Anda di halaman 1dari 8

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nomor Peserta : 201901039996


Nama : Yusep

Masalah yang
Analisis Eksplorasi Penyebab
No Telah Hasil Eksplorasi penyebab masalah
Masalah
Diidentifikasi
1 Kemampuan A. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui
membaca peserta berbagai sumber literatur dan
didik khususnya UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN wawancara, kemampuan membaca
membaca MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DI pemahaman siswa yang kurang
pemahaman SEKOLAH memuaskan dapat disebabkan
sangat rendah berbagai hal, di antaranya:
dalam https://media.neliti.com/media/publications/76
pembelajaran teks 042-ID-upaya-peningkatan-kemampuan- 1. Siswa tidak terbiasa melakukan
prosedur membaca-pema.pdf kegiatan membaca baik di
lingkungan sekolah maupun
rumah.
Tarigan (1984 : 104) menyatakan, 2. Adanya pengaruh gawai yang
“Haruslah disadari benar benar bahwa orang membuat siswa cenderung
yang tidak ingin maju sajalah yang tidak malas membuka buku dan lebih
menyediakan waktu untuk membaca dalam memilih bermain permainan di
hidupnya. Usaha yang paling efisien untuk gawainya.
mengetahui segala kejadian penting di dunia 3. Buku bacaan atau buku koleksi
modern sekarang adalah membaca”. perpustakaan yang digunakan
Syawal Gultom (2009) menyatakan, dalam pembelajaran rata-rata
“bahwa dalam UN Bahasa Indonesia siswa tidak sesuai dengan kebutuhan
mengalami kesulitan dalam hal menentukan siswa milenial sekarang
kalimat penjelas pendukung topik dan sehingga siswa cenderung
menentukan kalimat sumbang dalam malas membaca. Hal ini
paragraf”. disebabkan buku-buku yang
Perihal belum memuaskannya tersedia berupa buku bacaan
kemampuan membaca anak didik, dapat berat, bukan kategori ringan
dibuktikan dengan laporan Bank Dunia No. yang sesuai dengan jenjang usia
16369-IND, dan studi IEA (International siswa SMP.
Association for the Evaluation of Education 4. Kurangnya perhatian dari
Achievement) di Asia Tenggara, yang keluarga siswa dalam
dinyatakan Suyatno dalam Sutikno (2006 : 93- memantau kegiatan literasi
94), yaitu “Tingkat terendah membaca anak- anak.
anak dipegang oleh negara Indonesia dengan 5. Model pembelajaran guru
skor 51,7 di bawah Filipina (skor 52,6); masih bersifat monoton. Belum
Thailand (skor 65,1); Singapura (skor 74,0); ada upaya inovatif untuk
dan Hongkong (skor 75,5)”. Senada dengan meningkatkan minat baca
hal itu, Sutikno (2006 : 94) menyatakan bahwa siswa.
kemampuan anak-anak Indonesia dalam 6. Guru kurang memahami latar
menguasai bahan bacaan rendah, hanya 30 belakang siswa sehingga
persen. penentuan bahan bacaan kurang
tepat.
B. Wawancara 7. Kurangnya pemantauan intensif
dari guru terhadap kegiatan
1. Guru/Teman Sejawat membaca siswa.
Narasumber : Isnaeni Sukardi, S.Pd
Waktu : Senin, 05-09-2022

- Siswa tidak terbiasa/ tidak suka membaca


- Buku bacaan tidak sesuai minat
- Koleksi buku tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa
- Siswa mudah bosan saat meilhat teks
- Bahasa bacaan terlalu tinggi bagi siswa
- Pengaruh gawai yang merusak kegiatan
literasi

2. Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kec.


Malingping
Narasumber : Hari Suprapto, S.Pd
Waktu : Senin, 05-09-2022

- Kemampuan siswa membaca


pemahaman rendah dikarenakan ketidak
terbiasaan mereka dalam membaca.
- Kemampuan guru dalam mengolah
kelas harus ditingkatkan.
- Guru harus memahami latar belakang
siswa.

3. Kepala Sekolah
Narasumber : Faruk A, S.Pd, M.Pd
Waktu : Senin, 05-09-2022

- Guru perlu meningkatkan kemampuan


pedagogiknya agar dapat berinovasi
dalam membaca pemahaman.
- Perlu adanya pembiasaan setiap
mengawali pembelajaran dengan
gerakan 15 menit membaca buku.
- Perlu pemantauan intensif dari seluruh
guru terkait kegiatan membaca siswa.
2 Siswa belum A. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui
mampu berbagai sumber literatur dan
mengidentifikasi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA wawancara kurangnya kemampuan
dan PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS siswa dalam mengidentifikasi dan
menyimpulkan isi PROSEDUR DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL menyimpulkan isi teks prosedur
teks prosedur disebabkan berbagai hal, di
https://gentabahtera.kemdikbud.go.id antaranya:

Teks prosedur dipahami sebagai teks yang 1. Kurangnya minat baca siswa.
bertopik mengenai proses, tata cara, atau langkah- 2. Rendahnya motivasi belajar
langkah dalam melakukan sesuatu (Ariani dan siswa.
Septiaji, 2019:180). Menurut Knapp & Megan 3. Strategi pembelajarannya
dalam (Ariani dan Septiaji, 2019: 180) bahwa yang masih kurang efektif.
“procedural instructions such as recipes and 4. Rendahnya kemampuan
directions are concerned with telling someone berpikir kreatif siswa
how to do something”. Dapat dimaknai bahwa 5. Siswa tidak terbiasa membaca
teks prosedur ialah suatu teks yang memberikan teks prosedur dan belum
instruksi/petunjuk/pedoman mengenai suatu resep mampu menyimpulkan isi
yang dibutuhkan oleh orang lain (pembaca) bacaan dengan tepat.
dengan meminta pembaca untuk melakukan 6. Proses pembelajaran masih
sesuatu (Ariani dan Septiaji, 2019:180). Senada terpusat pada guru.
dengan hal tersebut Priatna dalam (Widaningsih, 7. Guru belum mampu
2019:75) teks prosedur adalah teks yang mengaitkan materi
memberikan petunjuk untuk melakukan atau pembelajaran dengan
mengguakan sesuatu dengan langkah-langkah pengalaman siswa.
yang urut (Widaningsih, 2019:75). Selain itu,
pengertian teks prosedur (procedure) merupakan
teks yang berisi tujuan dan langkahlangkah yang
harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat dilakukan
(Kemendikbud, 2014:84). Hal ini senada dengan
pendapat lainnya bahwa teks cerita prosedur
adalah petunjuk yang berisi langkah-langkah
dengan tujuan tertentu (Sucipto, armawati dan
Artati, 2014:91). Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut teks prosedur merupakan teks yang berisi
petunjuk untuk melakukan sesuatu yang dibuat
secara sistematis.
Adapun struktur teks prosedur menurut
Derewianka dan Jones dalam (Ariani dan Septiaji,
2019:180–181) mengungkapkan “procedural text
these stages are goal, list of material, and series of
steps.” Dapat dimaknai bahwa struktur teks
prosedur terdiri dari tujuan, bahan-bahan atau alat,
dan langkah-langkah (Ariani dan Septiaji,
2019:180–181). Kaidah dalam sebuah teks
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
pembaca bahwa dalam suatu teks memiliki aturan
tertentu atau aturan kebahasaan. Pada umumnya
kaidah dalam suatu teks memiliki perbedaan dan
kesamaan. Kemendikbud dalam Ariani dan
Septiaji (2019:181) menjelaskan bahwa teks
prosedur memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai
berikut: a) Banyak menggunakan kata-kata kerja
perintah (imperatif). Kata kerja imperatif dibentuk
oleh akhiran –kan, -i, dan partikel –lah. b) Banyak
menggunakan kata-kata teknis yang berkaitan
dengan topik yang dibahasnya. c) Banyak
menggunakan kata konjungsi dan partikel yang
bermakna penambahan. d) Banyak menggunakan
pernyataan persuasive. Senada dengan pendapat
tersebut di atas, ciri-ciri teks prosedur yang tidak
dimiliki oleh teks-teks lainnya diantara sebagai
berikut: 1) Teks prosedur menggunakan kata
perintah yakni suatu kalimat yang bermaksud
memerintah pembaca untuk melakukan apa yang
diperintahkan oleh langkah-langkah tersebut. 2)
Menggunakan kata penghubung yakni kata
penghubung seperti setelah itu, kemudian,
pertama, kedua, selanjutnya, akhirnya, dan lain
sebagainya. 3) Menyebutkan waktu dan tempat
serta langkah-langkah yang akurat. 4) Teks
prosedur menggunakan kata kerja aktif
(Widaningsih, 2019:75–76).

B. Wawancara

1. Guru/Teman Sejawat
Narasumber : Isnaeni Sukardi, S.Pd
Waktu : Minggu, 04-09-2022

- Siswa mudah bosan saat meilhat teks


- Bahasa bacaan terlalu tinggi bagi siswa
- Rendahnya pemahaman siswa tentang
teks prosedur

2. Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kec.


Malingping
Narasumber : Hari Suprapto, S.Pd
Waktu : Minggu, 04-09-2022

- Kemampuan guru dalam mengolah


kelas harus ditingkatkan.
- Guru harus memahami latar belakang
siswa karena bisa jadi minat siswa baca
kurang penyebabnya adalah guru tidak
memahami bacaan apa yang mereka
inginkan

3. Kepala Sekolah
Narasumber : Faruk A, S.Pd, M.Pd
Waktu : Minggu, 04-08-2022

- Guru perlu meningkatkan kemampuan


pedagogiknya agar dapat berinovasi
dalam pembelajaran membaca
- Perlu adanya pembiasaan setiap
mengawali pembelajaran dengan
gerakan 15 menit membaca buku.
- Perlu pemantauan intensif dari seluruh
guru terkait kegiatan membaca siswa
- Persoalan minat baca siswa bukan
hanya menjadi tanggung jawab guru
Bahasa, melainkan tanggung jawab
semua guru mata pelajaran.

3 Siswa belum A. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


mampu menulis kemampuan siswa dalam
teks prosedur Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas pembelajaran menulis teks
sesuai struktur VII SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Kabupaten prosedur melalui berbagai sumber
teks prosedur Kepulauan Meranti literatur dan wawancara, maka
dapat ditentukan penyebab masalah
https://jtuah.ejournal.unri.ac.id/index.php/JTUAH yang sesuai dengan kondisi satuan
/article/view/7944/6635 pendidikan sebagai berikut:

1. Penguasaan struktur dan ciri


1. Pengertian Menulis kebahasaan teks prosedur yang
dimiliki siswa masih rendah.
Menulis adalah salah satu aspek yang 2. Kurang aktifnya siswa dalam
penting dalam kehidupan manusia. Karna Menulis proses pembelajaran teks
menurut Dalman (2015) merupakan suatu prosedur.
kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan 3. Penyampaian tahapan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain pembelajaran oleh guru kurang
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat runtut sehingga siswa sulit
atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan menguasai materi pembelajaran
beberapa unsur, yaitu penulis sebagai teks prosedur.
penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau 4. Metode pembelajaran yang
media, dan pembaca. Dari pendapat Dalman, digunakan guru dalam
terlihat jelas bahwa menulis juga mempunyai pembelajaran menulis teks
peran sangat penting dalam komunikasi karna prosedur masih kurang tepat
menulis juga menyampaikan informasi kepada
pembaca.
Adapun menurut Tarigan (2008)
menyatakan bahwa menulis ialah suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain. Menulis adalah
aktivitas yang produktif dan efektif.

2. Kemampuan Menulis Teks Prosedur

Mahsun (2014) teks prosedur adalah teks


yang bertujuan untuk memberikan pengarahan
atau pengajaran tentang langkah-langkah sesuatu
yang telah ditentukan. Teks posedur berisikan
suatu pengamatan ataupun percobaan, lebih lanjut
Mahsun menjelaskan bahwa teks prosedur
memiliki struktur berpikir: judul, tujuan, daftar
bahan, urutan tahapan pelaksanaan, pengamatan
dan simpulan.
Priyatni (2014) Teks prosedur adalah teks
yang memberikan petunjuk atau menggunakan
sesuatu dengan langkah-langkahyang urut. Teks
prosedur termasuk dalam kategori teks genre
faktual. Sedangkan menurut Priyatni (2014)
stuktur teks prosedur terbagi atas 4 bagian, yaitu;
1) Judul 2) Pengantar yang menyatakan tujuan
penulisan 3) Bahan atau alat untuk melaksanakan
suatu prosedur 4) Prosedur/tahapan .

B. Wawancara

1. Guru/Teman Sejawat
Narasumber : Isnaeni Sukardi, S.Pd (Guru
Bahasa Indonesia)
Waktu : Minggu, 04-09-2022
- Motivasi belajar siswa rendah
- Kurangnya konsentrasi siswa ketika guru
menyampaikan materi pelajaran.
- Kurangnya kemampuan siswa menyimpan
perolehan hasil ajar
2. Guru/Teman Sejawat
Narasumber : Tatang Iskandar (Guru
Prakarya)
Waktu : Minggu, 04-09-2022
- Siswa kurang percaya diri.
- Siswa tidak fokus dalam menyimak ketika
guru menerangkan materi pelajaran.
- Siswa sering bercanda ketika guru
menerangkan materi pelajaran.

3. Ketua MGMP Bahasa Indonesia


Narasumber : Hari Suprapto, S.Pd
Waktu : Minggu, 04-09-2022
- Guru harus lebih mengutamakan
keterampilan berbahasa daripada teori.
- Kurang tepatnya pemilihan teknik
mengajar oleh guru, dimungkinkan menjadi
faktor penyebab kurangnya kreatifitas
siswa dalam menulis teks prosedur.

4. Kepala Sekolah
Narasumber : Faruk A, S.Pd, M.Pd
Waktu :Minggu, 04-09-2022
- Guru perlu meningkatkan strategi kegiatan
belajar agar siswa tidak merasa bosan.
- Guru harus mampu memilih dan
menerapkan model pembelajaran atau
metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi dan peserta didik
secara optimal
4 Guru mengajar A. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
dengan metode monotonnya metode guru dalam
klasik/ monoton Analisis Gaya Mengajar Guru dalam Proses mengajar melalui berbagai sumber
dalam Pembelajaran Al Analisis Gaya Mengajar literatur dan wawancara, maka
pembelajaran Guru dalam Proses Pembelajaran Al-Qur’an dapat ditentukan penyebab masalah
Bahasa Indonesia Hadis Di MAN 1 Kendari yang sesuai dengan kondisi satuan
(Teks Prosedur) pendidikan sebagai berikut:
https://e-jurnal.iainsorong.ac.id 1. Guru tidak meningkatkan
kemampuannya sesuai dengan
perkembangan zaman dan
Gaya mengajar klasik yaitu proses kebutuhan siswa.
pembelajaran dengan konsep teacher centre, 2. Guru kurang mengolah dirinya
guru mempertahankan konsep-konsep atau dalam hal pengembangan
nilainilai lama dan mengajarkannya di setiap media.
generasi. Bahan pelajaran berupa kumpulan 3. Guru enggan mengikuti
informasi-informasi yang familier dalam pelatihan yang berkaitan
perspektif peserta didik serta bersifat objektif, dengan pedagogik.
runtut, jelas, dan diatur secar sistematis logis. 4. Guru kurang memperhatikan
Guru yang menggunakan gaya ini cenderung kondisi kebutuhan siswa.
menjadikan peserta didik tidak aktif (pasif) 5. Guru cenderung menggunakan
sehingga pembelajaran hanya satu arah. bahan materi yang sudah
Pembelajaran dengan model seperti ini diketahui siswa.
cenderung menghambat perkembangan peserta
didik khususnya dalam proses
pembelajarannya. Selain itu, pada era ini
(baca; Revolusi Industri 4.0) paradigma
pembelajaran telah jauh mengalami pergeseran
dari teacher centered ke arah pembelajaran
student centered. Menurut Thoifuri, ciri-ciri
gaya mengajar klasik yaitu:

1. Bahan pelajaran berupa sejumlah


informasi dan ide yang sudah populer dan
diketahui peserta didik, bersifat objektif,
jelas, sistematis dan logis.
2. Proses penyampaian materi didasarkan
pada nilai-nilai lama dari generasi
terdahulu ke generasi berikutnya dengan
tujuan memelihara, tidak didasarkan pada
minat peserta didik, hanya didasarkan
pada urutan tertentu.
3. Peran peserta didik pasif, hanya diberikan
pelajaran untuk didengarkan.
4. Peran guru dominan, hanya
menyampaikan bahan ajar, otoriter,
namun ia benar-benar ahli.

B. Wawancara

1. Guru/Teman Sejawat
Narasumber : Moh. Ihwanudin, S.Pd
Waktu : Minggu, 04/09/2022
- Metode klasik cenderung sering
digunakan guru-guru usia tua karena
mobilitas tubuh tidak seprima dahulu
- Guru senior harus berkolaborasi dengan
guru muda untuk berinovasi dalam
pembelajaran
- Guru tidak meningkatkan kemampuannya
sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan siswa

2. Guru/Teman Sejawat
Narasumber : Jalu Haryadi, S.Pd
Waktu : Minggu, 04/09/2022
- Guru kurang mengolah dirinya dalam hal
pengembangan media
- Guru enggan mengikuti pelatihan yang
berkaitan dengan pedagogik

3. Ketua MGMP Bahasa Indonesia (Kec.


Malingping)
Narasumber : Hari Suprapto, S.Pd
Waktu : Minggu, 04-09-2022
- Guru enggan meng-update dan meng-
upgrade kemampuan dirinya
- Guru harus menyesuaikan
kemampuannya dengan perkembangan
zaman. Jika tidak, maka guru akan
diabaikan siswa.
- Tidak ada alasan untuk tidak bisa
meningkatkan kemampuan guru karena
pelatihan pengembangan pedagogik
sudah tersebar luas di media sosial dan
platform pemerintah, seperti SIMPKB
Guru Belajar dan Merdeka Mengajar.

4. Kepala Sekolah
Narasumber : Faruk A, S.Pd, M.Pd
Waktu : Minggu, 04-09-2022
- Guru harus meningkatkan kemampuan
pedagogiknya agar dapat berinovasi
dalam pembelajaran membaca
- Guru tidak meningkatkan kompetensinya
melalui pelatihan-pelatihan di
platform guru belajar
- Guru fokus menyelesaikan tarjet
mengajar
- Guru kurang memperhatikan kondisi
kebutuhan siswa

Anda mungkin juga menyukai