– Dalam lingkungan manajemen, penilaian kinerja merupakan suatu topik yang menarik dan proaktif. Program-program penilaian kinerja ini bersifat positif maupun negatif. Program Tradisional Didalam program tradisional ditemukan hasil antara lain: – Kritik mempunyai pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan. – Pujian mempunyai sedikit pengaruh dalam satu hal atau lainnya. – Kinerja sangat meningkat ketika sasaran ditetapkan. – Pembelaan diri yang berasal dari penilaian yang kritis menghasilkan kinerja rendah. – Pelatihan seharusnya merapakan aktivitas harian, bukan sekali setahun. – Penetapan tujuan bersama, bukan kritik, meningkatkan kinerja. – Wawancara yang didesain utamanya untuk meningkatkan kinerja seorang anak buah seharusnya tidak mempertimbangkan gaji atau promosinya sebagai keseimbangan. – Partisipasi oleh karyawan dalam prosedur penetapan tujuan membantu menghasilkan hasil-hasil yang menguntungkan. Menilai Penilaian
Program penilaian kinerja tahunan komprehensif ini, secara
khusus, didesain untuk melayani dua tujuan utama. – Yang pertama adalah untuk menjustifikasikan capaian gaji yang disarankan. – Kedua, yang berkarakter motivasional, dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi manager untuk meninjau kinerja seorang bawahan dan mendorong diskusi mengenai peningkatan-peningkatan yang diperlukan. Modifikasi Wawancara
– Untuk menyelesaikan masalah capaian gaji yang
mendominasi dalam wawancara penilaian kinerja, biasanya perusahaan meminta manager untuk membagi wawancara penilaian tradisional menjadi dua sesi yaitu mendiskusikan penilaian kinerja dan capaian gaji dalam satu wawancara dan rencana peningkatan kinerja dalam wawancara lain yang diselenggarakan. Untuk memungkinkan perusahaan menguji pengaruh instruksi manager dalam menggunakan pendekatan partisipasi tinggi dan partisipasi rendah, yaitu: – Manager tinggi diinstruksikan untuk meminta bawahan yang dinilainya untuk menyusun sekumpulan sasaran untuk mencapai kinerja pekerjaan yang meningkat dan menyerahkannya untuk mendapatkan tinjauan dan persetujuan manager. – Manager rendah beroperasi dengan cara yang sama dengan program penilaian tradisional perusahaan. Mereka memformulasikan sekumpulan sasaran bagi bawahan, dan sasaran-sasaran ini kemudian ditinjau dalam sesi peningkatan kinerja. Pelaksanaan Riset
Terdapat beberapa appraisee dalam kelompok eksperimen
dan seluruh kelompok diwawancarai dan diminta untuk mengisi kuesioner, yaitu : – Sebelum dan sesudah wawancara capaian gaji – Setelah diskusi kedua yang ditunda dengan manager mereka tentang peningkatan kinerja. Wawancara dan kuesioner ini didesain untuk mencapai tiga tujuan, yaitu : – Menilai perubahan-perabahan dalam sikap individu- individu terhadap manager mereka dan terhadap sistem penilaian setelah masing-masing diskusi. – Mendapatkan estimasi dari appraisee mengenai tingkat dimana ia biasanya berpartisipasi dalam keputusan- keputusan yang mempengaruhinya. – Mendapatkan penilaian diri dari tiap-tiap bawahan sebelum dan sesudah ia bertemu dengan managernya. Kritik dan Pembelaan Diri
– Secara khusus, pujian lebih sering dikaitkan dengan
karakteristik kinerja umum, sedangkan kritik biasanya difokuskan pada item-item kinerja spesifik. – Rata-rata bawahan bereaksi secara defensif terhadap kritik manager selama wawancara penilaian (yaitu, ia bereaksi secara defensif ketika dikritik). Kritik dan Pencapaian Sasaran
– Fakta bahwa anak buah yang menerima jumlah kritik di
atas rata-rata dalam diskusi penilaian kinerja, mereka pada umumnya menunjukkan lebih sedikit pencapaian tujuan daripada mereka yang menerima lebih sedikit kritik. Pengaruh-Pengaruh Partisipasi
– Bawahan yang menerima tingkat partisipasi tinggi dalam
wawancara kinerja bereaksi secara lebih baik daripada mereka yang menerima tingkat partisipasi rendah – Tetapi karyawan-karyawan yang dulunya terbiasa dengan partisipasi rendah dalam hubungan sehari-hari mereka dengan manager tidak berkinerja lebih baik di bawah perlakuan partisipasi tinggi. Pentingnya Penetapan Sasaran
Apabila partisipasi bawahan dalam proses penetapan sasaran
mempunyai sejumlah pengaruh terhadap meningkatnya kinerja, pengaruh yang lebih kuat adalah apakah sasaran- sasaran ditetapkan atau tidak sama sekali. Penyajian Akhir Temuan- Temuan
Tujuan utama manager dalam diskusi penilaian tradisional
adalah memotivasi bawahan untuk meningkatkan kinerjanya. Akan tetapi pujian cenderung tidak mempunyai pengaruh, mungkin karena pujian dianggap sebagai kritik. 1. Coaching seharusnya merupakan aktivitas sehari-hari, bukan sekali setahun. Ada dua alasan utama untuk ini: – Karyawan tampaknya menerima saran-saran untuk meningkatnya kinerja jika mereka diberikan dalam bentuk yang kurang terkonsentrasi daripada yang terjadi dalam penilaian tahunan komprehensif. – Beberapa manager melaporkan bahwa program penilaian kinerja tradisional cenderung menyebabkan mereka menyimpan item-item dimana peningkatan diperlukan untuk mempunyai bahan yang cukup untuk mengadakan diskusi kinerja yang komprehensif dalam tinjauan tahunan. 2. Penetapan sasaran, bukan kritik, seharusnya digunakan untuk meningkatkan kinerja. Fakta bahwa hasil-hasil yang jauh lebih unggul dilihat ketika manager dan anak buah bersama-sama menetapkan sasaran-sasaran tertentu untuk dicapai, daripada hanya membahas peningkatan yang dibutuhkan.
3. Penilaian-penilaian terpisah seharusnya
diselenggarakan untuk tujuan-tujuan yang berbeda. Metode WP&R (Work Planning and Review) Baru
– Diskusi perencanaan dan tinjauan kerja antara seorang
anak buah dan managernya tampak sebagai suatu pendekatan yang lebih efektif dalam meningkatkan kinerja pekerjaan daripada program penilaian kinerja tahunan yang terkonsentrasi. Fitur-fitur Dasar
Pendekatan WP&R ini berbeda dari program penilaian kinerja
tradisional dalam hal, yaitu: – Terdapat diskusi kinerja yang lebih sering – Tidak ada keputusan atau rating rekapitulasi yang dibuat – Diskusi capital gaji (salary action) diselenggarakan secara terpisah – Penekanannya adalah pada perencanaan sasaran dan pemecahan masalah bersama Penetapan Perbandingan
Perbandingan antara penilaian kinerja komprehensif dan
program WP&R seharusnya dilakukan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan yang biasanya ditetapkan untuk program penilaian kinerja tahunan komprehensif. Tujuan-tujuan ini adalah: – Memberikan pengetahuan tentang hasil-hasil pada karyawan. – Menjustifikasikan alasan-alasan untuk capaian gaji. – Memotivasi dan membantu karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Sikap dan Tindakan
– Kelompok yang meneruskan penilaian kinerja tradisional
tidak menunjukkan perubahan dalam semua area yang diukur. – Kelompok WP&R, sebaliknya, memperlihatkan sikap yang secara signifikan lebih baik dalam hampir semua item kuesioner. Perbedaan-perbedaan yang Dirasakan
– Wawancara WP&R secara khusus mempunyai karakter
rekan-rekan, daripada bapak-anak, seperti banyak penilaian kinerja tradisional. – Secara umum, pendekatan WP&R tampak sebagai cara yang lebih baik untuk menetapkan apa yang diharapkan dari seorang individu dan bagaimana ia bekerja dalam pekerjaannya. STUDI KASUS PENILAIAN KINERJA MELALUI PERENCANAAN KINERJA OLEH PT. INDOCEMENT – Di PT. Indocement penilaian kinerja sudah diterapkan dari awal beroperasinya yaitu pada tahun 1998. Perbaikan demi perbaikan dalam penilaian kinerja telah dilakukan dari waktu ke waktu oleh pihak HR Section semisal dari metode yang digunakan, range nilai yang disediakan dalam formulir penilaian, reward yang akan diberikan dan lain sebagainya. – Selain itu, salah satu perubahan penilaian kinerja yang paling mencolok pada PT. Indocement adalah komputerisasi dalam penerapannya, maksudnya ialah penilaian kinerja yang dulunya manual mengisi formulir penilaian kinerja, sekarang penilai harus menginput penilaiannya di workflow yang akan langsung diproses ke atasan yang senior untuk memperoleh persetujuan hingga akhirnya data tersebut akan dikirim melalui email secara otomatis ke PT. Indocement pusat yang berada di Citereup Jawa Barat (PT. Indocement, 2014). – Sayangnya dari kebanyakan perbaikan yang dilakukan dalam penilaian kinerja, masih banyak karyawan yang kurang puas dengan berbagai sebab seperti kesempatan promosi, perbedaan standar dari penilai, halo efek dan lain-lain. – Pada prakteknya di PT. Indocement masih melakukan penilaian kinerja secara subjektif. Penyebab bias yang terjadi di PT. Indocement cukup beragam, dari menjaga hubungan antar atasan-bawahan, sering lupa kinerja karyawannya hingga perbedaan karakter atau standar dari penilai. – Dari beberapa alasan diatas, dapat diinterpretasikan bahwa karyawan tidaklah mudah mendapatkan kategori penilaian rata-rata ataupun diatas rata-rata. Sehingga ada beberapa karyawan yang merasa kurang puas dengan proses penilaian kinerja yang dilakukan oleh PT. Indocement Saran penyelesaian : – Dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja karyawan dalam penerapan penilaian kinerja di PT. Indocement dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada yaitu salah satunya dengan pelatihan-pelatihan merata dan lebih rutin kepara karyawan yang melakukan penilaian. – Perusahaan juga perlu membuat suatu standar seperti apa kinerja karyawan yang terbilang baik, buruk ataupun sedang. Dengan itu appraiser dapat mengetahui secara langsung kemampuan dan kineerja karyawannya masing – masing. – Setelah itu perusahaan juga dapat melakukan penilaian kinerja yang adil, objektif dan profesionalitas dari seluruh karyawan. Dengan begitu para karyawan dapan mendapatkan kedudukan yang setara sebagai karyawan dengan hilangnya bias penilaian dalam perusahaan tersebut. – Dan yang terakhir adalah pemberian reward yang ditawarkan perusahaan bisa berbentuk seperti fasilitas pendukung kerja atau perencanaan pekerjaan seperti promosi jabatan. Any Question ?