Oleh:
Nimas Zuhrufana
J210229228
1A
2022
PEMERIKSAAN KANDUNGAN PROTEIN
A. TUJUAN
B. METODE
1. ALAT
Tabung reaksi
Gelas ukur
Alat pemanas
Pipet tetes
Spet suntik
Kain serbet
Handscoon
2. BAHAN
Larutan NaOH
Larutan CuSO4
Larutan HNO3
Larutan H2SO4
Larutan naphtol
Larutan ninhidrin
3. CARA KERJA
•Reaksi Biuret
Masukkan 2 ml larutan protein (susu/telur) ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml NaOH 40% sambil
dikocok, lalu tambah 3 tetes CuSO4. Amati perubahan yang terjadi!
•Reaksi Xanthoprotein
Masukkan 2 ml larutan protein (susu/telur) ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml HNO3 pekat, akan
terbentuk endapan putih. Kemudian panaskan, dan amati perubahan yang terjadi!
Masukkan 2 ml larutan protein (susu/telur) ke dalam tabung reaksi, tambahan 2 ml CH3COOH glacial
lalu dikocok dan tambahkan 3 ml H2SO4 pekat. Amati perubahan yang terjadi!
•Reaksi Molisch
Masukkan 2 ml larutan protein (susu/telur) ke dalam tabung reaksi, tambahkan 2 ml larutan naphtol dan
2 CC H2SO4 pekat. Amati perubahan yang terjadi!
•Reaksi Ninhidrin
Masukkan 2 ml larutan protein (susu/telur) ke dalam tabung reaksi, tambahkan 2 ml larutan ninhidrin
lalu panaskan. Amati perubahan yang terjadi!
C. PEMBAHASAN
Protein adalah suatu bagian terpenting dari protoplasma, sehingga dengan lemak dan zat organic
merupakan pembentuk badan binatang dan manusia. Tanaman kacang- kacangan merupakan sumber
protein dalam tumbuh-tumbuhan. Jenis protein sangat banyak dan semuanya bersifat koloidal hidrofil,
sehingga sukar dimurnikan dan dipisahkan. Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino.
Dengan kata lain protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan.
1. Reaksi Biuret. Larutan protein dibuat alkalis dengan menambahkan NaOH, lalu tambahkan larutan
CuSO4 encer akan timbul warna merah violet atau biru violet. Test ini positif untuk senyawa-senyawa
yang mengandung gugus amida jadi tidak hanya untuk protein.
2. Reaksi Xanthoprotein. Larutan protein bila ditambah dengan HNO3 pekat akan memberikan warna
kuning atau endapan kuning dan jika ditambah basa berubah menjadi jingga. Test ini positif jika inti
Benzena terdapat didalam protein. Test ini spesifik untuk tirosin dan Triptofan.
3. Test Adam Kiewics. Larutan protein yang mengandung Triptofan ditambah asam asetat glasial dan
asam sulfat pekat, terjadi cincin berwarna violet diantara lapisan asam dan air. Test ini menunjukkan
asam glioksilat.
4. Reaksi Molisch. Protein-protein yang mengandung gugus karbohidrat memberikan test molisch.
Larutan protein ditambah sedikit alpha naftol dan diberi asam sulfat pekat, akan timbul cincin yang
berwarna diantara dua lapisan.
5. Test Ninhidrin. Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Protein bila
dipanaskan dengan larutan ninhidrin akan terjadi larutan yang berwarna biru. Prolim dan hidroksiprolin
yang gugus aminonya tersubtitusi memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning.
D. HASIL PRAKTIKUM
Reaksi
Biuret
Reaksi
Xanthopotein
Reaksi
Adam Kiewics
Reaksi
Ninhidrin
Reaksi Molisch
E. KESIMPULAN
Hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada uji Reaksi Biuret larutan protein dengan bahan susu terjadi perubahan warna menjadi ungu
gelap sedangkan larutan protein dengan bahan telur berubah menjadi warna ungu jernih.
2. Pada uji reaksi Xanthoprotein larutan protein dengan bahan susu terjadi perubahan warna kuning
dengan endapan lebih kental, sedangkan larutan protein dengan bahan telur berubah menjadi warna
kuning muda.
3. Pada uji reaksi Adam Kiewics larutan protein dengan bahan susu terjadi perubahan warna menjadi
violet, sedangkan larutan protein dengan bahan telur menjadi berwarna kuning.
4. Pada uji reaksi Molisch larutan protein mengandung gugus karbohidrat karena timbul cincin yang
berwarna ungu diantara dua lapisan
5. Pada uji Ninhidrin larutan protein dengan bahan susu berubah menjadi warna ungu, sedangkan
larutan protein dengan bahan telur terjadi perubahan warna menjadi warna violet.
F. LAMPIRAN
Reaksi Biuret
Reaksi Xanthoprotein
Reaksi Molisch
Reaksi Ninhidrin