Anda di halaman 1dari 9

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

NAMA : ARISULASTRI
GURU SD KELAS B

N
Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Solusi
o
1 Hasil Kajian Literatur Jurnal : Berdasarkan masalah Model Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Model
1. Istiqomah dkk (2021) Penerapan rendahnya kemampuan dikolaborasikan dengan media kartu huruf dan Problem Based Learning
Model Problem Based Learning membaca siswa maka kata (PBL)
Dalam Meningkatkan Keterampilan solusi yang relevan antara Berdasarkan hasil identifikasi masalah di
Membaca di SDN Somokaton 1 lain: kelas II SDN 20 Banawa Kabupaten Donggala,
Berdasarkan seluruh pembahasan ditemukan bahwa kemampuan membaca siswa
serta analisis dan validitas data yang 1. Model Problem rendah. Hal tersebut terlihat dari sebagian besar
telah dilakukan peneliti dapat Based Learning siswa kelas II belum lancar membaca bahkan ada
disimpulkan bahwa dengan ” (PBL) yang masih belum mengenal huruf dengan baik.
Penerapan model Problem Based 2. Media Kartu huruf Setelah dieksplorasi dan dianalisis (kajian literatur
Learning dan siswa yang dijadikan dan kata dan wawancara) ditemukan bahwa yang menjadi
subjek yang mandiri sangat akar penyebab masalah adalah guru kurang
berpengaruh terhadap peningkatan kreatif dalam menggunakan model pembelajaran
psikomotorik dan dapat untuk menciptakan suasana belajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa menumbuh kembangkan kemampuan baca siswa.
dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Melalui berbagai kajian literatur dan
selain itu siswa tidak merasa bosan wawancara, ditemukan bahwa salah satu model
untuk memperhatikan penjelasan pembelajaran yang dapat dijadikan solusi untuk
guru. Siswa menjadi termotivasi mengatasi masalah tersebut adalah dengan
karena dengan model Problem Based menggunakan model Problem Based Learning
Learning dalam menemukan kosakata (PBL). Mengapa? Karena Model Problem Based
dalam teks dan hasil diskusi dari Learning adalah sebuah model pembelajaran
teman sejawat selama penelitian kontekstual dengan menggunakan masalah
terbukti dengan hasil pengamatan sebagai fokus utama dari pembelajaran. Selain
bahwa hasil belajar meningkat dari daripada itu, model PBL ini juga dapat dikatakan
siklus I dan siklus II yaitu masing- fleksibel sehingga dapat digunakan pada materi
masing siklus I (45,4%) dan siklus II apa saja serta dapat dikolaborasikan dengan
(92,2%) Perolehan hasil didapatkan berbagai macam media. Problem Based Learning
dari lembar observasi bersama teman (PBL) atau pembelajaran berbasih masalah adalah
sejawat. model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para
2. Resita Resti Ernamasari (2022) peserta didik belajar berfikir kritis dan
Meningkatkan kemampuan keterampilan memecahkan masalah serta
membaca peserta didik kelas 1 SD memperoleh pengetahuan.
Negeri 4 Ngrejo. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa
Faktor keberhasilan selama proses jika model Problem Based Learning (PBL) ini
pembelajaran dipengaruhi oleh diterapkan, maka permasalahan rendahnya
perencanaan, pelaksanaan, dan kemampuan membaca siswa dapat diatasi.
penguasaan penulis terhadap materi Sebaliknya, jika model pembelajaran Problem
pembelajaran, model dan media yang Based Learning (PBL) ini tidak diterapkan maka,
digunakan. Dengan menggunakan harapan untuk meningkatkan kemampuan
model Problem Based Learning (PBL) membaca siswa akan sulit untuk diwujudkan.
menunjukan peserta lebih Padahal berdasarkan hasil penelitian Resita
termotivasi dalam mengikuti resti (2022) menunjukkan bahwa dengan
pembelajaran terlihat juga dari menggunakan model Problem Based Learning
indikator keaktifan naik dari sebelum (PBL) dapat menjadikan siswa lebih termotivasi
menggunakan model Problem Based dalam mengikuti pembelajaran hal tersebut
Learning (PBL). Penggunaan media terlihat dari indikator keaktifan naik dari sebelum
video dan media konkret kartu suku menggunakan model Problem Based Learning
kata juga membantu peserta didik (PBL) berbantuan media video dan media kartu
dalam memahami materi suku kata yang dapat membantu siswa dalam
pembelajaran. Pembelajaran yang memahami materi pembelajaran. Dari hasil
dapat diambil dari praktik baik yang penelitian tersebut maka model PBL
sudah dilakukan adalah penulis bisa dikolaborasikan dengan media kartu kata relevan
berinovasi dan berkreasi menerapkan untuk dijadikan solusi meningkatkan
pembelajaran yang menarik sesuai kemampuan membaca siswa.
kebutuhan belajar peserta didiknya.
Sehingga, dapat menciptakan
pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik dan mencapai tujuan
pembelajaran dengan maksimal.

3. Eka Teni (2019) Meningkatkan


kemampuan membaca permulaan
menggunakan media kartu kata
bergambar pada siswa kelas 1
sekolah dasar
Penelitian tindakan kelas tentang
penggunaan media kartu kata dapat
meningkatkan kemampuan membaca
siswa telah dilaksanakan dalam dua
siklus, menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut:
a) Berdasarkan hasil observasi
kemampuan guru menyusun RPP
dengan menerapkan penggunaaan
media kartu kata bergambar pada
siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Hal ini dapat
ditunjukkan pada siklus I
kemampuan guru menyusun RPP
mencapai skor rata-rata 3,72,
sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 4,00;
b) Kemampuan guru melaksanakan
pembelajaran dengan
menggunakan media kartu kata
bergambar pada siklus I dan siklus
II juga mengalami peningkatan. Hal
ini ditunjukkan pada siklus
pertama kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran
mencapai skor rata-rata 3,77,
sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 4,00;
c) Berdasarkan analisis hasil
penelitian dapat kita lihat ratarata
hasil siklus I dan siklus II
menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan membaca siswa. Hal
ini ditunjukkan dengan skor
ratarata kemampuan membaca
pada siklus I 72,57 dan pada siklus
II meningkat menjadi 87,15;
d) Jumlah siswa yang kemampuan
membacanya di atas KKM juga
mengalami peningkatan yakni
siklus I berjumlah 66,67%
meningkat menjadi 88,89%. Hal ini
berarti terjadi korelasi positif
antara penggunaan media kartu
kata bergambar terhadap
kemampuan membaca siswa.

Hasil Wawancara :
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dengan narasumber berkaitan dengan
alternatif solusi dalam meningkatkan
kemampuan membaca siswa, maka
didapatkan hasil wawancara sebagai berikut
:
1. Teman Sejawat : AKBAR,S.Pd
 Model PBL bisa digunakan dalam
meningkatkan kemampuan
membaca siswa karena PBL ini
merupakan model pembelajaran
yang fleksibel (dapat diterapkan
dalam berbagai jenis mata
pelajaran dan berbagai jenis
permasalahan) selain itu model ini
dapat dikombinasikan dengan
berbagai macam media
pembelajaran.

2. Kepala Sekolah : SITI SYARIFAH,S.Pd


 Beberapa model pembelajaran itu
bisa digunakan seperti model
Problem Based Learning (PBL)
juga cocok digunakan yang
terpenting itu dapat
mengintegrasikan semua kegiatan
yang ingin dilaksanakan dengan
langkah-langkah yang terdapat di
model tersebut serta dapat
mengatasi permasalahan yang ibu
ambil.

3. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Berdasarkan situasi yang ibu
alami, pembelajaran
berdiferensiasi cocok digunakan
agar dapat mengcover berbagai
karakteristik siswanya.
 Model Problem Based Learning
(PBL) juga cocok digunakan agar
siswa terbiasa dihadapkan
dengan suatu permasalahan yang
kemudian memicu penalaran siswa
dalam memecahkan masalah yang
diberikan.

2 Hasil Kajian Literatur Jurnal : Berdasarkan masalah Model Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Model
1. Fuji Silvi (2020) Kajian Literatur rendahnya kemampuan dikolaborasikan dengan media berbasis IT Problem Based Learning
tentang Kemampuan Pemecahan matematika siswa maka Berdasarkan hasil identifikasi masalah di (PBL)
Masalah Matematika dengan Model solusi yang relevan antara kelas II SDN 20 Banawa Kabupaten Donggala,
Problem Based Learning pada Siswa lain: ditemukan bahwa kemampuan matematika
Sekolah Dasar siswa rendah. Hal tersebut terlihat dari sebagian
Secara keseluruhan model 1. Model Problem besar siswa kelas II masih memiliki hasil belajar
pembelajaran PBL memberikan Based Learning yang rendah. Setelah dieksplorasi dan dianalisis
pengaruh positif terhadap pemecahan (PBL) (kajian literatur dan wawancara) ditemukan
masalah matematika di sekolah dasar 2. Media Berbasis IT bahwa yang menjadi akar penyebab masalah
khususnya dalam aspek kognitif adalah guru kurang kreatif dalam memilih model
pemecahan masalah matematika. serta media pembelajaran yang cocok dengan
Kriteria model pembelajaran PBL yang karakteristik materi.
mengusung konsep penemuan melalui Melalui berbagai kajian literatur dan
penyajian masalah yang kemudian wawancara, ditemukan bahwa salah satu model
dipecahkan sendiri oleh siswa sesuai pembelajaran yang dapat dijadikan solusi untuk
untuk ditetapkan pada pembelajaran di mengatasi masalah tersebut adalah dengan
sekolah dasar. Karakteristik siswa SD menggunakan model Problem Based Learning
tersebut selaras dengan sintaks model (PBL). Mengapa? Karena Model Problem Based
pembelajaran PBL yang menyajikan Learning adalah sebuah model pembelajaran
pembelajaran dengan berpikir kontekstual dengan menggunakan masalah
sistematis dimulai dengan sebagai fokus utama dari pembelajaran. Selain
penyelidikan, mengorientasi daripada itu, model PBL ini juga dapat dikatakan
masalah, melakukan investigasi, fleksibel sehingga dapat digunakan pada materi
mengembangkan dan menyajikan hasil, apa saja serta dapat dikolaborasikan dengan
serta menganalisis dan mengevaluasi berbagai macam media.
proses penyelidikan. Secara Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa
keseluruhan, keunggulan penelitian jika model Problem Based Learning (PBL) ini
ini yaitu memberikan gambaran diterapkan, maka permasalahan rendahnya
mengenai keberhasilan model kemampuan matematika siswa dapat diatasi.
pembelajaran PBL yang dapat Sebaliknya, jika model Problem Based Learning
meningkatkan kemampuan (PBL) ini tidak diterapkan maka, harapan untuk
pemecahan masalah matematika meningkatkan kemampuan matematika siswa
siswa di sekolah dasar. akan sulit untuk diwujudkan.
Padahal dengan model Problem Based
Learning berbantuan TIK lebih baik daripada
2. Hadist Awalia Fauzia (2018) siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN metode ceramah saja. Dengan berbantuan TIK,
PROBLEM BASED LEARNING UNTUK maka pembelajaran terkesan lebih menarik dan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR dapat menarik minat siswa untuk turut aktif
MATEMATIKA SD dalam pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Berdasarkan hasil analisis yang tersaji Dengan demikian bahwa model Problem Based
pada tabel di atas, dapat disimpulkan Learning berbantuan TIK relevan digunakan
bahwa pembelajaran dengan model sebagai solusi terhadap kemampuan matematis
problem based learning (PBL) dapat siswa.
meningkatkan hasil belajar
matematika peserta didik.
Peningkatan hasil belajar dari yang
terendah 5 % sampai yang tertinggi
40%, dengan rata-rata 22,9%. Rata-rata
hasil belajar peserta didik sebelum
penelitian tindakan kelas adalah 65,
042 dan setelah dilakukan penelitian
tindakan kelas dengan penerapan
model problem based learning terjadi
peningkatan menjadi 79,808.

3. Tanti Agviola Dewi dan Naniek


Sulistya Wardani (2018) UPAYA
PENINGKATAN KETERAMPILAN
PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA MELALUI
PENDEKATAN PROBLEM BASED
LEARNING SISWA KELAS II
SEKOLAH DASAR
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian yang dilakukan selama
dua siklus diperoleh dapat
disimpulkan bahwa selama proses
pembelajaran dengan menerapan
pendekatan Problem Based
Learning dapat meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelas II
SDN Blotongan 01 Salatiga
ditunjukkan dengan jumlah siswa
yang tuntas dalam belajar
matematika siklus I sebanyak 12
siswa atau 60% dari 20 siswa dan
siklus II sebanyak 18 siswa atau 90%
dari 20 siswa. serta peningkatan
aktivitas guru sebesar 25% dan
aktivitas siswa sebesar 29%.
Berdasarkan pembahasan dan hasil
analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan
pendekatan Problem Based Learning
dapat meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah maatematika
siswa kelas II SDN Blotongan 01
Salatiga.

Hasil Wawancara :
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dengan narasumber berkaitan dengan
alternatif solusi dalam meningkatkan
kemampuan matematika siswa di sekolah
dasar, maka didapatkan hasil wawancara
sebagai berikut :
1. Teman Sejawat : AKBAR,S.Pd
 Model PBL bisa digunakan dalam
meningkatkan kemampuan
membaca siswa karena PBL ini
merupakan model pembelajaran
yang fleksibel (dapat diterapkan
dalam berbagai jenis mata
pelajaran dan berbagai jenis
permasalahan) selain itu model ini
dapat dikombinasikan dengan
berbagai macam media
pembelajaran.
2. Kepala Sekolah : SITI SYARIFAH,S.Pd
 Model Problem Based Learning
(PBL) sangat cocok digunakan
pada permasalahan matematika,
dimana siswa itu lebih banyak yang
tidak menyenangi mata pelajaran
ini, namun dengan diberikan
permasalahan melalui model dan
diperkuat dengan penggunaan
media yang menarik, saya rasa
siswa akan lebih senang dengan
penyajian materi yang dapat
langsung mereka selesaikan
dengan bantuan medianya.

3. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Dalam memecahkan persoalan
yang terjadi di kelas, terutama
pada mata pelajaran matematika,
yang pertama harus dilakukan
yaitu membuat siswa merasa
menyukai/menyenangi mata
pelajaran itu dulu, caranya dengan
menarik minatnya melalui
penggunaan media yang menarik.
Yang kedua, buat siswa dalam
situasi/suasana bermain agar
mereka merasa belajar matematika
itu seru. Yang ketiga, gunakan
model pembelajaran yang dapat
memicu penalaran dan partisipasi
aktif dari siswa agar mereka
terbiasa dalam berpikir dalam
memecahkan masalahnya. Dari
ketiga hal yang disebutkan tadi,
model PBL juga sangat sesuai
dengan permasalahan yang ingin
diselesaikan.

4. Pakar : Saleha,S.Pd.M.Pd
 Di era sekarang ini, memang
pendidik itu dituntut untuk
selangkah lebih maju dari pada
siswa, karena jika pendidik tidak
mengikuti perkembangan zaman,
maka bisa jadi metode yang
digunakan itu tidak lagi sesuai
dengan karakteristik siswanya.
Maka Solusi yang kiranya tepat
dengan karakteristik siswa saat
ini yaitu sebuah model yang bisa
dikolaborasikan dengan media
berbasis IT dimana hal ini bisa
menarik perhatian siswa dan
sesuai dengan kegemarannya,
sehingga apa yang diharapkan dari
pembelajaran itu dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai