Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MANAJEMEN SUPERVISI

TEAMWORK
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Manajemen
Supervisi

Disusun Oleh :
Kelompok 8 / Kelas 3C
1. A. Rahmat Ramadhan F (1517477)
2. Anisah Nur Fauziyah (1517257)
3. Leonita Fany T (1617605)
4. Nurul Khotimah (1517411)
5. Rerry Rofica Nabila (1517427)
6. Tegar Putra M (1517462)

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
BOGOR
2017

Manajemen SupervisiTeamwork |1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Team Work tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya
bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Bogor, 09 November 2017

Penyusun,

Manajemen SupervisiTeamwork |2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
2.1 Definisi Teamwork .................................................................................. 6
2.2 Manfaat dan Fungsi Teamwork ............................................................... 7
2.3 Jenis Teamwork....................................................................................... 8
2.4 Model Efektivitas Teamwork .................................................................. 9
2.5 Peranan Teamwork .................................................................................. 13
2.6 Tahap Perkembangan Teamwork ............................................................ 14
2.7 Dimensi dalam Teamwork ...................................................................... 17
BAB III STUDI KASUS ..................................................................................... 19
3.1 Kinerja PT Unilever Tbk. Guna Memenuhi Kebutuhan Konsumen...... 19
3.2 Proyek Listrik 35 Ribu Megawatt Butuh Kekompakan .......................... 22
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 25
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25
4.2 Saran ....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

Manajemen SupervisiTeamwork |3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain.
Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik
yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa
berbagi, saling memberi support dan bergotong royong. Manusia tidak hanya
membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau kesenian, tetapi
juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih
terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup
lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap
dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan
orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim
justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan
inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap
positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling
mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan
dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap
kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim.
Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan
organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian. Makalah ini akan
membahas definisi teamwork, manfaat dan fungsi teamwork, jenis teamwork,
perbedaan tim kerja dan kelompok kerja, peranan tim kerja, tahap
perkembangan teamwork, dan dimensi dalam tim kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi teamwork ?
2. Apa saja jenis teamwork ?
3. Apa saja ciri-ciri teamwork yang efektif?

Manajemen SupervisiTeamwork |4
4. Apa perbedaan tim kerja dan kelompok kerja ?
5. Apa saja peranan tim kerja ?
6. Bagaimana tahap perkembangan teamwork ?
7. Apa saja dimensi dalam tim kerja ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi teamwork.
2. Mengetahui jenis teamwork.
3. Ciri-ciri teamwork yang efektif.
4. Mengetahui perbedaan tim kerja dan kelompok kerja.
5. Mengetahui peranan tim kerja.
6. Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
7. Mengetahui dimensi dalam tim kerja.

Manajemen SupervisiTeamwork |5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Teamwork


Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja
sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang
menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut
bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari
pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja
tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan
dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim
harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam
tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar
belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai
anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu
sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota
tim saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan
memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat
penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan
komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.

Manajemen SupervisiTeamwork |6
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang
mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang
dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat
teamwork lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang
brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu
tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling
tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang
yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu
merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola
secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar
anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim :
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang
menjadi perhatian team.
2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana
mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja
dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan
motivasi team dalam pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan
jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja

2.2 Manfaat dan Fungsi Teamwork


Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat
merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam
mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan , merundingkan dan bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja Dalam Tim

Manajemen SupervisiTeamwork |7
a) Bagi Organisasi Tim
1) Meningkatkan produktivitas kerja.
2) Meningkatkan kualitas kerja.
3) Meningkatkan mentalitas kerja.
4) Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
2) Sebagai media aktualisasi diri.
3) Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja Dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program
kerja.
b) Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki
keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya,
memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi,
dan memiliki kemampuan yang tepat.

2.3 Jenis Teamwork


Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi
sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari
seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai
komando organisasi formal.
3. Tim Horizontal

Manajemen SupervisiTeamwork |8
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa
karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area
keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar
organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan
atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua
puluh orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi
pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap,
dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua
belas karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana
mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas,
efisiensi, dan lingkungan kerja.

