Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU DALAM JABATAN 2022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

Nama : Fitri Hidayati Sarifah


Kelas : PGSD 003
Instansi : SDIT LHI

LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Konsentrasi belajar siswa Hasil kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
kurang (siswa sering Menurut Friska Lestari (2018) kurangnya konsentrasi belajar literatur dan hasil wawancara, serta
mengobrol dan tidak siswa disebabkan beberapa faktor yaitu: diobservasi/pengamatan dapat diketahui
konsentrasi ketika 1. Berbicara sendiri bahwa penyebab masalah konsentrasi
mendengarkan guru 2. Siswa melamun belajar siswa adalah
berbicara ) 3. Bermain dengan teman 1. Faktor internal seperti kemampuan
4. Kurangnya minat belajar membaca dan menulis yang masih kurang,
motivasi belajar yang kurang dan gaya
Menurut Kuni Fajriyah, Siti Fatimah, dan Atim Rinawat belajar siswa.
(2022) Konsentrasi belajar siswa kurang disebabkan oleh 2. Faktor eksternal seperti ada gangguan dari
beberapa hal, yaitu orang lain seperti siswa diajak mengobrol
atau bermain saat belajar.
1. Kondisi anak-anak yang masih lebih suka untuk
3. Metode guru dalam mengajar kurang
bermain
membuat siswa aktif dan konsentrasi saat
2. Kendala membaca dan menulis
belajar.
3. Kurangnya rasa tanggungjawab, dan lain-lain.

Hasil Wawancara:
Mulatiningsih S.Pd. Gr (Pengajar praktik guru penggerak)
konsentrasi belajar siswa kurang bisa disebabkan oleh
beberapa hal yaitu:
1. Kesiapan belajar siswa kurang matang.
2. Motivasi belajar siswa kurang.
3. Ada pemicu dari luar yang membuat siswa tidak
konsentrasi (temannya mengajak mengobrol saat
belajar).
4. Karakteristik siswa yang tidak bisa fokus dalam waktu
yang lama.
5. Metode mengajar guru yang membuat siswa bosan
sehingga tidak bisa konsentrasi belajar.
2 Kemampuan literasi siswa Hasil kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
masih rendah (kemampuan Menurut Janan Witanti (2018) faktror penyebab rendahnya literatur dan hasil wawancara, serta
membaca dan memahami kemampuan membaca siswa yaitu: diobservasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
bacaan masih rendah) 1. Permasalahan didalam lingkungan sekolah kemampuan literasi siswa masih rendah
- Terbatasnya sarana dan prasarana membaca. adalah
- Kurangnya model (dari kalangan guru) bagi siswa 1. Kurangnya motivasi untuk membaca
dalam hal membaca. 2. Berkembangnya teknologi sehingga
2. Permasalahan diluar lingkungan sekolah membuat siswa enggan mencari informasi
- Berkembangnya teknologi informasi menggeser minat dengan membaca buku
dalam aktivitas membaca buku. 3. Kurangnya pembiasaan membaca baik di
- Banyak keluarga yang belum menanamkan tradisi sekolah maupun di rumah.
wajib membaca. 4. Sarana dan prasarana yang masih kurang
mendukung.
Menurut Husnul Fuadi*, Annisa Zikri Robbia, Jamaluddin,
Abdul WahabJufri (2020) Faktor penyebab rendahnya
kemampuan literasi Peserta didik yaitu:
1. Pemilihan buku
2. Miskonsepsi
3. Pembelajaran tidak kontekstual
4. Rendahnya kemampuan membaca
5. Lingkungan dan iklim belajar.
Hasil Wawancara:
Asni Widiastuti, M.Pd. Gr (Guru Bahasa Indonesia senior)
siswa memiliki kemampua literasi yang rendah, hal ini
disebabkan oleh:
1. Kurangnya pembiasaan membaca baik di rumah maupun
disekolah terutama setelah pandemi.
2. Rendahnya kemauan untuk membaca.
3. Pengaruh berkembangnya teknologi yang membuat siswa
semakin malas membaca.
4. Kurangnya latihan memahami sebuah bacaan dan
memperhatikan tanda baca untuk bisa lebih memahami
isi bacaan.

3 Kemampuan Numerasi siswa Hasil kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
masih rendah Menurut Mechi Karima Kasipahu, Asrin, Abdul Kadir literatur dan hasil wawancara, serta
Jaelani (2022) terdapat pengaruh kompetensi pedagogik diobservasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
guru dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kemampuan Numerasi siswa masih rendah
numerasi siswa. adalah:
1. Terjadi learning loss selama masa pandemi.
Menurut Musoffa (2022) learning loss dan penurunan
kopetensi literasi dan numerasi disebabkan oleh beberapa hal 2. Siswa belum memahami konsep awal
diantaranya: berhitung.
1. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tidak berjalan 3. Motivasi belajar siswa masih rendah.
sebagaimana yang diharapkan karena minimnya sarana 4. Minat siswa rendah terhadap pembelajaran
pendukung. numerasi.
2.Minimnya kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran jarak jauh
3. Komunikasi sekolah dan orang tua siswa kurang baik serta
kesadaran orang tua siswa dalam mendapingi anak belajar
dirumah rata- rata minim.
4.Sekolah kurang kreatif dalam mencari terobosan
pembelajaran dimasa covid.

5. Sekolah dan orang tua siswa seakan- akan pasrah pada


keadaan.

Hasil Wawancara:
Fifilia Kusumajati, S.Pd.Si.Gr (Guru matematika senior)
bahwa rendahnya kemampuan numerasi siswa dipengaruhi
beberapa hal yaitu:
1. Terjadi learning loss selama masa pandemi covid
sehingga membuat siswa mengalami penurunan dalam
kemampuan numerasi.
2. Siswa belum memahami konsep awal seperti konsep
awal penjumlahan dan pengurangan atau materi lain.
3. Minat siswa terhadap pembelajaran numerasi rendah.
4. Guru kurang berinovasi dalam menyampaikan kegiatan
pembelajaran.
5. Motivasi belajar siswa yang masih rendah karena
pengaruh kegiatan belajar sebelumnya yaitu daring.
4 Ada siswa yang mempunyai Hasil kajian literatur: Analisis penyebab masalah:
masalah dalam konsentrasi Menurut Ruslia Isnawati, S.Psi,. M.Psi,. Psikoloq (2020) Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
belajar sehingga sering kali Penyebab gangguan konsentrasi belajar pada anak yaitu: literatur dan hasil wawancara, serta
tidak memahami instruksi 1. Faktor genetis versus lingkungan diobservasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
yang disampaikan. 2. Aturan perilaku dalam keluarga yang kurang gangguan konsentrasi belajar pada siswa
menekankan untuk bersika yang baik saat belajar. adalah:
3. Masa kritis yang pernah dialami siswa. 1. Kemampuan kognisi siswa tersebut belum
4. Humor atau pernah mendapatkan perilaku bullying dari berkembang dengan baik.
orang lain 2. Kemampuan afektif kurang baik sehingga
5. Perumahan (rumah yang berdeda dengan rumah-rumah siswa sehingga mudah terpengaruh oleh
pada umumnya) gangguan dari luar.
6. Pengakuan dan penguatan pada usia dini sehingga belum 3. Gaya belajar siswa kinestetik dan visual.
bisa ditangani sejak dini. 4. Belum terbentuk pola belajar yang baik
7. Gaya hidup orang tua (orangtua sibuk dan tidak dalam keluarga.
perhatian) 5. Kurangnya dukungan dan perhatian dari
8. Trauma yang pernah dialami. keluarga.
9. Perbedaan jenis kelamin.
Hasil Wawancara:
Menurut Herlyna Aris Primadani, Psikoloq bahwa penyebab
masalah konsentrasi belajar pada siswa tersebut yaitu:
1. Faktor kognisi, kemampuan berfirkir (perlu pemeriksaan
lebih lanjut)
2. Pola fikir anak masih konkrit, belum bisa berfikir abstrak
3. karena pengaruh gadget
4. Belum terbentuk pola belajar yang baik
5. kemampuan mengorganisasi masih kurang. misal:
kemampuan dalam menyelesaikan masalah masih perlu
dilatih dll,
6. Motivasi belajar kurang.
5 Ada siswa yang mempunyai Hasil kajian literatur: Analisis penyebab masalah:
masalah kecemasan sehingga Menurut Putri, Mentari Rama (2018) Faktor penyebab Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
menghambat siswa tersebut kecemasan belajar siswa terbagi dua, faktor Internal dan literatur dan hasil wawancara, serta
untuk mengikuti kegiatan faktor eksternal. diobservasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
belajar di kelas. a) Faktor internal dari aspek kognitif seperti keterbatasan gangguan kecemasan pada siswa adalah:
kapasitas/kemampuan yang dimiliki oleh siswa, aspek afektif 1. Faktor internal
seperti sikap sensitif, mudah tersinggung, tidak peduali, acuh - Kemampuan kognitif yang dimiliki
tak acuh dan labil. Dari segi psikomotor seperti ganggunya siswa yang masih terbatas.
kondisi kesehatan, sakit, tidak fit dan terganggunya alat - Kemampuan afektif kurang sehingga
indera. siswa mudah tersinggung dan sensitif
b) faktor eksternal yaitu dari pengaruh lingkungan keluarga terhadap reaksi orang sekitar, terlalu
yakni tuntutan keluarga keadaan sosial keluarga, status, serta berlebihan dalam berekspektasi
pendidikan yang dimiliki keluarga, cara mendidik orang tua terhadap reaksi orang sekitar ketika
yang otoriter sifat-sifat yang diturunkan orang tua ke mengetahui kekurangan siswa.
anaknya. 2. Faktor eksternal
Menurut Difa Kartika (2020) Faktor kecemasan akademik - Tuntutan keluarga yang terlalu tinggi
meliputi beberapa yaitu: terhadap siswa.
1. Faktor pribadi, - Kurangnya pendampingan dan
2. Faktor keluarga perhatian orangtua.
3. Faktor sosial
4. Faktor kelembagaan

Hasil Wawancara:
Menurut Herlyna Aris Primadani, Psikoloq bahwa penyebab
masalah kecemasan pada siswa tersebut yaitu:
1. Ekspektasi yang berlebihan terhadap situasi lingkungan.
2. Target terlalu tinggi dari kemampuannya.
3. orang sekitar yang membuat ekspektasi terlalu tinggi
sedangkan anak belum siap
4. Anak sudah faham terhadap penilaian sosial sehingga
merasa malu jika belum bisa.

6 Kerjasama orangtua untuk Hasil kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
saling bersinergi antara Menurut Ahmad Yasar Ramdan dan Puji Yanti Fauziah literatur dan hasil wawancara, serta
kegiatan sekolah dan di (2019 ) orang tua menjadi figur yang utama anak dalam diobservasi/pengamatan bahwa penyebab
rumah masih kurang. menentukan sikap, terutama dalam memberikan teladan yang kerjasama orangtua untuk saling bersinergi
baik. Kehadiran orangtua bagi anak adalah sebagai sumber antara kegiatan sekolah dan di rumah masih
pengetahuan tentang pendidikan karakter, sebagai cerminan kurang adalah:
anak, orangtua sangat berperan dalam memberikan 1. Kesibukan orang tua sehingga tidak bisa
keteladanan. aktif mengikuti kegiatan sekolah.
2. Orangtua tidak fokus atau kurang perduli
Hasil Wawancara: terhadap perkembangan anak.
Mulatiningsih, S.Pd.Gr (Kepala sekolah) bahwa penyebab 3. Orang tua menyerahkan sepenuhnya
kurangnya kerjasama orangtua dalam bersinergi mendukung tanggungjawab pendidikan kepada seklah.
kegiatan sekolah adalah:
1. Kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga kurang aktif
dalam kegiatan sekolah.
2. Orangtua menyerahkan sepenuhnya tanggugjawab
pendidikan kepada sekolah.
3. Habit didalam keluarga yang belum terbiasa dengan habit
sekolah
4. Kurang konsisten orang tua dalam menerapkan kebiasaan
baik yang sudah diterapkan di sekolah.
7 Guru belum maksimal Hasil kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
mengaplikasikan model- Menurut Mislinawati dan Nurmasyitah (2018) guru kurang literatur dan hasil wawancara, serta
model pembelajaran inovatif memahami langkah-langkah sesuai sintak yang ada pada diobservasi/pengamatan bahwa penyebab guru
dalam pembelajaran model pembelajaran. belum maksima mengaplikasikan model-
model pembelajaran inovatif dalam
Hasil Wawancara: pembelajaran adalah:
Mavitra Elan Vihara, S.Pd. Si Gr (Guru senior) faktor yang 1. Guru belum memahami model-model
menyebabkan guru kurang maksimal dalam mengaplikasikan pembelajaran inovatif.
model-model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran 2. Guru kurang kreatif dalam menyusun
yaitu: kegiatan belajar menggunakan metode
1. Guru kurang memahami model pembelajaran inovatif. pembelajaran inovatif.
2. Guru kesulitan menentukan model pembelajaran 3. Guru enggan mencoba membuat model
inovatif yang tepat pembelajaran yang inovatif.
3. Guru masih enggan menggunakan berbagai model
pembelajaran inovatif pada kegiatan pembelajarannya.
4. Guru kurang kreatif dalam menyusun kegiatan belajar
inovatif.

Anda mungkin juga menyukai