Anda di halaman 1dari 32

Total Quality

Management
Kelompok 10:
1. Rahayu Wanda Oktavini (A1C019198)
2. Rizkian Sulistia (A1C019214)
3. Rosliana Aledia Maryam (A1C019219)
Sejarah Total

01
Quality
Management
Total Quality Management (TQM) bermula
di AS selama PD II, ketika ahli statistik AS
W. Edward Deming menolong para insinyur
dan teknisi untuk menggunakan teori
statistik untuk memperbaiki kualitas
produksi.
Seperti halnya pendekatan kualitas teknis,
TQM juga menekankan pada pentingnya
input namun mengembangkannya dari
kompetensi teknis ke juga termasuk
pentingnya motivasi orang dan
kemampuannya untuk bekerja dalam tim
dalam rangka memecahkan persoalan.
Sebagai tambahan, TQM berfokus
pada pentingnya proses bisnis yang
baik (terutama satu pola yang
mengurangi hambatan dari batasan
internal) dan mengerti kebutuhan
detail pelanggan sehingga kebutuhan
mereka dapat sepenuhnya tercapai.
Keperluan-keperluan ini sejauh ini
mencapai tahap dimana TQM menjadi
pemikiran terbaik sebagai filosofi
manajemen umum daripada
pendekatan tertentu untuk kualitas.
Jadi dapat disimpulkan awal mulanya
TQM (Total Quality Management)
adalah di dunia bisnis.
Definisi Total

02 Quality
Management
ISO 8402 (Quality Vocabulary) mendefinisikan
Manajemen Kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi
manajemen secara keseluruhan yang menentukan
kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung
jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat
seperti:

● Perencanaan kualitas (quality planning)


● Pengendalian kualitas (quality control)
● Jaminan kualitas (quality assurance)
● Peningkatan kualitas (quality improvement)

Manajemen Kualitas pada dasarnya berfokus pada


perbaikan terus-menerus untuk memenuhi kepuasan
pelanggan. Dengan demikian, Manajemen Kualitas
berorientasi pada proses yang mengintegrasikan semua
sumber daya manusia, pemasok-pemasok (supplier),
dan para pelanggan (customers), di lingkungan
perusahaan (corporate environment).
Manfaat Total

03
Quality
Management
Menurut (Nasution, 2005:42), manfaat TQM dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat
memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan output yang bebas dari kerusakan.
Penerapan TQM dalam perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui dua rute:

01 02
Perusahaan dapat memperbaiki Perusahaan dapat meningkatkan
posisi persaingannya sehingga output yang bebas dari kerusakan
pangsa pasarnya semakin besar dan melalui upaya perbaikan kualitas.
harga jualnya dapat lebih tinggi. Hal ini menyebakan biaya operasi
Kedua hal ini mengarah pada perusahaan berkurang dengan
meningkatnya penghasilan demikian laba yang diperoleh akan
sehingga laba yang diperoleh juga meningkat.
semakin besar.
Adapun keunggulan perusahaan yang
menerapkan TQM adalah:

Adanya perubahan Adanya upaya pencegahan artinya


TQM mengembangkan konsep sejak dari perancangan produk,
kualitas dengan pendekatan dan perbaikan secara
terus-menerus dengan proses produksi hingga menjadi produk
totalitas. Kualitas bila akhir menghasilkan produk yang baik
dipandang dari sudut pandang menerapkanTQM
perusahaan dituntut tanpa ada produk yang cacat (zero
konsumen diartikan sebagai defect) sehingga perusahaan mampu
kesesuaian. untuk selalu belajar
dan berubah mengurangi biaya (cost reduction),
memperbaiki atau menghindari pemborosan dan
meningkatkan menghasilkan produk secara efektif dan
kemampuannya. efisien dan pada akhirnya dapat
meningkatkan profit bagi perusahaan.
Prinsip dan

