Anda di halaman 1dari 10

UJI KOMPOSISI PROTEIN DAN UJI BIURET

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia yang diampu oleh:
Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd.,
Drs. Suhara, M.Pd., dan
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc.

oleh :
Pendidikan Biologi A/2017
Kelompok 2

1. Della Frisca Damayanti (1700069)

2. Dimas Caesaria Novianto (1701869)

3. Hasna Ainaya Fauziyah (1704130)

4. Pretty Nurwhite Tika (1702261)

5. Sivtyana Nur Agiesta (1701537)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul
Uji Komposisi Protein dan Uji Biuret.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, tanggal : Kamis, 20 September 2018
Waktu : 13.00-15.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI.

C. Tujuan
Tujuan melakukan praktikum mengenai uji komposisi protein dan uji biuret
yaitu :
1. Mengidentifikasi jumlah ikatan peptida dalam larutan protein yang akan diuji
berdasarkan perubahan warna yang terjadi.
2. Mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam protein beserta
gejalanya.

D. Dasar Teori
Protein merupakan biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang
berhubungan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (peptida). Protein
merupakan senyawa yang sangat penting di dalam organisme. Protein merupakan
suatu koloid elektrolit yang bersifat amfoter. Dengan sifat ini protein dapat
bersifat asam atau basa. Struktur protein tersusun oleh gabungan asam amino pada
gugus karbonil dan asam amino dengan ikatan peptida (Okta, 2015). Ada berbagai
cara dalam pengujian terhadap protein, diantaranya :
1. Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein,
karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan
peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk
ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom
nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul
air sehingga disebut reaksi kondensasi (Panji, 2013).
Gambar di atas menunjukkan adanya dua molekul asam amino yang
berikatan dengan ikatan peptida dan membentuk molekul protein. Ikatan
peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan
perubahan warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya
warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari
reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang
ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna
ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan)
akan memunculkan warna merah muda (Panji, 2013).
2. Uji Komposisi Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas
unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan kadang-
kadang mengandung zat Belerang (S), serta Fosfor (P). Protein merupakan
makromolekul yang terdiri dari satu atau lebih polimer. Setiap Polimer
tersusun atas monomer yang di sebut asam amino. Masing-masing asam
amino mengandung satu atom Karbon (C) yang mengikat satu atom Hidrogen
(H), satu gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH), dan lain-lain
(Hadi, 2017). Untuk mengetahui ada atau tidaknya unsur C, H, O, N, S, dan P
dalam protein maka dapat dilakukan uji komposisi protein. Protein akan
terbukti mengandung unsur C jika setelah dilakukan pembakaran, albumin
yang tadinya berwarna putih berubah menjadi berwarna hitam. Protein akan
terbukti mengandung unsur H dan O jika selama proses pembakaran, terdapat
uap air pada dinding tabung reaksi. Protein akan terbukti mengandung unsur N
jika kertas lakmus merah yang berubah menjadi biru dan protein akan terbukti
mengandung unsur S jika berubahnya warna kertas saring yang sudah ditetesi
PbCOOH (Pb-Asetat) menjadi abu-abu kehitaman (Nurfadillah, 2014).
E. Alat dan Bahan

Tabel E.1 Alat-alat yang digunakan pada Praktikum Uji Komposisi Protein
dan Uji Biuret
No. Alat Jumlah

1. Tabung reaksi 5 unit

2. Penjepit tabung 1 unit

3. Lampu spirtus 1 unit

4. Korek gas 1 unit

5. Spatula 1 unit

6. Gelas ukur 10 ml 5 unit

7. Gelas kimia 10 ml 4 unit

8. Pipet tetes 7 unit

9. Kertas saring 1 unit

10. Kertas lakmus 1 unit

11. Cawan petri 8 unit

12. Botol aquades 1 unit

Tabel E.2 Bahan-bahan yang digunakan pada Praktikum Uji Komposisi


Protein dan Uji Biuret
No. Bahan Jumlah

1. Larutan albumin 2 ml

2. Larutan pepton 2 ml

3. Larutan casein 2 ml

4. Larutan gelatin 2 ml

5. Pb-Asetat 2 tetes

6. Serbuk albumin Secukupnya

7. CuSO4 20 tetes

8. NaOH 8 ml
F. Langkah Kerja

Bagan F.1 Langkah Kerja pada Praktikum Uji Komposisi Protein

Ser buk Ditempatkan Ditempatkan


albumin lakmus merah kertas saring Tabung reaksi
dimasukkan ke di atas serbuk yang telah dipanaskan
dalam tabung albumin dalam dibasahi Pb- diatas api dan
reaksi yang keadaan asetat diatas amati
kering. miring. mulut tabung. perubahan yang
terjadi.

