempatkan dalam labu ukur 100 ml ,kemudian

ditambahkan aquades sampe tanda batas dan dihomogenkan

(Feladita, dkk., 2018)

18
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM,1995,Farmakope Indonesia Edisi IV, Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Erwanto, D, Utomo,Y,D, Fiolana,F,A, Yahya, M 2018, Pengolahan Citra Digital

untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat pada Buah dengan Metode Titrasi

Iodimetri,Multitek Indonesia Jurnal Ilmiah,Vol. 12 no.2, Hal. 73-74.

Feladita, N, Primadiamanti, A & Antika, D, Y 2018, Pengaruh Suhu Penyimpanan

Terhadap Kadar Vitamin C Buah Semangka ( citrullus vulgaris, Schand)

Daging Buah Berwarna Merah Dan Daging Buah Berwarna Kuning Secara

Iodimetri, Jurnal Analisis Farmasi, Vol. 3 no. 4, Hal. 287-289.

Kalie,M,B 2008, Bertanam pepaya (Edisi Revisi), Penebar swadaya, Jakarta.

Pratama, Y, Prasetya, AT & Latifah 2015, Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati Sebagai

Indikator Titrasi Asam-Basa, Indonesia Journal of Chemiscal Science. Vol.

4 no. 2, Hal.153.

Rahman, N, Ofika, M & Said, I 2015, Analisis kadar vitamin C mangga gadung

(Mangifera sp) dan Mangga Golek (Mangifera indica L.) Berdasarkan

19
Tingkat Kematangan dengan Menggunakan Metode Iodimetri, Jurnal

akademika kimia, vol. 4 no.1.

Rosmainar, L, Ningsih, W, Ayu, N,P, Nanda, H 2018, Penentuan Kadar Vitamin C

Beberapa Jenis Cabai (Capsicum sp) dengan Spektrofotometri UV-VIS,

Jurnal Kimia Riset, Vol.3 no.1, Hal. 1-2.

Rukmana, R 2016, Budidaya Semangka Hibrida, Kanisius, Yogyakarta, Hal. 1.

Yusuf, Y 2019,Belajar Mudah Kimia Analisis, EduCenter Indonesia, Jakarta.

20
LAMPIRAN

PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan sampel
- Diambil sampel bua h semangka daging buah merah dan seka daging buah kuning.
- Diambil sampel dari petani semangka di daerah Berastagi
Sampel di dapatkan

(Feladita, dkk., 2018)

PREPARASI SAMPEL
Preparasi Sampel
- Diambil sampel buah semangka daging buah merah
- Dikupas kulitnya dan dipisahkan dari biji
- Ditimbang 100 gram buah semangka daging buah merah
Sampel

(Feladita, dkk., 2018)

PEMBAKUAN IODIUM
Pembakuan Larutan Iodium
- Iodium 0,05 N dengan Na2S2O3 0,05 N.
- Dipipet 10 ml larutan Iodium dalam erlenmeyer.
- Di titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,05 N sampai berwarna kuning.
- Ditambahkan 1 ml larutan kanji, di titrasi sampai tidak berwarna.
- Dilakukan pembakuan Natrium Tiosulfat dengan Kalium Bikromat
- Distandardisasi Na2S2O3 0,05 N dengan K2Cr2O7 0,05 N.

21
- Ditimbang 50 mg K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 120˚C.
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer lebih kurang 25 ml aquadest bebas CO2 kocok hingga
larut.
- Dibuka tutup lalu tuang ke dalam erlenmeyer, tambahkan 500 mg KI, 500 mg Na2HCO3 dan
2,5 ml HCl P.
- Didiamkan selama 10 menit di tempat gelap.
- Ditambahkan 1 ml larutan amylum lalu titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna biru
kehijauan.
Hasil Pembakuan : warna biru kehijauan

(Feladita, dkk., 2018)

PENETAPAN KADAR VITAMIN C


Penetapan Kadar Vitamin C

- Dilakukan penetapan Kadar Vitamin dengan menimbang masing-masing 100 gram bahan
- Dihaluskan masing-masing bahan dengan blender hingga halus.
- Ditambahkan 25 ml aquadest, aduk hingga tercampur kemudian pisahkan air hasil blenderan
- Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml.
- Ditambahkan 2 ml larutan amilum 1% titrasi segera dengan Iodium 0,05 N hingga warna
biru tetap.
- Dilakukan penetapan kadar Vitamin C dengan menimbang masing-masing 100 gram bahan.
- Dihaluskan masing-masing bahan dengan blender hingga halus.
- Ditambahkan 25 ml aquadest, aduk hingga tercampur kemudian pisahkan air hasil blenderan
- Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml
- Ditambahkan 2 ml larutan amilum 1% titrasi segera dengan Iodium 0,05 N hingga warna
biru tetap.
Hasil

(Feladita, dkk., 2018)

22
22

Anda mungkin juga menyukai