Anda di halaman 1dari 14

DIMENSI KOLOM

Penentuan dimensi kolom


pelat dan isian
KOLOM DISTILASI
ABSORPSI
Oleh
Heriyanto
2003
81
PENENTUAN DIMENSI KOLOM
Konstruksi bagian dalam:
pelat (tray) atau
isian (packing).
Kolom pelat dapat berupa sieve tray bubble cap tray valve tray tunnel tray dan
cartridge tray. !etun"uk pemilihan "enis kolom dapat dilihat pada tabel #.1.
$abel 1. !etun"uk !emilihan %enis Kolom
(Keteragan: 0&"angan dipakai' 1&hati&hati' 2& dapat dipakai' 3&pilihan terbaik)
!arameter
Sieve
tray
Bubble
cap
(sian a)ak
(packing)
$ekanan * 100 mmHg 2 1 2
$ekanan sedang 3 2 2
$ekanan tinggi (+ ,0- tekanan kritik !
)
) 3 2 2
Turndown ratio besar 2 3 1
.a"u )airan ke)il 1 3 1
/istem berbusa 2 1 3
$erdapat pendingin dalam kolom 2 3 1
$erdapat padatan dalam )airan 2 1 1
.a"u )airan besar 2 1 3
0iameter ke)il (kurang dari 1 m) 1 1 3
0iameter kolom 1 1 3 m 3 2 2
2airan korosi3 2 1 3
2airan kental 2 1 3
4eda tekanan rendah (e3isiensi tidak penting) 1 0 2
4iaya rendah (per3orma tidak penting) 2 1 2
/umber: .ydersen 5. .. (1683)
1. DIAMETER KOLOM
1.1 DIAMETER KOLOM PELAT Tray Column!
Keberhasilan operasi distilasi tergantung pada operabilitas (operability) kolom
pemisahan. 7entang operasi pada kolom pelat menentukan beban uap8)air
maksimum dan minimum yang dapat ditangani. Hal ini berarti menentukan
kapasitas dan turndown ratio (perbandingan la"u uap maksimum dan minimum).
Kondisi ini sangat penting dan kritik dalam kaitan dengan ra)angan dan operasi.
4atas operasi kolom pelat diuraikan sebagai berikut.
2
9abar 1. 0aerah operasi kolom pelat.
a! BATAS ATAS KE"EPATAN UAP
Foaming pem#usaan!
Foaming adalah kenaikan )airan karena terbentuk busa ketika aerasi. Hal ini
tergantung pada si3at 3isika )airan "uga metode dan tingkat aerasi. !ada beberapa
keadaan pembusaan diperlukan untuk memperbesar luas antar muka kontak uap&
)air. :eskipun demikian pembusaan yang berlebihan mengakibatkan busa naik.
Keadaan ini disebut priming. 0alam keadaan ini busa yang terbentuk )ukup tinggi
sehingga naik ke atas dan ber)ampur dengan )airan yang berada pada pelat di
atasnya sehingg menyebabkan penurunan e3isiensi pemisahan.
Entrainment te$#a%a ali$an!
Entrainment dide3inisikan sebagai )airan yang terba;a oleh uap dari pelat ke pelat
di atasnya. (ni mengganggu operasi dengan dua sebab.
(1) 2airan berat terba;a ke atas dan ber)ampur dengan )airan ringan di
atasnya sehingga menurunkan e3isiensi.
(2) Karena memba;a komponen berat berarti mengotori distilat yang memiliki
kemurnian tinggi.
Flooding #an&i$!
Flooding dalam distilasi adalah sinonim dari kapasitas maksimum. Keadaan ini
ter"adi "ika la"u uap terlalu besar sehingga dapat ter"adi satu kemungkinan atau
lebih.
(1) 2airan terlalu banyak terba;a ke atas (entrainment flooding)
(2) 2airan dalam pelat terlalu banyak tertahan sehingga menyentuh pelat
diatasnya (bed expansion flooding).
(3) 2airan dalam downcomer melimpah kembali ke pelat di atasnya karena
dorongan uap dari ba;ah (downcomer overflowing)
3
!ada dasarnya keadaan ban"ir ter"adi pada saat )airan terlalu banyak tertahan
dalam pelat akibat ke)epatan uap terlalu besar. Keadaan ini terdeteksi "ika ter"adi
kenaikan ta"am pada beda tekanan kolom atas dan ba;ah serta penurunan ta"am
pada e3isiensi pemisahan.
/e)ara umum kolom komersial yang baru diran)ang untuk ke)epatan uap
sebesar 80 & 8,- dari ke)epatan ban"ir. %ika titik ban"ir diketahui se)ara pasti
ke)epatan uap bisa diran)ang untuk 8,&60- dari ke)epatan ban"ir. /ebaliknya "ika
ter"adi pembusaan ke)epatan uap diran)ang untuk ,0&<0- dari ke)epatan ban"ir.
#! BATAS BA'A( KE"EPATAN UAP
Weeping dan Dumping
0alam kolom pelat ayak (perforated tray) ketika tekanan hidrostatik )airan sama
dengan tekanan di ba;ahnya )airan tepat mulai menetes ke ba;ah. =enomena
ini disebut weeping yaitu peristi;a pada saat )airan mulai mengalir ke ba;ah
karena tekanan di ba;ahnya tidak mampu menahan tekanan )airan. :eskipun
weeping dapat ter"adi pada beberapa operasi pada rentang kondisi yang lebar
tetapi bila terlalu banyak e3isiensi dan beda tekanan menurun ta"am. !eristi;a
mengalirnya seluruh )airan ke ba;ah melalui lubang&lubang ayakan disebut
dumping.
9ambar 2. 4atas ba;ah operasi distilasi
Weep point
Weep point adalah la"u alir gas pada saat tepat mulai ter"adi kebo)oran
)airan (weeping)
Seal point
Seal point adalah la"u alir gas yang membuat permukaan )airan pada pelat
tepat mulai mengalir mele;ati palang (weir! menu"u downcomer.
>
Blowing
Blowing adalah mengalirnya uap melalui downcomer karena tidak )ukup
)airan di dalamnya. 5kibatnya ter"adi "alan pintas bagi uap dan
mengganggu e3isiensi pemisahan.
0iameter kolom ditentukan dengan langkah berikut.
(1) Menentukan Ke)epatan Ban&i$ Flooding Velocity!
Ke)epatan ban"ir (u
3
) ditentukan melalui persamaan berikut
5 , 0
v
v L
f
C u

,
_


(1)
dengan 2 ? =
st
=
3
=
H5
2
=

.
? densitas )airan (kg m
&3
)

@
? densitas uap (kg m
&3
)
%ika data densitas uap tidak ada dapat dihitung berdasarkan anggapan gas ideal
RT
P M
r
v
(2)
dengan

@
? densitas uap (kg m
&3
)
:
r
? massa molekul relati3 )ampuran uap
! ? tekanan operasi (atm)
7 ? tetapan gas ideal (? 820, A 10
&,
m
3
atm mol
&1
K
&1
)
$ ? suhu (K)
/ementara itu 3aktor 2
=
=
st
=
3
dan =
H5
dalam persamaan (1) ditentukan sebagai
berikut.
*akto$ Te+an+an Pe$mukaan *
st
!
=aktor tegangan permukaan dihitung dengan persamaan
2 , 0
st
20
F
,
_


(3)
dengan adalah tegangan permukaan (dyne )m
&2
)
*akto$ Busa *
,
!
/ebagai a)uan 3aktor busa dapat memakai data pada tabel berikut.
$abel 2. =aktor $egangan !ermukaan (=
3
)
Sistem *
,
$ak berbusa 1
5gak berbusa ()ontoh minyak penyerap) 06
2ukup berbusa ()ontoh meteil&etil&keton) 08,
/angat berbusa ()ontoh amina) 0#,
4usa stabil ()ontoh BaOH) 03 1 0<
/umber: .yderson (1683).
,
*akto$ Luas Lu#an+ Pelat *
(A
!
=aktor luas lubang pelat dihitung dengan persamaan berikut.
1 F
HA

untuk
1 0
5
5
a
h

(>)
, 0
5
5
, =
a
h
H5
+
untuk
1 0
5
5
0< 0
a
h

(,)
Koe,isien Ke)epatan Ban&i$ "
*
!
Koe3isien ke)epatan ke)epatan ban"ir (flooding) dapat ditentukan dengan dua
)ara. !ertama dengan memakai persamaan matematika dan kedua dengan
bantuan kur@a gambar #.3. !ersamaan yang dapat dipakai menghitung 2
=
untuk
sieve tray adalah
( ) [ ]
.C =
= log 2 (<)
dengan
C
F
? 3aktor ke)epatan ban"ir (m8s)
015 , 0 t 0304 , 0
01173 , 0 t 0744 , 0
+
+
t ? "arak antar pelat atau tray spacing (m)
%arak antar pelat pada umumnya adalah <D (01,0 m) 6D (022, m) 12D (0300 m)
18D (0>,0 m) 2>D (0<00 m) dan 3<D (1200 m). Entuk skala pabrik biasanya
digunakan 2>D (<00 mm).
9ambar 3. 9ra3ik 3aktor ke)epatan ban"ir atau flooding (.yderson 1683)
Keterangan gambar:
. ? la"u molar )airan (kmol s
&1
) :
@
? massa molekul relati3 uap
C ? la"u molar uap (kmol s
&1
) :
.
? massa molekul relati3 )airan

@
? densitas uap (kg m
&3
)F
.
? densitas )airan (kg m
&3
)
<
Ke)epatan Ope$asi
!ada umumnya ke)epatan operasi kolom distilasi diran)ang untuk 8,- ke)epatan
ban"ir (u ? 08, u
3
)
.
0iameter kolom dihitung dengan persamaan berikut.
, 0
@
d
@
5
5
1 u
C:
0
1
1
1
1
1
]
1

,
_


meter (#)
Bilai
5
5
d
merupakan perbandingan antara luas down-comer terhadap luas
penampang kolom. Bilainya dapat ditentukan dengan bantuan tabel berikut.
$abel 3. !engaruh !erbandingan 5
d
85
Pa$amete$
Ali$an
Nilai
5
5
d
=
.C
01 01
01 =
.C
10
6
1 0 =
1 0
5
5
.C d

+
=
.C
10 02
0engan
, 0
.
@
@
.
.C
C:
.:
=

,
_

(8)
1.2 DIAMETER KOLOM ISIAN Packed Column!
(http:88;;;.)heresour)es.)om8pa)k)olGG.shtml)
Kolom paket biasa digunakan untuk kolom berdiameter ke)il (sampai sekitar 1
meter). !eran)angan dimensi kolom dimulai dengan menentukan
la"u alir massa gas atau uap (C) dan la"u )air (.)
densitas gas8uap (
@
) dan )air (
.
)
@iskositas kinematik )air ( ? 8)
"onto-
. ? ,000 kg8"am
C ? #000 kg8"am

@
? >2 kg m
&3

.
? 833 kg m
&3
? >8 A 10
&#
m
2
s
&1
LAN.KA(/1 Menentukan 0enis dan Uku$an Isian packing!
(sian dapat berupa susunan a)ak (random packing) atau teratur (structured
packing). /usunan a)ak mudah dalam pengisian tetapi memiliki @olume susunan
lebih besar. /edangkan susunan teratur sulit dalam pengisian tetapi memiliki
#
@olume lebih ke)il sehingga memiliki penurunan tekanan lebih rendah dan
kapasitas lebih besar. :enilik hal itu bila penurunan tekanan tidak men"adi
hambatan maka isian a)ak lebih dian"urkan karena mudah.
!ada umumnya perbandingan antara diameter kolom (0) dan diameter
isian (d) adalah sebagai berikut.
$abel >. !erbandingan diameter kolom dan isian
0enis isian D1d
7ashig rings + 30
2erami) saddles + 1,
!lasti) saddles + 10
4entuk geometri isian yang dipilih tergantung pada penurunan tekanan dan luas
permukaan yang diinginkan. %ika beberapa isian memenuhi syarat hendaknya
dipilih yang paling ekonomis.
"onto-
%enis isian ? all rings (plastik)
Ekuran isian ? 2 in (perkiraan pertama untuk diameter kolom lebih 2> in)
$abel ,. =aktor isian H10I
/elain dengan tabel dia atas 3aktor isian "uga dapat di)ari dengan
persamaan berikut.
= ? G d
&n
(6)
dengan d ? diameter nominal isian (mm).
Bilai (G) dan (n) diambil dari tabel berikut.
8
$abel <. %enis (sian Kolom
0enis Isian n 2
!asc"ig !ing
Keramik
:etal (tebal 08 mm)
1,,3
130,
2#800
#3<>
all !ing
:etal
!lastik
=leAi&ring
Hy&pak
0613
10>3
08#3
1021
8>3
1<>1
##0
1136
Berl Saddles
Keramik 138# 68,0
#ntalox Saddle
Keramik
plastik
133#
0<,1
#061
2<8
/umber: $reybal ed. 3.
LAN.KA(/3 Menentukan Diamete$ Kolom
0alam menentukan diameter kolom kebanyakan menggunakan metode korelasi
/her;ood yang disa"ikan pada gambar #.2. /etiap garis pada gra3ik tersebut
menun"ukkan penurunan tekanan dalam inc" air tiap feet isian (nomor dalam
kurung adalah milimeter tiap meter isian). /e)ara umum petun"uk berikut dapat
digunakan.
0istilasi tekanan sedang hingga tinggi
0> 1 0#, in air83t isian atau
32 1 <3 mm air8m isian
0istilasi @akum
01 1 02 in air83t isian atau
8 1 1< mm air8m isian
$bsorber dan stripper
02 1 0< in air83t isian atau
1< 1 >8 mm air8m isian
!etun"uk di atas diran)ang di sekitar penurunan tekanan ban"ir (flooding pressure
drop). 0engan kata lain untuk kebanyakan kasus peran)angan dengan
penurunan tekanan tersebut dapat membantu menghindari kondisi ban"ir (lihat
erry%s C"emical Engineers% &andbook untuk pemahaman lebih lan"ut).
/elain dengan korelasi /her;ood untuk menentukan la"u massa gas tiap
satuan luas (9) dapat memakai persamaan J)kert (16#,)
ln K ? &3338<1 1 1081> ln L 1 012#3 (ln L)
2
(#.10)
dengan
6
) (
F G
Y
v L v
1 , 0 2

dan
, 0
@ .
@
C
.
L

,
_


!ersamaan di atas berlaku untuk 001, * L * 10. %ika nilai K telah diperoleh
maka la"u gas (9) dapat dihitung. 4esaran 9 dalam persamaan tersebut adalah
la"u uap saat ban"ir (kg m
&2
s
&1
). 0engan mengambil ke)epatan uap sebesar <0-
dari ke)epatan saat ban"ir maka diameter kolom
5 , 0
G 6 , 0
V 4
D

,
_

meter
9ambar >. Korelasi /her;ood H10I.
(1 )st ? 10
<
mm
2
8s)
10

"onto-
!enurunan tekanan diambil >2 mm air tiap meter isian. !emilihan penurunan
tekanan sebaiknya seke)il mungkin tetapi hal ini akan memperbesar diameter
kolom sehingga memperbesar biaya pembuatan.
0ari data sebelumnya maka 0, 0
C
.
.
@

0engan absis pada 00, dan garis parameter penurunan tekanan pada >2 mm
diperoleh nilai ordinat 1,. /ehingga la"u alir gas8uap spesi3ik (3luksi) adalah
9 ? H(1,) M>2(833&>2)N8M(10#<>)(2>)(0>8)
01
NI
0,
? ><< kg m
&2
s
&1
0iambil <0- dari ke)epatan ban"ir maka diameter kolom
0 ? 06> m atau 31 3t.
0ari asumsi diameter kolom 2> in)h ternyata tepat. %ika tidak tepat la"u alir
spesi3ik (9) harus dihitung ulang dengan memakai ukuran isian lebih ke)il yang
berhubungan dengan 3aktor isian lebih besar.
"atatan4
0ensitas gas8uap yang digunakan adalah densitas rata&rata pada kolom bagian atas dan
ba;ah. %ika tidak ada data tersebut dapat digunakan pendekatan dengan )ara
mengurangi densitas sebesar 1,- dari densitas uap bagian atas.
11
3. TIN..I KOLOM
3.1 TIN..I KOLOM PELAT
$inggi kolom pelat tergantung pada "umlah pelat dan "arak antar pelat. /ebagai
a)uan dapat dilihat gambar ,. /edangkan tinggi dudukan kolom (skirt) tergantung
pada kebutuhan untuk instalasi dan pera;atan misalnya 2 meter atau , sampai 8
kali "arak antar pelat.
9ambar ,. Ekuran tinggi kolom berdasar "arak antar pelat.
3.3 TIN..I KOLOM ISIAN
12
:enentukan tinggi isian lebih baik dengan melihat data yang dikeluarkan
produsen isian. $etapi bila tidak ada data atau untuk peran)angan a;al dapat
memakai harga HJ$! (&eig"t E'uivalent to a T"eoretical late) berikut.
$abel #. HJ$! untuk beberapa operasi.
(ETP
Dalam ,t m!
Ope$asi
Uku$an isian
in!
0istilasi
1.0 1., (0.><)
1., 2.2 (0.<#)
2.0 3.0 (0.61)
0istilasi @akum
1.0 2.0 (0.<#)
1., 2.# (0.82)
2.0 3., (1.0<)
5bsorpsi8/tripping /emua ukuran <.0 (1.83)
4eberapa ahli telah membuat hubungan empirik untuk menentukan HJ$!
kolom distilasi. 4erikut diambil dari Oalas (1688) untuk diameter hingga 0#,
meter dan tinggi 3 meter.
L
L 3 / 1 C C
1
D G C H!TP
3 2


(11)
dengan
9 ? la"u alir massa uap tiap satuan luas (kg m
&2
s
&1
)
0 ? diameter kolom (m)
P ? tinggi isian (m)
? relative volatility

.
? @iskositas )air (Bsm
&2
)

.
? densitas )air (kg m
&3
)
Bilai 2
1
2
2
dan 2
3
diambil dari tabel berikut.
$abel 8. Konstanta 2
1
2
2
dan 2
3
untuk persamaan (8.1,)
%enis (sian Ekuran (mm) 2
1
A 10
&,
2
2
2
3
!asc"ig !ing <
6
12,
2,
,0
&
0##
#>3
12<
18
&
&03#
&02>
&010
0
12>
12>
12>
12>
12>
Berl Saddles 2,
,0
0#,
080
&0>,
&01>
111
111
/umber: Oalas (1688).
/elan"utnya tinggi isian dihitung dengan persamaan
13
P ? (HJ$!) . B (#.10)
/elain dengan pendekatan empirik seperti di atas =rank (C"em( Eng( 111
1> maret 16##) telah mempublikasikan harga HJ$! berikut.
$abel 6 Harga HJ$! pada berbagai ukuran isian.
Uku$an Isian
Nominal
(ETP mete$!
2, mm
38 mm
,0 mm
0><
0<<
06
$inggi kolom keseluruhan dapat menga)u pada gambar #.3 yaitu
mengganti pelat dengan isian. Entuk kolom isian yang pan"ang perlu memakai
distributor ulang tiap 2 sampai 3 meter isian. Hal ini dilakukan agar distribusi
)airan yang mengalir tetap bagus tidak membentuk saluran&saluran yang
memperburuk kontak uap dengna )airan.
"onto-
%umlah tahap absorpsi 20 sehingga tinggi isian adalah 120 3t atau 3# m.
1>

Anda mungkin juga menyukai