Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1. Rendahnya A. Kajian Literatur Berdasarkan hasil
kemampuan Keterampilan berbahasa pada kajian literatur dan
siswa kelas VII dasarnya terdiri atas empat wawancara maka dapat
dalam menulis keterampilan, yaitu menyimak, penulis simpulkan tentang
teks deskripsi. berbicara, membaca, dan menulis. analisis eksplorasi
Dari keempat keterampilan tersebut penyebab masalah adalah
keterampilan menulis yang dianggap sebagai berikut:
paling sulit dan perlu mendapat 1) Pembelajaran kurang
perhatian lebih. Keterampilan menarik/ cara
menulis merupakan keterampilan mengajar guru yang
yang sangat kompleks, siswa tidak monoton (banyak
hanya menuangkan ide tetapi, siswa didominasi aktivitas
juga dituntut untuk menuangkan menghafal, guru masih
gagasan, konsep, perasaan, dan menggunakan metode
kemauan. Menurut Tarigan dalam konvensional yakni
Yanik Wulandari (2016:8) ceramah diikuti
keterampilan menulis dibutuhkan penugasan)
waktu yang lama dan latihan 2) Tingkat kemampuan
intensif. Keterampilan menulis bisa menulis peserta didik
dikatakan suatu ciri dari orang yang masih sangat rendah
terpelajar atau dari bangsa yang (kurangnya
terpelajar. penguasaan
Menulis adalah suatu keterampilan bahasa,
kemampuan seseorang untuk seperti penggunaan
mengungkapkan gagasan, pikiran, tanda baca, kaidah-
pengetahuan dan pengalaman- kaidah penulisan,
pengalaman hidupnya melalui penyusunan kalimat
bahasa tulis yang jelas sehingga dengan struktur yang
pembaca mengerti apa yang benar, sampai
dimaksud penulis. Beberapa alasan penyusunan paragraf)
mengenai pentingnya menulis 3) Rendahnya peran guru
adalah sebagai sarana menemukan dalam membina siswa
sesuatu, memunculkan ide baru, agar terampil menulis
kemampuan mengorganisasikan dan teks deskripsi (guru
menjernihkan berbagai konsep atau belum menjelaskan
ide yang dimilki, membantu untuk penentuan objek
menyerap dan memproses deskripsinya secara
informasi, memungkinkan berlatih jelas, dan guru belum
memecahkan beberapa masalah, dan menyebutkan objek-
mengungkapkan diri untuk menjadi objek apa saja yang
aktif dan tidak hanya sebagai bisa dideskripsikan)
penerima informasi. Tarigan dalam 4) Penggunaan model,
Yanik Wulandari (2016:11) bahwa metode, dan teknik
terdapat empat ciri tulisan yang baik belum sesuai dalam
sebagai berikut: pembelajaran menulis/
1) Jelas tidak sesuai dengan
Pembaca tidak boleh bingung dan kondisi dan
harus mampu menangkap kemampuan siswa/
maknanya tanpa harus membaca tidak sesuai dengan
ulang dari awal untuk menemukan pembelajaran abad 21.
makna yang dikatakan oleh 5) Rendahnya literasi/
penulis. minat baca peserta
2) Kesatuan dan organisasi didik
Pembaca dapat mengikutinya 6) Tidak adanya
dengan mudah karena bagian- reward/ penghargaan
bagiannya saling behubungan dan kepada siswa yang
runtut. telah selesai menulis
3) Ekonomis teks deskripsi
Penulis tidak akan menggunakan 7) Kurang motivasi dan
kata atau bahasa yang berlebihan pengawasan orang tua
sehingga waktu yang digunakan terhadap peserta didik
pembaca tidak terbuang percuma di rumah, sehingga
dan, siswa menjadi malas.
4) Pemakaian bahasa dapat diterima 8) Peserta didik kurang
Penulis menggunakan bahasa yang menjaga kesehatan
baik dan benar karena bahasa yang (tidak berolahraga
dipakai masyarakat kebanyakan secara rutin minimal
terutama berpendidikan lebih 15 menit setiap hari,
mengutamakan bahasa formal makan makanan yang
sehingga mudah diterima. kurang bergizi, dan
Teks deskripsi merupakan tidur tidak teratur)
salah satu ragam karangan yang
menggambarkan/ mendeskripsikan
secara rinci suatu objek. Karangan
deskripsi memiliki karakteristik yang
berbeda dengan karangan lain. Objek
tersebut dapat berupa objek orang
maupun tempatUntuk mempermudah
dalam menulis karangan deskripsi,
perlu diperhatikan beberapa langkah
dalam menulis karangan deskripsi.
Mohamad Yunus dan Suparno
(2013:22) mengemukakan bahwa
untuk mempermudah pendeskripsian,
perlu diperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Menentukan apa yang akan
dideskripsikan: Apakah akan
mendeskripsikan orang atau
tempat.
b. Merumuskan tujuan
pendeskripsian: Apakah deskripsi
dilakukan sebagai alat bantu
karangan narasi, eksposisi,
argumentasi, atau persuasi.
c. Menetapkan bagian yang akan
dideskripsikan: Kalau yang
dideskripsikanorang, apakah yang
akan dideskripsikan itu ciri-ciri
fisik, watak, gagasannya, atau
benda-benda disekitar tokoh?
Kalau yang dideskripsikan tempat,
apakah yang dideskripsikan
keseluruhan tempat atau hanya
bagian-bagian tertentu saja yang
menarik?
d. Merinci dan menyistematiskan
hal-hal yang menunjang kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan.
Hal-hal apa saja yang akan
ditampilkan untuk membantu
memunculkan kesan dan
gambaran kuat mengenai sesuatu
yang dideskripsikan? Pendekatan
apa yang akan digunakan penulis?
Menurut Slameto dalam Siti
Rohani (2020:54) ada beberapa
penyebab rendahnya kemampuan
siswa dalam menulis:
1) Kesehatan
Kesehatan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar siswa.
Jika siswa mempunyai badan
yang kurang sehat maka ia tidak
akan bersemangat dalam
melakukan semua kegiatan
disamping itu dia akan cepat
lelah, mudah pusing dan
mengantuk. Untuk melaksanakan
proses belajar dengan baik, siswa
harus menjaga kesehatan
tubuhnya agar tetap terjaga
dengan baik. Cara yang dapat
dilakukan agar siswa dapat
menjaga kesehatan yaitu
berolahraga secara rutin minimal
15 menit setiap hari, makan
makanan yang bergizi, dan tidur
secara teratur.
2) Minat
Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk melakukan
sebuah kegiatan. Minat
mempunyai pengaruh yang besar
terhadap keterampilan menulis
siswa, karena bila bahan
pelajaran dan materi yang
dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa maka siswa tidak
dapat mengembangkan
keterampilan menulis dengan
baik. Cara yang bisa dilakukan
untuk dapat meningkatkan minat
anak dalam menulis yaitu
dengan memberikan tema yang
berhubungan dengan peristiwa
yang pernah dilakukan.
3) Bakat
Bakat adalah kemampuan
seseorang untuk belajar.
Kemampuan ini akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata
jika siswa sudah berlatih. Bakat
dapat mempengaruhi kemampuan
menulis anak, karena apabila anak
berbakat dalam menulis, makaia
akan lebih giat dalam
mengembangkan kemampuan
menulisnya dan dapat
mengerjakan berbagai tugas
menulis dengan baik.
4) Motivasi
Motivasi adalah kondisi yang
terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan. Dalam proses belajar
haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong seorang anak
untuk termotivasi dalam
mengembangkan berbagai
keterampilan yang dimiliki. Cara
yang dapat dilakukan untuk dapat
memberikan motivasi kepada anak
yaitu dengan memberikan hadiah
jika telah menyelesaikan
tulisannya.
Faktor yang menyebabkan
sulitnya serta rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis,
yaitu menurut Abidin dalam
Nursyaidah (2012:190),
setidaknya ada tiga faktor yang
menyebabkan rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis.
1) Rendahnya peran guru dalam
membina siswa agar terampil
menulis. Pembelajaran menulis
yang seharusnya membina para
siswa untuk berlatih
mengemukakan gagasan masih
belum secara optimal
dikembangkan.
2) Kurangnya sentuhan guru dalam
hal memberikan berbagai strategi
menulis yang tepat. Kebanyakan
guru masih kebingungan mencari
strategi yang tepat untuk
mengembangkan kemampuan
menulis siswa.
3) Penggunaan pendekatan menulis
yang kurang tepat. Sampai saat ini
masih banyak para guru
mengajarkan menulis dengan
menggunakan pendekatan
pragmatis sebagai pendekatan
utamanya.
B. Hasil Wawancara
1. Wawancara pakar (Junianto,
S.Pd., M.Pd)
1) Pendekatan yang digunakan
dalam pengajaran keterampilan
menulis yang banyak diterapkan
guru adalah pendekatan
tradisional yakni mengajar siswa
secara langsung dengan
memberikan judul, tema, atau
topik tertentu. Siswa disuruh
mengembangkan, dan
sebagainya dengan penekanan
pada hasil tulisan. Strategi
semacam ini menjadi kendala
bagi pengembangan
keterampilan menulis siswa. Hal
tersebut diakibatkan karena siswa
tidak terbiasa mengkaji secara
langsung permasalahan yang
hendak ditulis. Akibatnya, siswa
terbentur dalam menuliskan
materi yang ada dalam
pikirannya.
2) Guru tidak kreatif dalam memilih
model pembelajaran dalam
kegiatan menulis, guru terpaku
dengan minimnya waktu yang
disediakan dan tuntutan target
kurikulum.
3) Guru tidak memperhatiakan
tujuan pembelajaran menulis,
yaitu agar siswa terampil
mengkomunikasikan idenya
secara tertulis melalui suatu
proses menyeluruh yang
bermakna, dalam menulis
tentunya dibutuhkan imaginasi
yang telah dialami oleh peserta
didik.
4) Tingkat kemampuan menulis
siswa masih sangat rendah yaitu
kurangnya penguasaan
keterampilan bahasa, seperti
penggunaan tanda baca, kaidah-
kaidah penulisan, penyusunan
kalimat dengan struktur yang
benar, sampai penyusunan
paragraf.
C. Hasil Wawancara
1. Wawancara pakar (Junianto,
S.Pd., M.Pd)
1) Pendekatan yang digunakan
dalam pengajaran
keterampilan menulis yang
banyak diterapkan guru
adalah pendekatan tradisional
yakni mengajar siswa secara
langsung dengan
memberikan judul, tema, atau
topik tertentu. Siswa disuruh
mengembangkan, dan
sebagainya dengan
penekanan pada hasil tulisan.
Strategi semacam ini menjadi
kendala bagi pengembangan
keterampilan menulis siswa.
Hal tersebut diakibatkan
karena siswa tidak terbiasa
mengkaji secara langsung
permasalahan yang hendak
ditulis. Akibatnya, siswa
terbentur dalam menuliskan
materi yang ada dalam
pikirannya.
2) Guru tidak kreatif dalam
memilih model pembelajaran
dalam kegiatan menulis, guru
terpaku dengan minimnya
waktu yang disediakan dan
tuntutan target kurikulum.
3) Guru tidak memperhatiakan
tujuan pembelajaran menulis,
yaitu agar siswa terampil
mengkomunikasikan idenya
secara tertulis melalui suatu
proses menyeluruh yang
bermakna, dalam menulis
tentunya dibutuhkan
imaginasi yang telah dialami
oleh peserta didik.
4) Tingkat kemampuan menulis
siswa masih sangat rendah
yaitu kurangnya penguasaan
keterampilan bahasa, seperti
penggunaan tanda baca,
kaidah-kaidah penulisan,
penyusunan kalimat dengan
struktur yang benar, sampai
penyusunan paragraf.
B. Hasil Wawancara
1. Wawancara Pakar (Junianto,
S.Pd.,M.Pd)
1. Masih menjadikan buku sebagai
satu – satunya sumber dalam
pembelajaran
2. Contoh-contoh dari materi
pembelajaran yang berkaitan
dengan kehidupan sehari – hari
hanya disampaikan secara lisan.
3. Belum meratanya infrastuktur
yang mendukung pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran
4. Kurangnya rasa percaya diri guru
menggunakan TIK dalam
melaksanakan proses
pembelajaran. Guru takut gagal
mengajar melalui penggunaan
TIK yang saat ini sangat
disarankan.
2. Wawancara Kepala Sekolah
(Sabaruddin, S.S)
1. Guru belum menguasai dalam
pemanfaatan TIK
2. Peralatan TIK yang belum
terpasang permanen di kelas,
sehingga membutuhkan waktu
yang lama dalam pemanfaatan
3. Guru masih menggunakan
metode konvensional dalam
pembelajaran