Anda di halaman 1dari 65

Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016

Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Dasar Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 tentang
Pedidikan dan Kebudayaan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan
Nasional
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi
sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi,
dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunanpendidikan nasional,
untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan
masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Visi pendidikan nasional
adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Misi pendidikan nasional
adalah: (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2) meningkatkan mutu
pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan
internasional; (3) meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat dan tantangan global; (4) membantu dan memfasilitasi pengembangan
potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar; (5) meningkatkan kesiapanmasukan dan kualitas
proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang
bermoral;(6) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga
pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan
global; dan (7) mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

Jurusan Teknik Elektro 1


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan


Republik Indonesia.
Pertama; penyelenggaraan pendidikan dinyatakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,
di mana dalam proses tersebut harus ada pendidik yangmemberikan keteladanan
dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas
peserta didik. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses
pendidikan, dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Paradigma
pengajaran yang lebih menitikberatkan peran pendidik dalam mentransformasikan
pengetahuan kepada peserta didiknya bergeser pada paradigma pembelajaran
yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya dalam rangka membentuk
manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berakhlak mulia,
berkepribadian, memiliki kecerdasan, memiliki estetika, sehat jasmani dan rohani,
serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kedua; adanya perubahan pandangan tentang peran manusia dari paradigma
manusia sebagai sumberdaya pembangunan, menjadi paradigma manusia sebagai
subjek pembangunan secara utuh. Pendidikan harus mampu membentuk manusia
seutuhnya yang digambarkan sebagai manusia yang memiliki
karakteristikpersonal yang memahami dinamika psikososial dan lingkungan
kulturalnya. Proses pendidikan harus mencakup: (1) penumbuhkembangan
keimanan, ketakwaan,; (2) pengembangan wawasan kebangsaan,kenegaraan,
demokrasi, dan kepribadian; (3) penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; (4)
pengembangan, penghayatan, apresiasi, dan ekspresi seni; serta (5) pembentukan
manusia yang sehat jasmani dan rohani. Proses pembentukan manusia di atas pada
hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Ketiga; Adanya pandangan terhadap
keberadaan peserta didik yang terintegrasi dengan lingkungan sosialkulturalnya
dan pada gilirannya akan menumbuhkan individu sebagai pribadi dan anggota
masyarakat mandiri yang berbudaya. Hal ini sejalan dengan proses pentahapan
aktualisasi intelektual, emosional dan spiritual peserta didik di dalam memahami
sesuatu, mulai dari tahapan paling sederhana dan bersifat eksternal, sampai
tahapan yang paling rumit dan bersifat internal, yang berkenaan dengan
pemahaman dirinya dan lingkungan kulturalnya.

Jurusan Teknik Elektro 2


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Keempat; Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan


nasional, diperlukan suatu acuan dasar (benchmark) oleh setiap
4. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 disebutkan Pada hakekatnya pendidikan
dalam konteks pembangunan nasional mempunyai (1) pemersatubangsa, (2)
penyamaan kesempatan, dan (3) pengembangan potensi diri. Pendidikan
diharapkan dapatmemperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), memberi kesempatanyang sama bagi setiap warga negara
untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan memungkinkan setiapwarga negara
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
5. Berdasarkan KEPMEN 232 dan Kurikulum Program Studi Teknik Elektronika
Tahun 2007, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi Pendidikan
Politeknik dengan tuntutan pasar kerja, Kebijaksanaan Politeknik adalah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan untuk itu setiap mahasiswa wajib
melaksanakan dan merupakan mata kuliah.

B. Latar Belakang Prakterk Kerja Lapangan


Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat
pesat. Sehingga diharapkan sumber daya manusia dapat menyesuaikan dengan
keadaan zaman sekarang ini agar mampu beradaptasi dan mampu menyamakan
dengan negara yang telah maju sebelumnya. Hal ini diterapkan dengan adanya
magang bagi pelajar institusi pendidikan pada suatu perusahaan adalah pilihan yang
sangat tepat dalam usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk
memajukan bangsa dan negaranya. Kegiatan magang atau PKL ini dapat berfungsi
untuk memperkenalkan pelajar untuk mengetahui bagaimana bekerja di suatu
lapangan atau industri agar nantinya apabila mendapat pekerjaan tidak merasa tidak
percaya diri karena tidak pernah mengenal bagaimana bekerja di sebuah perusahaan.
Sebagai salah satu elemen dunia usaha di Indonesia berkewajiban membantu
program pemerintah. Program Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di suatu
perusahaan yang mempunyai fasilitas yang sesuai dengan jurusan pelaksana program
praktek kerja lapangan dari institusi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan akan
dilakukan pada hari libur semester genap karena kebijaksanaan departement
pendidikan nasional tentang pelakasanaan program magang kerja di Politeknik.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebagai salah satu perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang memasok kebutuhan semen di Indonesia

Jurusan Teknik Elektro 3


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

mempunyai tugas penting untuk memenuhi kebutuhan ini. Oleh kerena itu dengan
semakin meningkatnya kebutuhan semen di Indonesia maka dibukalah Pabrik Tuban.
Pabrik Tuban memiliki 4 pabrik dan telah menjadi tempat produksi utama semen.
Sedangkan untuk bagian lain masih diletakkan di Pabrik Gresik. PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. juga akan kembali membuka Pabrik Rembang, Jawa
Tengah untuk kedepannya.
Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Malang adalah satu perguruan tinggi dengan sasaran pengembangandan pengunaan
proses industri, pengendali otomasi, unit operasi dan perancangan dalam skala besar.
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Malang sebagai bagian dari sumber daya manusia Indonesia secara khusus
disiapkan menjadi design engineer, project engineer dan process engineer.
Sesuai dengan kurikulum Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Malang yaitu adanya praktek kerja lapangan, maka kami
memilih PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban dengan harapan dapat
menimba pengalaman secara langsung di industri semen dan dapat menerapkan
materi perkuliahan di sektor industri.

1.2 Tunjuan & Manfaat

A. Bagi Mahasiswa Pelaksana


1. Mempersiapkan para mahasiswa untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja
dalam suatu tim dan mengembangkan potensi dan berkualitas sesuai dengan minat
dan bakatnya masing-masing.
2. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, dengan tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja.
3. Meningkatkan status dan kepribadian para mahasiswa, sehingga mereka mampu
berinteraksi, berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin
tinggi.
4. Memberi kesempatan dan garansi bagi para mahasiswa yang berpotensi untuk
menjadi tenaga kerja terampil dan produktif berdasarkan pengakuan standar
Profesi.

Jurusan Teknik Elektro 4


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

5. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di jenjang diploma tiga
(D3) Teknik Elektronika Politeknik Negeri Malang.

B. Bagi Perusahaan
1. Memperkokoh “Link & Match” antara Politeknik dengan dunia usaha / industri.
2. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian terhadap kriteria calon tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
3. Sebagai sarana untuk mengetahui ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
mahasiswa.
C. Bagi Para Pembaca
Sebagai bahan kajian dan masukan sekaligus bahan referensi untuk para pembaca
yang akan melaksanakan kerja praktek di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik
Tuban.

1.3 Metodologi Pengumpulan Data


Dalam menyusun laporan, penulis terlebih dahulu mengumpulkan data-data sebagai
bahan laporan yang diperoleh selama melaksanakan praktek kerja lapangan. Penulis
menggunakan beberapa metode kerja antara lain :
 Metode Interview atau Tanya jawab
Yaitu pengumpulan data dengan menampung pendapat dari karyawan tentang
data tersebut dengan melakukan tanya jawab secara langsung, sehingga diperoleh
data yang dibutuhkan.
 Metode Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada objeknya, sehingga
memungkinkan untuk mengamati secara bertahap disertai pencatatan singkat dan
jelas, agar data yang diperoleh bersifat fakta, actual dan dapat dipecaya.
 Metode Literatur
Yaitu pengumpulan data dengan membaca berbagai literatur dan semua sumber
bacaan. Mulai dari buku, arsip perusahaan, katalog, datasheet, dan sebagainya.
Pengumpulan data ini diperoleh dari perpustakaan dan dokumen berupa softfile.
Penulis juga mendokumentasikan data-data yang diperoleh dari hasil interview,
observasi dan literatur yang berkaitan dengan topik yang diambil dalam perusahaan menjadi
objek praktek kerja lapangan.

Jurusan Teknik Elektro 5


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

1.4 Metodologi Penyusunan Laporan


Pada awal Lapangan Kerja Praktek terdapat halaman judul, halaman pengesahan,
kata pengantar, daftar isi. Selanjutnya susunan Laporan Kerja Praktek terdiri dari bagian-
bagian berikut :
BAB I – PENDAHULUAN
BAB II – PROFIL PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.
BAB III – TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV – PEMBAHASAN
BAB V – PENUTUP
Pada bagian akhir laporan terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


A. Waktu Pelaksanaan
Pada tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016.
B. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Pabrik Tuban yang berlokasi di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten
Tuban, Provinsi Jawa Timur.

1.6 Nama Unit Kerja Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Unit kerja tempat pelaksanaan kerja praktek adalah di Seksi Pemeliharaan Listrik
dan Instrumentasi Finish Mill Tuban 3-4 (PLIFM 3-4), PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk. Pabrik Tuban,

Jurusan Teknik Elektro 6


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

BAB II
PROFIL PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2.1 Sejarah Ringkas


Sejarah dan perkembangan PT. Semen Gresik dibagi menjadi 3 (tiga) masa, yaitu :
a. Masa Perintisan
b. Masa Persiapan
c. Masa Pelaksanaan Pembangunan

A. Masa Perintisan
Masa perintisan ini dimulai pada tahun 1935 – 1938, ketika seorang sarjana
Belanda bernama Ir. Van Ess melakukan penelitian geologis di sekitar Gresik. Hasil
survei menunjukkan adanya deposit batu kapur dalam jumlah besar. Penemuan ini
mendorong pemerintah Belanda untuk mendirikan pabrik semen.Akan tetapi, survey
yang dilakukan tidak berkelanjutan karena pecahnya Perang Dunia II.
Kemudian pada tahun 1950, Drs. Moh. Hatta (Wakil Presiden Republik
Indonesia pada masa itu), mendorong pemerintah untuk merealisasikan proyek
pembangunan pabrik semen tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ulang yang
dengan dibantu oleh Dr. F. Leufer dan Dr. A. Kreaft dari Jerman menyimpulkan
bahwa prospek pembangunan pabrik Semen Gresik sangat baik. Dilaporkan bahwa
deposit bahan galian tersebut dapat memenuhi kebutuhan pabrik semen yang
beroperasi dengan kapasitas 250.000 ton per-tahun selama 60 tahun. Maka
berdasarkan hasil penelitian tersebut, pada tanggal 25 Maret 1953 didirikanlah badan
hukum NV. Semen Gresik dengan Akte Notaris Raden Meester Soewandi nomor 41,
Jakarta.

B. Masa Persiapan
Realisasi pembangunan pabrik Semen Gresik tersebut selanjutnya oleh
pemerintah Indonesia diserahkan ke BIN (Bank Industri Negara).Dengan penugasan
tersebut, BIN mulai mengadakan persiapan-persiapan terutama yang menyangkut
penyediaan pembiayaan lokal yang berupa rupiah. Sedang untuk pembiayaan valuta
asing,digunakan kredit Bank USA.
Sebagai langkah persiapan, pelaksanaan proyek pembangunan pabrik semen
ini dilakukan oleh beberapa perusahaan. Untuk penentuan lokasi dan pembuatan pola

Jurusan Teknik Elektro 7


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

pabrik dilaksanakan oleh White Engineering dan Mac Donald Engineering,


sedangkan untuk desainnya dilakukan oleh GA Anderson. Gambar perencanaan
pabriknya dibuat oleh HK Ferguson Company, dan kontraktornya adalah Morison
Knudsen International Co. Inc. dari Amerika Serikat.

C. Masa Pembangunan dan Perkembangan


Pelaksanaan pembangunan fisik pabrik semen NV. Semen Gresik dimulai
pada bulan April 1955. Pembangunan tahap pertama dari pabrik tersebut
dimaksudkan untuk mendirikan sebuah pabrik yang memiliki tanur pembakaran
berkapasitas 250.000 ton semen per-tahun dengan kemungkinan perluasan di masa
yang akan datang. Pembangunan pabrik semen ini dipimpin oleh Ir. Ibrahim Zanier
dan pabrik semen baru ini mengadakan uji coba operasinya pada awal Maret 1957.
Peresmian NV. Pabrik Semen Gresik ini dilakukan pada 7 Agustus 1957 oleh
Presiden Republik Indonesia–I, Ir. Soekarno.
Pada tahun 1961, NV. Semen Gresik melakukan perluasan yang pertama
dengan menambah satu tanur pembakaran dengan kapasitas produksi 125.000 ton
semen per-tahun, sehingga kapasitas produksi meningkat menjadi 375.000 ton semen
per-tahun. Pada tanggal 17 April 1961, status NV. Semen Gresik berubah menjadi
perusahaan negara, yaitu PN. Semen Gresik. Terakhir pada tanggal 24 Oktober 1969,
statusnya berubah lagi menjadi PT. Semen Gresik (Persero).
Pada tahun 1972, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. melakukan perluasan
yang kedua dengan menambah satu buah Kiln berkapasitas 125.000 ton per-tahun
sehingga kapasitasnya menjadai 500.000 ton semen per-tahun. Perluasan ini
diresmikan pada tanggal 10 Juli 1972 oleh Presiden Soeharto. Keempat Kiln di atas
menggunakan teknologi “proses basah”. Pada tahun 1979 dilakukan perluasan ketiga
dengan menambah dua buah Kiln untuk “proses kering”, sehingga kapasitas produksi
terpasang menjadi 1,5 juta ton semen per-tahun.
Perluasan ini diresmikan pada tanggal 2 Agustus 1979 oleh Menteri
Perindustrian AR. Soehoed. Pada tahun 1988, dilakukan konversi bahan bakar dari
minyak ke batubara sebagai upaya untuk menekan biaya bahan bakar minyak yang
semakin mahal. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan BUMN
pertama yang melakukan go public dengan menjual 27% (40 juta lembar saham)
kepada masyarakat pada tanggal 8 Juli 1991. Tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya dengan inisial SMGR. Kemudian nama perusahaan menjadi

Jurusan Teknik Elektro 8


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Komposisi kepemilikan saham adalah Negara RI
73% dan Masyarakat 27%.
Optimasi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dilakukan pada tahun 1992
dengan mengganti jenis Suspension Preheater dari Gepol menjadi Cyclone, sehingga
kapasitas terpasang menjadi 1,8 juta ton per-tahun.
Pada tahun 1990, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. mulai mengembangkan
perluasan pabriknya di kota Tuban. Pembangunan tersebut didanai dari penjualan
saham yang ada di PT. Semen Cibinong, penjualan saham di bursa effek dan dari
dana sendiri. Salah satu alasan didirikannya pabrik semen di kota Tuban ini karena
struktur geografis kota Tuban dan sekitarnya terdiri dari pegunungan kapur yang
diperkirakan mempunyai deposit bahan baku utama untuk penggalian sampai dengan
seratus tahun mendatang.
Pembangunan Pabrik Tuban Unit-I bekerja sama dengan Fuller International
dengan kapasitas produksi 2,3 juta ton semen per-tahun. Peresmian dilakukan pada
tanggal 24 September 1994 oleh Presiden Soeharto. Dengan perluasan di Tuban ini
total kapasitas produksi yang dimiliki PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. menjadi 4,1
juta ton semen per-tahun.
Perluasan terus berlanjut dan pada awal 1995 didirikan Pabrik Tuban Unit-II
dengan kapasitas produksi 2,3 juta ton semen per-tahun yang merupakan kelanjutan
dari Pabrik Tuban Unit-I. Perluasan Pabrik Tuban Unit-II diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 17 April 1997 di Cilacap. Dengan diresmikannya Pabrik
Tuban Unit-II ini maka total kapasitas produksi terpasang menjadi 6,4 juta ton semen
per-tahun.
Tonggak keberhasilan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah pada saat
terjadinya konsolidasi dengan Semen Padang dan Semen Tonasa pada tanggal 15
September 1995 yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG)
dengan total kapasitas bersama sebesar 8,3 juta ton semen per-tahun. Pada bulan
tersebut juga telah berhasil dilakukan penawaran umum terbatas atas saham PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk. yang pertama (Right Issue-I) dan hasilnya digunakan
untuk membiayai pengalihan 100% saham milik pemerintah pada Semen Padang dan
juga pengalihan 100% saham pemerintah pada Semen Tonasa, sehingga komposisi
kepemilikan saham menjadi negara RI 65%, dan masyarakat 35%.
Pada 10 September 1996, peresmian pabrik Tonasa IV yang berkapasitas 2,3
juta ton semen per-tahun, dengan demikian kapasitas produksi SGG terpasang

Jurusan Teknik Elektro 9


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

meningkat menjadi 10,8 juta ton semen per-tahun. Pada tanggal 20 Maret 1998,
Presiden Soeharto meresmikan Pabrik Semen Tuban Unit- III yang juga berkapasitas
2,3 juta ton per-tahun. Kapasitas produksi Semen Gresik Group saat ini meningkat
menjadi 13,1 juta ton semen per-tahun.
Pada 17 September 1998 pemerintah melepas kepemilikan sahamnya di
Semen Gresik melalui penawaran terbuka sebesar 14% kepada mitra stategis yang
dimenangkan oleh Cemex S.A de C.V, sebuah perusahaan semen dunia di Mexico.
Komposisi kepemilikan sahamnya menjadi, Negara RI 51%, Masyarakat 35%, dan
Cemex 14%. Kemudian pada tanggal 30 September 1999, komposisi kepemilikan
saham menjadi, Pemerintah 51,01%, Masyarakat 23,46%, dan Cemex 25,53%.
Pada bulan Februari 1999, pabrik Semen Indarung V diresmikan dengan
kapasitas 2,3 juta ton per-tahun. Kapasitas produksi Semen Gresik meningkat
menjadi 15,4 juta ton semen per-tahun.
Pada tanggal 27 Juli 2006 telah terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia
Holdings Ltd kepada Blue Valley Holdings Pte Ltd sehingga komposisi kepemilikan
saham berubah menjadi Negara RI 51,01%, Masyarakat 24,09%, dan Blue Valley
Holdings Pte Ltd 24,90%, Seiring dengan pelaksanaan Program Pembelian Kembali
Saham Perusahaan (buy back), maka komposisi kepemilikan saham pada 31
Desember 2008 berubah menjadi, Negara RI 51,59%, Blue Valley Holdings Pte Ltd
25,18%, dan masyarakat 23,23%. Saat ini, setelah beberapa kali melakukan optimasi,
kapasitas terpasang riil Perusahaan sebesar 18 juta ton semen per-tahun, dan
menguasai sekitar 43,7% pangsa pasar semen domestik.
Transformasi korporasi menjadi Semen Indonesia ini merupakan rangkaian
dari langkah transformasi yang telah dilakukan perseroan.Dimulai pada 1995,
perseroan berperan sebagai operating holding. Langkah perubahan terus dilakukan
dengan menerapkan functional holding pada 2010 yang meliputi bidang pemasaran,
pengadaan, permodalan, teknologi informasi, dan sumberdaya manusia serta sinergi
di antara tiga perusahaan (Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa). Pada
tanggal 20 Desember 2012, langkah transformasi dengan menjadi strategic holding
diimplementasikan, sekaligus diadakan perubahan nama menjadi PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk.
Dengan pembentukan strategic holding Semen Indonesia diharapkan akan
semakin mempercepat pula pencapaian visi Perseroan termasuk anak perusahaannya
untuk memperkuat posisi dalam menghadapi perubahan dan persaingan bisnis.

Jurusan Teknik Elektro 10


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2.2 Visi dan Misi

Gambar 2.1 Logo PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Visi :
Menjadi perusahaan persemenan internasional yang terkemuka di Asia Tenggara

Misi :
1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang berorientasikan
kepuasan konsumen.
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan daya saing
dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders).
5. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia.

2.3 Lokasi
1) Kantor Pusat Pabrik Semen Indonesia berada Jalan Veteran, Gresik 61122, Jawa
Timur. Telp (031) 981732, 981745
Telex 31388, 31017 PTSI IA Faksimili (031) 983209.
Luas bangunan 150.00m2 terbentang di atas area 75 hektar.

Jurusan Teknik Elektro 11


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2) Pabrik Semen Indonesia Pabrik Tuban terletak di Desa Sumberarum, Kecamatan


Kerek, Kabupatan Tuban, Jawa Timur.
Telp (0356) 22490-22499, 22500. Faksimili (0356) 22380, 22372.
Luas area 1.50 hektar dengan pabrik seluas 400.00m2.

3) Kantor Perwakilan Jakarta berada di Graha Irama Lantai XI, Jl. HR. Rasuna Said
Kuningan, Jakarta 12950.
Telepon (021) 526114, 5261175 Faksimili (021) 5261176
telex 6264 PTSI IA.

Area penambangan ada dua buah material yaitu :


1. Batu Kapur
Lokasi : Desa Pompongan
Luas : 797 ha
Deposit : 306.000.000 ton
Tinggi : 40 - 117 Mdpl
2. Tanah Liat Terdapat dua lokasi.
a. Lokasi I : Desa Tlogowaru
Luas : 318 ha
Deposit : 20.355.000 ton
Tinggi : 6 - 12 Mdpl
b. Lokasi II : Desa Mliwang
Luas : 207 ha
Deposit : 45.141.000 ton
Tinggi : 20 – 35 Mdpl

Jurusan Teknik Elektro 12


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Gambar 2.2 Pabrik Tuban

Gambar 2.3 Area penambangan batu kapur

Gambar 2.4 Area penambangan tanah liat


Sumber : PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Jurusan Teknik Elektro 13


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2.4 Struktur Organisasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.


Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Nomor : 055/Kpts/Dir/2014
Halaman : 1 dari 12
Direktur Utama

Direktur
Direktur
Pengembangan Direktur Produksi Direktur SDM &
Engineering & Direktur Komersial Direktur Keuangan
Usaha & Strategi & Litbang Hukum
Proyek
Bisnis

Departemen
Departemen
Departemen Capex Litbang Energi, Departemen Tim Office of the Departemen Departemen
Pengembangan
Grup Material & Rancang Bangun CEO Pemasaran Keuangan Grup
Sistem SDM
Lingkungan

Departemen
Departemen Departemen Departemen Departemen Center
Departemen Strategic &
Pengembangan Litbang Teknologi Internal Audit Grup Distribusi & of Dynamic
Layanan Proyek Performance
Perusahaan & Produk Logistik Learning
Management

Departemen
Departemen Departemen
Engineering Sekretaris Departemen Departemen
Perluasan Bahan Litbang Aplikasi Departemen ICT
Knowledge & Perusahaan Pengadaan Strategis Hukum & GRC
Baku Produk
Inovasi

Departemen Teknik Departemen Aset


Manajemen Proyek Departemen CSR
& Produktivitas Grup

Dewan Inovasi

Catatan :

______ : Garis Pelaporan

Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk. memiliki struktur organisasi yang selalu
mengalami penyempurnaan untuk menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien.
Perkembangan tersebut mengikuti kebijaksanaan pemerintah dan situasi nasional serta
disesuaikan dengan kebutuhan pabrik yang menyangkut keadaan sosial, ekonomi dan
politik. Dari segi eksternal sistem organisasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, terbagi
menjadi 2 yaitu: Perusahaan Induk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan
sebagai penunjang. Anak perusahaan dan lembaga penunjang merupakan perwujudan
kerjasama antara PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dan perusahaan lain yang berbentuk
suatu badan hukum.Dilihat dari segi internal, struktur organisasi PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk dibagi dua, yaitu : Struktur organisasi untuk Gresik Office dan Struktur
organisasi untuk Plant Site Tuban.

Jurusan Teknik Elektro 14


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Struktur organisasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. menurut Keputusan Direksi
Nomor 055Kpts/Dir/2014 adalah sebagai berikut:
a. Direktur Utama
b. Direktur Pengembangan Usaha & Strategi Bisnis
c. Direktur Produksi & Litbang
d. Direktur Engineering & Proyek
e. Direktur Komersial
f. Direktur Sumberdaya Manusia & Hukum
g. Direktur Keuangan

Khusus untuk Direktorat Produksi berkedudukan di Gresik, sedangkan


Departemen Operasi dan Pemeliharaan sampai staf yang ada di bawahnya berkedudukan di
Tuban.Sistem manajemen PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk. diatur secara terpusat di
Gresik, sedangkan kegiatan produksi dilakukan di Tuban.
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Direksi yang ada di PT. Semen
Indonesia (Persero), Tbk. yakni :

a. Direktur Utama
Memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh operasional
pabrik, termasuk di dalamnya adalah penandatanganan Memorandum Of
Understanding. Direktur utama membawahi langsung Direktur Pengembangan
Usaha & Strategi Bisnis, Direktur Produksi & Litbang, Direktur Engineering &
Proyek, Direktur Komersial, Direktur Sumber Daya Manusia & Hukum, dan
Direktur Keuangan. Serta beberapa tim dan departemen yaitu :
 Tim Office of the CEO
 Internal Audit Grup
 Sekretaris Perusahaan
 Departemen CSR
 Dewan Inovasi

b. Direktur Pengembangan Usaha & Strategi Bisnis


Memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh kegiatan
perencanaan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan yang telah
ditetapkan. Direktur Pengembangan Usaha & Strategi Bisnis membawahi

Jurusan Teknik Elektro 15


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

langsung beberapa departemen antara lain :


 Departemen Capex Grup
 Departemen Perluasan Bahan Baku
 Departemen Pengembangan Perusahaan

c. Direktur Produksi & Litbang


Bertugas mengawasi kegiatan proses produksi dan bertanggung jawab pada
pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari pengadaan bahan baku sampai
dihasilkan produk semen. Serta untuk menghasilkan inovasi atau penemuan baru
untuk peningkatan efisiensi pabrik. Bertanggung jawab terhadap segala
peralatan yang digunakan atau kondisi sekitar pabrik dalam menunjang
peningkatan mutu produk. Direktur Litbang mempunyai wewenang untuk
menentukan kelayakan suatu alat atau kondisi di sekitar pabrik. Direktur
Produksi membawahi langsung beberapa departemen antara lain :
 Departemen Litbang Energi, Material & Lingkungan
 Departemen Litbang Teknologi & Produk
 Departemen Litbang Aplikasi Produk
 Departemen Teknik & Produktivitas

d. Direktur Komersial
Bertugas untuk meningkatkan permintaan serta bertanggung jawab dalam
masalah penjualan dan perencanaan transportasi dan berhak mengambil
kebijakan tertentu tanpa dicampuri pihak lain dalam sistem pemasarannya.
Direktur Komersial membawahi langsung beberapa departemen antara lain :
 Departemen Pemasaran
 Departemen Distribusi & Logistik
 Departemen Pengadaan Strategis

e. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Hukum


Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasi, mengawasi dan mengembangkan
Sumber Daya Manusia yang ada di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Serta
bertugas untuk melakukan pemeliharaan asset dan bantuan hukum. Direktur
SDM dan Hukum membawahi langsung beberapa departemen antara lain :

Jurusan Teknik Elektro 16


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

 Departemen Pengembangan Sistem SDM


 Departemen Center of Dynamic Learning
 Departemen Hukum & GRC
 Departemen Aset Grup

f. Direktur Keuangan
Bertugas dan bertanggung jawab dalam keseluruhan keuangan pabrik, baik
pengurusan utang maupun piutang. Direktur Keuangan membawahi langsung
beberapa departemen antara lain :
 Departemen Keuangan Grup
 Departemen Strategic Performance Management
 Departemen ICT Grup

2.5 Sistem Manajemen PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.


Sejalan dengan strategi dan target bisnis menjadi World Class Company ditengah
dinamika perubahan iklim persaingan bisnis yang semakin ketat, maka diperlukan
kegesitan (agility) seluruh jajaran dalam merespon dan menangkap peluang bisnis
sebagai upaya meningkatkan daya saing Perseroan. Perubahan iklim bisnis tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain perubahan kebijakan dari ownership,
orientasi bisnis Perseroan, kondisi persaingan dan tuntutan stakeholder yang semakin
meningkat. Oleh karenanya diperlukan tata kelola Perseroan yang efektif dan efisien
untuk menjamin :
 Pemenuhan kebutuhan dan harapan stakeholders.
 Kecepatan Perseroan dalam merespon dinamika perubahan strategi bisnis.
 Kecepatan pengambilan keputusan strategis.
 Kemudahan Perseroan dalam transfer knowledge.
 Terwujudnya High Assurance Organization.
Dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi tata kelola tersebut, Perseroan telah
menerapkan manajemen terintegrasi dengan mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola
Perseroan yang baik (good corporate governance), yaitu Sistem Manajemen Semen
Indonesia (SMSI), yang meliputi:
Semen Indonesia (SMSI), yang meliputi:
 Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001),
 Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001),

Jurusan Teknik Elektro 17


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

 Sistem Manajemen K3 (SMK3-OHSAS 18001),


 API Monogram Sertifikat no.1 OA-0044 dari American Petrolieum Institute New
York,
 Sistem Manajemen Laboratorium Pengujian (ISO/IEC 17025),
 Sistem Manajemen Risiko (ISO 31000), dan
 Sistem Manajemen lainnya, serta
 Program-program peningkatan melalui penerapan Manajemen Inovasi.
Penerapan Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI), diharapkan
mampu meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham pada
khususnya dan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang lain pada
umumnya.

2.5.1 Pengelolaan Sistem Manajemen Semen Indonesia


Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI) dibangun berlandaskan
pada proses bisnis Perseroan dengan basis integrasi pada Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001 yang diharapkan mampu membangun Sistem Manajemen
yang komprehensif dan fleksibel dalam merespon dinamika perubahan
strategi dan organisasi Perseroan dengan tetap berorientasi pada stakeholders
expectation.
Dalam pengelolaannya, Perseroan membentuk Tim P2MSMSI
(Peningkatan dan Penyempurnaan Mutu-SMSI) yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
 Melakukan kajian ulang, penyempurnaan dan peningkatan Sistem
Manajemen sesuai pedoman Sistem Manajemen Mutu ISO 9004
 Melakukan integrasi sistem-sistem yang ada, meliputi Integrasi
Proses, Dokumentasi, dan Implementasi
 Melakukan Penyempurnaan dan Peningkatan Sistem Otomasi
Dokumen melalui software pengendalian dokumen
 Melakukan evaluasi efektivitas penerapan Sistem manajemen dan
closing out findings atas Hasil Internal Audit dan Hasil Eksternal
Audit.

Dalam pengelolaan Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI), juga


dilaksanakan kegiatan Audit secara terintegrasi (Integrated Audit) untuk

Jurusan Teknik Elektro 18


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

menjamin penerapan sistem manajemen dilakukan secara konsisten dan


konsekuen.Untuk menjamin peningkatan secara berkesinambungan,
Perseroan juga menetapkan kebijakan untuk menerapkan Innovation
Management System (IMS) yang terdiri dari kegiatan Inovasi, kegiatan
Gugus Kendali Mutu, Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin),
Sistem Saran, Total Productive Maintenance. Total Productive Maintenance
kini telah ditingkatkan dengan penerapan Realibility Centered Maintenance
(RCM) dan Proyek Kendali Mutu untuk mencapai pengelolaan operasional
berkelas internasional sesuai dengan visi Perseroan.

Peran Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI) dalam


mendukung fungsi Holding Company, yaitu:
 Telah melakukan penyesuaian terhadap seluruh sertifikasi Sistem
Manajemen.
 Telah melakukan penyesuaian atas sistem dokumentasi SMSI.
 Telah melakukan mapping dan penyusunan proses bisnis Perseroan
di Holding Company dan Operating Company.
 Telah melakukan standarisasi Sistem Manajemen di Semen
Indonesia.

Adapun kinerja Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSI)


di tahun 2013, menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
 Memperoleh anugerah Nomine SNI Awaard 2013 dalam kategori
perusahaan besar barang yang diselenggarakan oleh BSN.
 Mendapat peningkatan score di level Emerging Industry
Leader dalam acara Penilaian Kinerja Unggul berbasis
 Malcolm Baldrige Critera oleh kementerian BUMN.
 Mendapat penghargaan PROPER peringkat EMAS dari
Kementerian Lingkungan Hidup
 Memperoleh Anugerah Industri Hijau level V yang
diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI.

Jurusan Teknik Elektro 19


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2.6 Produk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Perseroan memproduksi berbagai jenis semen.Semen utama yang diproduksi


adalah semen Portland Tipe II-V (Non-OPC).Di samping itu, juga memproduksi berbagai
tipe khusus dan semen campur (mixed cement), untuk penggunaan yang terbatas.Berikut ini
penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi serta penggunaannya.Semen produksi
perseroan memiliki kualitas yang tinggi dan telah memenuhi standar SNI, ini wujud
komitmen perusahaan sebagai produsen semen berkualitas di Indonesia dan produsen semen
terbesar di Asia Tenggara. Jenis-jenis yang diproduksi berdasarkan penggunaannya antara
lain :
1. SEMEN PORTLAND TIPE I

Gambar 2.6 Semen Portland tipe I

Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidrolis
yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang
tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan perumahan, gedung-gedung
bertingkat, landasan pacu, dan jalan raya

2. SEMEN PORTLAND II

Gambar 2.7 Semen Portland tipe II

Jurusan Teknik Elektro 20


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Semen Portland II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan
panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran
irigasi, beton, massa dan bendungan.

3. SEMEN PORTLAND TIPE III

Gambar 2.8 Semen Portland tipe III

Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran
dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin, seperti pembuatan jalan raya
bebas hambatan, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.

4. SEMEN PORTLAND TIPE IV

Gambar 2.9 Semen Portland tipe IV

Semen Portland Tipe IV dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air


yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik,
konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir

Jurusan Teknik Elektro 21


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

5. SPECIAL BLENDED CEMENT (SBC)

Gambar 2.10 Special Blended cement

Adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan megaproyek jembatan


Surabaya-Madura (Suramadu) dan sesuai digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut,
dikemas dalam bentuk curah.

6. SUPER MASONRY CEMENT (SMC)

Gambar 2.11 Super Masonry Cement

Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang
struktur betonnya maksimal K225, dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan
genteng beton hollow brick, paing block dan tegel.

7. PORTLANDT POZZOLAN CEMENT (PPC)

Gambar 2.12 Portland Pozzolan Cement

Jurusan Teknik Elektro 22


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Semen Portland pozzolan merupakan suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat
dengan menggiling bersama-sama terak semen Portland dan bahan yang mempunyai sifat
pozzolan, biasanya digunakan trass. Semen ini digunakan untuk pengecoran beton di daerah
yang berair seperti irigasi, dum, bangunan tepi laut dan tanah rawa yang mempunyai
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi rendah. Menurut ASTM bahan pozzolan yang

ditambahkan antara 15 - 40%. Semen tipe ini mempunyai kandungan C2S lebih besar

daripada C3S, sedangkan kandungan SO3 antara 1,2 - 1,3%. Semen tipe ini memunyai kuat

tekan awal rendah tapi kuat tekan selanjutnya lebih stabil.

8. PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC)

Gambar 2.13 Portland Composite Cement (PCC)

Adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak, gypsum, dan
satu atau lebih bahan anorganic.Kegunaan semen jenis ini sesuai untuk konstruksi beton
umum, pasangan batu bata, plesetan bangunan khusus seperti beton para-cetak, beton para-
tekan dan paving block.

9. OIL WELL CEMENT (OWC) CLASS G HRC

Gambar 2.14 Oil Well Cement (OWC) Class G HRC

Jurusan Teknik Elektro 23


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan
gas alam dengan konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi.OWC yang
telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistant (HSR) disebut juga sebagai “Basic
OWC”.Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur
tertentu.

10. SEMEN THANG LONG PCB40

Gambar 2.15 Semen Thang Long PCB40

Portland cement blender (PCB40) sesuai dengan TCVN 6260:19979. Semen Thang
Long PCB40 dapat meningkatkan daya kerja concrete, meningkatkan daya tahan terhadap
penyerapan air, erosi lingkungan dan bertahan lama, dan sangat cocok untuk iklim di
Vietnam.
Selain sifat-sifat yang unggul tersebut, semen Thang Long memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
 Sangat Halus.
 Berwarna abu-abu sesuai selera pelanggan.
 Setting Time: Initial Time:sekitar 120-170 menit. Final Time: setelah 3 – 4 jam.
Cocok untuk pekerjaan konstruksi.
 Mutu yang stabil. Cement Strength selalu melampaui standar untuk menghemat
jumlah pemakaian semen.
 Daya tahan tinggi terhadap sulfat untuk konstruksi bawah tanah dan bawa air. Emisi
panas yang rendah saat setting Time, bermanfaat untuk konstruksi yang luas yang
menggunakan bata ringan (concrete blocks).

Jurusan Teknik Elektro 24


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

11. SEMEN THANG LONG PC50

Gambar 2.16 Semen Thang Long PCB50

Semen jenis ini sesuai untuk bangunan berspesifikasi tinggi atau beton khusus yang
digunakan untuk proyek-proyek besar, sesuai dengan standar negara-negara pengimpor
semen di Asia, Eropa dan Amerika. Produk ini cocok diaplikasikan pada jenis proyek
konstruksi dengan persyaratan rumit, misalnya : jembatan, jalan, proyek pembangkit listrik
tenaga air, konstruksi beton bertulang, maupun konstruksi beton dengan kuat tekan tinggi.
Produk ini memiliki toleransi penyimpanan yang lebih panjang, sehingga mendukung
proyek yang jauh lokasinya meski dalam bentuk ready mix concreate.PC50 memiliki tingkat
resistensi yang tinggi terhadap sulfat sehingga tepat jika diaplikasikan dalam bangunan yang
ada di bawah tanah atau air. Kadar kapur dan suhu panas rendah sehingga mampu
mengurangi kemungkinan retak atau pecah pada blok beton besar atau konstruksi beton.

2.7 Anak Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.


Anak perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dibagi menjadi 2 yaitu:
A. Anak perusahaan penghasil semen
 PT. Semen Padang
Semen Padang.Semen Padang memiliki 4 (empat) pabrik semen,
kapasitas terpasang 6 juta ton semen pertahun berlokasi di Indarung,
Sumatera Barat. Semen padang memiliki 5 pengantongan semen, yaitu :
Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok dan Ciwandan.

Gambar 2.17 Logo PT. Semen Padang

Jurusan Teknik Elektro 25


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

 PT. Semen Tonasa


Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 4 pabrik semen, kapasitas
terpasang 6,5 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep, Sulawesi Selatan.
Semen Tonasa memiliki 9 (sembilan) pengantongan semen, yaitu : Biringkasi,
Makassar, Samarinda, Banjarmasin, Pontianak, Bitung, Palu, Ambon, Bali.

Gambar 2.18 Logo PT. Semen Tonasa


.

 PT. Semen Thang Long


Thang Long Cement Company. Thang Long Cement Company
memiliki kapasitas terpasang 2,3 juta ton semen per tahun, berlokasi di Quang
Ninh, Vietnam, Thang Long Cement Company memiliki 3 (tiga) pengantongan
semen.

Gambar 2.19 Logo PT. Semen Thang Long

B. Anak perusahaan bukan penghasil semen


 PT. United Tractors Semen Gresik

Gambar 2.20 Logo PT. United Tractors Semen Gresik

Jurusan Teknik Elektro 26


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Berlokasi di Tuban, Jawa Timur, PT. United Tractors Semen Gresik (UTSG)
adalah anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang pertambangan,
perdagangan dan jasa. Pemegang saham UTSG adalah Perseroan sebesar 55% dan
PT. United Tractors Tbk. sebesar 45%.

 PT. Industri Kemasan Semen Gresik

Gambar 2.21 Logo PT. Industri Kemasan Semen Gresik

PT. Indutri Kemasan Semen Gresik (IKSG) adalah anak perusahaan yang
berlokasi di Tuban, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang pembuatan kemasan
atau industri kemasan, perdagangan dan jasa.
Komposisi kepemilikan saham di IKSG adalah sebagai berikut : Perseroan
memiliki (60%), PT. Nuraga Longartha Indonesia (10%), dan PT. Nusantara
Ampera Bakti (20%).Dalam menjalankan kegiatan operasinya, IKSG memiliki
mesin kemasan 5 (lima) unit dengan kapasitas terpasang 123.000.000 lembar
kantong pertahun.

 PT. Kawasan Industri Gresik

Gambar 2.22 Logo PT. Kawasan Industri Gresik

Jurusan Teknik Elektro 27


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

PT. Kawasan Industri Gresik (KIG) adalah anak perusahaan Perseroan yang
berlokasi di Gresik, Jawa Timur, dan bergerak di bidang pembangunan dan
pengelolaan kawasan industri serta jasa konsultasi di bidang kawasan industri.
Kepemilikan Perseroan di KIG mencapai 65%, sedangkan 35% dimiliki oleh PT.
Petrokimia Gresik (Persero). Dalam ushaanya, KIG menyediakan tanah,
bangunan pabrik siap pakai (BPSP) termasuk di dalamnya bangunan yang
digunakan untuk mendukung pemasaran Perseroan.

 PT. Swadaya Graha

Gambar 2.23 Logo PT. Swadaya Graha

PT. Swadaya Graha (“SWG”) adalah anak perusahaan Perseroan yang


berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang fabrikasi baja,
kontraktor sipil, kontraktor mekanikal & elektrikal, persewaan alat-alat berat &
konstruksi, bengkel & manufaktur, developer, jasa pemeliharaan, serta biro
engineering. Perseroan memiliki sebesar 25% saham. Pemegang saham lainnya
adalah Dana Pensiun Semen Gresik (62,5%), PT Varia Usaha 8,06%, dan
Koperasi Warga Semen Gresik (4,44%).

 PT. Varia Usaha

Gambar 2.24 Logo PT. Varia Usaha

Jurusan Teknik Elektro 28


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Anak perusahaan Perseroan yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur ini


memiliki beberapa anak perusahaan, antara lain: PT. Swadaya Graha, PT.
Swabina Gatra, PT. Varia Usaha Beton, PT. Waru Abadi, PT. Varia Usaha Bahari,
PT. Varia Usaha Dharma Segara, PT. Varia Usaha Lintas Segara, PT. Varia Usaha
Barito. VU dan anak-anak perusahaannya bergerak dalam bidang jasa
pengangkutan umum, perdagangan umum (termasuk ekspor impor antar pulau
dalam negeri, keagenan, distributor, usaha perdagangan lainnya), perindustrian
dan pembangunan, sewa menyewa dan beli sewa, pertambangan (meliputi
kegiatan: penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pemurnian, pengangkutan
dan penjualan hasil pertambangan), serta kegiatan lain yang sesuai dengan bidang-
bidang di atas. Komposisi kepemilikan saham di VU dimiliki oleh Perseroan
sebesar 24,95% saham, Dana Pensiun Semen Gresik 48,7%, dan Koperasi Warga
Semen Gresik 26,35%.

 PT. Eternit Gresik

Gambar 2.25 Logo PT. Eternit Gresik

PT. Eternit Gresik (EG) berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan bergerak dalam
bidang produksi asbes, bahan bangunan, dan cetakan. PT. Eternit Gresik didirikan
pada tahun 1971 dan sejak saat itu menjadi perusahaan terkemuka di antara
produsen fiber semen lain di Indonesia serta perusahaan pertama yang
memproduksi fiber semen 100% bebas asbes di Indonesia dan satu-satunya
perusahaan yang memproduksi seluruh produknya tanpa mengandung asbes.
Komposisi pemegang saham dalam anak perusahaan Perseroan ini setelah
Perjanjian Jual dan Beli Saham pada tanggal 17 Mei 2006, No.129 yang diaktakan
oleh Noor Irawati, SH Notaris di Surabaya adalah sebagai berikut: Perseroan
memiliki saham sebesar 17,57% dan Team S.A sebesar 82,43%.

Jurusan Teknik Elektro 29


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2.8 Afilisai PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.


 PT. Swabina Gatra

Gambar 2.26 Logo PT. Swabina Gatra

Awal mula didirikan PT. SWABINA GATRA bergerak dibidang Jasa


Cleaning Service yang khusus melayani kebutuhan PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk sebagai holding company yang kemudian berkembang seiring waktu hingga
pada tahun 1995 telah melakukan ekspansi keluar PT. Semen Gresk (Persero) Tbk
dan melayani kebutuhan pengelolaan jasa tenaga kerja dan borongan. Menyikapi
perkembangan pasar domestik akan kebutuhan pokok masyarakat dan konsumen
lainnya, pada tahun 2000 PT. SWABINA GATRA membuat terobosan dengan
mendirikan bidang usaha manufaktur berupa "AIR MINUM DALAM
KEMASAN" dengan merk "SWA", produk bermutu dan telah terakreditasi oleh
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu melalui ISO 9002.

 PT. Swabina Gatra

Gambar 2.27 Logo PT. Waru Abadi

Jurusan Teknik Elektro 30


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

PT. Waru Abadi merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di


bidang perdagangan umum, ekspor, impor, dan kontraktor. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan akte pendirian No.20, oleh
Notaris Djamilah Nahdi, SH di Gresik dengan pengesahan Menteri Kehakiman
No. C2-1241.HT.01.01.TH.90. Sebagai salah satu perusahaan yang termasuk
dalam lingkup Semen Gresik Group, Waru Abadi tumbuh pesat secara sehat dan
terkendali untuk menjadi distributor bahan bangunan yang terbaik di Indonesia.
PT. Waru Abadi berkedudukan di Gresik dengan spesialisasi usaha sebagai
distributor bahan bangunan dengan jumlah pelanggan dan jaringan layanan yang
terus berkembang dari tahun ke tahun.

 Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI)

Gambar 2.28 Logo UISI

Universitas International Semen Indonesia (UISI) merupakan salah satu


institusi pendidikan berjenang S1 (Sarjana) yang berkomitmen menyelenggarakan
pendidikan berkualitas tinggi. Pendirian UISI diharapkan mampu memberikan
inovasi yang mendukung perkembangan bangsa dan negara juga khususnya bagi
PT Semen Indonesia. UISI mengkhususkan kurikulumnya pada inovasi dan
keselamatan kesehatan kerja. Selain itu, keberadaan Semen Indonesia Group dan
afiliasinya memberikan dukungan praktek bisnis di dalam UISI dengan beberapa
aspek bidang diantaranya Tata Kelola Perusahaan yang baik, Pengembangan
Teknologi Informasi, Teknologi Semen, Logistik dan Distribusi, UKM
Pengembangan Masyarakat dan Ex-Mining Farming Project.

Jurusan Teknik Elektro 31


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2.9 Lembaga Penunjang PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

 Koperasi Warga Semen Gresik

Gambar 2.29 Logo KWSG

Setiap anggota tim dalam sebuah organisasi perlu memiliki komitmen yang
sama untuk mencapai misi dan visi organisasi. KWSG pun menerapkan sebuah
komitmen yang bertajuk Commitment Willing to Change. Sasaran dari komitmen
ini adalah segenap jajaran karyawan dari semua divisi yang diwakili oleh para
manajer terkait. Tujuan diadakannya Commitment Willing to Change adalah untuk
bersama-sama berjanji sepenuh hati menjaga, merawat, dan menumbuhkan ruh
One Team, One Spirit, One goal To Be Winner, sebagai budaya perusahaan yang
mendorong tercapainya visi & misi perusahaan. Bertempat di di Tanjung Kodok
Beach Hotel pada tanggal 30 April 2013, dalam acara Pencanangan Coorporate
Culture, Commitment Willing to Change ini di tanda tangani oleh para manajer
dan disahkan oleh Pengurus KSWG.

 PT. CIPTA NIRMALA (Rumah Sakit Semen Gresik)

Gambar 2.30 Logo PT. CIPTA NIRMALA (Rumah Sakit Semen Gresik)

Unit Balai Pengobatan Semen Gresik didirikan tahun 1962, merupakan pusat
biaya yang dikelola secara langsung di bawah manajemen PT Semen Gresik
dengan tugas pokok memelihara kesehatan karyawan PT Semen Gresik dan
keluarganya. Unit inilah yang menjadi cikal bakal Rumah Sakit Semen Gresik.

Jurusan Teknik Elektro 32


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Pengembangan komunitas khususnya untuk daerah Gresik dan prinsip-prinsip


profesionalisme dan efisiensi telah mendorong manajemen PT Semen Gresik
untuk melakukan perubahan-perubahan mendasar terhadap fungsi dan sistem
pengelolaan kesehatan yaitu dengan meningkatkan status Balai Pengobatan
menjadi Rumah Sakit dengan pola manajemen yang terpisah, terbuka, melayani
masyrakat umum dan swadana.

Pada akhir tahun 1994 terwujudlah Rumah Sakit Semen Gresik yang dikelola
secara langsung oleh suatu badan hukum yang lepas dari manajemen PT Semen
Gresik, berbentuk yayasan dengan nama Yayasan Rumah Sakit Semen Gresik,
kemudian pada tanggal 29 Juli 2002, berubah nama menjadi Yayasan Cipta
Nirmala Semen Gresik. Perkembangan selanjutnya, pada awal tahun 2003 Rumah
Sakit dan unit usaha lain yang berkembang bersamanya seperti empat unit usaha
apotik, polikilnik, balai pengobatan di Tuban dan optik dikelola dalam bentuk
badan hukum perseroan terbatas dengan nama PT. Cipta Nirmala. Struktur
kepemilikan Perseroan Terbuka adalah Yayasan Cipta Nirmala Semen Gresik
sebagai pemilik mayoritas dan Koperasi Wreda Sejahtera Semen Gresik sebagai
pemilik minoritas.

 Dana Pensiun Semen Gresik (PT Semen Indonesia Group)

Gambar 2.31 Logo Dana Pensiun Semen Gresik

Dana Pensiun Semen Gresik terletak di Gresik Jawa Timur. Dana pensiun
ini dibentuk untuk mengelola dan mengembangkan dana yang berasal dari iuran
peserta pendiri untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti, dengan
tujuan memberikan kesinambungan penghasilan bagi peserta dan keluarga. Dana
Pensiun Semen Gresik merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun
Karyawan PT. Semen Gresik (Persero) yang dibentuk berdasarkan :

Jurusan Teknik Elektro 33


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

 Akta Notaris Goesti Djohan Nomor 280 tanggal 27 Maret 1974,


Persetujuan Menteri Nomor B 7774/DJM/111.5/12/1976 tanggal 18
Desember 1976. disesuaikan dengan Undang-undang Dana Pensiun dan
peraturan pelaksanaannya, dengan nama Dana Pensiun Semen Gresik, dan
telah disahkan berdasarkan :
 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : KEP –
003/KM.17/1999 tanggal 11 Januari 1999.terakhir disahkan berdasarkan :
 Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor : KEP-
2776/NB.1/2014 tanggal 20 Oktober 2011.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Teknik Elektro 34


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

PROSES PEMBUATAN SEMEN


Secara umum proses produksi pembuatan semen melalui aktivitas-aktivitas
berikut ini:

Quary

Crushing

Preblending and storing


Raw material
handling
Drying and
Waste gas
grinding

Homogenizing
and storing Fuel storing and

preheating

Cement clinker burning


Fuel
Clinkering firing

Cooling

Storing

Cement Grinding
Grinding

Storing

Waste gas
Packing
handling

Loading

Gambar 3.1 Proses Produksi Semen Secara Umum

Dari gambaran proses produksi semen secara umum di atas, maka proses produksi
semen dapat dibagi menjadi 5 tahapan proses, yakni:
1. Penyiapan bahan baku utama, bahan tambahan dan bahan penolong
2. Pengolahan bahan mentah
3. Pembakaran dan pendinginan
4. Penggilingan semen

Jurusan Teknik Elektro 35


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

5. Pengantongan semen

Gambar 3.2 Proses Produksi

3.1 Penyiapan Bahan


Pada penambangan bahan baku PT. Semen Gresik meliputi batu kapur (limestone)
dan tanah liat (clay), yang dapat dipenuhi sendiri oleh PT. Semen Gresik untuk bahan
tambahannya adalah pasir besi diambil dari Jepara, Probolinggo, Cilacap dan
Banyuwangi. Oleh karena pasir besi sudah tidak dipakai lagi maka diganti dengan copper
slag yang diperoleh dari Gresik. Sedangkan untuk pasir silika didatangkan dari
Bangkalan, Cilacap dan Banyuwangi. Gypsum diperoleh dengan cara membeli dari PT.
Petrokimia Gresik sedangkan Trass untuk produksi semen tipe Pozzolan Portland
Cement diperoleh dari beberapa daerah di Pati.

3.1.1. Penyiapan Batu Kapur


Batu kapur dapat diperoleh dari lahan atau area berupa bukit disekitar
pabrik. Batu kapur tersebut ditambang pada lahan seluas kurang lebih 800 hektar.
Batu kapur berupa bukit itu diundang dengan sistem pertambangan sigle
beach continues, maksud dari sistem ini adalah untuk menghindari kelongsoran
pada bukit kapur. Untuk jenis batu kapur yang ditambang dapat diklasifikasikan
5 (lima), yaitu :
1. Low Grade, dengan prosentase CaO < 53%
2. Medium Grade, dengan prosentase 53% < CaO < 54%
3. High Grade, dengan prosentase 54% < CaO < 55%

Jurusan Teknik Elektro 36


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4. Super Grade, dengan prosentase CaO > 55%


5. Polomit Grade, dengan prosentase MgO > 5%
Tetapi bahan baku yang dikehendaki untuk diolah adalah klasifikasi
medium grade, metode yang digunakan dalam penambangan batu kapur ini
adalah metode satu jenjang tunggal. Maksud dari metode ini adalah bagian lahan
yang diekspresi harus dihabiskan dalam 1 kali pengambilan (teratur dalam
pengambilan), elevasi atau sudut ketinggian yang ditetapkan minimal 44 meter.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam penambangan batu kapur. Yakni
:
1. Tahap Pembabatan (cleaning)
Pembersihan daerah tambang berupa semak – semak dan rumput –
rumput yang dapat mengganggu proses penambangan. Peralatan yang
digunakan pada tahap ini adalah bulldozer yang dilengkapi dengan tripper.
2. Tahap Pengupasan Tanah (stripping)
Tahap pengupasan tanah bagian atas (top soil) adalah agar lapisan yang
tidak dimanfaatkan dibersihkan dari batu kapur, karena dapat mengurangi
proses kandungan kapur. Alat yang digunakan adalah bulldozer, loader dan
dump truck.
3. Tahap Pembongkaran (breaking)
Pembongkaran batu kapur dilakukan dengan sistem pengeboran
(drilling) dan peledakan (blasting). Tujuan dari pengeboran yaitu untuk
menempatkan bahan peledak dengan menggunakan crasi air drill. Lubang
yang dihasilkan dari pengeboran mempunyai diameter 3,5 inchi dengan
kedalaman 6 m, jarak antara lubang 3 – 3,5 m. Peledakan ini dengan
menggunakan ANFO (Amonium Nitrit Fuel Oil) yang berupa butiran dengan
komposisi amonium nitrit 96% dan solar 4%.
Peledakan ini juga menggunakan power gel yang biasanya disebut
dengan dinamit yang panjangnya 20 cm dan beratnya 200 gr serta sebagai
sumber pemicunya adalah elektric detonator. ANFO ini dapat bekerja (aktif
atau meledak) jika mendapatkan tekanan tinggi dari power gel yang
dihubungkan dengan elektric detonator.
4. Tahap Pemuatan (loading)

Jurusan Teknik Elektro 37


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Pengangkutan atau pengambilan material untuk ditempatkan ke alat


transportasi dan diteruskan ke penimbunan. Peralatan yang digunakan adalah
loader, whell loader dan power shorel.
5. Tahap Pengangkutan (hauling)
Pemindahan material dari quarry ke unit crusher, sedangkan peralatan
yang digunakan adalah dump truck. Ada 2 (dua) macam hauling, yaitu:
1. Hauling load, adalah pengangkutan batu kapur ke pabrik dengan
menggunakan dump truck.
2. Hauling empty, adalah dump truck kosong dari pabrik kembali ke lokasi
pengambilan batu kapur.
6. Tahap Penimbunan
Batu kapur yang sudah ditimbun dalam limestone storage, maka
dilakukan pembagian zona. Pembagian zona ini dengan maksud untuk
membedakan kualitas dari batu kapur, baik kandungan air, CaCo3, kandungan
Cao maupun kandungan MgO. Pada penimbunan peralatan yang digunakan
adalah traveling tripper.

3.1.2. Penyiapan Tanah Liat


Pelaksanaan operasional quarry dilakukan oleh PT UTSG yang
merupakan perusahaan patungan antara PT. United Tractor dengan PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk. PT. UTSG menangani peledakan batu kapur, transporatsi
batu kapur dan tanah liat dari quarry ke plant site. Jenis tanah liat yang ada
dibedakan mejadi 2 (dua) golongan, yaitu :
1. Low Silica, dengan kandungan SiO2 < 65% dan Al2SO4 < 15%
2. High Silica, dengan kandungan SiO2 > 65% dan Al2SO4 < 15%
Pada penambangan tanah liat ini dilakukan dengan cara sederhana, tidak
sesuai di penambangan batu kapur, tanah liat ditambang dengan Clay Pit dan
ditimbun pada Clay Storage.
Sistem yang digunakan dalam penambangan tanah liat adalah Open Pit,
yaitu sistem penambangan yang pada akhir penambangannya membuat daerah
tambang terbentuk lubang galian terbuka.
Sistem ini bermaksud untuk memfungsi gandakan lahan tanah liat, tanah
liatnya ditambang untuk bahan baku semen. Sedangkan bekas galian yang berupa
lubang terbuka dapat digunakan sebagai penampang air. Dalam hal ini air adalah

Jurusan Teknik Elektro 38


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

air hujan, dimana air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi air proses dan air
sanitasi. Lubang galian terbuka jika sudah terisi oleh air hujan bentuknya
menyerupai telaga. Bentuk lubang galian terbuka menyerupai tangga, ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kelongsoran.

Gambar 3.3 Bentuk Tanah Liat Open Pit

Air

Gambar 3.4 Open Pit Lubang Galian

Tahap penggalian hampir sama dengan penggalian batu kapur, yang


berbeda adalah penggalian tanah tidak menggunakan drilling dan blasting,
sehingga hanya meliputi :
1. Cleaning (pembersihan), yaitu membersihkan lapisan atas tanah liat dari
tumbuhan serta kotoran lainnya. Alat yang digunakan adalah bulldozer.
2. Stripping (pengupasan), yaitu pengupasan lapisan humus sampai permukaan
tanah liat. Alat yang digunakan adalah Bacchu.
3. Digging (pengerukan), yaitu pengerukan tanah liat dari lapisan tanah dengan
menggunakan drag line.
4. Loading (pemuatan), yaitu pemuatan tanah liat yang telah digali ke dump
truck.
5. Hauling (pengangkutan), yaitu : pengangkutan tanah liat dari lokasi
penggalian ke pabrik dengan menggunakan dump truck.
Masalah yang ditimbulkan pada clay cutter adalah clay cutter tidak
mampu untuk mengolah tanah liat yang mempunyai maisture 27% karena clay
cutter akan macet total. Ini disebabkan tanah liat akan banyak yang lengket pada
cutter tersebut, sehingga alat tersebut akan macet. Penambangan tanah liat
ditentukan pada kedalaman seperti pada gambar 3.4

Jurusan Teknik Elektro 39


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

27% H2O Warna


coklat

28% H2O Warna abu-


abu
Gambar 3.5 Bentuk Kedalaman Tanah Liat
Pada tanah liat yang berwarna coklat kandungan H2Onya 27% mempunyai
sifat terlalu lengket, sedangkan tanah liat yang berwarna abu-abu H2Onya 28%
yang mana struktur fisik berupa butiran-butiran yang besar dan kasar, sehingga
clay cutter dapat dijalankan.
Sebagai pelaksana pertambangan adalah PT. UTSG (United Tractor
Semen Gresik) yang merupakan anak perusahaan PT. Semen Gresik
pengawasannya dilakukan oleh Dinas Perencanaan dan Pengawasan Tambang
(DPPT).

3.1.3. Penyiapan Pasir Silika


PT. Semen Gresik mengkonsumsi pasir silika dari daerah cilacap,
banyuwangi dan bangkalan yang diangkut dengan mengunakan truck menuju
lokasi pabrik.

3.1.4. Penyiapan Pasir Besi


Kebutuhan pasir besi didatangkan dari jepara, probolinggo, cilacap,
bayuwangi. Oleh karena itu tidak dalam perlakukan awal. Pengangkutan
dilakukan dengan menggunakan truck menuju lokasi pabrik.

3.1.5. Penyiapan Gypsum


Kebutuhan gypsum dari Petrokimia Gresik, gypsum diangkut dengan
mengunakan truck menuju lokasi pabrik berupa kerikil. Gypsum ini digunakan
untuk bahan tambahan pembuatan semen type I/OPC.

3.1.6. Penyiapan Trass


PT. Semen Gresik menggunakan trass untuk memproduksi semen PPC
yang dikonsumsi dari beberapa daerah pati yang diangkut dengan mengunakan
truck menuju lokasi pabrik.

Jurusan Teknik Elektro 40


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

3.2 Unit Pengolahan Bahan Mentah


Unit pengolahan bahan mentah bertugas untuk menyiapkan bahan mentah yang
mempunyai komposisi sesuai dengan yang diperlukan sebagai umpan kiln.

3.2.1. Proses penyiapannya


Batu kapur dimasukkan kedalam hopper (tempat masuknya feed atau batu
kapur mempunyai bentuk limas segi empat terbalik) oleh truk kemudian didalam
hopper tersebut terdapat apron conveyor yang mengangkut batu kapur menuju ke
crusher (alat pemecah batuan) untuk mengalami pengecilan bentuk dari kurang
dari 80 cm menjadi sekitar 7 cm. Untuk batu kapur yang masuk ke hopper dengan
ukuran yang lebih kecil dari 7 cm akan langsung jatuh ke penampungan limestone
didalam hopper melalui sela–sela apron conveyor yang bergerak tersebut
kemudian diteruskan melalui belt conveyor dan bergabung dengan batu kapur
yang keluar dari crusher.
Didalam crusher terdapat hammer dengan jumlah 4 buah yang masing–
masing hammer mempunyai berat 50 kg. Di dalam crusher batu yang masih
berukuran besar mengalami penyaringan oleh screen dan dikembalikan kembali
ke crusher untuk dipecah kembali dan apabila sudah kecil akan langsung jatuh
ke belt conveyor untuk diangkut menuju penampungan sementara limestone
bergabung dengan batu kapur yang lain.
Kemudian setelah dari tempat penampungan sementara diangkut belt
conveyor untuk ditimbang yang timbangannya dikendalikan oleh CCR (Central
Control Room) dengan hitungan ton/jam. Batu kapur yang telah ditimbang
dibawa belt conveyor untuk dicampur dengan clay atau tanah liat yang telah
mengalami pengecilan ukuran didalam crusher dengan cara yang sama dengan
batu kapur. Campuran batu kapur dan tanah liat keluar dari bin campuran
ditimbang alat penimbang menuju ke belt conveyor. Sebagai bahan pembantu dan
bahan bahan koreksi agar material diperoleh komposisi produk dari penggiling
material umpan kiln (raw mill) sesuai dengan standart, digunakan pasir besi, pasir
silika dan batu kapur berkualitas tinggi.
Ketiga bahan ini disimpan dalam bin masing-masing sehingga bila
dibutuhkan dapat dengan mudah ditambahkan dengan belt conveyor. Material
campuran yang sudah dikoreksi kadarnya dialirkan dengan belt conveyor dan
tripper gate. Tripper adalah alat yang berbentuk seperti limas segi empat

Jurusan Teknik Elektro 41


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

dipotong puncaknya yang mengecil dibagian bawah dan atasnya lubang yang
berguna untuk meratakan atau menghomogenkan campuran tersebut dengan
membentuk campuran pada tempat penyimpanan seperti limas yang tinggi dan
besar agar apabila diambil tepi campuran tersebut campuran yang atas akan
segera turun dan bergabung dengan campuran yang lain sehingga terjadi
keseragaman campuran.
Cara kerja tripper adalah maju mundur dengan atas lintasan ada pembatas
ketinggian, maka apabila campuran yang berada di tripper terlalu tinggi akan
jatuh ketempat penampungan tersebut. Tripper terbuat dari besi dengan lintasan
berupa rel yang berada di ketinggian 50 m dari tanah. Dari tripper diangkut
menuju raw mill dengan laju alir 570 ton/jam, dan mempunyai kandungan air
pada campuran sebesar 18 %. Kemudian diangkut belt conveyor. Pada belt
conveyor didekat raw mill dilengkapi dengan pendeteksi logam untuk
menangkap logam.
Dalam roller mill tersebut terdapat hammer yang berjumlah 4 buah yang
berguna untuk menghancurkan dan menggiling campuran, berat masing–masing
hammer tersebut adalah 200 kg tiap hammer dan pada bagian bawahnya terdapat
meja yang bergerak memutar yang berguna untuk menjadi alas pada penggilingan
tersebut dan juga dialiri gas panas agar kering dan tidak lengket.

Gambar 3.6 Vertical Mill (Raw mill)

Kebutuhan gas panas untuk pengeringan bahan di raw mill dipasok oleh
sisa gas dari preheater dan sistem pendingin terak dengan suhu 330oC dan 397oC.
Selain itu sistem penggilingan bahan mentah dilengkapi dengan pemanas udara,
sehingga bila panas yang dibawa gas dari preheater dan cooler tidak mencukupi.
Gas dapat dipanaskan lebih dahulu dengan pemanas udara, kurangnya panas yang

Jurusan Teknik Elektro 42


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

diperoleh gas dari preheater dan cooler dapat terjadi karena pada preheater dan
cooler atau berhentinya kiln.
Produk yang keluar dari raw mill diharapkan mempunyai kehalusan 90 %
dan lolos ayakan 90 mikron dengan kandungan air kurang dari 1 %. Material di
bawah dengan aliran udara ditarik ke cyclone dengan bantuan kipas kompresor.
Sehingga 93 % produk material akan terpisah dari aliran udara. Gas yang keluar
dari cyclone dan sudah melewati kipas akan dipisah lagi dari sisa material 7 %
pemisah elektris (electrostatis presipitator), kemudian akan dilepas di menara
buang gas. Sedangkan sisa produk dari pemisah elektris akan dicampur dengan
produk yang keluar dari cyclone dengan air slide, screw conveyor dan bucket
elevator ke silo pencampur.
Material yang keluar dari raw mill tetapi belum mempunyai kehalusan
yang sesuai dengan standart berkisar antara 143 ton/jam, akan dikembalikan lagi
dalam penggiling lewat belt conveyor bersama-sama dengan umpan masuk.
Produk raw mill sebelum disimpan di silo pencampur akan diambil sebagian kecil
untuk contoh analisa, pengambilan contoh dilakukan dengan otomatis yang
terdapat pada air slide dan dibawa oleh sistem transportasi.

Gambar 3.7 Penampang Air slide

Pada kondisi normal raw mill beroperasi, suhu gas masuk ke pemisah
elektrik dengan suhu 90o C dan suhu gas pada kondisi raw mill tidak hidup adalah
150o C. Sedangkan batas minimal dan maksimal temperatur gas masuk pemisah
elektrik adalah 85o C dan 150o C jadi bila raw mill tidak beroperasi gas panas dari
preheater dan cooler harus dimasukkan ke menara pendingin untuk diturunkan
temperaturnya.
Sehingga pada saat melewati pemisah elektrik tidak akan menyebabkan
kerusakan, sebagai media pendingin digunakan air yang dimasukkan dengan cara
disemprotkan. Selama raw mill mati, debu dari menara pendingin dan pemisah

Jurusan Teknik Elektro 43


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

elektrik yang dibawa bin penyimpan debu dengan kapasitas 170 ton, setelah itu
dikirim ke bin umpan kiln.

3.3 Unit Pembakaran dan Pendinginan


Pada unit ini diproduksi terak yang merupakan bahan utama pembuatan semen.
Secara umum untuk pembakaran. Pendinginan dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
bagian pengolahan batubara, bagian penyiapan umpan kiln dan bagian proses pembuatan
terak. Bagian pengolahan batubara yang terletak pada daerah tersendiri, bagian
penyiapan umpan kiln yang meliputi alur proses mulai dari silo pencampur sampai
dengan belt conveyor yang menuju ke preheater. Bagian proses pembuatan terak yang
meliputi daerah proses dari preheater dengan belt conveyor yang menuju silo terak.

Gambar 3.8 Kiln

Gambar 3.9 Penampang Dome clinker

Batubara yang digunakan di pabrik Semen Gresik berasal dari 2 supplier yaitu
KUD dan FBS, dimana kedua supplier ini menyediakan batubara dengan kualitas yang
berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan proses dengan mempertimbangkan segi
ekonomisnya (harga dan kualitas material) dilakukan pencampuran kedua jenis batubara
dengan komposisi KUD : FBS = 3 : 1.
Batubara mentah diangkut ke area produksi dari tempat penimbunan di pelabuhan
(kapasitas  73000 ton) dengan menggunakan truk dimasukkan ke hopper. Dari hopper
batubara dibawa dengan apron conveyor dan diteruskan oleh belt conveyor untuk
disimpan didua tempat melalui tripper yaitu south pile 1dan north pile 2. Dengan

Jurusan Teknik Elektro 44


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

membuka gate dua arah tempat penimbunan di area proses dengan kapasitas 2  7500
ton, atau langsung ke bin batubara mentah yang berkapasitas 250 ton. Dari tempat
penimbunan batubara mentah diangkut dengan bantuan scrapper reclaimer untuk
dipindahkan ke belt conveyor.
Pada belt conveyor ini dilakukan pemisahan logam yang terkandung pada
batubara mentah dilakukan dengan bantuan alat pemisah magnetik dan pendeteksi logam
dan dibawa menuju bin batubara mentah untuk disimpan.
Dari bin, batubara mentah dikeluarkan dengan pengumpan untuk dipindahkan
dengan belt conveyor dan diumpankan ke rotary feeder untuk penggilingan batubara.
Setelah melalui rotary feeder umpan masuk penggiling batubara jenis raw mill dengan
laju alir 55 ton/jam untuk dikeringkan dan digiling. Kebutuhan udara raw mill batubara
o
didapatkan dari gas yang keluar dari gas yang keluar dari preheater 327 C dan
mempunyai kandungan oksigen rendah.
Produk hasil gilingan mempunyai kehalusan 80 % lolos ayakan 90 mikron,
ditangkap oleh bag filter kemudian disimpan didalam bin batubara halus yang
mempunyai kapasitas 120 ton. Dari bin ini batubara dipindah dengan menggunakan
pompa menuju bin batubara yang berkapasitas 70 ton ke bin batubara halus yang
berkapasitas 120 ton, ketiga bin tersebut dilengkapi dengan alat penimbang jenis load
cells. Batubara halus sebelum dipergunakan untuk pembakaran kiln ditimbang lebih
dahulu oleh timbangan jenis P fister feeder dengan desain kapasitas pembakaran kiln 24
ton/jam. Sedangkan bin dengan bangunan preheater untuk mencukupi kebutuhan bahan
bakar calciner ILC dan SLC yang masing–masing mempunyai 16,8 dan 3,8 ton/jam.
Batubara halus yang dibawa menuju bagian pembakaran SLC ditimbang oleh P
fister feeder yang mempunyai desain kapasitas 27 ton/jam. Sedangkan yang kebagian
pembakaran ILC ditimbang P fister feeder yang mempunyai kapasitas 6 ton/jam.
Sedang produk yang keluar dari raw mill yang berupa campuran limestone dan
bahan yang lain dimasukan ke dalam dua silo pencampur yang masing–masing
mempunyai kapasitas 20.000 ton. Pemasukan bahan baku ke setiap silo pencampur diatur
lewat distribusi yang kemudian didistribusikan kesepuluh buah air slide yang terdapat
dibagian dalam silo.
Pengisian bahan baku kedalam silo ini diatur secara bergantian setiap 36 menit
dan untuk memperoleh hasil pencampuran yang terbaik, silo harus dijaga agar sedikitnya
berisi 10.000 ton. Pengeluaran material dari kedua silo umumnya dilakukan bersamaan,
melalui dua dari sepuluh flow gate dari setiap silo. Dalam pengisian ke silo digunakan

Jurusan Teknik Elektro 45


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

sistem cascade, yaitu sistem kontrol otomatis yang menggunakan berbagai sistem sensor
yang lebih lengkap dari sistem otomatis itu sendiri. Material yang keluar dari kedua silo
diangkut dengan air slade.
Kemudian dengan salah satu bucket elevator material dibawah dengan air slade
menuju bin umpan kiln. Umpan kiln yang ada di air slade diambil contohnya dengan alat
sampel untuk dianalisa komposisinya. Dari bin umpan kiln, material dimasukkan ke bin
kalibrasi dengan masing–masing 50 ton, untuk memudahkan pembagian material masuk
aliran preheater ILC dan SLC keluar dari material bin kalibrasi akan diatur oleh
pengukuran aliran dan dibawah dengan air slade menuju air lift untuk diteruskan ke
preheater ILC, sedangkan material dari bin kalibrasi akan diatur keluarannya oleh
pengatur keluaran dan dibawah dengan air slade dan air lift menuju preheater SLC.

Gambar 3.10 Preheater

Umpan kiln dimasukkan kedalam preheater ILC dan preheater SLC pada cyclon
pertama dengan laju alir sebesar 254 ton/jam dan 284 ton/jam. Didalam preheater umpan
kiln mengalami kalsinasi sampai 90 % secara bertahap, kemudian masuk kedalam kiln
dan mengalami kalsinasi 100 %. Selanjutnya material akan mengalami proses pelelehan
pada suhu 1400 – 1450 0C menjadi terak. Dalam kiln terak dibakar oleh pembakar dengan
bahan bakar campuran minyak dan batu bara yang telah dihaluskan dan di supply melalui
belakang pembakar. Jalannya bahan berlawanan dengan arah pembakaran sehingga
cukup terjadi perubahan sifat kimia material.
Kemudian terak panas dari kiln jatuh di dekat pembakar dan di dinginkan di dalam
cooler dari 1450 0C sampai suhu 82 0C. Disistem pendinginan grate cooler terdiri dari
12 compartement, sehingga media pendingin digunakan udara luar yang dihembuskan
kipas kompresor kedalam compartement. Tiap compartement terdiri dari 4 buah saluran
kipas yang masuk melalui saluran yang berkelok dibawah cooler. Terak yang berukuran
besar sebelum keluar dari dari cooler dan dihancurkan dahulu oleh pemecah terak. Untuk

Jurusan Teknik Elektro 46


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

material yang jatuh pada saat pendinginan akan di transport oleh rantai yang berada
dibawah cooler dan disatukan dengan material yang telah keluar dari pemecah terak.
Alat yang digunakan di dalam cooler untuk mengangkut material yaitu bernama
grate plate yang terbuat dari baja stainless steel yang berbentuk plat yang bekerja
bergantian antara satu dengan lain, sehingga menyebabkan material berpindah. Material
pencampur debu terak dari kotak pengeluaran cyclone turun ke drag conveyor kemudian
material akan diangkut dan di gabungkan pada penampung kemudian dipindahkan ke
pan conveyor dan dimasukkan ke silo penyimpan terak dengan kapasitas 75.000 ton.
Kebutuhan batu bara untuk pembakaran di calsiner ILC adalah 3,8 ton/jam.
Untuk mencukupi kebutuhan panas pembakaran sebesar 243 kcal/jam kebutuhan
batu bara untuk pembakaran di calsiner SLC adalah 16,8 ton/jam. Untuk kiln diperlukan
batu bara 15,4 ton/jam dengan kapasitas panas sebesar 9,54 kcal/jam. Aliran gas panas
keluar dari kiln digunakan oleh calsiner ILC dan ditarik oleh ID kipas. Aliran panas
cooller dialirkan ketiga tempat , yaitu grade I (udara paling panas) kepembakar preheater
ILC dan SLC. grade II ke raw mill, sedangkan grade III ke pemisah elektrik untuk
pemisahan lebih lanjut sisa debu dan udara.

3.4 Unit Penggilingan Semen


Proses produksi Finish mill semen dimulai sejak output dari dome terak dan
berakhir saat produk semen masuk ke silo semen. Proses tersebut di dapat dibagi dalam
beberapa bagian utama yaitu:

3.4.1 Proses Penimbangan Weighfeeder


Proses penimbangan weighfeeder ini bertujuan untuk menentukan
komposisi semen yang terdiri dari terak, gypsum, dan addictive. karena
weighfeeder ini menimbang bahan baku, maka weighfeeder ini adalah timbangan
Basah. Weighfeeder ini perlu kalibrasi secara periodik untuk menjamin kualitas
semen

Jurusan Teknik Elektro 47


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Gambar 3.11 Proses Penimbangan weighfeeder

3.4.2 Penggilingan Awal


Material dari weighfeeder ini ditampung di bin sebelum diumpankan ke
penggilingan awal. Penggilingan awal ini bertujuan untuk menimbulkan retakan
mikro pada terak sehingga mampu menurunkan specific power consumption dari
mill karena mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga 30%. Output dari
finish mill inilah yang akan menjadi umpan bagi finish mill melalui 545BC3.

Gambar 3.12 Proses Penggilingan Awal

3.4.3 Finish mill


Finish mill untuk memperoleh kehalusan produk yang diinginkan. Pada
finish mill ini juga terjadi proses pencampuran antara terak dengan gypsum dan
addictive. Terak disupplai dari 545BC3 tanpa melalui proses penimbangan lagi.
Hal ini menyebabkan komposisi dari terak dan gypsum tidak stabil dan rawan mill
untuk feedback atau material dalam mill tumpah keluar dan terbuang akibat tidak
terpantaunya material di BC3.

Gambar 3.13 Proses Finish Mill

Jurusan Teknik Elektro 48


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

3.4.4 Separator dan Reject material


Pada proses ini terjadi pemisahan antara material yang kasar dan yang
halus. Material yang halus dan memenuhi standar akan mampu melewati separator
dan menuju ke silo semen, sedangkan material yang kasar akan kembali ke mill
untuk digiling ulang.

Gambar 3.14 Proses Separator serta Reject

3.4.5 Transport Final Product


Proses ini adalah yang terakhir dari finish mill. Produk final semen yang
sesuai kualitas menjalani proses transport menuju penyimpanan silo semen.
Proses transport ini menggunakan air slide dan bucket elevator. Pada kondisi
existing, pada transport produk ini tidak terdapat penimbangan akhir produk
semen sehingga tidak dapat dimonitor hasil semen produk dari finish mill.
kemudian setelah dimasukkan di silo, terdapat alat pengukur ketinggian semen
dalam silo yang digunakan untuk perkiraan isi semen dalam silo. Tipe yang
digunakan ada 2 tipe, silo pilot dan radar. Tipe radar memiliki keunggulan tidak
kontak dengan material tetapi kurang akurat dan sering buntu karena material
lengket. Sedangkan silo pilot memiliki keunggulan akurat tetapi tali pemberat
menggunakan pita sehingga mudah robek dan pemberat hilang.

Gambar 3.15 Proses transport produk semen

3.5 Pengantongan Semen


Tahap pengantongan semen dimulai dari silo penyimpanan semen, yaitu 1, 2, 3,
dan 4 dimana masing–masing silo ini berkapasitas 18.000 ton. Alur proses semen dari
keempat silo ini dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur pertama untuk material yang keluar
dari silo 1 & 2, dan jalur kedua untuk material yang keluar dari silo 3 dan 4. Material

Jurusan Teknik Elektro 49


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

yang keluar dari silo–silo ini diatur oleh pengendali aliran pada masing–masing silo
dengan masa pergantian pengendali adalah 8–12 menit.
Dari silo material dihembuskan udara untuk dibawa dengan air slide menuju dua
buah bucket elevator berkapasitas 500 ton/jam. Dari bucket elevator di lewatkan
pengayak getar untuk memisahkan semen dengan material asing. Setelah diayak, semen
dibawa ke bin pusat yang berjumlah dua buah dan proses akan dilakukan ke dua bin ini
akan dilakukan bergantian. Aliran semen setelah melewati bin pusat akan terbagi
menjadi dua, yaitu aliran untuk semen curah (semen yang langsung dimasukkan kedalam
mobil, biasanya untuk proyek besar) dan semen yang akan dijual dalam bentuk kantong.
Aliran semen curah dilanjutkan ke air slide 1 dan 2 kemudian ke bin semen curah,
kemudian ke truk khusus yang akan membawa semen kepada konsumen. Sedangkan
aliran semen kantong setelah melewati bin Pusat, semen akan dibawa dengan air slide
untuk diteruskan ke rotary feeder dan akhirnya ke rato packer. Pada alat ini terdapat spot
tube yaitu semacam suntikan untuk memasukkan semen kedalam kantong. Pemasukan
semen ke dalam kantong ini telah diatur dengan rentang berat 49,75 kg atau dengan 50,75
kg. Jika berat semen kurang dari 49,25 maka semen yang sudah dalam kantong tersebut
terpantau dengan penimbang dan semen tersebut akan dikeluarkan melalui bagian reject.
Semen yang tidak lolos ini akan dibawa ke ayak, kemudian dibawa ke screw conveyor
untuk dikembalikan ke bucket elevator. Semen yang lolos uji akan dibawa ke belt
conveyor, kemudian ke truk dan siap di distribusikan kepada konsumen.

Jurusan Teknik Elektro 50


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Struktur Organisasi Unit Kerja

KEPALA SEKSI
Nalendra Permana, ST

KARU PREVENTIF KARU PREVENTIF KARU PREVENTIF KARU PREVENTIF


LISTRIK TUBAN III LISTRIK TUBAN IV INSTRUMENT TUBAN III INSTRUMENT TUBAN IV
Abdul Hadi, S.Kom Teguh Sunaryo Mas’ad Bagiyo

KARU POWER
KARU WEIGHING KARU EH+EL
DISTRIBUTOR
Salman Alfarisi Bambang Dwi Sutopo
Moh. Ali Sadikin

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA


Moch. Saifudin Z M. Mansyur Sochibul Khafi

KARU TROUBLE KARU TROUBLE KARU TROUBLE KARU TROUBLE


SHOTING 1 SHOTING 2 SHOTING 3 SHOTING 4
Khudori Khosyim Purwono Wibomo Danang Heksawan M. Wujud

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA


Rony Nar Yamin Wahib Mc. Fasih Septian Ade C

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Seksi PLIFM 3-4

Jurusan Teknik Elektro 51


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.2 Tugas Pokok Unit Kerja


Pemeliharaan Listrik & Instrumentasi 3-4 mempunyai deskripsi kerja untuk
merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
pemeliharaan listrik dan instrumentasi Tuban III dan IV.

4.3 Penjelasan Singkat Tugas Unit Kerja


Dalam pelaksanaan tugasnya, sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Maka
kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pemeliharaan Listrik & Instrumentasi 3-4
meliputi:
1. Menjamin kesiapan peralatan dan aspek kelistrikan dan instrumentasi pada area
Tuban III dan IV untuk mendukung kelancaran proses produksi.
2. Melaksanakan pemeliharaan listrik dan instrumentasi di area Tuban III dan IV,
baik yang bersifat corrective maupun preventive maintenance.
3. Melaksanakan dan mengawasi kalibrasi peralatan listrik dan instrumentasi di
area Tuban III dan IV.
Seksi Pemeliharaan Listrik & Instrumentasi 3-4 adalah salah satu seksi yang
terdapat di biro Pemeliharaan Listrik & Instrumentasi III, departemen Produksi
Semen.

4.4 Judul Tugas

“Otomasi Alat Instrumen Magnetic Separator pada Mill 8 Finish Mill Pabrik
Tuban IV”
Finish Mill merupakan proses penggilingan dan pencampuran Clinker dan
Gypsum sehingga akan diperoleh produk mill dengan kehalusan yang diinginkan
atau yang disebut dengan Semen. Tahap ini bertujuan untuk menggiling clinker hasil
dari pembakaran yang dicampur dengan gypsum yang berfungsi sebagai retarder,
yaitu untuk mengatur waktu pengeringan semen dan trass sebagai bahan additive
tanpa mengurangi mutu semen yang dihasilkan.

4.4.1 Pengertian Magnetic Separator

Magnetic Separator merupakan alat yang digunakan untuk mengambil material


asing atau metal yang ikut terbawa dalam ketiga material agar tidak masuk ke dalam
mill. Alat ini memanfaatkan prinsip kerja induksi elektromagnetik yang timbul dari
lilitan kawat yang di aliri arus listrik.

Jurusan Teknik Elektro 52


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Gambar 4.2 Magnetic Separator

Gambar 4.3 Tempat Pembuangan Hasil Metal yang Telah dipisahkan

Jurusan Teknik Elektro 53


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.4.2 Bagian – Bagian Magnetic Separator


a. Motion Sensor
Motion Sensor adalah perangkat yang dapat mendeteksi objek bergerak.
Sebuah detector gerak sering diintegrasikan sebagai komponen dari system yang
secara otomatis melakukan tugas atau alert pengguna gerak di suatu tempat. Sebuah
Motion Sensor elektronik berisi sensor gerak yang mengubah deteksi gerak menjadi
sinyal listrik. Hal ini dapat dicapai dengan mengukur perubahan optic dalam bidang
pandang.

Ada empat jenis sensor yang digunakan dalam spectrum sensor gerak :
 Passive Infrared Red (PIR)
Sensor infra merah pasif mendeteksi panas tubuh seseorang karena perubahan
latarbelakang ruangan. Tidak ada energi yang dipancarkan dari sensor, sehingga
nama “pasif inframerah”(PIR).
 Ultrasonic
Mengirimkn pulsa gelombang ultrasonic (gelombang suara akustik di atas
frekuensi bahwa manusia dapat mendengar) dan mengukur refleksi dari sebuah
objek yang bergerak. Gerak menyebabkan frekuensi gelombang yang
dipantulkan untuk mengubah (Efek Doppler).
 Microwave
Sebuah sensor microwave mengirimkan pulsa elektromagnetik dan mengukur
perubahan frekuensi (Doppler) karena refleksi dari sebuah objek yang bergerak.
 Detektor Gerak Tomografi
Sistem deteksi gerak tomografi merasakan gangguan gelombang radio ketika
mereka lulus dari node ke node dari jaringan mesh. Mereka memiliki
kemampuan untuk mendeteksi lebih dari daerah – daerah yang lengkap karena
mereka dapat merasakan melalui dinding dan penghalang.

Motion
Sensor

Gambar 4.4 Motion Sensor

Jurusan Teknik Elektro 54


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

b. Transformator
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik
ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua
daya pada lilitan primer alan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Transformator mempunyai dua jenis, yaitu :
 Transformator Step Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.

Gambar 4.5 Transformator Step Up


 Transformator Step Down
Transformator step down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.

Gambar 4.6 Transformator Step Down


Dalam Magnetic Separator ini menggunakan transformator 3 fasa Step Down untuk
menurunkan tegangan 380V AC menjadi 164V AC.

Gambar 4.7 Transformator 3 Fasa

Jurusan Teknik Elektro 55


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

c. Belt Conveyor
Belt conveyor adalah salah satu komponen dari belt conveyor system yang
berfungsi untuk membawa material dan meneruskan gaya putar. Di pilihnya belt
conveyor sistem sebagai sarana transportasi material adalah karena tuntutan untuk
meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi dan juga kebutuhan
optimasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerja.

Belt Conveyor

Gambar 4.8 Belt Conveyor

d. Magnet Box
Magnet Box merupakan alat yang menghasilkan medan magnet untuk menarik
material metal yang tercampur dalam clinker. Magnet box berisi kumparan-kumparan
yang di supply tegangan 325V DC dari diode bridge.

Magnet Box

Gambar 4.9 Magnet Box

Jurusan Teknik Elektro 56


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

e. Motor
Motor pada Magnetic Separator digunakan untuk menggerakkan belt
conveyor. Motor yang digunakan adalah motor AC 3 fasa dengan tegangan
220/380V dan daya sebesar 3000kW.

Motor AC
3 Fasa

Gambar 4.10 Motor AC 3 Fasa

Gambar 4.11 Spesifikasi Motor AC 3 Fasa

f. Rectifier / Diode Bridge


Rectifier digunakan untuk mengubah/mengkonversi tegangan AC 3 Fasa
menjadi tegangan DC 325V.

Jurusan Teknik Elektro 57


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Gambar 4.12 Rectifier / Diode Bridge

4.4.3 Prinsip Kerja Magnetic Separator


Peralatan ini bekerja berdasarkan kerja gaya elektromagnetik yang dihasilkan
oleh suatu kumparan magnet. Jika kumparan tersebut diberi tegangan, maka akan
timbul medan magnet. Selanjutnya medan magnet yang dihasilkan akan
menginduksi pada inti besi (belt yang berputar), sehingga apabila terdapat
lempengan logam ataupun metal yang terbawa bersama material akan tertarik
oleh magnetic tersebut.

4.4.4 Maintenance pada Magnetic Separator


Pada pemeliharaan dapat dilakukan ketika mesin masih dalam
keadaan standby. Sebelum melakukan instalasi dan pemeliharaan pada magnet,
magnet itu harus dimatikan dan dijamin terhadap rekoneksi yang mungkin
disengaja. Sementara operasi magnet itu mungkin dapat berada pada kondisi
magnet yang panas. Hal tersebut dapat menjadi bahaya seperti pembakaran yang
menimbulkan cedera. Sebelum melakukan perawatan ataupun bekerja pada
magnet, sebaiknya menunggu magnet untuk dingin terlebih dahulu, atau
mengambil tindakan perlindungan yang tepat. Langkah-langkah Pemeliharaan
dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menyesuaikan pada off-track berjalan
Dalam hal pada pemisah belt ditangguhkan dalam keadaan posisi miring dan
disarankan untuk memeriksa sabuk untuk off-track berjalan setiap hari.
Pilihan pemisah belt bisa dilengkapi dengan kontrol pelacakan belt. Dalam
kasus off-track untuk menjalankan sinyal akan menghentikan belt.
2. Menyesuaikan ketegangan pada belt
Ketegangan belt yang benar dicapai jika sisi saat kembalinya belt tidak
menyentuh magnet dengan yang ada di dalam maupun menyentuh piring
stripper dengan yang ada di luar.
3. Mengontrol Bearing pada motor
Setiap bearing harus diperiksa secara berkala. Untuk menghindari kerusakan
dini adalah penting untuk mencegah kotoran, benda asing atau kelembaban
dari penetrasi ke dalam bearing. Periksa semua aksesoris pada bearing.

Jurusan Teknik Elektro 58


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

jadwal pemeliharaan untuk tanda-tanda panas, suara yang tidak biasa atau
discolorings secara berkala. Jika ada tanda-tanda kerusakan mesin harus
dimatikan langsung dan bearing diganti.
4. Oil level indikator untuk tipe oil-cooled
Selalu memeriksa tingkat minyak (Oil level) pada suhu operasi minyak.
Selalu gunakan jenis minyak ditentukan dalam Data Teknis. Jika minyak diisi
pada suhu dingin ,maka minyak mungkin tidak mampu menahan jumlah
minyak yang terkandung bila dijalankan pada suhu operasi. Minyak berlebih
akan menembus dan menciptakan sumber bahaya.
5. Membersihkan bagian Magnet
Ferrous parts dan benda asing lainnya di daerah dalam sabuk atau pada frame
dapat merusak sabuk. Benda seperti Chords, kaset video, kabel, dll bisa
terjerat pada ujung poros drive dan defleksi katrol dan akibatnya
menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu perlu untuk melakukan
pemeriksaan pemandangan yang biasa di daerah dalam sabuk dan poros
berakhir. Jika benda asing ditemukan mereka harus dihapus langsung.

Gambar 4.13 Contoh Data Inspeksi Magnetic Separator

Gambar 4.14 Flow Diagram Magnetic Separator pada Mill 8

Jurusan Teknik Elektro 59


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.5 Kegiatan Kerja Praktek


Kegiatan praktek kerja selama bulan Februari 2016 di seksi pemeliharaan listrik
dan instrument unit Finish Mill 3&4, antara lain :
 Pengarahan Diklat
 Pengarahan K3
 Inspeksi Rutin
 Orientasi Finish Mill Tuban 3 – 4

4.6 Jadwal Kerja Praktek

a. Waktu Pelaksanaan :
1 Februari 2016 sampai 31 Maret 2016
b. Tempat Pelaksanaan :
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban

4.7 Uraian Kerja Prakek


 Pengarahan Prakerin dan Pembekalan K3
Pengarahan dilaksanakan di gedung diklat Semen Indonesia (Tuban), pengarahan
ini berisi tentang struktur organisasi yang ada di perusahaan, gambaran umum
perusahaan, bidang usaha perusahaan, peraturan selama Prakerin. Sedangkan
pembekalan K3 berisi penjelasan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang
harus dipatuhi dan pemberian buku K3.
 Pembagian Peralatan K3 dan Pengenalan Unit Kerja
Pembagian peralatan K3 meliputi pembagian helm safety dan masker.
Pengenalan unit kerja adalah pengenalan Area kerja dari unit Finish Mill 3-4 pabrik
Tuban.
 Pembelajaran Flow Sheet

Jurusan Teknik Elektro 60


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Belajar membaca diagram alir proses produksi di Finish Mill 3-4.

Gambar 4.15 Flow Diagram Cement Mill 5

Gambar 4.16 Flow Diagram Cement Mill 8

Jurusan Teknik Elektro 61


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dewasa ini, dunia pendidikan vokasi tidak lepas dari peran serta industri atau pabrik,
dimana arah pengembangan pendidikan kejuruan (Engineer) mengacu pada perkembangan
kemajuan teknologi yang diterapkan pada dunia industri baik industri menengah maupun
sekelas industri multinasional tentu menggunkan bantuan teknologi guna menciptakan Good
Manufacturing yang baik guna mencapai kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan
mutu yang telah ditetapkan. Seiring perkembangan teknologi industri yang kian pesat, peran
serta dunia pendidikan dalam mengikuti perkembangan tersebut tentu menjadi sangat
penting dimana pembelajaran maupun penelitian yang dilakukan guna melihat sisi
kekurangan yang mungkin masih ada pada suatu proses, dengan demikian para ilmuan atau
cendikiawan dapat mengambil bagian dalam upaya mengembangkan maupun membuat
inovasi atas sistem yang uneficient menjadi lebih efisien.
Oleh karena itu kegiatan praktek kerja industri merupakan hal yang amat positif
sebagai upaya regenerasi tentang ilmu Engineering, yang memberikan dampak positif bagi
kedua belah pihak bagi para pelajar maupun ilmuan. Bagi para pelajar maupun ilmuan tentu
mendapatkan ilmu yang amat berharga mengenai suasan didalam industry maupun ilmu
yang lebih teoritis mengenai teknologi yang dikembangkan dalm industry tersebut. Dan bagi
perusahaan merupakan salah satu bentuk Corporate social responbility secara tidak
langsung terhadap perkembangan kemajuan pendidikan yang ada di Indonesia pada
umumnya.
Kerjasama yang baik antar kedua belah pihak tentu menjadi awal yang baik guna
menciptakan kesinambungan antara pembelajaran pada dunia pendidikan dan penerapan
yang ada pada dunia industri sehingga bukan menjadi hal yang mustahil apabila kedepanya
Indonesia mampu mengambil peran dalam mengembangkan teknologi pada Industri melalui
engineer-engineer muda.
Berdasarkan hasil dari kegiatan praktek kerja industri dengan judul “Otomasi Alat
Instrumen Magnetic Separator pada Mill 8 Finish Mill Pabrik Tuban IV” untuk mencegah
adanya material asing atau metal yang ikut terbawa dalam ketiga material agar tidak masuk
ke dalam vertical mill (548BC01) Tuban IV di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Maka
dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

Jurusan Teknik Elektro 62


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Magnetic Separator merupakan alat yang digunakan untuk mengambil material


asing atau metal yang ikut terbawa dalam ketiga material agar tidak masuk ke dalam vertical
mill. Alat ini memanfaatkan prinsip kerja induksi elektromagnetik.
Dengan adanya Magnetic Separator, maka dapat berpengaruh terhadap kinerja dari
vertical mill dalam membantu mencegah adanya metal atau material asing yang akan masuk
ke mill, dan mudah dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan.

5.2 Saran-saran
 Area Finish mill merupakan area yang cukup berdebu, debu-debu yang lolos
tersebut perlu dipertimbangkan agar tidak menyebabkan polusi udara, selain itu
mengurangi kerugian akibat material yang terbuang dengan percuma.
 Mekanisme perangkap debu oleh Bag filter perlu dilakukan perbaikan secara
berkala untuk memastikan kondisi Bag filter dalam keadaan prima.
 Dalam kegiatan preventive maintenance ataupun maintenance (Overhaul)
seringkali perbaikan yang diterapkan tidak mempertimbangkan segi life time
dari Equpment karena perbaikannya masih banyak yang cenderung perbaikan
yang bersifat sementara tidak menyeluruh, oleh karean itu banyak ditemui
Equipment-equipment yang mengalami kerusakan dikemudian hari meskipun
telah dilakukan perbaikan sebelumnya.
 Guna mencapai Good manufacturing yang baik tentu perusahaan harus
menerapkan manajemen proses produksi yang baik pula, hal ini berkaitan erat
dengan peralatan yang digunakan. Begitu pula pada area Fininsh mill,
peremajaan dan inovasi amat sangat dibutuhkan untuk mencapai target produksi.
 Setiap perusahaan tentu memiliki target produksi, begitu pula dengan PT
SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk, koordinasi yang baik dalam
Maintenance harus selalu dipupuk dengan baik hal ini bertujuan agar setiap
perbaikan dapat berjalan sesuai jadwal dan Equipment dapat bekerja maksimal
sehingga mampu mencapai target produksi.
 Saran yang dapat diberikan dalam judul tugas terkait Magnetic Separator ini
adalah sebagai berikut :
1. Komponen pada Magnetic Separator harus dikontrol setiap bulan karena hal
itu dapat berperan penting dalam proses pengoperasian mesin untuk vertical
mill.

Jurusan Teknik Elektro 63


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2. Pembersihan pada komponen Magnetic Separator dilakukan secara bertahap,


misalnya 1 bulan sekali.
3. PLC yang kebanyakan digunakan pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
Pabrik Tuban adalah PLC model lama yang sudah tidak diproduksi lagi
sehingga bila terjadi kerusakan maka cukup sulit untuk mengatasinya.

Jurusan Teknik Elektro 64


Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016
Di PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

DAFTAR PUSTAKA

Murdock, L.J., Bahan dan Praktek Beton, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 1999.
SNI, Standar Produksi Semen Nasional, Standar Nasional Indonesia, Jakarta, 1987.
Amstead, B.H., Teknologi Mekanik, Jilid Kesatu, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 1985.
Smith, W.F., Principles of Materials Science and Engineering, McGraw-Hill Publishing
Company, New York, 1990.
Van-Vlack, L.H., Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta, 1983.
Avner, B.H., Introduction to Physical Metallurgy, 3rd ed., McGraw-Hill Int., London,
1987.
Callister, Jr.W.D., Material Science and Engineering an Introduction, 3rd ed., John Wiley
& Sons, Inc., New York, 1997.
Granata, R.D. dan Moore, P.G., Surface Modification, dalam Metals Handbook, 9th ed.,
vol.6, American Society for Metals, Metals Park, Ohio, 1986.
Polukhin, A.T., Grinberg, B., Kantenik, S., Zhadan, V. and Vasilxev, D., Metal Process
Engineering, Peace Publisher, Moscow, 1997.
Dieter, G.E., Mechanical Metallurgy, 3rd ed., McGraw-Hill, New York, 1986.

Jurusan Teknik Elektro 65


Politeknik Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai