Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produksi minyak sawit di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.
Dikutip dari situs whichcountry.co Indonesia meningkati peringkat pertama
dengan total 31 juta ton sawit pertahunnya disusul Malaysia pada peringkat
kedua. Apabila disatukan maka Indonesia dan Malaysia menyumbang 75% sawit
di seluruh dunia. Hal itu yang menyebabkan kelapa sawit merupakan objek yang
penting bagi Indonesia, yang mana pada tahun 2013 kelapa sawit
menyumbangkan 200 triliun ke negara.
Produksi minyak sawit telah dilakukan oleh beberapa perusahaan di
Indonesia, baik perusahaan lokal maupun Internasional yang menanamkan
modal di Indonesia. Salah satu perusahaan yang mengolah kelapa sawit tersebut
adalah PT. Madu Lingga Raharja yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Akan tetapi pada pada perusahaan tersebut hanya terjadi proses Bleaching
Earth. Bleaching Earth adalah proses penghilangan zat-zat yang tidak diinginkan,
seperti semua pigmen, trace metal, dan produk-produk oksidasi dari minyak
kelapa sawit dan proses ini akan meningkatkan rasa awal, aroma akhir, dan
stabilitas produk oksidatif (Pahan, 2007).
Pada PT. Madu Lingga Raharja bahan yang digunakan dalam proses
Bleaching Earth adalah Bentonite. Menurut Nasution (2003), Bentonite sendiri
adalah nama dagang dari lempung mineral monmorilonite, merupakan lempung
dari batuan Silika yang berasal dari kerangka organisme akuatik. Proses
Bleaching Earth ini akan memudahkan pada proses selanjutnya dimana akan
didapatkan minyak sawit yang lebih jernih dan lebih pucat.
Bentonite merupakan bahan bleaching earth yang digunakan pada
perusahaan pemucatan minyak kelapa sawit. Bahan bentonite digunakan karena
bentonit sendiri mudah dijumpai di Indonesia, salah satu tambang bentonite
sendiri terletak di Kabupaten Pacitan. Bentonit selain mudah dijumpai, bahan ini
juga dianggap efektif dalam proses pemucatan minyak kelapa sawit.
PKL merupakan salah satu bentuk tugas yang dibebankan pada mahasiswa
sesuai yang tertulis pada silabus masing-masing jurusan dengan jumlah SKS
yang telah ditentukan. PKL diwajibkan sebagai syarat kelulusan selain tugas
akhir. PKL akan memberikan pengalaman dunia kerja pada mahasiswa, dimana
mahasiswa akan jauh lebih memahami proses ataupun sistematis dalam dunia
kerja. Dalam PKL ini PT. Madu Lingga Raharja merupakan mitra yang tepat
karena akan menggunakan berbagai macam teknologi pertanian baik dalam
proses produksi ataupun dalam proses pengolahan limbah hasil samping
produksi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu menunaikan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi di Fakultas Teknologi Pertanian
2. Mahasiswa mampu memahami korelasi ilmu yang digunakan langsung pada
dunia kerja dengan ilmu yang dipelajari pada saat perkuliahan.

3. Mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang dunia kerja secara sistem
yang terperinci dan mengetahui permasalahan yang terjadi di dunia kerja
juga penyelesaiannya.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah
1. Mengetahui struktur, sistem dan keadaan dari PT. Madu Lingga Raharja
2. Mampu mengetahui proses pemurnian kelapa sawit dengan proses
bleaching earth.
3. Memahami proses pengolahan limbah sebagai produk samping dari PT.
Madu Lingga Raharja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Bleaching earth
Bleaching earth adalah proses dalam pengolahan minyak sawit yang
berfungsi untuk menghikangkan zat zat yang tidak diingikan seperti pigmen,
trace metak dan produk oksidasi Proses ini akan meningkatkan rasa awal, aroma
akhir dan stabilitas oksidatif produk. Proses ini juga akan meningkarkan rasa
awal. Aroma akhir dan stabilitas oksidatif produk. Bleaching juga mengatasi
masalah pada proses selanjutnya dengan menyerap sabun, ion ogam, penyebab
oskidasi, meguraikan peroksida, memgurangi warna, dan senyawa minor.
Temperatur di dalam bleacher 100-130 derajat selama 30 menit untuk
menghasilkan pemucatan yang lebih baik. (Pahan, 2007).
Proses pemucatan kelapa sawit dengan adsorben prinsipnya adalah
merupakan proses adsorbsi, dimana pada umunya minyak kelapa sawit
dipucatkan dengan kombinasi antara adsorben dengan pemanasan. Hal ini
disebabkan karena minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak nabati yang
sulit dipucatkan karena mengandung beta-karatenoid yang tinggi dibandingkan
biji-bijian lainnya. Penggunaan adsorben adalah 1-5% dari masa minyak dengan
pemanasan pada suhu 1200 C selama 1 jam. Dalam hal ini, adsorben yang
serng digunakan bentonit (sebagai bleaching earth ) dan arang aktif.(Akbar,
2012).
Bleaching earth mampu memucatkan minyak sawit disebabkan karena ion Al
pada permukaan adsorben dengan asam mineral (HCl dan HSO) akan
meningkatkan daya pemucat karena asam mineral tersebut melarutkan atau
bereaksi dengan komponen berupa tar,garam Ca dan Mg yang menutupi poripori adsorben, maka akan meningkatkan jumlah gugus Si-OG (silanol) pada
permukaan adsorben. Gugus silanol tersebut yang akan menyerap asam lemak
bebas (Free Fatty Acid),zat-zat organik dan zat-zat lain yang bersifat polar
seperti senyawa peroksida (Tanjaya, 2006).

2.2.

Bentonite
Bentonite merupakan salah satu jenis lempung yang memiliki kandungan
utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85 95%, bersifat plastis
dan koloidal tinggi. Berdasarkan sifat fisiknya bentonit dibedakan atas NaBentonit dan Ca-Bentonit. Pada Na-Bentonit kandungan Na lebih tinggi
sedangkan pada Ca-Bentonit kandungan Ca2+ dan Mg2+ yang tinggi
kandungannya dibanding Na. Ca-Bentonit bersifat sedikit menyerap air dan jika
didispersikan ke dalam air akan cepat mengendap atau tidak terbentuk suspensi.
Bentonit dapat digunakan sebagai penyangga katalis, sedangkan bentonit yang
telah dimodifikasi digunakan sebagai katalis (Lubis, 2007).
Bentonit merupakan mineral alumina silikat hidrat yang termasuk dalam
pilosilikat, atau silikat berlapis yang terdiri dari jaringan tetrahedral (SiO4)2- yang
terjalin dalam bidang tak hingga membentuk jaringan anion (SiO3)2- dengan
perbandingan Si/O sebesar 2/5. Rumus kimia umum bentonit adalah
Al2O3.4SiO2.H2O. 85 % kandungan bentonit adalah montmorilonit (Purba,
2012).
Komposisi

Persentase (%)

Kalsium Oksida (CaO)

Magnesium Oksidan (MgO)

Alumunium Oksida (AlO)

22,9

Ferri Oksida (FeO

5,1

Silika (SiO)

55,5

Tabel 2.1 Komposisi Bentonit


(Sumber : Purba (2007))
2.3.

Proses Bleaching Earth


Menurut Pahan (2007), proses bleaching earth dilakukan di dalam
Bleacher, dimana sebelumnya 20% slurry dan 80% degumming minyak kelapa
sawit dicampur terlebih dahulu. Proses pemucatan minyak kelapa sawit
dilakukan dengan dengan penambahan bleaching earth salah satunya adalah
bentonit.
Temperatur didalam bleacher haruslah sekitar 100 - 130C selama 30
menit untuk mendapatkan pemucatan yang optimal. Uap bertekanan rendah
diinjeksikan ke dalam beacher untuk mengaduk konsentrasi slurry supaya
menghasilkan kondisi pemucatan yang lebih.
Slurry yang mengandung minyak dan beaching earth dialirkan melalui
saringan Niagara untuk mendapatkan partikel minnyak yang bersih dan bebas
dari bleaching earth. Temperatur dipertahankann antara 80-120C untuk proses
penyaringan yang baik. Di dalam saringan Niagara, slurry dialirkan melalui
saringan dan bleaching earth akan terkumpul di saringan. Pembersihan saringan
Niagara dilakukan 45 menit untuk perawatan dan penyaringan lebih baik. Minyak
sawit yang telah dipucatkan dari saringan Niagara lalu dipompa ke dalam tangki
penyangga (buffer tank) yang difungsikan sebagai tempat penimbunan
sementara sebelum minyak sawit diproses lebih lanjut.
Terdapat dua saringan yang digunakan bersamaan dengan saringan
Niagara, saringan kedua tersebut digunakan sebagai saringan pengendap jika
ada sebagian bleaching earth dalam minyak yang diproses akan menyebabkan
kerusakan deodizer, mengurangi stabilitas oksidatif produk minyak, dan berperan
sebagai katalis aktivitas dimerisasi dan polimerisasi.
Pressure leaf filter
umumnya digunakan sebagai bleaching filter. Saringan dengan sistem batch ini
bekerja secara automatis menggunakan PLC sistem SCADA atau dengan panel
yang dilengkapi dengan tombol tekan dan diagram warna serupa dengan proses
sebenarnya.

Gambar 2.1 Gambar Bleaching Plant


(Sumber : Pahan (2007)

BAB III METODE PELAKSANAAN


3.1
3.1.1

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan
Praktek kerja lapang (PKL) ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016
hingga bulan Februari 2016, selama satu bulan atau 20 hari kerja.
3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Praktek kerja lapang (PKL) dilaksanakan di PT. Madu Lingga Raharja
yang berlokasi di Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur.
3.2 Metode Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilakukan dengan melakukan
wawancara, pengumpulan dan pencatatan data (dokumentasi), pengamatan
lapang, serta studi pustaka dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Diskusi dan wawancara
Melakukan diskusi-diskusi dan wawancara langsung dengan staf yang
bersangkutan dan pembimbing lapang untuk memperoleh informasi
tentang obyek yang dipelajari sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
2. Pengamatan lapang
Teknik ini dilakukan dengan cara mengikuti serta mempraktekkan secara
langsung kegiatan yang berkaitan dengan proses pengolahan di
perusahaan.
3. Studi kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari bermacam-macam sumber
pustaka. Teknik ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang
diperoleh selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dengan berbagai
literatur yang berhubungan dengan obyek pembahasan melalui
perpustakaan dan juga pengumpulan data sekunder yang mendukung
kegiatan ini.
4. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pencarian dan pengumpulan dokumendokumen, laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan obyek
pembahasan. Data yang dikumpulkan antara lain :
1. Sejarah perusahaan
2. Struktur organisasi
3. Ketenagakerjaan
4. Diagram alir proses
5. Sistem manajemen mutu
Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari bermacam-macam sumber
pustaka. Teknik ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang
diperoleh selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.
3.3. Materi Kegiatan
3.3.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
a. Sejarah singkat perusahaan
b. Visi dan Misi Perusahaan

3.3.2 Struktur Organisasi


a. Bentuk struktur organisasi
b. Tugas, fungsi dan wewenang tiap bagian
3.3.3 Letak Geografis Perusahaan
a. Lokasi perusahaan
b. Pertimbangan pemilihan lokasi
3.3.4 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Anggota
a. Jumlah anggota atau karyawan
b. Sistem kerja dan sistem pengupahan
c. Kesejahteraan anggota dan karyawan

1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

3.3.5 Aspek Teknologi Pertanian


a. Bahan Baku
Bahan baku utama
Bahan baku tambahan
b. Proses produksi
Proses awal
Proses pertengahan
Proses akhir
c. Alat dan Mesin Pengolahan
Spesifikasi alat
Prinsip kerja dan pengoperasiannya
Fungsi
d. Pengawasan Mutu
e. Sanitasi
Sanitasi bahan baku
Sanitasi air
Sanitasi bangunan dan peralatan

3.3 Jadwal Pelaksanaan


7

N
o
1
2
3

5
6
7
8

Nama
kegiatan

Pelaksanaan bulan/minggu keKeterang


Novembe Desembe
Febru
an
Oktober
Januari
r
r
ari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Penulisan
proposal
Konsultasi
proposal
Seminar
dan
perbaikan
proposal
Aktivitas
lapang
a. Kondisi
umum,
organisasi
b. Proses
Produksi
c. Tata
letak dan
peralatan
d. Tugas
khusus
e. dll
Penulisan
dan
konsultasi
laporan
Ujian
Revisi
Pengumpu
lan laporan

Semua jadwal kegiatan telah dibuat sesuai dengan kalender akademik,


sehingga ketika pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) tidak mengganggu
aktivitas perkuliahan. Besar harapan agar jadwal pelaksanaan ini mampu
dipertimbangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M Andhika. 2012. Optimasi Ekstraksi Spent Bleaching Earth Dalam
Recovery Minyak Sawit. Depok : Universitas Indonesia.
Lubis, Surya. 2007. Preparasi Bentonit Terpilar Alumina dari Bentonit Alam dan
Pemanfaatannya sebagai Katalis pada Reaksi Dehidrasi Etanol, 1Propanol serta 2-Propanol. Jurnal Rekayasa dan Lingkungan vol 6 no.2 :
77-81.
Nasution, Emma Zaidar. 2003. Manfaat Dari Beberapa Jenis Bleaching Earth
Terhadap Warna Cpo (Crude Palm Oil). Jurnal Sains Kimia vol 7 no.2 : 3135.
Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis
Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.
Purba, Eko Putra. 2012. Analisis Struktur Keramik Berpori Dengan
Memanfaatkan Limbah Padat Pulp Dengan Bahan Baku Bentonit. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Tanjaya, Ailen. Sudono. 2006. Aktivasi Bentonit Alam Pacitan Sebagai Penjerap
pada Proses Pemurnian Minyak Sawit. Jurnal Teknik Kimia vol 5 no.2 : 429434.

Anda mungkin juga menyukai