04
Unsur Pokok
Total Quality
Management
Empat prinsip utama dalam TQM
adalah sebagai berikut :

Kepuasan pelanggan

Respek terhadap setiap orang

Manajemen berdasarkan fakta

Perbaikan berkesinambungan
Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa
prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun
atas dasar lima pilar sistem yaitu: Produk, Proses,
Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen. Produk
adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian
organisasi. Mutu dalam produk tidak mungkin ada
tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses
tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat.
Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa
pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari
bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi
semua yang lain. Setiap pilar tergantung pada
keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah
dengan sendirinya yang lain juga lemah.
Yang membedakan TQM dengan pendekatan-
pendekatan lain adalah komponennya. Komponen
ini memiliki sepuluh unsur utama (Goetsch dan
Davis dalam Nasution, 2005:22-24), yaitu:

● Fokus pada Pelanggan


● Obsesi terhadap Kualitas
● Pendekatan Ilmiah
● Komitmen Jangka Panjang
● Kerja Sama Tim (Teamwork)
● Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
● Pendidikan dan Pelatihan
● Kebebasan yang Terkendali
● Kesatuan Tujuan
● Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Perbedaan Total
Quality

05
Management
dengan metode
manajemen
lainnya.
Proses
Asal Intelektualnya 4 Perbedaan Pokok diseminasi/
penyebaran
TQM : Statistical, yakni berdasarkan
Dalam metode lain biasanya bersifat
sampling dan analisis varians.
hirarki dan top down.
Sementara metode manajemen
Sementara TQM berpendapat bahwa
lainnya biasanya bersumber dari
penggerak bukan hanya dari CEO tapi
ilmu-ilmu sosial, psikologi dan
melainka dari manajer departemen
sosiologi

Sumber Inovasinya Asal Negara Kelahirannya


TQM berasal dari para pionir seperti insinyur TQM berasal dari Amerika Serikat (keterampilan teknikal
Teknik industry dan ahli fisika yang bekerja dana anlisis) namun dikembangkan di Jepang
di industry dan pemerintahan. (impelemnetasi dan pengorganisasian) dan berkembang di
Sementara metode lainnya berasal dari Eropa dan Asia (keahlian dan integritas).
sekolah bisnis serta perusahaan konsultan Sementara metode lainnya sebagian besar berasal dari
Amerika Serikat kemudian tersebar ke seluruh dunia.
06
Metode Total
Quality
Management
Metode Edward Deming
Metode yang terkenal dari Edwars Deming ialah Siklus Deming (demig cycle).
Deming cycel terdiri atas 4 komponen utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus
PDCA (Plan do Check-Act), yakni diantaranya :

• Mengembangkan rcencana perbaikan (plan)

• Melaksanakan recana (do)

• Memeriksa & meneliiti hasil yang dicapai (Check/


Study)
• Melakukan Tindakan penyesuan jika diperlukan (act)
Metode Joseph M. Juran
Juran menyatakan bahwa kualitas adalah cocok dan sesuai untuk
digunakan (fitness for use) yang artinya suatu barang/jasa harus dapat
memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya.
“Juran’s Basic Steps to Progress” yakni 3 langkah dasar yang harus
dilakukan perusahaan bila mereka ingin mencapai kualitas tingkat dunia,
yakni :
• Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang
dikombinasikan dengan dediksi dan keadaan yang mendesak
• Mengadakan program pelatihan seara luas
• Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen
yang lebih tinggi.
Metode Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan
pencegahan yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima
secara statistik (acceptable quality level).
Dalil – Dalil Manajemen Kualitas menurut Crosby ialah sebagai berikut :
 Definis Kualitas adalah sama dengan persyaratan
 Sistem Kualitas adalah pencegahan
 Kerusakan no (Zero Effect) merupakan standar kinerja yang harus
digunakan
 Ukuran Kualitas adalah Price of Nonconformance
Faktor – Faktor
Yang Dapat

07 Menyebabkan
Kegagalan Total
Quality
Management
…............
…..............
...
…............
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan sehingga TQM tidak
berjalan dengan baik antara lain :

% % %

Delegasi dan Team Mania Proses


Kepemimpina yang tidak
Penyebarluasan
baik dari manajemen
senior
…............
…..............
...
…............
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan sehingga TQM tidak
berjalan dengan baik antara lain :

% % %

Menggunakan pendekatan Harapan yang Empowerment


yang terbatas dan Terlalu yang bersifat
dogmatis Berlebihan dan premature
Tidak Realistis
08
Faktor
Penghambat
Efektivitas
Implementasi
TQM di
Indonesia
Menurut data analisis dari Amar & Zain (2001) ada
11 faktor penghambat implementasi TQM yakni
diantaranya :
 Masalah SDM
 Sikap Terhadap Kualitas
 Budaya
 Hubungan Antar Departemen
 Material
 Mesin
 Peralatan
 Informasi yang berkaitan dengan kualitas
 Metode
 Pelatihan
 Pembiayaan
.
Contoh Kasus
Penerapan TQM
Perusahaan Gula Candi Baru Sidoarjo
“Penerapan TQM Suatu Evaluasi Melalui Karakteristik Kerja”

Metode Penelitian :

Tempat : Perusahaan Gula Candi Baru Sidoarjo Jl. Raya Candi No. 10 Sidoarjo
Objek penelitian : Seluruh Karywan Tetap sejumlah 266 Karyawan.
Sumber informasi : Kuisioner dan Wawancara.
Variabel yang diamati : Variasi Keterampilan, Identifikasi Tugas, Signifikasi Tugas, Otonomi, dan Umpan Balik
Analisis : Analisis Deskriptif mengenai persepsi karyawan terhadap karakteristik kerja setelah
dilakukannya TQM dengan satuan tugas yang dinamakan GKM (Gugus Kendali Mutu)
Hasil Analisis
Variabel yang diamati :
 Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Variasi Keterampilan
Karyawan sudah menyadari akan keterampilan yang dimilikinya dan menggunakannya dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan fasilitas yang ditunjang oleh perusahaan serta dilihat dari
deadline yang diberikan juga untuk menyelesaika suatu tugas.
 Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Identifikasi Tugas
Cara dan hasil kerja karyawan sudah baik menurut karyawan itu sendiri serta menurut rekan
kerja juga
 Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Signifikasi Tugas
Kerjasama yang terjalin antar karyawan maupun dengan supervisor menunjukkan adanya
keterkaitan yang baik walaupun bidag pekerjaan mereka berbeda tetapi tetap saling mendukung
demi tercapainya hasil kerja yang optimal dan tidak mementingkan keberhasilan individu.
Hasil Analisis
 Kepuasan Kerja Terhadap Otonomi
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pendapat karyawan tidak sama. Perusahaan memberikan
kebebasan dalam bekerja dan mengambil keptusan bagi karwayan, namun pendapat ini tidak
sama bagi semua karyawan. Ditunjukkan disitu bahwa oara karyawan yang sudah seniot (>10
tahun bekerja) tidak bisa mengambil keputusan sendiri melainkan harus menunggu adanya
perintah dari atasan terlebih dahulu (kurangnya inisiatif)

 Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Umpan Balik


Tiap karyawan memiliki kepedulian untuk saling memberikan masukan tentang keefektifan kerja
dengan cara saling memberikan informasi dalam pekerjaan. Serta supervisor aktif memberikan
masukann masukan kepada karyawan dalam menjalankan tugasnya dengan baik. , namun
kedekatan dengan manajer masih dirasa kurang berdasarkan hasil dari angka penelitian
Kesimpulan
Penerapan TQM pada soft side di pabrik gula Candi Baru Sidoarjo, telah menerapkan pendidikan,
keterampilan yang dimiliki karyawan dalam pekerjaan, namun ada hal yang tidak dapat diubah
oleh beberapa karyawan atau malah sebagian besar karyawan. Karyawan belum merasa puas
dengan adanya otonomi yang diberikan padahal hal utama yang diharapkan timbul dari adanya
penerapan TQM adalah otonomi karyawan. Karyawan dengan masa kerja lebih dari 10 tahun
telah terbiasa dengan pola kepemimpinan lama sehingga mereka merasa tidak nyaman
dengan kebebasan yang diberikan dalam bekerja.
Saran dari penelitian ialah perusahaan hendaknya lebih mempersiapkan karyawannya untuk
menghadapi perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja sebagai akibat adanya penerapan
TQM. Misalnya, dengan mulai melatih karyawan untuk memutuskan sesuatu yang harus
diselesaikannya tanpa menanyakannya kepada supervisornya, selanjutnya apabila karyawan telah
terbiasa, akan lebih mudah untuk membiasakan karyawan merubah cara pandangnya terhadap
peran manajer.
Thank You 
Do you have any
questions ?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images ;) 
by Freepik
Pertanyaan dan Jawaban
1. Nurul Uswah (A1C019190) Pertanyaan untuk kelompok 10 Apakah pabrik gula Candi Baru
Sidoarjo sudah menerapkan prinsip" utama dalam TQM? Jika sudah apa dampaknya terhadap
perusahaan tersebut? Terimakasih

Jawabannya ialah sudah menerapkan yakni fokusnya ke prinsip respek terhadap setiap orang,
yakni setiap orang atau karyawan dalam perusahaan diperlakukan dengan baik dan diberikan
kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan. PT Pabrik Gula Candi
Baru Sidoarjo memberikan kebebasan kepada karyawan dalam mengambil keputusan terbaik
mereka. Nah fokus dari penerapan TQM yang diterapkan di PT Gula Candi Baru Sdioarjo ialah
organisasinya itu sendiri. Kualitas ataupun mutu dari suatu produk tidak akan ada tanpa
kualitas/mutu didalam prosesnya, Kualitas di dalam prosesnya tidak mungkin ada tanpa adanya
organisasi yang baik di dalamnya, begitu pula organisasi yang baik tidak akan ada tanpa adanya
pemimpin yang memadai. Nah PT. Gula Candi Baru Sidoarjo memulai penerapann TQMnya
dimulai dari kualitas sumber daya manusia/karyawan didalam perusahaannya.
Dampak terhadap perusahaan setelah menerapkan TQM :
1. Para karyawan mengetahui keterampilannya masing masing dan mengunakannya degan baik
dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan deadline yang telah diberikan
2. Kerjasama antar karyawan dengan supervisor berlangsung baik dengan saling mendukung
walaupun bidang pekerjaannya mereka berbeda dan tidak mementingkan keberhasilan individu
sehingga dengan itu hasilnya akan lebih optimal
3. Para karywan perusahaan memiliki kepedulian untuk saling memeberikan informasi terkait
pekerjaan dan para supervisor juga aktif memberikan masukan dalam setiap pekerjaan yang
dilakukan karyawan. Nah hal hal yang tadi adalah dampaknya dengan diterapkannya TQM,
namun bagi para karyawan yang senior masih susah dalam penerapan TQM ini dan masih
merasa tidak nyaman karena belum terbiasa.
Pertanyaan dan Jawaban
2. Rio Abdurrahman (A1C0119207) Pertanyaannya singkat saja apa penyebab dan kenapa hal
dimana kita sudah mencoba merapkan TQM dalam Implimentasinya tapi perusahaan masih sulit
untuk mendaptkan tujuan dari penerapan TQM? Jika ada kasus yang serupa biasa dikaitkan.
Terimakasih

Jawab:
Secara umum, terdapat beberapa faktor penyebab yang memungkinkan keadaan tersebut yaitu
sbb:
1.  Kurangnya komitmen manajemen puncak.
2.  Kurangnya dukungan infrastruktur untuk implementasi TQM.
3.  Partial quality management
4. Kurangnya pengetahuan tentang konsep TQM yang akan mempersulit karyawan untuk
menerima dan menerapkan kosep TQM.
5.  Budaya organisasi kurang mendukung implementasi TQM, dimana belum sepenuhnya
berfokus pada kepuasan pelanggan.

Contoh kasusnya yaitu: Penerapan TQM pada soft side di pabrik gula Candi Baru Sidoarjo,
dimana perusahaan telah menerapkan pendidikan, ketrampilan yang dimiliki karyawan dalam
pekerjaan, namun ada hal yang tidak dapat diubah oleh beberapa karyawan atau malah sebagian
besar karyawan. Karyawan belum merasa puas dengan adanya otonomi yang diberikan padahal
hal utama yang diharapkan timbul dari adanya penerapan TQM adalah otonomi karyawan.
Karyawan dengan masa kerja lebih dari 10 tahun telah terbiasa dengan pola kepemimpinan lama
sehingga mereka merasa tidak nyaman dengan kebebasan yang diberikan dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai