OLEH:
SUCI RAHMAWATI 1513062
WAHYU WIDAYATI 1513065
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
JAKARTA
2016
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
OLEH:
SUCI RAHMAWATI 1513062
WAHYU WIDAYATI 1513065
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan diajukan sebagai salah
satu syarat akademik Program Studi Teknik Kimia Polimer pada Politeknik STMI
Jakarta. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
xi
xii
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
DAFTAR ISI
1.4.2 Produk.............................................................................................................. 9
xiii
xiv
LAMPIRAN
TUGAS KHUSUS
DAFTAR TABEL
xvi
xvii
Gambar V. 4 Diagram Alir Pengolahan Udara Pabrik dan Udara Instrument .................. 62
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dekat dengan sumber bahan baku gas alam di lepas Pantai Cilamaya,
dekat dengan bahan baku air di aliran Waduk Jatiluhur dan Sungai Cikao,
dekat dengan sumber tenaga listrik di PLTU Jatiluhur,
tersedianya jalur transportasi yang mudah diakses, seperti fasilitas kereta api
untuk jalur darat dan fasilitas Pelabuhan Bakaumi Merak untuk jalur laut,
letaknya yang strategis untuk pemasaran, yaitu berada di antara Jawa Barat dan
Jawa Tengah, dan
penyediaan tenaga kerja mudah terpenuhi karena Provinsi Jawa Barat
merupakan provinsi yang memiliki kepadata penduduk yang tinggi.
Kawasan PT Pupuk Kujang memiliki luas pabrik skitar 727,5 hektar. Luas
tersebut terbagi menjadi:
1. kawasan pabrik seluas 60 hekta,
2. daerah perumahan seluas 60 hektar,
3. daerah sarana penunjang lainnya seluas 230 hektar, dan
4. kawasan Industri Kujang Cikampek (KIKC) seluas 377,5 hektar.
4
PT Pupuk Kujang memiliki logo khas seperti yang ditunjukan pada gambar
Urea Kujang 1A dan 1B memiliki kapasitas terpasang yang sama yaitu masing-
masing 1.725 MT/hari atau sebesar 570.000 MT/tahun sehingga kapasitas total
produksi urea Pupuk Kujang sebesar 1.140.000 MT/tahun. Pada unit urea terdiri
dari enam unit utama, yaitu:
a. unit Synthesis Loop,
b. unit Purification,
c. unit Concentration,
d. unit Prilling,
e. unit Recovery, dan
f. unit Process Condensate Treatment.
b. Udara (O2)
Udara diambil dari lingkungan di sekitar industri dengan jumlah 40.000
m3/jam. Udara dibersihkan terlebih dahulu dari pengotor untuk mencegah
9
c. Air (H2O)
Air baku yang digunakan PT Pupuk Kujang disuplai dari tiga lokasi, yaitu
waduk Curug, Parung Kadali dan Hilir Bendungan Jatiluhur dengan
menggunakan stasiun pompa air.Untuk mengatasi kekurangan air, maka
dibangun delapan kolam penampung emergency yang terletak di kawasan
sekitar pabrik, yang mampu menampung air cadangan untuk operasi selama
10−14 hari.
1.4.2 Produk
Produk utama yang dihasilkan PT Pupuk Kujang adalah urea. Namun PT
Pupuk Kujang juga menghasilkan amonia dan kabondioksida sebagai produk antara
serta produk yang dihasilkan pada unit tempat kami melakukan kerja praktik.
a. Amonia (NH3)
Amonia merupakan produk antara yang digunakan untuk bahan dasar
pembuatan pupuk yang berbasis nitrogen. Senyawa ini digunakan sebagai
penyedia nitrogen yang siap digunakan dibandingkan dengan nitrogen bebas
yang merupakan senyawa inert, karena lebih mudah dikonversi oleh tanaman.
Produksi amonia yang langsung terpakai oleh pabrik urea sekitar 1000,5 ton
per hari. Gas amonia yang dijual adalah sisa kebutuhan pabrik urea. Gas
nitrogen, nitrogen cair, dan oksigen cair dihasilkan oleh unit pemisah udara.
10
Gas hidrogen dihasilkan oleh unit Hidrogen dan Purge Gas Recovery. Adapun
spesifikasi amonia adalah sebagi berikut:
Tabel I.3 Sifat Fisik Amonia
Sifat Nilai
Berat molekul 17,03
Titik beku -77,07oC
Titik didih -33,53 oC
Densias 0,817g/ml
Viskositas 0,225 cp
Panas pembentukan 46,2 KJ/mol
Panas penguapan 23,3 KJ/mol
Panas spesifik 2,226 J/ oCgr
Sumber: Perry’s Chemical Engineering Handbook, 1999
b. Karbondioksida (CO2)
Gas karbondioksida menjadi produk antara yang digunakan sebagai bahan
baku pada unit urea dengan kebutuhan 52.919 kg/jam. Sifat fisik
karbondioksida dapat dilihat pada tabel berikut:
c. Urea
Produk utama di PT Pupuk Kujang adalah urea yang berbentuk prill sebanyak
1.725 ton/hari dengan spesifikasi sebagai berikut:
Jam kerja regular berlaku bagi karyawan yang tidak terlibat langsung dalam
kegiatan produksi dan pengamanan pabrik, serta untuk karyawan setingkat staf
ke atas. Adapun jam kerja bagi karyawan regular adalah sebagai berikut:
Hari Senin – Kamis
Waktu kerja : pukul 07.00 – 16.00 WIB
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 12.30 WIB
Hari Jumat
Waktu kerja : pukul 07.00 – 16.30 WIB
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00 WIB
Hari Sabtu dan Minggu libur
Karyawan dengan waktu kerja shift dikelompokan menjadi empat grup, yaitu
A, B, C, dan D dimana masing-masing kelompok betugas dua hari pada jam
yang sama. Kemudian pada dua hari berikutnya bergeser ke waktu kerja
selanjutnya. Ketetuan ini berlaku untuk masing-masing unit operasi dengan
pola pembagian waktu kerja adalah pergantian dari shift pagi, shift sore, shift
malam, dan hari libur. Karyawan kerja shift yang sudah bekerja selama tujuh
hari berturut-turut akan mendapatkan hari libur selama tiga hari.
b. Sistem Penggajian
Sistem penggajian di PT Pupuk Kujang dibedakan berdasarkan status
karyawan dalam perusahaan (tingkatan grade karyawan), yaitu:
16
gaji karyawan tetap, ikatan dinas, dan honorer diberikan setiap akhir bulan, dan
gaji tenaga harian lepas diberikan setiap hari Sabtu yang jumlahnya
disesuaikan deengan jumlah jam kerja,
Setiap karyawan memperoleh bonus keuntungan yang biasanya tergantung dari
laju produksi. Bagi karyawan yang dipanggil untuk bekerja di pabrik di luar
jam kerja akan diberikan tambahan upah. Sedangkan bagi karyawan yang
bekerja lembur akan diberikan upah tambahan dengan perhitungan sebagai
berikut:
lembur satu jam pertama sebesar 1,5 kali upah/jam, dan
hari Minggu dan hari libur besarnya 2 kali upah/jam,
Uang cuti dapat diberikan jika karyawan sudah menempuh satu tahun kerja.
Hak cuti yang diberikan meliputi cuti tahunan dan cuti besar. Hak cuti tahunan
diberikan setiap setahun sekali dengan lama waktu cuti 12 hari. Sedangkan hak
cuti besar diberikan setiap 6 tahun sekali dengan lama waktu cuti 46 hari.
c. Tenaga Kerja
Karyawan PT Pupuk Kujang pada November 2016 tercatat sejumlah 1.164
orang berdasarkan data rekapitulasi kekuatan karyawan yang diperoleh dari
Biro Sumber Daya Manusia PT Pupuk Kujang. Jumlah ini tidak termasuk
tenaga harian lepas (karyawan honorer dan ikatan kerja), dengan komposisi
sebagai berikut:
d. Keselamatan Kerja
UU No.1/1970 menetapkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan demi
18
20
21
3. Proses Claude
Proses Claude merupakan proses pertama yang menggunakan tekanan operasi
tinggi, yaitu 1000 atm dengan tempratur 500–650oC dan katalis besi oksida
sehingga menghasilkan konversi amonia 40 %, konversi hidrogen 3–40 %
tanpa recycle pada proses awal. Proses Claude menggunakan hidrogen murni
yang berasal dari fraksinasi gas oven coke dan nitrogen dari liquefaksi udara.
4. Proses Casale
Proses ini bereaksi pada tekanan antara 500–600 atm, sedangkan untuk
meresirkulasi gas di sekitar sintesis loop menggunakan proses yang sama
dengan proses Haber. Seperti pada proses Claude, tekanan tinggi akan
menghasilkan pendinginan amonia pada tempratur yang dapat dikontrol
melalui air pendingin. Basis pengendalian panas katalis ini adalah dengan
membuang 2–3 % amonia di dalam gas converter, melalui penurunan laju
pembentukkan amonia dan menghilangkan panas berlebih yang terdapat dalam
katalis.
5. Proses Fauser
Proses ini menggunakan hidrogen hasil elektrolisis dengan sel Fauser dan
nitrogen dari unit udara cair atau unit pemurnian tail gases yang berasal dari
menara absorbsi didalam amonia oxidation plant. Campuran hidrogen dan
nitrogen dikompresi hingga tekanan 200–300 atm dan setelah melewati
pemisahan minyak (oil separator) akan menuju ke pembakar oksigen (oxygen
burner).
Proses yang dipakai oleh PT Pupuk Kujang IB untuk memproduksi amonia adalah
lisensi dari Kellog Brown & Root (KBR), Inc.
BAB III
DESKRIPSI PROSES
Proses produksi utama yang dimiliki PT Pupuk Kujang adalah Unit Amonia
dan Unit Urea. Teknologi penghematan energi yang lisensinya dipegang oleh
Kellog Brown & Root, Inc (1976-1978). Unit Amonia 1B mengolah gas alam, udara
serta steam sehingga menghasilkan amonia (NH3) dan karbon dioksida (CO2). NH3
dan CO2 akan dikirim ke Unit Urea untuk menghasilkan main product PT Pupuk
Kujang berupa urea prill (butiran urea).
Unit Amonia yang ada di PT Pupuk Kujang menggunakan proses high
Pressure catalytic steam reforming dengan deskripsi proses pabrik disusun oleh
Toyo Engineering Coorporation. Design kapasitas produksi Pabrik Amonia
sebanyak 1.000 MTPD (metric ton per day), namun dapat dikurangi hingga 80%
dari total kapasitas produksinya. Reaksi eksotermik pembentukan amonia sebagai
berikut:
1⁄ NH3(g) + 3⁄ H2(g) NH3(g) (3.1)
2 2
Amonia yang dihasilkan dikirim langsung ke Unit Urea berupa produk cair
amonia panas sedangkan produk cair amonia pada suhu yang lebih rendah disimpan
di tangki penyimpanan amonia (ammonia storage tank) sebagai cadangan
pemenuhan kebutuhan proses. Turbin uap menjadi penggerak kompresor yang
berada di Pabrik Amonia termasuk pompa boiler feed water, induced draft fan,
forced draft fan, dan pompa oli pelumas kompresor.
23
24
Gas alam yang keluar dari Feed Gas Knock Out Drum dibagi menjadi dua
bagian berdasarkan unit penggunaannya, yaitu sebagian besar digunakan
sebagai bahan baku proses produksi yang akan mengalami pemurnian di
Mercury Guard Chamber (A-102-D). Sedangkan sebagian kecil akan
digunakan sebagai gas pembakaran di perangkat unit lain, seperti reformer
stuck (A-101-BI).
b. Penghilangan Merkuri
Merkuri yang terkandung dalam gas alam dapat menjadi racun bagi katalis di
unit reformer, maka harus dihilangkan hingga konsentrasinya kurang dari 0,01
μg/Nm3 atau 0,001 ppbv. Gas alam dari Feed Gas Knock Out Drum dialirkan
ke Mercury Guard Chamber berisi bed dari karbon aktif yang sudah
diinjeksikan sulfur dengan suhu 32oC dan tekanan 10,9 kg/cm2G. Merkuri yang
terkandung pada gas umpan diserap oleh karbon aktif dan selanjutnya beraksi
dengan sulfur. Reaksi yang terjadi di Mercury Guard Chamber yaitu:
Hg(s) + S(s) HgS(s) (3.2)
Tekanan gas alam yang keluar dari Mercury Guard Chamber belum cukup
tinggi untuk mengalirkan gas ke alat-alat berikutnya. Kemudian gas alam
tersebut dicampurkan dengan hydrogen rich synthesis gas untuk memenuhi
kebutuhan H2 pada tahap desulfurisasi dengan kadar 2% volume. Lalu gas
tersebut dikompresi di Feed Gas Compressor (A-102-J) sehingga tekanannya
naik menjadi 45,2 kg/cm2G dan suhunya sekitar 140-150oC. Kompresor ini
digerakkan oleh Steam Turbine (A-102-JT) dengan bantuan medium Pressure
steam. Sebagian gas yang berlebih akan dialirkan ke Kick Back Cooler (A-133-
C) yang selanjutnya akan diproses kembali di Feed Gas Knock Out Drum untuk
mencegah kekurangan gas pada kompresor yang dapat menyebabkan rusaknya
kompresor.
c. Penghilangan Sulfur (Desulfurisasi)
Adanya kandungan sulfur pada gas alam akan menyumbat pori-pori katalis dan
membuat katalis di primary dan secondary reformer mudah pecah. Sehingga
kandungan sulfur harus dihilangkan. Gas alam yang akan dimasukan ke
desulfurizer (A-108-DA,DB) diharapkan mengandung maksimal 30 ppmv
26
Gas dari primary reformer akan keluar melalui bagian bawah tube dan
disatukan dalam sebuah pipa besar yang disebut riser. Gas keluaran tersebut
mengandung 66% volume hidrogen dan 13,4% volume metana.
2. Secondary Reformer
Gas dari primary reformer dikirim ke secondary reformer (A-103-D) melalui
suatu pipa yang disebut primary reformer effluent transfer line (A-107-D) yang
dilindungi jaket sebagai pendingin. Reaksi yang terjadi di secondary reformer
sama dengan reaksi di primary reformer, tetapi panas yang diperlukan
diperoleh dari pembakaran langsung dengan udara dari air compressor (A-101-
J).
Air compressor menghisap udara pada suhu 37oC dari atmosfer melalui air
filter (A-101-JL1) untuk memisahkan debu dan partikel lain yang terdapat
dalam udara. Udara ditekan dalam dua bagian kompresor yang bertingkat-
tingkat. Bagian pertama dinamakan Low Pressure Case (LPC) dan bagian
kedua dinamakan High Pressure Case (HPC) yang digerakan dengan steam
turbin (A-101-JT). Udara yang masuk dinaikkan tekanannya di LPC, apabila
tekanan naik maka suhu juga akan mangalami kenaikkan sehingga perlu
didinginkan terlebih dahulu di First stage intercooler (A-101-JCA). Proses
pendinginan akan mengakibatkan terbentuknya kondensat. Kondensat atau air
mengembun selanjutnya dipisahkan dari udara di knock out drum (A-141-F).
Kemudian udara akan masuk ke tingkat selanjutnya untuk diproses dengan
langkah yang sama hingga udara proses yang sudah dipanaskan kemudian
dialirkan menuju secondary reformer.
Terdapat dua zona dalam secondary, yaitu mixing zone atau combustion zone
pada bagian atas dan reaction zone pada bagian bawah. Gas dan udara
dicampur dalam mixing zone dengan suhu pembakaran adiabatik sekitar
1290oC. Selanjutnya gas mengalir ke bagian bawah melalui bed nickel
reforming catalyst dengan reksi pembakaran sebagai berikut:
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O (3.11)
2H2 + O2 2H2O (3.12)
29
dari bagian bawah CO2 absorber. Kemudian larutan yang bersuhu 80,1oC
tersebut dikirim ke CO2 stripper (A-102-E) untuk penyempurnaan pelepasan
CO2. Pada CO2 stripper dibagi menjadi tiga bagian, yaitu contact cooler
section pada bagian atas, low pressure flash section pada bagian tengah, dan
stripper section di bagian bawah.
Rich solution dialirkan melalui hydraulic turbine (A-107-JAHT), masuk ke
bagian atas dari LP flash section, dimana akan terjadi flashing CO2 (pemisahan
fraksi dari gas CO2) karena adanya penurunan tekanan. Keluaran dari bagian
bawah LP flash section dengan suhu 79oC akan dipompakan oleh semi lean
solution pump (A-108-J,JA) dan dipanaskan di semi lean exchanger (A-112-
C) menjadi 103oC. Kemudian larutan dialirkan ke bagian atas stripper section.
Larutan akan mengalami pemanasan hingga 124oC oleh CO2 stripper reboiler
(A-105-C) dan dengan uap bertekanan rendah di CO2 stripper steam reboiler
(A-111-C).
CO2 dan steam dari LP flash section didinginkan menjadi 38oC di contact
cooler section. Pendinginan disempurnakan dengan mengontakkan condensed
water yang dialirkan melalui CO2 stripper quench cooler (A-107-C) oleh CO2
stripper quench pump (A-116-J/JA). CO2 yang diperoleh memiliki kemurnian
minimal 99% dan dikirim ke pabrik urea. Reaksi yang terjadi adalah:
MDEAH+ + HCO3 a + MDEA + H2O + CO2 (3.15)
CO2 stripper juga menghasilkan lean solution atau larutan yang banyak
mengandung aMDEA dengan suhu 87oC. Lean solution didinginkan di semi
lean exchanger. Kemudian larutan di dinginkan oleh air pendingin dalam lean
solution cooler (A-110-C) dan lean solution BFW exchanger (A-109-C).
Setelah dilakukan pendinginan, lean solution dialirkan ke bagian atas CO2
absorber oleh lean solution pump (A-107-JA,JB,JC).
b. Metanasi
Proses metanasi merupakan proses yang mengubah CO dan CO2 yang masih
lolos dari CO2 removal menjadi CH4, sebab CO dan CO2 dapat merusak katalis
pada ammonia converter. Sedangkan CH4 merupakan senyawa inert pada
ammonia converter, sehingga proses pembentukan amonia tidak terganggu.
32
Gas proses keluaran CO2 absorber overhead knock out drum dengan suhu 47oC
dan tekanan 31,9 kg/cm2G masih mengandung 0,1% mol CO2 dan 0,6% mol
CO. Gas dipanaskan di methanator feed/effluent exchanger (A-114-C) hingga
310oC. Kemudian gas akan dipanaskan kembali dengan methanator preheater
(A-172-C1) hingga 316oC. Selanjutnya gas dialirkan ke methanator (A-106-D)
yang berisi katalis nikel sebanyak 198 m3. Reaksi berlangsung secara
eksotermis dengan kondisi operasi reaktor 316−345oC. Reaksi yang terjadi,
yaitu:
CO + 3H2 CH4 + H2O (3.16)
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O (3.17)
Gas keluaran dari methanator bersuhu 345oC dan tekanan 31 kg/cm2G dengan
kandungan CO dan CO2 yang keluar dari methanator maksimal 5 ppmv.
Kemudian gas didinginkan di methanator feed/effluent exchanger hingga 81oC
dan dengan air pendingin di methanator effluent cooler (A-115-C1,C2) hingga
38oC. Air yang terkondensasi dipisahkan di synthesis gas compressor suction
drum (A-104-F). Kemudian hasil sebagian kecil gas sintesis di-recycle ke feed
gas compressor sebagai penyedia hydrogen untuk proses desulfurisasi.
Sedangkan gas sintesis yang lain dialirkan ke proses kompresi gas.
dikirim ke synthesis gas compressor suction drum, sedangkan gas sintesis akan
mengalir ke sistem pengeringan.
Gas proses dikeringkan di molecular sieve dryer untuk mengurangi kandungan
air dan sejumlah CO2, agar dapat mengurangi keracunan katalis pada
converter. Sistem pengeringan ini terbagi menjadi tiga dryer. Pertama gas dari
separator akan masuk ke molecular sieve dryer (A-109-DA,DB) untuk
mengurangi kandungan uap air hingga kurang dari 0,5 ppmv dan CO2 kurang
dari 1 ppmv. Pada molecular sieve dryer terdiri dari dua dryer yang bekerja
secara bergantian (regenerasi) selama 12 jam sekali. Saat salah satu molecular
sieve dryer dalam keadaan jenuh, maka molecular sieve regeneration gas dryer
(A-111-D) akan menganbil gas H2 sebagai gas regenarasi dari unit H2 recovery
dengan mengurangi kandungan uap air pada H2. Kemudian dimasukan ke
molecular sieve regeneration heater (A-173-C) untuk memanaskan gas
regenarasi dengan high pressure steam pada kondisi operasi 288oC. Lalu valve
pada molecular sieve dryer akan terbuka untuk mengalirkan gas regenerasi
tersebut.
Gas proses yang telah dikeringkan akan dialirkan ke HPC compressor bersama
dengan recycle gas dari ammonia refrigeration. Gas keluaran HPC dengan
suhu 55oC dan tekanan 144,5 kg/cm2G akan dilirkan ke proeses sintesis
amonia.
b. Sintesis Amonia
Gas proses dari kompresor akan dinaikkan suhunya terlebih dahulu di ammonia
conveter feed/effluent exchanger (A-121-C) hingga 238oC. Kemudian gas
proses mengalir ke ammonia converter (A-105-D). Reaksi pembentukan
amonia terjadi pada katalis besi dengan tekanan sekitar 141 kg/cm2G dan suhu
360−500oC. Reaksi yang terjadi pada amonia converter adalah:
N2 + 3H2 2NH3 (3.18)
Pada proses pembentukan amonia, pola aliran gas di dalam converter disusun
agar gas sintesis melewati semua katalis yang akan memaksimalkan konversi
rata-rata converter. Gas proses dari ammonia conveter feed/effluent exchanger
terbagi menjadi dua aliran masuk. Aliran pertama gas masuk melalui bagian
34
Amonia berfasa liquid masih mengandung H2O dan nitrogen, sehingga area ini
berfungsi untuk memisahkan amonia dari senyawa yang masih terbawa.
Amonia cair otomatis akan mengalir melalui shell hingga melewati keempat
stage di ammonia unitized chiller. Sedangkan gas yang tidak terbawa pada
setiap stage akan dilairkan ke ammonia refrigerant compressor (A-105-J)
untuk proses selanjutnya. Keluaran dari ammonia unitized chiller terdiri dari
dua bagian, yaitu amonia dingin yang selanjutnya dialirkan ke tangki
penyimpanan amonia oleh cold ammonia product pump (A-124-J,JA). Amonia
dingin memiliki suhu -33oC dan tekanan 4 kg/cm2G. Sedangkan amonia yang
terkondensasi dipisahkan dari gas recycle di ammonia separator (A-106-F).
Keluaran dari ammonia separator berupa amonia cair dan gas. Gas amonia
dialirkan kembali ke ammonia unitized chiller dengan urutan dari stage ke-1
hingga stage ke-4. Gas amonia dipanaskan dengan melewati shell dan
berlawanan arah (secara downstream dengan sistem refrigerasi) dengan larutan
amonia yang keluar dari proses ammonia converter. Sebagian gas dari
ammonia unitized chiller dialirkan ke ammonia scrubber di unit selanjutnya.
Sementara sebagian yang lain dialirkan ke synthesis gas compressor yang
dimanfaatkan sebagai penambah beban pada kompresor.
Amonia cair dari ammonia separator mengalami flashing di ammonia letdown
drum (A-107-F). Uap yang ter-flashing dan masih mengandung gas sintesis
terlarut dikirimkan ke unit ammonia recovery. Sementara itu, sebagian amonia
cair mengalir ke masing-masing stage di ammonia unitized chiller.
Gas yang keluar dari setiap stage masih mengandung amonia, sehingga perlu
dilakukan proses kembali untuk mengambil kandungan amonia. Gas dari stage
A-120-CF1 dan A-120-CF2 mengalir ke ammonia refrigerant compressor (A-
105-J). Kompresor tersebut terdiri dari dua case, dimana masing-masing case
terdapat dua inlet dan satu outlet. Kompresor digerakkan oleh turbin dengan
bantuan medium pressure steam. Gas yang keluar dari kompresor, dimasukan
ke refrigerant compressor second stage intercooler (A-167-C) untuk
didinginkan hingga suhu 38oC. Kemudian gas dimasukan ke case selanjutnya
dengan tambahan gas dari A-120-CF3. Proses kompresi menyebabkan tekanan
36
dan temperatur gas menjadi naik, sehingga gas harus didinginkan di refrigerant
compressor third stage intercooler (A-128-C) hingga suhu 38oC. Gas dari
intercooler dikompresi lagi dengan tambahan gas dari A-120-CF4. Gas yang
sudah dikompresi dengan suhu 102oC dan tekanan 15,4 kg/cm2G didinginkan
di refrigerant condenser (A-127-C) hingga 38oC. Selanjutnya gas masuk ke
refrigeranat receiver (A-109-F) untuk memisahkan antara amonia fasa gas dan
cair. Amonia cair dengan suhu 30oC dan tekanan 18oC akan dialirkan ke pabrik
urea dengan dipompakan oleh warm ammonia product pump (A-103-J,JA).
Sedangkan amonia gas akan dialirkan ke unit ammonia recovery.
murni dari bagian atas stripper dikirim ke refrigerant condenser untuk disaring
amonianya kembali.
Stripper diuapkan dengan ammonia stripper reboiler (A-140-C) dengan
menggunakan medium pressure steam. Sebagian kecil steam kondensat dari
reboiler digunakan untuk menyediakan keseimbangan air untuk system
ammonia recovery.
Aliran kondensat dari bawah stripper digunakan kembali untuk proses absorbsi
di A-103-E dan A-104-E. Aliran kondensat yang bersuhu 211oC didinginkan
terlebih dahulu di A-141-C1,C2 hingga 59oC dan A-142-C hingga 38oC.
Kemudian aliran kondensat terbagi menjadi dua untuk proses di LP scrubber
dan HP scrubber yang dipompakan dengan HP ammonia scrubber pump (A-
141-J,JA). Aliran memasuki bagian atas scrubber dan proses absorpsi berlanjut
kembali.
b. Hydrogen Recovery
Unit hydrogen recovery berfungsi memanfaatkan kembali gas hidrogen yang
terkandung dalam purge gas daur ulang gas sisntesis di pabrik amonia. Gas
berlebih dari HP scrubber mengandung amonia sekitar 20 ppmv dialirkan ke
hydrogen recovery unit (A-1003-L). Hidrogen dan sebagian kecil nitrogen
dilewatkan melalui membran dan di-recycle ke synthesis loop. Proses ini akan
menghasilkan dua aliran gas recovery, yaitu aliran bertekanan tinggi yang
dialirkan ke synthesis gas compressor dan aliran bertekanan rendah yang
dialirkan ke methanator effluent cooler. Gas yang tidak dapat melewati
membran yang masih mengandung metana dan argon dari ammonia synthesis
loop serta nitrogen dikeringkan di molecular sieve regeneration dryer untuk
meregenerasi pengering gas sintesis. Kemudian gas akan dikirim ke fuel gas
system.
medium pressure steam untuk mengurangi kandungan impurities yang ada pada
kondensat, yaitu amonia dari sekitar 1.500 ppmv menjadi kurang dari 10 ppmv,
karbon dioksida dari sekitar 4.000 ppmv menjadi kurang dari 10 ppmv dan
methanol dari sekitar 1.900 ppmv menjadi kurang dari 20 ppmv.
Steam yang meninggalkan bagian atas stripper digunakan untuk steam proses
pada primary reformer. Sedangkan kondensat yang sudah di-stripping dengan suhu
253oC keluar melalui bagian bawah stripper. Kemudian kondensat didinginkan di
condensate stripper feed/effluent exchanger hingga 77oC dan stripper condensate
cooler (A-174-C) sampai 41oC. Kondensat dingin dikirim ke boiler feed water
preparation. Hal ini dapat mengurangi sumber polusi udara di unit amonia.
BAB IV
SPESIFIKASI ALAT
39
40
5.1 Utilitas
Pabrik Utilitas Kujang IB bertugas untuk menyediakan bahan baku dan
penunjang untuk kebutuhan operasi dan sistem produksi di pabrik Kujang IB,
seperti air bersih,air pendingin, air proses, steam, tenaga listrik, pengolahan udara
pabrik dan instrument, nitrogen, gas, dan lain-lain. Maka dari itu, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, Pabrik Utilitas Pupuk Kujang IB ini dibagi dalam tujuh unit
yaitu:
47
48
Air baku dialirkan melalui pipa dengan diinjeksikan alum (Al2SO4)3 sebagai
koagulan untuk membantu penbentukan flok dan caustic soda (NaOH) untuk
menaikan pH. Kemudian air baku diairkan ke premix tank (W-FA-1005) pada debit
aliran 750−900m3/jam untuk proses koagulasi. Pada tahap ini air baku diinjeksikan
dengan koagulan (senyawa polimer elektrolit berantai panjang) sebanyak 0,15−0,3
ppm sebagai flokulan untuk membantu penggabungan flok menjadi flok yang lebih
besar dan klorin (Cl2) sebagai desinfektan. Pada premix tank terjadi proses
koagulasi yang disertai pengadukan secara cepat. Pengadukan dilakukan oleh
agitator (W-GD-1001) yang bertujuan untuk mentidakstabilkan partikl-partikel
dalam air sehingga dapat menyatu membentuk flok kecil.
49
Setelah terbentuk flok kecil pada proses koagulasi, kemudian air baku
dialirkan menuju clarifier (W-FD-1001) terjadi proses flokulasi yang disertai
pengadukan. Flok kecil dari proses koagulasi dicampurkan menjadi flok besar pada
proses flokulasi, sehingga dapat mengendap. Endapan tersebut akan terpisah di
bagian bawah clarifier yang disebut dengan proses sedimentasi.
Endapan lumpur pada dasar clarifier akan di-blow down menuju sludge
storage pit (W-FB-1005) untuk memisahkan antara lumpur dan sisa air yang
terbawa. Pemisahan air yang terkandung dalam lumpur dilakukan dengan cara
dipres. Pada proses pengempresan diinjeksikan koagulan aid sebagai pengikat
lumpr. Air hasil pres dikembalikan menjadi air baku.
Air baku yang sudah bebas dari pengotor dialirkan menuju clear well (W-
FA-1001) yang berkapasitas 211 m3. Clear well berfungsi sebagai penampung air
bersih sementara sebelum memasuki proses filtrasi. Air bersih dari clear well
disempurnakan dengan proses filtrasi menggunakan pressurized sand filter (W-FD-
1002 A-E) dengan kapasitas 168 m3/jam. Hasil keluaran merupakan air bersih yang
kemudian ditampung di filtered water tank (W-FB-1001). Penggunaan air bersih
meliputi fire water, air umpan denim, service water (mandi, cuci tangan, toilet), air
back wash sand filter dan activated carbon.
Air bersih dari filtered water tank dipompakan dengan demineralizer feed
pump (W-GA1006-A,B) menuju activated carbon filter (W-FD-1003-AC) yang
berfungsi untuk menghilangkan kandungan klorin dalam air dari proses water
treatment dan impurities yang masih terbawa. Keluaran activated carbon
diharapkan memiliki pH sekitar 6,5−8. Kemudian air yang keluar diumpankan ke
dalam cation exchanger (W-DA-1001-AC). Exchanger ini berperan untuk
menghilangkan ion positif dengan cara menukar ion positif yan terkandung dalam
air, seperti Mg2+, Ca2+, K+, Fe2+, Al3+ dengan ion hidrogen (H+).
Keluaran dari cation exchanger dialirkan menuju degasifier (W-DA-1002).
Degasifier berfungsi untuk menghilangkan kandungan CO2 dengan cara
mengalirkan air dari atas dan dihembuskan udara dari bagian bawah degasifier
menggunakan blower. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi pelepasan CO2.
Air yang telah dihilangkan kandungan CO2-nya dialirkan menuju anion
exchanger (W-DA-1003-AC). Anion exchanger berperan untuk menghilangkan
ion-ion negatif yang terkandung di dalam air dengan cara menukar ion negatif,
seperti SO42-, SiO32-, NO- dengan ion hydroxyl (OH-). Air yang dihasikan dari
proses ini diharapkan mempunyai pH sekitar 8,3−9,3. Keluaran dari anion
exchanger dialirkan menuju mix bed polisher (W-DA-1004-AB). Mix bed polisher
berperan untuk menyempurnakan penghilangan kandungan ion-ion di dalam air,
sehingga diperoleh air dengan kemurnian tinggi.
Setelah melalui tahapan proses tersebut, maka diperoleh air denim yang
selanjutnya dialirkan ke dalam demineralisasi water tank (W-FB-1004) yang
menjadi tempat penyimpanan. Air denim tersebut dapat digunakan sebagai air
umpan boiler atau boiler feed water (BFW).
51
dari dua unit yang masing-masing mampu menghasilkan steam bertekanan sedang
sebagai penggerak turbin.
d. Uninterupted Power Supply (UPS) merupakan alat penyimpan daya yang akan
aktif secara otomatis apabila tegangan listrik hilang dan dapat bertahan selama
1 jam. UPS memiliki kapasitas 80 KV, dan
e. DC Charger berfungsi untuk mengubah power AC ke DC. DC Charger juga
menyediakan back up baterai selama 30 menit dengan voltase 110 V.
5.1.5 Unit Pengolahan Air Pendingin
Unit pengolahan air pendingin menyediakan air pendingin yang dibutuhkan
untuk proses di unit amonia maupun unit urea. Unit ini mengolah air dari proses
pendinginan yang suhunya 46°C menjadi 32°C agar dapat digunakan lagi sebagai
air proses pendinginan pada cooler (pertukaran panas) di peralatan yang
membutuhkan pendinginan. Pada pabrik KIB terdapat dua buah menara pendingin,
yaitu cooling tower ammonia dan cooling tower urea. Pada basin dari cooling tower
diinjeksikan bahan kimia sebagai berikut:
senyawa fosfat untuk mencegah timbulnya kerak pada pipa exchanger,
senyawa klor untuk menbunuh bakteri dan mencegah tinbulnya lumut pada
menara pendingin,
asam sulfat dan caustic untuk mengatur pH air pendingin, dan
dispersant untuk mencegah penggumpalan dan mengendap kotoran-kotoran
yang terdapat pada air pendingin dan mencegah terjadi fouling pada pipa
exchanger.
5.1.6 Unit Pengolahan Udara Pabrik dan Udara Instrument
Udara yang dipakai pabrik terdapat dua macam, yaitu udara pabrik dan
udara instrument. Udara pabrik adalah udara kering yang digunakan untuk proses
pembersihan alat dan pemipaan. Sedangkan udara instrument berguna untuk
menyediakan udara instrument yang berfungsi sebagai penggerak instrument.
Udara yang digunakan untuk umpan pada unit udara instrument adalah udara bebas
yang dihisap dengan kompresor pada tekanan 8,4 kg/cm2.
55
Gambar V.4 Diagram Alir Pengolahan Udara Pabrik dan Udara Instrument
Natural gas (gas alam) yang diperoleh dari pertamina umumnya berada
pada tekanan 12 kg/cm2, temperatur 32oC dengan flow rate 44,445 Nm3/h.
Flow rate, tekanan, densitas dan temperatur gas alam diukur di metering
station sebelum didistribusikan. Pada aliran umpan masuk dipasang
controller (PV-290) untuk mengatur supply gas alam. Sebelum
didistribusikan ke unit amonia, waste heat boiler, dan package boiler, gas
alam akan dipisahkan dari fraksi berat di natural gas knock out drum (F-FA
1001) dan difiltrasi di natural gas filter (F-FD 1001 A/B).
b. Nitrogen System
Pada sistem ini nitrogen dibagi menjadi dua level tekanan, yaitu low
pressure nitrogen bertekanan 7 kg/cm² dan high pressure nitrogen
bertekanan 19 kg/cm². Low pressure nitrogen akan didistribusikan ke semua
unit area yang membutuhkan, sedangkan high pressure nitrogen akan
didistribusikan ke unit urea dan amonia.
57
Limbah padat yang dihasilkan PT Pupuk Kujang tidak terlalu banyak jenis
dan metode yang dierapkan. Pengolahan ceceran urea dilakukan dengan cara
dikumpulkan hingga selanjutnya dijual atau dikirim ke Pabrik NPK sebagai bahan
baku. Sedangkan pengolahan untuk dedaunan dan kertas bekas diserahkan kepada
pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut.
tidak bocor dan tidak rusak. Bagian bawah kemasan perlu dilapisi pallet dan
dipastikan pallet masih kondisi baik. Apabila terjadi tumpahan perlu segera
dilaporkan Bagian Lingkungan Hidup dan dibersihkan mnggunakan serbuk gergaji.
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai jenis limbah B3, sifat dan cara
pewadahannya sebagai berikut:
Tabel V. 4 Limbah B3
Area/Unit Kerja Jenis Limbah B3 Sifat Pewadahan
Pabrik Amonia Katalis CoMo (hysrotreater) Beracun Drum
1A dan 1B Katalis ZnO (desulfurisasi) Beracun Drum
Katalis Ni (primary reformer) Beracun Drum
Katalis Ni (secondary reformer) Beracun Drum
Katalis Fe (HTS) Beracun Drum
Katalis Cu (LTS) Beracun Drum
Katalis Fe (ammonia converter) Beracun Drum
Pabrik Utilitas 1A Resin bekas (cation exch, anion exch dan Beracun Jumbo
dan 1B mix polisher) bag/Drum
Absorben H2O atau dryer bekas Beracun Drum
(activated alumina silica gel)
Pabrik Pemurnian Larutan Co-Sorb bekas Padatan mudah Drum
Gas CO terbakar
Solvent bekas (toluene) Cairan mudah Drum
terbakar
Absorben (mo. Sieve) Cairan mudah Drum
terbakar
Laboratorium Sampel padat B3 Beracun Drum
Sampel cair B3 Beracun Drum
Limbah cair ex. Analisa Beracun Drum
Kemasan bekas bahan kimia Beracun Drum
Listrik/Instrument ACCU bekas Beracun Box
Battery Korosif Box
Area Seluruh Oli bekas Cairan mudah Drum
Perusahaan terbakar
Majun bekas Padatan mudah Jumbo
terbakar bag/Drum
Cartridge printer Beracun Box
Elektronik bekas Beracun Box
Lampu bekas Beracun Box
Tinta bekas Beraacun Drum
Glass woll Korosif Jumbo
bag/Drum
Serbuk gergaji terkontaminasi Beracun Jumbo
bag/Drum
62
6.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktik Kerja di PT Pupuk Kujang Unit Amonia 1B,
yang berlokasi di Desa Dawuan, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. proses yang dipakai oleh PT Pupuk Kujang IB untuk memproduksi amonia
adalah lisensi dari Kellog Brown & Root (KBR) , Inc. Terdiri dari delapan unit
proses utama yaitu unit pemurnian gas alam, unit pembuatan gas sintesa, unit
pemurnian gas sintesa, unit sintesa amonia, unit purifikasi dan refrigerasi
amonia, unit ammonia recovery, unit hydrogen dan purge gas recovery, dan
unit proses condensate stripping. Kapasitas produksi amonia yang dihasilkan
oleh PT Pupuk Kujang 1B yaitu sebesar 1.000 ton/hari,
2. PT Pupuk Kujang memiliki organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
menyediakan alat pelindung diri untuk karyawannya dan disediakan satu tahun
sekali, dan
3. wilayah distribusi pupuk PT Pupuk Kujang meliputi Jawa Barat dan sebagian
daerah di Jawa Tengah.
6.2 Saran
Lebih memerhatikan keselamatan mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja
Lapangan di PT Pupuk Kujang, yaitu dengan menyediakan alat pelindung diri yang
telah disediakan oleh Bagian K3.
63
DAFTAR PUSTAKA
A.V. Stack dan James, G. Russell. 1973. Ammonia Part 1. M. Dekker. New York.
Utility Kujang IB. 2009. e-files Utility IB. PT Pupuk Kujang. Cikampek.
Utsman, Yanur, dkk. 2015. Laporan Kerja Praktik PT Pupuk Kujang Cikampek
Unit Ammonia IB. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
xviii
TUGAS KHUSUS
OLEH:
SUCI RAHMAWATI 1513062
WAHYU WIDAYATI 1513065
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Mengetahui evaluasi kinerja compressor feed gas (A-102-J) dan air
compressor (A-101-J) dengan cara menghitung besar efisiensi kerja kompresor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses kompresi menjadi salah satu proses penting dalam proses di industri
kimia. Alat yang biasa digunakan untuk proses kompresi yaitu kompresor. Secara
umum, kompresor digunakan untuk menyediakan udara dengan tekanan tinggi.
Selain itu, kompresor juga membantu reaksi kimia dengan cara meningkatkan
sistem tekanan.
Kompressor sentrifugal merupakan peralatan mekanik yang digunakan untuk
memberikan energi kepada fluida gas, sehingga dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat lain. Penambahan energi bisa terjadi karena adanya konversi energi mekanik
ke dalam energi tekanan. Kompresor sentrifgal termasuk ke dalam kompresor
dinamik, dimana kompresor ini memiliki prinsip kerja dengan cara mengonversikan
energy kecepatan gas yang dibangkitkan oleh aksi yang dilakukan impeller yang
berputar dari energi mekanik unit penggerak menjadi tekanan di dalam diffuser.
Kompresor sentrifugal digerakkan oleh turbin daya yang merupakan bagian dari
turbin gas.
Proses kerja kompresor sentrifugal dapat ditinjau dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu:
a. Proses adiabatik (isentropik), yaitu proses dengan menggunakan asumsi ideal,
dimana proses berlangsung pada entropi konstan (tidak ada panas yang masuk
dan keluar) meskipun pada kenyataannyannya energy panas tidak dapat diubah
secara keseluruhan menjadi kerja, karena ada kerugian.
b. Proses politropik, yaitu proses kerja aktual yang dihasilkan oleh kompresor
tersebut.
Kompresor sentrifugal sangat dipengaruhi density atau kepadatan dari gas atau
udara. Karakteristik selanjutnys dari kompresor setrifugal adalah kapasitas yang
disediakan oleh kompresor ini bisa dikatakan cukup banyak. Kemudian, kompresor
sentrifugal biasanya memiliki kemampuan untuk bekerja dengan efisiensi yang
3
4
5
6
Stage 2:
Stage 3:
Time HPC Stage #3
Suct Disch A-101-JCC A-143-F
PG-5042 TG-5094 TG-5093 PG-5041 TG-1683 TG-1684 LG-1672
kg/cm2G oC oC
kg/cm2G oC oC
%
00.00 6,5 36,0 115 12,6 40 33,0 5
02.00 6,5 36,0 115 12,6 40 33,0 5
04.00 6,5 36,0 115 12,6 40 33,0 5
06.00 6,5 36,0 115 12,6 40 33,0 5
08.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
10.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
12.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
14.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
16.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
18.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
20.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
22.00 6,4 37 118 12,6 40 33,0 5
Avg 6,433 36,667 117,000 12,600 40,000 33,000 5,000
7
Stage 4:
Time HPC Stage #4
Suct Disch Disch
PG-5099 TG-5091 PG-5040 TG-5092 PG-1601
kg/cm2G oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G
00.00 12,0 38 35,0 185 36,0
02.00 12,0 38 35,0 185 36,0
04.00 12,0 38 35,0 185 36,0
06.00 12,0 38 35,0 185 36,0
08.00 12,0 39 35,0 191 35,0
10.00 12,0 39 35,0 191 35,0
12.00 12,0 39 35,0 191 35,0
14.00 12,0 39 35,0 191 35,0
16.00 12,0 39 35,0 190 36,0
18.00 12,0 39 35,0 190 36,0
20.00 12,0 39 35,0 190 36,0
22.00 12,0 39 35,0 190 35,0
Avg 12,000 38,542 35,000 188,667 35,583
Stage 2:
Stage 3:
Time HPC Stage #3
Suct Disch
TI-1890 PI-1247
oC
kg/cm2G
00.00 113,41 12,44
02.00 113,43 12,45
04.00 113,12 12,40
06.00 113,02 12,41
08.00 113,36 12,39
10.00 114,75 12,39
12.00 115,10 12,32
14.00 115,57 12,25
16.00 115,88 12,33
18.00 115,79 12,37
20.00 115,52 12,41
22.00 115,95 12,39
Avg 111,850 12,490
9
Stage 4:
Time HPC Stage #4
Suct Disch
TI-1940 TI-1887
oC oC
2. Mencari nilai rata-rata setiap parameter dari data yang telah diperoleh dari
lapangan (Field) dan control room (DCS):
A-101J
LPC # 1 LPC #2
Suct Disch Suct Disch
Temperature Pressure Temperature Pressure Temperature Pressure Temperature Pressure
oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G
Field 34,00 0,00 162,33 1,85 35,67 1,59 178,33 6,83
DCS - - 158,49 1,85 - - 176,95 6,92
Rata-rata 34,00 0,00 160,41 1,85 35,67 1,59 177,64 6,88
Beda 0,00 0,00 3,84 0 0,00 0,00 1,38 -0,09
A-101J
HPC #3 HPC #4
Suct Disch Suct Disch
Temperature Pressure Temperature Pressure Temperature Pressure Temperature Pressure
oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G
Field 36,67 6,43 117,00 12,60 38,54 12,00 - 35,00
DCS - - 111,85 12,49 34,69 - 179,00 -
Rata-rata 36,67 6,43 114,43 12,55 36,62 12,00 179,00 35,00
10
A-101J
HPC #3 HPC #4
Suct Disch Suct Disch
Temperature Pressure Temperature Pressure Temperature Pressure Temperature Pressure
o
C kg/cm2G o
C kg/cm2G o
C kg/cm2G o
C kg/cm2G
Beda 0,00 0,00 5,15 0,11 3,85 0,00 0,00 0,00
Stage 2:
Point Value Unit
Ps 1,587 kg/cm2 G
oC
Ts 35,667
Pd 6,877 kg/cm2 G
oC
Td 177,642
Stage 3:
Point Value Unit
Ps 6,433 kg/cm2 G
oC
Ts 36,667
Pd 12,545 kg/cm2 G
oC
Td 114,425
Stage 4 :
Point Value Unit
Ps 12,000 kg/cm2 G
oC
Ts 36,616
Pd 35,000 kg/cm2 G
oC
Td 179,900
11
d. Perhitungan Cp = 𝐾𝐾 × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
Discharge
a. Data temperatur, tekanan, dan flow discharge
14
d. Perhitungan Cp = × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
𝐾𝐾
Stage 2
Suction
a. Data Temperature, tekanan, dan flow Suction
16
d. Perhitungan Cp = 𝐾𝐾 × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
Discharge
a. Data temperatur, tekanan, dan flow discharge
18
d. Perhitungan Cp = × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
𝐾𝐾
Stage 3
Suction
a. Data temperatur, tekanan, dan flow Suction
20
d. Perhitungan Cp = 𝐾𝐾 × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
Discharge
a. Data temperatur, tekanan, dan flow discharge
22
d. Perhitungan Cp = × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
𝐾𝐾
Stage 4
Suction
a. Data temperatur, tekanan, dan flow suction
24
d. Perhitungan Cp = 𝐾𝐾 × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
Discharge
a. Data temperatur, tekanan, dan flow discharge
26
d. Perhitungan Cp = × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
𝐾𝐾
6. Menentukan flow
FIC-1004 = 39636,710 𝐾𝐾 ⁄
3
ℎ𝐾
Data desain:
𝐾𝐾
Pdesain = 36,937 ⁄𝐾𝐾2𝐾
MW = 28,970 𝐾𝐾⁄𝐾𝐾𝐾𝐾
Tdesain = 189,800 °C
CF = 0,990
= 2850,000 𝐾𝐾 ⁄ℎ𝐾
3
To PA/IA
𝐾𝐾3
F HPC = 39636,710 ⁄ℎ𝐾
= 42486,710 𝐾𝐾 ⁄
3
F LPC
ℎ𝐾
Mencari CF
𝐾𝐾 0,5
(𝐾𝐾4+ 1,033) ⁄ 2 (𝐾
𝐾 𝐾𝐾𝐾+273,15) 𝐾𝐾
CF = (( 𝐾𝐾 𝐾 ) × )× ( ))
𝐾𝐾
(
(𝐾𝐾𝐾𝐾+1,033) ⁄ 2 (𝐾𝐾4+273,15)𝐾 𝐾𝐾×𝐾
𝐾𝐾 𝐾
𝐾𝐾 𝐾𝐾
28,970 ⁄𝐾𝐾𝐾𝐾
0,5
(35+ 1,033) ⁄𝐾𝐾2 𝐾 (189,8+273,15)𝐾
CF = (( 𝐾𝐾
) ×( (179,900+273,15)𝐾
)× ( 28
𝐾𝐾⁄ ))
(36,937+1,033) ⁄ 2 ,68 𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 𝐾
CF = 0,990
28
Stage 2
Formula % mol (y) Pc*y Tc*y Cps Cvs Cpd Cvd
Ar 0,009 6,349 2,441 29,574 21,170 30,320 21,860
H2O 0,027 86,622 31,459
N2 0,760 374,157 172,633
O2 0,204 150,306 56,832
Total 1,000 617,434 263,365
Stage 3
Formula % mol (y) Pc*y Tc*y Cps Cvs Cpd Cvd
Ar 0,009 6,349 2,441 29,560 20,920 30,208 21,500
H2O 0,027 86,622 31,459
N2 0,760 374,157 172,633
O2 0,204 150,306 56,832
Total 1,000 617,434 263,365
Stage 4
Formula % mol (y) Pc*y Tc*y Cps Cvs Cpd Cvd
Ar 0,009 6,349 2,441 29,826 20,960 30,940 21,990
H2O 0,027 86,622 31,459
N2 0,760 374,157 172,633
O2 0,204 150,306 56,832
Total 1,000 617,434 263,365
29
Konversi P dan T
Suction
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Psuction = ( 0 + 1,033) ×
𝐾𝐾2 1
𝐾𝐾⁄
2
𝐾𝐾 𝐾
= 14,693 𝐾𝐾𝐾𝐾
9
Tsuction = ( 34 + 273,15 ) × = 552,87 R
5
Discharge
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Pdischarge = ( 1,848 + 1,033) ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
= 40,982 𝐾𝐾𝐾𝐾
9
Tdischarge = ( 160,412 + 273,15 ) × = 780,411 𝐾
5
Konversi P dan T
Suction
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Psuction = ( 1,587 + 1,033) ×
𝐾𝐾2 1
𝐾𝐾
⁄ 2
𝐾𝐾
= 37,260 𝐾𝐾𝐾𝐾
9
Tsuction = ( 35,667 + 273,15 ) × = 555,87 𝐾
5
Discharge
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Pdischarge = ( 6,877 + 1,033) ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
=112,502𝐾𝐾𝐾𝐾
9
Tdischarge = ( 177,642 + 273,15 ) × = 811,425 𝐾
5
Konversi P dan T
Suction
𝐾𝐾 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Psuction = ( 6,833 + 1,033) ⁄ ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
= 106,196 𝐾𝐾𝐾𝐾
9
Tsuction = ( 36,667 + 273,15 ) × = 557,67R
5
Discharge
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Pdischarge = ( 12,545 + 1,033) ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
= 193,124 𝐾𝐾𝐾𝐾
31
9
Tdischarge = ( 114,425 + 273,15 ) × = 697,635 𝐾
5
Konversi P dan T
Suction
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Psuction = ( 12 + 1,033) ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
= 185,372 𝐾𝐾𝐾𝐾
9
Tsuction = ( 36,616 + 273,15 ) × = 557,579𝐾
5
Discharge
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Pdischarge = ( 35 + 1,033) ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
= 512,508psia
9
Tdischarge = ( 179,900 + 273,15 ) × = 815,490 𝐾
5
𝐾𝐾⁄
Perhitungan laju alir massa dalam ℎ𝐾
ṁ = 𝐾 ×𝐾
𝐾𝐾3
Perhitungan Q dalam ⁄
ℎ𝐾
lb⁄
hr
(ṁ×2,20462Kg ) × R × Ts × Zs
⁄hr
𝐾 𝐾𝐾3 =
⁄ )
( ℎ𝐾 𝐾𝐾⁄ 2
𝐾𝐾 ×144 𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾
Stage 1
𝐾 dalam 𝐾 ⁄ℎ𝐾
3
𝐾𝐾3
𝐾 dalam ⁄
ℎ𝐾
𝐾𝐾 lb⁄
hr
𝐾𝐾.𝐾𝐾
( 54364,361 ⁄ℎ𝐾 ×2,20462Kg ) ×53,882 ×552,87 R×0,999
⁄ 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
hr
= 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾 2
14,693 𝐾𝐾𝐾𝐾×144
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾3
= 1686188,934 ⁄
ℎ𝐾
Stage 2
𝐾𝐾
× 42486,710 𝐾
3
(35,667 + 273,15 )𝐾 × 1,03323 ⁄ × 0,998
⁄ℎ𝐾
= 𝐾𝐾
𝐾𝐾
2 (1,587 + 1,03323 ) ⁄ ×273,15𝐾
𝐾 2
𝐾3⁄ 𝐾
= 18911,525 ℎ𝐾
Density (𝐾)
𝐾𝐾 𝐾𝐾
(1,587 + 1,03323) 𝐾𝐾⁄ × 98066,5 × (28,680)
𝐾𝐾2 𝐾𝐾⁄ 𝐾𝐾
= 𝐾𝐾2 𝐾𝐾
0,998 × 8314,34 𝐾⁄𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 × (35,667 + 273,15)𝐾
= 2,875 𝐾𝐾 ⁄𝐾3
𝐾𝐾3
𝐾 dalam ⁄
ℎ𝐾
𝐾𝐾 lb⁄
hr
𝐾𝐾.𝐾𝐾
( 54364,361 ⁄ℎ𝐾 ×2,20462Kg ) ×53,882 ×555,87 R×0,998
⁄ 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
hr
= 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾 2
37,260 𝐾𝐾𝐾𝐾×144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 667912,205 𝐾𝐾 ⁄
3
ℎ𝐾
34
Stage 3`
(36,667 + 273,15 )𝐾 × 1,03323 𝐾𝐾⁄ × 42486,710 𝐾
3
× 0,996
⁄ℎ𝐾
= 𝐾𝐾
𝐾𝐾
2 ( 6,433 + 1,03323 ) ⁄ ×273,15𝐾
𝐾 2
𝐾3⁄ 𝐾
= 6643,900 ℎ𝐾
Density (𝐾)
𝐾𝐾 𝐾𝐾
(6,433 + 1,03323) 𝐾𝐾⁄ × 98066,5 × (28,680)
𝐾𝐾2 𝐾𝐾⁄ 𝐾𝐾
= 𝐾𝐾2 𝐾𝐾
0,996 × 8314,34 𝐾⁄𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 × (36,667 + 273,15)𝐾
= 8,183 𝐾𝐾 ⁄𝐾3
Laju alir massa (ṁ)
3
𝐾 ⁄ × 8,183 𝐾𝐾⁄ 𝐾𝐾⁄
= 6643,900 = 54364,361 ℎ𝐾
ℎ𝐾 𝐾3
𝐾𝐾3
𝐾 dalam ⁄
ℎ𝐾
𝐾𝐾 lb⁄
hr
𝐾𝐾.𝐾𝐾
(54364,361 ⁄ℎ𝐾 ×2,20462Kg ) ×53,882 ×557,67 R×0,996
⁄ 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
hr
= 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾 2
106,196 𝐾𝐾𝐾𝐾×144
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 3
= 234634,208 ⁄
ℎ𝐾
Stage 4
(36,616 + 273,15 )𝐾 × 1,03323 𝐾𝐾⁄ × 39636,710 𝐾
3
× 0,994
⁄ℎ𝐾
= 𝐾𝐾
𝐾𝐾
2( 12 + 1,03323 ) ⁄ × 273,15𝐾
𝐾 2
𝐾3⁄ 𝐾
= 3542,816 ℎ𝐾
Density (𝐾)
𝐾𝐾 𝐾𝐾
(12 + 1,03323) 𝐾𝐾 × 98066,5 × (28,680)
⁄𝐾𝐾2 𝐾𝐾⁄ 𝐾𝐾𝐾𝐾
= 𝐾𝐾2
0,994 × 8314,34
𝐾⁄
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 × (36,616 + 273,15)𝐾
= 14,316 𝐾𝐾 ⁄𝐾3
35
𝐾𝐾3
𝐾 dalam ⁄
ℎ𝐾
𝐾𝐾 lb⁄
hr
𝐾𝐾.𝐾𝐾
( 50717,610 ⁄ℎ𝐾 ×2,20462Kg ) ×53,882 ×557,579 R×0,994
⁄ 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
hr
= 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾 2
185,372 𝐾𝐾𝐾𝐾×144
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾3
= 125115,463 ⁄
ℎ𝐾
𝐾𝐾 𝐾
10. Menghitung compression ratio ⁄ dan volumetric ratio 𝐾⁄
𝐾𝐾 𝐾𝐾
Stage Pd/Ps Vs Vd Vs/Vd
LPC #1 2,789 14,069 7,125 1,974
LPC #2 3,019 5,573 2,702 2,063
HPC #3 1,819 1,958 1,352 1,448
HPC #4 2,765 1,119 0,598 1,870
Stage 1
𝐾𝐾 40,982 𝐾𝐾𝐾𝐾
Compression ratio, ⁄ = = 2,789
𝐾𝐾 14,693 𝐾𝐾𝐾𝐾
Perhitungan volumetric ratio
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 0,999 × 552,870 R × 53,882 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
14,693 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 14,069 𝐾𝐾3
36
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 1,000 × 780,411 R × 53,882
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾 𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
40,982 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 7,125 𝐾𝐾3
𝐾𝐾 14,069 𝐾𝐾
3
= = 1,974
𝐾𝐾 7,125 𝐾𝐾3
Stage 2
𝐾𝐾 112,502 𝐾𝐾𝐾𝐾
Compression ratio, ⁄ = = 3,019
𝐾𝐾 37,260 𝐾𝐾𝐾𝐾
Perhitungan volumetric ratio
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 0,998 × 555,870 R × 53,882 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
37,260 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 5,573 𝐾𝐾3
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 1,001 × 811,425 R × 53,882
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾 𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
112,502 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 2,702 𝐾𝐾3
𝐾𝐾 5,573 𝐾𝐾
3
= = 2,063
𝐾𝐾 2,702 𝐾𝐾3
Stage 3
𝐾𝐾 193,124 𝐾𝐾𝐾𝐾
Compression ratio, ⁄ = = 1,819
𝐾𝐾 106,196 𝐾𝐾𝐾𝐾
Perhitungan volumetric ratio
37
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 0,996 × 557,670 R × 53,882 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
106,196 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 1,958 𝐾𝐾3
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 1,000 × 697,635 R × 53,882 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾 𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
193,124 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 1,352 𝐾𝐾3
𝐾𝐾 1,958 𝐾𝐾
3
= = 1,448
𝐾𝐾 1,352 𝐾𝐾3
Stage 4
𝐾𝐾 512,508 𝐾𝐾𝐾𝐾
Compression ratio, ⁄ = = 2,7648
𝐾𝐾 185,372 𝐾𝐾𝐾𝐾
Perhitungan volumetric ratio
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 0,994 × 557,579 R × 53,882
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
185,372 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 1,119 𝐾𝐾3
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 1,005 × 815,490 R × 53,882 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾 𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
512,508 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 0,598 𝐾𝐾3
𝐾𝐾 1,119 𝐾𝐾
3
= = 1,870
𝐾𝐾 0,598 𝐾𝐾3
38
11. Menghitung nilai specific heat ratio (k) dan adiabatic exponent (n)
Stage ks kd k avg n
LPC #1 1,400 1,385 1,393 1,508
LPC #2 1,397 1,387 1,392 1,526
HPC #3 1,413 1,405 1,409 1,614
HPC #4 1,423 1,407 1,415 1,625
Stage 1
𝐾𝐾
ks = = 1,400
𝐾
𝐾
kd = 𝐾 = 1,385
𝐾
𝐾
𝐾
1,400+1,385
kavg = = 1,393
2
log 2,789
𝐾= = 1,508
log 1,974
Stage 2
𝐾𝐾
ks = = 1,397
𝐾
𝐾
kd = 𝐾 = 1,387
𝐾
𝐾
𝐾
1,397+1,387
kavg = = 1,392
2
log 3,019
𝐾= = 1,526
log 2,063
39
Stage 3
𝐾
ks = 𝐾
= 1,413
𝐾
kd = 𝐾 = 1,405
𝐾
𝐾
𝐾
𝐾
1,413+1,405
kavg = = 1,409
2
log 1,819
𝐾= = 1,614
log 1,448
Stage 4
𝐾
ks = 𝐾
= 1,423
𝐾
kd = 𝐾 = 1,407
𝐾
𝐾
𝐾
𝐾
1,423+1,407
kavg = = 1,415
2
log 2,765
𝐾= = 1,625
log 1,870
Stage ηp H
ft m
LPC #1 0,8369 36486,637 11121,127
LPC #2 0,817 40270,933 12274,580
HPC #3 0,763 20140,636 6138,866
HPC #4 0,763 37371,742 11390,907
0,795 40925,480
𝐾−1
𝐾 𝐾𝐾 𝐾
𝐾 = 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 𝐾 × 𝐾𝐾 × ( ) ×((( ) ) − 1)
𝐾−1 𝐾𝐾
( )
Stage 1
Efisiensi polytropic,
𝐾𝐾 1,508
(1,508 − 1)
= = 0,8369 𝐾𝐾𝐾𝐾 83,69 %
1,393
(1,393 − 1)
Head polytropic, H
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 0,999 × 53,882 × 552,87 𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾
1,508 1,508−1
× (( ) × (((2,789) 1,508 ) − 1))
(1,508 − 1)
= 36426,637 𝐾𝐾
Perhitungan head polytropic dalam meter
0,3048 𝐾
36426,637 𝐾𝐾 × = 11121,127 𝐾
1
𝐾𝐾
Stage 2
Efisiensi polytropic, 𝐾𝐾
1,526
(1,526 − 1)
= = 0,817 𝐾𝐾𝐾𝐾 81,70 %
1,392
(1,392 − 1)
Head polytropic, H
41
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 0,998 × 53,882 × 555,87 𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾
1,526 1,526−1
× (( ) × (((3,019) 1,526 ) − 1))
(1,526 − 1)
= 40270,933 𝐾𝐾
Perhitungan Head polytropic dalam meter
0,3048 𝐾
40270,933 𝐾𝐾 × = 12274,580 𝐾
1
𝐾𝐾
Stage 3
Efisiensi polytropic, 𝐾𝐾
1,614
(1,614 − 1)
= = 0,763 𝐾𝐾𝐾𝐾 76,30 %
1,409
(1,409 − 1)
Head polytropic, H
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 0,996 × 53,882 × 557,67 𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾
1,614 1,614−1
× (( ) × (((1,819) 1,614 ) − 1))
(1,614 − 1)
= 20140,636 𝐾𝐾
Perhitungan Head polytropic dalam meter
0,3048 𝐾
20140,636 𝐾𝐾 × = 61390,907 𝐾
1
𝐾𝐾
Stage 4
Efisiensi polytropic, 𝐾𝐾
1,625
(1,625 − 1)
= = 0,763 𝐾𝐾𝐾𝐾 82,20 %
1,415
(1,415 − 1)
Head polytropic, H
42
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 0,994 × 53,882 × 557,579 𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾
1,625 1,625−1
× (( ) × (((2,765) 1,625 ) − 1))
(1,625 − 1)
= 37371,742 𝐾𝐾
Perhitungan Head polytropic dalam meter
0,3048 𝐾
37371,742 𝐾𝐾 × = 11390,907 𝐾
1
𝐾𝐾
Stage GHP
kW HP
LPC 1968,003 2675,738
#1
LPC 2225,320 3025,592
#2
HPC 1191,525 1620,023
#3
HPC 2063,050 2804,966
#4
7447,897 10126,319
Perhitungan GHP
𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 𝐾𝐾
0,7457 𝐾𝐾 ⁄𝐾𝐾 ⁄𝐾
2
𝐾 × × 𝐾 × 0,00367437 𝐾 × 𝐾(𝐾) × 3,28084 𝐾
𝐾3
( ⁄ℎ𝐾) 1ℎ𝐾 𝐾𝐾⁄ ⁄𝐾 2
= ℎ𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾 × 33000 𝐾𝐾𝐾
ℎ𝐾
43
Stage 1
3 0,7457𝐾𝐾 𝐾𝐾 𝐾𝐾⁄ 𝐾𝐾⁄
2
47736,969 𝐾 ⁄ℎ𝐾 × × 1,139 ⁄ 3 × 0,00367437 𝐾𝐾𝐾 × 11121,127 𝐾 × 3,28084 𝐾 𝐾
1 ℎ𝐾 𝐾 ⁄𝐾 2
𝐾𝐾
⁄
= ℎ𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾⁄
0,8369 × 33000 𝐾𝐾𝐾
ℎ𝐾
= 1968,003 𝐾𝐾
Perhitungan GHP dalam hP
1 ℎ𝐾
1968,003 𝐾𝐾 × = 2675,738ℎ𝐾
0,73499 𝐾𝐾
Stage 2
3 0,7457𝐾𝐾 𝐾𝐾 𝐾𝐾⁄ 𝐾𝐾⁄
2
18911,525 𝐾 ⁄ℎ𝐾 × × 2,875 ⁄ × 0,00367437 𝐾𝐾𝐾 × 12274,580𝐾 × 3,28084 𝐾
3 𝐾
1 ℎ𝐾 𝐾𝐾⁄ ⁄𝐾 2
𝐾
= ℎ𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾⁄
0,817 × 33000 𝐾𝐾𝐾
ℎ𝐾
= 2225,320 𝐾𝐾
Perhitungan GHP dalam hP
1 ℎ𝐾
2225,320 𝐾𝐾 × = 3025,592 ℎ𝐾
0,73499 𝐾𝐾
Stage 3
3 0,7457 𝐾𝐾 𝐾𝐾 𝐾𝐾⁄ 𝐾𝐾⁄
2
6643,900 𝐾 ⁄ℎ𝐾 × × 8,183 ⁄ × 0,00367437 𝐾𝐾𝐾 × 6138,866𝐾 × 3,28084 𝐾
3 𝐾
1 ℎ𝐾 𝐾𝐾⁄ ⁄𝐾 2
𝐾
= ℎ𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾⁄
0,763 × 33000 𝐾𝐾𝐾
ℎ𝐾
= 1191,525 𝐾𝐾
1 ℎ𝐾
1191,525 𝐾𝐾 × = 1620,023 ℎ𝐾
0,73499 𝐾𝐾
Stage 4
44
1 ℎ𝐾
2063,050 𝐾𝐾 × = 2804,966 ℎ𝐾
0,73499 𝐾𝐾
102
Maka power = 7447,897 𝐾𝐾 × = 7596,855 𝐾𝐾
100
102
10126,319 ℎ𝐾 × = 10328,845 ℎ𝐾
100
45
Time A-102-J
Suct Disch
TG-5034 PG-5039 TG-5033 PG-5038
o
C kg/cm2G o
C kg/cm2G
0:00 32,0 11,6 165 44
2:00 32,0 11,6 165 44
4:00 32,0 11,6 165 44
6:00 32,0 11,6 165 44
8:00 39,0 11,7 171 44
10:00 39,0 11,7 171 44
12:00 39,0 11,7 171 44
14:00 39,0 11,7 171 44
16:00 39,0 11,6 170 44
18:00 39,0 11,6 170 44
20:00 39,0 11,6 170 44
22:00 39,0 11,6 170 44
Rata-rata 36,667 11,633 168,667 44,000
Time A-102-J
Suct Disch Flow
TI- PI-1693 TI- PI-1604 FIC-1015
1355 1609
oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G Nm3/h
28,460 12,040 155,240 45,660 31272,480
Mencari nilai rata-rata setiap parameter dari data yang telah diperoleh dari
lapangan (Field) dan control room (DCS):
Average A-102-J
Suct Disch Flow
Temperature Tekanan Temperature Tekanan
oC
kg/cm2G oC
kg/cm2G Nm3/h
Field 36,667 11,633 168,667 44,000
DCS 28,330 12,010 150,130 44,950 34422,820
46
Average A-102-J
Suct Disch Flow
Temperature Tekanan Temperature Tekanan
o
C kg/cm2G o
C kg/cm2G Nm3/h
Rata-rata 32,498 11,822 159,398 44,475 34422,820
b. Memilih Fluids Package yang akan digunakan. Untuk tugas ini yang
digunakan adalah Peng-Robinson.
Perhitungan Cp = 𝐾𝐾 × 𝐾𝐾
𝐾𝐾
Suction
5. Menentukan flow
FIC-1015 : 34422,820 𝐾𝐾 ⁄
3
ℎ𝐾
6. Menentukan properties
Item Value Unit
MW Kg/kgmol 20,87
Pc Psia 692,60
Tc R 382,73
Cps KJ/Kmol.C 41,54
Cvs KJ/Kmol.C 31,81
Cpd KJ/Kmol.C 49,86
Cvd KJ/Kmol.C 39,45
PV = ZRT → V = 𝐾𝐾𝐾
𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾 1545,32 𝐾𝐾𝐾𝐾
Ro = 1545,32 maka R = = 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
= 74,049
𝐾𝐾𝐾𝐾 (𝐾𝐾×𝐾) 20,869 𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 𝐾𝐾
Konversi P dan T
Suction
𝐾𝐾 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Psuction = ( 11,822 + 1,033) ⁄ ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
= 182,836 𝐾𝐾𝐾𝐾
9
Tsuction = ( 32,498 + 273,15 ) × = 550,167R
5
Discharge
𝐾𝐾⁄ 14,2233 𝐾𝐾𝐾𝐾
Pdischarge = ( 44,475 + 1,033) ×
𝐾𝐾
𝐾𝐾2 1 ⁄ 2
𝐾𝐾
= 647,274 𝐾𝐾𝐾𝐾
53
9
Tdischarge = ( 159,398 + 273,15 ) × = 778,587 R
5
𝐾
0,965×8314,34 ⁄𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 ×(32,498+273,15)𝐾
= 10,728 𝐾𝐾 ⁄𝐾3
𝐾𝐾3
Perhitungan Q dalam ⁄
ℎ𝐾
lb⁄
hr
(ṁ ×2,20462Kg ) × R × Ts × Zavg
⁄hr
𝐾 𝐾𝐾3 =
⁄ )
( ℎ𝐾 𝐾𝐾⁄ 2
𝐾𝐾 ×144 𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾
𝐾𝐾 lb⁄ 𝐾𝐾𝐾𝐾
hr
( 32050,592 ⁄ℎ𝐾 × 2,20462 Kg ) × 74,049 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 × 550,167R × 0,968
⁄ hr
=
𝐾𝐾⁄ 2
182,836 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144 𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾
𝐾𝐾3
= 105863,360 ⁄
ℎ𝐾
𝐾𝐾 𝐾
9. Menghitung compression ratio ⁄ dan volumetric ratio 𝐾⁄
𝐾𝐾 𝐾𝐾
Stage Pd/Ps Vs Vd (ft3) Vs/Vd
(ft3)
Suction
𝐾 ×𝐾 × 𝐾 0,965 × 550,167 R × 74,049
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 =
𝐾 𝐾
= 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 𝐾𝐾⁄ 2
𝐾𝐾
182,836 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 1,493 𝐾𝐾3
55
Discharge
𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾 × 𝐾𝐾 × 𝐾 0,972 × 778,587 R × 74,049
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 = 𝐾 𝐾 𝐾 = 𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾2
647,274 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 144
𝐾𝐾𝐾𝐾
= 0,601 𝐾𝐾3
𝐾𝐾 1,493 𝐾𝐾
3
= = 2,485
𝐾𝐾 0,601 𝐾𝐾3
10. Menghitung nilai specific heat ratio (k) dan adiabatic exponent (n)
Stage Ks kd k avg n
Comp. 1,306 1,264 1,285 1,389
Discharge
𝐾𝐾
kd = = 1,264
𝐾
𝐾
(ks+kd) 1,306+1,264
Kavg = = = 1,285
2 2
Stage ηp H
Ft m
Comp. 79,210% 59832,603 18236,977
𝐾−1
𝐾 𝐾 𝐾
𝐾 = 𝐾𝐾𝐾𝐾 × 𝐾 × 𝐾𝐾 × ( ) ×((( ) ) − 1)
𝐾
𝐾−1 𝐾𝐾
( )
𝐾𝐾𝐾𝐾 1,389 1,389−1
= 0,968× 74,049 × 550,167 𝐾 × (( ) × (((3,540) 1,389 ) − 1))
𝐾𝐾𝐾𝐾 1,389 − 1
𝐾𝐾
= 59832,603 𝐾𝐾
Perhitungan head polytropic dalam meter
0,3048 𝐾
𝐾 = 59832,603 𝐾𝐾 × = 18236,977 𝐾
1 𝐾𝐾
Stage GHP
HP kW
Comp. 2733,020 2010,134
Perhitungan GHP
𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾 𝐾𝐾
0,7457 𝐾𝐾 ⁄𝐾𝐾 ⁄𝐾
2
𝐾 × × 𝐾 × 0,00367437 𝐾 × 𝐾(𝐾) × 3,28084 𝐾
𝐾3
( ⁄ℎ𝐾) 1ℎ𝐾 𝐾𝐾⁄ ⁄𝐾 2
= ℎ𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾⁄
𝐾𝐾 × 33000 𝐾𝐾𝐾
ℎ𝐾
57
1 ℎ𝐾
2010,134 𝐾𝐾 × = 2733,020 ℎ𝐾
0,73499 𝐾𝐾
102
Maka power = 2010,134𝐾𝐾 × = 2050,336 𝐾𝐾
100
102
2733,020 ℎ𝐾 × = 2787,681 ℎ𝐾
100
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari perhitungan di atas, didapat nilai efisiensi air compressor (A-101-J) pada
LPC stage 1 sebesar 83,69%; LPC stage 2 sebesar 81,70%; HPC stage 3 sebesar
76,30%; dan HPC stage 4 sebesar 76,30% sehingga efisiensi rata-rata kompresor
A-101-J yaitu sebesar 79,50%. Sedangkan nilai efisiensi feed gas compressor (A-
102-J) sebesar 79,21%. Dapat disimpulkan bahwa:
Nilai efisiensi rata-rata A-101-J yaitu 79,50% masih berada di bawah efisiensi
desainnya yang sebesar 81,28%. Kemungkinan terjadi karena udara proses
mengandung impurities yang mengurangi kerja maksimal air compressor.
Nilai efisiensi A-101-J yaitu:
100
95
90
79,50 %
85
80
%
75
Desain
70
65
60
Jan. Juni Jan. Agst. Feb. Okt. Maret Sept. Des. Agst. Apr. Nov
2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2014 2015 2016 2016
58
59
Nilai efisiensi A-102-J yaitu 79,21% lebih besar dari efisiensi desainnya
sebesar 75,8%. Hal ini menunjukkan kinerja feed gas compressor sangat baik.
100
79,21%
90 Desain
80
70
60
%
50
40
30
20
10
0
Feb. Agst. Maret Nov. Maret Okt. Maret Sept. Des. Agst Jun Nov.
2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2014 2015 2016 2016
4.2 Saran
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil kinerja air
compressor (A-101-J) yang berada di bawah efisiensi desain. Kemungkinan masih
terdapat debu-debu atau partikel halus yang mengendap dapat mengurangi kinerja
air compressor, sehingga sebaiknya perlu dilakukan penanganan lebih lanjut. Maka
dari itu, harus diperhatikan komposisi udara sebelum melewati suction dan
pengecekan pada setiap komponen air compressor.
Lain halnya dengan feed gas compressor (A-102-J) yang memiliki kinerja di
atas efisiensi desain. Feed gas compressor hanya memerlukan pengontrolan
terhadap instrument-instrumen yang terpasang, agar kinerja feed gas compressor
tidak mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Feed Gas Compressor Data Sheet. Toyo Engineering Corporation.
Jepang.
Anonim. 2003. Air Compressor Data Sheet. Toyo Engineering Corporation.
Jepang.
Nurzal, Erry Ricardo. 1990. Laporan Kerja Praktek Bidang Konversi Energi di PT
Pupuk Kujang Cikampek. Institut Teknologi Bandung. Bandung
xix