Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)

PT. INKA (PERSERO)


MADIUN

BAB III
SISTEM PERAWATAN

3.1 Sistem Pemeliharaan


Pemeliharaan (Maintenance) merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam PT.
INKA (Persero) Madiun sebagai satu cara menjaga kondisi dan peforma mesin-mesin yang
ada di PT. INKA untuk kelancaran proses produksi. Maintenance di PT. INKA dibagi
menjadi 2 macam, yakni Planed dan Unplaned Maintenance. Planed Maintenance adalah
strategi pemeliharaan yang direncanakan meliputi :
1. Preventive Maintenance
Adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik sebelum mesin rusak.
Biasanya mempunyai periode waktu sesuai dengan jenis alatnya, dapat dilakukan
dengan mingguan, bulanan, dan tahunan.
2. Predictive Maintenance
Adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik dengan memakai alat
bantu sebelum mesin rusak. Biasanya digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada
komponen mesin yang sulit dilakukan inspeksi langsung
3. Overhoal
Adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan cara membongkar total seluruh
komponen mesin yang ada. Overhoal Maintenance ini sangat erat kaitanya dengan
umur hidup (life time) suatu mesin terutama pada mesin-mesin produksi. Untuk
Overhoal mesin dilakukan secara berkala, biasanya selama selang 4 tahunan. Dalam
Overhoal perawatan dilakukan dengan melepas seluruh komponen pada mesin dan
melakukan inspeksi, baik pengukuran ataupun pengujian. Apabila terjadi masalah
pada komponen dan melebihi dari toleransi yang diijinkan maka penggantian
komponen dilakukan.
Sedangkan Unplaned Maintenance berkaitan dengan Breakdown Maintenance, yaitu
kegiatan perbaikan pada saat terjadi gangguan-gangguan pada mesin secara tiba-tiba.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

3.2 Proses Perawatan Mesin Di PT. INKA


A. Perawatan di PT. INKA ada 3, yaitu :
a. Daily / Harian
Daily maintenance atau perawatan harian merupakan bagian dari periodic
maintenance. Perawatan ini dilakukan setiap hari sebelum mesin digunakan.
Perawatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan mesin tersebut layak
untuk dioperasikan atau tidak.
b. Berkala / Periodik
Periodic maintenance atau perawatan berkala dilakukan setiap kali mesin
digunakan dalam jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam operasi ini sesuai
dengan jumlah waktu yang ditunjukkan mesin yang mencatat jam operasi pada
mesin tersebut.
c. Breakdown / Kerusakan Mendadak
Breakdown maintenance dilakukan saat ada mesin yang sedang dioperasikan
mengalami kerusakan mendadak.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

B. Flow Chart Permintaan Perawatan Mesin yang Rusak


Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

C. Proses Permintaan Perawatan Mesin


1.) Jika ada mesin yang rusak, operator mesin harus mengajukan SPR ( Surat
Permintaan Reparasi) ke Dept. Pemeliharaan.
2.) Setelah mengajukan SPR, teknisi langsung ditugaskan untuk melihat apa saja
kerusakannya dan apakah ada spare part yang harus diganti.
3.) Setelah melakukan pemeriksaan, teknisi langsung memperbaiki mesin tersebut.

3.3 Tata Letak Pabrik


Kondisi awal pada pendirian PT. INKA adalah penggunaan atau gala fasilitas dan aset
yang ada di balai yasa PJKA Madiun yang didirikan pada tahun 1884 (Bertugas dalam
pemeliharaan lokomotif) dan gudang PJKA Madiun sebagai fasilitas dasar untuk kegiatan PT.
INKA. Fasilitas dasar meliputi:
1. Luas Area : 22,5 Ha.
2. Luas Bangunan : 9,36 Ha.
3. Fasilitas Mesin : 290 mesin las.
4. Fasilitas Produksi : 660 mesin termasuk jig.
Sedangkan untuk layout pabrik, seperti gambar pada lampiran.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi perusahaan
yaitu :
A. Faktor Primer
Faktor primer adalah faktor yang langsung mempengaruhi tujuan utama
perusahaan. Adapun yang termasuk faktor primer adalah sebagai berikut :
1. Bahan Baku
Dalam pengadaan bahan baku perusahaan mempunyai tempat strategis.
Untuk memperoleh semua bahan yang dibutuhkan, antara lain : plat,
semua bahan tersebut tersedia dan dapat lokasinya dapat dijangkau dengan
lokasi perusahaan. Pemasok bahan baku PT. INKA (Persero) Madiun
antara lain berasal dari PT. Krakatau Steel
2. Tenaga Kerja
Daerah madiun dan sekitarnya cukup potensial dalam memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang siap pakai. Buruh dan tenaga kerja
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

merupakan faktor penting dalam proses produksi. Dalam hal ini


perusahaan menggunakan tenaga manusia intensif.
3. Transportasi
Transportasi mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong
kelancaran pengakutan bahan baku ke lokasi perusahaan dan memudahkan
mengakut barang jadi ke tempat penjualan dan mengirimnya. Karena
sebagian besar konsumen PT. INKA Madiun berasal dari PT. KAI dan
Kemenhub, maka kota madiun menjadi tempat yang strategis sebagai
pabrik PT. INKA Madiun karena lokasi yang sangat dekat dengan stasiun
madiun. Sehingga memudahkan dalam mengirim pesanan.

4. Tenaga Listrik dan Air


Tenaga listrik dan air sangat mudah diperoleh di daerah tersebut, karena
dilalui oleh jalur listrik dan juga merupakan daerah yang dekat dengan
sumber energy. Sehingga kebutuhan akan air baik untuk proses produksi
pesanan dan produksi dapat terpenuhi melalui PDAM dan sumur. PT.
INKA (Persero) Madiun menggunakan sumur air tanah peninggalan
belanda dengan memberikan kontribusi kepada pemda madiun setiap
bulan.
B. Faktor Sekunder
1. Lingkungan Sosial
Hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat merupakan
dukungan moril bagi kemajuan perusahaan itu sendiri. Hubungan baik
mempunyai pengaruh balik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.
2. Rencana Masa Depan
Keputusan yang di ambil sekarang akan mempunyai pengaruh bagi masa yang
akan datang. PT. INKA (Persero) Madiun selalu berupaya agar tetap bertahan,
berkembang dan bisa mengadakan perluasan dimasa mendatang.
3.4 Sistem Utilitas
Sistem utilitas PT. INKA Madiun adalah sebagai berikut :
1. Waste Water Plan sebagai tempat pengolah air limbah yang berasal dari penggunaan
air dari kamar mandi.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

2. Sistem Sirkulasi Udara (Air Conditioning) sebagai penunjang aktifitas karyawan dan
sebagai pelindung komponen elektronik.
3. Penyediaan perlengkapan keselamatan kerja.
4. Penyediaan Crane sebagai pendukung operasional.
5. Forklif (Heavy Equipment) digunakan sebagai penunjang proses produksi.
6. Tambangan digunakan sebagai jembatan untuk memindah gerbong.
7. Sepeda sebagai alat transportasi di lingkup area pabrik.
3.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PT INKA Madiun merupakan industri besar berteknologi canggih dengan jumlah
karyawan yang besar serta bergerak dalam bidang manufaktur dan produk jasa lainnya.
Hal ini dapat mengundang bahaya potensial tinggi terhadap karyawan dan masyarakat
sekitar pabrik. Dengan demikian diperlukan pengendalian sedini mungkin terhadap
gejala-gejala penyebab timbulnya bahaya untuk melindungi seluruh karyawan dan
masyarakat sekitarnya serta menekan kerugian perusahaan yang dapat ditimbulkan
karena kecelakaan yang terjadi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program yang mutlak harus
dikerjakan dalam setiap perusahaan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian
kerugian akibat kecelakaan, kerusakan harta benda perusahaan, serta kerusakan
lingkungan dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 di PT INKA Madiun sebagai usaha
penjabaran Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan K3 lainnya dalam rangka
perlindungan terhadap seluruh aset perusahaan baik sumber daya manusia dan faktor
produksi lainnya.
Program K3 telah terintegrasi dalam seluruh fungsi perusahaan, baik fungsi
perencanaan, produksi, dan pemasaran serta fungsi lainnya dalam perusahaan. Tanggung
jawab pelakanaannya merupakan kewajiban seluruh karyawan dan orang yang bekerja
atau berada di lingkungan perusahaan.
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan K3 yang
diambil oleh pimpinan perusahaan yang di antaranya adalah:
1. Komitmen top manajemen.

2. Kepemimpinan yang tegas.


3. Organisasi K3 dalam struktur organisasi perusahaan.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

4. Sarana dan prasarana yang memadai.


5. Integrasi K3 pada semua fungsi perusahaan.
6. Dukungan seluruh karyawan dalam K3.
Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihil-kecelakaan dan nihil-penyakit
akibat kerja. Dengan demikian diharapkan tujuan perusahaan dapat dicapai secara
optimal.
3.5.1. Filosofi Dasar Penerapan K3
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan dalam melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas.
2. Setiap orang lainnya (yang bukan karyawan perusahaan) yang berada di
tempat kerja perlu terjamin keselamatannya.
3. Setiap sumber produksi harus dapat digunakan secara aman dan efisien.
4. Pimpinan perusahaan wajib memenuhi dan mentaati semua syarat dan
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankan.
5. Setiap orang yang memasuki tempat kerja wajib mentaati semua pesyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja.
3.5.2 Tujuan dan Sasaran K3
 Tujuan K3
1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.

3. Menjamin proses produksi berjalan lancar.

 Sasaran K3
1. Memenuhi Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Memenuhi Permenaker No. PER/05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Mencapai nihil kecelakaan.
3.5.3 Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

 Batasan
1. Safety (Keselamatan Kerja) - Konteks Perorangan
Sebagai minimasi kontak antara manusia dan bahaya, dan terutama
dihubungkan dengan pencegahan orang terhadap bahaya yang dapat
mengakibatkan penderitaan fisik.
2. Safety (Keselamatan Kerja)
Kebebasan manusia dari bahaya yang dapat merugikan perusahaan baik
dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan, dan pencemaran lingkungan.
3. Kesehatan kerja
Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well being of the individual)
4. Insiden
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, apabila pada saat itu terjadi
sedikit perubahan akan mengakibatkan terjadinya accident.
5. Kecelakaan
Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan,
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, dalam rangkaian peristiwa yang
terjadi karena berbagai sebab, yang mengakibatkan kerusakan atau bentuk
kerugian berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental, kerusakan
properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari
kerugian-kerugian tadi.
6. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia
meninggalkan rumah kediamannnya menuju tempat pekerjaannya, selama
jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat kerjanya menuju
rumah kediamannya dengan melalui jalan yang biasa ditempuhnya.
 Sasaran Keselamatan Kerja
Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Kemanusiaan
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

Berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja dengan


demikian menciptakan terwujudnya keamanan, gairah kerja dan
kesejahteraan karyawan.

2. Ekonomi
Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari
kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
3. Sosial
Berupaya menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan
perlindungan bagi masyarakat terhadap bahaya–bahaya yang timbul
akibat dari kegiatan perusahaan.
4. Hukum
Berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah di perusahaan.
3.5.4 Manajemen Dan Konsepsi Keselamatan Kerja
Manajemen K3 merupakan ilmu pengetahuan sekaligus seni dalam usaha
seseorang atau kelompok untuk menekan semaksimal mungkin terjadinya
kerugian bagi suatu perusahaan sebagai akibat dari suatu kecelakaan dengan cara
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan perusahaan.
Konsepsi keselamatan kerja adalah pola berfikir tercapainya iklim kerja
yang aman, nyaman, dan mengikuti setiap prosedur yang ada di perusahaan.
Konsepsi ini bukan merupakan suatu program prosedur, modal, dasar atau
pengaruh pencegahan kecelakaan menuju kerja yang selamat atau keselamatan
kerja.
Cara yang paling efektif dalam menjalankan fungsi keselamatan kerja di
perusahaan adalah Built-in or integrated safety, yaitu prosedur-prosedur dalam
perusahaan yang diperlukan untuk mengelola dua modal dasar yang ada menuju
tercapainya efisiensi perusahaan (produksi) dengan memasukkan unsur-unsur
safety sebagai landasan.
3.5.5 Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri
1. Topi keselamatan (safety head)
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

Untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan tertimpa


benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik ataupun
terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Digunakan
selama jam kerja di daerah instalasi pabrik.

Gambar 2.4 Topi Keselamatan

2. Alat pelindung mata (Eye Goggle)


Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, geram, percikan,
bahan kimia dan cahaya yang menyilaukan. Digunakan di tempat-tempat :
1. Di daerah berdebu.
2. Menggerinda, memahat, mengebor, membubut, dan mem-frais.
3. Dimana terdapat bahan kimia berbahaya termasuk asam atau alkali.
4. Pengelasan.

Gambar 2.5 Kacamata Keselamatan


3. Alat pelindung muka
Untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

a. Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya


(warna kuning). Digunakan di mana terhadap atau handle bahan asam
atau alkali.
b. Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu)
Digunakan ditempat kerja dimana pancaran panas dapat membahayakan
karyawan.
c. Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan infra merah.

