Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENJADWALAN KEBIJAKAN MAINTENANCE MESIN CNC


MILLING DI PD.JAYA MAKMUR

Disusun guna melengkapi tugas dan syarat dalam menempuh kerja praktek pada
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh :
wawan
NIM. 1650200012

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2020

~i~
PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek yang berjudul “PENJADWALAN


KEBIJAKAN MAITENANCE MESIN CNC MILLING DI PD. JAYA
MAKMUR” ini disetujui dan disahkan oleh pembimbing Kerja Praktek pada
Program Studi Teknik Industri pada :

Hari :

Tanggal :

Ketua Program Studi Pembimbing Kerja Praktek

AinurKomariah, S.T., M.Si. Ainur Komariah, S.T., M.Si.


NIP. 198011022005012003 NIP. 198011022005012003

Mengetahui
DekanFakultasTeknik

SatriaAgungWibawa, S.T., M.T.


NIP. 19760102200091148

~ ii ~
ABSTRAK

Kerja praktek ini dilakukan di PD. Jaya makmur yang terletak di


Jakarta Barat Kalideres, pabrik ini menghasilkan berbagai macam produk
cetakan dan peralatan rumah tangga yang berasal dari bahan plastik. Kerja
pratek ini dilakukan berkaitan dengan penjadwalan perawatan mesin-mesin
terutama pada mesin Cnc Milling di bagian produksi. Kerja praktek dilakukan
dengan cara mengamati lingkungan fisik kerja yang ada di PD .Jaya Makmur.
Selama melakukan pengamatan telah dijumpai beberapa masalah yang
terjadi, diantaranya masalah yang berkaitan dengan mesin Cnc Milling di
bagian produksi.Untuk mengatasi masalah penjadwalan perawatan mesin Cnc
Milling perlu diadakan beberapa pengujian, pengamatan, dan penyelesaian
serta penggabungan teori keilmuan yang diajarkan di perkuliahan. Dalam
penyelesaian masalah, dilakukan dengan cara membandingkan antara standar
pemeliharaan komponen/mesin Cnc Milling dengan keadaan yang terjadi di
lingkungan kerja dalam hal ini di PD. Jaya Makmur.Hasil yang di dapatkan
dari penelitian penjadwalan perawatan ini adalah di ketahuinya jarak antar
kerusakan mesin Cnc MillingdiPD. Jaya Makmur.

Kata kunci : Penjadwalan perawatanmesin Cnc Milling

~ iii ~
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek dengan judul “PENJADWALAN KEBIJAKAN
MAITENANCE MESIN CNC MILLING DI PD. JAYA MAKMUR”.
Laporan kerja praktek ini disusun guna memenuhi salah satu syarat program
Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan kerja praktek ini tidak
terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini, Penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu mendampingi dan mendoakan penulis


selama melaksanakan kerja praktek.
2. Bapak Satria AgungWibawa, S.T.,M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik.

3. Ibu Ainur Komariah, S.T., M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.

4. Bapak Fery susanto selaku Pembimbing Lapangan yang telah


membantu penulis untuk melakukan kerja praktek.
5. Ibu Ainur Komariah, S.T., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan serta petunjuk kepada penulis,
sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan.
6. Semua staff serta karyawan PD. Jaya Makmur yang telah membantu
selama proses kerja praktek.
7. Teman-teman angkatan tahun 2016 yang ikut melaksanakan kerja
prakte kini.

Akhir kata semoga ketulusan serta bantuan dari semua pihak tersebut
diatas kiranya mendapat berkah dan anugerah dari Allah SWT.

~ iv ~
Sukoharjo, April 2020

~v~
BAB 1
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a) Sejarah Perusahaan

PD. Jaya Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang


plastik injection yang bertempat di Tegal Alur Jakarta Barat, Perusahaan ini
bermula dari industri plastik injection yang terletak di jalan Raya Kamal Raya
no. 18J Tegal Alur Jakarta Barat. Didirikan pada 05 mei 2015 oleh bapak
Tedy Harliman. PD Jaya Makmur adalah perusahaan asal indonesia yang
mendesain, memproduksi, serta mencetak alat berkualitas. Melalui sistem
seleksi dari tenaga ahli yang berprofesional sehingga produk yang dihasilkan
lebih bermutu dan berkualitas.

~1~
b) Visi dan Misi PD.Jaya Makmur

c) Visi

Menjadi industri plastik terkemuka yang menjadikan mutu


dan keamanan produk sebagai jaminan untuk pelanggan.

d) Misi

e) Memberikan layanan terbaik dan aman kepada pelanggan dengan


meningkatkan ketepatan jadwal pengiriman.

f) Menjamin kualitas dan keamanan barang sesuai standar yang


diinginkan oleh pelanggan.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi

~2~
g) Hasil Produksi dan Pemasarannya

PD.Jaya Makmur menghasilkan produk plastik yang beragam


dan menarik guna memenuhi kebutuhan konsumen. Produk yang
dihasilkan adalah, aksesoris kendaraan, peralatan rumah tangga ,
gantungan baju,plat closed, dll.

Berikut adalah contoh gambar dari mesin cnc

Produk yang dihasilkan PD.Jaya Makmur dipasarkan ke daerah :


kalideres, Jakarta, Bogor, Bandung, bekasi, Sidoarjo, Karawang,
Tangerang, Kalimantan, dan banyak lagi.

h) Lokasi dan Layout Pabrik

i) Lokasi Pabrik

~3~
PD.Jaya Makmur terletak di jalan Raya Kamal Raya no. 18J
Tegal Alur Jakarta Barat.Pabrik ini berdiri diatas tanah seluas 1
hektare dengan rincian.

Batas-batas wilayah PD.Jaya Makmur adalah sebagai


berikut :
j) Sebelah utara : Jalan raya Tegal Alur

k) Sebelah barat : Pabrik minuman

l) Sebelah timur : Area rumah warga

m) Sebelah selatan : pabrik plastik

n) Permasalahan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan selama


periode juli 2019 sampai dengan januari 2020 diketahui bahwa mesin
CNC merek militex vex 680b mengalami kerusakan sebanyak 14 kali,
dengan kata lain dalam sebulan mesin CNC merek militex vex 680b
mengalami minimal satu jenis kerusakan. Hal ini akan sangat merugikan
pihak perusahaan karena dapat menggangu proses produksi berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti ditemukan diperoleh
informasi bahwa pembuatan jadwal preventif maintenance dibuat masih
berdasarkan kira-kira, dan selama ini pelaksanaan kegiatan preventif
maintenance yang sudah dijadwal tidak berjalan dengan 100 % , karena
para petugas maintenance masih lebih sering untuk melakukan kegiatan
repair maintenance. Oleh sebab itulah diperlukan adannya evaluasi
periode optimal untuk menentukan jadwal preventif maintenance agar
mesin-mesin dapat bekerja secara optimal dengan jumlah breakdown
yang minimal.

~4~
o) Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukanya penelitian ini adalah untuk memberikan


gambaran mengenai distribusi frekuensi breakdown dari mesin CNC merek
militex vex 680b, menganalisa Maintenance Policy yang telah digunakan saat
ini oleh perusahaan, dan memberikan biaya paling minimum untuk
mengurangi breakdown mesin. Dan mengevaluasi ulang jadwal preventif
maintenance policy yang telah digunakan saat ini oleh perusahaan, apakah
telah memberikan biaya yang paling minimal.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Maintenance

Secara definisi, Maintenance adalah suatu tindakan perbaikan dan


perawatan pada suatu objek. Sedangkan dalam dunia industri, Maintenance
diartikan sebagai tindakan pemeliharaan komponen atau mesin

Jenis Pemeliharaan Terdapat dua tipe pemeliharaan yakni :

1. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

~5~
Pemeliharaan pencegahan dilakukan guna memperpanjang umur
sistem ataupun meningkatkan khandalan dari sistem tersebut. Tindakan
pemeliharaan ini bervariasi mulai dari perawatan ringan yang membutuhkan
durasi kegagalan pendek seperti hanya pelumasan, testing, terhadap
komponendan sebagaainya sampai pada overhaul yang memerlukan waktu
durasi kegagalan yang signifikan. Tindakan perbaikan peregahan biasanya
sudah direncanakan dan terjadwal

.
2. Pemeliharaaan Perbaikan (Corrective Maintenance

Pemeliharaan yang terdiri dari tindakan mengembalikan kondisi


sistem atau produk yang rusak atau gagal beroperasi kembali ke kondisi
beroperasi. Tindakanya berupa perbaikan dari komponen rusak.
Pemeliharaan perbaikan biasanya dilakukan apabila terjadi kegagalan yang
tiba-tiba dan biasa tidak direncana.

2.2 Fungsi Maintenance

Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi Maintenance adalah


agar dapat memperpanjangkan umur ekonomis dari mesin dan peralatan
produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk
melaksanakan proses produksi.

Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya


pemeliharaan yang baik terhadap mesin adalah sebagai berikut :

1. mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan
akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu pajang.

2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan


dengan lancar.

~6~
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama
proses produksi berjalan.

4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.

5. Dapat dihindarinya kerusakan-kerusakkan total dari mesin dan peralatan


produk yang digunakan.

6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka


penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.

2.3 Tujuan Perawatan

Menurut Corder (1992), tujuan perawatan yang utama adalah


sebagai berikut:

1. Menganalisi kerusakan sejak dini sehingga bila terjadi kerusakan bisa


langsung dilakukan perbaikan.
2. Efisiensi pengeluaran atau biaya pengganti komponen.
3. Kondisi mesin yang dipelihara dengan baik maka dapat membuat proses
produksi menjadi lebih lancar sehingga produktifitas semakin meningkat.
4. Kondisi mesin menjadi lebih stabil dengan berjalan dengan baik maka dari itu
pengendalian mutu atau kualitas harus dilakukan dengan benar.
5. Menjaga mesin atau peralatan industri agar terhindar dari kerusakan dalam
skala yang lebih benar.
6. Memperpanjang kegunaan aset.

Menurut Kostas (1981), tujuan perusahaan menerapkan kebijakan


maintenance adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengurangi frekuensi terjadinya breakdown.
2. Untuk mengurangi tingkat keparahan dari breakdown yang terjadi.
3. Menjaga kondisi dan kinerja mesin / alat agar tetap baik dalam beroperasi.
4. Menjaga agar kualitas output yang dihasilkan tetap terjaga.

~7~
5. Untuk mengecek dan mengukur keadaan sparepart serta menentukan ukuran
settingannya (kalibrasi).
6. Menyiapkan personel, fasilitas, dan metode agar mampu mengerjakan
tugastugas perawatan.

Dengan memahami pengertian dan fungsi Maintenance maka


para pelaku industri dan operator diharapkan dapat meminilisir terjadinya
kerusakan pada mesin dan peralaatan industri. Dengan begitu proses
produksi dapat berjalan lancar dan keamanan pekerja tetap terjaga.

2.4 Frekuensi Breakdown Time

Bentuk dari frekuensi distribusi breakdown akan mencerminkan1.


kekompleksan dan kualitas desain dari suatu komponen. Terdapat empat Case
jenis kasus dengan distribusi frekuensi breakdown yang berbeda, antara
lain:
1, dalam hal ini komponen termasuk ke dalam jenis yang sederhana.
Komponen ini cenderung untuk breakdown setelah runtime mendekati nilai
rata-rata.
2. Case 2, dalam hal ini komponen termasuk jenis yang cukup kompleks
(banyak terjadi interacting parts) sehingga banyak yang akan menjadi
penyebab komponen tersebut breakdown. Selain itu, waktu breakdown juga
sulit untuk diprediksi.
3. Case 3, dalam hal ini komponen haris diberikan perawatan dan perlakuan
yang baik pada saat awal pemakaiannya sehingga runtime akan menjadi lebih
lama.
4. Case 4, dalam hal ini distribusinya akan mengikuti bentuk dis-shaped, dimana
probabilitas failurenya tinggi saat awal pemakaian (infant mortality) dan pada
saat dekat dengan akhir umur pemakaian komponen tersebut (old-age
mortality).

~8~
Secara umum terdapat garis besar yang dapat dijadikan sebagai
bahan acuan, antara lain:
1. Dengan asumsi bahwa biaya downtime tidak terlalu besar, maka preventive
maintenance lebih disukai untuk dilaksanakan, jika waktu yang dibutuhkan
untuk pelaksanaannya lebih sedikit daripada waktu yang dibutuhkan untuk
repair (Tm).
2. Preventive maintenance dapat dipilih untuk dilakukan jika pada saat inspeksi
teridentifikasi adanya kemungkinan / probabilitas breakdown yang tinggi.
3. Preventive maintenance dapat dilakukan pada saat bukan jam kerja jika
menyangkut suatu sistem produksi yang sangat kompleks (misal dalam suatu
pabrik besar). Jadi preventive maintenance yang telah direncanakan
sebaiknya tidak dilaksanakan pada saat jam kerja.

2.5 Pemilihan Kebijakan Repair atau Preventive Maintenance

Dalam memilih antara kebijakan repair maintenance dan preventive


maintenance, dapat dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode-
metode yang telah ada dengan tujuan untuk mencari biaya total maintenance
(Total Maintenance Cost) yang paling rendah.

2.6 Metode Repair Policy

Metode ini dapat dicari menggunakan rumus sebagai


berikut:

TMC (repair policy) = TCr = Expected cost of repair


TCr = B. Cr B =
𝑵 𝑻𝒃 …………………………………..(1)
Tb = ∑ 𝒑𝒊𝑻𝒊 𝒏 𝒕 ......…………….…….…..(2)
Dimana: TCr : Expected cost of repair per minggu
B : Jumlah rata-rata breakdown per minggu untuk N alat per mesin
Cr : Biaya perbaikan
Tb : Rata-rata runtime per alat sebelum rusak
N : Jumlah alat atau mesin

~9~
2.7 Metode Preventive Maintenance Policy

Metode ini dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai


berikut:

TMC (n) = TCr (n) + TCm (n) ………..(3)


Dimana: TMC (n) : Biaya total perawatan per minggu
TCr (n) : Biaya repair per minggu

TCm (n) : Biaya preventive maintenance per minggu Adapun


langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagi berikut:

1. Hitung jumlah breakdown kumulatif yang diharapkan dari kerusakan (Bn)


untuk semua mesin selama periode preventive maintenance (Tp = n minggu).
2. Tentukan jumlah rata-rata breakdown per minggu (B) sebagai perbandingan
Bn/n.
3. Perkiraan biaya repair per minggu : TCr (n) = (𝑩𝒏 𝒏 ) Cr…………………..
(4).
4. Perkiraan biaya preventive maintenance per minggu : TCn (n) = 𝑵 . 𝑪𝒎 𝒏
………………….....(5).
5. Biaya total perawatan : TMC (n) = TCr (n) + TCm (n) …...(6).

2.8 Pengertian Penjadwalan

~ 10 ~
1.
Baker mendefinikan penjadwalan sebagai proses pengalokasian sumber-
dalam
sumber untuk memilih sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu. Jadi
penjadwalan berfungsi sebagai alat pengambil keputusan yakni menetapkan jadwal
kerja.

Sedangkan arti penjadwalan dalam sistem kerja perawatan merupakan


rencana kerja yang tesusun dan saling terjait satu sama lainnya dengan berbasis
waktu guna mengefektifkan kerja, sehingga akan diperoleh hasil yang baik.
Penjadwalan ini dibuat, dalam bentuk suatu daftar komprehensif dari tugas
perawatan, pemeliharaan ataupun perbaikan untuk menghindar dari kerusakan yang
akan terjadi.

Ada dua hal penting dalam penjadwalan perawatan yaitu.


upaya untuk mengurangi pengaruh interaktif terhadap produksi, dibuatlah
suatu cara perawatan terencana yang didefinisikan sebagai pekerja yang
terorganisir dan dilakukan dengan pemikiran ke masa datang, berikut
pengendalian dan pencatatan. Suatu sistem perawatan terencana, dalam
pengelolaannya disediakan peralatan yang secara teknis dan ekonomis
mengarah pada pengendalian operasional, dengan tujuan .
2. meningkatkan standar perawatan dan efisiensi. Sehingga penjadwalannya
dibuat, dalam bentuk suatu daftar komprehensif dari tugas perawatan,
pemeliharaan ataupun perbaikan untuk menghindar dari kerusakan yang
akan tejadi.
3.  pada pekerjaan perawatan yang sifatnya proyek perbaikan penjadwalan
dibuat berbasis waktu.

2.9 METODE PENELITIAN

~ 11 ~
Melakukan studi lapangan untuk melakukan
pengamatan dan mengidentifikasi masalah yang terjadi pada mesin
– mesin yang ada di divisi mijas departemen permesinan PD.Jaya
Makmur Selanjutnya dilakukan studi Literatur untuk mengetahui
metode yang pas dalam memecahkan masalah yang terjadi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data – data
yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap
objek yang di teliti, wawancara kepada pihak – pihak yang
bertanggung jawab terhadap maintenance mesin – mesin yang ada
di departemen permesinan, dalam hal ini sub divisi Harsin dan
data historis yang dimiliki oleh departemen permesinan PD.Jaya
Makmur yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Setelah semua data didapat maka dilakukan pengolahan
data, pengolahan data yang dilakukan yaitu menentukan distribusi
kerusakan mesin CNC merk militex vex 680b selama 6 bulan
terhitung dari bulan Juli 2019 sampai dengan januari 2020,
menentukan besarnya repair cost (Cr) rata-rata yang terjadi selama
6 bulan, menentukan preventif cost (Cm) unit mesin, melakukan
perhitungan besarnya biaya yang dikeluarkan apabila perusahaan
menerapkan kebijakan repair policy dan melakukan perhitungan
besarnya biaya yang dikeluarkan apabila perusahaan menerapkan
kebijakan preventif policy. Setelah dilakukan proses pengolahan
data langkah selanjutnya yaitu dilakukan pembahasan distribusi
frekuensi breakdown dari mesin CNC merk militex vex 680b
selama 6 bulan terhitung dari bulan Juli 2019 sampai dengan
januari 2020 dan menganalisa dan mengevaluasi kebjakan
maintenance yang sudah ada serta memberikan usulan
penjadwalan preventif maintenance yang ekonomi.

~ 12 ~
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Breakdown Mesin CNC

Pada tabel 1 dibawah ini merupakan data breakdown CNC


merk militex vex 680b yang ada di departemen permesinan PD. JAYA
MAKMUR.

Tabel 1 Data Breakdown Mesin CNC


N
No Bulan Minggu Ke Kerusakan Jumlah kerusakan
1 1 1
1
2 2 0
2
Juli 2019
3 3 0
3
4 4 1
4 2
5 1 0
5
6 2 0
6
Agustus 2019
7 3 2
7
8 4 0
8 2
9 September 1 0 1
9 2019
1 2 0
10
1 3 1

~ 13 ~
11
1 4 0
12

1 Oktober 2019 1 1
13
2 2 1
14
3 3 0
15
4 4 1
3
16
5 November 1 0
17 2019
6 2 1
18
7 3 0
19
8 4 0
1
20
9 Desember 1 2
21 2019
1 2 0
22
1 3 1
23
1 4 0
3
24
9 Januari 2020 1 1
25
1 2 0
26
1 3 0

~ 14 ~
27
1 4 1
28 1

Total jumlah kerusakan 14

3.2 Data jenis kerusakan dan lama waktu perbaikan

Data jenis kerusakan, tindakan perbaikan dan lamanya waktu


tindakan perbaikan mesin CNC merk militex vex 680b dapat dilihat pada
tabel 2.

Tabel 2 Data Jenis Kerusakan


N jenis kerusakan Lama Perbaikan
No. (Jam)
1 Alarm 28 Quil tidak mau naik 6,5
1.
2 Encorder 40
2.
3 Flexible coolant oilhose 0,5
3.
4 Skering 1
4.
5 Bearing 0,5
5.
6 Baterai 0,2
6.
7 Cover penutub ballcrow sumbu y lepas 1
7.
8 Alarm tidak menyalla 0,5
8.
9 Layar monitor tidak mau menyala 20
9.

~ 15 ~
3.3 Data variabel biaya

Data variabel biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan


pemeliharaan dan perawatan mesin CNC merk militex vex 680b . Data
variabel biaya dibagi menjadi 3 jenis biaya yaitu : biaya pengganti sperepart,
biaya pelumasan mesin, dan biaya teknis. Berikut ini merupakan tabel harga
biaya sparepart mesin CNC merk militex vex 680b.

Tabel 3 Biaya Pengganti sparepart


N Nama sparepart Harga (IDR)
No
1 Encorder
Rp 5.750.000
1
2 Flexible coolant oilhose
Rp. 28.000
2
Sekering
Rp.15.000
3
4 Bearing
Rp 179.000
4
5 Baterai
Rp.300.000
5
6 Current riley
Rp.5.100.000
6
7 Oli colant
Rp.3.556..000
7
8 0li hidrolik 46
Rp.3.150.000
8
9 Oli slide way 68
Rp.4.564.000
9
10 Grease isi 20 kg Rp.1.750.000

~ 16 ~
3.4 Perhitungan Distribusi Frekuensi Breakdown

Dalam melakukan perhitungan distribusi frekuensi breakdown mesin


CNC horizontal milling merek Waldrich siegen menggunakan rumus sebagai
berikut :

jumla h Breakdown Periode Tertentu


p= ………1
jumla h Breakdown Total

Tabel 4 Rekap Perhitungan Frekuensi Breakdown


Periode Kerusakan Probailitas
1 1 0,0714
2 0 0
3 0 0
4 1 0,0714
5 0 0
6 0 0
7 2 0,1428
8 0 0
9 0 0
10 0 0
11 1 0,0714
12 0 0
13 1 0,0714
14 1 0,0714
15 1 0,0714
16 0 0
17 0 0
18 1 0,0714
19 0 0
20 0 0
21 2 0,1428
22 0 0

~ 17 ~
23 1 0,0714
24 0 0
25 1 0,0714
26 0 0
27 0 0
28 1 0,0714

3.5 Perhitungan Biaya Perbaikan Mesin (Cr)

Untuk melakukan perhitungan biaya perbaikan mesin memiliki


variabel-variabel biaya sebagai berikut :

1. waktu memperbaiki menggunakan waktu rata-rata teknis memperbaiki mesin


pada periode bulan juli2019 sampai januari 2020.
Waktu memperbaiki = 0,5jam.
2. Biaya sparepart menggunakan rata-rata biaya sparepart yang digunakan untuk
memperbaiki mesin pada periode bulan Desember 2018 – Desember 2019
terlihat pada tabel 3.
Biaya sparepart = (Rp. 24.392.000) / 8 = Rp. 3.049.000.
3. Untuk biaya tenaga kerja bagian teknis menggunakan data UMR kota Jakarta
yaitu sebesar Rp. 3.841.368/bulan.
Biaya tenaga kerja per jam = (Rp3.841.368). / (4 minggu x 5 hari kerja
x 8 jam) = Rp. 20.007.
4. Menghitung biaya perbaikan mesin digunakan rumus sebagai berikut :
Cr = { (waktu untuk memperbaiki x jumlah tenaga kerja x biaya
tenaga kerja per jam) + biaya material/sparepart }
Cr = { (0,5jamx2 x Rp. 920.007) + (Rp3.049.000} = Rp. 3.069.007 /
breakdown.

3.6 Perhitungan Biaya Perawatan Secara Preventif (Cm)

Untuk melakukan perhitungan biaya perawatan secara preventif


memiliki variabel biaya-biaya tenaga kerja sebagai berikut :

~ 18 ~
1. Untuk biaya tenaga kerja bagian teknisi menggunakan data UMR kota Jakarta
yaitu sebesar Rp.3.841.368/bulan.

2. Biaya tenaga kerja per jam =


Rp . 3.841.368
=Rp .20.007
4 minggu x 5 hari kerja x 8 jam

3. Tindakan preventif yang dilakukan oleh teknisi bagian preventif subdep


harsin departemen permesinan divisi mijas PD. JAYA MAKMUR antara
lain :
4. Menambahkan coolant (cairan pendingin) setiap 2 bulan sekali dengan
kebutuhan coolant sebesar 20 liter atau 5 liter dalam 1 minggu dan biaya
cairan pendingin (coolant) sebesar Rp. 30.500 / liter.
5. Menambahkan oli hidrolik setiap 1 bulan sekali dengan kebutuhan oli
hidrolik sebesar 40 liter atau 10 liter dalam 1 minggu dan biaya oli hidrolik
sebesar Rp. 27.000 / liter
6. Menambahkan oli slide way 32 liter dalam setiap bulan atau 8 liter dalam 1
minggu dan biaya oli slide way sebesar Rp. 39.100/liter
7. Menambahkan Grease setiap 3 bulan sekali sebanyak 3 kg atau 0,25 kg
dalam 1 minggu dan biaya Grease Rp. 87.500/kg
8. Membersihkan filter (saringan udara) yang digunakan
9. Memeriksa komponen-komponen pada control mekanik dan elektrik

 Jumlah tenaga kerja bagian teknis preventif berjumlah 2 orang dalam 1 bulan
atau 0,5 jam dalam 1 minggu. Dalam melakukan perhitungan biaya perawatan secara
preventif menggunakan rumus :

a) Cm = { (waktu untuk perawatan x jumlah tenaga kerja x biaya tenaga kerja


per jam) + biaya material/sparepart }
Cm = {(0,5 jam x 2orang x Rp. 20.007/jam) + (10 liter oli
hidrolik x Rp. 27.000) + (5 liter coolant x Rp. 30.500) + (8
liter oli slide way x Rp. 39.100) + (0,25 kg grease x Rp.
87.500) } = Rp. 554.257/mesin

~ 19 ~
3.7 Perhitungan Biaya repair policy yang diperkirakan
1. Untuk memperkirakan biaya dari repair policy dapat menggunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
Biaya perawatan/minggu = biaya repair/minggu + biaya
downtime/minggu
Dikarenakan tersedianya mesin standby yang dapat digunakan
saat mesin terjadi breakdown maka biaya downtime dapat
diabaikan.
2. Dalam melakukan perhitungan kebijakan biaya perbaikan yang diperkirakan
dalam 1 minggu (TCr), menggunakan rumus :
TCr = jumlah rata-rata kerusakan /minggu untuk N mesin (B)
x biaya perbaikan (Cr)
3. Untuk mencari jumlah rata-rata kerusakan / minggu untuk N mesin (B) dapat
menggunakan rumus :
jumla h mesin ( N )
… ..2
rata−rata runtime permesinan sebelum rusak (Tb)

Untuk menghitung rata-rata runtime permesin sebelum rusak (Tb)


dapat menggunakan rumus : Tb = ∑ piTi … … … … … … … .3

Tabel 4 Rekap Perhitungan Tb


Periode Kerusakan Probailitas Tb
1 1 0,0714 0.0714
2 0 0 0
3 0 0 0
4 1 0,0714 0.2856
5 0 0 0
6 0 0 0
7 2 0,1428 0.9996
8 0 0 0
9 0 0 0
10 0 0 0
11 1 0,0714 0.7854
12 0 0 0

~ 20 ~
13 1 0,0714 0.9282
14 1 0,0714 0.9996
15 1 0,0714 1.071
16 0 0 0
17 0 0 0
18 1 0,0714 1.2852
19 0 0 0
20 0 0 0
21 2 0,1428 2.9988
22 0 0 0
23 1 0,0714 1.6422
24 0 0 0
25 1 0,0714 0
26 0 0 1.785
27 0 0 0
28 1 0,0714 1.9992

a) Tb = 14.8512/ minggu = 14 minggu


b) Untuk mencari jumlah rat-rata kerusakan /minggu untuk N
mesin (B) dapat menggunkan rumus :
jumlah mesin (N )
… … … … .4
rata−rata runtime permesin sebelum rusak (Tb)
B = 0.0673 mesin /minggu
3.8 Untuk menghitung biaya repair yang dierkirakan menggunkan rumus :
TCr = B. Cr = 0.0673 mesin /minggu x Rp. 3.069.007 =
Rp. /minggu
Karena TMC = TCr maka repair policy sebesar Rp.
206.544 /minggu.

~ 21 ~
3.9 Perhitungan Biaya preventif mintenance policy yang diperkirakan.
Bn B Tcr Tcm Tmc

erhi
tun
gan
bia
ya
keb
ijak
an
per
aw
ata
n
sec
ara
pre
ven
tif
yan
g
dip
erki
rak
an
ditu
nju
kka
n
pad
a
tab
el
~ 22 ~
5.
No
1 0.0714 0.0714 219.127 554.257 773.384
2 0.0714 0.0357 109.563 277.128 386.691
3 0.6876 0.2292 703.416 184.752 888.168
4 2.3648 0.5912 1.814,396 138.564 1.952.960
5 0.216 0.0438 134.422 110.851 110.985
6 0.219 0.0365 112.018 92.376 204.394
7 0.3619 0.0517 158.667 79.179 237.846
8 0.1262 0.0631 193.654 69.282 262.936
9 0.504 0.0560 171.864 61.584 233.448
10 0.504 0.0504 154.677 55.425 210.102
11 0.5753 0.0523 160.509 50.387 210.896
12 0.6468 0.0539 165.419 46.188 211.608
13 0.7189 0.0553 169.716 42.635 212.351
14 0.861 0.0615 188.743 39.589 228.332
15 1.0035 0.0669 205.316 36.950 371.553
16 1.072 0.0672 206.237 34.641 240.878
17 1.0761 0.0633 194.268 31.603 225.871
18 1.1466 0.0637 195.495 30.792 226.287
19 1.2179 0.0641 196.723 29.171 293.677
20 1.218 0.0609 186.902 27.712 278.989
21 1.3608 0.0648 198.871 26.393 225.264
22 1.5026 0.0683 209.613 25.193 234.806
23 1.5778 0.0685 210.226 24.098 234.324
24 1.6464 0.0686 210.533 23.034 233.567
25 1.7175 0.0687 210.840 22.170 232.157
26 1.7888 0.0688 211.147 21.317 232.464
27 1.7874 0.0662 203.168 20.528 223.696
28 1.7052 0.0609 186.902 19.794 206.696

~ 23 ~
Berdasarkan tabel 5. Hasil perhitungan biaya preventif-maintenance
policy diperoleh bahwa alternatif penjadwalan yang paling optimal ialah
preventif maintenance atau dengan kata lain kebijakan preventif maintenance
hanya me

mbutuhkan sediki biaya yang dikeluarkan, dimana biaya optimal


yang dikeluarkan berada pada periode 5 minggu yakni sebesar Rp. 110.985
hal ini dikategorikan paling optimal karena biaya TMC (Total Maintenance
Cost) yang dihasilkan mempunyai biaya terendah jika dibandingkan dengan
biaya repairnya yaitu sebesar Rp. 206.544 per kerusakan. Berdasarkan
asumsi yang telah dipaparkan sebelumya bahwa yang optimal adalah
kebijakan yang mempunyai total biaya terkecil.

3.10 Analisis distribusi frekuensi Breakdown

Berikut adalah gambar 1 grafik probabilitas kerusakan mesin CNC


miltex vex 680B periode juli 2019 – januari 2020 :

probabilitasmesin CNC milltex vex 680B


0.16

0.14

0.12

0.1
probabilitasmesin CNC milltex
vex 680B
0.08

0.06

0.04

0.02

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27

Gambar 1. Grafik Probabilitas mesin

~ 24 ~
Dari grafik probabilitas breakdown mesin CNC merek MILLTEX
VEX 680b diatas, terlihat bahwa tipe distribusi frekuensi breakdown diatas
mengikuti distribusi frekuensi breakdown Case 3, dalam hal ini komponen
harus diberikan perawatan dan perlakuan yang baik pada saat awal
pemakaiannya sehigga runtimenya menjadi lebih lama.

3.11 Analisis perbandingan perhitungan repair policy dan preventif policy

Dari grafik gambar 2 dapat dilihat bahwa biaya total


maintenance (TMC) yang disajikan dalam bentuk garis berwarna biru,
mengalami penurunan dan kemudian naik kembali setelah periode
minggu ke 5.Titik balik dari grafik TMC tersebut menggambarkan titik
optimal dari periode pelaksanaan preventif maintenance yang hendak
dilakukan. Dari grafik gambar 1 dan tabel 2 perbandingan total biaya
diatas, dapat diketahui bahwa kebijakan yang paling optimal adalah
kebijakan preventif maintenance dengan periode perawaran setiap 5
minggu sekali. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan
preventif maintenance sebaiknya dilakukan setiap 5 periode (minggu).

Grafik Perbandingan Biaya Repair Policy dan Maintenance Policy


Pada mesin CNC Milltex Mex 680B
2,500,000

2,000,000

1,500,000
Tcr
Tcm
1,000,000 Tmc

500,000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728

~ 25 ~
3.12 Analisi Pemecahan Masalah

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan diketahui bahwa


jika ditinjau dari breakdown dalam periode mingguan mesin CNC merek
MILLTEX VEX 680b jarang mengalami kerusakan dalam setiap
minggunya, hal ini terjadi dikarenakan mesin-mesin produksi berat
seperti mesin CNC merek MILLTEX VEX 680b merupakan mesin yang
dirancang memiliki reabilitas yang tinggi jarang mengalami
kerusakan),namun meskipun demikian tetap diperlukan kebijakan
preventid maintenance yang secara tepat terhadap mesin tersebut, hal ini
dilakukan untuk mempertahankan reabilitas (ketahanan) mesin akn
bertahan lebih lama dan akan mengurangi terjadinya gangguan
produktivitas yang mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan. Selain untuk menjaga reabilitas mesin, dapat dilihat
poin pembahasan sebelumnya bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan perawatan lebih rendah daripada biaya perbaikan saja.Dan
berdasarkan perhitungan yang diperoleh sebaiknya kebijakan preventif
maintenance dilakukan setiap 5 minggu yakni dengan biaya sebesar Rp.
110.985.

~ 26 ~
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada pelaksanaannya, perawatan yang dilakukan di perusahaan


sedikit menyimpang jika dilihat berdasarkan teori keilmuan. Perawatan untuk
bagian mold yang dilakukan oleh pihak pabrik masih mengacu pada
corrective maintenance. Upaya yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan performa mesin adalah dengan cara mengganti jadwal kerja
corrective maintenancedengan preventive maintenance, berdasarkan hasil
analisis data kegagalan mesin. Karena corrective maintenance dipandang
tidak efektif dalam perbaikan mesin, sehingga perlu di diganti ke preventive
maintenanceagar tersusun jadwal perawatan berkesinambungan yang dimana
untuk perawatan preventive untuk jenis mesin CNC merek MILLTEX VEX.
dibagian mold adalah MTTF 42,6 jam dan, MTTR 1,84 jam.Dari hasil
perhitungan maka penjadwalan preventive untuk komponen mold yang ideal
dilaksanakan setiap 2 hari sekali agar performa tetap maksimal dan
kompenen menjadi lebih tahan lama.

~ 27 ~
4.2 Saran

1. Sebaiknya perusahaan menerapkan dengan benar perawatan preventive


bukannya perawatan corrective saat di lapangan agar terhindar dari kerusakan
serta biaya perbaikan lebih besar di masa yang akan datang.
2. Sebaiknya kegiatan perawatan dan perbaikan tidak hanya dilakukan oleh
pihak maintenance saja melainkan oleh bagian produksi terutamaoperator,
karena mereka adalah pihak yang secara langsung berinteraksi dengan
fasilitas produksi sehingga mereka akan lebih mengenal keadaan dan perilaku
mesin. Sedangkan pihak maintenance bertugas saat terjadi kerusakan yang
serius yang tidak dapat ditangani oleh operator.
3. Pengadaan training perlu dilakukan pihak perusahaan terhadap para
operatornya agar mereka dapat mengoperasikan fasilitas produksi dengan
benar dan mengerti cara melakukan perawatan dan perbaikan unit produksi
secaratepat.
4. Seluruh pihak yang terlibat dalam lantai produksi perlu menjaga kebersihan
peralatan produksi dan daerah di sekitar tempat mesin berada, karena
performansi mesin akan terlihat lebih baik apabila kondisinya bersih dan baik
sehingga akan menumbuhkan semangat kerja operator untuk mengoperasikan
dan menjaga kondisi mesin, yang secara tidak langsung akan
meningkatkanproduktivitas.

~ 28 ~

Anda mungkin juga menyukai