Anda di halaman 1dari 17

Tanggal Praktikum : 03 April 2020 Asisten I : Wida Silfia

Tanggal Penyerahan : 09 April 2020 Asisten II : Yuli Sumiati

PROTEIN

Kelompok 2

DeTri Salisanti / 19543001


Nida Ainun Mardiah / 19542007
Rika Ayu Andini / 19543028
Alman Diaudin Fariz / 19543020
Khaerunnisa Lastri K / 19543015

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
2020
A. Tujuan:
 Mempelalari beberapa reaksi uji terhadap protein melalui uji biuret, uji xantoprotein
dan uji belerang.
 Mengetahui adanya kandungan protein.
 Mengidentifikasi adanya asam amino di dalam protein.

B. Dasar Teori
Sebagian besar ilmu kimia organisme hidup menyangkut-golongan senyawa utama, yaitu:
karbohidrat, lipida, mineral, asam nukleat dan protein. Protein menentukan kebanyakan
sifat-sifat yang ditemukan dalam kehidupan. Protein memiliki berbagai fungsi biologis
yang berbeds-beda, yaitu katalis enzim, transport dan penyimpanan, fungsi mekanik,
pergerakan, pelindung dan proses informasi.

Protein utama merupakan makro molekul yang paling berlimpah di dalam sel dan
menyusul lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein
merupakan instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat
ribuan gen didalam inti sel. Masing-masing mencirikan suatu sifat nyata dari organisme,
didalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda. Masing-masing membawa fungsi
spesifik yang dibentuk oleh gen yang sesuai. Protein bukan hanya merupakan
makromolekul yang berlimpah. Tetapi juga amat bervariasi. Protein adalah suatu zat dalam
susunan kimianya mengandung unsur-unsur oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen dan
kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur dan posfor

Asam amino merupakan satuan penyusun protein. Berdasarkan rumus bangunnya asam
amino dapat dipandang sebagai turunan karboksilat yang salah satu hidrogennya diganti
oleh gugus amino (-NH3). Protein dapat dipecah kembali menjadi asam amino, yaitu
dengan memakai asam, basa, ataupun hidrolisis dengan enzim. Asam amino tergolong
amfoter yaitu dapat bereaksi dengan asam atau basa

Pemeriksaan protein umumnya berdasarkan reaksiwarna. Reaksi ini adalah reaksi-reaksi


khas protein yang berdasarkan ikatan peptide maupun adanya sifat-sifat tertentu dari asam
amino yang dikandungnya. Beberapa reaksi-reaksi khusus protein yaitu:
1. Uji Xantoprotein
Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna kuning dan reaksi negatif
menghasilkan warna selain warna kuning.
2. Uji Biuret
Reaksi ini umumnya untuk peptide dan protein, termasuk diantaranya hasil hidrolisis
protein seperti metaprotein, protease, pepton, polipeptida, kecuali asam amino. Reaksi
positif terjadi dengan adanya warna ungu atau merah muda akibat terjadinya senyawa
antara Cu dan N dari air. Bila ikatan peptide panjang warnanya ungu, dan sebaliknya
bila ikatan peptidenya pendek, maka warnanya merah muda.

3. Pada Uji Belerang


Reaksi ini untuk menentukan ada atau tidaknya kandungan belerang di dalam sebuah
larutan. Reaksi positif membentuk warna coklat tua.

C. Alat dan Bahan


Alat yang diguanakan pada praktikum:
a. Alat pembakar spirtus.
b. Kaki tiga.
c. Kasa asbes.
d. Beaker glass.
e. Pipet tetes.
f. Rak dan tabung reaksi.

Bahan yang diperlukan pada praktikum:

a. Larutan NaOH10%
b. Larutan CuSO4 0,1M
c. Larutan HNO3 pekat
d. Larutan CH3COOH
e. Larutan Pb asetat
D. Cara Kerja

a. Uji Xanthoprotein

Diambil 1 mL susu dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Panaskan air di dalam beaker glass pada alat pembakar spirtus.

Ditambahkan beberapa tetes asam nitrat pekat dan natrium hidroksida


10% ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan susu.

Dimasukkan ke dalam air yang telah dipanaskan di dalam beaker glass pada
alat pembakar spirtus.

Dipanaskan selama 10 menit dan diamati perubahan warna yang terjadi.

Warna pada larutan berubah menjadi kuning.

b. Uji Biuret

Diambil 1 mL susu dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Ditambahkan 3 tetes larutan tembaga sulfat 0,1 M dan 1 mL natrium


hidroksida 10%.

Diamati perubahan warna yang


terjadi.

Terjadi perubahan warna ungu pada larutan.


c. Uji Belerang

Diambil 1 mL susu dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 10 tetes natrium hidroksida 10%.

Tabung reaksi ditutup dengan kertas saring dan dimasukkan ke


dalam beaker glass yang berisi air.

Kemudian dipanaskan pada pembakar spirtus selama 10 menit.

Didinginkan, setelah dingin ditambahkan 2 mL larutan asam asetat.

Diamati perubahan warna yang terjadi.

Terjadi perubahan warna menjadi cokelat tua pada larutan.

E. Data Hasil Pengamatan


No Uji Analisis Perubahan Warna Hasil Kandungan Protein
1. Uji Xanthoprotein Putih-Kuning Mengandung protein
2. Uji Biuret Putih-Ungu Mengandung protein
3. Uji Belerang Putih-Coklat tua Mengandung protein
F. Pembahasan
 Uji Xanthoprotein
Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk
menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil). Reaksi positif pada uji xantoprotein
adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning. Di dalam percobaan uji
xanthoprotein ini menggunakan larutan asam nitrat pekat (HNO 3) pekat dan larutan
natrium hidroksida (NaOH) 10%. Fungsi penambahan pereaksi HNO3 pekat adalah
agar terjadi nitrasi pada inti benzena yang terdapat dalam molekul protein sehingga
terjadi endapan putih yang berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi Nitrasi
adalah reaksi substitusi atom H pada gugus benzena oleh gugus nitro (NO2) dan
Senyawa yang terbentuk memiliki nama nitrobenzene. Sedangkan fungsi penambahan
NaOH 10% adalah untuk mempertegas warna kuning jingga setelah pemanasan. Selain
itu di dalam percobaan ini pula dilakukan proses pemanasan selama 10 menit, dengan
tujuan untuk membuat protein mengalami denaturasi atau kerusakan, sehingga
diharapkan molekul protein yang terdiri dari banyak polipeptida dapat terputus menjadi
molekul-molekul penyusunnya yang lebih kecil, sehingga hal ini diharapkan dapat
mempercepat reaksi.

Suatu protein terbentuk dari beberapa asam amino. Sifat asam amino berbeda dengan
asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam amino aromatik yang terkandung
di dalam susu terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut organik. Demikian pula amina pada umumnya tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik. Oleh adanya gugus –COOH dan gugus –NH3 asam
amino dalam larutan dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan
negatif atau ion amfoter. Keadaan ini sangat tergantung pada pH larutan. Apabila
larutan asam amino dalam air ditambah dengan basa, maka asam amino akan terdapat
dalam bentuk I karena konsentrasi ion OH- yang tinggi mampu mengikat ion-ion H+
yang terdapat pada gugus –NH3+. Sebaliknya apabila ditambahkan asam ke dalam
larutan asam amino, maka konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan ion
–COO-, sehingga terbentuk gugus -COOH. Dengan demikian asam amino terdapat
dalam bentuk II. Dimana asam amino aromatik adalah jenis asam amino yang terdiri
atas beberapa atom karbon yang umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik. Sampel yang menngadung gugus asam amino aromatik yang terdapat
dalam protein untuk mensintesa peptida gugus karboksil dari asam amino sebelumnya
diaktifkan dahulu. Metode yang biasa digunakan pada kimia organik adalah sistem
asam klorida. Senyawa asam amino dan HNO3 menghasilkan endapan protein yang
berwarna kuning lalu senyawa tersebut direaksikan dengan Hg2+.

Dari percobaan uji xanthoprotein, didapatkan hasil bahwa sampel susu mengandung
protein dan asam amino aromatik. Hal ini ditandai dengan terbentuknya endapan
berwarna kuning setelah dipanaskan. Reaksi ini sesuai dengan dasar teori yang
menyatakan bahwa reaksi positif uji xanthoprein ditandai dengan terbentuknya warna
kuning pada sampel yang diuji karena terjadi suatu reaksi nitrasi pada inti benzena.

 Uji Biuret
Pada percobaan kedua dilakukan uji biuret, dimana dalam percobaan ini masih
menggunakan sampel susu. Dalam percobaan ini kami menggunakan reagen biuret.
Dimana reagen ini didapatkan dengan mereaksikan larutan NaOH 10% dan CuSO4.
Adapun tujuan dari uji biuret ini adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya ikatan
peptide pada suatu protein. Dimana reaksi positif pada uji biuret ini ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi ungu.

Dalam percobaan ini, ketika larutan sampel susu ditambah dengan larutan NaOH 10%,
larutan menjadi sedikit lebih kental. Hal ini dikarenakan adanya ikatan peptida dalam
susu yang menandakan adanya protein. Setelah ditambahkan CuSO4, larutan susu yang
sebelumnya berwarna putih kemudian berubah menjadi warna ungu. Hal ini terjadi
karena warna ungu yang terbentuk berasal dari kompleks koordinasi antara Cu2+
dengan gugus amida karboksil dari ikatan peptida dalam larutan basa. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel susu tersebut positif terhadap uji biuret.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan, larutan susu memiliki warna ungu.
Hal ini sesuai dengan dasar teori yang ada dimana sampel yang mengalami perubahan
warna menjadi ungu, berarti larutan tersebut memliki ikatan peptide yang menandakan
bahwa larutan tersebutmengandung protein.
 Uji Belerang
Pada percobaan terakhir kami melakukan uji belerang pada protein deengan sampel
susu. Uji belerang dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam bahan/sampel yang
diuji terdapat asam amino sistein atau metionin atau tidak. Sistein dan metionin
merupakan asam amino yang mengandung S pada molekulnya. Reaksi Pb-asetat
dengan asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna cokelat tua. Dalam
percobaan ini, kami menggunakan larutan NaOH 10% dan asam asetat (CH 3COOH).
Penambahan NaOH dalam percobaan ini ialah untuk mendenaturasi protein sehingga
ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat dan membentuk
garam PbS serta untuk mengubah sulfur organik menjadi anorganik serta untuk
mengoksidasi larutan. Sedangkan Fungsi penambahan CH3COOH adalah untuk
menetralkan larutan yang bersifat basa. Selain itu, di dalam percobaan ini juga
dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk memepercepat reaksi. Sedangkan fungsi
kertas saring yang ditetesi Pb asetat adalah untuk memberikan ion Pb2+ yang akan
mengindikasi adanya sulfur di dalam sampel.

Uji belerang ini memberikan hasil positif terhadap protein yang mengandung asam
amino yang memiliki gugus belerang seperti sistein, sistin dan metionin. Hal ini sesuai
dengan dasar teori yang ditandai dengan terbentuknya warna cokelat tua pada sampel
susu setelah dipanaskan dan ditambahkan dengan larutan asam nitrat. Warna kuning
kehitaman itu terjadi karena adanya reaksi diantara Pb2+ dengan asam amino yang
terdapat di dalam protein pada susu.
G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari percobaan yang telah dilaksanakan dengan
beberapa uji, yaitu uji xanthoprotein, uji biuret dan uji belerang dapat disimpulkan
bahwa:
 Pada Uji xanthoprotein, menunjukkan bahwa susu mengandung protein dan
asam amino aromatik yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna
kuning setelah dipanaskan.
 Pada Uji biuret, terlihat bahwa susu mengandung protein dengan menunjukkan
adanya ikatan peptida yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu pada
larutan
 Pada Uji belerang, menunjukkan bahwa susu mengandung asam amino yang
didalam nya memiliki gugus belerang yaitu sitein, sistin, dan metionin. Yang
ditandai dengan terbentuknya warna cokelat tua pada larutan.
DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/TGzqCta_wjI diakses pada 02 April 2020 jam 10.50
https://www.academia.edu/29435496/Laporan_Praktikum_Biokimia_PROTEIN diakses
pada 02 April 2020 jam 11.36
https://www.academia.edu/11460032/LAPORAN_PROTEIN_1_Uji_Millon_Uji
_Hopkins_Cole_Uji_Ninhidrin_Uji_Belerang_Uji_Xanthoproteat_Uji_Biuret_ diakses
pada 02 April 2020 jam 12.18
https://biochmsblog.wordpress.com/2015/12/02/Laporan-praktikum-biokimia-kelompok-
1-1/ diakses pada 02 April 2020 jam 12.32
https://www.slideshare.net/ernaliarosita/uji-xantoprotein-61533748 diakses pada 02 April
2020 jam 19.51
https://www.academia.edu/10811372/Laporan_Praktikum_Biokimia_1_Uji_Biuret_
diakses pada 02 April 2020 jam 20.48
https://www.academia.edu/17535839/Laporan_Kimia_Organik_-_Protein diakses pada 02
April 2020 jam 21.51
LAMPIRAN

Lembar Data Keselamatan Bahan MSDS HNO3


MSDS
(Material Safety Data Sheet)

1. Identifikasi
 Nama bahan : Nitric Acid
 Nama dagang : Asam Nitrat
 Nama pabrik pembuat : PT. Kaltim Nitrate Indonesia
 Alamat pabrik : Jl. Ammonia Kav 79, Bontang Utara 75313
 Telepon : 0548-3040000*

2. Informasi senyawa/zat dan komposisinya


 Nama bahan : Nitric Acid
 Rumus kimia : HNO3
 CAS No. : CAS# 7697-37-2
 Resiko bahaya : 70%
3. Bahaya
 Deskripsi Bahaya:
 Bening, Cairan tidak berwarna atau kekuningan tajam, bau menyengat.
 Hidroskopis, tidak membakar.
 Selama kebakaran, asam nitrat terurai dengan pelepasan gas nitrogen oksida
korosif, wadah tertutup dapat menghasilkan tekanan pada eksposur yang lama
untuk panas.
 Oksidator kuat.
 Kontak dengan bahan yang mudah terbakar dan mudah teroksidasi dapat
menyebabkan kebakaran dan atau ledakan.
 Sangat reaktif.
 Dapat bereaksi keras atau eksplosif dan atau terbakar secara spontan terhadap bahan
kimia organik dan anorganik.
 Sangat mudah terbakar gas hidrogen terhadap banyak logam, terutama dalam
bentuk pekat.
 Menghasilkan panas bila dicampur dengan air.
 Asam nitrat menimbulkan bahaya yang sangat serius jika terhirup.
 Gejala-gejala pemaparan termasuk kekeringan hidung dan tenggorokan, batuk,
nyeri dada, sesak napas dan kesulitan pernapasan.
 Penyebab cedera efek paru tertunda.
 Korosif terhadap mata, kulit dan saluran pernapasan.
 Menyebabkan luka bakar parah.
 Dapat menyebabkan cedera permanen atau kebutaan dan jaringan parut permanen.

 Potensi Efek Kesehatan:


 Efek paparan akut: Mungkin fatal jika terkonsumsi, inhalasi atau penyerapan kulit
dan korosif.
 Kontak mata: Menyebabkan luka bakar parah pada mata dan kehilangan
penglihatan. Dapat menyebabkan kerusakan permanen.
 Kontak kulit: Dapat menyebabkan iritasi kulit yang parah. Menyebabkan luka
bakar pada kulit. Dapat menyebabkan kerusakan lebih dalam, menembus borok
pada kulit.
 Tertelan: Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan
perforasi pada saluran pencernaan. Terbakar pada mulut, faring dan sistem
gastrointestinal. Muntah, mual, diare, nyeri perut, kerusakan ginjal dan kematian.
 Inhalasi: Mungkin fatal bila terhirup. Efek mungkin tertunda. Dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernapasan dengan rasa sakit terbakar di hidung dan
tenggorokan, batuk, mengi,sesak napas dan edema paru. Pneumonitis kimia,
bronchitis, dan kematian.
 Efek kronis paparan: pengulangan inhalasi dapatenyebabkan bronkhitis kronis.
Paparan berulang dapat menyebabkan erosi gigi, lesi pada kulit, iritasi bronkus,
batuk, pneumonia dan kerusakan paru-paru. Untuk pengetahuan kita toksisitas
kronis zat ini belum diteliti sepenuhnya.
4. Tindakan Pertolongan Pertama
 Bila terinhalasi : Tempatkan pasien dari paparan udara segar segera. Jika tidal bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan penanganan
medis. Hubungi dokter.
 Bila kontak dengan kulit : Segera basuh kulit dengan banyak air, air sedikitnya 20
menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Memcuci pakaian sebelum
digunakan kembali. Dapatkan penanganan medis. Hubungi dokter.
 Bila kontak dengan mata : Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 30
meni, memegang kelopak mata untuk memastikan pembilasan seluruh permukaan.
Dapatlan penanganan medis. Jangan biarkan korban untuk menggosok atau
membiarkan mata tertutup.
 Instruksi kepada dokter : Perlakukan berdasarkan gejala dan dimotivasi.

5. Tindakan Bila Terjadi Kebakaran


 Informasi umum : Jika ada api, pakai alat penekanan pernapasan, MSHA/NIOSH
(disetujui atau setara), dan penuh pelindung gigi. Kontak dengan bahan yang mjdah
terbakar dapat menyebabkan kebakaran. Gunakan semprotan air untul mengendalikan
api hingga padam. Substansi adalah non-mudah terbakar.
 Bahaya kebakaran atau ledakan khusus: Oksidator kontribusi bahan untuk pembakaran
bahan lainnya. Memancarkan asap beracun pada kondisi berapi. Kontak dengan bahan
lain dapat menyebabkan kebakaran dan atau ledakan.
 Media pemadam: Zat adalah non-mudah terbakar, menggunakan agen yang paling
tepat untuk emmadamkan api sekitarnya. Semprotan air.
 Auto-ignition suhu: N/ap.
 Titik nyala: Tidak ada.
 NFPA Rating: Kesehatan 4; Mudah terbakar 0; Instabilitas 1; Bahan oksidator lainnya.
 Batas ledakan: Bawah: Tidak tersedia, Atas: Tidak tersedia.

6. Tindak Penanganan Tumpahan/Bocoran


 Informasi umum: Gunakan alat pelindung diri yang tepat.
 Tumapahan/Kebocoran: Menyerap tumpahan dengan bahan inert (misalnya; pasir
kering atau bumi), kemudian letakkan ke dalam wadah limbah kimia. Menetralisir
tumpahan dengan natrium bikarbonat. Sebuah penekan busa dapat digunakan untuk
mengurangi uap. Langkah yang harus diambil dalam materi perkara dilepaskan atau
tumpah. Pakai alat bantu pernapasan mandiri, sepatu karet dan sarung tangan karet.
Tambahkan kapur. Campur hati-hati dengan air untuk membentuk tempat lembab
dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Ventilasi di area dan mencuci lokasi
tumpahan setelah bahan pick-up selesai.

7. Alat Pelindung Dan Kontrol Paparan


 Teknik kontrol: Gunakan pembuangan umum yang memadai atau lokal untuk menjaga
konsentrasi udara di bawah batas paparan.
 Alat-alat pelindung:
 Mata: Pakailah kacamata pelindung yang sesuai atau kacamata keamanan bahan
kimia seperti peraturan yang dijelaskan oleh peraturan perlindungan mata dan
wajah OSHA di 29 CFR 1.910,133. Memakai pelindung wajah.
 Kulit: Pakailah sarung tangan nroprene pelindung yang tepat untuk mencegah
paparan kulit. Memakai PVC tahan asam atau jaket neoprene, celana dan sepatu
yang cukup untuk melindungi kulit.
 Pakaian: Kenakan pakaian pelindung yang tepat untuk mencegah paparan kulit.
Perlindungan pernapasan. Kenakan sesuai OSHA/MSHA yang disetujui respirator
catridge kimia. Peraturan ditemukan di 29CFR 1.910,134. Jika lebih dari TLV,
tidak menghirup uap. Pakai alat bantu pernapasan SCBA. Selalau menggunakan
respirator NIOSH digunakan saat perlu.
 Ventilasi: Gunakan hanya di lemari asam kimia, ventilasi yang baik untuk
mempertahankan uap/debu di bawal TLV.
 Alat pelindung lainnya membuat bath mata dan penyemprot darurat yang tersedia.
8. Sifat Fisika Kimia
 Bentuk: Cairan.
 Penampilan: Bening sampai kuning.
 Bau: Bau yang kuat- bau yang tajam.
 pH: 1,0 (0,1 M larutan).
 Tekanan uap: Sebagian tekanan: pada 20oC
 Kepadatan uap: 2.17 (udara=1) (dihitung).
 Tingkat penguapan: Tidak ada informasi yang tersedia.
 Viskositas: Tidak ada informasi yang tersedia.
 Titik didih: 120,5oC (248,9oF).
 Pembekuan/titik cair: -41oC (-42oF).
 Dekomposisi suhu: Tidak ada jnformasi yang tersedia.
 Kelarutan: Larut dalam semua proporsi.
 Spesifik gravity/Density: 1.41g/cm³: 1.42 g/cm³.
 Rumus molekul: HNO3.
 Berat molekul: 63,0119.

9. Stabilitas Dan Reaktivitas
 Stabilitas kimia: Terurai ketika kontk dengan udara, cahaya afau bahan organik.
 Kondisi yang dihindari: Suhu tinggi, bahan yang tidak kompatibel, kelembaban,
mengurangi agen.
 Tidak kompatibel dengan bahan lain: Bereaksi dengan lebih dari 150 kombinasi kimia.
Mengacu NFPA Fire Production Protection Panduan untuk bahan spesifik. Bereaksi
eksplosif dengan bahan organik dan mudah terbakar. Pereduksi. Bereaksi dengan
kebanyakan logam untuk mneghasilkan hidrogen. Basa, alkali, aluminium, sianida,
besi, tembaga, karbida, sulfida, alkohol, hidrogen sulfida, terpentin. Panas. Amina.
 Penguraian produk: Nitrogen oksida.
 Polimerisasi berbahaya: Tidak akan terjadi. Belum dilaporkan.
 Produk reaksi(s): Bereaksi dengan air untuk menghasilkan panas, dan beracun, gas
oksida nitrogen korosif.
10. Informasi Toksikologi
 Toksisitas Akut: Parah luka bakar pada kulit, mata, saluran pernapasan, saluran
pencernaan, luka bakar dalam jaringan dan borok, kebutaan.
 Toksisitas Terhadap Manusia: Dermatitis, kerusakan mata atau kebutaan.
 Karsinogenik: Tidak terdapat sebagai karsinogen.
 Epidemiologi: Tidak ada informasi yang tersedia.
 Teratogebisitas: Efek pada bayi baru lahir: biokimia dan metabolik
 Fetotoxicity: Kerdil janin.
 Reproduksi: Tidak ada informasi yang tersedia.
 Mutagenesitas: Tidak ada informasi yang tersedia.
 Neurotoksisitas: Tidak ada informasi yang tersedia.

11. Data Ekologi


 Ekotoksikologi informasi: Jangan biarkan bahan untuk mencapai air di dalam tanah,
badan air, atau limbah sistem.
 Ekologi: Tidak ada informasi yang tersedia.
 Lingkungan: Tidak ada informasi yang dilaporkan. Fisik: Tidak ada informasi yang
tersedia. Lain tidak ada.
12. Informasi Cara Pembuangan
 Umum: Menuruti semua ketentuan yang berlaku. Hindari run-off.
 Buang secara konsisten dengan peraturan federal, provinsi/negara/wilayah dan lokal.
13. Informasi Transportasi
 Nama pengiriman dan deskripsi: Nitric acid, selain berasap merah dengan tidak lebih
dari 70 per asam nitrat persen.
 Nomor UN: UN2031.
 Kelas: 8.
 Packing grup/Risk kelompok: II.
 Ketentuan khusus:------
 Rail batas: Terlarang kelautan.
 Polutan:------
 Catatan: Informasi ini menggabungkan transportasi berbahaya peraturan barang
SOR/2001-286, efektif April 16, 2008.
14. Penandaan
 Korosif: Menyebabkan kerusakan peralatan laboratorium apabila terkontaminasi
dengan bahan.
 Oksidator: Dapat mengakibatkan kebakaran jika didekatkan dengan api.
15. Informasi Tentang Antidotum
 Tidak ada antidodum untuk keracunan asam nitrat, karena termasuk asam kuat.
16. Informasi Lain
Laporan yang tersedia di sini untuk tujuan informasi saja dan didasarkan pada data
teknis. Seastar Chemicals Inc mempercayai mereka untuk menjadi akurat tetapi tidak
dimaksudkan untuk menjadi semua inklusif. Disebutkan di atas produk ini ditujukan untuk
digunakan hanya oleh orang yang memiliki keterampilan teknis yang diperlukan dan
fasilitas untuk menangani produk kebijaksanaan dan resiko mereka. Karena kondisi dan
cara penggunaan yang di luar kendali kami, (Seastar Chemicals Inc) tidak membuat
jaminan diperjualbelikan atau jaminan tersebut, tersurat maupun tersirat sehubungan
dengan informasi dan kita asumsikan tidak ada kewajiban yang timbul dari produk di atas
atau penggunaannya. Pengguna harus membuat investigasi mereka sendiri untuk
menentukan kesesuaian informasi dan produk untuk tujuan khusus mereka.

Anda mungkin juga menyukai