Anda di halaman 1dari 15

Nama : Dewi Purwati

Bidang Studi : Bahasa Indonesia


Sekolah : SMP Negeri 9 Tanah Grogot

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


No Masalah yang telah
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikasi
1. Motivasi 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab masalah yang
Motivasi belajar peserta a. Peserta didik lebih menyukai berita yang bersifat aktual pada KD 3.2 Menelaah dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
didik rendah terhadap struktur dan kebahasaan teks berita. literatur. Rendahnya motivasi belajar peserta didik
materi teks berita pada KD tentang materi teks berita pada KD 3.2 Menelaah
b. Peserta didik kesulitan dalam memahami bahasa yang terdapat pada teks berita pada
struktur dan kebahasaan teks berita dapat
3.2 Menelaah struktur dan KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita.
kebahasaan teks berita. disimpulkan beberapa faktor penyebab. Pertama,
berasal dari peserta didik. Peserta didik kurang
2. Hasil Wawancara: memperhatikan guru, bahkan peserta didik sering
a. Pakar menyepelekan materi yang diajarkan. Kedua, berasal
Nama : Risky Aulia Rahman, S. Pd. dari guru. Guru menyajikan berita yang tidak bersifat
aktual dan tidak menggunakan bahasa yang
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia sederhana. Guru juga harus memiliki pendekatan
Instansi : MTs Negeri 3 Kuaro persuasif terhadap peserta didik agar peserta didik
Beliau mengatakan bahwa penyebab dari motivasi belajar peserta didik rendah termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
tentang materi teks berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks Ketiga, sistem pendidikan yang masih rendah.
berita terdapat beberapa faktor, yaitu:
1) Peserta didik yang kurang memperhatikan guru pada saat mengajar.
2) Peserta didik sering menyepelekan guru dan materi yang diajarkan.
3) Guru harus memiliki dayatarik agar peserta didik memiliki minat
yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran. Misalnya, guru
berpenampilan rapi, sering menyapa peserta didik, sering mengajak
peserta didik untuk berbincang-bincang, dan menjadikan peserta
didik sebagai kawan di luar jam pembelajaran.
4) Sistem pendidikan masih kurang, karena peserta didik bisa
melanjutkan sekolah tanpa ijazah. Maksudnya di sini adalah peserta
didik sudah duduk dibangku SMP atau SLTA, tetapi ijazah baru
dibagikan. Hal ini menyebabkan peserta didik memiliki pemikiran
bahwa kelulusan tidak berpengaruh dengan nilai.
b. Teman Sejawat
Nama : Nurul Aini, S. Pd. (Waka Kesiswaan)
Pekerjaan : Guru PKn
Instansi : SMP Negeri 9 Tanah Grogot
Beliau mengatakan bahwa penyebab dari motivasi belajar peserta didik rendah
tentang materi teks berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks
berita terdapat dua faktor, yaitu:
1) Guru tidak pernah memberikan game atau ice breaking pada saat proses
pembelajaaran. Hal ini menyebabkan peserta didik mudah bosan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
2) Guru hanya terpaku pada materi yang diajarkan. Guru tidak
melibatkan peserta didik ketika menjelaskan materi.
c. Dokumentasi

Pakar Rekan Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur


a. Muhammad C. Moslem (2019:260) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya adalah faktor internal dan
ekternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa seperti
kondisi jasmani dan rohani, cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa, dan perhatian.
Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa seperti Kondisi
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya
guru dalam mengelola kelas.

Sumber: Moslem, Muhammad C dkk. 2019. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan


Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Aircraft Drawing di SMK.
Journal of Mechanical Engineering Education. Vol. 6 (2): 258-265.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/download/21803/10719

b. Menurut Lisa Yuniarti (2021:102), untuk mampu menulis berita


dengan baik, seseorang harus mampu memahami struktur berita
secara cermat dan tepat, sehingga kata-kata yang disusun sesuai
dengan struktur berita mampu mewakili pikiran dan perasaan penulis.
Orang yang mampu memilih kata-kata yang tepat dan cermat adalah
orang yang memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan
kosakata.

