Oleh :
NELVA KAMILLA SYAHNAZIA
2110516220017
Latar Belakang
Istilah protein yang dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia Belanda,
G.J.Mulder pada tahun 1939, yang berasal dari bahasa Yunani "proteios" Proteios
sendiri mempunyai arti yang pertama atau yang paling utama. Protein memegang
peranan yang sangat penting pada organisme, yaitu dalam struktur, fungsi, dan
reproduksi (Sumardjo, 2009).
Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar
antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom
karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur
dan fostor. Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana.
Protein disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan
dalam ikatan peptida. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino,
seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat. Disebut protein kompleks. Secara
biokimiawi, 205 dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas
protein ditentukan oleh jumlah dan jenis asam aminonya (Devi, 2010).
Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan nitrogen (N) yang
terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25. Definisi tersebut berdasarkan
asumsi bahwa rata-rata kandungan N dalam bahan pakan adalah 16 gram per 100
gram protein (NRC, 2001).
Metode Lowry sangat sensitif, tetapi di sisi lain, dua tahap dan
membutuhkan waktu inkubasi minimal sekitar 40 menit. Ini didasarkan pada reaksi
biuret yang mencakup penggunaan reagen FolinCiocalteu untuk pengembangan
warna yang lebih baik. Protein pertama-tama diperlakukan dengan sulfat tembaga
alkali dengan adanya tartrat. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan
penambahan reagen Folin-Ciocalteu. Peningkatan reaksi warna dalam prosedur
Lowry terjadi ketika kompleks tembaga tetradentat mentransfer elektron ke Folin-
Ciocaulteu (kompleks biru asam fosfomolibdat/fosfotungstat). Reduksi reagen
Folin-Ciocalteu diukur sebagai warna biru pada 750 nm. Warna disebabkan oleh
transisi elektronik yang melibatkan elektron valensi lain (Martina et al., 2015).
Metode yang digunakan adalah metode Lowry metode ini berdasarkan
prinsip reaksi antara Cu2+ dengan ikatan peptide dan reduksi asam fosfomolibdat
dan asam fosfotungstat oleh tirosin dan triptofan (merupakan residu protein)
akanmenghasilkan warna biru. Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif
(100 kali) daripada metode Biuret sehingga memerlukan sampel protein yang lebih
sedikit. Batas deteksinya berkisar pada konsentrasi 0,01 mg/mlL. Namun metode
Lowry lebih banyak interferensinya akibat kesensitifannya (Tristianto, 2018).
Tujuan
Prinsip
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu 16 November 2022 pukul 16.20-
17.00 WITA di Laboratorium Analisis Kimia dan Lingkungan Industri, Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, timbangan analitik,
Erlenmeyer, tabung reaksi, Spektrofotometer.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, susu, NaOH 1.6 gram
dalam 400 ml aquades ditambah Na₂CO, 8 gram, CuSO4.5H₂O 0.1 gram dalam 10
ml aquades, Kalium natrium tartrat tetrahidrat 0.1 gram dalam 5 ml aquades, Lowry
B adalah 100 ml (1) + 1 ml (2) + 1 ml (3), Lowry A: Folin-Ciocalteau: Aquades =
1:1, Protein standar (albumin muri) 300 μg/ml.
Prosuder Kerja
A
A
Persiapan sampel
B
B
Hasil
Perhitungan
Faktor pengenceran = 20
DAFTAR PUSTAKA