Hari/tanggal
Waktu
PJP
Asisten
G84120046
G84120016
G84120078
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
[BSA]
(g/ml)
0
40
80
120
160
200
240
[protein]
(g/ml)
83
2
Rata-rata
0,222
0,082
76
79,5
Contoh perhitungan:
2
= 79.5 g/mL
Cu+ kemudian
akan
mereduksi
phosphomolibdat-phosphotungstat
reagen
Folin-Ciocalteu,
kompleks
menghasilkan heteropoly-molybdenum
blue akibat reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis
Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri
(Lowry 1951). Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali)
daripada metode Biuret sehingga memerlukan sampel protein yang lebih sedikit.
Batas deteksinya berkisar pada konsentrasi 0.01 mg/mL. Namun metode Lowry
lebih banyak interferensinya akibat kesensitifannya (Bintang 2010).
Metode Lowry mengkombinasikan pereaksi biuret dengan pereaksi lain
(Folin-Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine dan tryptophan
dalam protein. Reaksi ini menghasilkan warna kebiruan yang bisa dibaca di antara
500 750 nm, tergantung sensitivitas yang dibutuhkan. Akan muncul puncak
kecil di sekitar 500 nm yang dapat digunakan untuk menentukan protein dengan
konsentrasi tinggi dan sebuah puncak besar disekitar 750 nm yang dapat
percobaan
kurva
standar
menunjukkan
bahwa
semakin
meningkatnya nilai absorbansi maka konsentrasi juga meningkat. Hal ini dapat
dilihat pada gambar grafik. Pengukuran sampel dilakukan dengan dua kali
ulangan dan diperoleh konsentrasi BSA sebesar 83 g/ml untuk nilai absorbansi
0,089 dan 76 g/ml untuk nilai absorbansi 0,082. nilai yan didapat telat sesuai
dengan teori yaitu konsentrasi meningkat seiring meningkatnya nilai absorbansi.
Jika dibandingkan dengan nilai kurva standar, nilai konsentrasi pada sampel jauh
di atas dari konsentrasi BSA pada kurva standar yang menunjukkan nilai
konsentrasi sebesar 40 g/ml dengan nilai absorbansi sekitar 0,097. Hal ini
mungkin disebabkan karena kandungan protein dalam sampel dan BSA yang
berbeda sehingga memberikan nilai yang berbeda.
SIMPULAN
Metode Lowry dapat digunakan untuk mengetahui kadar protein dari suatu
bahan dengan menggunakan spektrofotometri. Metode ini lebih sensitif dari
metode Biuret dan memberikan warna yang berbeda pada setiap jenis protein.
Kadar protein dalam sampel yang diuji sebesar 83 g/ml dan 76 g/ml.
Konsentrasi sampel berbanding lurus dengan nilai absorbansi.
DAFTAR PUSTAKA
Bintang M.2010. Biokimia teknik Penelitian. Jakarta (ID): Erlangga.
Copriady J et al. 2011. Isolasi karakterisasi dan penentuan kadar laktalbumin susu
sapi fries holdstein dengan metode Lowry. Jurnal Nature Indonesia. 13(2):
134-137.
Harr R. 2002. Resensi Ilmu Laboratorium Klinis. Jakarta (ID): Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Hermanto S et al. 2008. Profil protein Escherichia coli hasil inaktivasi iradiasi
gamma sebagai bahan vaksin mastitis. Jurnal Nature Indonesia. 4(2): 53-57.
Kusmiati et al. 2007. Pengaruh penambahan urasil dalam media fermentasi
terhadap hasil -glukan dari dua galur agrobacterium. Makara Sains. 11(2):
68-74.
Lowry et al. 1951. Protein Measurement with the Folin Phenol Reagent. New
York: Kluwer Academic Publishers.
Waterborg J. 2002. The Lowry method for protein quantification from the Protein
protocols handbook. Biomedical and Life Sciences. 1: 7-9.