Sumber: Yuniarti, Lisa. 2021. Kontribusi Motivasi Belajar Dan


Pengetahuan Struktur Berita Terhadap Kemampuan Menulis Berita
Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kamang. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 4 (2): 100-110.
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/download/3154/2097
2. Literasi 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab masalah yang
Peserta didik sebagian besar a. Peserta didik memiliki minat baca yang rendah terhadap materi teks berita pada KD dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
kesulitan dalam memahami 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita. literatur. Peserta didik sebagian besar kesulitan
materi tentang teks berita b. Peserta didik memiliki kemampuan yang rendah dalam menangkap informasi pada dalam memahami materi tentang teks berita pada
pada KD 3.2 Menelaah materi teks berita di KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita. KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks
struktur dan kebahasaan
berita dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab.
teks berita.
2. Hasil Wawancara: Pertama, budaya literasi yang ada pada siswa masih
a. Pakar cukup rendah, sehingga kemampuan dalam
Nama : Risky Aulia Rahman, S. Pd. menangkap informasi dalam bentuk teks tidak
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia maksimal. Kedua, penyampaian materi yang kurang
Instansi : MTs Negeri 3 Kuaro menarik oleh guru. Ketiga, seperti yang dikatakan
Beliau mengatakan bahwa terkait literasi, penyebab peserta didik kesulitan dalam oleh Crawley dan Montain dalam buku (Keraf, 1996,
memahami materi tentang teks berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan p.2) membaca merupakan sesuatu yang rumit karena
kebahasaan teks berita, yaitu ketika di jenjang SD peserta didik tidak diarahkan pola berkaitan dengan kegiatan visual, berpikir,
berpikir kritis, pola berpikir abad 21, sehingga literasi peserta didik tidak
psikolinguistik, serta metakognitif. Hal ini
berkembang. Apalagi terkait materi kaidah kebahasaan tergolong materi yang sulit.
Sebaiknya guru memberikan banyak contoh terkait cara menentukan struktur dan menyebabkan peserta didik malas untuk membaca.
kaidah kebahasaan.
b. Teman Sejawat
Nama : Agus Prasetyo, S.Pd.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : SMA Negeri 2 Marangkayu
Beliau mengatakan bahwa terkait literasi penyebab peserta didik kesulitan dalam
memahami materi tentang teks berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan
kebahasaan teks berita terdapat beberapa faktor, antara lain:
1) Budaya literasi yang terdapat pada peserta didik masih rendah.
2) Guru kurang menarik dalam menyampaikan materi yang diajarkan.
3) Berita yang disajikan kurang up to date, sehingga siswa kurang berantusias untuk
membaca teks berita yang disajikan oleh guru.
c. Dokumentasi
Pakar Teman Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur:


a. Menurut Crawley dan Montain (dalam Aulia 2021) membaca pada hakikatnya
merupakan sesuatu yang rumit yang mengaitkan banyak perihal, tidak cuma semata-
mata melafalkan tulisan namun pula mengaitkan kegiatan visual, berpikir,
psikolinguistik, serta metakognitif.

Sumber: Balqis, Aulia Fahma; Ananda, Ema Rizky; Wandini, Rora Rizki; Shofia,
Wirda. 2021. Analisis Faktor Minimnya Minat Membaca Siswa Di Kelas VI Sdit
Daarul Istiqlal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. SEJ (School Education
Journal). Vol. 11 (3): 250-255.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school/article/viewFile/29137/17297

b. Prasetyono (dalam Citra 2008) menyatakan bahwa rendahnya minat


membaca pada anak disebabkan oleh beberapa hal, seperti judul dan
isi buku yang kurang menarik, harga buku mahal, sehingga bagi
mereka yang berpenghasilan pas-pasan tidak mampu membeli buku
untuk memenuhi kebutuhan membaca.

Sumber: Sari, Citra Pratama. 2018. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat


Membaca Siswa Kelas IV. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 32 (7): 129-
137.
https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/viewFile/13875/13400