Bagan F.2 Langkah Kerja pada Praktikum Uji Biuret

Larutan protein
yang akan diuji Ditambahkan Ditambahkan Larutan
dimasukkan ke larutan CuSO4 juga larutan tersebut
dalam tabung sebanyak 5 NaOH dikocok secara
tetes ke dalam sebanyak 2 ml perlahan dan
reaksi yang
berbeda masing-masing ke dalam amati
masing-masing larutan protein. masing-masing perubahan
sebanyak 2 ml. larutan protein warna yang
terjadi.
G. Hasil Pengamatan
Tabel G.1 Hasil Pengamatan Uji Komposisi Protein

Perubahan

No Hal yang diamati Keterangan Gambar Pengamatan


Kondisi Kondisi
Awal Akhir

Perubahan warna
dari serbuk
Albumin putih
1. Albumin Putih Hitam menjadi hitam
(Menunjukkan
Gambar 1. Uji Komposisi
adanya kandungan
Protein Sebelum Dipanaskan
Karbon)
(Dok. Kelompok 2, 2018)

Timbulnya embun
(Menunjukkan
2. Dinding Tabung Kering Berembun adanya kandungan
Hidrogen dan
Oksigen)
Gambar 2. Uji Komposisi
Protein Setelah Dipanaskan
Kertas lakmus
(Dok. Kelompok 2, 2018)
merah menjadi
biru sebagai
3. Kertas Lakmus Merah Biru indikator basa
(Menunjukkan
adanya kandungan
Nitrogen)

Perubahan warna
dan timbulnya bau
4. Kertas Saring Putih Hitam (Menunjukkan
adanya kandungan
Sulfur)
Tabel G.2 Hasil Pengamatan Uji Biuret

No Nama Protein Hasil Gambar Sebelum Gambar Sesudah

1. Pepton ++

Gambar 3. Uji Biuret Larutan Gambar 4. Uji Biuret Larutan


Pepton Pepton
(Dok. Kelompok 2, 2018) (Dok. Kelompok 2, 2018)

2. Albumin +++

Gambar 5. Uji Biuret Larutan Gambar 6. Uji Biuret Larutan


Albumin Albumin
(Dok. Kelompok 2, 2018) (Dok. Kelompok 2, 2018)

3. Casein +

Gambar 7. Uji Biuret Larutan Gambar 8. Uji Biuret Larutan


Casein Casein
(Dok. Kelompok 2, 2018) (Dok. Kelompok 2, 2018)

4. Gelatin ++++

Gambar 9. Uji Biuret Larutan Gambar 10. Uji Biuret Larutan


Gelatin Gelatin
(Dok. Kelompok 2, 2018) (Dok. Kelompok 2, 2018)
H. Pembahasan
1. Uji Komposisi Protein
Uji Komposisi Protein digunakan untuk mengetahui unsur-unsur apa
saja yang membangun suatu protein. Pada uji komposisi protein terjadi
perubahan warna pada serbuk albumin dari berwarna putih setelah melalui
pemanasan menjadi hitam. Selain itu, kertas saring yang disimpan dimulut
tabung reaksi yang telah dibasahi oleh Pb-asetat mengalami perubahan warna
dari kertas putih menjadi hitam. Perubahan ini berarti menunjukkan adanya
unsur karbon ( C ) pada protein dalam hal ini adalah albumin. Selain itu, pada
dinding tabung yang kering ditemukan adanya uap air atau berembun yang
menunjukkan bahwa di dalam proses pemanasan protein menghasilkan unsur
hydrogen dan oksigen/air. Kemudian selain ada unsur C,H, dan O dihasilkan
pula bau yang khas dari asap albumin yang terbakar, ternyata bau ini berasal
dari Sulfur banyak mengandung Sulfur juga yang ada di dalam protein
albumin tersebut. Selain unsur-unsur yang telah disebutkan diatas juga
ditemukan adanya unsur N yang ditandai dengan adanya perubahan kertas
lakmus merah menjadi berwarna biru, berarti bahwa protein tersebut bersifat
basa karena adanya lakmus berubah warna menjadi biru karena adanya gugus
amina yang belum stail terlepas dari gugus protein segera berikatan dengan –
OH ataupun uap air di dinding tabung sehingga terbentuk senyawa hidroksida
NH4OH yang bersifat basa sehingga memirukan lakmus merah. Dari hasil uji
komposisi protein ini bahwa di dalam protein albumin dan pada protein lain
pada umumnya tersusun atas unsur C,H,O,N,S,dan P (Hery, 2006).
2. Uji Biuret
Uji Biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada
suatu bahan. Terbentuknya warna ungu pada larutan sampel karena terbentuk
senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida yaitu gugus
peptida ( -CO-NH-). Makin banyak atau makin panjang ikatan peptida dalam
protein maka warna ungu akan makin kuat intensitasnya. Reaksi biuret
merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-) dan
protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena
terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida.
Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida mempengaruhi warna
reaksi ini. Senyawa dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu,
dan tetrapeptida serta peptida kompleks memberikan warna merah.
Biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. Reaksi ini disebut
dengan reaksi biuret, kemungkinan terbentuknya Cu2+ dengan gugus CO dan
–NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Beberapa protein yang
mempunyai gugus –CS-NH-, -CH-NH- dalam molekulnya juga memberikan
tes warna positif dengan biuret.
Hasil uji biuret yang telah dilakukan yaitu gelatin, albumin, pepton, dan
casein memberikan reaksi yang positif berdasarkan urutan protein yang paling
banyak mengandung ikatan peptida, saat melakukan pengujian warna ungu
protein gelatin dan albumin hampir tidak dapat dapat dibedakan intensitasnya,
kemudian karena massa molekul gelatin itu lebih tinggi maka dibandingkan
dengan albumin, ikatan peptida gelatin lebih banyak (Bintang, 2010).

I. Kesimpulan
Dari hasil percobaan uji komposisi protein didapat hasil bahwa protein
mengandung unsur Karbon karena pada saat pemanasan serbuk Albumin berubah
warna menjadi hitam yang merupakan penanda adanya unsur Karbon, selain
karbon protein juga mengandung Hidrogen dan Oksigen karena adanya uap air
dan embun pada dinding tabung reaksi, pada protein juga terdapat unsur Nitrogen
karena adanya perubahan pada kertas lakmus merah menjadi biru, dan protein
juga mengandung unsur Sulfur karena terjadi perubahan warna pada kertas saring
dari putih menjadi hitam mengkilat dan juga berbau khas.
Dari hasil percobaan uji biuret didapat hasil bahwa semua protein yang
diuji mengandung ikatan peptida karena terjadi perubahan warna dari warna
bening menjadi warna ungu, sementara banyaknya kandungan ikatan peptida
pada masing-masing protein dapat dilihat dari kepekatan warnanya, protein yang
memiliki ikatan peptida dari yang paling banyak ke yang paling sedikit adalah
gelatin, albumin, pepton, dan casein.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Abdul. (2013). Pengertian, Fungsi, dan Struktur Protein. [Online]. Diakses dari:
https://www.softilmu.com/2013/07/pengertian-dan-fungsi-protein.html (8 Oktober
2018)
Nurfadillah, Audya. (2014). Laporan Biokimia Asam Amino dan Protein. [Online]. Diakses
dari: http://www.academia.edu/9449007/laporan_biokimia_asam_amino_dan_protein
(8 Oktober 2018)
Panji. (2013). Uji Biuret. [Online]. Diakses dari: https://www.edubio.info/2013/11/uji-
biuret.html (8 Oktober 2018)
Okta, Vina. (2015). Uji Protein (Uji Biuret). [Online]. Diakses dari:
https://vinaoktap2015.wordpress.com/2015/08/03/uji-proteinuji-biuret/ (8 Oktober
2018)
Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Bogor: Erlangga.

Hery,Setya. 2016. Uji Komposisi Protein. Yogyakarta : Unimus

Anda mungkin juga menyukai