Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu Dosen Pengampu

Sastra Modren dan Klasik

PEMBELAJARAN SASTRA NARATIF YANG


IDEAL DI SMA
(Pengembangan Modul Ajar/RPP Cerpen dengan Pendekatan
Saintifik Siswa Kelas XI Sma)

Disusun Oleh

Desy Dwi Syapriani 2205124249

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul “Pembelajaran Sastra Naratif yang Ideal di Sma” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari kami sebagai penulis makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Inovasi Pendidikan.
Sebelumnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan sebagian pengetahuannya. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 20 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................4
Hasil dan Pembahasan.............................................................................................4
2. 1 Pembelajaran Sastra Naratif yang Ideal Di Sma...........................................4
2.1.1 Pengembangan Modul Ajar Cerpen dengan Pendekatan Saintifik..................................4
BAB III SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................5
3.1 Simpulan.......................................................................................................5
3.2 Saran.............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2. 1 Pembelajaran Sastra Naratif yang Ideal Di Sma


2.1.1 Pengembangan Modul Ajar Cerpen dengan Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan proses mendekati penahaman
pembelajaran secara ilmiah dengan menerapkan konsepkonsep penelitian ilmiah
menuju pembelajaran yang bersifat empiris, aktif, kreatif dan efektif.
Pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan saintifik yang
mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba (observation-based learning). Selain itu, pembiasaan yang
diterapkan pada peserta didik untuk belajar dalam jejaring melalui pembelajran
kolaboratif (collaborative learning) untuk me ningkatkan kreativitas peserta
(Dikbud, 2014).
Pada langkah praktis pembelajaran pendekatan saitifik dapat dilakukan
penguatan pendekatan dengan menerapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/
penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta
didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok, maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) (Kemendikbud, 2013)
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis teks meliputi kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi/menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan.
Menurut () Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik dalam Pembelajaran
Teks Cerpen;
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, langkah-langkah pembelajaran
saintifik meliputi kegaitan mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi
dan mengomunikasikan. Pada pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks ada
langkahlangkah pengembangan teks yang harus dilibatkan dalam proses
pembelajaran yang meliputi empat tahap pembelajaran, yaitu: (1) tahap
pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara
bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri (Kemendikbud,
2013).
Berikut akan dijelaskan langkahlangkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran teks cerita pendek pada KI 3: “3.1 Memahami tek cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan”.
Memahami teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.
Mengamati: Membaca teks cerpen dengan cermat. Untuk membangun konteks
sebelum mengamati guru (pendidik) menjelaskan: (1) tema dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan;
(2) sejarah singkat tentang cerpen dan (3) hal-hal apa sajakah yang harus
ditemukan peserta didik selama proses mengamati teks cerita pendek; (4) guru
dan peserta didik saling menyepakati pengekplorasian pengamatan mulai dari
halhal yang harus ditemukan siswa maupun temuan diluar hal-hal yang disepakati.
Dalam tahap membangun konteks dapat dilakukan juga dengan guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan stimulus mengenai pengalaman peserta didik mengenal
teks cerita pendek. Selanjutnya guru melakukan pemodelan siswa membacakan
teks cerita pendek dengan penuh apresiatif dan kreatif, agar dapat disimak dan
didengarkan sebagai proses membangun konteks menuju tahap pengamatan. Guru
juga melakukan pemodelan dengan memberikan/membagikan teks cerita pendek
yang akan dijadikan objek pengamatan. Siswa mengamati teks cerita pendek yang
diberikan oleh guru. Sebagai contoh guru dan siswa menyepakati kebebasan
mengamati dan menyepakati halhal minimal yang harus ditemukan siswa:
mengenal dan memahami bentuk teks cerpen, susunan teks, paragraf dalam teks,
kosakata, dan konjungsi yang digunakan dalam teks cerpen. Melalui proses
mengamati, siswa bisa mendapatkan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang
diamati dan dianalisis, dengan materi yang diberikan oleh guru. Tugas guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
Menanya: Mempertanyakan tentang teks cerpen (struktur dan ciri-ciri bahasa)
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca
dan dilihat. Proses menanya dalam tahapan ini dapat diartikan secara multipraktik,
baik itu praktik peserta didik menanya kepada guru mengenai hal-hal yang akan
dilakukan, kejelasan materi, maupun kejelasan instruksi pembelajaran dalam
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah. Dalam praktik kedua, siswa dapat
saling menanya, menjawab ataupun melontarkan pernyataan, baik dalam kondisi
diskusi kecil dalam kelompok pengamatan maupun dalam pembelajaran kelas
mengenai hal-hal yang hendak ditemukan, didapatkan, dan dipahami selama
proses pembelajaran. Atau sebaliknya, guru yang memberikan pertanyaan
maupun pernyataan yang akan dikritis peserta didik agar peserta didik dapat
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan
tentang hasil pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstrak,
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, dan hal lain yang lebih abstrak. Dalam
sisi interkasi, peserta didik dapat mengembangkan pola berpikir dalam berdiskusi,
beragumen, menerima gagasan/pendapat, menyampai kan pendapat pribadi secara
santun, menerima kekurangan diri dan kelebihan orang lain, dan mengembangkan
toleransi dalam kehidupan berkelompok.
Mengeksplorasikan: Mendiskusikan struktur isi teks cerpen (judul, tokoh dan
penokohan, latar, konflik, klimaks, leraian, amanat) Mendiskusikan ciri bahasa
teks cerpen. Mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya dari hasil pengamatan.
Kegiatan mengeksplorasi merupakan tindak lanjut dari menanya. Proses ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat membaca buku yang lebih
banyak, memperhatikan, dan menemukan fakta-fakta dan fenomena yang terdapat
pada objek pengamatan. Pada tahapan ini, pengintegrasian KI 1 dan KI 2 dapat
membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, dan mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/menalar: Menemukan makna isi teks cerita pendek
Mengaitkan isi cerpen dengan kehidupan nyata. Praktik menalar atau
mengasosiasi adalah aktifitas memproses informasi yang ditemukan, untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dalam pembelajaran teks cerita
pendek ini, peserta didik diasah kemampuannya dalam mengelompokkan beragam
ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa. Kemudian memasukannya menjadi
penggalan pengalaman yang akan berinterkasi dengan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, dengan cara mengumpulkan informasi, memprosesnya dengan
menemukan makna yang terkandung dalam teks, dan mengaitkannya dengan
pengalaman pada dunia nyata peserta didik. Setelah menemukan keterkaitan
antarinformasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut,
selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara
individual membuat kesimpulan.
Mengomunikasikan:
Menjelaskan teks cerpen dari segi struktur dan ciri-ciri bahasa:
 Kata-kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik, atau
kepribadiannya.
 Kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar (latar waktu, tempat, dan
suasana)
 Kata kerja yang menunjukkan peristiwaperistiwa yang dialami para pelaku.
 Struktur cerita pendek
 Sudut pandang pengarang (point of view).
 Makna isi cerita pendek (nilai-nilai yang terkandung)
 Pengalaman peserta didik yang ada kaitannya dengan teks cerita pendek.
Pada pendekatan saintifik sangat dimungkinkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari, baik
secara langsung maupun tidak. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan
atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mengamati,
mengeksplorasi, mengasosiasikan, menemukan struktur, ciriciri kebahasaan,
makna, dan pengalaman yang berkaitan dengan teks cerita pendek. Hasil tersebut
dapat disampikan di depan kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan ini dapat juga
dilakukan dengan menuliskan hasil-hasil pengamatan, pengekplorasian,
penalaran, dan penemuaan dari pembelajaran yang telah berlangsung sebagai
pengalaman peserta didik.
Menurut hasriyani Implementasi pendekatan saintifik merupakan penerapan
pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, sesuai dengan tujuan kurikulum
2013 yang menjadikan peserta didik berperan lebih aktif didalam proses belajar
mengajar. (Nurdyansah, 2016) menjelaskan bahwa proses pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan, termasuk pendekatan saintifik.
Penerapannya dimulai pada tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Ketiga
tahapan tersebut secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan pendekatan
saintifik.
Pada kegiatan perencanaan pembelajaran dapat diketahui bahwa perencanaan
pembelajaran sangat penting untuk dipersiapkan oleh guru karena dengan memiliki
perencanaan pembelajaran guru memiliki pedoman sehingga proses kegiatan belajar
mengajar lebih siap dan terstruktur. Berdasarkan hasil analisis RPP guru telah
memaparkan pendekatan saintifik pada RPP yang telah dibuat, guru menjabarkan
pendekatan saintifik dalam kegiatan inti pembelajaran yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan
mengkomunikasikan, penulisan kegiatan 5M ditulis secara berturut-turut setiap
kompetensi dasar pembelajaran.
Seperti yang diungkap oleh (Prihadi, 2014) dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), seorang tenaga pendidik mendesain kegiatan belajar yang sistematis sesaui dengan
langka ilmiah. Kegiatan peserta didik diarahkan untuk mengostruksi konsep,
pengetahuan, pemahaman, pemahaman, serta keterampilan dengan bantuan tenaga
pendidik melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Langkahlangkah tersebut tidak semestinya digunakan secara
berurut, akan tetapi dapat dilakukan sesuai pengetahuan yang akan dipelajari. Pada
kegiatan pendahuluan guru menciptakan kelas yang nyaman dan kondusif, menjelaskan
kompetensi yang akan dicapai, menyampaikan garis besar cakupan materi dan
menyampaikan lingkup dan teknik penilain. Selanjutnya siswa melakukan berdoa
bersama sebelum memulai pembelajaran, guru membukan dengan ucapan salam dan
menanyakan kabar siswa, tak lupa pula guru melakukan pengecekan terhadap kehadiran
siswa. Guru selalu mengutamakan kelas yang nyaman sebelum memulai pembelajaran
karena dalam proses pembelajaran rasa nyaman sangat dibutuhkan karena mampu
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan
orientasi dengan melakukan salam pembuka dan memeriksa kehadiran siswa, melakuka
apersepsi sebelum masuk ke materi selanjutnya agar siswa tidak lupa terhadap
pembelajaran sebelumnya, serta mampu mengetahui keterkaitan materi sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari, melakukan kegiatan motivasi, dan pemberian acuan
dengan memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas.
Sebagaimana dikemukakan oleh, (Nurhamidah, 2018) (Zolikhah, 2020) Pada
kegiatan pendahuluan, tugas guru tidak hanya sebagai penyampai informasi kepada
peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didiknya agar mereka dapat belajar dengan suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, nyaman, dan berani mengemukakan pendapat
secara terbuka. Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefektifkan proses
pembelajaran adalah bahwa semua manusia (peserta didik)
dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tak pernah terpuaskan, dan mereka semua
memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Pada kegiatan inti guru bahasa
Indonesia melaksanakan praktik pendekatan saintifik yaitu, mengamati, menanya,
mencari informasi/mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan dan peserta didik
menerimanya dengan baik, melalui sumber belajar dan penunjang lain di dalam kelas.
Pada aspek mengamati guru memfasilitasi siswa dengan mengamati gambar, video,
bacaan. Siswa mengamati gambar dan membaca teks terkait materi yang diamati, gambar
dan teks bacaan hampir semuanya menggunakan buku lembar kerja siswa (LKS),
selanjutnya guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait denga materi yang telah
diamati. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, guru tidak hanya meminta siswa
mengamati gambar atau teks bacaan, namun guru juga membimbing siswa untu
melakukan tindak lanjut dari kegiatan mengamati, guru melakukan tanya jawab terhadap
hal yang diperoleh setelah mengamati. Pada kegiatan mengamati siswa selalu antusias
apabila guru menggunakan media, memperlihatkan video atau melihat materi yang ada di
media youtube atau membuka internet sebagai upaya untuk mempermudah pemaham
siswa terhadap materi pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran sangat
memberikan pengaruh terhadap minat siswa untuk belajar, karena penggunaan media
tersebut memberikan variasi model pembelajaran yang tidak berfokus pada buku saja,
sehingga siswa tidak akan merasakan bosan dan mampu membangkitkan semangat lebih
tinggi. Senada dengan (Daryanto, 2014) mengungkapkan bahwa peran guru dalam
pembelajaran adalah memfasilitasi siswa untuk melakukan proses mengamati, guru bisa
menyajikan media berupa gambar, video, benda nyata, miniatur, dll. Dr.Rusman (dalam
Kirom, 2017) juga mengungkapkan hal yang sama bahwa guru berperan sebagai mediator
sekaligus fasilitator bagi siswa. Sebagai tugas mengajar, guru sudah seharusnya memiliki
penguasaan terhadap media pembelajaran, karena media digunakan dalam pendidikan
untuk mengefektifkan berlangsungnya proses pembelajaran sehingga hal tersebut sangat
diperlukan, begitupun peran guru sebagai fasilitator yang sudah seharusnya dapat
mengusahakan sumber pembelajaran guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
baik itu yang berupa teks, maupun dari sumber lainnya.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/article/viewFile/8706/pdf
Syarifuddin, H. (2023). Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013. Journal of Health Education Economics
Science and Technology (J-HEST), 5(2), 259-269.

Anda mungkin juga menyukai