Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT SUCOFINDO (Persero) CABANG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

oleh Siti Aisyah NIS 08.54.06319

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor 2012

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT SUCOFINDO (Persero) CABANG SAMARINDA

Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor Tahun Ajaran 2011/2012

oleh Siti Aisyah NIS. 08.54.06319

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor 2012

ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN Disetujui dan disahkan oleh:

Disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,

Munawir Gasali, S.Si

Nur Hafsyah H. S. .

Pembimbing III,

Drs. Ahma Yulius Usman NIP.19630120 199003 1 001

Disahkan oleh: Kepala Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor, Manajer Operasional PT SUCOFINDO (Persero) Cabang Samarinda

Dra. Hj. Hadiati Agustine NIP. 19570817 198103 2 002

Adrian E. Jonas NPP.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Praktik Kerja Industri di PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda dapat selesai pada waktunya. Tujuan penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian studi akhir di Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor semester VIII tahun ajaran 2011/2012. Laporan Prakerin dengan judul Penetapan pH, Total Suspended Solid, Logam Mn dan Logam Fe dalam Air Limbah ini disusun berdasarkan kegiatan selama Praktik Kerja Industri di Laboratorium Lingkungan PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda. Ucapan terima kasih penulis yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Dra. Hadiati Agustine selaku Kepala Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor. 2. Bapak Ir. Moh. Teguh Wibisono selaku Kepala PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda. 3. Bapak Ir. Nurul Hidayat selaku Koordinator Laboratorium Lingkungan PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda. 4. Bapak Drs. Ahma Yulius Usman selaku pembimbing dari Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor (SMAKBo). 5. Bapak Munawir Gasali, S.Si dan Ibu Nur Hafsyah H.S. selaku pembimbing teori dan praktik selama kegiatan Prakerin penulis di Laboratorium Lingkungan PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda. 6. Seluruh staf dan karyawan di Laboratorium Lingkungan dan Batubara PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda yang telah membantu penulis selama kegiatan Prakerin : Ka Uchi (Andi Suciani), Ka Singgih (M. Singgih Kurniawan), Ka Ragil (Ragil Andi Rianto), Ka Seni (First Seni Karisa), Ka

ii

Suri (Suariana Lambo), Ka Dirman (Sudirman), Ka Ina (Syamsinar), Ka Iis (Iis Apriyanti), Ka Sri (Srynovianti), Ka Calvin (Calvin Kaisar), Ka Angel (Angelia), Ka Sam (Syamsul Bahri), Ka Jum (Jumriani), Ka Ilham (M. Ilham A), Ka Andi (Andi Achmadi), Ka Herman (Hermansyah), Ka Obert (Robertus), Mas Randik, Ka Rara, Ka Mid, Ka Jane, Mbak Tutik, Gilang (Dea Gilang Khatulistiwa), dan Sonnie (Sonnie G.). 7. Bapak H. Syarif Hidayat, SE dan Ibu Ipah Syarifah, SE, dua orang luar biasa yang telah membesarkan penulis hingga bisa seperti sekarang. 8. 9. Mukti Santoso, rekan seperjuangan penulis selama masa prakerin. Debora Lumban Gaol, Fadlia Mubakkira, Yuliana, dan Suzanna Sari Eryanti, dari SMKN 1 Bontang selaku rekan prakerin. 10. Teman-teman Negatron Chevaliers 54th SMAK Bogor dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu mohon saran dan kritiknya dari semua pihak yang bersangkutan. Akhir kata terima kasih atas bantuan semua pihak, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis dalam menambah pengetahuan tentang peran analis kimia dalam analisis lingkungan dan sektor industri. Bogor , Januari 2012 Penulis,

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 KEGIATAN DI LABORATORIUM .................................................................... 11 A. Tinjauan Pustaka.......................................................................................... 11 1. Tinjauan Umum Air ................................................................................ 11 2. Sumber-Sumber Air ................................................................................ 12 3. Beberapa Sifat Air yang Penting............................................................. 14 4. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan ......................................................... 15 5. Pengendalian Pencemaran Air ................................................................ 17 B. Standar Air Limbah ..................................................................................... 18 C. Instumentasi Alat ......................................................................................... 21 1. pH meter.................................................................................................. 21 2. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) .................................................. 24 D. Metode Analisis ........................................................................................... 31 1. Penetapan pH menggunakan pH meter ................................................... 31 2. Penetapan Total Suspended Solid (TSS) secara Gravimetri ................... 32 3. Penetapan Logam Besi dan Mangan secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) ............................................................................................ 34 PEMBAHASAN ................................................................................................... 37 A. Data Pengamatan ......................................................................................... 37 B. Pembahasan ................................................................................................. 37 1. Penetapan pH .......................................................................................... 38 2. Penetapan TSS ........................................................................................ 39 3. Penetapan kadar Besi dan Mangan ......................................................... 39 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 42 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur organisasi PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda ............................................................. Error! Bookmark not defined. Gambar 2. Struktur organisasi PT SUCOFINDO (Persero) Error! Bookmark not defined. Gambar 3. Air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup ............................. 11 Gambar 4. Skema elektroda pH meter .................................................................. 22 Gambar 5. Elektroda pH meter modern ................................................................ 24 Gambar 6. Transisi elektronik atom natrium ........................................................ 26 Gambar 7. Sampel Air (dari kiri ke kanan: Sampel A, Sampel B, Sampel C, Sampel D, dan Sampel F) ................................................................... 37

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kelimpahan logam Mangan di Bumi ...................................................... 19 Tabel 2. Hasil Analisis Air Limbah ...................................................................... 37

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. pH meter Metrohm. Lampiran 2. SSA Varian AA 240 FS. Lampiran 3. Lampu katoda Besi (kiri) dan Mangan (kanan) untuk SSA. Lampiran 4. Pengukuran logam Fe menggunakan SSA Lampiran 5. Pengukuran logam Mn menggunakan SSA

vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor (SMAKBo) merupakan sebuah sekolah kejuruan yang memiliki program keahlian Kimia Analisis dengan masa pendidikan 4 tahun dan berada di bawah naungan Kementrian Perindustrian. Sebagai sekolah kejuruan, siswa-siswi SMAKBo telah dididik secara cermat dan berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan bermartabat sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan industri baik nasional maupun internasional. Karena sektor industri yang terus berkembang, dewasanya kebutuhan industri akan tenaga analis kimia yang berkualitas dan terampil pun terus meningkat. Akan tetapi, tenaga analis kimia yang terampil tidak bisa dicetak hanya dengan pembelajaran teori ataupun praktikum di sekolah saja, melainkan harus dibekali dengan pengalaman dan gambaran seputar dunia industri yang akan dimasukinya kelak. Oleh karena itu, SMAKBo memprogramkan suatu kegiatan yang diberi nama Praktik Kerja Industri (Prakerin) untuk siswa-siswi tingkat akhir, yaitu kelas 13, pada semester terakhir. Dalam kegiatan ini, siswa-siswi akan dikirim ke berbagai institusi untuk mempelajari peran analis kimia, khususnya di bidang kimia analisis, dalam dunia industri. Dengan dilaksanakannya kegiatan Prakerin ini, siswa-siswi diharapkan mampu untuk mempelajari peran analis kimia di industri dan kegiatan yang berhubungan dengan analisis kimia di laboratorium, seperti proses pengambilan sampel dan proses pengolahan data setelah sampel selesai dianalisis. Peserta Prakerin akan terlibat dalam kegiatan analisis harian laboratorium dengan tujuan akhir pelaporan berupa materi yang dipraktikkan sehari-hari dan bukan merupakan suatu penelitian atau riset seperti pada program diploma atau sarjana. 1

B. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Industri adalah: 1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai bekal kerja yang sesuai denga program studi kimia analisis. 2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam rangka memasuki lapangan kerja. 3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam dunia kerja, antara lain: struktur organisasi, disiplin, lingkungan dan sistem kerja. 4. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan instrument kimia analisis yang lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di sekolah. 5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan pendidikan di Sekolah Menengah Analis Kimia. 6. Memperkenalkan fungsi dan tugas seseorang analis kimia (sebutan bagi lulusan Sekolah Menengah Analis Kimia) kepada lembaga-lembaga penelitian dan perusahaan industri di tempat pelaksanaan Prakerin (sebagai konsumen tenaga analis kimia).

BAB II INSTITUSI PRAKERIN A. Sejarah PT SUCOFINDO (Persero) PT SUCOFINDO (Persero) didirikan pada tahun 1956, merupakan perusahaan patungan antara Negara Republik Indonesia dengan Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS), salah satu perusahaan inspeksi terbesar di dunia yang berpusat di Jenewa, Swiss. PT SUCOFINDO (Persero) adalah perusahaan inspeksi yang pertama di Indonesia. Pengalaman di bidang inspeksi, supervisi, pengkajian dan pengujian menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi nasional terbesar di Indonesia. Keanekaragaman jenis jasa dikemas secara terpadu, didukung tenaga ahli, jaringan kerja yang luas serta kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan PT SUCOFINDO (Persero). Melalui pendekatan manajemen terpadu, PT SUCOFINDO (Persero) bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya dalam menghadapi pasar global. B. Makna, Visi, Misi, dan Nilai PT SUCOFINDO (Persero) 1. Pernyataan Makna Kami adalah mitra independen terpercaya dan berintegritas yang memberikan jasa pemastian untuk kehidupan yang lebih baik. 2. Visi Menjadi perusahaan jasa yang menguntungkan dan paling terpercaya dalam memberikan pemastian di Indonesia dan ASEAN. 3. Misi a. Kami menyediakan layanan yang inovatif, handal, dan berkualitas tinggi dalam bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, dan jasa terkait kepada pelanggan. 3

b. Kami mewujudkan lingkungan kerja yang menantang, apresiatif, dan berlandaskan pengetahuan bagi karyawan. c. Kami menciptakan nilai bagi pemegang saham dan berkontribusi kepada perekonomian dan masyarakat di tempat kami beroperasi. 4. Nilai-nilai PT SUCOFINDO (Persero) a. Fokus Pelanggan, mengerti kebutuhan pelanggan, memberi solusi serta pelayanan terbaik kepada pelanggan. b. Kompeten, mengembangkan sikap individu yang dapat diandalkan dan memiliki kompetensi yang sesuai standar. c. Integritas, mengutamakan kejujuran, transparansi, dan konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. d. Independensi, bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak luar perusahaan. e. Inovasi, selalu melakukan inovasi sesuai kebutuhan atau

kecenderungan pasar dengan memanfaatkan kompetensi dan teknologi, serta melakukan terobosan dalam proses kerja agar menjadi lebih efektif dan efisien. f. Kewirausahaan, selalu menciptakan peluang usaha, jejaring dan berani mengambil risiko dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas dan risiko. g. Kerja Sama, bekerjasama untuk mencapai tujuan Perusahaan melalui sinergi berdasarkan prinsip saling percaya dan berbagi pengetahuan. Disamping mengedepankan tujuh nilai budaya tersebut didalam

mewujudkan perusahaan jasa yang berkelas dunia, PT SUCOFINDO (Persero) menerapkan 5S sebagai disiplin kerja. 5S merupakan singkatan dari: Seiri (Ringkas) Seiton (Rapi) Seiso (Resik) Seiketsu (Rawat) Shitsuke (Rajin)

Serta untuk meningkatkan mutu kerja dan produktivitas PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). C. Jasa-jasa PT SUCOFINDO (Persero) 1. Inspeksi dan Audit PT SUCOFINDO (Persero) menyediakan jasa pemeriksaan kuantitas dan kualitas produk/komoditas pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, makanan, industri, pertambangan, minyak dan gas, serta produk konsumen. Secara umum, berbagai layanan tersebut ditujukan untuk melindungi kepentingan pihak-pihak terkait dan/atau untuk memastikan kepatuhan terhadap standar teknis untuk produk/komoditas perdagangan. Kami juga menyediakan layanan audit untuk memastikan kapasitas dan kemampuan calom pemasok. 2. Pengujian dan Analisis Lebih lanjut tentang kualitas, kami telah memiliki fasilitas pengujian dan analisis lengkap untuk mendapatkan data-data yang akurat terhadap aspek kualitas dan keamanan produk. Laboratorium kami memiliki kapasitas untuk melakukan pengujian kimia, mikroboilogi, kalibrasi, listrik dan elektronika, serta pengujian tekis lainnya. Saat ini kami sedang alam proses mengembangkan kemampuan pengujian dalam teknologi nano. 3. Sertifikasi Layanan sertifikasi kami mencakup sertifikasi sistem manajemen dan sertifikasi produk. Beberapa skema sertifikasi yang tersedia adalah ISO 9000, ISO 14000, OHSAS 18000, SA 8000, HAACP, Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, Chain of Custody dan Legal Source. Sertifikasi produk di antaranya meliputi sertifikasi produk listrik dan elektronika, pupuk dan produk kimia, makanan dan minuman, baja serta komoditas pertanian. 4. Konsultasi Dinamika bisnis saat ini mengharuskan kami untuk meningkatkan peran dalam menyumbang kompetensi dan pengalaman kami dalam 5

bentuk layanan konsultasi sistem manajemen, analisis dampak lingkunga, sistem informasi, kandungan produk lokal, pengembangan wilayah, infrastruktur dan penggunaan lahan. Interaksi kami yang luas dengan pelaku berbagai lini bisnis memungkinkan kami untuk berbagi pengalaman dengan dukungan para pakar yang kami miliki. 5. Pelatihan Layanan pelatihan kami memberikan konstribusi pengetahuan dan kemampuan dalam berbagai aspek bisnis seperti sistem manajemen, termasuk kualitas, kesehatan dan keselamatan kerja, HACCP, dan manajemen keamanan. Selain itu, kami juga menyediakan pelatihn teknis yang mencakup tanggap darurat dan pengoperasian alat berat. Pelatihan ini dirancang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kami memiliki semua fasilitas pelatihan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil maksimal dari program pelatihan kami. D. PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda Laboratorium PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda dapat melakukan analisis sebagai berikut: 1. Batubara Untuk sampel batubara PT SUCOFINDO (Persero) Laboratorium Samarinda dapat melakukan sampling, sampel preparation, sizing, hardgrove grindability index, total moisture, proximate analysis, calorific value, total sulphur, chlorine, nitrogen, phosphorus, relative density, ash analysis, ash fusion temperature, dan form of sulfur. 2. Air dan Minyak Untuk sampel air PT SUCOFINDO (Persero) Laboratorium Samarinda dapat melakukan analisis fisika dan kimia, diantaranya ialah pH, temperature, conductivity, salinity, turbidity, odor, taste, dissolved oxygen, total dissolved solid, total suspended solid, oil and grease content, phenolic compound, color as Pt-Co scale, surfactant as MBAS, alkalinity, chlorine residual, total hardness as CaCO3, total phosphate, silica, hydrazine oxygen, metals, cation, anion, chemical oxygen demand, biological oxygen demand, dan organic matter by KMnO4. 6

3.

Batuan Mineral Untuk sampel batuan gamping, PT SUCOFINDO (Persero) Laboratorium Samarinda dapat melakukan analisis kandungan CaO, Ca(OH)2, MgCO3, Fe2O3, Al2O3, SiO2, dan lain-lain. Kedudukan PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda adalah

membawahi beberapa site di Kalimantan Timur antara lain : a. b. c. d. e. f. g. Operasional Samarinda Site Dondang Site Berau Site Tarakan Site Sesayab, Tarakan Site Sebakis, Tarakan Site Tanah Grogot

E. Struktur Organisasi PT SUCOFINDO (Persero)

Gambar 1. Struktur Organisasi PT SUCOFINDO Cabang Samarinda

Gambar 2. Struktur Organisasi Operasional SBU Mineral PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda

F. Prosedur Penanganan Order PT SUCOFINDO (Persero) Berikut diagram alir proses penanganan order yang diterima, dikerjakan, dan diterbitkan sertifikatnya di lokasi pelayanan operasional.
Operasional Pelanggan Costumer Service Manager Operasi Petugas Pencetakan Sertifikat Administrasi Operasi Catat pada Logbook Penerimaan Rekam data Order Menandatangani Instruksi Pekerjaan Cetak Instruksi Pekerjaan
Pencatatan Order pada Logbook Penerimaan

Fungsi Marine dan Inspeksi Keuangan dan Akuntansi

Analisa dan Preparasi

Terima Order No Lengkapi dokumen Dok Lengkap Yes Pengisian Tanda Terima Sampel Terima Uang Muka Pembayaran Catat pada Logbook Penerimaan Penomoran Order Cetak Order Confirmation (OC)

Menandatangani OC

Distribusi Order Jasa File

Penjadwalan Menyiapkan Petugas

Cetak Surat Tugas

Tanda Tangan Surat Tugas

Briefing Petugas Mengajukan Permintaan Pemakaian Alat


Sampling Cleanlines

Mengajukan Permintaan Transport

Catat pada Logbook Penerimaan


Analisa Laboratorium Mencatat Data Hasil Analisa Membuat Laporan Hasil Analisa (LHA)

Catat pada Logbook Penerimaan Preparasi Distribusi Sampel

Draught Survey: 1. Initial DS 2. Final DS Prov Report of DS dan Constant Certificate


Perbaiki Laporan Benar?

No Umpire Sample

Perbaiki

Yes

LHA

No
Benar? Yes

Rekam data LHA Cetak Preliminary Report


Perbaiki

Catat pada Buku Penerimaan Laporan Rekam No


Draft Benar

Pre Report

No Yes Benar? Tanda Tangan Preliminary

data S/L Cetak Draft Sertifikat Cetak Sertifikat Laporan Laporan Pembubuhan Stempel Distribusi Arsip

Yes Tanda Tangan Sertifikat Laporan

Terima Sertifikat Laporan

Tabel 1. Diagram alir proses penanganan order yang diterima, dikerjakan, dan diterbitkan sertifikatnya di lokasi pelayanan operasional

10

BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM

A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Umum Air

Gambar 3. Air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup

Air adalah zat yang paling berlimpah di bumi. Air menutupi sekitar 75 persen permukaan planet kita, membuat bumi tampak biru dan putih dari ruang angkasa. Jumlah total air di bumi mencapai kirakira satu setengah miliar ton. Sesungguhnya, lebih dari separtuh tubuh kita adalah air : pria yang memiliki bobot 70 kilogram kira-kira terdiri atas 60 persen air; wanita rata-rata memiliki 50 persen air; sedangkan orang gemuk memiliki air lebih sedikit. (Robert L. Wolke, 2003). Air tidak hanya penting untuk kehidupan, melainkan penting juga untuk mengatur struktur dan fungsi lingkungan hidup. Daur air merupakan daur bahan kimia yang paling penting. Daur bahan-bahan lain pada umumnya bergantung pada adanya air sebagai pelarut. Daur air terjadi dalam semua unit ekosfer (hidrosfer, amosfer, dan litosfer) baik dalam bentuk uap air maupun dalam bentuk cairan. Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni. Meningkatnya kebutuhan air sehubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia dan juga sebagai akibat dari peningkatan kebutuhan air untuk rumah tangga, industri, reakreasi, pertanian, perikanan, dan sebagainya (Nur Alimah S., 2010) Menurut Effendi (2003), adapun penggolongan air menurut kegunaannya adalah sebagai berikut: 11

a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan peternakan dan perikanan. d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). 2. Sumber-Sumber Air Air permukaan, air tanah, dan air meteorik a. Air permukaan Merupakan air yang terdiri dari air sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa, dan air gua. 1) Air Danau Danau dapat diklasifikasikan sebagai oligotropik,

eutropik, atau distropik. a) Danau Oligosporik adaah danau yang relatif muda. Danau ini dalam dan berair jernih, kurang mengandung zat hara akibatnya kurang produktif untuk aktifitas biologi. b) Danau Eutropik lebih banyak mengandung zat hara sehingga airnya agak keruh dan dapat menunjang kehidupan air. Danau ini relatif lebih tua dibandingkan danau Oligotropik. c) Danau yang umumnya lebih tua diklasifikasikan sebagai danau Distropik. Danau ini dangkal, dipenuhi dengan tumbuhan air dan biasanya airnya berwarna serta mempunyai pH yang rendah. Ada hubungan antara suhu dengan bobot jenis air. Hubungan khas ini menyebabkan pembentukan lapisan-lapisan yang berbeda dalam badan air, terutama air danau. Selama musim panas lapisan permukaan danau atau epilimnion dipanaskan oleh radiasi matahari, sehingga 12

bobotnya lebih kecil. Lapisan ini mengapung di atas lapisan dasar danau atau hipolimnion. Lapisan diantaranya disebut thermoclyte. Fenomena ini disebut stratifikasi termal. Ketika terjadi perbedaan suhu di antara dua lapisan, air tidak tercampur dan memiliki sifat-sifat kimia dan biologi yang berbeda. Lapisan epilimnion yang mendapat sinar matahari langsung menyebabkan ganggang tumbuh amat subur. Dari hasil fotosintesis, epilimnion mengandung oksigen terlarut yang relatif tinggi dibandingkan dengan lapisan lainnya, pada umumnya bersifat anaerob. Di hipolimnion, bahan organik mudah diuraikan oleh bakteri-bakteri pengurai yang

menyebabkan air di lapisan ini kekurangan oksigen sehingga anaerob. Dengan demikian, jenis-jenis zat kimia di lapisan ini secara dominan terdapat dalam bentuk reduksi. Selama musim dingin suhu epilimnion dan hipolimnion sama, seluruh badan air mempunyai suhu yang tidak berbeda. Hilangnya stratifikasi termal ini menyebabkan badan air mempunyai satu satuan hidrologi dan proses pencampuran yang terjadi dikenal sebagai peristiwa pembalikan (turn-over), sifat-sifat fisika dan kimia badan air lebih seragam. 2) Air Sungai Air sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam alur sungai berupa aliran permukaan, aliran di bawah permukaan, aliran air bawah tanah, dan butir-butir hujan yang langsung jatuh ke dalam alur sungai. 3) Air Gravitasi Air gravitasi di daratan tinggi dapat mengalir jauh di bawah permukaan tanah, bahkan dapat pula berada di bawah lapisan batuan-batuan yang kedap air, di atas lapisan kedap air, air gravitasi dapat menjalar terus ke bawah dan dapat keluar sebagai air terjun di lereng-lereng jurang yang terjal atau di 13

dataran rendah mampu keluar sebagai air yang mencuat setelah diadakan pengeboran. Sumur bor yang didalamnya lebih dari 50 meter disebut artesis, airnya jernih bersih, bebas kuman, dan dapat langsung dimanfaatkan untuk air minum. b. Air tanah 1) Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian tensi air yang terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas. 2) Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air. Akifer (aquifer) adalah suatu lapisan yang mengandung dan mengalirkan air dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : lapisan pasir, batu pasir, batu gamping yang berlubang dan retak-retak. Di dalam alam akifer dijumpai dalam berbagai kedalaman. c. Air Meteorik Merupakan air dari labu ukur di stasiun meteor ataupun air yang ditampung langsung dari air hujan. Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda-beda sesuai dengan kondisi alam serta aktifitas manusia yang ada di sekitarnya. Air tanah dangkal dan air permukaan dapat berkualitas baik apabila sekitarnya tidak tercemar, oleh karenanya sangat bervariasi kualitasnya. Banyak zat terlarut ataupun tersuspensi selama perjalanannya menuju laut. Namun selama perjalanannya pula air dapat membersihkan dirinya sendiri karena adanya sinar ultra violet dari matahari, aliran, serta kemungkinan-kemungkinan terjadi reaksi-reaksi antara zat kimia yang terlarut dan terjadinya pengendapan-pengendapan. 3. Beberapa Sifat Air yang Penting a. Sifat Fisik (Physical Properties) Air di dunia ini didapatkan dari tiga wujudnya yaitu bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai 14

uap air. Bentuk-bentuk tersebut dapat kita jumpai ketika air mengalami perubahan suhu. Kepadatan (density) air seperti halnya wujud, juga tergantung dari suhu dan tekanan barometri. Pada umumnya, densitas meningkat dengan menurunnya suhu sampai tercapai maksimum pada 4oC. Apabila suhu terus diturunkan maka densitas pun akan ikut turun. b. Sifat Kimiawi (Chemical Properties) Air yang bersih mempunyai pH netral, yaitu pH 7, dan oksigen terlarut (dissolved oxygen) jenuh pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut universal karena dapat melarutkan berbagai macam zat dengan sangat baik. Oleh karena itu, keberadaannya di alam tidak pernah terlepas dari kandungan mineral alami yang didapatkan sepanjang aliran badan air. Tidak ada air dari alam yang murni hanya mengandung molekul H2O, ion klorida adalah salah satu kandungan alami yang hampir selalu ada di air. c. Sifat Biologis (Biological Properties) Di dalam perairan selalu didapat kehidupan flora dan fauna, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar. Benda hidup ini berpengaruh terhadap kualitas air. Di dalam lingkungan air terdapat berbagai benda hidup yang khas bagi lingkungan tersebut yang saling memiliki ketergantungan untuk membentuk suatu ekosistem air. 4. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan a. Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan yang dapat meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan masyarakat, contoh: air yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, air irigasi, dan air perikanan. Pengotoran air dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat, seperti pengotor zat kimia yang dapat menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air. 1) Zat-zat pengikat oksigen 15

Zat-zat pengikat oksigen kebanyakan adalah zat kimia organik. Zat-zat kimia organik banyak dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Zat-zat tersebut diuraikan dalam proses metabolisme mikroba sehingga terbentuklah senyawa-senyawa sederhana dan pada akhirnya menjadi zat anorganik dan gas. Reaksi biokimia dapat terjadi karena adanya oksigen terlaut. Zat pengikat oksigen memengaruhi kehidupan air secara tidak langsung karena kematian mata rantai makanan (contoh: ikan) disebabkan oleh transfer oksigen dari udara ke air yang berjalan lebih lambat dari pada penggunaannya dalam proses biokimia, yaitu pada kadar oksigen kurang dari 3 mg/L. 2) Material tersuspensi Material tersuspensi adalah material yang mempunyai ukuran lebih besar dari molekul yang terlarut sehingga material ini dapat mengendap apabila keadaan air cukup tenang dan mengapung apabila cukup ringan. Material tersuspensi mempunyai dampak yang kurang baik terhadap kualitas air karena menyebabkan kekeruhan,

kurangnya cahaya yang masuk ke dalam air, dan pendangkalan untuk jangka waktu yang lebih panjang. 3) Zat kimia penyebab masalah khusus Zat kimia yang tergolong penyebab masalah khusus adalah segala macam zat ataupun gugus organik dan anorganik, semisal fenol. Fenol dalam air dapat bereaksi dengan klor (desinfektan dalam pengolahan air) menjadi klorofenol yang menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak, dan apabila masuk ke dalam tubuh biota air, seperti ikan dan udang, maka akan menyebabkan rasa daging dan bau menjadi kurang enak. b. Pengaruh Langsung Pengaruh langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air karena air berfungsi sebagai penyalur, penyebar 16

penyakit ataupun sebagai sarang insekta penyebab penyakit. Halhal yang dapat langsung memengaruhi kesehatan, yaitu: 1) Zat kimia yang persisten Zat kimia yang tidak dapat diuraikan dalam jangka waktu lama dengan kondisi perairan yang normal disebut sebagai zat persisten. Karena di dalam air tidak terdapat organisme yang dapat menguraikan zat tersebut dan tidak ada jalan alamiah bagi perairan untuk membersihkan diri dari zat tersebut maka akan timbul akumulasi di dalam air maupun di dalam organisme air. 2) Zat Radioaktif Zat radioaktif dalam jumlah banyak akan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Hal ini dapat diantisipasi dengan pengendalian buangan limbah zat radioaktif. 3) Penyebab Penyakit Penyakit menular yang disebabkan oleh air secara langsung diantara masyarakat seringkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau Water Borne Disease. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menular apabila mikroba masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air bervariasi, seperti virus dan bakteri. 5. Pengendalian Pencemaran Air Pencemaran terhadap lingkungan sukar untuk ditarik batasannya, karena limbah yang masuk ke udara, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan sampai ke badan air. Demikian juga dengan limbah yang masuk ke dalam tanah bisa sampai ke air permukaan ataupun udara. Untuk itu, pencegahan pencemaran yang terbaik adalah pencegahan yang dilakukan di sumbernya. Masuknya unsur asing ke dalam air akan menyebabkan air terkontaminasi. Pencemaran adalah kontaminasi yang mencapai tingkat yang dapat mengganggu atau menurunkan kualitas ke tingkat 17

tertentu, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa pencemaran air adalah masuknya unsur asing dalam kuantitas yang dapat mengakibatkan gangguan pada penggunaan air untuk suatu peruntukkan yang telah ditetapkan. B. Standar Air Limbah Standar baku mutu terhadap air limbah terbagi menjadi dua, yaitu parameter fisika dan kimia. Berdasarkan Peraturan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur No. 02 tahun 2011 tentang pengolahan air untuk kegiatan pertambangan batubara, ada empat parameter yang harus dianalisis, untuk parameter fisika terdapat pengujian terhadap Zat Padat Total (Total Suspended Solid), dan untuk parameter kimia terdapat pengujian terhadap pH, kadar logam Besi, dan kadar logam Mangan. 1. Total Suspended Solid (TSS) Merupakan padatan yang dapat langsung mengendap dalam air jika air dengan keadaan tenang atau tidak terganggu selama beberapa hari akibat pengaruh gaya gravitasi. Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel padatan yang mempunyai ukuran relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Endapan yang terdapat di dalam air terbentuk sebagai akibat dari erosi, dan merupakan padatan yang umum terdapat dalam air. Umumnya TSS disebabkan oleh lumpur dan pasir. 2. pH pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan melalui konsentrasi ion hidrogen (H+). Nilai pH yang normal untuk air adalah netral, yaitu pH 7, dengan toleransi 1. Sehingga air dengan pH yang baik adalah air yang memiliki nilai pH 6-8. Kebasaan air adalah suatu kapasitas air untuk menetralkan asam. Hal ini disebabkan adanya basa atau garam basa yang terdapat dalam air, seperti NaOH dan Ca(OH)2. Garam basa yang sering dijumpai adalah logam natrium, kalsium dan magnesium. 18

Keasaman air adalah suatu kapasitas air untuk menetralkan basa. Di air, keasaman dapat disebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat asam. Gas-gas polutan udara seperti SOx dan NOx dapat bereaksi dengan air hujan membentuk H2SO4 dan HNO3 yang bersifat asam kuat dan apabila sampai ke badan air maka akan menurunkan pH badan air tesebut. Asam-asam organik seperti asam askorbat dan asam asetat juga tidak sedikit dijumpai dan asam ini umumnya berasal dari alam. 3. Besi (Fe) Merupakan elemen pertama golongan VIII B dalam tabel periodik. Besi memiliki nomor atom 26, berat atom 55.85 gram/mol dan valensi umum adalah 2 dan 3. (Clesceri, et. Al., 1998) Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Jarang terdapat besi komersial yang murni dan biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silusida, fosfida, dan sulfida dan besi serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar itu memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Asam khlorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, dan akan menghasilkan garam-garam besi (II) serta gas hidrogen.
Fe 2H Fe 2 H 2(g) Fe 2HCl Fe 2 2Cl H 2(g)

4. Mangan (Mn) Merupakan elemen pertama golongan VII B dalam tabel periodik. Mangan memiliki nomor atom 25, berat atom 54.94 gram/mol, dan valensi umumnya dari 2, 4, dan 7 (valensi yang jarang, yaitu 1, 3, 5, dan 6). (Clesceri, et. Al., 1998)
Sumber Kerah Bumi Tanah Aliran sungai Air Tanah Konsentrasi (mg/L) 1060 61-1010
7 10 3
10 3

Tabel 2. Kelimpahan logam Mangan di Bumi

19

Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa besi tuang. Ia bereaksi denga air hangat membentuk mangan (II) hidroksida yang putih dan hidrogen.
Mn 2H 2 O Mn(OH)2 H 2(g)

Asam mineral encer dan juga asam asetat melarutkannya dengan menghasilkan garam mangan (II) dan hidrogen
Mn 2H Mn2 H 2(gas)

20

C. Instumentasi Alat 1. pH meter a. Tinjauan umum pH pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari " p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan " H", lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas ion hidrogen. pH = -log [H+] pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hidrogen. Nilai pH dari suatu unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion hidrogen [H+] dengan konsentrasi ion hidroksil [OH-]. Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material disebut asam; yaitu., nilai pH adalah kurang dari 7. Jika konsentrasi OHlebih besar dari H+, material disebut basa, dengan suatu nilai pH lebih besar dari 7. Jika konsentrasi H+ sama dengan OH- maka material disebut sebagai material netral. Asam dan basa mempunyai ion hidrogen bebas dan ion alkali bebas. Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman (Suwargana, 2008). b. Sejarah pH meter Sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter sistem elektrik dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam sebuah penelitiannya menemukan adanya interaksi dari aktivitas ion hidrogen yang dihubungkan dengan suatu sel akan menghasilkan tegangan listrik. Dia menggunakan gelembung kaca yang tipis yang diisi dengan suatu larutan dan dimasukan kedalam larutan yang lain dan ternyata menghasilkan tegangan listrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan oleh Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan bahwa tegangan yang

21

dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi logaritma. pH meter untuk penggunaan komersial pertama kali diproduksi oleh Radiometer pada tahun 1936 di Denmark dan Arnold Orville eckman dari Amerika Serikat. Penemuan tersebut dilakukan ketika Beckman menjadi assisten professor kimia di California Institute of Technology, dia mekatakan untuk mendapatkan metode yang cepat dan akurat untuk pengukuran asam dari jus lemon yang diproduksi oleh California Fruit Growers Exchange (Sunkist). Hasil penemuannya tersebut membawa dia untuk mendirikan Beckman Instruments Company (sekarang Beckman Coulter). (Suwargana, 2008). c. Prinsip Kerja pH meter Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membran gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen (pH). Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding.

Gambar 4. Skema elektroda pH meter

22

pH meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya searah jarum jam) antara merkuri (I) klorida (Hg2Cl2) pada elektroda pembanding dan kalium klorida (KCl) yang merupakan larutan di dalam elektroda gelas serta potensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan standar lain untuk menetapkan nilai dari pH. Elektroda pembanding kalomel terdiri dari tabung gelas yang berisi elektrolit KCl. Elektrolit ini memiliki kontak dengan Hg2Cl2. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsur natrium. Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang tersambung dengan gelembung kaca tipis. Didalamnya terdapat larutan KCl sebagai buffer pH 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak klorida (AgCl) dihubungkan kedalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh elektrik yang tidak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat di bagian dalam elektroda gelas. Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh suhu. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan. (Suwargana, 2008)
Keterangan Gambar: 1. Sensor elektoda, bulb yang terbuat dari kaca khusus. 2. Terkadang di dalam elektroda gelas terdapat sedikit endapan AgCl. 3. Larutan Internal, biasanya merupakan HCl 0.1 M. 4. Elektrode Internal, biasanya merupakan elektroda AgCl atau elektroda kalomel. 5. Badan Elektroda, dibuat dari kaca atau plastik yang tidak menghantarkan arus listrik (nonkonduktif). 6. Elektroda pembanding, biasanya sama seperti elektroda internal.

23

Gambar 5. Elektroda pH meter modern

2. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) a. Tinjauan Umum SSA Spektrofotometer Serapan Atom atau lebih dikenal dengan nama AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer) adalah suatu teknik analisis unsur-unsur yang berdasarkan pada penyerapan sinar emisi yang memiliki panjang gelombang spesifik oleh atom-atom bebas dari unsur yang diperiksa. Interaksi materi dengan berbagai energi seperti energi panas, energi radiasi, energi kimia, dan energi listrik selalu memberikan sifat-sifat yang karakteristik untuk setiap unsur (atau

persenyawaan), dan besarnya perubahan yang terjadi biasanya sebanding dengan jumlah unsur atau persenyawaan yang terdapat di dalamnya. Didalam kimia analisis yang mendasarkan pada proses interaksi itu antara lain cara analisis spektrofotometri atom yang bisa berupa cara emisi dan cara absorbs (serapan). Pada cara emisi, interaksi dengan energi menyebabkan eksitasi atom, keadaan ini tidak berlangsug lama dan atom akan kembali ke 24

tingkat semula dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi eksitasinya dalam bentuk radiasi. Frekuensi radiasi yang

dipancarkan sebanding dengan jumlah atom yang tereksitasi dan yang mengalami proses de-eksitasi. Pemberian energi dalam bentuk nyala merupakan salah satu cara untuk eksitasi atom ke tingkat yang lebih tinggi. Cara tersebut dikenal dengan emisi nyala atau flame emission

spektrofotometri spectrophotometry.

Pada absorbsi, jika pada populasi atom yang berada pada tingkat dasar dilewatkan suatu berkas radiasi maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh atom-atom tersebut. Frekuensi radiasi yang paling banyak diserap adalah frekuensi radiasi resonan dan bersifat karakteristik untuk tiap unsur. Pengurangan

intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar. Metode spektrofotometri serapan atom (SSA) mendasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Sebagai contoh, natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358.5 nm, sementara kalium menyerap pada panjang gelombang 766.5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom yang mana transisi elektronik suatu atom bersifat spesifik. Dengan menyerap suatu energi, maka atom akan memperoleh energi sehingga suatu atom pada keadaan dasar dapat ditingkatkan energinya ke tingkat eksitasi. Misalkan, suatu unsur Na mempunyai konfigurasi elektron 1s2, 2s2, 2p6, dan 3s1. Tingkat dasar untuk elektron valensi 3s1 ini dapat mengalami eksitasi ke tingkat 3p dengan energi sebesar 2.2 eV atau ke tingkat 4p dengan energi sebesar 3.6 eV yang masing-masing bersesuaian dengan panjang gelombang 589.3 nm dan 330.2 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang dapat menghasilkan spectrum

25

yang tajam dan dengan intensitas yang maksimal. Garis inilah yang dikenal dengan garis resonansi. (Sudjadi, 2010)

Gambar 6. Transisi elektronik atom natrium

b. Sejarah SSA Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika mengamati garis-garis hitam pada spektrum matahari. Spektrofotometri serapan atom pertama kali digunakan oleh Walsh pada tahun 1955. Sesudah itu, tidak kurang dari 65 unsur diteliti dan dapat dianalisis dengan cara tersebut. Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dengan kadar yang kecil. Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis logam dengan kadar yang kecil karena kepekaannya yang tinggi (limit deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit. Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom mineral, dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau ultra violet. Dalam garis besarnya prinsip spektrofotometri serapan atom sama saja dengan spektrofotometri sinar tampak dan ultra violet, perbedaannya terletak pada bentuk spektrum, cara pengerjaan sampel, dan peralatannya. c. Prinsip Kerja SSA Cara SSA merupakan gabungan antara cara Spektrofotometri dengan Flamefotometri. Dalam cara ini sampel yang berupa 26

larutan, bersama bahan bakar diubah menjadi aerosol (kabut) dan dimasukkan ke dalam pembakar, di sini sampel akan dijadikan atom-atom bebas pada waktu pembakaran. Atom-atom bebas, selain dapat mengabsorpsi cahaya juga dapat mengabsorpsi energi panas, sehingga terbentuk atom-atom tereksitasi. Dalam proses ini seberkas sinar yang berasal dari lampu katoda yang mempunyai intensitas dan panjang gelombang tertentu akan melewati atomatom tereksitasi, maka sebagian sinar diteruskan dan sebagian diserap. Pengurangan intensitas sinar tersebut dapat dideteksi oleh detektor. Cahaya yang diabsorpsi sangat spesifik sekali bagi tiap unsur, yaitu sama dengan energi cahaya unsur tersebut. Spektrum absorpsi atom bebas dalam bentuk uap pada suhu dan tekanan yang tidak terlalu tinggi terdiri dari garis-garis yang sangat sempit yang dinamakan garis resonansi. Panjang gelombang spektrum absorpsi unsur-unsur terletak di daerah 1800-9000 . Karena tajamnya garis spektrum absorpsi, besarnya absorpsi atom dapat diukur dengan teliti. Sempitnya garis spektrum dan sederhananya spektrum absorpsi atom menyebabkan teknik dapat dikatakan bebas dari gangguan spektrum (Spectral Interference). Dalam SSA berlaku hukum Lambert-Beer, yaitu: Bila seberkas cahaya monokromatis melalui media yang transparan, maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambah tebal dan pekatnya media. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

Dengan: A = Absorbansi yang terbaca saat pengukuran larutan sampel c t = konsentrasi (mol/liter) = tebal media = tetapan

27

Secara umum, instumentasi SSA dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagian-bagian SSA : 1) Sumber Sinar Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp atau HCL). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (Neon atau Argon) dengan tekanan rendah (10-15 torr). Neon biasanya lebih disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu yang lebih rendah. Bila antara anoda dan katoda diberi suatu selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan memancarkan berkas-berkas elektron yang bergerak menuju anoda dengan kecepatan dan energi sangat tinggi. Elektron-elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan bertabrakan dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari tabrakan-tabrakan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan elektron dan menjadi ion bermuatan positif. Ion-ion gas mulia yang bermuatan positif ini selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan kecepatan 28

dan energi yang tinggi pula. Pada katoda terdapat unsurunsur yang sesuai dengan unsur yang akan dianalisis. Unsurunsur inni akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar ke luar dari permukaan katoda. Atom-atom unsur dari katoda kemudian akan mengalami eksitasi ke tingkat energi-energi elektron yang lebih tinggi dan akan memancarkan spectrum pancaran dari unsur yang sama dengan unsur yang akan dianalisis. 2) Bagian Atomisasi Dalam analisis menggunakan SSA, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan dasar. Sampel dikabutkan dengan nebulizer kemudian di dalam spray chamber dicampur dengan oksigen dan bahan bakar untuk selanjutnya dibakar menggunakan nyala api. Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi sebagai atomisasi. Pada spektrofometri emisi nyala, nyala berfungsi untuk mengeksitasikan atom dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi. Suhu yang dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan, misalkan untuk gas batubara-udara, suhunya kira-kira sebesar 1800oC, gas alam-udara: 1700oC, asetilen-udara: 2200oC, dan gas asetilen-dinitrogen oksida: 3000oC. 3) Sistem Optik Dalam AAS, sistem optik berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya dari sumbernya, melewatkannya ke contoh kemudian ke monokromator. Sistem optik yang digunakan ada dua jenis, yaitu sistem optik single beam dan sistem optik double beam.

29

Lensa yang digunakan harus terbuat dari gelas silikat yang dapat mentransmisikan cahaya 180-900 nm. Dalam single beam cahaya datang dari sumber cahaya yang difokuskan melalui nyala. Pada sistem ini harga Io (intensitas mula-mula) harus selalu tetap selama mengukur sinar yang ditransmisikan (It). Lampu katoda modern pada umumnya dapat memenuhi syarat ini setelah pemanasan beberapa saat. Dalam sistem double beam harga Io dimungkinkan untuk tetap. Pada saat ini secara periodik disisipkan cermin datar pada jalannya sinar yang

memantulkan cahaya menyimpang dari nyala dan masuk ke dalam monokromator, sehingga Io dapat diukur. Untuk koreksi pada latar belakang absorbsi, dipakai suatu cahaya tetap yang berasal dari sumber kedua. Cahaya ini melalui jalan yang sama seperti cahaya dari lampu katoda. 4) Monokromator Monokromator berfungsi untuk mengisolasi sinar dengan panjang gelombang tertentu dari sinar yang dihasilkan oleh lampu katoda. Dengan demikian, apabila ada beberapa panjang gelombang cahaya maka yang dilewatkan ke detektor hanya cahaya tertentu saja, sedangkan yang lain diserap atau dipantulkan. Monokromator yang umum dipakai antara lain filter, prisma dan grating. Monokromator yang baik adalah yang mempunyai daya isolasi tinggi, biasanya untuk AAS diperlukan band pass sebesar 0.1 nm (untuk filter). 5) Detektor Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman. Biasanya digunakan Tabung Penggandaan Foton (Photomultiplier Tube). Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam sistem deteksi, yaitu: (a) yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan

30

radiasi kontinyu; dan (b) yang hanya memberikan respon terhadap radiasi resonansi. Pada cara pertama, output yang dihasilkan dari radiasi resonan dan rasiasi kontinyu disalurkan pada sistem galvanometer dan setiap perubahan yang disebabkan oleh radiasi resonan akan menyebabkan perubahan output. Pada cara kedua, outut berasal dari radiasi resonan dan radiasi kontinyu yang dipisahkan. Dalam hal ini, sistem penguat cukup selektif untuk dapat membedakan radiasi. Cara terbaik adalah dengan menggunakan detektor yang hanya peka terhadap radiasi resonan yang termodulasi. Photomultiflier Tube terdiri dari vakum yang berisi lempeng katoda dan anoda yang dilengkapi dengan beberapa dioda. Lempeng katoda dilengkapi dengan unsur yang peka terhadap cahaya, bila terkena cahaya akan membebaskan elektron yang dilipat gandakan oleh dioda sehingga jumlah elektron yang menuju anoda akan bertambah. Tenaga listrik yang dihasilkan kemudian diteruskan ke amplifier setelah itu ke sistem pembacaan.

D. Metode Analisis 1. Penetapan pH menggunakan pH meter a. Standar Acuan Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 19th, 1995 b. Ruang Lingkup Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis sampel air. c. Dasar Penetapan Penentuan pH merupakan salah satu yang terpenting dan sering digunakan dalam pengujian kimia air. Secara praktis setiap tahap dari pengolahan air limbah, misalnya netralisasi asam basa, penguapan, koagulasi, dan kontrol korosi tergantung dari pH. 31

Alkalinity dan acidity adalah kapasitas air untuk menetralkan asam-basa kuat sampai suatu nilai tertentu yang dinyatakan dalam mg/L HCl atau mg/L CaCO3, pH ditentukan secara potensiometri dengan menggunakan elektroda hidrogen standar. d. Alat dan Bahan Alat yang diperlukan: 1) pH meter yang mempunyai kisaran pH 0-14 dengan ketelitian 0.01 2) Peralatan gelas Bahan yang diperlukan: 1) Air Suling 2) Sampel air limbah e. Prosedur Pengerjaan 1) Alat dinyalakan dan elektroda dibilas dengan air suling. 2) Elektroda dikalibrasi dengan 2 larutan buffer yang sudah diketahui pH-nya. 3) Sampel dituang ke dalam piala gelas dan elektroda dimasukkan ke dalam larutan sampel. 4) Nilai pH akan muncul pada layar dan hasil pembacaan alat dicatat. f. Cara Menyatakan Hasil Laporkan hasil pembacaan alat berupa nilai pH dengan kisaran 0-14. 2. Penetapan Total Suspended Solid (TSS) secara Gravimetri a. Standar Acuan Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 19th, 1995 b. Ruang Lingkup Analisis dapat digunakan untuk semua jenis sampel air. c. Dasar Penetapan

32

Contoh yang telah diaduk sempurna disaring melalui penyaring kaca standar yang telah ditimbang. Kemudian residu yang tertahan pada penyaring dikeringkan pada suhu 103-105oC hingga bobot tetap. Bertambahnya berat pada filter mewakili adanya Total Suspended Solid (TSS). d. Alat dan Bahan Alat yang digunakan: 1) Neraca Analitik 2) Desikator 3) Oven 4) Peralatan Gelas 5) Penyaring Bahan yang digunakan: 1) Kertas Saring dari Fiber Glass e. Prosedur Pengerjaan 1) Segera setelah sampel dikocok sempurna, pipet 50-200 ml sampel (tergantung konsentrasi zat padat total) ke dalam piala gelas. 2) Saring dengan kertas saring yang telah diketahui bobotnya (A gram). Bilas dengan air suling yang sudah disaring terlebih dahulu (bebas dari padatan tersuspensi). 3) Keringkan kertas saring dalam oven pada suhu 103-105oC selama 1 jam, dinginkan di dalam desikator, dan timbang hingga bobot tetap. Catat bobot sebagai B gram. 4) Bila perlu ulangi prosedur pengerjaan dengan melakukan pengeringan, pendinginan, dan penimbangan ulang hingga diperoleh kehilangan bobot kurang dari 40% atau berkurang sekitar 0.5 gram dari bobot awal. f. Cara Menyatakan Hasil
TSS(mg/L) (B A) 1000 1000 V

Dengan, A = Bobot kertas saring kosong (gram) 33

B = Bobot kertas saring + residu (gram) V = volume contoh (mL) 3. Penetapan Logam Besi dan Mangan secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) a. Standar Acuan Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th, 1998 b. Ruang Lingkup Metode ini terdiri dari tujuan dan prinsip analisis, alat dan bahan yang digunakan, dan prosedur pengerjaan. c. Dasar Penetapan Ion-ion logam berat, ion alkali, dan alkali tanah dalam suasana asam dapat diukur dengan prinsip kerja Spektrofotmetri Serapan Atom (SSA). SSA memperlakukan sampel dengan cara menarik larutan sampel lalu menyemprotkannya ke nyala api sebagai kabut, maka pelarut menguap meninggalkan serbuk logam yag halus hingga teratomisasi. Pada saat di dalam nyala dengan melewatkan sinar yang ditangkap oleh detektor dapat diukur sinar yang terabsorpsi oleh atom-atom elemen. d. Alat dan Bahan Alat yang digunakan: 1) Labu ukur 50 ml 2) Pipet skala 5 ml 3) SSA Varian AA 240 FS 4) Lampu katoda Fe dan Mn Bahan yang digunakan: 1) Air suling 2) HNO3 1:1 3) Larutan standar Fe dan Mn e. Prosedur Pengerjaan 34

1) Pembuatan Larutan Standar Fe 1000 ppm a) Larutkan 0.1000 g kawat besi di dalam campuran 10 ml HCl 1:1 dan 3 ml HNO3 pekat. b) Tambahkan 5 ml HNO3 pekat dan encerkan hinggal 1000ml dengan air suling. 2) Pembuatan Larutan Standar Mn 1000 ppm a) Larutkan 0.1000 g logam mangan dalam 10 ml HCl pekat dicampur dengan 1 ml HNO3 pekat. b) Encerkan hingga 1000 ml dengan air suling. 3) Preparasi contoh a) Sampel yang keruh harus disaring b) Untuk menghindari kontaminasi, kertas saring dan alat filter dibilas dengan 50 ml air deionisasi (aquabidest) c) Jika blanko kertas saring mengandung logam dengan konsentrasi cukup tinggi, celupkan atau rendam kertas saring membran dalam HCl 0.5N, bilas dengan air sebelum digunakan. 4) Pembuatan Kurva Standar a) Dibuat minimal 5 deret stndar dari larutan standar induk sesuai dengan ketentuan konsentrasi tertentu. b) Baca blanko sebagai Auto Zero dan lakukan optimasi nyala. c) Ukur absorbansi tiap deret standar. d) Alat akan memproses data menjadi suatu kurva kalibrasi dengan nilai regresi, slope, dan intersept tertentu. 5) Pengukuran Sampel a) Disiapkan labu ukur 50 ml, dimasukkan HNO3 1:1 sebanyak 5 ml. b) Dimasukkan sampel ke dalam labu ukur, diseka, dan dihimpitkan. c) Diukur absorbansi larutan dengan SSA (A) dan berdasarkan kurva kalibrasi kadar logam dapat diketahui.

35

d) Kadar logam Fe dan Mn dinyatakan dalam satuan mg/L, sesuia dengan kurva kalibrasi atau dengan membaca konsentrasi langsung dari alat. Jika ada pengenceran sampel maka perhitungan dikalikan dengan faktor pengenceran. f. Cara Menyatakan Hasil
Logam (mg/L) A int slope

Dengan, A Int = Absorbansi larutan sampel yang terukur (Abs) = nilai intersept kurva kalibrasi

Slope = nilai slope kurva kalibrasi

36

BAB IV PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Gambar 7. Sampel Air (dari kiri ke kanan: Sampel A, Sampel B, Sampel C, Sampel D, dan Sampel F)

Jenis Sampel

: Air Limbah : Standard Methode 21st, 2005, APHA-AWWA : Peraturan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011 untuk Kegiatan Pertambangan Batubara

Tanggal Analisis : 20 Desember 2011 Metode Baku Mutu

No. 1 2 3 4 5 6

Kode Sampel Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Sampel E Sampel F

pH (-) 6.50 6.30 6.20 6.30 8.40 6.40 6,0-9,0 4500-H+-B

Besi (mg/L) <0.02 0.15 <0.02 <0.02 2.66 0.68 Max. 7 3111B, 3030E

Mangan (mg/L) 0.81 0.16 0.30 0.90 0.41 0.06 Max. 4 3111B, 3030E

TSS (mg/L) 42 337 15 107 96 25 Max. 300 2540 D

Baku Mutu Metode

Tabel 3. Hasil Analisis Air Limbah

E. Pembahasan Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan di PT SUCOFINDO (Persero) cabang Samarinda, maka parameter yang dibahas, yaitu Penetapan pH, Penetapan TSS (Total Suspended Solid), dan Penetapan logam Besi dan Mangan.

37

1. Penetapan pH pH air biasanya dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman/kebasaan air. Dalam analisis ini, pH air limbah diukur dengan menggunakan pH meter yang dilengkapi dengan elektroda kaca yang merupakan elektroda peka ion hidrogen dan penggunaannya bergantung pada fakta bahwa bila suatu selaput kaca dibenamkan dalam suatu larutan maka terjadi suatu potensial yang merupakan fungsi linier dari konsentrasi ion hidrogen larutan tersebut. Air limbah, terutama limbah cair yang berasal dari industri maupun pertambangan seperti batubara memiliki berbagai kontaminan yang bersifat merugikan bagi lingkungan. Batubara memiliki komposisi kimia, yaitu seagian besar karbon (40%-80%) dan sebagian kecil unsur pengikut lain seperti unsur Oksigen (O), Hidrogen (H), Belerang (S), Nitrogen (N), Natrium (Na), Kalsium (Ca), Kalium (K), Besi (Fe), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silikon (Si), dan lain sebagainya. Sehingga air limbah dari batubara juga masih mengandung unsur kimia tersebut. Penentuan pH merupakan salah satu yang terpenting dan sering digunakan dalam pengujian kimia air. Secara praktis setiap tahap dan pengolahan air limbah, misalnya netralisasi asam basa, penguapan, koagulasi, dan control korosi tergantung dari pH. Berdasarkan data pengamatan, air limbah yang dianalisis memiliki nilai pH berturut-turut, yaitu 6.50, 6.30, 6.20, 6.30, 8.40, dan 6.40. Menurut Peraturan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur no. 02 Tahun 2011, baku mutu pH air limbah haruslah diantara 6 dan 9, sehingga semua sampel masih dapat dikatakan layak untuk dibuang ke badan air umum. pH yang rendah (memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki ion OH- tetapi memiliki ion H+ dalam larutan), yaitu pH<7, menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion aluminium yang bersifat toksik semakin tinggi, sehingga mengancam kelangsungan hidup organisme air. Sedangkan pH yang tinggi (memiliki banyak ion 38

OH- dalam larutan), yaitu pH>7 menyebabkan kesetimbangan antara ammonium dan amoniak dalam air terganggu. Kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amonia yang bersifat racun. 2. Penetapan TSS Penetapan Total Suspended Solid didasarkan pada metode gravimetri. Zat penyebab TSS akan tertahan pada kertas saring dan dengan menghilangkan kandungan air menggunakan pemanasan maka bobot TSS dapat diketahui dengan penimbangan. Selanjutnya kandungan TSS dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan dan biasanya dinyatakan dalam mg/L. Berdasarkan data pengamatan, air limbah yang dianalisis memiliki nilai TSS berturut-turut 42 mg/L, 337 mg/L, 15 mg/L, 107 mg/L, 96 mg/L, dan 25 mg/L. Menurut Peraturan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur no. 02 Tahun 2011, baku mutu pH air limbah maksimal 300 mg/L, sehingga semua sampel masih dapat dikatakan layak untuk dibuang ke badan air umum kecuali sampel B karena kandungan TSS yang dimilikinya melebihi baku mutu. Untuk itu perlu adanya tindakan penanggulangan untuk mengurangi kandungan TSS dalam air limbah tersebut sebelum dapat dibuang ke badan air umum. Air limbah yang mengandung mengandung TSS dalam jumlah tinggi akan meningkatkan nilai kekeruhan di perairan, karena zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata, tidak terlarut, dan tidak langsung mengendap. Hal ini akan menghalangi penetrasi cahaya matahari di badan air dan akan menyebabkan mengganggu regenerasi oksigen secara fotosintesis dan terbentuknya sedimen di daerah perairan seperti danau dan sungai yang berakibat pada pendangkalan. 3. Penetapan kadar Besi dan Mangan Prinsip Spektrofotmeri Serapan Atom (SSA), yaitu suatu larutan yang mengandung suatu logam (dalam segala bentuk bilangan oksidasi) akan dialirkan ke dalam nyala dengan membuatnya menjadi kabut menggunakan pengabut (nebulizer). Selanjutnya logam akan diubah menjadi bentuk atomnya dengan bantuan panas. Setiap unsur memiliki 39

sifat penyerapan energi cahaya yang panjang gelombangnya spesifik, dan atom-atom dalam keadaan dasar mampu menyerap energi cahaya tersebut. Ketika menyerap energi cahaya, atom-atom tersebut akan mengalami eksitasi namun karena sifatnya yang tidak stabil maka atom akan kembali ke keadaan dasar sembari melepaskan energi berupa cahaya, dan jumlah penyerapan cahaya akan berbanding lurus dengan konsentrasi atom sehingga dengan mengukur absorbansi sampel dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui konsentrasi analat. SSA menggunakan Hollow Cathode Lamp atau Lampu Katoda Berongga sebagai sumber energi yang akan memancarkan cahaya berpanjang gelombang spesifik. Saat HCL dioperasikan, maka lampu tersebut akan menembakkan cahaya menuju tempat sampel yang telah berisi atom-atom analat dan akan terjadi penyerapan. Karena panjang gelombang cahaya yang spesifik unsur satu unsur, Lampu katoda tidak dapat digunakan untuk pembacaan beberapa logam sekaligus. Dengan menggunakan detektor dapat diketahui jumlah cahaya yang

ditransmisikan (tidak diserap) dan dengan menggunakan pembacaan blanko dapat diketahui jumlah cahaya yang diserap. Kadar pun dapat diketahui dengan memplot hasil pengukuran absorbansi sampel terhadap kurva kalibrasi yang telah dibuat berdasarkan deret standar tertentu. Untuk menghilangkan gangguan zat organik, dilakukan pengasaman sampai dengan pH<2 menggunakan HNO3 1:1. Selain itu, asam juga berfungsi sebagai pengawet logam-logam di dalam larutan sampel. Berdasarkan data pengamatan, air limbah yang dianalisis memiliki nilai kandungan Fe untuk sampel B, E, dan F, yaitu 0.15 mg/L, 2.66 mg/L, dan 0.68 mg/L sedangkan sisanya berada di bawah limit deteksi, yaitu 0.02 mg/L. Untuk kandungan logam mangan diperoleh hasil berturut-turut 0.81 mg/L, 0.16 mg/L, 0.30 mg/L, 0.90 mg/L, 0.41 mg/L, dan 0.06 mg/L. Menurut Peraturan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur no. 02 Tahun 2011 untuk kegiatan pertambangan batubara , baku mutu logam Fe air limbah maksimal 7 mg/L dan maksimal 4 mg/L 40

untuk logam mangan, sehingga semua sampel masih dapat dikatakan layak untuk dibuang ke badan air umum. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan karat pada pakaian, porselen, dan alat-alat lainnya serta dapat menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum dengan konsentrasi di atas 0.31 mg/L (Santika, 1994). Sedangkan adanya mangan di dalam air akan membuat air tidak cocok digunakan untuk keperluan mencuci pakaian. Air yang mengandung mangan akan meningglkan warna kecoklatan pada pakaian sehingga warna pakaian akan menjadi kusam. Untuk menurunkan kandungan mangan dalam air dapat dilakukan

pengendapan secara kimia, pengaturan pH, aerasi, dan superklorasi atau dengan bahan penukar ion (Achmad, 2004).

41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis air limbah yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan PT SUCOFINDO (Persero) Samarindo dapat disimpulkan bahwa 6 sampel yang dianalasis secara umum memenuhi standar baku mutu Peraturan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011 tentang pengelolaan air untuk kegiatan tambang batubara dan tidak berbahaya bagi badan air umum. Terdapat sampel yang tidak memenuhi baku mutu untuk parameter TSS dan harus dilakukan pengolahan kembali agar sampel tersebut layak di buang ke badan air umum. B. Saran 1. Dalam melaksanakan analisis hendaknya setiap personil

memperhatikan kebersihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang akan mengakibatkan terjadinya kesalahan hasil analisis. 2. Sebaiknya K3 di Laboratorium perlu ditingkatkan karena kecelakaan kerja setiap saat bisa terjadi, terutama untuk pekejaan yang berhubungan dengan zat kimia berbahaya. 3. Sebaiknya semua parameter analisis diajarkan secara menyeluruh, mulai dari bahan yang digunakan, peralatan pendukung, hingga pada tekhnis pelaksanaan. Jika perlu ditunjang dengan referensi-referensi yang ada. 4. Setiap melakukan analisis sebaiknya peserta Prakerin diawasi. Hal ini untuk menghindari terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

42

DAFTAR PUSTAKA

SMAKBo. 2011. Panduan Praktik Kerja Industri SMAKBo. Bogor : Pusdiklat Industri. Alimah, Nur. 2010. Kimia Lingkungan. Makassar : SMAK Makassar. Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian II. A.b.: Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka dan Ir. L. Setiono. Jakarta : Kalman Media Pustaka. Wolke, Robert L. 2003. Einsten Aja Gak Tau !. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Gandjar, Ibnu Gholib, dkk. 2010. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suwargana. December 21, 2011. pH meter. 2008. Multiply. http://suwargana.multiply.com/journal/item/16?&show_interstitial=1&u=% 2Fjournal%2Fitem Clesceri, L.S., Greenber, A.E., Eaton, A. D. 1998. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th edition. Washington: Amerikan Public Health Association. Effendi, H., 1995. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius. Sudarmadji, S. 1996. Teknik Analisa Biokimia. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

43

LAMPIRAN-LAMPIRAN

44

Lampiran 1. pH meter Metrohm.

Lampiran 2. SSA Varian AA 240 FS.

Lampiran 3. Lampu katoda Besi (kiri) dan Mangan (kanan) untuk SSA.

45

Anda mungkin juga menyukai