semester
4 MESIN-MESIN FLUIDA
Keselamatan (Safety)
Seperti biasa, pikirkan masak-masak reaksi dari setiap tindakan yang dilakukan setelah
menyelesaikan tugas tersebut, buatlah equipment tetap aman. Membiarkan pompa dalam
keadaan stand by akan meyakinkan bahwa pompa tersebut siap dipakai dan mengurangi resiko
terhadap orang yang kemudian melakukan start up. Aspek keselamatan pada saat start pompa
akan dibahas kemudian.
Komunikasi
Praktekkan atau biasakan bekerja dengan baik yaitu membangun komunikasi yang baik dengan
operator atau orang-orang yang bertanggung jawab atas pompa tersebut. Bersama-sama
dengan tim, pompa dapat dimatikan dan dihidupkan dengan gangguan sekecil-kecilnya
terhadap proses kerjanya. Beritahukan kepada operator ruang kontrol jika akan mematikan
pompa tersebut. Hal ini dapat meningkatkan faktor keselamatan.
Slap Hidrolik
Slap hidrolik dapat terjadi apabila pompa hidrolik dihentikan dengan valve terbuka. Hal ini
terutama bisa terjadi bila terdapat perbedaan besar antara tekanan kepala isap (suction head)
dan tekanan kepala buang (discharge head). Apabila ketika pompa berhenti, aliran cairan akan
berhenti dan non-return valve akan tertutup.
Semakin cepat perubahan tekanan terjadi, semakin cepat pula slam pada non-return valve
menutup. Bisa saja terdengar suara hentakan yang keras karena tertutupnya valve tersebut. Hal ini
dapat merusak non-return valve tersebut. Apabila valve buang sedikit terbuka, valve tersebut
dapat juga mengalami slap hidrolik.
Mungkin timbul pertanyaan, "Mengapa non-return valve terbuka pada pompa yang sedang
bekerja dan tertutup jika pompa berhenti?" Bila motor pompa macet, nonreturn valve akan menutup
dan mencegah terjadinya arus dari sisi buang yang bertekanan lebih tinggi menuju ke sisi isap
yang bertekanan lebih rendah. Arus tersebut harus dihindari karena:
1. Mencegah pompa dari kemungkinan putaran balik.
2. Mencegah/memperkecil kekacauan aliran.
Ketika anda menonaktifkan peralatan tersebut, anda harus ingat bahwa pompa tersebut sudah
siap untuk anda atau orang lain kerjakan dengan keselamatan penuh, baik ada anda maupun
tidak. Apabila tidak terjamin keselamatan mutlak, bisa saja terjadi kecelakaan atau bahkan
kematian.
Ketika mempersiapkan pompa untuk kepentingan maintenance, anda perlu memakai pakaian
keselamatan yang sesuai termasuk goggle dan sarung tangan keselamatan.
Apabila pompa masih tetap mengeluarkan cairan dalam periode tertentu, periksalah
apakah valve-valve isolasi pompa mengalirkan cairan dari aliran balik yang menuju ke
pompa. (Jika pompa masih panas, periksalah temperatur valve untuk mengetahui apakah
masih ada aliran di sana.)
Jika pompa yang anda hadapi adalah pompa untuk LPG, pompa tersebut harus
diarahkan ke udara bebas. Pompa ini memiliki saluran yang menuju ke sistem refinery
flare. Jika anda ingin menghilangkan tekanan pada pompa ini, hubungkan dengan sistem
pembuangan yang sesuai (sistem flare).
4. Pisahkan semua sistem peralatan bantu dari pompa
Pisahkan sistem pendingin air dari pompa. Pisahkan juga rumahan yang menyangga
pompa, suplai air pendingin yang menuju ke sistem pendingin (jika ada), saluran air
pendingin (jika ada, dan lain-lainnya).
Bukalah drain air pendingin pada sisi pompa untuk membuang air pendingin. Periksalah
apakah air pendingin tersebut sudah terbuang semuanya.
Bebaskan sistem seal flush pompa dari seal/gland pompa. Periksalah apakah aliran dari
seal sudah berhenti mengeluarkan cairan.
5. Cucilah pompa - bila mungkin
Mungkin anda perlu mencuci pompa sehingga bebas dari bahan-bahan kimia. Ada dua
bahan pembersih yang biasa dipakai pada industri petrokimia. Kedua bahan tersebut
adalah 'uap' dan 'gas lembam' seperti nitrogen.
Uap air dipakai sebagai bahan pembersih. Uap air terutama digunakan pada produk-
produk berat. Uap tidak boleh digunakan untuk produk seperti LPG karena kondensasi
uap air akan bercampur dengan gas dan membentuk hidrat yang akan membekukan seal.
Dalam hal ini nitrogenlah yang digunakan sebagai bahan pembersih.
6. Non aktifkan listrik. Driver pompa harus dilepaskan untuk menghindari kemungkinan start
secara tidak sengaja.
7. Berikan tag pada pompa.
Berikan tag pada semua pompa baik yang terbuka ataupun tertutup, dengan tulisan 'Do
Not Operate". Valve-valve yang dimaksud adalah: valve isap dan buang, indikator
tekanan isap, saluran arus minimum, saluran warm up buang dan indikator tekanan buang,
casing pompa, saluran ventilasi dan saluran drain. Pegangan valve juga harus dirantai dan
dikunci untuk menghindarkan kemungkinan terbukanya secara tidak sengaja.
Tag 'Do Not Operate' harus memuat:
(a) Nama dan deskripsi pekerjaan yang sedang dilakukan terhadap pompa tersebut.
(b) Tanggal isolasi.
(c) Tanda tangan orang yang bertanggung jawab atas isolasi tersebut.
Percobaan Operasi
Percobaan operasi pada pompa setelah maintenance dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Pastikan bahwa area tersebut aman.
Periksalah kelengkapan pompa.
Isi dan pancinglah (prime) pompa.
Kembalikan peralatan listrik seperti semula.
Lakukan pemeriksaan pre start dan coba jalankan pompa.
Start-up Pompa
Lihatlah atlit profesional! Persiapan pra kompetisi adalah hal yang sangat penting. Hal ini bukan
saja meningkatkan kinerja tetapi juga mengurangi resiko kecelakaan. Pompa pun tidak jauh
berbeda. Pompa juga akan bekerja dengan maksimal bila sudah dilakukan persiapan pre start
yang baik. Hal ini juga mengurangi resiko kerusakan selama start-up.
Keselamatan (Safety)
Resiko khusus apa yang kita hadapi ketika menjalankan pompa? Potensi kerusakan seal mekanis
pada saat start up. Walaupun kita sudah melakukan persiapan secara menyeluruh, pompa tidak
akan pernah mencapai temperatur kerja. Karena muka-muka seal tidak berputar, panas pun tidak
akan timbul. Kerusakan seal yang sudah parah dapat menimbulkan bahaya besar.
Resiko yang dihadapi bervariasi antara terkena semprotan produk yang dipompakan sampai
pada timbulnya asap kimia yang tebal yang dapat mencapai sumber api.
Bagaimana cara mengatasinya?
Ikuti prosedur start-up yang benar dan kenakan goggle. Anda harus mengetahui tempat mandi
dan pembilas mata terdekat. Anda juga harus mengetahui tempat pemadam kebakaran dan
pompa air.
Memancing pompa (prime) juga mengandung resiko. Selalu arahkan bleed ke lokasi yang
aman. Sistem saluran buang yang beruap tebal memiliki resiko timbul ledakan.
Persiapan
Men-start pompa dan mempersiapkan pompa untuk operasi dapat dikelompdkkan menjadi tiga
tugas:
1. Panasi dan pancing pompa.
2. Periksalah sistem alat bantu.
3. Start dan berikan beban pada pompa.
Untuk keselamatan diri anda sendiri dan untuk melindungi pompa, ketiga langkah berikut ini harus
anda ikuti:
Untuk sistem lubrikasi, pastikan bahwa constant level oiler dan saluran transfer yang menuju ke
rumahan bearing dapat bekerja dengan baik.
Kualitas oli juga harus diperiksa. Keluarkan air yang ada, jangan menjalankan pompa jika
masih terdapat partikel padat. Amati seal pompa dan aturlah seal flush sehingga terdapat
sedikit kebocoran pada seal tersebut.
Seal flush dapat dipasangkan dengan mulut yang permanen, di mana valve flush harus
terbuka sepenuhnya. Jikaflush-nya adalah uap dan tertutup, keluarkan sampai batas normal
sampai uapnya berkondensasi bebas di depan lobang tersebut. Pakailah goggle.
Pastikan bahwa valve air pendingin yang mengarah ke luar dan ke dalam sudah terbuka
sepenuhnya. Amati alirannya dari indikator aliran. Lakukan back flush pada sistem air.
Mungkin usaha anda akan terlihat kurang bermanfaat, tetapi akan terasa berguna bila
akhimya anda ketahui bahwa terdapat kerusakan bearing yang disebabkan oleh panas
berlebihan karena kandungan kerak yang cukup banyak di dalam sistem pendingin. Setelah
melakukan back flush pastikan bahwa saluran air pendingin sudah kembali seperti semula.
Bukalah valve buang perlahan-lahan dengan tetap mengamati tekanan buangnya. Jika
tekanannya masih tetap stabil, bukalah valve buang sampai terbuka penuh. Tekanan buang
yang tidak stabil menunjukkan adanya kavitasi dan anda harus menutup valve buang
tersebut. Jika kavitasi masih tetap terjadi, periksalah saluran isapnya dan apakah masih ada
produk di sana.
Proses menjalankan pompa disebut sebagai proses memberikan beban (loading) pada pompa
tersebut. Sejalan dengan semakin besarnya beban pompa, arus pada motor pun akan naik.
Beban lebih pada pompa dapat menyebabkan motor macet (trip). Untuk mengontrol proses
secara cepat, periksalah arus motor pompa. Jika motor pompa hampir trip, arus perlu
dikurangi atau dipasang pompa cadangan untuk membagi beban.
Menjalankan pompa terlalu lama dengan valve buang tertutup dapat menyebabkan
terjadinya panas berlebih. Bila anda sudah puas dengan pompa yang berjalan tanpa ada
masalah, saluran pemanas harus ditutup.
Pemeriksaan Operasional
Setelah pompa bekerja pada kecepatan normal dan berjalan dengan beban, anda harus
melakukan pemeriksaan dengan frekuensi yang tetap.
1. Periksalah stuffing box untuk memastikan bahwa kebocoran dari gland sudah cukup untuk
memberikan lubrikasi pada packing, tetapi tidak terlalu besar.
2. Periksalah banyaknya oli, sirkulasi oli dan banyaknya air pendingin (bila ada) pada bearing.
3. Dengarkan pompa apakah ada suara-suara yang tidak wajar.
4. Amati pompa apakah terdapat perubahan-perubahan bentuk yang tidak wajar.
5. Catatlah tekanan isap dan tekanan buang. Perubahan yang ada pada salah satu tekanan
tersebut dapat merupakan petunjuk adanya masalah pada pompa.
6. Jika dipasang strainer pada saluran isap maka tekanan diferensial hams
dimonitor apakah terdapat penurunan tekanan pada salah satu sisinya. Jika terjadi
penurunan tekanan yang besar pada salah satu sisi strainer, hal tersebut dapat menunjukkan
terjadinya penyumbatan pada strainer.
7. Monitorlah temperatur casing. Beberapa pompa dihubungkan dengan probe temperatur untuk
menunjukkan temperatur kerja pada bagian-bagian tertentu pada pompa. Jika tidak
terdapat gauge temperatur yang terpasang, coba rabalah casing pompa dengan tangan
anda. Dengan pengalaman anda akan tahu apakah panas pada casing tersebut terlalu tinggi
atau tidak.
8. Monitorlah temperatur bearing dengan teknik yang sama.
9. Secara periodik, ukurlah tingkat getaran pada bearing dan catatlah hasilnya.
Catatan: Daftar di atas merupakan saran; prosedur yang berlaku di site harus selalu diikuti.
Soal-soal Latihan
1. Sebutkan langkah-langkah isolasi pada pompa sebelum maintenance.
2. Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan percobaan operasi pompa setelah maintenance.
3. Ketika melakukan start pada pompa setelah maintenance, mengapa anda perlu memancing
dan memanasi pompa-pompa tertentu?
4. Pemeriksaan operasional apa yang harus dilakukan jika pompa sudah beroperasi?