3. Mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang dunia kerja secara sistem
yang terperinci dan mengetahui permasalahan yang terjadi di dunia kerja
juga penyelesaiannya.
2.1.
Bleaching earth
Bleaching earth adalah proses dalam pengolahan minyak sawit yang
berfungsi untuk menghikangkan zat zat yang tidak diingikan seperti pigmen,
trace metak dan produk oksidasi Proses ini akan meningkatkan rasa awal, aroma
akhir dan stabilitas oksidatif produk. Proses ini juga akan meningkarkan rasa
awal. Aroma akhir dan stabilitas oksidatif produk. Bleaching juga mengatasi
masalah pada proses selanjutnya dengan menyerap sabun, ion ogam, penyebab
oskidasi, meguraikan peroksida, memgurangi warna, dan senyawa minor.
Temperatur di dalam bleacher 100-130 derajat selama 30 menit untuk
menghasilkan pemucatan yang lebih baik. (Pahan, 2007).
Proses pemucatan kelapa sawit dengan adsorben prinsipnya adalah
merupakan proses adsorbsi, dimana pada umunya minyak kelapa sawit
dipucatkan dengan kombinasi antara adsorben dengan pemanasan. Hal ini
disebabkan karena minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak nabati yang
sulit dipucatkan karena mengandung beta-karatenoid yang tinggi dibandingkan
biji-bijian lainnya. Penggunaan adsorben adalah 1-5% dari masa minyak dengan
pemanasan pada suhu 1200 C selama 1 jam. Dalam hal ini, adsorben yang
serng digunakan bentonit (sebagai bleaching earth ) dan arang aktif.(Akbar,
2012).
Bleaching earth mampu memucatkan minyak sawit disebabkan karena ion Al
pada permukaan adsorben dengan asam mineral (HCl dan HSO) akan
meningkatkan daya pemucat karena asam mineral tersebut melarutkan atau
bereaksi dengan komponen berupa tar,garam Ca dan Mg yang menutupi poripori adsorben, maka akan meningkatkan jumlah gugus Si-OG (silanol) pada
permukaan adsorben. Gugus silanol tersebut yang akan menyerap asam lemak
bebas (Free Fatty Acid),zat-zat organik dan zat-zat lain yang bersifat polar
seperti senyawa peroksida (Tanjaya, 2006).
2.2.
Bentonite
Bentonite merupakan salah satu jenis lempung yang memiliki kandungan
utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85 95%, bersifat plastis
dan koloidal tinggi. Berdasarkan sifat fisiknya bentonit dibedakan atas NaBentonit dan Ca-Bentonit. Pada Na-Bentonit kandungan Na lebih tinggi
sedangkan pada Ca-Bentonit kandungan Ca2+ dan Mg2+ yang tinggi
kandungannya dibanding Na. Ca-Bentonit bersifat sedikit menyerap air dan jika
didispersikan ke dalam air akan cepat mengendap atau tidak terbentuk suspensi.
Bentonit dapat digunakan sebagai penyangga katalis, sedangkan bentonit yang
telah dimodifikasi digunakan sebagai katalis (Lubis, 2007).
Bentonit merupakan mineral alumina silikat hidrat yang termasuk dalam
pilosilikat, atau silikat berlapis yang terdiri dari jaringan tetrahedral (SiO4)2- yang
terjalin dalam bidang tak hingga membentuk jaringan anion (SiO3)2- dengan
perbandingan Si/O sebesar 2/5. Rumus kimia umum bentonit adalah
Al2O3.4SiO2.H2O. 85 % kandungan bentonit adalah montmorilonit (Purba,
2012).
Komposisi
Persentase (%)
22,9
5,1
Silika (SiO)
55,5
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
N
o
1
2
3
5
6
7
8
Nama
kegiatan
Penulisan
proposal
Konsultasi
proposal
Seminar
dan
perbaikan
proposal
Aktivitas
lapang
a. Kondisi
umum,
organisasi
b. Proses
Produksi
c. Tata
letak dan
peralatan
d. Tugas
khusus
e. dll
Penulisan
dan
konsultasi
laporan
Ujian
Revisi
Pengumpu
lan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M Andhika. 2012. Optimasi Ekstraksi Spent Bleaching Earth Dalam
Recovery Minyak Sawit. Depok : Universitas Indonesia.
Lubis, Surya. 2007. Preparasi Bentonit Terpilar Alumina dari Bentonit Alam dan
Pemanfaatannya sebagai Katalis pada Reaksi Dehidrasi Etanol, 1Propanol serta 2-Propanol. Jurnal Rekayasa dan Lingkungan vol 6 no.2 :
77-81.
Nasution, Emma Zaidar. 2003. Manfaat Dari Beberapa Jenis Bleaching Earth
Terhadap Warna Cpo (Crude Palm Oil). Jurnal Sains Kimia vol 7 no.2 : 3135.
Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis
Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.
Purba, Eko Putra. 2012. Analisis Struktur Keramik Berpori Dengan
Memanfaatkan Limbah Padat Pulp Dengan Bahan Baku Bentonit. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Tanjaya, Ailen. Sudono. 2006. Aktivasi Bentonit Alam Pacitan Sebagai Penjerap
pada Proses Pemurnian Minyak Sawit. Jurnal Teknik Kimia vol 5 no.2 : 429434.