2.4 Model Efektifitas Teamwork


Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil hasil produktif dan
kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk
memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian
mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif
berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan
oleh tujuan tujuan tim. Faktor faktor yang mempengaruhi efektifitas tim
yaitu konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan
system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan
komposisi tim. Karakteristik karakteristik tim ini mempengaruhi proses
internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para
pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat tingkat perkembangan,
kekompakan, norma norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang
efektif. Berikut adalah ciri-ciri tim yang efektif :

Manajemen SupervisiTeamwork |9
1. Tujuan yang sama
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal
yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika
ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan,
ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana
harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua
anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama,
sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki
antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi
kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan
pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian
mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang
mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka
akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk
kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas.
Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka
berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah
ditentukan sebelumnya.
4. Komunikasi yang efektif
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif
antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda
tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas
utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada
mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak
yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun
menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 10
informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya.
Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan
monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan
correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam
menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus
dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim.
Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan
senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang
berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun
perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik
yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera
dikendalikan.
6. Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu
banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang
lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota
tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin,
menunjukkan kekuasaannya di bidang yang menjadi keahlian dan
tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut
bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
7. Keahlian
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu
jenis suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu
suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara
yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda
(sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan
lebih harmonis.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 11
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-
anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih
mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda
tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih
mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang
berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya
keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah
memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat
apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih
terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang
bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan
dalam bentuk uang. Saya sangat menghargai ketulusan Anda membantu
pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya, merupakan
satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk
apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam
berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan fasilitas
transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran
positif. Dengan menggunakan kacamata hitam, dunia yang Anda lihat
akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan, dunia pun
terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan kacamata sikap dan
pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan
pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah
yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan
pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.
8. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka
dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk
melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama
proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki.
Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 12
mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai
cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri,
evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat
pada saat meeting.

2.5 Peranan Teamwork


Peranan tim secara umum yaitu menggunakan kemampuan dan keahlian
unik mereka yang bebas dari berbagai pembelajaran akademis (misalnya
kemampuan mengkoordinasi, kreatifitas, komunikatif). Sembilan peran tim
yang harus dipenuhi yaitu:
1. Pencipta-pembaharu (creator-inovator)
Orang yang mempunyai imajinatif tinggi baik dalam memprakarsai
gagasan atau konsep, dengan ciri tidak tergantung, suka bekerja sendiri,
cara dan gaya kerja tersendiri, pengaturan waktu menurut selera mereka
sendiri.
2. Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)
Orang dalam kelompok ini senang mengambil gagasan baru dan
memperjuangkan kasus, menemukan sumberdaya untuk mempromosikan
gagasannya. Kelemahan orang dalam kelompok ini: tidak selalu sabar
dalam mengendalikan ketrampilan untuk memastikan gagasan
ditindaklanjuti secara rinci.
3. Penilai-pengembang (assessor-developer)
Individu dalam kelompok ini mempunyai ketrampilan analisis yang
kuat, paling baik jika mereka diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan
menganalisis sebelum diambil suatu keputusan.
4. Pendorong-pengorganisasi (Thruster-organizer)
Individu dalam kelompok ini suka menyusun prosedur operasi
untuk mengubah gagasan menjadi kenyataan dan menyelesaikan urusan,
mereka menentukan tujuan, menegakan rencana, mengorganisasi orang,
dan menegakan sistem untuk menjamin dipatuhinya batas waktu
(deadlines).
5. Penyimpul-penghasil (Concluder-producer)

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 13
Individu dalam kelompok ini peduli akan hasil, peran mereka
memfokuskan pada diataatinya batas waktu dan memastikan bahwa
semua komitmen ditindak lanjuti. Mereka bangga akan hasil keluaran
secara teratur dan sesuai standar.
6. Pengawas-pemeriksa (controller-Inspector)
Individu dalam kelompok ini sangat mempedulikan penegakan dan
mempedulikan penegakan dan memperkuat aturan dan prosedur. Mereka
menguji rincian dan memastikan agar menghindari ketidaktepatan,
mereka mengecek semua fakta dan angka, mereka menginginkan semua
hal lengkap dan sempurna.
7. Pemerkuat-penasehat (upholder-maintainer)
Pemerkuat-pemelihara penting, karena memberi kemamntapan
Tim. mereka akan membela dan bertempur demi tim melawan orang luar.
8. Pelapor-penasehat (reporter-adviser)
Individu dalam kelompok ini mendengarkan dengan baik, dan
cenderung tdak menekankan titik pandangnya kepada orang lain. Mereka
cenderung mendapatkan informasi sebelum mengambil keputusan.
9. Penaut (linker)
Peran ini tumpang tindih dengan yang lain, peran ini dapat
dimainkan oleh peran-peran sebelumnya. Penaut mencoba memahami
semua pandangan, mereka sebagai koordinator dan integrator, mereka
tidak menyukai ekstriman, mereka mencoba membina kerja sama di
antara semua anggota tim, mereka memadukan sumbangan anggota tim
dan aktivitas meskipun mungkin ada perbedaan.

2.6 Tahap Perkembangan Teamwork


Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai
pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka
tidak bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 14
Contohnya antara lain dalam rapat atau pertemuan lebih sering
terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang
sebenarnya bersifat membangun, tidak mereka utarakan. Mereka
tidakut jika gagasan itu akan mengganggu keseimbangan
organisasi.
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada
tempatnya untuk membicarakan perasaan orang lain secara terbuka.
Contohnya yaitu setiap orang sibuk dengan tugasnya masing-masing
dan atasan yang membuat hampir semua keputusan. Sehingga roda
organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur dari atasannya.
Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif
menunjukkan ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan
memiliki kearifan, energi dan waktu untuk membuat semua
keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang benar, karena
dengan cara ini kekuatan yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan
sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.
2. Experimenting
a) Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai
meninjau ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada
tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen
dan uji coba. Mereka berani menghadapi berbagai kemungkinan
dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
b) Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan
dibahas secara lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang lebih luas sebelum membuat suatu keputusan.
Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi dibicarakan secara
terbuka, perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan sampai
tuntas.
c) Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan
mempunyai potensi untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk
disebut sebagai tim yang efektif yang menghasilkan keuntungan.
3. Consolidating

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 15
a) Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim
mulai memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk
mencoba cara kerjanya. Biasanya tim akan memilih cara kerja yang
lebih sistematik atau bermetode. Aturan dan cara kerja yang kaku
diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama, dimana setiap
anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan
antar pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya
aturan-aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
b) Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu
keputusan, yaitu adanya kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas,
adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi yang dibutuhkan,
adanya kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim,
adanya perencanaan rinci mengenai apa yang harus dilakukan,
kemauan meninjau kembali hasil kerja dan menggunakannya sebagai
dasar untuk memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang.
Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap
dipertahankan, tetetapi mereka membangun aturan dasar dan cara
kerja yang akan dipakai oleh tim.
4. Mature
a) Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar
bagi terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian
dan peningkatan hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan
yang sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi
terbentuknya tim yang benar-benar matang.
b) Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan
memiliki prosedur kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir
untuk mempertahankan posisi mereka. Tim mengenali tipe
kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan
pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
c) Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi
maupun review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim.
Tim akan selalu bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 16
kesulitan maupun yang belum sampai ke tahap mereka. Tetetapi
lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang menyenangkan dan
membawa hasil.

2.7 Dimensi Dalam Teamwork


Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu
tugas yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah
unit sosial. Tugas yang harus diemban tim yaitu menjalankan seluruh
program pelayanan yang sesuai dengan aturan organisasi yang baik, di mana
dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan, strategi, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi. Semua akan efektif jika dikerjakan dalam sebuah tim kerja.
Tetetapi tim kerja merupakan satu unit sosial yang mempengaruhi kerja tim.
Dengan perkataan lain, di dalam tim terdapat interaksi sosial yang unik dan
kompak.
Tim terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi,
sosial, dan berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara
keseluruhan dapat membantu atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini
disebabkan tim bukan saja berkumpul dan menjalankan tugas organisasi,
tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan perhatian, yakni relasi sosial
dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim kerja. Relasi antarpribadi
yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu hati, satu pikiran dan satu
kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan efektif. Empat dimensi
tim yang efektif :
1. Dimensi Personal
a. Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan
bersama.
2. Dimensi Relational
a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 17
b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi
demi mencapai tujuan bersama.
c. Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk
terus maju bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap
anggota tim.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 18
BAB III
STUDI KASUS

3.1 Kinerja PT Unilever Tbk. Guna Memenuhi Kebutuhan Konsumen


Data Utama:
Unilever adalah 43 brand utama dan 1,000 SKU, dipasarkan melalui
jaringan yang melibatkan sekitar 500 distributor Unilever atau PT. Unilever
Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi produk-
produk kebutuhan konsumen. Unilever unggul dengan brand-brand andalanya
dalam Rangkaian mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia
seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline,
Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas
perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan
profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk
berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 6000 karyawan tersebar di
seluruh nutrisi.
Unilever memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka,
Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya,
Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan
berjumlah independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di
seluruh Indoneisa.

Analysis dan Komentar :


Bahwa membangun sebuah perusahaan, sama halnya dengan
membangun sebuah rumah. Untuk membangun rumah yang kokoh
dibutuhkan pondasi bangunan yang kuat serta tiang-tiang penyangga yang
tegak. Begitu pula dalam membangun, dibutuhkan visi yang kuat sebagai
pondasi dasar, dan team wrok yang solid sebagai tiang penyangga untuk
mencapai kesuksesan perusahaan yang telah ditargetkannya.
Tak bisa dipungkiri bila keberadaan team work memang sangat penting
dalam membangun sebuah bisnis dalam perusahaan. Bahkan bisa dikatakan,

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 19
maju tidaknya sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh team work yang
ada di dalamnya. Semakin solid team yang mendukung sebuah bisnis, maka
akan semakin besar pula peluang sukses yang dimiliki bisnis tersebut. Dan
begitu juga sebaliknya, bila team di dalamnya tidak solid dan bekerja sendiri-
sendiri, bisa dipastikan bisnis tersebut tidak bisa bertahan lama menghadapi
persaingan dunia bisnis yang selalu meningkat setiap harinya. Terlebih lagi,
Unilever memiliki enam pabrik besar yang tersebar luas di Indonesia.
Kinerja merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh sekelompok
orang dalam sebuah perusahaan dalam upayanya untuk menciptakan suatu
produk atau jasa. Kinerja biasanya identik dengan proses pekerjaan
dikalangan karyawan suatu perusahaan. Karena kinerja inilah yang akan
memberikan suatu hasil bagi perusahaan tersebut. Kinerja karyawan
merupakan aspek penting dalam sebuah perusahaan. Karena hal inilah yang
akan menentukan maju atau mundurnya suatu perusahaan. Apabila para
karyawannya berkinerja buruk maka yang terjadi adalah kemerosotan pada
perusahaannya. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya, apabila para
karyawannya merupakan para karyawan yang rajin dan senang berinovasi
maka yang terjadi adalah kemajuan yang positif bagi perusahaan tersebut.
Berbagai program telah digunakan dan diterapkan diberbagai
perusahaan untuk mendapatkan sebuah nilai yang lebih dihadapan para
konsumennya dalam rangka untuk meningkatkan mutu produk dan jasa yang
dihasilkan perusahaan seperti melalui penerapan program TPM atau program
Total Quality Management dan Penerapan program ISO atau Internasional
Standart Organization yang sekarang memang harus diterapkan pada
perusahaan-perusahaan swasta. Untuk menunjang program tersebut,
karyawan diharuskan untuk mengikuti pelatihan dan menerapkanya dalam
pekerjaannya. Dengan demikian akan mendorong munculnya produk baru
dengan mutu yang baik dan harga yang terjangkau, khususnya untuk produk
produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun membangun team work yang solid merupakan langkah
penting dalam membangun sebuah bisnis dalam perusahaan, namun untuk
menciptakannya di tengah lingkungan kerja bukanlah perkara yang mudah.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 20
Karena menyatukan sifat dan karakter dari setiap individu yang berbeda
menuju satu tujuan yang sama, membutuhkan tenaga, strategi dan waktu
yang tidak sebentar. Hal inilah yang membuat para pemimpin perusahan
maupun manajer sering mengadakan kegiatan khusus bagi para karyawannya,
untuk meningkatkan solidaritas dan kerjasama antar personal.
Seperti yang kita ketahui perusahaan Unilever merupakan sebuah
perusahaan besar yang ada di Indonesia yang bergerak dalam bidang
menghasilkan berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh para konsumen
yang ada di Indonesia. Beberapa produk yang dihasilkan oleh PT. Unilever
ini adalah seperti molto, sabun lifebuoy, kecap bango, dan produk lainnya.
Dalam partisiasinya didalam era perdagangan bebas perlu juga adanya sebuah
efisiensi proses produksi untuk menghadapi persaingan perusahaan ditingkat
global, mendorong perusahaan sejenis dan juga berupaya untuk senantiasa
melakukan inovasi inovasi baru pada hasil produksinya. Tetapi dengan
munculnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa tahun terakhir
ini, membuat masyarakat menjadi selektif memilih produk yang baik dengan
harga terjangkau di masyarakat.
Oleh sebab itu perlunya perusahaan melakukan upaya upaya untuk
menuju perbaikan sistem supaya tetap bertahan dalam dunia perindustrian
yang semakin ketat dan tuntutan akan produk yang bermutu. Dengan
demikian peranan dari sumber daya manusia sebagai asset perusahaan yang
paling berharga sangat membantu perusahaan untuk melakukan perbaikan
perbaikan sistem Sumber daya manusia, sehingga dapat mengoptimalkan
kinerja karyawan dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan.
Dengan mendorong karyawan untuk terus menerus mengembangkan
diri serta mempertahankan work-life balance, perusahaan dapat
mengembangkan dan mempertahankan SDM-SDM yang handal dan
berkualitas, yang berperan utama dalam pengembangan bisnis. Setiap tahun
manajemen Unilever Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis di
Indonesia, yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai oleh Unilever
secara global.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 21
3.1 Proyek Listrik 35 Ribu Megawatt Butuh Kekompakan
Data Utama:
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan pembangkit listrik 35 ribu
megawatt (MW) untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi
nasional, seperti ditargetkan pemerintah, harus bebas masalah.
"Perusahaan penyuplai listrik setidaknya clear and clean dalam
keikutsertaan pada program nasional 35 ribu megawatt," kata koordinator
nasional Masyarakat Peduli Kedaulatan Energi (Madani), Ryas Restapati, di
Jakarta, Kamis, 7 Mei 2015.
Program pembangkit listrik 35 ribu MW telah diresmikan Presiden Jokowi di
Yogyakarta baru-baru ini. Namun Ryas mengkhawatirkan program ini
terganjal minimnya kualitas perusahaan peserta proyek.
"Persoalan biasanya muncul di pertengahan, dan masalah ini sudah jadi
rahasia umum," ujarnya. Persoalan itu di antaranya minim pengalaman,
keuangan, dan kemampuan diplomasi pembebasan lahan.
Contoh kasusnya adalah dalam megaproyek Pembangkit Listrik
Cirebon (PLC) yang menelan biaya sekitar 1,4 miliar dolar AS. Perusahaan
Indika Energy menarik diri karena mengalami kesulitan keuangan.
Sedangkan persoalan melilit PT Adaro Energy, yakni belum berhasil
membebaskan lahan di Balangan dan Tabalong, Kalimantan Selatan,
menyusul rencana eksplorasi penambangan batu bara. Adaro diketahui tak
transparan dalam anggaran pembebasan lahan.
Karena itu, ditegaskan Ryas, syarat minimal yang wajib dipenuhi
perusahaan peserta program adalah memiliki kemampuan dan pengalaman
teknis, keuangan mumpuni, dan andal diplomasi pembebasan lahan. "Tiga
persyaratan itu ujian bagi para penyuplai setrum," ujarnya.
Program energi listrik nasional 35 ribu MW membutuhkan kecepatan,
ketegasan, dan skema kerja sama saling mendukung antarpihak. Pemerintah
melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Badan
Usaha Milik Negara, serta PT PLN (Persero) berusaha merealisasikannya.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 22
"Niat baik pemerintah untuk merealisasikan pembangunan pembangkit
35.000 MW sebaiknya bisa tercapai," tutur Ryas.

Analysis dan Komentar:


Kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua
orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama.
Semua pihak, baik pemerintah maupun PT. PLN (persero) merupakan satu
tim dalam rangka proyek pembangunan listrik 35 ribu MW ini. Kerja sama
dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan
kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu
daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu
yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan
dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap anggota. . Jangan sampai terjadi
miss komunikasi, karna hal tersebut dapat mngakibatkan terjadinya miss
management. Bahkan proyek bisa saja menjadi gagal, karena sinergisitas
dalam tim tidak dijaga.
Kerja sama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja
secara individual. Menurut West (2002), Telah banyak riset membuktikan
bahwa kerja sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan
efektivitas yang lebih baik. Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang
dilaksanakan oleh perorangan. Sebagaimana contoh kasus diatas, untuk
membangun pembangkit listrik 35 ribu MW membutuhkan kekompakan.
Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama
yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam
kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada
kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari
berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.
Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang
terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap
individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam mencapai tujuan bersama, kerja sama memberikan manfaat

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 23
yang besar bagi kerja tim. Biasanya organisasi berbasis kerja tim memiliki
struktur yang ramping. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons
dengan cepat dan efektif lingkungan yang cepat berubah (West, 2002).

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi
serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat
bekerja dalam tim yaitu untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan
bernegosiasi. Tujuan bekerja dalam tim agar anggota memiliki visi dan misi
yang sama dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara efesiensi dan
efektif. Perbedaan antara kelompok dan tim kerja yaitu kelompok tidak
menghasilkan sinergy positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja
yang lebih tinggi dari jumlah masukan sedangkan tim kerja menghasilkan
sinergy positif melalui usaha yang terkoordinasi dalam menghasil satu tingkat
kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Tim yang efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila
peningkatan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, manajemen harus
memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik. Dalam
Tim kerja harus mempunyai Sembilan peranan yaitu
1. Pencipta-pembaharu
2. Penjelajah-Promotor
3. Penilai-Pengembang
4. Pendorong-Pengorganisasi
5. Penyimpul-penghasil
6. Pengawas-Pemeriksa
7. Pemerkuat-Penasehat
8. Pelapor-Penasehat
9. Penaut
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu
tugas yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah
unit sosial.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 25
4.2 Saran
1. Meskipun teamwork menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan
organisasi, namun masih diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
2. Teamwork tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap,
maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan
potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Oleh karena itu, perbedaan cara kerja dalam tiap anggota tim harus
ditanggapi dengan positif.

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 26
DAFTAR PUSTAKA

BASRI, S. 2011. Kelompok dan Tim dalam Organisasi. Diakses dari


http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-
organisasi.html

DWI, R. 2011. Manfaat dan Tujuan Bekerja dalam Tim. Diakses dari
http://ririndwi19.blogspot.com/2011/12/manfaat-dan-tujuan-bekerja-dalam-
tim.html

FAJRI, M. 2014. Contoh Nyata Team Work. Diakses dari


https://muhfajrii.wordpress.com/2014/03/30/contoh-nyata-team-work/

ROBBINS, S. P. 2008. Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th


Edition, Prentice Hall, USA.

http://kulpulan-materi.blogspot.com/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-
kelompok.html

http://managementfile.com/journal.php?id=211&sub=journal&page=strategic

http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-
tim.html

https://manajemenppm.wordpress.com/2013/04/23/kekompakan-tim-dan-
produktivitas-kerja-perlu-dijaga/

http://ikhtisar.com/sinergi-sebagai-bentuk-kerjasama-kreatif/

http://www.academia.edu/9868727/kepemimpinan_-_developing_teamwork

http://www.qerja.com/company/view/unilever-indonesia-tbk-pt

https://www.linkedin.com/pulse/20140910021515-154884582-evaluasi-kinerja-
perusahaan-di-pt-unilever

M a n a j e m e n S u p e r v i s i T e a m w o r k | 27

Anda mungkin juga menyukai