3. Numerasi 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab masalah yang
Guru tidak memberikan a. Guru hanya menjelaskan struktur berita, tidak menjelaskan arti bagan segitiga dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
penjelasan secara rinci terbalik dari struktur berita tersebut pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan literatur. Guru tidak memberikan penjelasan secara
mengenai bagian-bagian teks berita. rinci mengenai bagian-bagian bagan struktur berita
bagan struktur berita yang yang terdapat pada KD 3.2 Menelaah struktur dan
b. Guru tidak membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap bagan
kebahasaan teks berita dapat disimpulkan beberapa
terdapat pada KD 3.2 struktur berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita.
Menelaah struktur dan faktor penyebab. Pertama, guru tidak
kebahasaan teks berita, 2. Hasil Wawancara: membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta
sehingga sebagian besar a. Pakar didik. Kedua, guru tidak memberikan informasi dasar
peserta didik tidak mampu mengenai bagan. Ketiga, guru tidak memberikan
menangkap informasi pada
Nama : Risky Aulia Rahman, S. Pd. pembiasaan kepada peserta didik untuk menangkap
bagan tersebut. Hal ini Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia informasi secara tersirat dan pembelajaran kurang
berdampak pada Instansi : MTs Negeri 3 Kuaro diintegerasikan ke soal-soal yang bersifat literasi
kemampuan numerasi Beliau mengatakan bahwa penyebab guru tidak memberikan penjelasan secara rinci numerasi.
peserta didik. mengenai bagian-bagian bagan struktur berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan
kebahasaan teks berita karena guru beranggapan bahwa peserta didik sudah
mengetahui maksud dari bagan tersebut. Seharusnya guru memberikan penjelasan
terlebih dahulu apa itu bagan, macam-macam betuk bagan, dan lain sebagainya.
Setelah peserta didik mengetahui apa itu bagan, barulah guru masuk ke materi bagan
struktur berita.

b. Teman Sejawat
Nama : Agus Prasetyo, S.Pd.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : SMA Negeri 2 Marangkayu
Beliau mengatakan bahwa penyebab guru tidak memberikan penjelasan secara rinci
mengenai bagian-bagian bagan struktur berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan
kebahasaan teks berita karena guru tidak memberikan pembiasaan kepada peserta
didik untuk memahami informasi secara tersirat, sehingga peserta didik tidak bisa
menangkap informasi bagan struktur berita yang berbentuk segitiga terbalik.

c. Dokumentasi

Pakar Teman Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur


Menurut Salim & Prajono (dalam Seruni 2022) salah satu penyebab
rendahnya kemampuan literasi matematis siswa adalah proses
pembelajaran kurang diintegerasikan soal-soal literasi matematis, serta
soal koneksi dengan pemecahan masalah matematis. Kemudian salah satu
penyebab rendahnya kemampuan numerasi siswa yakni karena
pembelajaran matematika di sekolah belum sepenuhnya menumbuhkan
kemampuan numerasi siswa (Kusuma, 2020).

Sumber: Nasoha, Seruni Rahmatul; Araiku ,Jeri; Yusup, Muhammad; Pratiwi, Weni Dwi.
2022. Kemampuan Numerasi Siswa Melalui Implementasi Bahan Ajar Matematika
Berbasis Problem Based Learning. Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika. Vol. 4 (2): 49-
61.
https://repository.unsri.ac.id/64079/3/
RAMA_84202_06081181823019_0014019103_01_front_ref.pdf
4. Masih ada peserta didik 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab yang
yang belum menguasai cara a. Peserta didik tidak mengulang materi pada KD 3.2 Menelaah struktur dan dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
menentukan unsur berita. kebahasaan teks berita ketika berada di rumah. literatur. Masih ada peserta didik yang belum
Sementara itu, pada KD 3.2 menguasai cara menentukan unsur berita dapat
Menelaah struktur dan
b. Peserta didik tidak percaya diri untuk mengajukan pertanyaan kepada disimpulkan beberapa faktor penyebab. Pertama,
kebahasaan teks berita guru tentang materi unsur-unsur berita. perserta didik memiliki rasa percaya diri yang rendah
peserta didik tersebut harus c. Peserta didik tidak memiliki inisiatif untuk mencari tahu materi dan kurangnya kemampuan dalam menyusun data
menguasai materi tentang tentang unsur-unsur berita dari sumber lain. pokok berita. Kemudian kurangnya inisiatif dalam
unsur berita. mengulang materi. Kedua, guru tidak melakukan
2. Hasil Wawancara: refleksi di awal kegiatan pembelajaran dan guru tidak
melakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran
a. Pakar yang digunakan.
Nama : Rahman Arif, M. Pd. (Ketua MGMP)
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : SMP Negeri 5 Tanah Grogot
Beliau berpendapat bahwa penyebab peserta didik belum menguasai cara
menentukan unsur berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks
berita terdapat dua faktor, yaitu:
1) Guru harus melakukan refleksi terlebih dahulu sebelum memulai
kegiatan pembelajaran berikutnya.
2) Guru juga dapat melakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran
yang digunakan. Hal ini dilakukan agar guru dapat menentukan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter atau
kemampuan peserta didik.
b. Teman Sejawat
Nama : Nurul Aini, S. Pd. (Waka Kesiswaan)
Pekerjaan : Guru PKn
Instansi : SMP Negeri 9 Tanah Grogot
Beliau berpendapat bahwa penyebab peserta didik belum menguasai cara
menentukan unsur berita pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks
berita terdapat dua faktor, yaitu:
1) Guru tidak mengingatkan peserta didik untuk mengulang materi
yang telah diajarkan.
2) Peserta didik meremehkan materi tentang menentukan unsur berita.
c. Dokumentasi

Pakar Teman Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur:


a. Trisman (2021:378) menyatakan ada beberapa faktor penyebab peserta
didik tidak mampu menentukan unsur berita, antara lain: a) siswa
kurang mampu menyusun data pokok-pokok berita, deretan penjelas,
dan interpretasi sehingga kurang mampu menyusun bagian-bagian
struktur teks berita, b) siswa kurang mampu membedakan teks berita
dengan teks umum c) model pembelajaran yang digunakan guru masih
tergolong umum dalam mengajar materi menelaah struktur teks berita
d) Referensi sumber belajar siswa masih belum memadai karena
keterbatasan sekolah maupun informasi dari guru, serta buku masih
terbatas.

Sumber: Harefa, Trisman. 2021. Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-


Unsur Teks Berita Menggunakan Model Pembelajaran Team Quiz. Jurnal Review
Pendidikan dan Pengajaran. Vol. 4 (2): 377-388.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/download/
3278/2172/10605

b. Ramadani (2018:7) mengatakan bahwa materi pembelajaran membaca di SMP


meliputi banyak submateri. Salah satunya adalah membaca berita untuk menemukan
atau mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk berita, yaitu 5W + 1H. Siswa akan
mampu membaca dengan baik dan mampu mengidentifikasi unsur-unsur berita bila
guru telah melaksanakan proses pembelajaran membaca yang baik.
Sumber: Ramadani. 2018. Kemampuan Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 7 Muaro Jambi
dalam Mengidentifikasi Unsur-Unsur Berita. Jambi: Universitas Jambi.
http://repository.unja.ac.id/5454/1/ARTIKEL%20REPOSITORY.pdf
5. Orang tua kurang 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab yang
memperhatikan pola belajar a. Adanya keterbatasan ekonomi, sehingga orang tua lebih memilih sibuk untuk dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
peserta didik terkait bekerja. Hal ini menyebabkan mereka kurang memperhatikan pola belajar peserta literatur. Orang tua kurang memperhatikan pola
pembelajaran teks berita didik di rumah pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita. belajar peserta didik terkait pembelajaran teks berita
pada KD 3.2 Menelaah dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab.
struktur dan kebahasaan
b. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap materi teks berita pada KD 3.2 Menelaah Pertama, latar pendidikan orang tua yang masih
teks berita. Hal ini struktur dan kebahasaan teks berita. Hal ini menyebab orang tua tidak membimbing kurang. Hal ini menyebabkan orang tua tidak mampu
menyebabkan peserta didik peserta didik dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru. untuk membantu peserta didik terkait materi yang
tidak mengerjakan tugas diajarkan di sekolah. Kedua, kondisi ekonomi yang
yang diberikan oleh guru, 2. Hasil Wawancara: kurang memadai membuat orang tua lebih memilih
sehingga peserta didik a. Pakar sibuk untuk bekerja.
kurang disiplin dalam Nama : Rahman Arif, M. Pd. (Ketua MGMP)
mengumpulkan tugas. Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : SMP Negeri 5 Tanah Grogot
Beliau berpendapat penyebab orang tua kurang memperhatikan pola belajar peserta
didik di rumah terkait KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita, yaitu:
1) Orang tua sibuk bekerja, sehingga kurang memperhatikan atau
mendampingi peserta didik untuk belajar di rumah.
2) Latar pendidikan orang tua yang masih rendah, sehingga orang tua
tidak dapat memberikan bantuan terkait materi yang diajarkan di
sekolah.
b. Teman Sejawat
Nama : Nurul Aini, S. Pd. (Waka Kesiswaan)
Pekerjaan : Guru PKn
Instansi : SMP Negeri 9 Tanah Grogot
Beliau berpendapat penyebab orang tua kurang memperhatikan pola belajar peserta
didik di rumah terkait KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita, yaitu:
1) Latar belakang pendidikan orang tua yang masih rendah.
2) Orang tua sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu untuk
memperhatiakan pola belajar anak.
3) Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan peserta didik ke
sekolah.
c. Dokumentasi
Pakar Teman Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur:


a. Beberapa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat latar
belakang orang tua siswa yang berbeda-beda, baik dari segi pekerjaan atau
kesibukan, kondisi ekonomi dan lain-lain yang mempengaruhi kurangnya perhatian
kepada anak-anaknya sehingga anak dipasrahkan penuh ke pihak sekolah. Didukung
oleh Djamarah (dalam Tri 2019) menyatakan bahwa bervariasinya pola asuh itu
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan orang tua, mata pencaharian hidup,
keadaan sosial ekonomi, adat istiadat, suku bangsa, dan sebagainya.

Sumber: Fadhilah, Tri Nur; Handayani, Diana Endah, Rofian. 2019.


Analisis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Pedagogi dan Pembelajaran. Vol. 2(2): 249-255.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/viewFile/17916/10712

b. Menurut Kurniawan (dalam Sri 2022) pola asuh orang tua terhadap
anak dibedakan menjadi tiga. Pertama, pola asuh permisif adalah jenis
pola pengasuhan anak yang acuh tak acuh, tidak perduli, bahkan masa
bodoh terhadap anak. Kedua, pola asuh otoriter adalah pola
pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras, dan penuh aturan
dimana orang tua akan membuat banyak aturan atau tekanan yang
harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang
anak. Ketiga, pola asuh demokratis yakni pola pengasuhan orang tua
pada anak yang memberikan kebebasan dalam arti positif pada anak
untuk berkreasi dan mengeksplorasi banyak hal sesuai dengan
kemampuan anak dengan batasan dan pengawasan yang baik dari
orang tua.
Sumber: Widyastuti, Sri; Pangestika, Rintis, Rizkia; Ngazizah, Nur. 2022. Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Masa Pandemic Covid-19.
Jurnal Education. Vol. 8 (1): 70-76.
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article/download/1446/1237
6. Guru sudah menggunakan 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab masalah yang
model pembelajaran inovatif a. Guru tidak tuntas dalam melaksanakan tahapan-tahapan model pembelajaran yang dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
yaitu dengan menggunakan tertuang di RPP pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita. literatur. Guru tidak maksimal dalam menggunakan
model pembelajaran Problem model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Based Learning (PBL) pada
b. Kurangnya bimbingan guru terhadap peserta didik dalam pengumpulan informasi pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks
KD 3.2 Menelaah struktur yang relevan dan dalam pemecahan masalah pada KD 3.2 Menelaah struktur dan berita dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab.
dan kebahasaan teks berita. kebahasaan teks berita. Pertama, guru tidak mengikuti sintak model
Namun, peserta didik masih pembelajaran sesuai dengan urutannya. Kedua,
kurang berantusias dalam kurangnya bimbingan guru terhadap peserta didik
kegiatan pembelajaran dan dalam pemecahan masalah.
proses pembelajaran juga 2. Hasil Wawancara:
kurang berkesan. a. Pakar
Nama : Risky Aulia Rahman, S. Pd.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : MTs Negeri 3 Kuaro
Beliau berpendapat bahwa penyebab siswa masih tidak antusis menggunakan model
pembelajaran PBL pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita,
yaitu:
1) Guru masih belum maksimal dalam penggunaan model
pembelajaran.
2) Guru mengambil peran yang dominan di dalam porses
pembelajaran.
3) Guru tidak pernah memberikan ice breaking di dalam proses pembelajaran.
b. Teman Sejawat
Nama : Agus Prasetyo, S.Pd.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : SMA Negeri 2 Marangkayu
Beliau berpendapat bahwa penyebab siswa masih belum antusis menggunakan model
pembelajaran PBL pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita,
yaitu:
1) Guru tidak mengikuti sintak pembelajaran berbasis masalah sesuai
dengan urutan-urutannya.
2) Guru tidak menampilkan masalah-masalah yang otentik yaitu
masalah yang berkaitan dengan kehidupan keseharian peserta didik
di awal pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat memberikan
pendapat tentang masalah tersebut.
c. Dokumentasi
Pakar Teman
Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur:


a. Model pembelajaran berbasis masalah problem based learning (PBL) merupakan suatu
model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelesaian yang nyata (Fitri et al., 2020; Herzon et al., 2018; Ramlawati et al., 2017
dalam Ketut 2021). Model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan
rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan seperti guru memberi
contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya
tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan guru menciptakan susasana kelas yang
fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Sumber: Narsa, Ketut. 2021. Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada
Materi Menulis Teks Cerita Fantasi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning. Journal of Education Action Research. Vol. 5 (2): 165-170.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/article/download/
33269/18098/75782

b. Guru belum terlalu paham langkah pembelajaran jadi kegiatan pembelajaran tidak
dilakukan secara berturut. Kendala saat pembelajaran dengan model problem based
learning, yaitu ketika guru memberi pengertian siswa bagaimana cara membuat
laporan tentang masalah yang siswa temukan, hal ini karena kurangnya efisien siswa
dalam mendengarkan penjelasan guru (Indah, 2017).

Sumber: Jannah, Miftakul; Dimas, Arifian. 2021. Kesulitan Guru SMP Dalam
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Problem Based
Learning. Jurnal Tadris IPA Indonesia. Vol. 1 (3): 420-426.
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jtii/article/download/295/169/
7. Peserta didik tidak mampu 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab masalah yang
menentukan kaidah a. Peserta didik tidak memahami materi yang sudah diajarkan oleh guru pada KD 3.2 dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
kebahasaan teks berita Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita. literatur. Peserta didik tidak mampu menentukan
pada soal yang berbasis kaidah kebahasaan teks berita pada soal yang
HOTS di KD 3.2 Menelaah
b. Peserta didik tidak memahami perintah soal tentang KD 3.2 Menelaah struktur dan
berbasis HOTS di KD 3.2 Menelaah struktur dan
struktur dan kebahasaan kebahasaan teks berita. kebahasaan teks berita dapat disimpulkan beberapa
teks berita. faktor penyebab. Pertama, peserta didik belum
2. Hasil Wawancara: terbiasa dalam menyelesaikan soal yang berbasis
HOTS. Kedua, kurangnya kepekaan peserta didik
a. Pakar terhadap apa yang mereka baca. Ketiga, guru sering
Nama : Risky Aulia Rahman, S. Pd. menggunakan soal yang berbasis LOTS.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : MTs Negeri 3 Kuaro
Beliau berpendapat bahwa penyebab peserta didik tidak mampu menentukan kaidah
kebahasaan teks berita pada soal yang berbasis HOTS di KD 3.2 Menelaah struktur
dan kebahasaan teks berita yaitu guru akan kesulitan melatih siswa berpikir kritis
apabila peserta didik tidak suka membaca, tidak peka dengan apa yang didengar, dan
tidak peka dengan apa yang dibaca.
b. Teman Sejawat
Nama : Agus Prasetyo, S.Pd.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : SMA Negeri 2 Marangkayu
Beliau berpendapat bahwa penyebab peserta didik tidak mampu menentukan kaidah
kebahasaan teks berita pada soal yang berbasis HOTS di KD 3.2 Menelaah struktur
dan kebahasaan teks berita yaitu:
1) Peserta didik belum terbiasa untuk menyelesaikan soal yang
berbasis HOTS, sehingga mereka perlu bimbingan dan latihan dari
guru.
2) Sebagai pembiasaan, ketika memberikan soal evaluasi sebaiknya
guru memberikan soal yang mengarah ke C4, C5, atau C6.
c. Dokumentasi

Pakar Teman Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur


Ahmad (2020) mengatakan bahwa Bahasa Indonesia tergolong mata pelajaran tuntutan
kurikulum namun tidak sedikit siswa yang memandang bahwa pembelajaran bahasa
indonesia itu mudah padahal pada kenyataanya siswa masih sulit dalam mengerjakan
soal berbasis HOTS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kebanyakan guru masih
memberikan soal yang berbasis LOTS untuk diujikan pada siswa, sehingga saat siswa
diberikan soal berbasis HOTS siswa masih bingung cara mengerjakan dan
memahaminya.

Sumber: Cahyo, Ahmad, Nur dkk. 2020. Kemampuan Mengerjakan Soal


Berbasis Hots Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Prosiding
Seminar Nasional PBSI-III Tahun 2020.
http://digilib.unimed.ac.id/41252/1/Fulltext.pdf
8. Guru belum maksimal 1. Hasil Eksplorasi di Sekolah: Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab masalah yang
dalam mengoptimalkan a. Guru tidak menggunakan alat bantu berupa pengeras suara atau speaker pada dikemukan oleh guru, narasumber, dan kajian
laptop dan LCD pada KD pembelajaran KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita. literatur. Guru belum maksimal dalam
3.2 Menelaah struktur dan mengoptimalkan laptop dan LCD pada KD 3.2
kebahasaan teks berita.
b. Guru tidak mengurangi pencahayaan di dalam kelas agar video yang ditayangkan
Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita dapat
Saat video diputar suaranya melalui LCD terlihat jelas pada pembelajaran KD 3.2 Menelaah struktur dan disimpulkan beberapa faktor penyebab. Pertama,
tidak terdengar jelas dan kebahasaan teks berita. Misalnya, menutup jendela menggunakan gorden. kurangnya pengetahuan, keterampilan, waktu, dan
ruangan kelas terlalu rasa percaya diri yang dimiliki oleh guru. Kedua,
terang, sehingga video tidak 2. Hasil Wawancara: guru tidak menggunakan alat bantu lain agar laptop
terlihat jelas. Hal ini a. Pakar dan LCD bisa digunakan secara maksimal.
membuat peserta didik Nama : Rahman Arif, M. Pd. (Ketua MGMP)
menjadi kurang fokus
terhadap video yang
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
ditanyangkan. Instansi : SMP Negeri 5 Tanah Grogot
Beliau berpendapat bawa penyebab guru belum maksimal dalam mengoptimalkan
laptop dan LCD pada KD 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan teks berita, karena
guru kurang kreatif dalam memaksimalkan media tersebut. Misalnya, apabila materi
ditanyangkan dalam bentuk PPT, maka guru bisa menggunakan tempalte PPT yang
menarik, kemudian ditambah animasi-animasi tulisan dan suara. Hal ini akan
membuat peserta didik merasa senang di dalam proses pembelajaran.
b. Teman Sejawat
Nama : Agus Prasetyo, S.Pd.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Instansi : SMA Negeri 2 Marangkayu
Beliau berpendapat bawa penyebab guru belum maksimal dalam
mengoptimalkan laptop dan LCD yaitu:
1) Guru hanya mengandalkan suara laptop, sehingga suara yang ingin disampaikan
kepada peserta didik tidak tepat sasaran untuk peserta didiik yang duduk di
belakang. Guru sebaiknya menggunakan alat bantu lain berupa speaker.
2) Guru sebaiknya memerhatikan pencahayaan yang ada di kelas agar
LCD dapat digunakan secara optimal.
3) Guru tidak berkoordinasi dengan waka sapras mengenai kurang
optimalnya penggunaan laptop dan LCD.
c. Dokumentasi
Pakar Teman Sejawat

3. Hasil Kajian Literatur:


a. Sri Lestari (2015) mengatakan bahwa hambatan pemanfaatan TIK untuk kepentingan
pembelajaran juga dikarenakan kurangnya rasa percaya diri guru menggunakan TIK
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru takut gagal mengajar melalui
penggunaan TIK yang saat ini sangat disarankan.

Sumber: Lestari, Sri. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pemanfaatan Tik Oleh Guru. Factors Affecting Teachers Use ICT. Vol. 3 (2): 121-134.
https://media.neliti.com/media/publications/286945-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-pemanfaa-2cbdee3a.pdf
b. Menurut Maulidya (2020) hambatan yang dihadapi guru ketika menggunakan media
audio visual yaitu:
1) Kurangnya pengetahuan guru
Pemahaman guru mengenai media pembelajaran sangat penting karena nilai dan
manfaat pembelajaran ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
2) Kurangnya keterampilan dan kreativitas guru
Keterampilan dan kerativitas yang dimaksud adalah bagaimana kemampuan guru
dalam menggunakan akal, fikiran, ataupun ide ketika ingin membuat media audio
visual seperti powerpoint ataupun video yang menyangkut materi pembelajaran.
3) Kurangnya waktu
Penggunaan media pembelajaran memang harus dirancang dengan baik dan
dipersiapkan dengan matang.

Sumber: Hazna, Maulidya. 2020. Hambatan Guru Terhadap Penggunaan Media


Pembelajaran Berbasis Audio Visual Di Mts Yapi Pakem. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Agama Islam Universitas Islam Indonesia.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/
123456789/29077/16422129%20Maulidya%20Hazna.pdf?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai