Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

BUAH

OLEH:

YUSRIAH NASRAH YUSUF


(01.18.001)

JURUSAN GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALEWANGANG
MAROS
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat
dan pertolongan-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan ini, Sholawat serta salam
senantiasa kita haturkan kepada suri tauladan kita Nabi  Muhammad SAW yang
selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. 
Laporan ini saya buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan
pemahaman mengenai buah dengan harapan agar  bisa lebih memperdalam
pengetahuan tentang buah.Laporan ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata
survey konsumsi pangan.
Dengan segala keterbatasan  yang ada, saya telah berusaha dengan segala
daya dan upaya guna menyelesaikan laporan ini. Saya menyadari bahwasanya laporan
ini jauh dari  kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik  dan  saran
yang  membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan Laporan ini. Atas
kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih yang  sebanyak-banyaknya

Pangkep, 11 juli 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ..............................................................................................2
1.3 Manfaat .............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pisang 17
B. Jeruk 18
C. Jambu bol putih 20
D. Buah naga 22
E. Pepaya 23
F. Melon 25
G. Salak 27
H. Apel 28
I. Manga 30
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................33
B. Saran ...............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................34

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Buah adalah orang pada organ pada tumbuhan berbungan yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium).Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji.Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas dari kaitanya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.Buah seringkali memiliki
nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena didalamnya
disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan mulai,dari karbohidrat,
protein ,lemak,vitamin.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa buah-buahan mengandung banyak manfaat
bagi tubuh. Dengan begitu banyak kayanya tanah di Indonesia,ragam dari buah-
buahan yang juga bisa begitu banyak dijumpai dan dijadikan pilihan untuk
menunjang kesehatan tubuh.Para ahli nutrisi pun setuju dengan mengkonsumsi buah
secara rutin setiap harinya.
Manfaat yang dihasilkan buah-buahan dikarenakan adanya kandungan zat yang
baik dalam tubuh-buahan itu sendiri. Zat yang terkandung didalamnya tiap jenis
bauh-buahan memiliki jumlah serta kadar yang berbeda-beda.Tiap buah tersebut
memiliki karakteristik dan tingkat kemantangan yang beragam sehingga membuat
kandungan zat yang terdapat didalamnya juga berbeda-beda. Beberapa zat dan bahan
yang terkandung dalamnya selain kandungan vitamin C diantaranya adalah total
asam.
Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan
sebagai suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia.Adanya vitamin
C,mempengaruhi keasamaan dalam suatu buah.Kandungan zat-zat tesebut dianggap
dapat mempengaruhi sifat fisik secara kimia secara keseluruhan sehingga dapat
mempengaruhi mutudari buah-buahan itu juga.

1
B. Tujuan
Praktikum ini bertujaun untuk mengatahui sifat buah (baik warna,aroma dan
penamapakan umum buah )dan untuk mengetahui berat yang dapat dimakan.
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui sifat fisik buah (warna, aroma dan penampakan umum
buah)
2. Dapat mengetahui bagaimana prosedur penimbangan bahan makanan yang
tepat
3. Dapat mengetahui berat yang dapat dimakan dan yang tidak dapat
dimakan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pisang
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah,
batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan suku
Musaceae termasuk tanaman yang besar memanjang. Tanaman pisang sangat
menyukai sekali pada daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih
didataran rendah. Ditemui pula di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia,
Indonesia serta termasuk pulau Papua, Australia Topika, Afrika Tropi. Pisang dapat
berubah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun.
Umumnya, kebanyakan orang memakan buah pisang saja dan kulitnya akan dibuang
begitu saja. Menurut Suhartono (2011), menyebutkan bahwa pisang kepok (Musa
acuminate L.) merupakan produk yang cukup baik dalam pengembangan sumber
pangan lokal karena pisang tumbuh di sembarang tempat sehingga produksi buahnya
selalu tersedia, kulit buah kuning kemerahan dengan bintik- bintik coklat. Berikut
adalah klasifikasi dari buah pisang kepok (Musa acuminate L.):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub.divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotylae
Bangsa : Musales
Suku : Musaceae
Marga : Musa
Jenis : Musa paradisiacal
Berbagai jenis pisang yang ditanam di Indonesia, antara lain : pisang kepok,
pisang ambon, pisang tanduk, pisang raja, pisang ijo, pisang puri ayu, pisang kuning,
pisang susu, pisang mas, pisang cavendish dll. sebagai bahan pangan biasanya pisang
disajikan dalam bentuk segar sebagai buah-buahan (Winarti, 2010).

3
Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan
energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya
mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor dan kalsium, juga mengandung
vitamin B, B6 dan C serta serotonin yang aktif sebagai neutransmitter dalam
kelancaran fungsi otak. Nilai energi pisang rata-rata 136 kalori untuk setiap 100 g.
Bila dibandingkan dengan jenis makanan lainnya, mineral pisang khususnya besi
dapat seluruhnya diserap oleh tubuh. Kandungan kimia pisang muli dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi pisang muli per 100 gram
Kandungan Gizi Nilai
Karbohidrat (%) 25,60
Kalori (kal) 99,00
Vitamin A (SI) 61,80
Vitamin C (mg) 4,00
Air (%) 72,10
Sumber : Prabawati et al. (2008).
Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional,
pada tahun 2010 produksi pisang di Lampung sebanyak 677,781 ton (BPS, 2010).
Produksi pisang di Provinsi Lampung tahun 2012 di perkirakan dapat mencapai
720.000 ton dengan kapasitas 130 ton pisang per hari (Saputra, 2012). Pisang 7 muli
mirip dengan pisang Emas, perbedaannya terletak pada ujung buahnya, pisang muli
memiliki ujung buah lancip, sedangkan pisang Emas ujung buahnya tumpul. Setiap
tandan terdiri dari 6-8 sisir dengan setiap sisir terdiri dari 18-20 buah. Berat setiap
sisir adalah ± 940 g, berat setiap buah 50 g, Panjang buah 9 cm dan diameter buah 3-4
cm, warna kulit buah kuning dan warna daging buah putih kemerahan, rasanya manis
dan aromanya harum, pisang muli disajikan sebagai buah segar. Pisang ini memiliki
umur panen 80-100 hari dengan ciri siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir
bulat (Menegristek, 2010). Kelemahan jenis pisang ini adalah jari pisang mudah
rontok dari sisirnya. Tias (2011), melaporkan pola laju respirasi buah pisang ‘Muli’

4
tanpa perlakuan kitosan yaitu sekitar 89,11 mg CO2/kg/jam pada 3 hari simpan.
Pisang muli selain di konsumsi sebagai buah meja, dapat diolah menjadi sari buah,
dodol, sale, dan tepung pisang (Prabawati et al.,2008).
Pisang memiliki kandungan pektin sebesar 0,94% (Baker, 1997). Pektin
merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air dan membentuk cairan
kental (jelly) yang disebut mucilage atau mucilagines. Pektin berkaitan erat dengan
tejadinya kerenyahan karena dapat membentuk ikatan menyilang antara ion divalen
kalsium dengan polimer senyawa pektin yang bermuatan negatif pada gugus karbonil
asam galakturonat, Bila ikatan menyilang ini terjadi dalam jumlah yang cukup besar,
maka akan terjadi jaringan molekul yang melebar dan adanya jaringan tersebut akan
mengurangi daya larut senyawa pektin dan semakin kokoh dari pengaruh mekanis
(Be miller dan Huber, 2007).
B. Jeruk
Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman tahunan berasal dari Asia, terutama Cina.
Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik
sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di pekarangan (Pracaya, 2009). Buah
jeruk merupakan buah yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan. Jeruk
(Citrus sp.) dapat dijumpai dalam setiap musim sebab tanaman jeruk termasuk mudah
dan cocok di berbagai kondisi iklim, dapat ditanam dimana saja, baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi (Jumiana, 2013).
Secara umum, buah jeruk terdiri dari bagian daging buah dan kulit. Bagian
daging buah yang dapat dimakan disebut dengan endokarp. Endokarp terdiri atas
segmen-segmen yang disebut carpel atau locule. Di dalam segmen-segmen tersebut
terdapat kantung-kantung sari buah yang berdinding tipis. Endokarp dikelilingi oleh
bagian jeruk yang dinamakan kulit. Kulit buah jeruk terdiri dari flavedo dan albedo.
Flavedo merupakan bagian kulit luar yang terletak di bagian bawah lapisan epidermis
dan mengandung kromoplas dan kantung minyak, sedangkan kulit bagian dalam yang
disebut albedo merupakan lapisan jaringan busa. Bagian tengah buah jeruk disebut

5
dengan core atau central plasenta yang berbatasan dengan biji yang terdapat di dalam
segmen (Ting dan Attaway, 1971).
Komponen utama dari total padatan terlarut sari buah jeruk adalah gula yang
mencapai 75 – 85 %. Jenis gula yang terpenting adalah 2 monosakarida, yaitu D-
glukosa dan D-fruktosa, serta disakarida sukrosa dengan perbandingan jumlah D-
glukosa : D-fruktosa : sukrosa yaitu 1:1:2. Setiap 100 ml sari buah jeruk siam
mengandung 1.02 – 1.24 g glukosa, 1.49 – 1.58 g fruktosa, 2.19 – 4.90 g sukrosa
dengan total gula berkisar antara 4.93 – 7.57 gram. Kandungan gula meningkat
dengan semakin matangnya buah dan sebanding dengan berkurangnya cadangan pati
(Ting dan Attaway, 1971).
C. Jambu bol putih
Jambu bol (Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry) merupakan tanaman
buah tahunan kerabat jambu-jambuan. Buah jambu bol memiliki tekstur daging yang
lebih lembut dan lebih padat dibandingkan dengan jambu-jambuan lainnya. Pada saat
buah jambu bol masih muda warna kulit buahnya merah cerah dan pada saat matang
warna tersebut akan menjadi merah yang sangat pekat mendekati hitam. Buah jambu
bol ini memiliki ukuran jumbo, dan rasa yang manis. Jambu bol sudah sejak lama
ditanam luas di Semenanjung Malaya, Sumatra dan Jawa karena manfaatnya. Jambu
bol banyak mengandung beberapa zat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh.
Diantaranya serat, Kalium, Fosfor, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin C, Tiamin,
Riboflavin, asam askorbat, dan Niacin. Kini jambu bol sudah banyak ditanam di
berbagai negara tropis, termasuk di negara Karibia (Admin, 2012).
Jambu ini merupakan salah satu jenis jambu yang biji yang terdapat di indonesia,
buahnya tumbuh pada musimnya. dalam setahun sekali, pohonnya meninggi dengan
daun-daunya yang besar. Sekarang ini jambu susu ini sudah mulai agak langka. dan
sudah jarang di temukan di daerah kami yaitu di Aceh. Paling terdapat di kampung-
kampung yang di tanam di perkarangan rumah. 
Kalau Di Aceh menamakan buah jambu ini dengan "Boh jambee Somprong".
orang-orang pada umumnya ada yang menyebutnya dengan jambu susu atau jambu

6
biji susu ada juga yang menyebutnya dengan jambu gembos. nama ilmiahnya saya
kurang tahu dan asal tumbuhan ini.
Buah jambu ini memiliki bentuk bulat dengan agak lonjong dan meruncing ke
pangkalnya, kulit daging buahnya tebal dan bila masih muda kalau di makan rasanya
asam dengan warnanya putih, bila sudah tua warna buahnya agak kuning dengan rasa
asam kemanisan dan baunya harum

D. Buah naga
Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok
tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah
satunya di Indonesia. Menurut Winarsih (2007) klasifikasi lengkap dari buah naga
adalah sebagai berikut :
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Caryophyllales
Famili :Cactaceae
Genus :Hylocereus
Species :Hylocereus undatus, Hylocereus polyrhizus, Hylocereus costaricensis,
Selenicereus megalanthus.
Menurutt Kristanto (2003) buah naga memiliki 4 jenis yang sudah
dibudidayakan di Indonesia yaitu :
1. Hylocereus undatus yang lebih populer dengan sebutan white pitaya adalah
buah naga yang kulitnya berwarna merah dan daging buahnya berwarna putih.
2. Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan Australia
memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging buah berwarna merah
keunguan.

7
3. Hylocereus costaricensis sepintas buah naga ini mirip dengan Hylocereus
polyrhizus, namun warna daging buahnya lebih merah, itulah sebabnya nama
buah ini disebut buah naga super merah.
4. Selenicereus megalanthus memiliki penampilan berbeda dibanding jenis
anggota Genus Hylocereus, karena kulit buahnya berwarna kuning dan tanpa
sisik.
Buah naga berbentuk bulat lonjong seperti nanas yang memiliki sirip warna
kulitnya merah jambu dihiasi sulur atau sisik seperti naga. Buah ini termasuk dalam
keluarga kaktus, yang batangnya berbentuk segitiga dan tumbuh memanjat. Batang
tanaman ini mempunyai duri pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti terompet
putih bersih, terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning (Anon., 2008).
Buah naga tergolong buah yang dibudidayakan karena bentuk dan warnanya
yang menarik. Buah naga dikonsumsi dalam bentuk buah segar, karena kandungan air
buah ini sangat tinggi, sehingga dapat menghilangkan dahaga (Winarsih, 2007)
Buah naga merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat karena
memiliki khasiat dan manfaat serta nilai gizi cukup tinggi. Bagian dari buah naga 30-
35% merupakan kulit buah namun seringkali hanya dibuang sebagai sampah
(Nazzarudin et al., 2011). Menurut Herawati (2013) terdapat kandungan betasianin
sebesar 186,90 mg/100g berat kering dan aktivitas aktioksidan sebesar 53,71% dalam
kulit buah naga merah tersebut. Kulit buah naga merah juga mengandung zat warna
alami antosianin. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna
merah berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif
pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan (Citramukti, 2008). Buah
naga merah berwarna menarik, semakin merah warnanya semakin banyak kandungan
betakarotennya. Buah naga merah segar tidak dapat disimpan lama, karena memiliki
kadar air tinggi yaitu 90% dan umur simpan 7-10 hari, sehingga diperlukan
pengolahan lanjutan agar dapat mempertahankan kandungan gizi dan memperpanjang
masa simpan (Markakis, 1982).

8
Buah naga merah mengandung zat bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh
diantaranya antioksidan (dalam bentuk asam askorbat, betakaroten, dan antosianin),
dan serat pangan dalam bentuk pektin. Buah naga merah mengandung beberapa
mineral seperti kalsium, phosfor, dan besi. Vitamin yang terdapat di dalam buah naga
merah yaitu vitamin C (Pratomo, 2008). Kandungan gizi dalam 100 g buah naga
merah dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Gizi Buah Naga Merah per 100 g
Komponen Satuan Jumlah
Kadar Gula % briks 13 - 18
Air % 90,20
Karbohidrat g 11,5
Protein g 0,53
Asam g 0,139
Serat g 0,71
Fosfor mg 8,7
Magnesium mg 60,4
Kalsium mg 134,5
Vitamin C mg 9,4
Sumber : Kristanto (2003)
E. Pepaya
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan
Amerika Selatan, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia
sekitar tahun 1930-an khususnya di kawasan Pulau Jawa (Warisno, 2003).
Kedudukan taksonomi tanaman pepaya menurut Suprapti (2005) adalah Kerajaan
Plantae; Divisi Spermatophyta; Kelas Angiospermae; Bangsa Caricales; Suku
Caricaeae; Marga Carica; dan Jenis Carica papaya L.
Tanaman pepaya termasuk dalam tumbuhan yang dapat tumbuh setahun atau
lebih. Sistem perakarannya memiliki akar tunggang dan akar-akar cabang yang
tumbuh mendatar pada kedalaman 1 meter menyebar ke sekitar 60-150 cm. Tinggi

9
tanaman pepaya dapat mencapai 5 meter atau lebih. Batang tanaman berbentuk bulat
lurus, berbuku-buku dan bagian tengahnya berongga. Daun tanaman pepaya bertulang
menjari dengan permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawah
hijau muda. Buah pepaya bulat sampai lonjong, kulit berwana hijau ketika muda dan
orange apabila sudah tua. Tanaman pepaya memiliki kandungan vitamin dalam 100 g
bagian pepaya sebanyak 0,45 g vitamin A: 0,074 g vitamin C dan kandungan mineral
0,034 g kalsium dan 0,011 g fosfor (Sujiprihati dan Suketi, 2009). Tanaman pepaya
juga mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat baik pada organ daun, buah,
getah, maupun biji.
Tangkai daun tanaman pepaya terletak dekat dengan daun yang menyirip
lima. Bentuk tangkai daun pepaya yaitu panjang, bulat silindris, berongga, panjang
25-100 cm, berwarna putih kekuningan atau kehijauan dan berlubang di 6 bagian
tengahnya. Tangkai daun pepaya tidak mengandung protein, namun keberadaan
lemak dan karbohidrat masih terdeteksi sehingga tangkai daun pepaya dapat
digunakan sebagai bahan makanan. Tangkai daun pepaya mengandung beberapa
senyawa sebagai hasil dari metabolit sekunder yaitu alkaloid, sterol, tanin, flavonoid,
dan glikosida (Verma dan Kausha, 2014).
F. Melon
Dalam dunia tumbuh tumbuhan (Plantae), tanaman melon termasuk ke dalam
keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) sepertinya halnya dengan blewah (Cucumis
melo L.), semangka (Citrullus vulgaris Schard.), mentimun (Cucumis sativus L.),
pare (Momordica charantia L.) dan waluh (Cucurbita moschata). Menurut Wijoyo
(2009) perincian taksonomi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae;
Divisio: Spermatophyta; Kelas: Dicotyledoneae; Ordo: Cucurbitales; Famili:
Cucurbitaceae; Genus: Cucumis; Spesies: Cucumis melo L. Sudjianto dan Krestiani
(2009) menyatakan kandungan zat gizi dalam 100 g dari bagian buah melon yang
dapat dimakan adalah protein 0,6 g, kalsium 17 mg, thiamin 0,045 mg, vitamin A 2,4
IU, vitamin C 30 mg, vitamin B 0,045 mg, vitamin B2 0,065 mg, karbohidrat 6 mg,

10
niasin 1 mg, riboflavin 0,065 mg, zat besi 0,4 mg, nikotianida 0,5 mg, air 93 ml serat
0,4 g dan 23 kalori.
Batang tanaman berbentuk segi lima tumpul, bercabang banyak, berwarna
hijau muda, berbulu halus, serta memiliki ruas-ruas batang sebagai tempat munculnya
tunas dan daun. Batang memiliki alat pemegang (pilin) untuk merambat. Melon juga
memiliki daun yang bewarna hijau, permukaannya bertrikoma, bentuk lebar menjari
dengan lima sudut. Tangkai daun panjang dengan ukuran besar. Daun tersusun
berselang-seling pada ruas-ruas batang. Tanaman melon memiliki bunga jantan,
bunga betina dan hermaprodit. Bunga betina biasanya terletak di ketiak daun pertama
dan kedua pada setiap ruas percabangan, sedangkan bunga jantan terletak secara
berkelompok disetiap ketiak daun (Wijoyo, 2009). Buah melon sangat bervariasi
dalam bentuk, ukuran, rasa, aroma, dan penampilannya tergantung dari setiap
varietasnya. Buah melon dapat dipanen pada umur 65-120 HST tergantung pada
varietasnya. Tanda buah melon sudah tua atau masak adalah jika dipukul-pukul
perlahan bunyinya nyaring. Jumlah biji yang terdapat pada satu buah melon rata-rata
200-600 biji, tergantung besar kecilnya buah. Selain itu pada tanaman melon akarnya
menyebar, tetapi dangkal, akar tunggangnya pendek, akar cabang dan rambut-rambut
akar banyak tumbuh 5 dipermukaan tanah. Ujung akar tanaman melon yang
menembus ke dalam tanah dapat mencapai 45-90 cm, sedangkan akar horizontal
menyebar ke dalam tanah dengan kedalaman ± 20-30 cm (Suparno, 2006). Melon
berdasarkan penampilan kulit buahnya digolongkan menjadi tipe berjaring (netted
melon) dan tipe tidak berjaring (winter melon). Melon tipe berjaring contohnya
adalah varietas Aramis F1, Sky Rocket, Action 434, dan Glamour. Sedangkan melon
tipe tidak berjaring contohnya adalah Super Salmon, Honey Dew dan Honey Word
(Samadi, 1995).
Cahyono (1996) menjelaskan bahwa faktor iklim yang berpengaruh terhadap
produktivitas tanaman melon dalam menghasilkan buah adalah cahaya matahari,
temperatur udara dan curah hujan. Pada kondisi iklim yang tidak sesuai dengan yang
dikhendaki dapat menurunkan produksi tanaman. Tanaman melon memerlukan

11
penyinaran cahaya matahari penuh sepanjang hari, yaitu 10 sampai 12 jam. Tanaman
melon dapat tumbuh baik pada kondisi lingkungan yang cukup panas. Suhu yang
sesuai dalam produksi tanaman melon berkisar antara 20-30 oC. Kelembaban udara
yang sesuai untuk pertumbuhannya berkisar antara 70-80%, dalam kondisi
kelembaban yang tinggi tanaman menjadi rentan terhadap penyakit yang disebabkan
oleh jamur.
Curah hujan yang diperlukan untuk tanaman melon adalah 2.000-3.000
mm/tahun. Apabila diambil rata-rata, curah hujan yang dibutuhkan tiap jam adalah 1
mm. Tanaman melon dapat tumbuh pada kisaran ketinggian 0-2.000 m dpl. Tanaman
melon membutuhkan tanah yang gembur dan subur, serta drainase dan aerasi yang
baik. Sementara itu PH tanah yang ideal untuk tanaman melon adalah 6,0-7,0.
Meskipun demikian, tanaman melon masih toleran pada pH 5,6-7,2 (Redaksi
Agromedia, 2010).
G. Salak
Salak (Salacca edulis)merupakan tanaman buah aslidari Indonesia. Buah ini
tumbuh subur di daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Palmaeyang
diduga dari Pulau Jawa. Ternyata tidak hanya di Indonesia, salak juga dapat tumbuh
dan menyebar di Malaysia,Filipina, Brunei, dan Thailand(Widyastuti, 1996).
Tanaman salak ini tumbuh secara berumpun dan tinggi tanamannya dapat
mencapai 7 m, tetapi rata-rata yang tumbuh tidak lebih dari 4,5 m. Tanaman ini
merupakan tanaman berumah dua yang dapat menghasilkan bunga jantan terpisah
dengan tanaman yang menghasilkan bunga betina. Batang berduri hampir
tidakterlihat karena tertutup oleh pelepah daun yang tumbuh rapat. Dauntersusun
berbentuk roset seperti pedang dengan panjang antara 2,5 –7 m. Bunga jantan dan
bunga betina merupakan bunga majemuk yang masing-masing tersusun dalam bunga
tongkol. Buah tersusun dalam tandan yang masing-masing muncul dari ketiak
daunnya. Buah yang dihasilkan biasanya berbentuk bulat atau bulat telurterbalik
dengan bagian pangkal meruncing. Kulit buah salak ini mempunyai sisik dan tersusun
rapih seperti genteng. Warnabuah salak ini beragam dari kuning sampai hitam. Tiap

12
buahsalak terdiri dari 3 septa daging buah. Rasanya bervariasi, ada yang manis,asam,
sepat atau kombinasi dari ketiganya(Widyastuti, 1996).
Tanaman salak dapat tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia. Akan
tetapi, untukdapat tumbuh dengan produktiftanaman ini membutuhkan lingkungan
yang ideal. Ketinggian tempat yang diinginkan berkisar antara 1 –400 m di atas
permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 200 –400 mm /bulan. Suhu udara harian
daerah antara 20o–30oC dan terkena sinar matahari antara 50 –70% menjadi tempat
yang baik untuk pertumbuhannya. Jenis tanah yang ideal adalah tanah yang gembur,
mengandung bahan organik, dengan air tanah yang dangkal, dan mampu menyimpan
air tetapi tidak mudah tergenang (Widyastuti, 1996).Salak yang sudah mencapai umur
6 –7 bulan umumnya sudah dapat dipanen sejak hari penyerbukan.Buah yang dipetik
pada umur tersebut sudah masak, rasanya manis, beraroma salak dan masir. Cara
pemanenan buah salak biasanya dilakukan dengan memotong tangkai tandannya
menggunakan sabit. Buah salak dalam satu tandan memiliki kematangan yang tidak
seragam, maka dari itu dilakukan petik pilih dari tandannya(Mandiri, 2010).
Buah salak yang sudah matang ditandai dengan sisik yang jarang, warna kulit
buah merah kehitaman atau kuning tua dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit
buah (bagian buah yang meruncing) bila ditekan terasa lunak, warnanya mengkilat
dan mudah terlepas bila dipetik dari tandannya (Mandiri, 2010).
H. Apel
Apel (Malus domestica) merupakan tanaman buah tahunan berasal dari Asia
Barat yang beriklim sub tropis. Apel dapat tumbuh di Indonesia setelah tanaman apel
ini beradaptasi dengan iklim Indonesia, yaitu iklim tropis (Baskara, 2010).
Penanaman apel di Indonesia dimulai sejak tahun 1934 dan berkembang pesat pada
tahun 1960 hingga sekarang. Apel di Indonesia dapat tumbuh dan berbuah baik di
dataran tinggi, khususnya di Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan
(Nongkojajar), Jawa Timur (Fajri, 2011).
Berikut adalah klasifikasi tanaman apel (Malus domestica):
1) Kingdom : Plantae

13
2) Subkingdom : Tracheobionta
3) Superdivisi : Spermatophyta
4) Divisi : Magnoliophyta
5) Kelas : Dicotyledone
6) Subkelas : Rosidae
7) Ordo : Rosales
8) Famili : Rosaceae
9) Genus : Malus
10) Spesies : Malus domestica auct. non Borkh.
Sumber: http://plants.usda.gov/
Varietas apel impor dari spesies (Malus domestica) contohnya Fuji, Red
delicious, Granny smith, Golden Delicious, dan lain-lain, sedangkan contoh varietas
lokal yaitu Rome Beauty, Manalagi, dan Anna (Nafillah, 2015). Buah apel (Malus
domestica) memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk menurunkan kolesterol
dalam darah, penstabil gula darah, penurun tekanan darah, agen anti kanker, dan
untuk program diet (Purwo dan Zubaidi, 2010).
Beberapa senyawa fitokimia yang ada pada buah apel dan berfungsi sebagai
antioksidan adalah golongan flavonoid, tokoferol, senyawa fenolik, kumarin, turunan
asam sinamat, dan asam-asam organik polifungsional. Selain itu, apel mengandung
betakaroten yang berfungsi sebagai provitamin A untuk mencegah serangan radikal
bebas (Susanto dan Setyohadi, 2011). Seiring dengan meningkatnya pengetahuan
masyarakat akan manfaat buah Apel bagi kesehatan merupakan salah satu alasan
tingginya kebutuhan buah Apel di masyarakat (Baskara, 2010).
Kandungan apel berupa zat berguna bagi tubuh manusia diantaranya pektin
(sejenis serat), quersetin (bahan anti kanker dan anti radang) serta vitamin C yang
tinggi merupakan sebagian alasan mengapa ahli gizi sangat menganjurkan masyarakat
untuk mengkonsumsi buah Apel secara teratur. Beberapa persoalan kesehatan seperti
susah buang air besar, obesitas, kolesterol tinggi, arthritis dan lainnya dapat diatasi
dengan terapi buah Apel. Kandungan anti oksidan yang sangat tinggi juga menjadi

14
alasan tingginya konsumsi buah Apel oleh masyarakat sebagai upaya pencegahan
terhadap penyakit dan disfungsi kesehatan tubuh lainnya (Baskara, 2010).. Menurut
Arai et al. (2000) dalam Cempaka et al. (2014), angka kematian penduduk Jepang
yang disebabkan oleh cardiovascular disease jumlahnya relatif rendah karena orang
Jepang sering mengkonsumsi makanan yang mengandung flavonoid dan isoflavon.
I. Mangga
Mangga merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari India. Tanaman
ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.
Jenis mangga yang banyak ditanam di Indonesia diantaranya Mangivera indica L.
yaitu mangga Arumanis, Golek, Gedong, Manalagi dan Cengkir serta Mangifera
foetida yaitu Kemang dan Kweni (Marhijanto dan Wibowo, 1994).
Mangga tergolong kelompok buah “batu” berdaging dan bentuk, ukuran,
warna dan citarasa (aroma-rasa-tekstur) beraneka. Bentuk mangga ada yang bulat
penuh, seperti mangga Gedong dan bulat panjang, seperti mangga Arumanis dan
mangga Manalagi, mangga Arumanis berbentuk bulat pipih, sedang mangga Golek
lonjong (Rismunandar, 1983). Mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu
jenis buah-buahan yang berkeping dua (dikotilen), dengan batang lurus, besar dan
kuat serta akar-akar yang jauh masuk kedalam tanah (Anonim, 2012a).
Susunan buah mangga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu kulit, daging dan
biji. Komposisi buah mangga terdiri dari kulit buah dengan bobot berkisar antara 11-
18%, biji 14-22% serta daging buah yang berkisar antara 60-75% dari berat buah
(Anonim, 2012a).
Buah mangga terdiri atas buah dan biji mangga. Tanaman mangga berbuah
sekitar bulan Agustus sampai Oktober atau pada musim kemarau. Pada musim ini
sangat baik pengaruhnya terhadap proses pembentukan dan pembesaran, sampai
pemasakan buah di pohon. Buah mangga bermacam-macam ada yang bulat penih,
bulat pipih, bulat telur, bulat memanjang atau lonjong, ketebalan kulit bervariasi
yakni berkisar antara 0,3-1,2 mm. Di bawah kulit terdapat daging yang tebalnya kira-
kira antara 1,5-4 cm. Ketebalan daging buah ini diukur dari lapisan tempurung biji

15
luar (Puslitbang, 2004). Buah mangga menggandung beberapa zat gizi yang
bermanfaat untuk perbaikan gizi masyarakat. Daging buah mangga yang berwarna
merah oranye banyak mengandung vitamin A yang sangat dibutuhkan tubuh. Selain
vitamin A, buah mangga juga mengandung vitamin C. Kandungan vitamin C mangga
berkisar antara 6-30 mg/100 g buah (Satuhu, 2000).
Buah mangga merupakan buah musiman sehingga 20% dari buah kini diolah
menjadi beberapa produk seperti puree, minuman, asinan, dikalengkan, chutney,
mangga beku dan produk dehidrasi (rendah air) (Ramteke dan Elipeson, 1997).
Produk-produk tersebut sangat populer terlebih di pasar Amerika Serikat dan negara
Eropa (Abdalla et al., 2007).

16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pisang
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan digital 1,pisau 1,talengan 1,wadah 1,dan piring 1
 Bahan :pisang 100-200 gram
2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna,aroma,penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen terhadap
berat utuh
3. Hasil

17
Berat awal pisang Berat bersih pisang Berat kotor pisang
a. Pengamatan sifat fisik buah

Warna
Bahan Pangan Aroma Bentuk Kekerasan
Kulit Daging
Pisang Kuning Putih Tidak ada Panjang Agak lembek
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)

Sampel Berat bersih Berat kotor % BDD


Pisang 127 gr 37 gr 74,26%
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
127
= x 100%
171
= 74,26%
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah dengan mengamati warna, bentuk,
aroma dan kekerasan didapatkan sifat fisik pisang yaitu warna kulit pisang
berwarna kuning dan warna daging putih, tidak memiliki aroma, berbentuk
panjang dan memiliki kekerasan yang agak lembek.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari pisang yaitu
berat awal pisang 171 gr setelah dipisahkan bagian yang dapat dimakan dan
yang tidak didapat dimakan, maka didapatkan bagian yang dapat dimakan
yaitu 121 gr sedangkan berat yang tidak dapat dimakan 37 gr, jadi % BDD
pisang adalah 74,2%.

18
B. Jeruk
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan 1,pisau 1, talengan 1, wadah 1 dan piring 1
 Bahan :Jeruk 100-200 gram
2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna, aroma, penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen terhadap
berat utuh.
3. Hasil

19
Berat awal jeruk Berat bersih jeruk Berat kotor
a. Pengamatan sifat fisik buah

Warna
Bahan Pangan Aroma Bentuk Kekerasan
Kulit Daging
Bau khas
Jeruk Hijau Orange Bulat Agak lembek
jeruk
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)

Sampel Berat bersih Berat kotor % BDD


Jeruk 154 gr 30 gr 77 %
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
154
= x 100%
200
= 77 %
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah jeruk yaitu warna kulit buah jeruk
berwarna hijau, daging berwarna orange, memiliki bentuk bulat,beraroma bau
khas jeruk dan memiliki kekerasan agak lembek.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari buah jeruk
yaitu berat awal jeruk 200 setelah dipisahkan bagian yang dapat dimakan dan
yang tidak didapat dimakan,didapatkan bagian yang dapat dimakan buah jeruk
yaitu 154 gr sedangkan berat yang tidak dapat dimakan 30 gr, jadi % BDD
jeruk tersebut adalah 77%.
C. Jambu bol putih
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan 1, pisau 1, talengan 1, wadah 1 dan piring 1
 Bahan :Jambu bol putih 100-200 gram
2. Prosedur kerja

20
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna, aroma, penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen
terhadap berat utuh.

21
3. Hasil

Berat awal
a. Pengamatan sifat fisik buah
Warna
Bahan Pangan Aroma Bentuk Kekerasan
Kulit Daging
Jambu putih Putih Putih Tidak ada Lonjong Agak keras
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)

Sampel Berat bersih Berat kotor % BDD


Jambu putih 125 gr 65 gr 62,5 %
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
125
= x 100%
200
= 62,5 %
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah dengan mengamati warna, bentuk,
aroma dan kekerasan didapatkan sifat fisik buah jambu bol putih yaitu warna
kulit putih dan warna daging putih,tidak memiliki aroma, jambu bol putih
berbentuk lonjong dan kekerasan yang keras.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari jambu bol
putih yaitu berat awal jambu putih 200 gr setelah dipisahkan bagian yang dapat
dimakan dan yang tidak didapat dimakan,maka didapatkan bagian yang dapat
dimakan yaitu 125 gr sedangkan berat yang tidak dapat dimakan 73 gr, jadi %
BDD jambu bol putih tersebut adalah 62,5%.

22
D. Buah naga
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan 1,pisau 1,talengan 1,wadah 1,piring 1 dan sendok 1
 Bahan : Buah naga 100-200 gram

2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna, aroma, penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan

b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)


- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen
terhadap berat utuh.

3. Hasil

23
Berat awal buah naga Berat bersih buah naga
Berat kotor buah naga
a. Pengamatan sifat fisik buah

Warna
Bahan Pangan Aroma Bentuk Kekerasan
Kulit Daging
Buah naga Merah Merah Tidak Bulat dan Keras
ada agak lonjong
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)

Sampel Berat bersih Berat kotor % BDD


Buah naga 137 gr 63 gr 68,5 %
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
137
= x 100%
200
= 68,5 %
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah naga yaitu warna kulit berwarna
merah, daging berwarna merah, memiliki bentuk bulat dan agak lonjong dan
buah naga tidak ada aroma dengan kekerasan yang keras.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari buah naga
yaitu berat awal buah naga 200 gr setelah dipisahkan bagian yang dapat
dimakan dan yang tidak dapat dimakan,setelah dilakukan penimbangan
didapatkan bagian yang dapat dimakan yaitu 137 gr sedangkan berat yang tidak
dapat dimakan 63 gr jadi % BDD buah naga adalah 68,5%.

24
E. Pepaya
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan 1, pisau 1, talengan 1, wadah 1, dan piring 1
 Bahan: Pepaya 100-200 gram
2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna,aroma,penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen
terhadap berat utuh.
3. Hasil

B e r a t a w a l
a. Pengamatan sifat fisik buah

Bahan Warna
Aroma Bentuk Kekerasan
Pangan Kulit Daging

25
Pepaya Hijau Orange Tidak ada Lonjong Agak
kekuningan keras
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)

Sampel Berat bersih Berat kotor % BDD


Pepaya 154 gr 37 gr 77%

berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
154
= x 100%
200
= 77 %
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah pepaya yaitu warna kulit
hijau kekuningan, daging berwarna orange, memiliki bentuk bulat dan
agak lonjong dengan aroma tidak ada dan kekerasan yang agak keras.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari buah
pepaya yaitu berat awal buah pepaya 200 gr setelah dipisahkan bagian
yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan,didapatkan bagian
yang dapat dimakan yaitu 154 gr sedangkan berat yang tidak dapat
dimakan yaitu 37 gr jadi % BDD pepaya adalah 77%.
F. Melon
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan 1,pisau 1, talengan 1, wadah 1, dan piring 1
 Bahan: Melon 100-200 gram
2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna, aroma, penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram

26
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen
terhadap berat utuh.
3. Hasil

Berat awal melon


a. Pengamatan sifat fisik buah

Warna
Bahan Pangan Aroma Bentuk Kekerasan
Kulit Daging
Bau Khas
Melon Hijau Orange Bulat Keras
melon
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
Bahan pangan Berat bersih Berat kotor % BDD
Melon 158 gr 27 gr 79%
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
158
= x 100%
200
= 79%

27
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah melon yang didapatkan yaitu
warna kulit buah melon berwarna hijau, daging berwarna agak putih,
memiliki bentuk bulat,beraroma bau khas melon dan kekerasan yang keras.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari buah
melon yaitu berat awal buah melon 200 gr setelah dipisahkan bagian yang
dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan,maka didapatkan bagian yang
dapat dimakan yaitu 158 gr sedangkan berat yang tidak dapat dimakan 27
gr, jadi % BDD buah melon adalah 79%.

G. Salak
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan 1, pisau 1, talengan 1, wadah 1, dan piring 1
 Bahan: Salak 100-200 gram
2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna, aroma, penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen terhadap
berat utuh.
3. Hasil

28
Berat awal salak Berat bersih salak Berat kotor salak
a. Pengamatan sifat fisik buah

Warna
Sampel Aroma Bentuk Kekerasan
Kulit Daging
Kerucut
Kekuning- Tidak
Salak Coklat dengan ujung Keras
kuningan ada
membulat
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
Bahan pangan Berat bersih Berat kotor % BDD
Salak 135 gr 60 gr 67,5%
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
135
= x 100%
200
= 67,5%

4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah salak yang didapatkan yaitu
warna kulit coklat, daging berwarna kuning-kuningan, memiliki bentuk
kerucut dengan ujung bulat,tidak ada aroma dan kekerasan yang keras.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari buah salak
yaitu berat awal buah salak 200 gr setelah dipisahkan bagian yang dapat
dimakan dan yang tidak dapat dimakan,maka didapatkan bagian yang dapat
dimakan buah salak yaitu 135 gr sedangkan berat yang tidak dapat dimakan
60 gr, jadi % BDD buah salak adalah 67,5%.

H. Apel
1. Alat dan bahan
 Alat

29
Timbangan 1, pisau 1, talengan 1, wadah 1, piring 1
 Bahan: Apel 100-200 gram
2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna,aroma,penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen terhadap
berat utuh.

3. Hasil

Bberat awal apel Berat bersih apel berat kotor apel


a. Pengamatan sifat fisik buah
Bahan Warna
Aroma Bentuk Kekerasan
Pangan Kulit Daging
Kepink- Kekuning- Tidak
Apel Bulat Keras
pinknan kuningan ada

30
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
Bahan pangan Berat bersih Berat kotor % BDD
Apel 110 gr 18 gr 82.09%
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
110
= x 100%
134
= 82,09%
4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah apel yang didapatkan yaitu warna
kulit apel kepink-pinknan, daging berwarna kuning-kuningan, memiliki bentuk
bulat,dan beraroma tidak ada dengan kekerasan yang keras.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari buah apel
yaitu berat awal buah salak 134 gr setelah dipisahkan bagian yang dapat
dimakan dan yang tidak dapat dimakan,maka didapatkan bagian yang dapat
dimakan buah apel yaitu 110 gr sedangkan berat yang tidak dapat dimakan 18
gr, jadi % BDD buah apel adalah 82,09%.

I. Mangga
1. Alat dan bahan
 Alat
Timbangan 1,pisau 1,talengan 1,wadah 1,dan piring 1
 Bahan: Mangga 100-200 gram
2. Prosedur kerja
a. Pengamatan sifat fisik buah
- Amati warna, aroma, penampakan umum buah dan tekstur
- Timbang bahan 100-200 gram
- Buah ditekan-tekan dengan jari untuk pengamatan kekerasan
- Catat semua hasil pengamatan

31
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)
- Timbang bahan 100-200 gram dengan timbangan digital
- Pisahkan bagian yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan
- Timbang bagian yang dapat dimakan dan nyatakan dalam persen
terhadap berat utuh.

3. Hasil

Berat awal mangga Berat bersih mangga Berat kotor mangga


a. Pengamatan sifat fisik buah
Bahan Warna
Aroma Bentuk Kekerasan
Pangan Kulit Daging
Agak
Manga Hijau Kehijauan kecut Keras
Bulat
b. Pengamatan berat yang dapat dimakan (BDD)

Sampel Berat bersih Berat kotor % BDD

32
Manga 117 gr 36 gr 72,22%
berat bersih
BDD = x 100%
berat kotor
117
= x 100%
162
= 72,22%

4. Pembahasan
Dari hasil pengamatan sifat fisik buah mangga yang didapatkan yaitu
warna kulit buah mangga hijau, daging berwarna kehijauan, memiliki bentuk
agak bulat dan beraroma kecut dengan kekerasan yang keras.
Berdasarkan hasil pengamatan berat yang dapat dimakan dari buah
mangga yaitu berat awal buah mangga 162 gr setelah dipisahkan bagian yang
dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan,maka didapatkan bagian yang
dapat dimakan buah mangga yaitu 117 gr sedangkan berat yang tidak dapat
dimakan 36 gr, jadi % BDD buah mangga adalah 72,67%.

33
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat yang dihasilkan buah-buahan dikarenakan adanya kandungan zat
yang baik dalam tubuh-buahan itu sendiri. Zat yang terkandung didalamnya tiap
jenis bauh-buahan memiliki jumlah serta kadar yang berbeda-beda.Tiap buah
tersebut memiliki karakteristik dan tingkat kemantangan yang beragam sehingga
membuat kandungan zat yang terdapat didalamnya juga berbeda-beda. Beberapa
zat dan bahan yang terkandung dalamnya selain kandungan vitamin C
diantaranya adalah total asam.

B. Saran
Sebaiknya mengonsumsi buah setiap hari karena buah mengandung banyak
serat dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

34
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7123417/laporan_analisis_buah_buahan_analisis_pangan_
(diakses pada tanggal 13 juli 2020)
http://eprints.polsri.ac.id/1854/3/03.%20BAB%20II.pdf (diakses pada tanggal 13 juli
2020)
http://digilib.unila.ac.id/12266/11/13%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf (diakses
pada tanggal 13 juli 2020)
http://eprints.umm.ac.id/35841/3/jiptummpp-gdl-adisantoso-40859-3-babii.pdf
(diakses pada tanggal 13 juli 2020)
http://eprints.undip.ac.id/62605/3/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA.pdf(diakses pada
tanggal 13 juli 2020)
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1111105044-3-bab%202.pdf(diakses pada
tanggal 13 juli 2020)
http://eprints.undip.ac.id/52976/3/Bab_II.pdf (diakses pada tanggal 13 juli 2020)
http://eprints.umm.ac.id/35355/3/jiptummpp-gdl-rizkanurfi-49079-3-babii.pdf
(diakses pada tanggal 13 juli 2020)
http://digilib.unila.ac.id/1296/8/BAB%20II.pdf (diakses pada tanggal 13 juli)
http://eprints.umm.ac.id/35839/3/jiptummpp-gdl-noorsukmoa-40862-3-babii.pdf
(diakses pada tanggal 13 juli 2020)
https://adoc.tips/jambu-bol-syzygium-malaccense-l-.html (diakses pada tanggal 13
juli 2020)

35
36

Anda mungkin juga menyukai