Anda di halaman 1dari 16

Nuruddin Rosyid_201503887018

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1. Rendahnya A. Kajian Literatur Berdasarkan hasil
kemampuan Keterampilan berbahasa pada kajian literatur dan
siswa kelas VII dasarnya terdiri atas empat wawancara maka dapat
dalam menulis keterampilan, yaitu menyimak, penulis simpulkan tentang
teks deskripsi. berbicara, membaca, dan menulis. analisis eksplorasi
Dari keempat keterampilan tersebut penyebab masalah adalah
keterampilan menulis yang dianggap sebagai berikut:
paling sulit dan perlu mendapat 1) Pembelajaran kurang
perhatian lebih. Keterampilan menarik/ cara
menulis merupakan keterampilan mengajar guru yang
yang sangat kompleks, siswa tidak monoton (banyak
hanya menuangkan ide tetapi, siswa didominasi aktivitas
juga dituntut untuk menuangkan menghafal, guru masih
gagasan, konsep, perasaan, dan menggunakan metode
kemauan. Menurut Tarigan dalam konvensional yakni
Yanik Wulandari (2016:8) ceramah diikuti
keterampilan menulis dibutuhkan penugasan)
waktu yang lama dan latihan 2) Tingkat kemampuan
intensif. Keterampilan menulis bisa menulis peserta didik
dikatakan suatu ciri dari orang yang masih sangat rendah
terpelajar atau dari bangsa yang (kurangnya
terpelajar. penguasaan
Menulis adalah suatu keterampilan bahasa,
kemampuan seseorang untuk seperti penggunaan
mengungkapkan gagasan, pikiran, tanda baca, kaidah-
pengetahuan dan pengalaman- kaidah penulisan,
pengalaman hidupnya melalui penyusunan kalimat
bahasa tulis yang jelas sehingga dengan struktur yang
pembaca mengerti apa yang benar, sampai
dimaksud penulis. Beberapa alasan penyusunan paragraf)
mengenai pentingnya menulis 3) Rendahnya peran guru
adalah sebagai sarana menemukan dalam membina siswa
sesuatu, memunculkan ide baru, agar terampil menulis
kemampuan mengorganisasikan dan teks deskripsi (guru
menjernihkan berbagai konsep atau belum menjelaskan
ide yang dimilki, membantu untuk penentuan objek
menyerap dan memproses deskripsinya secara
informasi, memungkinkan berlatih jelas, dan guru belum
memecahkan beberapa masalah, dan menyebutkan objek-
mengungkapkan diri untuk menjadi objek apa saja yang
aktif dan tidak hanya sebagai bisa dideskripsikan)
penerima informasi. Tarigan dalam 4) Penggunaan model,
Yanik Wulandari (2016:11) bahwa metode, dan teknik
terdapat empat ciri tulisan yang baik belum sesuai dalam
sebagai berikut: pembelajaran menulis/
1) Jelas tidak sesuai dengan
Pembaca tidak boleh bingung dan kondisi dan
harus mampu menangkap kemampuan siswa/
maknanya tanpa harus membaca tidak sesuai dengan
ulang dari awal untuk menemukan pembelajaran abad 21.
makna yang dikatakan oleh 5) Rendahnya literasi/
penulis. minat baca peserta
2) Kesatuan dan organisasi didik
Pembaca dapat mengikutinya 6) Tidak adanya
dengan mudah karena bagian- reward/ penghargaan
bagiannya saling behubungan dan kepada siswa yang
runtut. telah selesai menulis
3) Ekonomis teks deskripsi
Penulis tidak akan menggunakan 7) Kurang motivasi dan
kata atau bahasa yang berlebihan pengawasan orang tua
sehingga waktu yang digunakan terhadap peserta didik
pembaca tidak terbuang percuma di rumah, sehingga
dan, siswa menjadi malas.
4) Pemakaian bahasa dapat diterima 8) Peserta didik kurang
Penulis menggunakan bahasa yang menjaga kesehatan
baik dan benar karena bahasa yang (tidak berolahraga
dipakai masyarakat kebanyakan secara rutin minimal
terutama berpendidikan lebih 15 menit setiap hari,
mengutamakan bahasa formal makan makanan yang
sehingga mudah diterima. kurang bergizi, dan
Teks deskripsi merupakan tidur tidak teratur)
salah satu ragam karangan yang
menggambarkan/ mendeskripsikan
secara rinci suatu objek. Karangan
deskripsi memiliki karakteristik yang
berbeda dengan karangan lain. Objek
tersebut dapat berupa objek orang
maupun tempatUntuk mempermudah
dalam menulis karangan deskripsi,
