Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PROTEIN KASAR : METODE LOWRY

(Laporan Praktikum Analisis Bahan Produk Agroindustri)

Oleh :
NELVA KAMILLA SYAHNAZIA
2110516220017

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS PERTANIAN
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
BANJARBARU
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Istilah protein yang dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia Belanda,
G.J.Mulder pada tahun 1939, yang berasal dari bahasa Yunani "proteios" Proteios
sendiri mempunyai arti yang pertama atau yang paling utama. Protein memegang
peranan yang sangat penting pada organisme, yaitu dalam struktur, fungsi, dan
reproduksi (Sumardjo, 2009).
Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar
antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom
karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur
dan fostor. Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana.
Protein disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan
dalam ikatan peptida. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino,
seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat. Disebut protein kompleks. Secara
biokimiawi, 205 dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas
protein ditentukan oleh jumlah dan jenis asam aminonya (Devi, 2010).
Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan nitrogen (N) yang
terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25. Definisi tersebut berdasarkan
asumsi bahwa rata-rata kandungan N dalam bahan pakan adalah 16 gram per 100
gram protein (NRC, 2001).
Metode Lowry sangat sensitif, tetapi di sisi lain, dua tahap dan
membutuhkan waktu inkubasi minimal sekitar 40 menit. Ini didasarkan pada reaksi
biuret yang mencakup penggunaan reagen FolinCiocalteu untuk pengembangan
warna yang lebih baik. Protein pertama-tama diperlakukan dengan sulfat tembaga
alkali dengan adanya tartrat. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan
penambahan reagen Folin-Ciocalteu. Peningkatan reaksi warna dalam prosedur
Lowry terjadi ketika kompleks tembaga tetradentat mentransfer elektron ke Folin-
Ciocaulteu (kompleks biru asam fosfomolibdat/fosfotungstat). Reduksi reagen
Folin-Ciocalteu diukur sebagai warna biru pada 750 nm. Warna disebabkan oleh
transisi elektronik yang melibatkan elektron valensi lain (Martina et al., 2015).
Metode yang digunakan adalah metode Lowry metode ini berdasarkan
prinsip reaksi antara Cu2+ dengan ikatan peptide dan reduksi asam fosfomolibdat
dan asam fosfotungstat oleh tirosin dan triptofan (merupakan residu protein)
akanmenghasilkan warna biru. Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif
(100 kali) daripada metode Biuret sehingga memerlukan sampel protein yang lebih
sedikit. Batas deteksinya berkisar pada konsentrasi 0,01 mg/mlL. Namun metode
Lowry lebih banyak interferensinya akibat kesensitifannya (Tristianto, 2018).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah, mahasiswa dapat melakukan pengukuran


kadar protein metode Lowry, mahasiswa mengetahui kadar protein dari suatu
bahan.

Prinsip

Kompleks Cu (II)-protein yang terbentuk, dalam suasana alkalis akan


tereduksi menjadi Cu (I). Ion Cu kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteau
(kompleks fosfomolibdat-fosfotungstat atau fosfomolibdotungstat). Kompleks ini
jika bereaksi dengan gugus aromatik (rantai samping asam amino, terutama
triptofan dan tirosin) terkatalis Cu menghasilkan heteropolimolibdenum berwarna
biru. Intensitas warna biru yang terbentuk dapat dideteksi secara kolorimetri.
METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu 16 November 2022 pukul 16.20-
17.00 WITA di Laboratorium Analisis Kimia dan Lingkungan Industri, Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.

Alat dan Bahan


Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, timbangan analitik,
Erlenmeyer, tabung reaksi, Spektrofotometer.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, susu, NaOH 1.6 gram
dalam 400 ml aquades ditambah Na₂CO, 8 gram, CuSO4.5H₂O 0.1 gram dalam 10
ml aquades, Kalium natrium tartrat tetrahidrat 0.1 gram dalam 5 ml aquades, Lowry
B adalah 100 ml (1) + 1 ml (2) + 1 ml (3), Lowry A: Folin-Ciocalteau: Aquades =
1:1, Protein standar (albumin muri) 300 μg/ml.

Prosuder Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


Pembuatan Standar

Siapkan larutan protein dengan konsentrasi 300 µg/ml

A
A

Siapkan larutan protein tersebut dalam tabung reaksi sehingga kadarnya


bertingkat 30 – 300 Hg/ml. Pengencerannya dapat dilihat pada tabel

Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml Lowry B dan biarkan


selama 10 menit

Tambahkan kemudian 1 ml Lowry A dan biarkan selama 20 menit

Bacalah absorbansinya dengan spektrofotometer pada Panjang


gelombang 600 nm

Buatlah kurva standar yang menghubungkan antara konsentrasi protein


standar dengan nilai
absorbansi
Hasil

Persiapan sampel

Sampel susu sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml.

Tambahkan aquades hingga tanda tera.

Ambil sebanyak 5 ml dan sentrifuse pada 11000 rpm selama 10 menit

Ambil supernatan (protein terlarut) sebanyak 0.5 ml, kemudian


tambahkan aquades sebanyak 0.5 ml

Tambahkan reagen Lowry B sebanyak 8 ml, diamkan selama 10 menit


di ruang gelap.

B
B

Tambahkan reagen Lowry A sebanyak 1 ml, gojog dan diamkan selama


20 menit.

Diukur absorbansi pada λ 600 nm dengan spektrofotometer.

Plotkan nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan kurva standar,


hingga didapatkan konsentrasi protein dalam sampel terukur (µg
protein/ml). Untuk mendapatkan kadar protein sampel

Hasil

Perhitungan

berat protein sampel (µg)


Kadar Protein (%) = × faktor pengenceran × 100%
berat sampel (µg)

Faktor pengenceran = 20
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. (2006). Standar Nasional Indonesia (SNI) Susu


Bubuk. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.Devi, N. (2010). Nutrition
and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Martina, V., & Vojtech, K. (2015). A Comparison Of Biuret, Lowry And Bradford
Methods For Measuring The Egg’s Proteins. Mendel Net, 394.
NRC. (2001). Nutrient Requirements of Beef Cattle: Seventh Revised
Edition:Update 2000. National Research Council.
Sumardjo Damin. (2009). Pengantar Kimia. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta. Hal. 161-172.
Tristianto, A. (2018). Penentuan Kadar Protein Dengan Metode Lowry. Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.

Anda mungkin juga menyukai