KELOMPOK 4
I. DEFINISI KONSEP
c. Unsur CQI
Sebagai salah satu prinsip TQM, CQI memiliki beberapa unsur pokok yang harus
selalu dipertahatikan. Unsur-unsur tersebut adalah; pendekatan, aktivitas, dan struktur.
Pendekatan perbaikan berkesinambungan berbeda dengan pendekatan tradisional. Dalam
pendekatan Tadisional, perbaikan terjadi hanya apabila ada pengembangan produk baru dan
reaksi terhadap masalah-masalah yang menonjol. Sedangkan dalam TQM, manajer
memperbaiki setiap aspek dalam sistem organisasi pada setiap kesempatan, bahkan pada saat
tidak ada masalah besar. Dalam pendekatan tradisional, manajer melakukan perbaikan dengan
coba-coba, sedangkan dalam TQM manajer menggunakan metode ilmiah untuk mempelajari
perubahan yang diusulkan dan akibat yang dapat ditimbulkan. Dalam pendekatan tradisional,
manajer tidak toleran terhadap kesalahan. Mereka memandang kesalahan sebagai kegagalan
personal dan merespon hal tersebut dengan hukuman untuk menakut-nakuti yang bersalah.
Dalam TQM, kesalahan tidak disukai, tetapi manajer memandang kesalahan sebagai
Kesempatan untuk belajar. Setiap orang secara terbuka mengakui kesalahan karena manajer
tidak mencari orang yang salah, tetapi berusaha untuk memperbaiki sistem atau proses. Dalam
pendekatan tradisional, manajer membuat keputusan yang secara politis bermanfaat untuk
mencapai tujuan jangka pendek personal. Dalam TQM manajer membuat keputusan untuk
mendukung tercapainya tujuan strategis jangka panjang.
Unsur CQI selanjutnya adalah struktur perbaikan kualitas. Perbaiakan kualitas tidak
terjadi begitu saja, tetapi direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis dan tahap demi
tahap. Agar suatu organisasi dapat melaksanakan perbaikan berkesinambungan, organisasi
tersebut harus terstruktur dengan tepat. Langkah-langkah strukturisasi untuk perbaikan kualitas
menurut Joseph Juran terdiri atas tiga langkah. Pertama, membentuk dewan kualitas yang
bertanggungjawab atas perbaikan berkesinambungan. Menurut Juran, tanggung jawab dasar
dewan ini adalah untuk mengadakan, mengkoordinasi, dan melembagakan perbaikan kualitas
tahuan. Kedua,menyusun pernyataan tanggung jawab dewan kualitas. Pernyataan tanggung
jawab yang telah disetujui oleh pimpinan perlu disusun dan didistribusikan agar setiap anggota
dewan dan karyawan lain memahami tanggung jawab dewan kualitas. Ketiga, membangun
infrastruktur yang diperlukan.
Namun demikian, perlu diingat bahwa menciptakan budaya kerja dalam dunia
pendidikan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan usaha keras tanpa lelah
oleh siapa sajayang berkecimpung di dalamnya. Artinya, usaha tersebut harus ditempuh oleh
pihak-pihak terkait secara bersamaan dan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
Jurnal 2
Diambil dari : https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
Poppy Rachman ; Implementasi Plan-Do-Check-Act (Pdca) Berbasis Key Performance
Indicators (Kpi): Studi Kasus Di Smp-Sma Integral Ar-Rohmah Dau Malang
Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Vol. 04 No. 02 (2020) : 14-27
Jurnal 1
Implementasi metode PDCA tidak saja untuk perusahaan manufaktur, namun juga
dalam industri jasa, yang membedakan adalah pada jenis proses atau bisnis proses antara
produksi (manufaktur) dengan industri jasa (Z. Wani et al. 2019). Penelitian Sivakumar et al.
(2013) melihat pelaksanaan program Blended Learning dengan metode PDCA. Hasil penelitian
Sivakumar et al (2013) menunjukkan bahwa pelaksanaan program Blended Learning pada
perguruan tinggi masih menemukan banyak masalah salah satunya adalah sumber daya
manusia dalam menjalani program Blended Learning. Hasil penelitian Sivakumar et al. (2013)
ini menunjukkan bahwa dengan metode PDCA, maka manajemen lembaga pendidikan dapat
mengetahui kekurangan dari program Blended Learning. Penelitian Sivakumar et al. (2013) ini
juga menunjukkan bahwa penggunaan metode PDCA tidak hanya diterapkan dalam
mengontrol kualitas pelayanan, namun juga untuk program-program yang ada di lembaga
pendidikan.
Artikel-artikel mengenai penerapan metode PDCA baik di institusi manufaktur maupun
jasa memberikan hasil yang sama. Metode PDCA dapat mengidentifikasi permasalah secara
detail, sehingga institusi dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Sebaiknya di perlukan penelitian lebih lanjut yang meliputi bidang yang lebih banyak
dan penyebaran objek penelitian yang lebih beragan supaya mendapatkan tingkat kepercayaan
yang lebih tinggi lagi.
Jurnal 2
Proses PDCA dikembangkan kedalam berbagai perpektif cara mengelola mutu, yakni konsep:
a) pengendalian mutu (quality control); b) penjaminan mutu (quality asssurance); dan c)
peningkatan mutu (quality improvement). Konsep pengendalian mutu dalam pendidikan
merupakan kegiatan untuk mendeteksi produk pendidikan yang menyimpang dari standar yang
telah ditentukan. Pengendalian mutu lebih berorientasi pada produk, yakni hasil belajar sebagai
tujuan dari pendidikan atau jasa pendidikan. Learning outcome dideskripsikan berdasarkan
kelulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar yang merupakan acuan dalam menyatakan
mutu. Pada konsep penjaminan mutu, tidak hanya fokus pada akhir layanan atau jasa
pendidikan, namun melakukan penjaminan mutu dilakukan saat kegiatan pendidikan
berlangsung. Sedangkan konsep peningkatan mutu adalah kombinasi dari upaya pengendalian
mutu dan penjaminan mutu yang diperluas dengan upaya-upaya peningkatan
Implementasi teori PDCA dalam pengembangan manajemen mutu berbasis KPI
dijalankan dengan baik. Sehingga menjadikan hasil yang diperoleh dari penerapan teori PDCA
berbasis KPI bisa meningkatkan target yang ingin dicapai oleh lembaga
DAFTAR PUSTAKA
R. Fauzy*1, Eki Febridiko2, Humiras Hardi Purba3, Implementasi Metode PDCA di Berbagai
Organisasi : Kajian Literatur. 1,2,3 Industrial Engineering Department, Universitas
Mercu Buana. Journal of Industrial and Engineering System (JIES) e-ISSN: 2722-7979.
Vol. 2 No. 1, Hal 21 – 28
https://www.researchgate.net/publication/354119301
Ahmad Syaifollah, Konsep Continuous Quality Improvement (CQI) dalam Dunia Pendidikan,
Jurnal, Institut Studi Islam Darussalam
https://ejournal.unida.gontor.ac.id
Nasution, M.Sc., Drs. M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
Pekar, Jack P. 1995. Total Quality Management: Guiding Principles for Application. American
Society for Testing and Materials.
Philadelphia
Sallis, Edward. 2010. Total Quality Management in Education, terj. Dr. Ahmad Ali Riyadi &
Fahrurrozi, M.Ag. IRCiSoD. Yogyakarta