perlu diperhatikan beberapa langkah
dalam menulis karangan deskripsi.
Mohamad Yunus dan Suparno
(2013:22) mengemukakan bahwa
untuk mempermudah pendeskripsian,
perlu diperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Menentukan apa yang akan
dideskripsikan: Apakah akan
mendeskripsikan orang atau
tempat.
b. Merumuskan tujuan
pendeskripsian: Apakah deskripsi
dilakukan sebagai alat bantu
karangan narasi, eksposisi,
argumentasi, atau persuasi.
c. Menetapkan bagian yang akan
dideskripsikan: Kalau yang
dideskripsikanorang, apakah yang
akan dideskripsikan itu ciri-ciri
fisik, watak, gagasannya, atau
benda-benda disekitar tokoh?
Kalau yang dideskripsikan tempat,
apakah yang dideskripsikan
keseluruhan tempat atau hanya
bagian-bagian tertentu saja yang
menarik?
d. Merinci dan menyistematiskan
hal-hal yang menunjang kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan.
Hal-hal apa saja yang akan
ditampilkan untuk membantu
memunculkan kesan dan
gambaran kuat mengenai sesuatu
yang dideskripsikan? Pendekatan
apa yang akan digunakan penulis?
Menurut Slameto dalam Siti
Rohani (2020:54) ada beberapa
penyebab rendahnya kemampuan
siswa dalam menulis:
1) Kesehatan
Kesehatan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar siswa.
Jika siswa mempunyai badan
yang kurang sehat maka ia tidak
akan bersemangat dalam
melakukan semua kegiatan
disamping itu dia akan cepat
lelah, mudah pusing dan
mengantuk. Untuk melaksanakan
proses belajar dengan baik, siswa
harus menjaga kesehatan
tubuhnya agar tetap terjaga
dengan baik. Cara yang dapat
dilakukan agar siswa dapat
menjaga kesehatan yaitu
berolahraga secara rutin minimal
15 menit setiap hari, makan
makanan yang bergizi, dan tidur
secara teratur.
2) Minat
Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk melakukan
sebuah kegiatan. Minat
mempunyai pengaruh yang besar
terhadap keterampilan menulis
siswa, karena bila bahan
pelajaran dan materi yang
dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa maka siswa tidak
dapat mengembangkan
keterampilan menulis dengan
baik. Cara yang bisa dilakukan
untuk dapat meningkatkan minat
anak dalam menulis yaitu
dengan memberikan tema yang
berhubungan dengan peristiwa
yang pernah dilakukan.
3) Bakat
Bakat adalah kemampuan
seseorang untuk belajar.
Kemampuan ini akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata
jika siswa sudah berlatih. Bakat
dapat mempengaruhi kemampuan
menulis anak, karena apabila anak
berbakat dalam menulis, makaia
akan lebih giat dalam
mengembangkan kemampuan
menulisnya dan dapat
mengerjakan berbagai tugas
menulis dengan baik.
4) Motivasi
Motivasi adalah kondisi yang
terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan. Dalam proses belajar
haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong seorang anak
untuk termotivasi dalam
mengembangkan berbagai
keterampilan yang dimiliki. Cara
yang dapat dilakukan untuk dapat
memberikan motivasi kepada anak
yaitu dengan memberikan hadiah
jika telah menyelesaikan
tulisannya.
Faktor yang menyebabkan
sulitnya serta rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis,
yaitu menurut Abidin dalam
Nursyaidah (2012:190),
setidaknya ada tiga faktor yang
menyebabkan rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis.
1) Rendahnya peran guru dalam
membina siswa agar terampil
menulis. Pembelajaran menulis
yang seharusnya membina para
siswa untuk berlatih
mengemukakan gagasan masih
belum secara optimal
dikembangkan.
2) Kurangnya sentuhan guru dalam
hal memberikan berbagai strategi
menulis yang tepat. Kebanyakan
guru masih kebingungan mencari
strategi yang tepat untuk
mengembangkan kemampuan
menulis siswa.
3) Penggunaan pendekatan menulis
yang kurang tepat. Sampai saat ini
masih banyak para guru
mengajarkan menulis dengan
menggunakan pendekatan
pragmatis sebagai pendekatan
utamanya.

B. Hasil Wawancara
1. Wawancara pakar (Junianto,
S.Pd., M.Pd)
1) Pendekatan yang digunakan
dalam pengajaran keterampilan
menulis yang banyak diterapkan
guru adalah pendekatan
tradisional yakni mengajar siswa
secara langsung dengan
memberikan judul, tema, atau
topik tertentu. Siswa disuruh
mengembangkan, dan
sebagainya dengan penekanan
pada hasil tulisan. Strategi
semacam ini menjadi kendala
bagi pengembangan
keterampilan menulis siswa. Hal
tersebut diakibatkan karena siswa
tidak terbiasa mengkaji secara
langsung permasalahan yang
hendak ditulis. Akibatnya, siswa
terbentur dalam menuliskan
materi yang ada dalam
pikirannya.
2) Guru tidak kreatif dalam memilih
model pembelajaran dalam
kegiatan menulis, guru terpaku
dengan minimnya waktu yang
disediakan dan tuntutan target
kurikulum.
3) Guru tidak memperhatiakan
tujuan pembelajaran menulis,
yaitu agar siswa terampil
mengkomunikasikan idenya
secara tertulis melalui suatu
proses menyeluruh yang
bermakna, dalam menulis
tentunya dibutuhkan imaginasi
yang telah dialami oleh peserta
didik.
4) Tingkat kemampuan menulis
siswa masih sangat rendah yaitu
kurangnya penguasaan
keterampilan bahasa, seperti
penggunaan tanda baca, kaidah-
kaidah penulisan, penyusunan
kalimat dengan struktur yang
benar, sampai penyusunan
paragraf.

2. Wawancara Kepala Sekolah


(Sabaruddin, S.S)
1) Guru belum memanfaatkan TIK
yang ada, jadi pembelajaran di
kelas kurang menarik, siswa
lebih cepat bosan.
2) Kemampuan guru menjelaskan/
memaparkan materi rendah
sehingga siswa masih belum
paham terhadap materi yang
disampaikan.
3) Malas adalah salah satu faktor
yang menyebabkan rendahnya
kemampun menulis siswa. Selain
itu juga kurangnya keinginan
untuk belajar dan jarang
memperhatikan guru
menjelaskan,
4) orangtua juga kurang memotivasi
memperhatikan atau
memberikan latihan menulis di
rumah serta pengaruh dari teman
lain yang malas maka dia juga
ikut malas.
3. Wawancara Teman Sejawat (Darmina,
S.Pd)
1) Pembelajaran kurang menarik dan
cara mengajar guru yang monoton
2) Siswa yang kurang termotivasi
untuk belajar, sering bermalas-
malasan, bahkan main-main
dengan temannya saat jam belajar
berlangsung.
3) Rendahnya tingkat penguasaan
kosakata sebagai akibat
rendahnya minat baca.
4) Kurangnya penguasaan
keterampilan bahasa, seperti
penggunaan tanda baca, kaidah-
kaidah penulisan, penyusunan
kalimat dengan struktur yang
benar, sampai penyusunan
paragrap.

4. Wawancara Peserta Didik (Nanda


Wijaya kelas VIII)
1) saya tidak terlalu suka dengan
pelajaran bahasa Indonesia,
karena pelajaran bahasa, guru
banyak bercerita sedangkan saya
paling malas ketika disuruh
bercerita dan menulis.
2) kegiatan menulis membosankan
dan tidak menyenangkan.
3) saya sulit memilih tema dalam
menulis dan mengembangkan
kalimat menjadi paragraf

2. Rendahnya A. Kajian Literasi Berdasarkan hasil


kemampuan Menulis merupakan satu di kajian literasi dan
siswa kelas VIII antara jenis keterampilan berbahasa wawancara maka dapat
dalam menulis yang digunakan manusia untuk saling penulis simpulkan tentang
teks berita berinteraksi atau berkomunikasi analisis eksplorasi
secara tidak langsung. Menulis tidak penyebab masalah adalah
hanya menuangkan ide atau gagasan sebagai berikut:
yang ada tetapi melibatkan 1) Pembelajaran kurang
serangkaian pengetahuan dan menarik/ cara
keterampilan lain untuk dapat mengajar guru yang
menjadikan tulisan tersebut dapat monoton (banyak
dibaca dan mudah dipahami didominasi aktivitas
pembacanya. menghafal, guru masih
Menulis sebagai aspek menggunakan metode
berbahasa yang diteliti karena konvensional yakni
berdasarkan pengamatan penulis, ceramah diikuti
dalam pembelajaran bahasa penugasan)
Indonesia, banyak siswa yang mampu
berbicara maupun menyimak dengan 2) Tingkat kemampuan
baik, namun sulit untuk menuangkan menulis peserta didik
ide atau gagasannya dalam bentuk masih sangat rendah
tulisan. Satu di antaranya yaitu (kurangnya
keterampilan menulis berita. penguasaan
Kusumaningrat (2012:40) keterampilan bahasa,
menyatakan bahwa “Berita adalah seperti penggunaan
informasi aktual tentang fakta-fakta tanda baca, kaidah-
dan opini-opini yang menarik kaidah penulisan,
perhatian orang”. Sebagai masyarakat penyusunan kalimat
yang selalu berkembang, kita dengan struktur yang
membutuhkan informasi baru sebagai benar, sampai
pengetahuan sosial kita. Umumnya, penyusunan paragraf)
informasi tersebut berbentuk berita. 3) Rendahnya peran guru
Namun, untuk menuliskan berita dalam membina siswa
belum tentu semua dapat agar terampil menulis
menuliskannya sesuai kebutuhkan. teks berita
Menulis berita merupakan salah 4) Penggunaan model,
satu cara membudidayakan minat metode, dan teknik
menulis tentang kejadian apa yang belum sesuai dalam
telah terjadi disekitarnya. Untuk pembelajaran menulis/
menulis teks berita, peserta didik tidak sesuai dengan
harus mengetahui aspek – aspek yang kondisi dan
harus diperhatikan dalam menulis kemampuan siswa/
teks berita yaitu, adannya tidak sesuai dengan
kelengkapan isi berita yang meliputi pembelajaran abad 21.
5W + 1 H yang artinya apa, siapa, 5) Rendahnya literasi/
dimana, kapan, mengapa dan minat baca peserta
bagaimana. Keruntutan pemaparan. didik
Penggunaan kalimat, kosakata yang 6) Tidak adanya
digunakan, kemenarikan judul serta reward/ penghargaan
penggunaan EYD. kepada siswa yang
Menurut Slameto dalam Siti telah selesai menulis
Rohani (2020:54) ada beberapa teks deskripsi
penyebab rendahnya kemampuan 7) Kurang motivasi dan
siswa dalam menulis: pengawasan orang tua
1) Kesehatan terhadap peserta didik
Kesehatan sangat berpengaruh di rumah, sehingga
terhadap proses belajar siswa. siswa menjadi malas.
Jika siswa mempunyai badan 8) Peserta didik kurang
yang kurang sehat maka ia tidak menjaga kesehatan
akan bersemangat dalam (tidak berolahraga
melakukan semua kegiatan secara rutin minimal
disamping itu dia akan cepat 15 menit setiap hari,
lelah, mudah pusing dan makan makanan yang
mengantuk. Untuk melaksanakan kurang bergizi, dan
proses belajar dengan baik, siswa tidur tidak teratur)
harus menjaga kesehatan
tubuhnya agar tetap terjaga
dengan baik. Cara yang dapat
dilakukan agar siswa dapat
menjaga kesehatan yaitu
berolahraga secara rutin minimal
15 menit setiap hari, makan
makanan yang bergizi, dan tidur
secara teratur.
2) Minat
Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk melakukan
sebuah kegiatan. Minat
mempunyai pengaruh yang besar
terhadap keterampilan menulis
siswa, karena bila bahan
pelajaran dan materi yang
dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa maka siswa tidak
dapat mengembangkan
keterampilan menulis dengan
baik. Cara yang bisa dilakukan
untuk dapat meningkatkan minat
anak dalam menulis yaitu
dengan memberikan tema yang
berhubungan dengan peristiwa
yang pernah dilakukan.
3) Bakat
Bakat adalah kemampuan
seseorang untuk belajar.
Kemampuan ini akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata
jika siswa sudah berlatih. Bakat
dapat mempengaruhi kemampuan
menulis anak, karena apabila anak
berbakat dalam menulis, makaia
akan lebih giat dalam
mengembangkan kemampuan
menulisnya dan dapat
mengerjakan berbagai tugas
menulis dengan baik.
4) Motivasi
Motivasi adalah kondisi yang
terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan. Dalam proses belajar
haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong seorang anak
untuk termotivasi dalam
mengembangkan berbagai
keterampilan yang dimiliki. Cara
yang dapat dilakukan untuk dapat
memberikan motivasi kepada anak
yaitu dengan memberikan hadiah
jika telah menyelesaikan
tulisannya.
Faktor yang menyebabkan
sulitnya serta rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis,
yaitu menurut Abidin dalam
Nursyaidah (2012:190),
setidaknya ada tiga faktor yang
menyebabkan rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis.
1) Rendahnya peran guru dalam
membina siswa agar terampil
menulis. Pembelajaran
menulis yang seharusnya
membina para siswa untuk
berlatih mengemukakan
gagasan masih belum secara
optimal dikembangkan.
2) Kurangnya sentuhan guru
dalam hal memberikan
berbagai strategi menulis yang
tepat. Kebanyakan guru masih
kebingungan mencari strategi
yang tepat untuk
mengembangkan kemampuan
menulis siswa.
3) Penggunaan pendekatan
menulis yang kurang tepat.
Sampai saat ini masih banyak
para guru mengajarkan
menulis dengan menggunakan
pendekatan pragmatis sebagai
pendekatan utamanya.

