No absen : 04 Kelas : XI AKL4 A. Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah
N Bagian Karya Ilmiah Tanggapan / Informasi
O 1. Latar belakang Masalah Mencangkup latar belakang masalah tentang sastra klasik. jenis sastra melayu islam merupakan karya klasik yang belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya. 2. Fokus dan Kerangka Teori Dikemukakan bahwa sastra klasik merupakan salh satu sumber kultural yang sangat penting. Kerangka teori yang menggunakan teori moral dan atropologi. 3. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan struktur sastra Melayu Islam, yang meliputi alur, tokoh,latar, dan tema. 2. Mendeskripsikan kategori-kategori moral yang tertuang dalam karya sastra Melayu Islam. 3. Merumuskan karakteristik umum dari setiap kategori moral yang terdapat dalam masyarakat Melayu Islam. 4. Kajian Pustaka Dalam kajian ini, penjelasan akan dikemukakan seperlunya, sesuai dengan tujuan untuk memahami kedudukan sastra dalam kaitannya dengan ajaran keislaman.
A. Menentukan Informasi Penting dalam Karya Ilmiah
Judul Artikel : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas (BASASTRA –Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol.1, No.1, Desember 2012, ISSN: 12302-6405) Penulis : Nur Endah Ariningsih, Sumarwati, dan Kundharu Saddhono (Universitas Sebelas Maret).
NO Masalah Uraian Penting
1. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan bahasa Indonesia dalam karangan eksposisi siswa kelas X; penyebab kesalahan, dan upaya yang dilakukan guru dan siswa untuk meminimalisasi kesalahan bahasa Indonesia. 2. Pendahuluan Salah satu keterampilan menulis yang dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis eksposisi di samping jenis karangan yang lainnya (narasi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) disebutkan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang berupa petunjuk, uraian atau paparan tentang suatu maksud dan tujuan. Melalui tulisan eskposisi, seseorang bisa menjelaskan atau menerangkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga menambah pengetahuan pembaca. Tujuan karangan eksposisi adalah memberi informasi dan tambahan pengetahuan bagi pembaca.
3. Metode Penelitian Penelitian ini berupa penelitian deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen dan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan cara mengkaji dokumen yang berupa karangan eksposisi siswa dan melakukan in-dept interview dengan beberapa siswa kelas X serta guru Bahasa Indonesia untuk memperoleh data mengenai faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa dan upaya yang telah dilakukan untuk meminimalkan kesalahan berbahasa tersebut. Selanjutnya, data divalidasi dengan menggunakan teknik triangulasi dan review informan melalui analisis interaktif yang terdiri dari empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. 4. Hasil Penelitian Adanya kesalahan berbahasa dalam karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Karanganyar tentu tidak terlepas dari faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor penyebab kesalahan berbahasa tersebut sebagai berikut.Penguasaan kaidah bahasa siswa,Kurangnya contoh dari guru, Adanya pengaruh bahasa asing,Kurangnya latihan mengarang, kurangnya waktu mengarang. Pembelajaran menulis berpendekatan proses memang harus dilakukanmengingat adanya kesadaran bahwa agar siswa dapat melewati kompleksitas proses pembuatan tulisan, maka mereka diharuskan untuk mengalami proses kreatif dari awal sampai terbentuknya suatu kompetensi standar maupun kemampuan dasar dalam menulis. Dengan mengikuti tahapan-tahapan yang semestinya dilakukan, siswa akan belajar dan memperoleh pengalaman bagaimana proses menulis yang benar. Tentu saja adanya kesalahan-kesalahan berbahasa dalam karangan tersebut dapat dikurangi karena sebelum tahap akhir penulisan, siswa terlebih dahulu melakukan tahap revisi dan pengeditan. Jadi, hasil karangan final siswa adalah karangan yang sudah mengalami tahap perbaikan sebaik-baiknya bukan berupa karangan sementara (hasil dari tahap drafting atau writing) lagi. 5. Simpulan dan Saran Secara ringkas simpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Pertama, unsur kebahasaan yang sering terjadi kesalahan berbahasa dalam karangan siswa dibedakan menjadi empat yaitu kesalahan aspek ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf. Kedua, kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam karangan eksposisi siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : penguasaan kaidah bahasa siswa kurang, kurangnya contoh, terpengaruh bahasa asing, siswa kurang berlatih, dan kurangnya waktu mengarang. Ketiga, upaya untuk mengurangi kesalahan berbahasa dalam karangan eksposisi siswa antara lain yaitu : meningkatkan penguasaan kaidah bahasa siswa, memperbanyak latihan mengarang, menerapkan teknik koreksi yang tepat, dan melaksanakan pembelajaran menulis dengan pendekatan proses. Untuk meminimalkan kesalahan berbahasa dalam karangan, hal-hal yang dapat dilakukan guru, siswa, maupun sekolah antara lain : (1) siswa hendaknya memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasanya, aktif bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, dan sering berlatih menulis; (2) guru hendaknya memberikan pengetahuan tentang kaidah bahasa kepada siswa di setiap proses pembelajaran menulis, menggunakan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis, dan senantiasa memperluas kosa kata dan memberi contoh terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun tertulis; dan (3) pihak sekolah hendaknya berkenan melengkapi sumber pustaka terkait yang memadai seperti buku-buku seputar karang-mengarang, EYD, media massa, dan sebagainya. Selain itu, pihak sekolah dalam setiap menerbitkan pengumuman maupun surat-surat lain di sekolah sebaiknya juga tetap menerapkan dan memperhatikan penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa pihak sekolah pun juga bertanggung jawab terhadap pembinaan bahasa Indonesia 6. Daftar pustaka Berisi tentang informasi mengenai daftar sumber referensi buku yang dibaca sebagai landasan pembuatan karya ilmiah. 7. 8.
Gagasan / Saran Penulis
Pada umumnya organisasi tulisan dalam Sumarwati karangan siswa masih menampakkan penalaran bahasa yang kurang logis, dan terdapat banyak kesalahan berbahasa yang meliputi pemakaian ejaan, diksi, kalimat, da nada beberapa tulisan yang sama atau mirip. akan tetapi, dalam penelitian menganalisis kesalahan berbahasa ditinjau dari empat aspek yaitu ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf Secara ringkas simpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Pertama, unsur kebahasaan yang sering terjadi kesalahan berbahasa dalam karangan siswa dibedakan menjadi empat yaitu kesalahan aspek ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf. Kedua, kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam karangan eksposisi siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : penguasaan kaidah bahasa siswa kurang, kurangnya contoh, terpengaruh bahasa asing, siswa kurang berlatih, dan kurangnya waktu mengarang. Ketiga, upaya untuk mengurangi kesalahan berbahasa dalam karangan eksposisi siswa antara lain yaitu : meningkatkan penguasaan kaidah bahasa siswa, memperbanyak latihan mengarang, menerapkan teknik koreksi yang tepat, dan melaksanakan pembelajaran menulis dengan pendekatan proses. Untuk meminimalkan kesalahan berbahasa dalam karangan, hal-hal yang dapat dilakukan guru, siswa, maupun sekolah antara lain : (1) siswa hendaknya memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasanya, aktif bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, dan sering berlatih menulis; (2) guru hendaknya memberikan pengetahuan tentang kaidah bahasa kepada siswa di setiap proses pembelajaran menulis, menggunakan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis, dan senantiasa memperluas kosa kata dan memberi contoh terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun tertulis; dan (3) pihak sekolah hendaknya berkenan melengkapi sumber pustaka terkait yang memadai seperti buku-buku seputar karang-mengarang, EYD, media massa, dan sebagainya. Selain itu, pihak sekolah dalam setiap menerbitkan pengumuman maupun surat-surat lain di sekolah sebaiknya juga tetap menerapkan dan memperhatikan penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa pihak sekolah pun juga bertanggung jawab terhadap pembinaan bahasa Indonesia
Berisi tentang informasi mengenai daftar
sumber referensi buku yang dibaca sebagai landasan pembuatan karya ilmiah.
B. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah
N Judul Karya Ilmiah Sistematika Analisis
O 1 Implementasi Nilai-nilai 1. Abstrak Penulis memanfaatkan media Karakter dalam pembelajaran peta pikiran Pembelajaran Memahami digital sebagai solusi kreatif Teks Sastra Tradisional dan menyenangkan bagi siswa melalui Media dalam memahami teks sastra Pembelajaran Peta tradisonal terhadap isi teks. Pikiran Digital (Penulis: Bentuk media pembelajaran Aji Septiaji-Jurnal tersebut berupa perangkat Commincare, Vol. 1, lunak (software) dari model No.1, Oktober 2016) pembelajaran Mind Map. Dengan demikian, siswa bukan hanya mampu menyerap informasi yang terdapat dalam teks yang disajikan secara visual melainkan mampu menemukan nilai-nilai karakter sebagai sarana implementasinya. 2. Pendahuluan Bangsa Indonesia kaya akan berbagai hasil karya sastra, seperti puisi, prosa, dan drama. Kata sastra terbentuk dari bahasa Sanskreta: susastra, yaitu su yang artinya indah, baik. Sas artinya aturan atau nasihat, atau agama, dan tra artinya alat. Jadi, sastra berarti alat untuk menyampaikan aturan, ajaran, nasihat, atau agama dengan menggunakan bahasa atau hal-hal yang indah dan baik. Keindahan hasil karya sastra itu ditentukan oleh isi yang terkandung dalam karangan atau bahasa yang dipergunakan oleh sang penyair (dalam puisi) atau sang penulis (dalam prosa dan drama). 3. Kajian teoritis Istilah “tradisional” dalam kesastraan (traditional literature atau folk literature) menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dari cerita yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan secara turun- temurun secara lisan. 4. Simpulan dan saran Peta pikiran digital sebagai media pembelajaran kreatif dapat menjadi suplemen bagi siswa walaupun sifatnya hanya pilihan. Tetapi, dapat dimanfaatkan juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam memberi pemahaman kepada siswa tentang aneka jenis teks sastra tradisional maupun isi teks cerita yang disajikan. Penggunaan media pembelajaran dalam memahami teks sastra tradisional sebagai pedoman yang tepat dalam menunjang pemahaman, wawasan, dan pengalaman kepada siswa supaya lebih menarik dengan sajian kata/kalimat dalam bentuk visual dan animasi. Dalam memanfaatkan media pembelajaran ini perlu mempertimbangkan segi artistiknya, yaitu penggunaan gambar dan simbol sebagai ide sentral, penggunaan warna-warna yang menarik, penggunaan kata kunci yang tepat, mudah dimengerti, dan mudah diingat, serta keterkaitan cabang dengan ide utama (ide sentral) guna menambah daya tarik serta motivasi belajar. 5. Daftar pustaka Berisi tentang sumber dapat berupa buku, artikel digunakan sebagai landasan pembuatan karya ilmiah.