Anda di halaman 1dari 13

Nama : Joko Setyo Nugroho, S.Pd.

Prodi : Bahasa Indonesia


Unit Kerja : SMPN 1 Raman Utara

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah
Akar
terpilih yang
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya Pembelajaran Kajian Literatur Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, terdapat beberapa hal
keterampilan yang Berdasarkan akar penyebab masalah dari rendahnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya
siswa dalam keterampilan siswa dalam menyajikan teks berita melalui kajian
menyajikan teks
dilakukan keterampilan siswa dalam menyajikan teks berita yang literatur dan wawancara. Berikut dipaparkan analisis terhadap
berita tidak telah dipaparkan sebelumnya, maka dibutuhkan beberapa alternatif solusi tersebut.
menstimulus pembelajaran yang dapat menstimulus antusias dan
1. Analisis Kajian Literatur
antusias dan motivasi siswa dalam pembelajaran teks berita. Berikut
a) Pembelajaran Kuantum
motivasi beberapa literatur berupa konsep dan hasil penelitian
Pembelajaran kuantum bila diterapkan untuk
siswa untuk yang dapat dijadikan sebagai alternatif solusinya.
membelajarkan menyajikan teks berita
menyajikan 1. Jurnal “Peningkatan Kemampuan Menyajikan Teks Berita
memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.
berita secara Melalui Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas VIII-6
MTs Negeri 5 Jakarta Tahun 2019” a. Pembelajaran lebih menyenangkan karena
lisan
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hartati dalam Andragogi: kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol. 7, No. 2, dengan lebih rileks dan santai
Desember 2019 tersebut menyimpulkan bahwa keterampilan b. Siswa dapat lebih mudah memahami teks
menulis teks berita siswa kelas VIII-6 MTs Negeri 5 Jakarta
berita karena siswa lebih dahulu sudah
tahun ajaran 2019/2020 setelah mengikuti pembelajaran
kuantum mengalami peningkatan. Data hasil penelitian dari mendapatkan informasi sebelum mendapat
setiap siklus menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks penjelasan dari guru.
berita melalui pembelajaran kuantum, kemampuan siswa c. Guru dapat lebih membaur dengan dunia
menulis teks berita meningkat. Aktivitas belajar siswa kelas peserta didik.
VIII-6 MTs Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2019/2020 setelah
mengikuti pembelajaran kuantum mengalami perubahan ke Namun pembelajaran kuantum juga memiliki
arah yang positif. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nontes beberapa kelemahan bila diterapkan dalam
meliputi hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi pembelajaran menyajikan teks berita, yaitu
foto pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis data hasil
nontes pada siklus I, masih terdapat siswa yang berperilaku berita sebagai berikut.
negatif selama melaksanakan pembelajaran. Sebagian besar
siswa belum siap ketika mengikuti pembelajaran, belum aktif a. Menuntut keahlian khusus dari guru
atau masih merasa malu bertanya kepada guru mengenai b. Memerlukan perencanaan yang lebih
kesulitan yang dihadapi, dan masih terdapat siswa yang tidak matang
memperhatikan penjelasan dari guru. Namun, pada siklus II c. Adanya keterbatasan sumber belajar dan
siswa telah mengalami perubahan ke arah yang lebih positif.
alat belajar
Hal tersebut terlihat dari sikap siswa yang antusias, lebih
tertarik, dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sebagian besar siswa lebih aktif selama b) Teknik Kunjungan Lapangan
pembelajaran. Siswa juga lebih siap menerima pelajaran dan Teknik kunjungan lapangan bila diterapkan
lebih berfokus memperhatikan penjelasan guru. Menyajikan untuk membelajarkan menyajikan teks berita
ringkasan dari uraian mengenai hasil dan pembahasan, memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.
mengacu pada tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian a. Siswa bisa mendapatkan informasi lebih
ini dan riset relevan sebelumnya, pembelajaran kuantum tidak
hanya meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa banyak dari kunjungan lapangan yang
secara rata-rata keseluruhan, namun juga meningkatkan setiap dilakukan
aspek penulisan berita dimana juga dapat diterapkan dalam b. Peristiwa dapat diamati secara langsung
menulis teks selain teks berita. p-ISSN 2620-5009 e-ISSN oleh siswa di lapangan
2623-1190 Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan c. Kunjungan lapangan dapat menumbuhkan
Keagamaan
kerja sama antar siswa
2. Jurnal ”Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita
Menggunakan Teknik Kunjungan Lapangan” Namun teknik kunjungan lapangan juga
Penelitian yang ditulis oleh Syarifah Wahyuni Simamora dan memiliki beberapa kelemahan bila diterapkan
Rosmaini dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dalam pembelajaran menyajikan teks berita,
Bahasa dan Sastra Indonesia I Unimed tahun 2018 tersebut
menyimpulkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan
yaitu sebagai berikut.
pembahasan, menunjukkan kemampuan menulis teks berita a. Memerlukan pengawasan yang ketat
siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai b. Melibatkan banyak pihak
rata-rata sebelum dilakukan penerapan teknik sebesar 61,1 atau c. Memerlukan alokasi waktu yang banyak
27,5%. Kemudian terjadi peningkatan nilai rata-rata pada siklus
I sebesar 72,5 atau 62,5% dan siklus II meningkat menjadi 88,6
atau 95%. Dari hasil peningkatan tersebut maka disimpulkan c) Problem Based Learning
bahwa teknik kunjungan lapangan dapat meningkatkan Problem Based Learning bila diterapkan untuk
kemampuan menulis teks berita siswa pada siswa kelas VIII-10 membelajarkan menyajikan teks berita memiliki
MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2018/2019. beberapa kelebihan sebagai berikut.
a. Siswa lebih mudah memahami teks berita
3. Problem Based Learning (PBL) dari pengalaman dunia nyata
Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) b. Siswa mendapatkan pengetahuan baru dari
mengemukakan bahwa pengertian dari Problem Based permasalahan yang ditemukan
Learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik
c. Memudahkan siswa memahami konsep-
belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah konsep untuk menyelesaikan peristiwa
serta memperoleh pengetahuan. yang ada dalam dunia nyata
Namun Problem Based Learning juga memiliki
Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) beberapa kelemahan bila diterapkan dalam pembelajaran
menyatakan bahwa PBL merupakan pengembangan kurikulum menyajikan teks berita, yaitu sebagai berikut.
dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan
strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan a. Siswa hanya berfokus pada apa yang ingin
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam dipelajari saja
peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang b. Siswa harus mempunyai pengetahuan awal
tidak terstruktur dengan baik. yang cukup luas untuk menyelesaikan
masalah dunia nyata
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min
Liu (2005) dalam Aris Shoimin (2014:130)
menjelaskan karakteristik dari PBL, yaitu: 2. Analisis Hasil Wawancara
a) Learning is student-centered Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
Proses pembelajaran dalam PBL lebih dengan guru/teman sejawat dan pakar, dalam
menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. menyelesaikan masalah rendahnya kemampuan
Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori siswa dalam menyajikan teks berita harus dibuat
konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat rencana pembelajaran dengan memilih model dan
mengembangkan pengetahuannya sendiri. media pembelajaran yang sesuai dengan
Autenthic problems from the organizing focus for kebutuhan pembelajaran.
learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah
masalah yang autentik sehingga siswa mampu
dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti.
b) New information is acquired through self-
directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja
belum mengetahui dan memahami semua
pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha
untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari
buku atau informasi lainnya.
c) Learning occurs in small group
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran
dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara
kolaboratif, PBL dilaksanakan dalam kelompok
kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian
tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
d) Teachers act as facilitators
Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai
fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu
memantau perkembangan aktivitas siswa dan
mendorong mereke agar mencapai target yang
hendak dicapai.

Wawancara Guru
Menurut Mardiyah S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMPN
1 Raman Utara), guru dapat menstimulus dan
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memilih
model pembelajaran yang tepat dan menggunakan media
pembelajaran yang menarik. Pemilihan model
pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang
tepat dapat merangsang motivasi siswa dalam belajar.

Wawancara Pakar
Menurut Ghufron An’ars, M.Pd. (Dosen Bahasa Indonesia
Universitas Teknokrat Indonesia), keterampilan berbicara yang
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif sangat
erat kaitannya dengan keterampilan berbahasa lainnya. Khususnya
menyimak dan membaca sebagai keterampilan berbahasa reseptif.
Bila siswa banyak menyerap berbagai informasi melalui menyimak
dan membaca, maka akan lebih mudah untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa produktifnya, seperti berbicara dan menulis.
Terkait hal tersebut, untuk meningkatkan keterampilan berbicara
berarti guru harus melaksanakan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi siswa dalam melakukan keterampilan berbahasa
reseptif.
2 Rendahnya Guru hanya Kajian Literatur Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, terdapat beberapa hal
kemampuan menggunakan Berdasarkan akar penyebab masalah dari rendahnya kemampuan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya
peserta didik dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks kemampuan peserta didik dalam menelaah struktur dan kaidah
peserta didik model kebahasaan teks eksposisi melalui kajian literatur dan
eksposisi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dibutuhkan
dalam pembelajaran model pembelajaran yang menarik agar siswa dapat termotivasi wawancara. Berikut dipaparkan analisis terhadap beberapa
menelaah tradisional, dalam mengikuti kegiatan pembelajaran teks eksposisi. Berikut alternatif solusi tersebut.
struktur dan sehingga beberapa literatur berupa konsep-konsep pembelajaran yang dapat 1) Analisis Kajian Literatur
kaidah siswa tidak dijadikan sebagai alternatif solusinya.
a) Problem Based Learning
kebahasaan tertarik dalam Problem Based Learning bila diterapkan untuk
teks eksposisi mengikuti 1. Problem Based Learning (PBL) membelajarkan menelaah struktur dan kaidah
Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) kebahasaan teks eksposisi memiliki beberapa kelebihan
pembelajaran mengemukakan bahwa pengertian dari Problem Based sebagai berikut.
Learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik
a. Siswa lebih mudah memahami teks
belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah eksposisi dari pengalaman dunia nyata
serta memperoleh pengetahuan. b. Siswa mendapatkan pengetahuan baru dari
permasalahan yang ditemukan
Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) c. Memudahkan siswa memahami konsep-
menyatakan bahwa PBL merupakan pengembangan kurikulum
konsep untuk mengaitkan permasalahan
dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan
strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan dengan dunia nyata.
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam Namun Problem Based Learning juga memiliki
peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang beberapa kelemahan bila diterapkan dalam pembelajaran
tidak terstruktur dengan baik. menyajikan teks eksposisi, yaitu sebagai berikut.
a. Siswa hanya berfokus pada apa yang ingin
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min
dipelajari saja
Liu (2005) dalam Aris Shoimin (2014:130)
b. Siswa harus mempunyai pengetahuan awal
menjelaskan karakteristik dari PBL, yaitu:
yang cukup luas untuk menyelesaikan
e) Learning is student-centered
masalah dunia nyata
Proses pembelajaran dalam PBL lebih
b) Discovery Learning
menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Discovery Learning bila diterapkan untuk
Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori membelajarkan menelaah struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi memiliki beberapa kelebihan
konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat sebagai berikut.
mengembangkan pengetahuannya sendiri. a. Membuat siswa memiliki motivasi yang
Autenthic problems from the organizing focus for tinggi karena memberikan kesempatan
learning kepada mereka untuk melakukan
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah eksperimen dan menemukan sesuatu untuk
masalah yang autentik sehingga siswa mampu diri mereka sendiri
dengan mudah memahami masalah tersebut serta b. Membangun pengetahuan berdasarkan
dapat menerapkannya dalam kehidupan pada pengetahuan awal yang telah dimiliki
profesionalnya nanti. oleh pembelajar sehingga mereka dapat
f) New information is acquired through self- memiliki pemahaman yang lebih mendalam
directed learning c. Membuat siswa bertanggungjawab
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja terhadap kesalahan-kesalahan dan hasil-
belum mengetahui dan memahami semua hasil yang mereka buat selama proses
pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha belajar
untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari Namun Discovery Learning juga memiliki beberapa
buku atau informasi lainnya. kelemahan bila diterapkan dalam pembelajaran
g) Learning occurs in small group menyajikan teks eksposisi, yaitu sebagai berikut
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran a. Kadangkala terjadi kebingungan pada
dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara siswa ketika tidak disediakan semacam
kolaboratif, PBL dilaksanakan dalam kelompok kerangka kerja, dan semacamnya
kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian b. Siswa yang lemah mempunyai
tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas. kecenderungan untuk belajar di bawah
h) Teachers act as facilitators standar yang diinginkan, dan guru
Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai seringkali gagal mendeteksi pembelajar
fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu semacam ini
memantau perkembangan aktivitas siswa dan
mendorong mereke agar mencapai target yang 2) Analisis Hasil Wawancara
hendak dicapai Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
dengan guru/teman sejawat dan pakar, dalam
2. Discovery learning menyelesaikan masalah rendahnya kemampuan
Discovery learning sendiri merupakan suatu model peserta didik dalam menelaah struktur dan kaidah
pembelajaran untuk memecahkan sebuah masalah dalam kebahasaan teks eksposisi harus dibuat rencana
pembelajaran, tentunya model pembelajaran ini sangat
bermanfaat jika diterapkan kepada peserta didik untuk bekal di pembelajaran dengan memilih model dan media
kemudian hari (Gina Rosalina, et al., 2016). Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran discovery learning ini memiliki tujuan agar
peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,
pembelajaran.
peserta didik lebih mendominasi pembelajaran.

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan


(Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu
terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan
melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan,
dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process
sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilating concepts and principles in the mind.

Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery


Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3) Pengumpulan data (data collection)
4) Pengolahan data (data processing)
5) Pembuktian (verification)
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

Wawancara Guru
Menurut Mardiyah S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMPN
1 Raman Utara), guru dapat menemukan berbagai model
pembelajaran yang sudah ada. Guru hanya tinggal
memilih model pembelajaran apa yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran teks eksposisi. Selain model
pembelajaran, guru juga dapat memilih media
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
Model dan media pembelajaran yang dimaksud tersebut
dapat ditemukan dari berbagai hasil penelitian yang
pernah dilakukan oleh guru, mahasiswa, atau peneliti
lain dari berbagai sumber.

Wawancara Pakar
Menurut Ghufron An’ars, M.Pd. (Dosen Bahasa Indonesia
Universitas Teknokrat Indonesia), rendahnya kemampuan peserta
didik dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi
sangat erat kaitannya dengan pengetahuan siswa tentang konsep-
konsep dari struktur dan kaidah kebahasaan teks itu sendiri. Untuk
mengatasi masalah tersebut, tentu guru harus bisa membelajarkan
konsep-konsepnya dengan baik. Cara yang paling tepat yaitu
dengan mengemas materi dari konsep-konsep strukutur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi dalam model pembelajaran yang inovatif
dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Ada banyak sekali model
pembelajaran inovatif. Guru tinggal mempelajari dan
menerapkannya dalam pembelajarannya. Mulai dari menyusun
perencanaan sampai melakukan evaluasi.
3 Rendahnya Media Kajian Literatur Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, terdapat beberapa hal
keterampilan pembelajaran Berdasarkan akar penyebab masalah dari rendahnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya
belum bisa keterampilan siswa dalam menyajikan gagasan, pesan, dan
siswa dalam menstimulus
keterampilan siswa dalam menyajikan iklan, solgan, atau ajakan dalam bentuk iklan, slogan, atau poster melalui kajian
menyajikan kreativitas siswa poster yang telah dipaparkan sebelumnya, maka literatur dan wawancara. Berikut dipaparkan analisis terhadap
gagasan, dalam dibutuhkan media pembelajaran yang dapat menstimulus beberapa alternatif solusi tersebut.
pesan, dan menyajikan kreativitas siswa dalam menyajikan iklan, slogan, atau 1) Analisis Kajian Literatur
ajakan dalam iklan, slogan, poster. Berikut beberapa literatur berupa konsep dan
dan poster Kajian literatur yang digunakan sebagai alternatif
bentuk iklan, hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai alternatif solusi adalah skripsi tentang penggunaan media
slogan, atau solusinya. audio visual dalam pembelajaran menulis teks
poster iklan. Penggunaan media audio visual dalam
1. Skripsi ”Pengaruh Media Audio Visual dalam Pembelajaran
Menulis Teks Iklan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah
pembelajaran menulis teks iklan memiliki kelebihan
12 Makassar” yaitu sebagai berikut.
Hasil penelitian dalam bentuk skripsi yang ditulis a. Siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran
oleh Ardianto tahun 2020 menyatakan bahwa karena penayangan audio visual
penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran b. Siswa mendapatkan contoh-contoh iklan yang
teks iklan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar lebih jelas
siswa. c. Guru lebih mudah menunjukkan contoh-contoh
iklan
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Namun penggunaan media pembelajaran audio visual juga
berdasarkan uji statistik, terdapat perbedaan yang memiliki beberapa kelemahan bila diterapkan membelajarkan
signifikan antara hasil belajar peserta didik yang iklan, yaitu sebagai berikut.
diajar sebelum menggunakan media audio visual a. Membutuhkan waktu persiapan yang lebih lama
dengan hasil belajar peserta didik yang diajar setelah b. Memerlukan alat yang lebih banyak
menguunakan media audio visual. Data hasil c. Harus didukung oleh fasilitas yang memadahi
penelitian berupa rata-rata nilai hasil belajar siswa
2) Analisis Hasil Wawancara
setelah menggunakan media audio visual adalah 79
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
menunjukkan persentase ketuntasan 85%. Data hasil
dengan guru/teman sejawat dan pakar, dalam
penelitian berupa rata-rata nilai hasil belajar kelas
menyelesaikan masalah rendahnya kemampuan
sebelum menggunakan media audio visual adalah 61
siswa dalam menyajikan iklan, slogan, atau poster
menunjukkan persentase ketuntasan 20%. Pengaruh
harus menggunakan media pembelajaran yang
media audio visual memperoleh kategori keefektifan
dapat menstimulus kreativitas siswa dengan
yaitu “sangat pengaruh”. Hal ini menunjukkan
diwadahi oleh model pembelajaran yang sesuai
bahwa siswa yang diajar setelah menggunakan
dengan kebutuhan pembelajaran.
media audio visual memperoleh persentase
ketuntasan yang lebih besar jika dibandingkan
dengan kelas yang diajar sebelum menggunakan
media audio visual.

2. Media Pembelajaran Audio-Visual


Media audio visual merupakan media yang dapat menampilkan
unsur gambar dan suara penggabungan kedua unsur inilah yang
memuat media audio visual memiliki kemampuan yang lebih
baik. Menurut Andayani (2014, hlm.52) “media audio visual
merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau
biasa disebut media pandang dengar yang menjadikan
penyajian isi tema pembelajaran semakin lengkap. Selanjutnya
menurut Wati (2016, hlm. 44- 45) mendefinisikan media audio
visual adalah Sebuah alat bantu yang dipergunakan dalam
pembelajaran untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan
dalam menyampaikan pengetahuan, sikap, dan ide dalam
pembelajaran.
Media audio visual merupakan seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa media audio visual adalah perantara atau peraga yang
digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar yang
pengunaan materi penyerapannya melalui pandangan (gambar)
dan pendengaran (suara). Menurut Semenderiadis, (2009, hlm.
68) Audiovisual media play a significant role in the education
process, particularly when usedextensively by both teacher and
children. Audiovisual media provide children with many
stimuli, due to their nature (sounds, images). They enrich the
learning environment, nurturing explorations, experiments and
discoveries, and encourage children to develop their speech
and express their thoughts (Media audio-visual memainkan
peran penting dalam proses pendidikan, terutama ketika
digunakan oleh guru dan peserta didik. Media audio-visual
memberikan banyak stimulus kepada peserta didik, karena sifat
audio-visual/suara-gambar. Dengan demikian media audio-
visual memperkaya lingkungan belajar, memelihara eksplorasi,
eksperimen dan penemuan, dan mendorong peserta didik untuk
mengembangkan pembicaraan dan mengungkapkan pikiranya.

Wawancara Guru
Menurut Mardiyah S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMPN
1 Raman Utara), untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam menyajikan iklan, slogan, atau poster, siswa
harus diberikan sebuah pengalaman secara langsung
dengan menggunakan contoh-contoh iklan, slogan atau
poster yang ada di sekitar mereka. Contoh-contoh
tersebut dapat ditunjukkan secara langsung atau bisa
juga ditayangkan menggunakan sebuah media
pembelajaran yang dapat menunjang hal tersebut.

Wawancara Pakar
Menurut Ghufron An’ars, M.Pd. (Dosen Bahasa Indonesia
Universitas Teknokrat Indonesia), kurangnya pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran dapat berdampak pada kurangnya
stimulus terhadap siswa. Dalam pembelajaran iklan khususnya, guru
harus bisa menyusun model pembelajaran yang didukung oleh
media pembelajaran yang mampu memantik atau menstimulus
kreativitas siswa terkait penyajian iklan, slogan, dan poster. Bila
imajinasi siswa sudah baik, maka dalam menuangkan gagasannya
dalam bentuk teks iklan pun akan lebih mudah bagi siswa.

4 Rendahnya Media Kajian Literatur Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, terdapat beberapa hal
kemampuan pembelajaran Berdasarkan akar penyebab masalah dari remdahnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya
siswa dalam keterampilan siswa dalam menyajikan gagasan, perasaan, dan
menyajikan
yang keterampilan siswa dalam menyajikan teks puisi yang pendapat dalam bentuk teks puisi melalui kajian literatur dan
gagasan, digunakan telah dipaparkan sebelumnya, maka dibutuhkan media wawancara. Berikut dipaparkan analisis terhadap beberapa
perasaan, dan tidak pembelajaran yang dapat menstimulus kreativitas siswa alternatif solusi tersebut.
pendapat dalam menstimulus dalam menyajikan teks puisi. Berikut beberapa literatur 1) Analisis Kajian Literatur
bentuk teks puisi kreativitas berupa konsep dan hasil penelitian yang dapat dijadikan
(keterampilan Kajian literatur yang digunakan sebagai alternatif
menulis)
siswa dalam sebagai alternatif solusinya. solusi adalah jurnal tentang penggunaan media
menulis puisi audio visual dalam pembelajaran menulis teks
1. Jurnal ”Penerapan Media Audio Visual dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VII
puisi. Penggunaan media audio visual dalam
SMP Negeri 13 Palembang” pembelajaran menulis teks puisi memiliki kelebihan
Hasil penelitian yang ditulis oleh Supriatini menyatakan bahwa yaitu sebagai berikut.
keterampilan menulis puisi siswa dapat ditingkatkan dengan a. Siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran
penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran menulis karena penayangan audio visual
puisi.
b. Siswa mendapatkan inspirasi dari penayangan
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa (1) Media audio visual untuk menulis teks puisi
audiovisual dapat dipergunakan oleh guru mata pelajaran, c. Guru lebih mudah menstimulus kreativitas
khususnya guru Bahasa Indonesia pada proses belajar- siswa dalam menulis puisi
mengajar; (2) Media audiovisual adalah salah satu cara guru Namun penggunaan media pembelajaran audio visual juga
untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada mata memiliki beberapa kelemahan bila diterapkan membelajarkan
pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menulis puisi. teks puisi, yaitu sebagai berikut.
a. Membutuhkan waktu persiapan yang lebih
2. Media Pembelajaran Audio Visual lama
Media audio visual merupakan media yang dapat menampilkan
b. Memerlukan alat yang lebih banyak
unsur gambar dan suara penggabungan kedua unsur inilah yang
memuat media audio visual memiliki kemampuan yang lebih c. Harus didukung oleh fasilitas yang memadahi
baik. Menurut Andayani (2014, hlm.52) “media audio visual2) Analisis Hasil Wawancara
merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
biasa disebut media pandang dengar yang menjadikan
penyajian isi tema pembelajaran semakin lengkap. Selanjutnya
dengan guru/teman sejawat dan pakar, dalam
menurut Wati (2016, hlm. 44- 45) mendefinisikan media audio menyelesaikan masalah rendahnya kemampuan
visual adalah Sebuah alat bantu yang dipergunakan dalam siswa dalam menyajikan teks puisi harus
pembelajaran untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan menggunakan media pembelajaran yang dapat
dalam menyampaikan pengetahuan, sikap, dan ide dalam menstimulus kreativitas siswa dengan diwadahi
pembelajaran.
oleh model pembelajaran yang sesuai dengan
Media audio visual merupakan seperangkat alat yang dapat kebutuhan pembelajaran.
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa media audio visual adalah perantara atau peraga yang
digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar yang
pengunaan materi penyerapannya melalui pandangan (gambar)
dan pendengaran (suara). Menurut Semenderiadis, (2009, hlm.
68) Audiovisual media play a significant role in the education
process, particularly when usedextensively by both teacher and
children. Audiovisual media provide children with many
stimuli, due to their nature (sounds, images). They enrich the
learning environment, nurturing explorations, experiments and
discoveries, and encourage children to develop their speech
and express their thoughts (Media audio-visual memainkan
peran penting dalam proses pendidikan, terutama ketika
digunakan oleh guru dan peserta didik. Media audio-visual
memberikan banyak stimulus kepada peserta didik, karena sifat
audio-visual/suara-gambar. Dengan demikian media audio-
visual memperkaya lingkungan belajar, memelihara eksplorasi,
eksperimen dan penemuan, dan mendorong peserta didik untuk
mengembangkan pembicaraan dan mengungkapkan pikiranya.

Wawancara Guru
Menurut Mardiyah S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMPN
1 Raman Utara), untuk meningkatkan kreativitas siswa
dalam menulis puisi, guru dapat menggunakan media
pembelajaran yang dapat menstimulus imajinasi siswa.
Bila imajinasi siswa dapat distimulus dengan baik, maka
kreativitas siswa dalam menyajikan teks puisi akan
tumbuh. Siswa pun akan lebih mudah menuangkan
gagasan, ide, atau perasannya dalam bentuk teks puisi.

Wawancara Pakar
Menurut Ghufron An’ars, M.Pd. (Dosen Bahasa Indonesia
Universitas Teknokrat Indonesia), keterampilan menulis yang
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif sangat
erat kaitannya dengan keterampilan berbahasa lainnya. Khususnya
menyimak dan membaca sebagai keterampilan berbahasa reseptif.
Selain itu, khusus untuk menulis kreatif seperti menulis sastra,
siswa juga harus dirangsang imajinasinya. Maka, guru harus mampu
menyusun pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk lebih
banyak membaca dan menyimak tentang teks puisi serta harus
mampu menstimulus atau memantik imajinasi siswa melalui media
pembelajaran yang digunakan. Bila pembelajaran bisa berjalan
seperti itu, maka siswa tidak akan kesulitan lagi dalam menyajikan
gagasan dan perasannya dalam bentuk puisi.

Anda mungkin juga menyukai