Anda di halaman 1dari 11

Dosen:

Ach. Muhib Zainuri, ST.,


MT.

semester

4 MESIN-MESIN FLUIDA

Minggu ke-5 s/d 7


Prosedur Start-up dan
Shutdown Pompa
Abstrak
Bagian ini menjelaskan bagaimana prosedur pre-start dan
start pada pompa.

This course note is prepared by Ach. Muhib Zainuri, ST., MT.


MESIN-MESIN FLUIDA

PROSEDUR START-UP DAN SHUTDOWN


POMPA UNTUK PEKERJAAN
PEMELIHARAAN
Shut down pada pompa barangkali merupakan tugas termudah atas pompa. Namun demikian,
seperti tugas-tugas yang lain, seseorang harus mengikuti urutan yang benar demi meningkatkan
ketahanan pompa dan supaya tempat istalasi pompa tersebut tidak terlalu berserakan.

Keselamatan (Safety)
Seperti biasa, pikirkan masak-masak reaksi dari setiap tindakan yang dilakukan setelah
menyelesaikan tugas tersebut, buatlah equipment tetap aman. Membiarkan pompa dalam
keadaan stand by akan meyakinkan bahwa pompa tersebut siap dipakai dan mengurangi resiko
terhadap orang yang kemudian melakukan start up. Aspek keselamatan pada saat start pompa
akan dibahas kemudian.

Komunikasi
Praktekkan atau biasakan bekerja dengan baik yaitu membangun komunikasi yang baik dengan
operator atau orang-orang yang bertanggung jawab atas pompa tersebut. Bersama-sama
dengan tim, pompa dapat dimatikan dan dihidupkan dengan gangguan sekecil-kecilnya
terhadap proses kerjanya. Beritahukan kepada operator ruang kontrol jika akan mematikan
pompa tersebut. Hal ini dapat meningkatkan faktor keselamatan.

Menghentikan dan Membuang Beban Pompa


Sebelum pompa sentrifugal dimatikan valve buang harus ditutup dengan cepat dan terkendali.
Alasannya:
1. Untuk mengurangi slap hidrolik.
2. Menghindari/memperkecil terjadinya kekacauan aliran proses.

Slap Hidrolik
Slap hidrolik dapat terjadi apabila pompa hidrolik dihentikan dengan valve terbuka. Hal ini
terutama bisa terjadi bila terdapat perbedaan besar antara tekanan kepala isap (suction head)
dan tekanan kepala buang (discharge head). Apabila ketika pompa berhenti, aliran cairan akan
berhenti dan non-return valve akan tertutup.
Semakin cepat perubahan tekanan terjadi, semakin cepat pula slam pada non-return valve
menutup. Bisa saja terdengar suara hentakan yang keras karena tertutupnya valve tersebut. Hal ini
dapat merusak non-return valve tersebut. Apabila valve buang sedikit terbuka, valve tersebut
dapat juga mengalami slap hidrolik.

Page 2 Ach. Muhib Zainuri


MESIN-MESIN FLUIDA

Mungkin timbul pertanyaan, "Mengapa non-return valve terbuka pada pompa yang sedang
bekerja dan tertutup jika pompa berhenti?" Bila motor pompa macet, nonreturn valve akan menutup
dan mencegah terjadinya arus dari sisi buang yang bertekanan lebih tinggi menuju ke sisi isap
yang bertekanan lebih rendah. Arus tersebut harus dihindari karena:
1. Mencegah pompa dari kemungkinan putaran balik.
2. Mencegah/memperkecil kekacauan aliran.

Gambar 1. Non return valve dalam posisi tertutup dan terbuka

Mencegah Kekacauan Aliran


Menutup valve buang dengan perlahan akan memberikan kesempatan kepada operator atau
valve pengontrol arus untuk menyesuaikan aliran yang berubah-ubah.
Dengan valve buang tertutup, hentikan pompa dari panel start/stop dan perhatikan apakah
pompa benar-benar berhenti. Ada dua faktor yang dapat menunda berhentinya pompa walaupun
anda sudah mematikannya.
Pertama, beberapa pompa memiliki switch penunda waktu yang bekerja secara magnetis. Switch-
switch tersebut berfungsi bila pompa berada pada situasi krisis dan menunda matinya pompa
antara 3 sampai 5 detik apabila terjadi tegangan jatuh. Bila anda bermaksud mematikan
pompa, tombol stop harus ditahan selama tenggang waktu tersebut.
Kedua, pada panel start/stop terdapat sekumpulan tombol yang merupakan bagian switch-switch.
Mungkin saja tombol start macet ke dalam, sehingga anda tidak dapat menghentikan pompa
sampai tombol tersebut bebas lagi.

Mempersiapkan Pompa untuk Maintenance


Sebelum dilakukan maintenance terhadap pompa, kita harus yakin bahwa pekerjaan itu dapat
dilakukan dengan aman. Pompa tersebut harus:
• Nonaktif (terisolasi) total dari proses.
• Kosong.
• Listrik tidak aktif.
• Bebas dari peralatan bantu seperti sistem pendingin air, seal steam.

Ach. Muhib Zainuri Page 3


MESIN-MESIN FLUIDA

Ketika anda menonaktifkan peralatan tersebut, anda harus ingat bahwa pompa tersebut sudah
siap untuk anda atau orang lain kerjakan dengan keselamatan penuh, baik ada anda maupun
tidak. Apabila tidak terjamin keselamatan mutlak, bisa saja terjadi kecelakaan atau bahkan
kematian.
Ketika mempersiapkan pompa untuk kepentingan maintenance, anda perlu memakai pakaian
keselamatan yang sesuai termasuk goggle dan sarung tangan keselamatan.

Urut-urutan pengisolasian adalah sebagai berikut:


1. Non aktifkan pompa dari proses. Tutuplah semua valve, yaitu valve isap dan buang, ventilasi
casing, valve saluran warm up dan saluran arus minimum. Anda harus menutup semua valve
demi isolasi yang sempurna.
2. Flush pompa - bila mungkin untuk melakukan flush pada pompa. Hal ini perlu dilakukan bila
pompa:
(a) Terisi oleh bahan-bahan berat (seperti bitumen) yang tidak mau keluar dari casing pompa
dengan sendirinya.
(b) Terisi oleh bahan-bahan kimia yang memang harus dibersihkan dari system pompa
sebelum dilakukan maintenance.
3. Bebaskan pompa dari tekanan dan keringkan pompa.
Anda harus memakai goggle dan sarung tangan keselamatan sebelum melakukan hal ini.
(Sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan kulit atau PVC jika pompa
mengandung bahan kimia beracun).
Pertama-tama, berikan ventilasi pada casing pompa dengan membuka valve pada
bagian atas pompa. Pastikan bahwa valve ini mengarah ke tempat yang aman.
Biasanya indikator tekanan buang pompa memiliki saluran ventilasi/drazn yang
mengarah ke udara yang dapat anda pergunakan untuk keperluan ini.
Kemudian, bukalah saluran drain pada casing pompa dan keringkan pompa. Pengeringan
tersebut harus diarahkan ke lokasi yang aman dan dilakukan secara terkendali.
Perlu diingat bahwa drain valve yang sedikit terhalang dapat tiba-tiba lepas dan
menyemprot diri anda. Oleh karena itu jangan lupa memakai goggle dan sarung tangan
keselamatan.
Coba bandingkan volume cairan yang terbuang dengan volume kapasitas pompa
beserta pipa-pipanya. Bila sebagian dari cairan tersebut sudah terbuang, lebarkan
bukaan valve dengan tetap mengendalikan proses pengeringan tersebut.
Teruskan proses tersebut dan semakin lebarkan drain valve sampai terbuka lebar dengan
tetap mengendalikan aliran.
Suatu saat cairan tidak akan keluar lagi. Bila anda masih belum yakin bahwa
pengeringan tersebut sudah sempurna, periksalah apakah valve terhalang atau tertutup.

Page 4 Ach. Muhib Zainuri


MESIN-MESIN FLUIDA

Apabila pompa masih tetap mengeluarkan cairan dalam periode tertentu, periksalah
apakah valve-valve isolasi pompa mengalirkan cairan dari aliran balik yang menuju ke
pompa. (Jika pompa masih panas, periksalah temperatur valve untuk mengetahui apakah
masih ada aliran di sana.)
Jika pompa yang anda hadapi adalah pompa untuk LPG, pompa tersebut harus
diarahkan ke udara bebas. Pompa ini memiliki saluran yang menuju ke sistem refinery
flare. Jika anda ingin menghilangkan tekanan pada pompa ini, hubungkan dengan sistem
pembuangan yang sesuai (sistem flare).
4. Pisahkan semua sistem peralatan bantu dari pompa
Pisahkan sistem pendingin air dari pompa. Pisahkan juga rumahan yang menyangga
pompa, suplai air pendingin yang menuju ke sistem pendingin (jika ada), saluran air
pendingin (jika ada, dan lain-lainnya).
Bukalah drain air pendingin pada sisi pompa untuk membuang air pendingin. Periksalah
apakah air pendingin tersebut sudah terbuang semuanya.
Bebaskan sistem seal flush pompa dari seal/gland pompa. Periksalah apakah aliran dari
seal sudah berhenti mengeluarkan cairan.
5. Cucilah pompa - bila mungkin
Mungkin anda perlu mencuci pompa sehingga bebas dari bahan-bahan kimia. Ada dua
bahan pembersih yang biasa dipakai pada industri petrokimia. Kedua bahan tersebut
adalah 'uap' dan 'gas lembam' seperti nitrogen.
Uap air dipakai sebagai bahan pembersih. Uap air terutama digunakan pada produk-
produk berat. Uap tidak boleh digunakan untuk produk seperti LPG karena kondensasi
uap air akan bercampur dengan gas dan membentuk hidrat yang akan membekukan seal.
Dalam hal ini nitrogenlah yang digunakan sebagai bahan pembersih.

6. Non aktifkan listrik. Driver pompa harus dilepaskan untuk menghindari kemungkinan start
secara tidak sengaja.
7. Berikan tag pada pompa.
Berikan tag pada semua pompa baik yang terbuka ataupun tertutup, dengan tulisan 'Do
Not Operate". Valve-valve yang dimaksud adalah: valve isap dan buang, indikator
tekanan isap, saluran arus minimum, saluran warm up buang dan indikator tekanan buang,
casing pompa, saluran ventilasi dan saluran drain. Pegangan valve juga harus dirantai dan
dikunci untuk menghindarkan kemungkinan terbukanya secara tidak sengaja.
Tag 'Do Not Operate' harus memuat:
(a) Nama dan deskripsi pekerjaan yang sedang dilakukan terhadap pompa tersebut.
(b) Tanggal isolasi.
(c) Tanda tangan orang yang bertanggung jawab atas isolasi tersebut.

Ach. Muhib Zainuri Page 5


MESIN-MESIN FLUIDA

Percobaan Operasi Pompa Setelah Maintenance


Keselamatan (Safety)
Operator yang mempersiapkan pompa untuk kembali beroperasi setelah maintenance akan
menanggung berbagai macam resiko keselamatan. Salah satu resiko yang paling berbahaya
adalah emisi hidrokarbon ke udara bebas yang tidak terkendali dari drain valve atau jika bleed
valve masih terbuka.
Flens yang tidak dikencangkan secara kuat atau bila dipasang dengan gasket yang salah dapat
juga menimbulkan bahaya. Keselamatan anda dan orang lain ada di tangan anda. Dengan
pemikiran yang teliti, pemeriksaan ulang dan mengikuti prosedur yang benar, sebagian besar
kecelakaan dapat dihindari.
Sebelum mengoperasikan pompa, periksalah ulang untuk memastikan bahwa bleed valve sudah
tertutup rapat. Periksalah kembali sebelum menjalankannya. Tidak adanya cairan yang keluar dari
valve ventilasi dan drain valve ketika pompa dipancing (prime) bukan merupakan jaminan bahwa
valve-valve tersebut sudah tertutup rapat. Beberapa kali terjadi drain valve dibiarkan terbuka
dan 'meletus' setelah beberapa saat dicoba.
Sebelum mengoperasikan pompa, pastikan bahwa daerah sekitar anda sudah bebas dari
kemungkinan terpeleset dan tersangkut. Resiko tersebut dapat saja berasal dari minyak di lantai,
mur, baut dan sampah. Anda perlu menjaga kebersihan area tersebut. Anda tidak pernah tahu
kapan anda harus mengendalikan pompa secepat-cepatnya dengan tanpa halangan.
Pastikan bahwa anda juga memiliki akses ke valve isap dan valve buang secara mudah. Anda
mungkin perlu menyingkirkan perancah atau tangga.
Semua resiko pompa pada saat ini mulai anda hadapi. Pompa yang di-overhaul atau dibongkar
untuk suatu keperluan, fokus pemeriksaan restart akan menjadi lebih besar apabila kita ingin
mencegah kerusakan seal dan potensi resiko yang lain. Pakailah goggle pada saat anda
melakukan percobaan operasi pompa dan start up. Goggle tersebut dapat menyelamatkan
penglihatan anda. Anda harus mengetahui tempat pembilas mata terdekat.

Percobaan Operasi
Percobaan operasi pada pompa setelah maintenance dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Pastikan bahwa area tersebut aman.
Periksalah kelengkapan pompa.
Isi dan pancinglah (prime) pompa.
Kembalikan peralatan listrik seperti semula.
Lakukan pemeriksaan pre start dan coba jalankan pompa.

Page 6 Ach. Muhib Zainuri


MESIN-MESIN FLUIDA

1. Pastikan bahwa area sudah aman.


Pada semua sisi kerja pada bidang industri, housekeeping yang baik memainkan peran
penting dalam keselamatan. Sebelum pompa kembali beroperasi, kita harus memastikan
bahwa area sekitar sudah bebas dari segala kotoran atau resiko terpeleset, seberapapun
kecilnya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, akses ke valve-valve yang tidak terhalang
merupakan hal yang juga penting. Pastikan bahwa anda mengetahui rute untuk melarikan
diri bila temyata diperlukan.
2. Periksalah Kelengkapan Pompa
Tugas penting dalam percobaan operasi pompa adalah memastikan bahwa pompa
tersebut sudah siap untuk dicoba. Gunakan waktu selama beberapa menit saja untuk
memeriksa pompa secara menyelumh demi menghindari pekerjaan besar yang melelahkan
atau bahkan potensi resiko pada saat berikutnya.
Periksalah apakah penutupnya sudah terlepas. Pastikan bahwa flens sudah dipasang
serta gasket dan bautnya sudah kencang. Amati rakitan pompa dan periksalah semua
stud, valve, gauge saluran warm up, saluran drain dan ventilasi untuk mengetahui apakah
sudah terpasang dengan baik. Periksalah kopling dan penutupnya apakah juga sudah
terpasang dengan baik.

3. Isi dan Pancinglah (Prime) Pompa


Sebelum mengisi dan memancing pompa, tutuplah semua bleed valve dan valve ventilasi.
Jika anda sudah yakin bahwa pompa tidak lagi berhubungan dengan udara bebas,
isilah pompa dengan cairan secara perlahan melalui saluran warm up.
Perlu diingat bahwa jika saluran warm up tidak mengalirkan cairan melalui valve buang,
anda perlu membuka valve buang tersebut. Bukalah perlahan drain pada dasar case
pompa untuk membuang semua udara dan uap air dari dasar case tersebut. Tutuplah
jika sudah ada cairan yang keluar. Bukalah perlahan lobang ventilasi, atau lobang
ventilasi di bagian atas yang lain asalkan dapat menjadi lobang ventilasi yang aman.
Keluarkan semua udara dan uap air sarnpai tampak cairan, kemudian tutup lagi lobang
ventilasi tersebut. Bukalah perlahan bleed gauge untuk mengeluarkan udara dari saluran
ini. Tutuplah jika sudah keluar cairan.
Selama mengerjakan ini, kenakan goggle anda, lakukanlah dengan perlahan dan tutuplah
semua valve setelah memancing. Perhatikan jenis produk yang anda ventilasikan dan arah
ventilasi tersebut.
Jika pompa sudah penuh, periksalah apakah ada kebocoran. Jika anda sudah yakin
bahwa pompa dan pipa-pipanya baik dan bebas bocor, lanjutkan dengan
memancingnya. Bukalah perlahan valve isap lebar-lebar. Jika kita mengisi pompa
melalui saluran isap dan bukan saluran warm up, pompa cadangan (jika terpasang)
dapat mengalami kavitasi.

Ach. Muhib Zainuri Page 7


MESIN-MESIN FLUIDA

4. Kembalikan Peralatan Listrik Seperti Semula


Sebelum perlengkapan listrik dikembalikan, pekerjaan maintenance harus sudah selesai dan
tag 'Do Not Operate' sudah dilepas. Pelepasan tag berarti bahwa semua pekerjaan
pada pompa sudah selesai.
Jika motor dilepaskan, anda harus memeriksa lagi arah putarannya. Bersama dengan ahli
listrik, dengan menghidupkan dan mematikan motor sesaat, anda akan tahu arah putaran
motor tersebut. Biasanya pada casing motor pompa terdapat anah panah yang
menunjukkan arah putaran motor.

5. Lakukan Pemeriksaan pre-start dan Coba Jalankan Pompa


Biasanya perbaikan terhadap pompa diikuti dengan mencoba menjalankan pompa
tersebut setelah selesai. Hal ini akan membuktikan kelengkapan pekerjaan dan
memberikan kesempatan untuk pengaturan (seperti gland packing).
Anda hams melakukan pemeriksaanpre start sebelum melanjutkan dengan start up.
Pemeriksaan harus sering dilakukan dan dilakukan secara menyeluruh, khususnya bila
pompa dimatikan karena sesuatu hal. Setelah mencoba menjalankannya, atau bila
sedang tidak diperlukan, pompa harus berada pada keadaan stand by.

Start-up Pompa
Lihatlah atlit profesional! Persiapan pra kompetisi adalah hal yang sangat penting. Hal ini bukan
saja meningkatkan kinerja tetapi juga mengurangi resiko kecelakaan. Pompa pun tidak jauh
berbeda. Pompa juga akan bekerja dengan maksimal bila sudah dilakukan persiapan pre start
yang baik. Hal ini juga mengurangi resiko kerusakan selama start-up.

Keselamatan (Safety)
Resiko khusus apa yang kita hadapi ketika menjalankan pompa? Potensi kerusakan seal mekanis
pada saat start up. Walaupun kita sudah melakukan persiapan secara menyeluruh, pompa tidak
akan pernah mencapai temperatur kerja. Karena muka-muka seal tidak berputar, panas pun tidak
akan timbul. Kerusakan seal yang sudah parah dapat menimbulkan bahaya besar.
Resiko yang dihadapi bervariasi antara terkena semprotan produk yang dipompakan sampai
pada timbulnya asap kimia yang tebal yang dapat mencapai sumber api.
Bagaimana cara mengatasinya?
Ikuti prosedur start-up yang benar dan kenakan goggle. Anda harus mengetahui tempat mandi
dan pembilas mata terdekat. Anda juga harus mengetahui tempat pemadam kebakaran dan
pompa air.
Memancing pompa (prime) juga mengandung resiko. Selalu arahkan bleed ke lokasi yang
aman. Sistem saluran buang yang beruap tebal memiliki resiko timbul ledakan.

Page 8 Ach. Muhib Zainuri


MESIN-MESIN FLUIDA

Persiapan
Men-start pompa dan mempersiapkan pompa untuk operasi dapat dikelompdkkan menjadi tiga
tugas:
1. Panasi dan pancing pompa.
2. Periksalah sistem alat bantu.
3. Start dan berikan beban pada pompa.
Untuk keselamatan diri anda sendiri dan untuk melindungi pompa, ketiga langkah berikut ini harus
anda ikuti:

1. Pancing dan Panasi Pompa


Jika mungkin, persiapkan pompa untuk start up jauh sebelum pompa tersebut diperlukan. Hal
ini akan membuat pompa mencapai temperatur produknya. Hal ini penting untuk menghindari
terjadinya pemuaian suhu yang tidak merata yang dapat terjadi secara tiba-tiba pada
bagian-bagian yang bersambungan. Jika hal ini tidak dilakukan maka dapat timbul keausan
ring atau seal dan berakhir pada kerusakan.
Kebanyakan pompa yang dipakai untuk memompa cairan panas dipasangkan. dengan
saluran warm up (pemanas). Saluran tersebut biasanya tidak menutup valve buang dan non
return valve. Untuk memanaskan pompa, pastikan bahwa valve isap sudah terbuka
sepenuhnya dan bukalah saluran warm up.
Memancing pompa adalah hal yang paling penting. Memancing pompa berarti mengisi
lobang isap pompa dan casing dengan cairan sebelum pompa di-start.
Jika pompa sentnfugal tidak dipancing, impeller hanya akan mengeluarkan udara atau uap
air dan tidak ada pengisapan. Juga bila pompa distart tanpa pancingan yang baik, seal
mekanis dapat kekeringan dan menyebabkan luka pada muka-muka seal. Jika dipakai gland
packing, ring packing dan porosnya dapat rusak. Di situ akan timbul gesekan dan dapat timbul
luka pada ring, yang kesemuanya dapat merupakan pengeluaran biaya perbaikan yang
besar.
Bagaimana memastikan bahwa casing pompa sudah penuh dengan cairan? Keluarkan semua
uap air dan udara melalui lobang ventilasi case pompa. Jika sudah tampak ada cairan yang
keluar, tutuplah lobang tersebut.

2. Periksalah Sistem Alat Bantu


Sebelum menstart pompa, pastikan bahwa sistem alat bantu dapat bekerja dengan baik.
Pikirkan kemungkinan akibat bila pompa berjalan tanpa oli lubrikasi, tidak ada air pendingin
dan tidak ada seal flush.

Untuk sistem lubrikasi, pastikan bahwa constant level oiler dan saluran transfer yang menuju ke
rumahan bearing dapat bekerja dengan baik.

Ach. Muhib Zainuri Page 9


MESIN-MESIN FLUIDA

Kualitas oli juga harus diperiksa. Keluarkan air yang ada, jangan menjalankan pompa jika
masih terdapat partikel padat. Amati seal pompa dan aturlah seal flush sehingga terdapat
sedikit kebocoran pada seal tersebut.
Seal flush dapat dipasangkan dengan mulut yang permanen, di mana valve flush harus
terbuka sepenuhnya. Jikaflush-nya adalah uap dan tertutup, keluarkan sampai batas normal
sampai uapnya berkondensasi bebas di depan lobang tersebut. Pakailah goggle.
Pastikan bahwa valve air pendingin yang mengarah ke luar dan ke dalam sudah terbuka
sepenuhnya. Amati alirannya dari indikator aliran. Lakukan back flush pada sistem air.
Mungkin usaha anda akan terlihat kurang bermanfaat, tetapi akan terasa berguna bila
akhimya anda ketahui bahwa terdapat kerusakan bearing yang disebabkan oleh panas
berlebihan karena kandungan kerak yang cukup banyak di dalam sistem pendingin. Setelah
melakukan back flush pastikan bahwa saluran air pendingin sudah kembali seperti semula.

3. Start-up dan Berikan Beban pada Pompa


Bila mungkin pompa sentrifugal harus distort dengan valve buang tertutup atau setidak-
tidaknya hanya terbuka satu putaran saja. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban start
pada motor listrik. Jika beban start pada motor terlalu tinggi, motor tersebut dapat trip
(macet) sebelum mencapai kecepatan penuh.
Valve buang yang tertutup pada saat start juga meningkatkan tekanan pompa, dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kavitasi.
Ada beberapa pompa yang harus distort dengan valve buang terbuka. Pompa-pompa
tersebut memiliki fasilitas start otomatis atau start jarak jauh.
Jadi, setelah menyelesaikan pemanasan dan pemancingan serta pemeriksaan sistem alat
bantu, pompa dapat distart dari panel start/stop setempat. Amati pompa dan motornya
pada saat distart dan jalankan hingga kecepatan penuh.

Bukalah valve buang perlahan-lahan dengan tetap mengamati tekanan buangnya. Jika
tekanannya masih tetap stabil, bukalah valve buang sampai terbuka penuh. Tekanan buang
yang tidak stabil menunjukkan adanya kavitasi dan anda harus menutup valve buang
tersebut. Jika kavitasi masih tetap terjadi, periksalah saluran isapnya dan apakah masih ada
produk di sana.
Proses menjalankan pompa disebut sebagai proses memberikan beban (loading) pada pompa
tersebut. Sejalan dengan semakin besarnya beban pompa, arus pada motor pun akan naik.
Beban lebih pada pompa dapat menyebabkan motor macet (trip). Untuk mengontrol proses
secara cepat, periksalah arus motor pompa. Jika motor pompa hampir trip, arus perlu
dikurangi atau dipasang pompa cadangan untuk membagi beban.
Menjalankan pompa terlalu lama dengan valve buang tertutup dapat menyebabkan
terjadinya panas berlebih. Bila anda sudah puas dengan pompa yang berjalan tanpa ada
masalah, saluran pemanas harus ditutup.

Page 10 Ach. Muhib Zainuri


MESIN-MESIN FLUIDA

Pemeriksaan Operasional
Setelah pompa bekerja pada kecepatan normal dan berjalan dengan beban, anda harus
melakukan pemeriksaan dengan frekuensi yang tetap.
1. Periksalah stuffing box untuk memastikan bahwa kebocoran dari gland sudah cukup untuk
memberikan lubrikasi pada packing, tetapi tidak terlalu besar.
2. Periksalah banyaknya oli, sirkulasi oli dan banyaknya air pendingin (bila ada) pada bearing.
3. Dengarkan pompa apakah ada suara-suara yang tidak wajar.
4. Amati pompa apakah terdapat perubahan-perubahan bentuk yang tidak wajar.
5. Catatlah tekanan isap dan tekanan buang. Perubahan yang ada pada salah satu tekanan
tersebut dapat merupakan petunjuk adanya masalah pada pompa.
6. Jika dipasang strainer pada saluran isap maka tekanan diferensial hams
dimonitor apakah terdapat penurunan tekanan pada salah satu sisinya. Jika terjadi
penurunan tekanan yang besar pada salah satu sisi strainer, hal tersebut dapat menunjukkan
terjadinya penyumbatan pada strainer.
7. Monitorlah temperatur casing. Beberapa pompa dihubungkan dengan probe temperatur untuk
menunjukkan temperatur kerja pada bagian-bagian tertentu pada pompa. Jika tidak
terdapat gauge temperatur yang terpasang, coba rabalah casing pompa dengan tangan
anda. Dengan pengalaman anda akan tahu apakah panas pada casing tersebut terlalu tinggi
atau tidak.
8. Monitorlah temperatur bearing dengan teknik yang sama.
9. Secara periodik, ukurlah tingkat getaran pada bearing dan catatlah hasilnya.

Catatan: Daftar di atas merupakan saran; prosedur yang berlaku di site harus selalu diikuti.

Soal-soal Latihan
1. Sebutkan langkah-langkah isolasi pada pompa sebelum maintenance.
2. Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan percobaan operasi pompa setelah maintenance.
3. Ketika melakukan start pada pompa setelah maintenance, mengapa anda perlu memancing
dan memanasi pompa-pompa tertentu?
4. Pemeriksaan operasional apa yang harus dilakukan jika pompa sudah beroperasi?

Ach. Muhib Zainuri Page 11

Anda mungkin juga menyukai