Gambar 2.6 Pelindung Muka


4. Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut
tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian
yang bersifat tetap.
a. Ear Plug

Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan sampai dengan 95


dB.
b. Ear Muff

Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besar dari


95 dB.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

Gambar 2.7 Pelindung Telinga (Ear Muff)

5. Alat pelindung pernafasan


Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat
membahayakan karyawan. Terdiri dari :
a. Masker kain
Dipakai di tempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10
mikron.
b. Masker dengan filter untuk debu
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan dapat
menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak 98%.
c. Masker dan filter untuk debu dan gas
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan gas asam,
uap bahan organik, fumes, asap dan kabut. Dapat menyaring debu pada
ukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak 99,9% dan dapat menyerap
gas/uap/fumes sampai 0,1% volume atau 10 kali konsentrasi maksimum
yang diijinkan.
d. Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas/uap/fumes
yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan
kerja.
Syarat-syarat pemakaian :
1. Tidak boleh untuk pekerjaan penyelamatan korban atau
dipergunakan di ruangan tertutup.
2. Tidak boleh digunakan bila kontaminasi gas tidak dikenal atau di
daerah dengan kontaminasi lebih dari 1% untuk ammonia.
3. Konsentrasi oksigen harus di atas 16%.
4. Tabung penyaring yang dipergunakan harus sesuai dengan
kontaminasi gas/uap/fumes.
e. Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung (self containing
breathing apparatus)
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

Digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari gas/uap/fumes


yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan
karyawan.
Syarat pemakaian :
1. Di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari 16%.
2. Apabila kontaminasi tidak bisa diserap dengan pemakaian tabung
penyaring (kontaminasi> 1%).
3. Dapat dipergunakan untuk penyelamatan korban.
4. Waktu pemakaian 30 menit.
f. Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan (Supplied air
respirator).
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari
gas/uap/fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan.
Syarat pemakaian:
Digunakan di daerah yang konsentrasi oksigennya rendah, kontaminasi
gas/uap/fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan terus menerus
sepanjang suplai udara dari pabrik (plant air) tersedia.

g. Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand
operated blower)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas/uap/fumes
yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan
karyawan.
Syarat pemakaian :
Dapat digunakan di daerah yang kadar oksigennya kurang, kontaminasi
gas/uap/fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan terus menerus
sepanjang blower diputar dimana pengambilan udara blower harus dari
tempat yang bersih, bebas dari kontaminasi.
6. Alat Pelindung kepala
Jenis-jenis alat pelindung kepala:
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

Gambar 2.8 Pelindung kepala


a. Kerudung kepala (Hood)

Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka terhadap


kotoran bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat
mengganggu kesehatan karyawan.
b. Kerudung kepala dengan alat perlidungan nafas

Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang


tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang
diijinkan.
c. Kerudung kepala anti asam atau alkali

Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka dari


percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.

7. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia dan listrik.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

Gambar 2.9 Sarung Tangan Keselamatan


a. Sarung tangan kulit, dipakai bila bekerja dengan benda yang kasar,
tajam.
b. Sarung tangan asbes, digunakan bila bekerja dengan benda yang panas.
c. Sarung tangan katun, digunakan bila bekerja dengan peralatan oksigen.
d. Sarung tangan karet, digunakan bila bekerja dengan bahan kimia yang
berbahaya, korosif dan iritatif.
e. Sarung tangan listrik, digunakan bila bekerja dengan kemungkinan
terkena bahaya listrik.
8. Sepatu Pengaman
Untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan karyawan di
tempat kerja.

Gambar 2.10 Sepatu Keselamatan


a. Sepatu keselamatan
Digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang keras atau tajam, luka
bakar karena bahan kimia yang korosif, tertembus benda tajam dan
untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh terpeleset oleh air/minyak.
b. Sepatu karet
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

Digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia yang


berbahaya.
c. Sepatu listrik
Digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan terdapat bahaya listrik.
9. Baju Pelindung

Gambar 2.11 Baju Pelindung

Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai gangguan yang


dapat membahayakan karyawan.
a. Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali (warna kuning)
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan
bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun alkali.

b. Baju pelindung terhadap percikan pasir


Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan
pasir pada saat membersihkan logam dengan semprotan pasir.

3.6 Sistem Kendali Mutu


Adanya sistem kendali mutu bertujuan untuk menjaga proses agar sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan dengan melaksanakan kebijakan mutu, yaitu : Mengutamakan peningkatan
mutu proses dan produk secara berkelanjutan oleh seluruh jajaran perusahaan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan, dengan cara :
1. Identifikasi proses atau kegiatan yang diperlukan dalam sistem manajemen mutu dan
penerapanya pada seluruh fungsi di perusahaan.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. INKA (PERSERO)
MADIUN

2. Penentuan kriteria dan metode yang diperlukan untuk menjamin pengoperasian dan
pengendalian proses berjalan efektif.
3. Pemastian tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pengoperasian
proses-proses tersebut.
4. Pelaksanaan tindakan-tindakan yang perlu untuk mencapai hasil yang direncanakan
untuk upaya perbaikan proses secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai