Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai makanan yang
mengandung protein misalnya ikan pindang. Untuk menguji makanan yang
mengandung protein salah satunya menggunakan uji biuret.
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya
terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu
polimer yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai
asam amino (Purba, 2007). Struktur asam amino secara umum adalah satu
atom C yang mengikat empat gugus : gugus amina (NH2), gugus karboksil
(COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R) atau disebut juga gugus
rantai samping (Katili, Abubakar Sidik. 2009).
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua molekul urea. Uji biuret ini digunakan untuk mengetahui
adanya ikatan peptida pada sampel protein.
Oleh karena itu untuk Mengidentifikasi perubahan warna sampel
makanan setelah diberi biuret dan mengidentifikasi perubahan warna urine
setelah diberi biuret, maka dilakukanlah praktikum ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
percobaan ini adalah :
1. Bagaimana perubahan warna sampel makanan setelah diberi biuret?
2. Bagaimana perubahan warna urine setelah diberi biuret?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka tujuan pada percobaan ini
adalah :
1. Mengidentifikasi perubahan warna sampel makanan setelah diberi biuret.
2. Mengidentifikasi perubahan warna urine setelah diberi biuret.
2

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Protein
Protein meruakan suatu senyawa yang terdiri atas banyak asam amino
yang berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida).
Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan peptida antara asam amino
penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain. Misalnya, ikatan hidrogen
yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH serta ikatan disulfida -S-S-
yang menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein. Ikatan ion
pada protein juga terjadi jika di dalamnya terdapat gugus ion logam dan
ikatan koordinasi, misalnya ikatan koordinasi antara ion Fe3+ dengan
hemoglobin pada darah (Putri, 2017).
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang
mengikatemat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom
hidrogen (H), dan sat gugus sisa (R) atau disebut juga gugus rantai samping
yang membedakan asam amino satu dengan yang lainya asam amino biasanya
diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi
empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam
lemah, basah lemah, hidrofilik jika polar, hidrofobik jika non polar (Katili,
2009)

Gambar 2.1 struktur asam amino


Sumber : http://www.indonesiare.co.id/id/knowledge/detail/198/Protein-
dan-Asam-Amino
Protein banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi
oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara
umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein
sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi
untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang
dibutuhkan tubuh (Rahayuasih, 2012).
B. Uji Biuret
Biuret merupakan suatu senyawa dengan dua ikatan peptida yang
terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Uji biuret ini digunakan untuk
3

mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel protein. Biuret adalah


senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua
mulekul urea. Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang
mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N)
dan merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH2)2). Ion Cu2+
dari preaksi biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu atau violet (Arbianto, 1993). Reaksi ini positif terhadap dua
buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau
dipeptida. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino
bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks
berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan
senyawa berwarna kuning (Sudarmaji, 1989).
4

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Praktikum yang berjudul Uji Protein ini, menggunakan metode
pengamatan, dengan mengamati perubahan warna sampel makanan dan urine
yang diberi biuret.
B. Tempat dan Tanggal
Praktikum yang berjudul Uji Protein ini, dilaksanakan di Laboratorium
Ilmu Pengetahuan Alam, Gedung C12.02.02, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Unesa, hari selasa tanggal 16 April 2019 pukul 07.00
WIB sampai 09.00 WIB
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pipet Tetes 1 buah
b. Tabung Reaksi 6 buah
c. Rak Tabung Reaksi 1 buah
d. Gelas Kimia 50 mL 1 buah
e. Mortar 1 buah
f. Alu 1 buah
g. Gelas Ukur 5 mL 1 buah
2. Bahan
a. Urin 1 mL
b. Biuret 12 mL
c. Kertas Label 6 buah
d. Kacang hijau 2 ml
e. Kembang Kol 2 ml
f. Pindang 2 ml
g. Terasi 2 ml
h. Jambu Biji 2 ml
i. Aquades 50 ml
5

D. Rancangan Percobaan

Gambar 1. Menghaluskan sampel Gambar 2. Sampel yang berada di


dengan mortal alu tabung reaksi
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi

E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan sampel makanan yang akan di uji
2. Menghaluskan makanan menggunakan mortar dan alu dengan
menambahkan sedikit aquades
3. Menuang makanan yang sudah dihaluskan ke gelas ukur sebanyak 1 ml
4. Menuang makanan yang sudah diukur ke tabung reaksi
5. Memasukkan biuret sebanyak 2 ml kedalam gelas ukur
6. Memasukkan biuret ke dalam tabung yang berisi sampel makanan
7. Menggoyang-goyangkan tabung reaksi
8. Mendiamkan beberapa menit
9. Mengamati perubahan warna yang terjadi
6

F. Alur

Larutan Sampel Biuret

 Dimasukkan dalam tabung reaksi dengan volume


biuret 2 mL dan volume sampel 1 mL

Larutan Campuran
 Digoyang-goyangkan tabung reaksi tersebut
 Diamati ada tidaknya perubahan warna

Hasil
7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan data hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Protein
No. Sampel Sebelum Sesudah
1. Kembang Kol Putih Ungu Muda
2. Terasi Coklat Coklat
3. Pindang Coklat Susu Ungu
4. Kacang Hijau Kuning Keruh Coklat
5. Jambu Biji Merah Muda Oranye
6. Urine Kuning Hijau Bening

Berdasarkan data tabel 4.1 diatas dapat diketahui dari keenam sampel
yang diuji menggunakan penambahan biuret sebanyak 2 mL dan larutan
sampel sebanyak 1 mL kemudian didiamkan beberapa menit didapatkan hasil
sebagai berikut. Sampel larutan kembang kol saat sebelum ditambahi biuret
berwarna putih dan keadaan sesudah ditambahi biuret berwarna ungu muda.
Pada sampel larutan terasi, keadaan sampel sebelum diberikan biuret ialah
berwarna coklat dan saat setelah diberi biuret tidak terjadi perubahan warna
yaitu tetap coklat. Lalu pada sampel larutan pindang, saat sebelum diberikan
biuret berwarna coklat susu dan saat sesudah diberikan biuret berubah warna
menjadi ungu. Pada sampel larutan kacang hijau, keadaan sebelum ditambahi
biuret ialah berwarna kuning keruh dan keadaan sesudah ditambahi biuret
berubah menjadi coklat. Kemudian pada sampel jambu biji, saat sebelum
diberi biuret berwarna merah muda dan sesudah diberi biuret berubah warna
menjadi oranye. Pada sampel urine, keadaan sebelum diberikan biuret ialah
berwarna kuning dan saat sesudah diberikan biuret terjadi perubahan warna
menjadi hijau bening.

B. Pembahasan
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein,
8

karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan
peptida membentuk protein. Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi
dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret
ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya
persenyawaan antara Cu2+ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida
dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang
berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida
(sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna merah muda.
Pada sampel pertama yaitu larutan kembang kol didapatkan hasil
perubahan warna yang awalnya ialah putih menjadi ungu muda setelah
diberikan biuret. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sampel kembang
kol tersebut positif mengandung protein walaupun sedikit. Hal ini
dikarenakan sampel tersebut sedikit mengandung protein sehingga saat diberi
biuret mengalami perubahan warna ungu yang muda tidak pekat.
Pada sampel kedua yaitu larutan terasi diperoleh hasil tidak terjadi
perubahan warna atau tetap yaitu berwarna coklat. Dari hasil tersebut
dikarenakan terasi yang digunakan mengandung protein dalam hal ini ialah
udang yang sangat sedikit sehingga saat ditambah biuret tidak terlalu terjadi
perubahan warna yang signifikan atau terlalu jauh dari awalnya.
Pada sampel ketiga yaitu larutan pindang didapatkan hasil perubahan
warna yang awalnya coklat susu menjadi ungu. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa sampel positif mengandung protein yang tinggi. Hal ini
dikarenakan dalam sampel tersebut mengandung protein yang tinggi dalam
hal ini ialah ikan sehingga saat diberi biuret akan mengalami perubahan
warna yang signifikan menjadi ungu.
Pada sampel keempat yaitu larutan kacang hijau didapatkan hasil
perubahan warna yang awalnya berwarna kuning keruh menjadi coklat . Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa sampel tersebut negatif mengandung
protein. Hal ini dikarenakan dala sampel ini tidak mengandung protein
sehingga tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu melainkan coklat.
Pada sampel kelima yaitu larutan jambu biji didapatkan hasil perubahan
warna dari merah muda menjadi oranye. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa sampel tersebut negatif mengandung protein. Hal ini dikarenakan
9

dalam jambu biji tidak mengandung protein sehingga tidak terjadi perubahan
warna menjadi ungu melainkan berwarna oranye.
Pada sampel keenam yaitu urine diperoleh hasil perubahan warna yang
berawal dari kuning menjadi hijau bening. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa urine negatif mengandung protein atau tidak mengandung protein. Hal
ini dikarenakan dalam urine tidak terdapat asam amino ataupun protein
sehingga tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu melainkan hijau
bening.
10

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwa :
1. Sampel makanan setelah ditetesi biuret yang mengandung protein akan
berubah warna menjadi ungu. Hal ini disebabkan persenyawaan yang
terdapat pada biuret berikatan dengan rantai panjang asam amino pada
sampel makanan. Ketika sampel makanan setelah ditetesi biuret tidak
berubah warna menjadi ungu, hal tersebut dikarenakan sampel makanan
hanya sedikit mengandung protein.
2. Urine setelah ditetesi biuret tidak berubah warna menjadi ungu
melainkan menjadi warna hijau. Hal ini disebabkan karena sampel urine
yang di uji tidak terindikasi adanya protein.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah saat membuat sampel, pastikan sampel
yang dibuat benar-benar halus dan encer, agar memudahkan dalam
memasukkan sampel ke dalam gelas ukur dan tabung reaksi. Praktikan harus
lebih teliti dalam mengidentifikasi perubahan warna sampel makanan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Arbianto, Purwo. 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung (ID): ITB Pr


Katili, Abubakar, Sidik. 2009. Struktur dan Fungsi Protein kolagen. Pelangi Ilmu.
Vol.2. hal 22. No 5.
Poedjiadi, Ana dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia : Edisi
Revisi. Bandung : UIP (UI-Press).
Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Putri, Marisa. 2017. Pengertian Protein, Sifat Protein, Uji Protein. (Online)
https://m.utakatikotak.com/kongkow/detail/6266/PENGERTIAN-
PROTEIN-SIFAT-PROTEIN-UJI-PROTEIN. Diakses pada tanggal 20
April 2019 pukul 22.00 WIB.
Rahayuasih. 2012. Uji Protein. (Online) https://www.google.com/amp/s/
rahayuasih.com/2012/02/22/uji-protein/amp/. Diakses pada tanggal 11
April 2019 pukul 22.30 WIB.
Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
Liberty.
12

DOKUMENTASI

Gambar 1. Alat dan Gambar 2. Gambar 3. Menuang


bahan Menghaluskan sampel sampel kedalam
makanan tabung reaksi

Gambar 4. Sampel dan urin


yang telah ditetesi biuret

Anda mungkin juga menyukai