C. Hasil Wawancara
1. Wawancara pakar (Junianto,
S.Pd., M.Pd)
1) Pendekatan yang digunakan
dalam pengajaran
keterampilan menulis yang
banyak diterapkan guru
adalah pendekatan tradisional
yakni mengajar siswa secara
langsung dengan
memberikan judul, tema, atau
topik tertentu. Siswa disuruh
mengembangkan, dan
sebagainya dengan
penekanan pada hasil tulisan.
Strategi semacam ini menjadi
kendala bagi pengembangan
keterampilan menulis siswa.
Hal tersebut diakibatkan
karena siswa tidak terbiasa
mengkaji secara langsung
permasalahan yang hendak
ditulis. Akibatnya, siswa
terbentur dalam menuliskan
materi yang ada dalam
pikirannya.
2) Guru tidak kreatif dalam
memilih model pembelajaran
dalam kegiatan menulis, guru
terpaku dengan minimnya
waktu yang disediakan dan
tuntutan target kurikulum.
3) Guru tidak memperhatiakan
tujuan pembelajaran menulis,
yaitu agar siswa terampil
mengkomunikasikan idenya
secara tertulis melalui suatu
proses menyeluruh yang
bermakna, dalam menulis
tentunya dibutuhkan
imaginasi yang telah dialami
oleh peserta didik.
4) Tingkat kemampuan menulis
siswa masih sangat rendah
yaitu kurangnya penguasaan
keterampilan bahasa, seperti
penggunaan tanda baca,
kaidah-kaidah penulisan,
penyusunan kalimat dengan
struktur yang benar, sampai
penyusunan paragraf.

2. Wawancara Kepala Sekolah


(Sabaruddin, S.S)
1) Guru belum memanfaatkan
TIK yang ada, jadi
pembelajaran di kelas kurang
menarik, siswa lebih cepat
bosan.
2) Kemampuan guru
menjelaskan/ memaparkan
materi rendah sehingga siswa
masih belum paham terhadap
materi yang disampaikan.
3) Malas adalah salah satu
faktor yang menyebabkan
rendahnya kemampun
menulis siswa. Selain itu juga
kurangnya keinginan untuk
belajar dan jarang
memperhatikan guru
menjelaskan,
4) orangtua juga kurang
memotivasi memperhatikan
atau memberikan latihan
menulis di rumah serta
pengaruh dari teman lain
yang malas maka dia juga
ikut malas.

3. Wawancara Teman Sejawat (Darmina,


S.Pd)
1) Pembelajaran kurang menarik
dan cara mengajar guru yang
monoton
2) Siswa yang kurang
termotivasi untuk belajar,
sering bermalas-malasan,
bahkan main-main dengan
temannya saat jam belajar
berlangsung.
3) Rendahnya tingkat
penguasaan kosakata sebagai
akibat rendahnya minat baca.
4) Kurangnya penguasaan
keterampilan bahasa, seperti
penggunaan tanda baca,
kaidah-kaidah penulisan,
penyusunan kalimat dengan
struktur yang benar, sampai
penyusunan paragraf.

4. Wawancara Peserta Didik (Nanda


Wijaya kelas VIII)
1) saya tidak terlalu suka dengan
pelajaran bahasa Indonesia,
karena pelajaran bahasa, guru
banyak bercerita sedangkan saya
paling malas ketika disuruh
bercerita dan menulis.
2) kegiatan menulis membosankan
dan tidak menyenangkan.
3) saya sulit memilih tema dalam
menulis dan mengembangkan
kalimat menjadi paragraf
3. Guru belum A. Kajian Literatur Berdasarkan hasil
mengoptimalkan Media pembelajaran kajian literasi dan
pemanfaatan merupakan salah satu sarana wawancara maka dapat
Teknologi penyalur pesan dan informasi penulis simpulkan tentang
Informasi dan belajar. Media pembelajaran yang analisis eksplorasi
Komunikasi dirancang secara baik, sangat penyebab masalah adalah
dalam membantu peserta didik dalam sebagai berikut:
pembelajaran mencerna dan memahami materi 1. Masih menjadikan buku
pelajaran. Perkembangan sebagai satu – satunya
teknologi informasi di globalisasi sumber dalam
dan informasi saat ini, memacu pembelajaran
perkembangan media 2. Contoh-contoh dari
pembelajaran semakin maju pula. materi pembelajaran
Penggunaan Teknologi Informasi yang berkaitan dengan
dan Komunikasi (TIK) sebagai kehidupan sehari – hari
media pembelajaran sudah hanya disampaikan
merupakan suatu tuntutan. secara lisan.
 Menurut Haag dan Keen 3. Tidak stabilnya jaringan
dalam Martinus Tekege internet, hal ini sangat
(2017:44), teknologi mengganggu berbagai
Informasi adalah seperangkat perencanaan yang telah
alat yang membantu anda dibuat oleh guru
bekerja dengan informasi mengenai pembelajaran
dan melakukan tugas-tugas dengan memanfaatkan
yang berhubungan dengan teknologi informasi dan
pemrosesan informasi. komunikasi.
 Martin dalam Martinus 4. Guru merasa terbebani
Tekege (2017;44) untuk bisa mengajar
mengatakan bahwa teknologi dengan memanfaatkan
media pengajaran, hal
Informasi tidak hanya
ini dikarenakan dengan
terbatas pada teknologi
media pengajaran guru
komputer (perangkat keras,
dituntut harus lebih
perangkat lunak) yang
kreatif serta persiapan
digunakan untuk memproses
pengajaran lebih
dan menyimpan informasi, matang.
melainkan juga mencakup 5. Keterbatasan tenaga
teknologi komunikasi untuk operasional untuk bisa
mengirimkan informasi. memanfaatkan TIK,
 Turban et al dalam Martinus perlu adanya tenaga
Tekege (2017:44) khusus yang mengelola
mendefinisikan teknologi media tersebut, karena
informasi sebagai cara untuk tidak setiap guru
mendeskripsikan sejumlah mampu
sistem informasi, pengguna, mengoperasikan media
dan manajemen untuk tersebut.
kepentingan organisasi. 6. Kurangnya kompetensi
guru dalam
 Teknologi Informasi adalah memanfaatkan
teknologi yang berbagai fasilitas TIK
menggabungkan komputasi yang telah disediakan
(komputer) dengan jalur oleh pihak sekolah.
komunikasi berkecepatan 7. Masalah pembiayaan,
tinggi yang membawa data, faktor pembiayaan
suara, dan video (Williams dan sangat mempengaruhi
Sawyer dalam Martinus dalam penerapan
Tekege 2017). pembelajaran berbasis
Berdasarkan pendapat ahli teknologi informasi dan
tersebut dapat disimpulkan komunikasi guna
bahwa teknologi informasi dan peningkatan proses
komunikasi adalah payung besar pembalajaran guru di
terminologi yang mencakup seluruh sekolah.
peralatan teknis untuk memproses 8. Belum meratanya
dan menyampaikan informasi. TIK infrastuktur yang
mencakup dua aspek yaitu teknologi mendukung
informasi dan teknologi komunikasi. pemanfaatan TIK dalam
Menurut Martinus Tekege pembelajaran
(2017:48) beberapa penyebab 9. Kurangnya rasa percaya
guru belum mengoptimalkan diri guru menggunakan
pemanfaatan TIK dalam TIK dalam
pembelajaran : melaksanakan proses
1. Tidak stabilnya jaringan internet, pembelajaran. Guru
dirasa sangat mengganggu takut gagal mengajar
berbagai perencanaan yang telah melalui penggunaan
dibuat oleh guru mengenai TIK yang saat ini sangat
pembelajaran dengan disarankan.
memanfaatkan teknologi 10. Peralatan TIK yang
informasi dan komunikasi. belum terpasang
2.Guru merasa terbebani untuk bisa permanen di kelas,
mengajar dengan memanfaatkan sehingga membutuhkan
media pengajaran, hal ini waktu yang lama dalam
dikarenakan dengan media pemanfaatan
pengajaran guru dituntut harus
lebih kreatif serta persiapan
pengajaran lebih matang.
Sebelum mengajar menggunakan
media, guru sudah harus
mencobanya sehingga ketika di
kelas guru sudah terbiasa dan
tidak canggung lagi, guru perlu
menyiapkan waktu yang lebih
lama serta tenaga lebih agar media
pembelajaran yang disiapkan bisa
berjalan dengan baik.
3. Keterbatasan tenaga operasional
untuk bisa memanfaatkan TIK,
perlu adanya tenaga khusus yang
mengelola media tersebut, karena
tidak setiap guru mampu
mengoperasikan media tersebut.
kondisi ini merupakan masalah
baru yang akan sulit
mengatasinya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan tenaga
operasional untuk melakukan
penjadwalan, perawatan dan
pengoperasian ketika guru akan
memanfaatkan media.
4. Kurangnya kompetensi guru
dalam memanfaatkan berbagai
fasilitas TIK yang telah
disediakan oleh pihak sekolah hal
ini terkadang dipengaruhi oleh
factor kompetensi guru yang
bersangkutan, dari segi usia
terkadang guru yang sudah
berumur kesulitan untuk
mengikuti derasnya
perkembangan arus teknologi
informasi dan komunikasi yang
pada akhirnya membuatnya
kewalahan dalam memanfaatkan
perangkat tersebut dalam
mendukung materi yang
diajarkan.
5.Masalah pembiayaan, faktor
pembiayaan sangat
mempengaruhi dalam penerapan
pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi guna
peningkatan proses pembalajaran
guru di sekolah. yang mana hal ini
berkaitan erat dengan pemenuhan
perangkat pembelajaran
berbasiskan teknologi informasi
dan komunikasi guna mendukung
peningkatan profesionalisme guru
dalam penerapan pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.

B. Hasil Wawancara
1. Wawancara Pakar (Junianto,
S.Pd.,M.Pd)
1. Masih menjadikan buku sebagai
satu – satunya sumber dalam
pembelajaran
2. Contoh-contoh dari materi
pembelajaran yang berkaitan
dengan kehidupan sehari – hari
hanya disampaikan secara lisan.
3. Belum meratanya infrastuktur
yang mendukung pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran
4. Kurangnya rasa percaya diri guru
menggunakan TIK dalam
melaksanakan proses
pembelajaran. Guru takut gagal
mengajar melalui penggunaan
TIK yang saat ini sangat
disarankan.
2. Wawancara Kepala Sekolah
(Sabaruddin, S.S)
1. Guru belum menguasai dalam
pemanfaatan TIK
2. Peralatan TIK yang belum
terpasang permanen di kelas,
sehingga membutuhkan waktu
yang lama dalam pemanfaatan
3. Guru masih menggunakan
metode konvensional dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai