Anda di halaman 1dari 8

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah
No Analisis eksplorasi
yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Siswa Hasil Refleksi : Berdasarkan hasil refleksi diri,
kesulitan 1. Kurangnya pembendaharaan kosa kata terkait kajian literatur dan wawancara,
analisis eksplorasi penyebab
menyebutkan angka/numerasi.
masalah kesulitan menyebutkan
angka yang 2. Guru belum menerapkan model angka yang tertera pada teks,
tertera pada pembelajaran secara maksimal antara lain :
teks. 3. Guru kurang menggali karakteristik belajar 1. Pengetahuan kosakata yang
sebagian besar siswa. terbatas
2. Kesulitan dalam mengingat
Hasil Kajian Teoritis : informasi setelah membaca,
Menurut (Snow, 2002), pemahaman membaca adalah 3. Kesulitan memahami teks
proses penggalian dan pembentukan makna secara karena tingkat kesulitan teks
simultan melalui interaksi dan keterlibatan dengan bahasa 4. Kurangnya keakraban
tertulis. Ini berhubungan dengan proses menangkap
makna dan ide dari teks. dengan materi pelajaran
5. Kurangnya kefasihan
Menurut Rubin (Samsu Somadayo, 2011: 7) dalam membaca
pemahaman membaca adalah proses intelektual yang 6. Kesulitan dalam pemrosesan
kompleks yang mencakup dua kemampuan utama yaitu informasi setelah membaca.
penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang7. Tingkat intelegensi
konsep verbal.
verbal yang lemah
Westwood (2008). Faktor yang mempengaruhi kesulitan 8. Faktor eksternal, seperti :
membaca, antara lain : permasalahan pribadi,
1. Pengetahuan kosa kata yang terbatas. pengaruh pertemanan
2. Kurang lancar dalam membaca. dan masalah keluarga
3. Kurang familiar dengan materi berpengaruh dalam
pembelajaran. proses mengingat.
4. Tingkat kesulitan teks. 9. Guru belum memberikan
5. Penggunaan strategi membaca yang efektif metode pembelajaran
tidak memadai. yang efektif.
6. Penalaran verbal yang lemah.
7. Masalah dengan pemrosesan informasi.
8. Masalah dalam mengingat informasi.
Sumber :
Selvia Mardiani (2021) , Indonesian High
School Students Difficulties In
Understanding English Text , Jurnal PAJAR
Volume 5 No 4 Juli 2021. Universitas Riau
Pekanbaru

Hasil Wawancara :
 Teman Sejawat pada Tanggal 30 Agustus 2022
Via Whatsapp chat. Faktor yang mempengaruhi
kesulitan membaca:
a. Kurangnya keinginan dalam diri siswa
untuk menambah kosa kata.
b. Siswa mempunyai tingkat kemampuan
verbal yang rendah.
c. Tingkat motivasi yang rendah dan
sering menyepelekan pembelajaran.
 Kepala Sekolah pada tanggal 31 Agustus
2022 Via Whatsapp Call.
Faktor kesulitan siswa dalam kemampuan
numerasi :
a. Guru tidak efektif memberikan
apersepsi sebelum memulai
pembelajaran.
b. Siswa kurang bersungguh-sungguh
mempelajari kosa kata di tingkat
sebelumnya.
c. Siswa semakin tertinggal karena beban
materi pembelajaran yang semakin
meningkat.
d. Materi pembelajaran yang sudah
terpangkas waktu PKL membuat siswa
melupakan materi ketika masuk kembali
e. Banyak siswa yang sudah kelelahan
fisik karena bekerja paruh waktu.
 Pakar (Guru BK, narasumber parenting)
Via Whatsapp pada 31 Agustus 2022
Faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa
dalam menghafal kosa kata :
a. Faktor internal, antara lain : siswa
kurang fokus belajar karena memikirkan
permasalahan pribadi, siswa sering
membolos sehingga tertinggal pelajaran
terutama pengetahuan dasar bahasa,
kurangnya motivasi dan rasa ingin tahu.
b. Faktor eksternal, antara lain : pengaruh
pertemanan dan permasalahan
kenakalan remaja. Kultur masyarakat
terutama anak perempuan yang menikah
setelah lulus mengurangi semangat
untuk belajar.
2 Dalam Hasil refleksi : Berdasarkan hasil refleksi diri,
diskusi 1. Kemampuan siswa yang kurang, tertutup kajian literatur dan wawancara,
analisis eksplorasi penyebab
kelompok dengan siswa yang aktif. masalah partisipasi siswa dalam
hanya 2. Perbedaan kemampuan dalam satu tugas kelompok, antara lain :
beberapa kelompok terlalu jauh. 1. Guru belum dapat
siswa yang 3. Sebagian besar siswa belum percaya diri. menumbuhkan keinginan
aktif dalam siswa untuk
projek Hasil kajian teoritis : berpartisipasi aktif di
kelompoknya. Burns dan Joyce (1997: 134) menulis bahwa ada tiga kelas
faktor yang menyebabkan siswa enggan berpartisipasi
dalam tugas-tugas di kelas: 2. Sifat teman kelas yang
1. Pertama, karena siswa beranggapan bahwa belajar kurang mendukung.
bahasa cukup dengan mendengarkan guru, 3. Konten pembelajaran
memahami bacaan dan menulis dari buku teks dan yang tidak menarik
mengerjakan latihan-latihan; 4. Pengaturan kondisi fisik
2. Kedua, kesulitan linguistik, yaitu kesulitan kelas dan iklim kelas
memahami perbedaan antara bahasa ibu dan bahasa yang kurang nyaman.
yang dipelajari,kesulitan memahami pengucapan 5. Kurangnya kemampuan
penutur asli, dan kesulitan memahami perbedaan
tata-bahasa dari bahasa ibu dan Bahasa yang
berargumentasi lisan.
dipelajari (Bahasa Inggris); dan 6. Peran guru hanya sebagai
3. Ketiga adalah faktor psikologis dan faktor-faktor fasilitator
lain, misalnya,faktor kultur, pengalaman, kurang 7. Siswa memiliki kesulitan
motivasi, kecemasan dan malu berbicara di dalam interaksi baik dengan
kelas. guru maupun dengan
Menurut Sudjana 2010:27 ada beberapa hal yang dapat
teman sebaya.
mempengaruhi partisipasi aktif siswa, yaitu: 8. Guru terpusat pada siswa
a. Stimulus belajar. Pesan yang diterima siswa yang aktif saja sehingga
dari guru melalui informasi biasanya dalam kurang menstimulasi
bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat siswa yang lain.
berbentuk verbal atau bahasa, visual, auditif,
taktik, dan lain-lain.
b. Perhatian dan motivasi. Perhatian dan
motivasi merupakan prasyarat utama dalam
proses belajar mengajar.
c. Respon yang dipelajari. Belajar adalah proses
yang aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan
dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon
siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin
siswa dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Semua bentuk respon yang dipelajari siswa
harus menunjang tercapainya tujuan
instruksional sehingga mampu mengubah
perilakunya sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
d. Penguatan. Sumber penguat belajar untuk
pemuasan kebutuhan berasal dari luar dan dari
dalam diri siswa. penguat yang berasal dari luar
seperti nilai, pengakuan prestasi siswa,
persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadiah
dan lain-lain. Sedangkan penguat dari dalam
siswa bisa terjadi apabila respon yang dilakukan
oleh siswa benar-benar memuaskan dirinya dan
sesuia dengan kebutuhannya.
e. Pemakaian dan pemindahan. Belajar dengan
memperluas pembentukan asosiasi dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk
memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada
situasi lain yang serupa pada masa mendatang.
Asosiasi dapat dibentuk melalui pemberian
bahan yang bermakna, berorientasi pada
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
pemberian contoh yang jelas, pemberian latihan
yang teratur, pemecahan masalah yang serupa,
dilakukan dalam situasi yang menyenangkan.
Faktor keterampilan mengajar guru dan lingkungan
sekolah yang berpengaruh terhadap partisipasi belajar
siswa juga didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan Mustapha, Suryaahman dan Melor (2010)
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa partisipasi
aktif siswa dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu karakter
guru yang positif yaitu guru yang dapat menumbuhkan
keinginan siswa untuk berpartisipasi aktif di kelas, sifat
teman kelas yang positif, konten pembelajaran yang
menarik dan pengaturan kondisi fisik kelas. Serta
didukung juga dari penelitian Rocca (2010) yang
menyimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi
partisipasi siswa yaitu keyakinan dan perasaan nyaman
dalam kelas, kepribadian siswa, pembawaan guru dan
iklim kelas.
Sumber :
Aldina Nur Karomah (2015), Pengaruh Keterampilan
Guru, Lingkungan Sekolah Dan Motivasi Belajar
Terhadap Partisipasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Batang,
Semarang : Universitas Negeri Semarang
Sherly Oktaviana Putri (2018) Faktor yang
mempengaruhi kemempuan berbahasa inggris mahasiswa
pendidikan administrasi perkantoran, Yogyakarta : UNY.

Hasil wawancara :
 Teman sejawat via Whatsapp pada
tanggal 30 Agustus 2022
Faktor siswa tidak berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran :
a. Pembelajaran terpusat pada guru
sehingga siswa terbiasa tidak
dilibatkan.
b. Siswa malu menyampaikan gagasan
karena takut dianggap pamer.
c. Siswa kurang optimis dengan
gagasannya.
d. Rendahnya kemampuan siswa
dalam menjelaskan sesuatu dalam
forum kelompoknya.
 Pakar (Kepala Sekolah di sekolah
lain) via Whatsapp VCall pada
tanggal 31 Agustus 2022
a. Kurangnya kemampuan
berargumentasi lisan.
b. Peran guru hanya sebagai fasilitator.
c. Siswa memiliki kesulitan interaksi
baik dengan guru maupun dengan
teman sebaya.
d. Guru terpusat pada siswa yang aktif
saja sehingga kurang menstimulasi
siswa yang lain.
3 Siswa belum Hasil refleksi : Berdasarkan hasil refleksi diri,
dapat 1. Guru kurang maksimal memberikan kajian literatur dan wawancara,
analisis eksplorasi penyebab
merespon stimulasi dalam percakapan.
secara aktif 2. Siswa belum memahami konteks dari masalah siswa belum dapat
dalam percakapan. merespon secara aktif dalam
pembelajaran, diantaranya :
percakapan 3. Siswa takut salah dalam pengucapan kosa
1. Siswa terbiasa
sehari-hari. kata
mendengarkan guru
Hasil Kajian Teoritis : tanpa harus banyak
Richard dan Renandya mengatakan bahwa A large bicara.
percentage of the world’s language learners study 2. Guru kurang tegas
English in order to develop proficiency in speaking. membiasakan
(2002: 201). Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa penggunaan bahasa
sebagian besar siswa di dunia, mereka belajar bahasa
Inggris untuk mengembangkan kemampuan dalam
inggris bagi siswa di
berbicara. Selain itu Harmer menyatakan bahwa ada tiga dalam kelas.
alasan untuk membuat siswa berbicara di kelas: 3. Siswa belum memiliki
a) Kegiatan berbicara di kelas untuk memberi kesempatan kesiapan mental dan
berlatih berbicara dalam kehidupan nyata, emosional dalam
b) Tugas berbicara adalah siswa yang mencoba
menggunakan beberapa bahasa yang mereka ketahui dan
berinteraksi.
diberikan umpan balik. Berfungsi untuk menentukan 4. Siswa beranggapan
seberapa baik ucapan dan masalah apa yang dialami bahwa partisipasi secara
berkaitan dengan bahasa tersebut, lisan tidak ada
c) Dalam berbicara, pengaruhnya dengan
siswa memiliki kesempatan untuk mengaktifkan elemen nilai rapor dan dan
bahasa yang telah mereka simpan dalam pikiran mereka.
Jadi secara otomatis tanpa sadar, mereka bisa
kelulusan mereka.
menggunakan kata dan frasa dengan lancar (Harmer, 5. Siswa takut membuat
2007: 87). kesalahan sewaktu
Delwita (2018) Faktor penyebab siswa tidak berpartisipasi berbicara.
secara lisan selama proses pembelajaran diantaranya : 6. Siswa takut ditertawakan
1. Siswa terbiasa mendengarkan guru tanpa teman apabila membuat
harus banyak bicara kesalahan
2. Siswa beranggapan bahwa partisipasi 7. Guru kurang
secara lisan tidak ada pengaruhnya dengan membimbing siswa
nilai rapor dan dan kelulusan mereka. untuk berani merespon.
3. Siswa beranggapan walaupun tidak aktif
selama proses pembelajaran berlangsung
siswa tetap akan lulus ujian karena yang
diujikan hanya membaca dan menulis.
4. Siswa takut membuat kesalahan sewaktu
berbicara
5. Siswa takut ditertawakan teman apabila
membuat kesalahan
Sumber :
Delwita (2018) Jurnal Sosial dan Ilmu Ekonomi, Volume
III Nomor 01 Mei-Oktober 2018, Solok : UMMY

Hasil wawancara :
 Kepala sekolah dan teman sejawat via whatsapp
pada tanggal 31 Agustus 2022. Faktor kurangnya
Interaksi lisan di dalam kelas antara lain :
a. Guru kurang tegas membiasakan
penggunaan bahasa inggris bagi siswa
di dalam kelas.
b. Siswa kurang memahami pertanyaan
sehingga tidak bisa merespon.
c. Siswa ingin merespon tetapi takut salah
dalam pengucapan.
d. Guru kurang membimbing siswa untuk
berani merespon.
e. Siswa belum memiliki kesiapan mental
dan emosional dalam berinteraksi.
 Pakar (Guru Senior) Via Wa tanggal 1
Agustus 2021.
a. Karakter siswa sendiri yang menutup
diri/introvert sehingga canggung dalam
berkomunikasi.
b. Siswa beranggapan bahwa
keterampilan berbicara bahasa inggris
hanya berlaku untuk berkomunikasi
dengan native speaker.
c. Siswa mempunyai kecemasan akan
kesalahan pengucapan, kosa kata,
intonasi, dsb
4 Siswa menolak Hasil refleksi : Berdasarkan hasil refleksi diri,
ketika diminta 1. Siswa belum percaya diri ketika kajian literatur dan wawancara,
menampilkan analisis eksplorasi penyebab
keterampilan
menampilkan kemampuan berbicaranya. masalah siswa menolak ketika
berbicara di 2. Siswa khawatir salah dalam penggunaan diminta menampilkan
depan kelas. struktur dan grammar. keterampilan berbicara di depan
3. Guru kurang inovatif dan variatif dalam kelas, diantaranya :
mencari model pembelajaran yang a. Motivasi untuk belajar
memaksimalkan kemampuan berbicara dan mengembangkan
kemampuan diri rendah
Hasil Kajian Teoritis : b. Rendahnya komponen
Menurut I Putu Mas Dewantara (2012) kebahasaan yang dimiliki
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap meliput kosa kata,
kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran pengucapan, intonasi
keterampilan berbicara berasal dari faktor dalam dsb.
(internal) dan faktor luar (eksternal), yaitu c. Siswa memiliki
(1) motif/motivasi belajar siswa yang masih kecemasan dan ketakutan
rendah; untuk tampil.
(2) kebiasaan belajar siswa yang kurang baik; d. Metode pengajaran dan
(3) penguasaan komponen kebahasaan masih stimulasi dari guru
rendah; kurang memadai.
(4) penguasaan komponen isi masih rendah; e. Media pembelajaran
(5) sikap mental siswa masih kurang baik; yang belum
(6) hubungan/interaksi antara guru dan siswa dimanfaatkan dengan
masih rendah; optimal.
(7) metode mengajar guru kurang menarik; f. Interaksi antara siswa
(8) media pembelajaran yang belum dan siswa, siswa dan
dimanfaatkan oleh guru; dan guru masih rendah.
(9) hubungan/interaksi antara siswa dan siswa
masih rendah.
Sumber :
I Putu Mas Dewantara (2012), Identifikasi
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIIE
SMP 5 Negara Dan Strategi Guru Untuk
Mengatasinya

Hasil Wawancara:
 Teman sejawat via telepon pada tanggal 31
Agustus 2021. Faktor yang mempengaruhi antara
lain ;
a. Siswa lebih percaya diri tampil dengan
metode menghafal pada keterampilan
berbicara.
b. Motivasi untuk mengembangkan
kemampuan diri rendah, siswa biasanya
terpaksa tampil di depan kelas karena
takut mendapat nilai jelek.
c. Rendahnya komponen kebahasaan yang
dimiliki meliput kosa kata, pengucapan,
intonasi dsb.
d. Siswa memiliki kecemasan dan
ketakutan untuk tampil.

5 Siswa Hasil Analisis Identifikasi Masalah : Berdasarkan hasil refleksi diri,


cenderung 1. Kurangnya penguasaan grammatical dan kajian literatur dan wawancara,
analisis eksplorasi penyebab
menggunakan pembendaharaan kosa kata pada siswa masalah siswa cenderung
google 2. Guru kesulitan memberi batasan penggunaan menggunakan google translate
translate smartphone dalam tugas keterampilan
dalam tugas 3. Siswa lebih suka memanfaatkan teknologi menulis, diantaranya :
keterampilan secara instan. 1. Siswa kesulitan
menulis. mengungkapkan maksud
Hasil Kajian Teoritis: dari tulisannya.
Penerjemahan menurut (Newmark, 1988) adalah 2. Siswa cenderung menyukai
“rendering the meaning of a text into another language in google translate daripada
the way that the author intended the text” kamus yang membuat anak
(menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain merasa cepat lelah dalam
sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang). Sedangkan kegiatan membaca dan
menurut (Bell, 1991) yang mendefinisikan penerjemahan menulis.
sebagai “Translation is the expression in another 3. Kurangnya latihan, dan
language (or target language) of what has been expressed rendahnya pengetahuan
in another, source penalaran siswa.
language, preserving semantic, and stylistic 4. Kesulitan dalam menyusun
equivalences.” Penerjemahan sebagai suatu bentuk kalimat sesuai struktur dan
pengungkapan suatu bahasa dalam bahasa lainnya sebagai grammatikal.
bahasa sasaran, dengan memperhatikan semantik dan 5. Miskonsepsi penggunaan kosa
ekuivalensi. kata pada ESP (English For
Spesific Purposes) yang
Akhadiah (1997: 14) menyatakan bahwa ada beberapa membuat siswa kebingungan.
faktor penyebab rendahnya pengetahuan menulis siswa,
seperti rendahnya pengetahuan tentang bahasa dan kaidah
bahasa, minimnya jumlah kosa kata yang dimiliki,
rendahnya minat belajar menulis, kurangnya latihan, dan
rendahnya pengetahuan penalaran siswa.
Hal itu sesuai dengan pendapat Kuncoro (2009: 6) yang
menyatakan bahwa ada dua penyebab utama yang menjadi
faktor penghambat kegiatan menulis. Pertama faktor
internal, yaitu faktor penghambat yang berasal dari dalam
diri sendiri. Kedua faktor eksternal, yaitu fakor
penghambat yang berasal dari luar pribadi tiap-tiap
individu. Faktor internal yang pertama adalah seorang
individu belum memiliki kebiasaan membaca buku.
Kedua belum memiliki kemampun berbahasa yang baik.
Ketiga belum adanya minat dan keinginan untuk menulis.
Faktor eksternal yang menghambat seseorang
untuk menulis adalah:
Pertama sulitnya mendapat bahan acuan dan referensi
untuk menulis. Kedua sulit mencari topik ataupun tema
untuk bahan tulisan.
Ketiga kesulitan dalam menyusun kalimat baku.
Sumber :
Sherly Oktaviana Putri (2018) Faktor yang
mempengaruhi kemempuan berbahasa inggris mahasiswa
pendidikan administrasi perkantoran, Yogyakarta : UNY.

Hasil wawancara :
Teman sejawat dan Kepala sekolah via whatsapp pada
31 Agustus 2022 :
 Sering terjadi miskonsepsi penggunaan kosa
kata pada ESP (English For Spesific
Purposes) yang membuat siswa
kebingungan.
 Google translate dianggap lebih efektif dalam
menerjemahkan maksud ketika menulis.
 Siswa masih menggunakan konsep kalimat
bahasa indonesia ketika menerjemahkan
kata bahasa inggris.
 Google translate lebih efektif ketika menerjemahkan
kalimat/frasa daripada siswa mencari kata satu
persatu dari kamus.

Pakar (guru senior) melalui via telepon pada 31


Agustus 2022.

 Siswa lebih tertarik pada sesuatu yang berbau digital


seperti mengakses internet untuk hal yang
menurutnya bermanfaat.
 Penggunaan gadget yang tidak bijaksana
berakibat siswa tidak memahami
keseluruhan pembelajaran, contoh : stuktur
kalimat.
 Karena siswa cenderung menyukai google translate
daripada kamus yang membuat anak merasa cepat
lelah dalam kegiatan membaca dan menulis.

Anda mungkin juga menyukai