Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan uji deteksi lipid

Kelompok 1
Pada uji deteksi lipid digunakan kertas cakram sebagai alat pengujiannya. Awal mula
kertas cakram ini di bagi menjadi 2 sisi, sisi 1 diolesi margarin dan sisi 2 diolesi perisa, lalu
didiamkan hingga kering. Lalu ditaburi Larutan Sudan III dan diratakan dengan spatule.
Warna Sudan yang awalnya merah bata kemudian setelah bereaksi dengan kedua macam
sampel yakni minyak goreng baru dan susu dapat dilihat warnanya. Pada minyak goreng baru
warnanya menjadi berubah lebih muda dan cerah, sedangkan pada susu warnanya tetap, maka
dapat dikatakan lipid dalam pada minyak goreng baru dapat terdeteksi sedangkan pada susu
didapati tak terdeteksinya lipid.
Kelompok 2
Berdasarkan hasil uji deteksi lipid, hasil yang positif kandungan lipid akan membuat
jejak seperti basah pada kertas cakram dan ketika sudan III ditambahkan akan membuat
warna sudan III menjadi lebih terang dibandingkan sebelumnya. Pewarna Sudan III
merupakan lysochrome (pewarna lipid) yang memiliki struktur mirip dengan azobenzene.
Sudan III akan bereaksi dengan lipid dan membentuk kompleks warna merah menyala bila di
dalam sampel positif terdapat adanya kandungan lipid (Anjani dan Ilmi M, 2018: 108).
Perubahan warna yang lebih menyala pada deteksi ini disebabkan karena sudan III bersifat
larut dalam lipid. Semakin menyala warna dari perubahan reaksi ini menandakan bahwa
semakin banyak kandungan lipid pada suatu bahan uji. Pada pengujian deteksi lipid ini,
sampel minyak jelantah menunjukkan reaksi positif mengandung lipid sedangkan sampel teh
menunjukkan hasil negatif kandungan lipid.
Kelompok 3
Pada percobaan pertama, yaitu uji deteksi lipid dibutuhkan kertas cakram sebagai
media untuk mendeteksi keadaan lipid pada bahan pangan.Setelah diolesi minyak zaitun dan
air kelapa yang sudah mengering, keduanya ditambahi dengan serbuk sudan III sebanyak 2
ketuk, setelah diamati terjadi perubahan warna pada olesan bahan 1 atau minyak zaitun,
warna asal reagen sudan III yaitu merah bata, pada minyak zaitun berubah menjadi merah
cerah atau orange, hal ini menandakan bahwa pada bahan uji 1 (minyak zaitun) terdapat
kandungan lipid di dalamnya.Sedangkan, pada uji bahan 2 yaitu air kelapa, tidak terdapt
perubahan warna, hal ini menandakan bahwa pada air kelapa tidak terdapat lipid. Menurut
(Sen, 2015), zat makanan yang mengandung lemak dapat dideteksi dengan menggunakan
larutan sudan III 0,5% dalam alkohol. Larutan sudan III larut dalamlemak dan akan
menimbulkan warna merah pada larutan bahan makanan yangdiuji dengan larutan tersebut,
dalam alkohol akan memberikan warna merah padadinding sel yang mengandung suberin
atau lilin, karena suberin dan lilin larutdalam alkohol seperti Sudan III.
Kelompok 4
Untuk menguji bahwa dalam kandungan makanan mengandung lemak atau tidak
membutuhkan bantuan kertas minyak atau kertas cakram serta bantuan larutan Sudan. Pada
saat bahan makanan ditempelkan pada kertas minyak, jika ia mengandung lemak, maka ia
akan berwarna transparan atau tembus pandang. Larutan sudan yang digunakan berfungsi
sebagai indikator dimana ia dapat menunjukkan bahwa suatu makanan mengandung lemak
atau tidak (secara kualitatif). Lapisan berwarna merah pada permukaan larutan minyak akan
menunjukkan adanya kandungan lemak dalam bahan makanan. (Sukmawaty, E., 2015). Pada
uji deteksi lipid kali ini digunakan kertas cakram sebagai alat pengujiannya. Awal mula
kertas cakram ini di bagi menjadi 2 sisi, sisi 1 diolesi margarin dan sisi 2 diolesi perisa, lalu
didiamkan hingga kering. Lalu ditaburi Larutan Sudan III dan diratakan dengan spatule.
Warna Sudan yang awalnya merah bata kemudian setelah bereaksi dengan kedua macam
sampel yakni margarin dan perisa dapat dilihat warnanya berubah menjadi lebih muda dan
cerah, maka dapat dikatakan lipid dalam kedua sampel tersebut terdeteksi.  Dapat dikatakan
pada uji ini margarin dan perisa didalamnya mengandung lipid.

Kelompok 5
Pada percobaan kali ini melakukan uji kualitatif lipid. Melakukan percobaan untuk
mendeteksi lipid, uji kelarutan lipid dan uji ketidakjenuhan lipid. Sempel yang
digunakan ,yaiut larutan kopi dan minyak kelapa. Pada percobaan pertama yaitu uji
mendeteksi lipid pada larutan kopi dan minyak kelapa menggunakan kertas cakram dan
menggunakan regen sudan IV. Pada hasil percobaan pada minyak kelapa menghasilkan
warna merah cerah dan tembus pandang, sedangkan pada larutan kopi menghasilkan warna
merah tua dan tidak tembus pandang. Regen sudan IV ini digunakan untuk mendeteksi
minyak (Wahidah, dkk. 2018: 5). Larutan sudan digunakan berfungsi sebagai indikator
dimana ia dapat menunjukan bahwa suatu makanan mengandung lemak atau tidak (secara
kualitatif). Lapisan berwarna merah pada permukaan larutan minyak akan menunjukan
adanya kendungan lemak dalam bahan makanan dan jika mengandung lemak maka akan
berwarna transparan atau tembus pandang (Hidayanto, 2017: 7). Berdasarakan pernyataan
Hidayanto pada hasil percobaan minyak kelapa terdapat lipid sedangkan pada larutan kopi
tidak terdapat lipid.

Kelompok 6
Berdasarkan data hasil pengamatan, uji kualitatif lipid pada bahan uji mayonnaise
menunjukan hasil positif ketika diuji deteksi lipid menggunakan larutan sudan III, ditunjukan
dengan adanya perubahan warna menjadi merah terang yang sebelumnya merah gelap.
Sedangkan pada bahan uji kecap menunjukan hasil yang negative yang ditunjukan dengan
tidak adanya perubahan warna dari larutan sudan III yakni tetap merah gelap.

Kelompok 7
Berdasarkan hasil percobaan mengenai uji kualitatif lipid pada bahan yang diuji, yaitu
susu full cream dan ale-ale. Pertama, uji deteksi lipid pada ale-ale didapati tidak terjadi
perubahan warna atau tidak terdapat lipid, sedangkan pada susu full cream terjadi perubahan
warna yang lebih terang atau terdapat lipid di dalamnya. Menurut pendapat (Hartati, 2017)
disebutkan bahwa bahan uji yang berubah warna menjadi oren atau merah setelah ditetesi
larutan sudan maka ia positif mengandung lipid.

Daftar Pustaka

Anjani dan Ilmi M. 2018. Penapisan Isolat Khamir Oleaginous dari Nektar Bunga dan Madu
Hutan. Jurnal Mikologi Indonesia. Vol 2(2): 99-111
Hartati, S.2017. Penuntun Praktikum Biokimia. Bandung: Prodi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati.
Hidayanto, A. P. (2017). Biokimia. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Sen, dkk. (2015). Sudan Dyes As Lipid Soluble Aryl-Azo Naphthols For Microbial Staining.
Journal Of Pharmaceutical And Medical Research,Vol 2 (3), 417-425.
Sukmawaty, E., (2015). Petunjuk Praktikum Biokimia. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Wahidah, B. F. (2018). Botani Dasar. Makassar: Universitas Islam Negri Alauddin
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai