Anda di halaman 1dari 14

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

IN THE REPORTING AND AUDITING

Mata Kuliah : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Drs. Karyono, MM

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

Reza Putri Octavia (141190078)


Suci Nurhalisa (141190080)
Amalia Nur Fajri (141190088)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan yang berjudul “CSR In The Reporting and Auditing”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Dalam kesampatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang telah memberikan kesempatan dan
bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Segala saran dan kritik
dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan penulisan makalah di masa yang
akan datang.
Penulis memohon maaf pada semua pihak jika ada kesalahan yang telah penulis lakukan
baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Akhir dalam kesederhanaan bentuk ini, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Definisi Laporan CSR................................................................................................................6
B. Tujuan Laporan CSR..................................................................................................................6
C. Manfaat Laporan CSR................................................................................................................6
D. Status Laporan CSR...................................................................................................................8
E. Aspek dalam Laporan Keberlanjutan.........................................................................................8
F. Laporan Standar vs Laporan CSR Dipersonalisasi.....................................................................9
G. Supporting Article....................................................................................................................10
H. Critical Review.........................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................13
A. Simpulan..................................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................13
REFERENSI........................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu wilayah, khususnya di Indonesia tidak luput dari kegiatan usaha,
bahkan kegiatan usaha tersebut disahkan dalam suatu badan usaha hingga bernama
perusahaan dengan berbagai macam bentuk dan bidang usaha. Pada dasarnya,
perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seorang atau sekelompok orang atau
badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi produk untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Keberadaan perusahaan dalam melakukan
aktivitasnya, harus memperhatikan lingkungan masyarakat disekitarnya. Hal ini
dikarenakan, adanya hasil berupa laba akibat aktivitas yang dijalani. Selain itu,
perusahaan juga memerlukan fasilitas berupa jalan untuk lalu lintas kendaraan
pengangkut barang yang bermuatan besar dan perusahaan juga membutuhkan
dukungan masyarakat sekitar terhadap keberadaan perusahaan untuk jangka panjang,
seperti yang terdapat pada legitimacy theory (Muid, 2011). Legitimacy theory
merupakan teori yang menjelaskan bahwa perusahaan memiliki perjanjian khusus
dengan masyarakat yang berada disekitarnya dan perusahaan harus merespon
berbagai kepentingan kelompok masyarakat tertentu. Bentuk perhatian perusahaan
terhadap lingkungan masyarakat disekitarnya disebut Corporate Sosial Responsibility
(CSR).

Kegiatan CSR dilakukan agar perusahaan dapat menciptakan keseimbangan


antara kegiatan internal perusahaan dengan keberadaan masyarakat sehingga
perusahaan tidak hanya fokus memperoleh laba yang sebesar-besarnya, namun
perusahaan juga harus ingat bahwa keberadaannya tidak terlepas dari dukungan warga
sekitar. Adanya kegiatan CSR perusahaan diwajibkan dalam Undang-undang
Perseroan Terbatas Nomor 40 Pasal 74 tahun 2007 dan Bank Indonesia juga telah
mewajibkan sektor perbankan untuk melakukan program CSR (Yaparto, Frisko &
Eriandani, 2013).

Perusahaan tidak hanya melakukan CSR dalam bentuk kegiatan saja, namun
kegiatan tersebut harus dilaporkan secara tertulis dan disebarluaskan. Laporan
tersebut harus dilaporkan perusahaan pada laporan tahunan beserta rincian biaya yang
dikeluarkan. Perusahaan juga harus memperhatikan standar-standar dalam pelaporan
4
CSR. Sustainability report memuat prinsip yang terdapat pada pembuatan laporan
keuangan, yaitu laporan tersebut harus seimbang, dapat diperbandingkan, teliti, tepat
waktu dan dapat dipercaya (Milne & Gray, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan laporan CSR?
2. Apa saja tujuan dari laporan CSR?
3. Apa saja manfaat dari lapoaran CSR?
4. Bagaimana status laporan CSR?
5. Apa saja aspek dalam laporan CSR?
6. Bagaimana perbandingan antara laporan standar dengan laporan CSR
dipersonalisasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari laporan CSR
2. Mengetahui tujuan pembuatan laporan CSR
3. Mengetahui manfaat pembuatan laporan CSR
4. Mengetahui status dari laporan CSR
5. Mengetahui aspek dalam laporan CSR
6. Mengetahui perbedaan antara laporan standar dengan laporan CSR

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Laporan CSR
Laporan CSR adalah laporan berkala (biasanya tahunan) yang diterbitkan oleh
perusahaan dengan tujuan untuk berbagi tindakan dan hasil tanggung jawab sosial
perusahaan mereka. Laporan ini mensintesis dan mempublikasikan informasi
organisasi untuk berkomunikasi mengenai komitmen dan tindakan mereka di bidang
sosial dan lingkungan. Dengan melakukan hal itu, organisasi membiarkan pemangku
kepentingan (yaitu, semua pihak yang terkait dengan aktivitas mereka) menyadari
bagaimana mereka mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke
dalam operasi sehari-hari mereka.

B. Tujuan Laporan CSR


Tujuan utama CSR atau laporan keberlanjutan adalah untuk meningkatkan
transparansi kegiatan organisasi. Tujuannya ada dua:
- Di satu sisi, laporan CSR bertujuan untuk memungkinkan perusahaan mengukur
dampak aktivitas mereka terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi (triple-
bottom-line yang terkenal). Dengan cara ini, perusahaan bisa mendapatkan data
yang akurat dan berwawasan yang akan membantu mereka meningkatkan proses
kegiatan mereka dan memiliki dampak yang lebih positif di masyarakat dan dunia.
- Di sisi lain, CSR atau laporan keberlanjutan juga memungkinkan perusahaan
untuk berkomunikasi secara eksternal dengan pemangku kepentingan mereka
tentang apa tujuan mereka terkait pembangunan berkelanjutan dan CSR. Hal ini
memungkinkan para pemangku kepentingan seperti karyawan, investor, media,
LSM, di antara pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, untuk lebih mengetahui
apa saja tujuan jangka pendek, menengah dan panjang perusahaan dan membuat
keputusan yang lebih tepat. Keputusan ini dapat menyebar mulai dari berinvestasi
dalam bisnis, membeli produknya, menulis ulasan positif (atau negatif),
memprotes di jalan-jalan terhadap niat atau tindakan organisasi.

C. Manfaat Laporan CSR


CSR dan laporan keberlanjutan dapat digunakan untuk mencapai tujuan
internal dan / atau eksternal. Manfaat Organisasi Internal dari Laporan Keberlanjutan
Secara internal, laporan CSR penting karena memungkinkan perusahaan
6
memperkirakan dampak operasi mereka terhadap lingkungan, masyarakat, dan
ekonomi. Melalui data (yang seharusnya) terperinci dan bermakna yang dikumpulkan
untuk laporan keberlanjutan, perusahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan
operasi mereka dan mengurangi biaya operasional. Mereka tidak hanya menjadi lebih
siap untuk mengoptimalkan dan mengurangi konsumsi energi; sebagai hasil dari
peninjauan strategi inovasi produk siklus limbah atau peluang ekonomi melingkar
dapat ditemukan. Pada saat yang sama, pengumpulan data ini membutuhkan upaya
bersama dari berbagai departemen. Sebagai hasil dari hype yang dibuat, karyawan
sering kali menjadi lebih sadar bahwa perusahaan berfokus pada CSR dan
keberlanjutan, yang membuat mereka bangga - meningkatkan retensi karyawan dan
menurunkan turnover (dan biayanya). Ini merupakan kabar baik untuk branding
perusahaan.
Manfaat Organisasi Eksternal dari Laporan Keberlanjutan dalam hal manfaat
eksternal, CSR dan laporan keberlanjutan dapat membantu perusahaan terlibat lebih
baik dengan pihak yang berkepentingan. Dengan memberi tahu pemangku
kepentingan mereka tentang keputusan proyek jangka pendek, menengah, dan
panjang organisasi, perusahaan dapat lebih memahami mana yang mungkin memiliki
keluaran keuangan yang positif.
Misalnya, laporan keberlanjutan membantu pemangku kepentingan untuk
menyadari apakah perusahaan berkontribusi positif untuk meminimalkan dampak
negatif dari bahaya lingkungan atau hanya berfokus pada peningkatan keuntungan
bagi manajer dan investornya. Diam juga merupakan salah satu cara berkomunikasi
dan jika tidak ditemukan laporan keberlanjutan, kemungkinan besar orang akan fokus
pada opsi kedua yang baru saja disebutkan. Dengan cara ini, konsumen dapat
memutuskan apakah mereka ingin membeli dari merek yang melindungi orangutan
dengan mengambil minyak sawit berkelanjutan atau yang memproduksi pakaian
secara lokal dengan sedikit kerusakan lingkungan dan membayar upah yang adil.
Investor dapat mengantisipasi jika perusahaan menjadi lebih tangguh dalam
menghadapi konsekuensi perubahan iklim dan memutuskan apakah akan berinvestasi
di dalamnya atau tidak. Jurnalis dapat berbagi praktik kasus terbaik dari perusahaan
terkemuka pada topik seperti polusi mikroplastik atau pengasaman laut. LSM dapat
memberikan tekanan dan mengekspos praktik yang tidak bertanggung jawab.

7
D. Status Laporan CSR
Tidak wajib bagi semua perusahaan untuk membuat CSR atau laporan
keberlanjutan mereka sendiri. Namun, arahan 2014/95 dari Uni Eropa menuntut
perusahaan besar untuk mengungkapkan informasi non-keuangan tertentu tentang
bagaimana mereka beroperasi dan menjalankan tantangan sosial dan lingkungan
mereka. Artinya, entitas kepentingan publik besar, wajib mengungkapkan informasi
nonkeuangan. Secara khusus, organisasi ini wajib memberikan wawasan tentang
bagaimana mereka menangani masalah lingkungan, sosial, dan personel. Keragaman
dan inklusi, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan perang melawan korupsi
dan penyuapan di dalam bisnis dan dalam rantai nilai adalah masalah yang juga harus
dikontekstualisasikan. Akibatnya, data organisasi yang spesifik perlu disediakan
tentang kebijakan yang diambil, serta hasilnya. Risiko organisasi utama yang
teridentifikasi dan bagaimana risiko tersebut dikelola, bersama dengan indikator
keuangan yang digunakan harus disajikan juga.

Informasi semacam ini membantu konsumen, investor, pembuat kebijakan,


dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengevaluasi kinerja non-keuangan
perusahaan besar dan mendorong organisasi untuk mengembangkan strategi bisnis
berkelanjutan yang dapat memenuhi harapan. Karena manfaat yang disebutkan
sebelumnya, banyak perusahaan memilih untuk melaporkan informasi CSR dan
keberlanjutannya.

E. Aspek dalam Laporan Keberlanjutan


Tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua dalam merancang laporan
keberlanjutan. Sementara beberapa organisasi (menengah-besar) memilih untuk
menulis laporan standar yang digabungkan dengan sertifikasi, yang lain memilih
untuk membuat laporan keberlanjutan gaya bebas. Apa pun itu, yang sering
dimasukkan dalam laporan keberlanjutan adalah:

1. Pernyataan CEO yang secara singkat memperkenalkan visi dan pendorong di


balik laporan keberlanjutan;
2. Presentasi struktur tata kelola organisasi dan model bisnis;
3. Konteks keberlanjutan, yaitu jenis analisis SWOT yang menjelaskan apa yang
terjadi di tingkat pasar dan industri;

8
4. Terinspirasi oleh analisis SWOT, penilaian dampak dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi dampak negatif utama organisasi dan risiko bisnis (di mana
indikator untuk mengukur kemajuan juga diidentifikasi);
5. Identifikasi pemangku kepentingan utama organisasi dan masalah yang paling
mengkhawatirkan mereka;
6. Analisis materialitas di mana kekhawatiran utama organisasi (4) dan
pemangku kepentingan (5) diidentifikasi sebagai prioritas;
7. Tinjauan kinerja dari waktu ke waktu di mana kemajuan dari waktu ke waktu
dibagikan - melalui indikator dan metrik utama;
8. Beberapa cerita dan gambar menarik tentang bagaimana strategi keberlanjutan
membuat karyawan lebih termotivasi untuk bekerja, investor lebih bersedia
untuk berinvestasi atau LSM berkolaborasi dalam proyek strategis;

F. Laporan Standar vs Laporan CSR Dipersonalisasi


Salah satu cara bagi perusahaan untuk membagikan CSR dan kebijakan
keberlanjutan mereka, baik secara internal, tetapi yang terpenting, secara eksternal,
adalah mematuhi standar yang kuat dan mengajukan sertifikasi seperti ISO 26000,
Global Reporting Initiative (GRI), Integrated Reporting, Sertifikasi B-Corp atau
Indeks FTSE4GOOD. Mereka hebat dalam hal perubahan yang benar-benar
berdampak yang mereka minta dan reputasi yang dihasilkan. Meskipun demikian,
bukti atau laporan keberlanjutan yang dikirimkan untuk mendapatkan sertifikasi ini,
terkadang digunakan sebagai laporan keberlanjutan, biasanya sangat panjang dan
lengkap dan oleh karena itu, ini mungkin bukan cara terbaik untuk berbagi praktik
keberlanjutan dengan konsumen umum yang peduli lingkungan, yang hanya ingin
mengetahui beberapa sorotan keberlanjutan.

Dengan cara ini, pendekatan lain yang dapat diambil organisasi adalah
membuat templat laporan keberlanjutan yang dipersonalisasi. Dengan cara ini, mereka
dapat memberikan pengarahan kepada pemangku kepentingan tentang hal-hal penting
dari strategi keberlanjutan mereka, memberi tahu mereka tentang risiko dan peluang
yang terlibat, kebijakan yang sedang dilakukan dan hasil yang dicapai sejauh ini.
Namun demikian, karena tidak menghormati struktur tertentu, pendekatan ini
memiliki sisi negatif bahwa pembaca harus semakin kritis tentang informasi yang
ditawarkan.

9
Jika perusahaan menyajikan data tanpa menunjukkan bagaimana mereka
mendapatkan jumlahnya, atau berbicara tentang inisiatif ramah lingkungan acak yang
tampaknya tidak terintegrasi dalam strategi global, mereka mungkin mencoba untuk
menunjukkan bahwa mereka memiliki masalah CSR dan keberlanjutan, ketika di
Bahkan, mereka kebanyakan pamer dan greenwashing.

Menghadapi ini, banyak perusahaan akhirnya melakukan kedua jenis laporan


tersebut. Mereka menulis laporan standar mengikuti pedoman, misalnya, inisiatif
pelaporan global yang terintegrasi dengan SDGs (tujuan pembangunan
berkelanjutan). Setelah menyelesaikannya, mereka mengekstrak poin utama dari
laporan panjang ini dan membuat desain yang menarik untuk mengiklankan praktik
keberlanjutan mereka. Dalam beberapa kasus, orang yang paling ingin tahu dapat
menemukan tautan dalam laporan CSR singkat yang mengarahkan mereka ke versi
online dari laporan panjang - yang positif karena memungkinkan penyelaman yang
lebih dalam ke dalam tindakan, data, atau proses spesifik organisasi.

G. Supporting Article
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minta emiten
meningkatkan keterbukaan informasi erkait kegiatan yang berhubungan dengan
sosial dan lingkungan (corporate social responsibility/CSR). Ini merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap emiten tersebut.

Direktur Bidang Keuangan Berkelanjutan OJK Edi Setijawan menyatakan POJK


Nomor 51/POJK.03//2017 tentang Penerapan Keuangan Kerkelanjutan Kepada
Lembaga Lasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik. Pearturan ini ditujukan
untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan-perusahaan yang
mengelola dana masyarakat dengan melaporan kepada OJK.

"Contoh perusahaan ekstraksi ya harus melaporkan bagaimana prosedurnya apakah


sesuai dengan prosedur yang ditetapkan kementerian terkait, sehingga publik tahu
kalau dia melakukan ekstraksi dengan cara yang benar. Misalnya setelah dikeruk
selesai projek ditutup lagi, itu kan ada prosedurnya. Nah ketika disclosure ini publik
semakin percaya, itu arahnya," kata Edi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis
(9/1).

Menurut dia selama ini belum ada standar mengenai spesifikasi pelaporan yang harus
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini, bahkan belum ada perusahaan-perusahaan

10
yang melakukan pelaporan terkait kegiatannya. Untuk itu OJK melakukan inisiasi
agar tiap perusahaan melakukan pelaporan tiap tahunnnya dalam bentuk Rencana
Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) dan Laporan Berkelanjutan (sustainability
report).

Edi menjelaskan, RAKB dan sustainability report ini wajib untuk dilaporkan oleh
lembaga keuangan tiap tahunnya mengingat lembaga ini diawasi langsung oleh OJK.
Sementara, untuk emiten dan perusahaan publik hanya wajib melaporkan
sustainability report saja.

Agar tak memberatkan perusahaan mengenai laporan ini, OJK belum menetapkan
bagaimana standar pelaporan. Untuk tahap awal, model yang akan dilaporkan tidak
lebih dari tiga halaman dan memuat gambar serta penjelasan dari kegiatan tersebut.

"Sekarang masih awal, jadi kita belum butuh yang perfect. Paling penting perusahaan-
perusahaan ini lapor dulu, urusan perfect atau tidaknya nanti kita periksa satu-satu
dulu," kata dia.

H. Critical Review
Secara garis besar diketahui bahwa pemerintah meminta untuk perusahaaan
dan para emiten untuk transparan terhadap pelaksanaan csr kepada masyarakat baik
termasuk dana ataupun program yang dilaksanakan. Hal itu sebagai salah satu langkah
untuk meningkatkan kepercayaan publik. Laporan CSR penting sebagai salah satu alat
kontrol bagi perusahaan dan untuk menilai apakah perusahaan memiliki konsen yg
khusus terharap sosial.

Dari artikel tersebut bisa disimpulkan bawah pelaporan csr sangatlah penting
untuk berbagai pemangku kepentingan baik bagi perusahaan itu sendiri,para
pemegang saham,pemerintah itu sendiri serta bagi masyarakatnya. Bagi perusahaan
sendiri laporan CSR sangat penting sebagai salah satu alat untuk menilai seberapa
baik kinerja pelaksanaan CSR nya dan tentunya perusahaan bisa mengevaluasi dan
melakukan peningkatan baik melalui program maupun dana. Ketika kinerja baik
tentu akan berefek kepada stakeholder yang lain dan perusahaan lain seperti
konsumen akan menilai bahwa perusahaan memiliki nilai kepedulian yg tinggi
sehingga citra perusahaan dan demand akan meningkat. Begi pemerintah laporan ini
guna menilai sejauh mana sebuah perusahaan bergerak membangun masyarakat dan

11
penanganan aktivitas operasional perusahaaan. Sebagai salah satu alat penilai
perusahaan untuk memenuhi kewajiban regulasinya.

Laporan CSR dibedakan menjadi 2 yakni Rencana Aksi Keuangan


Berkelanjutan (RAKB) dan Laporan Berkelanjutan (sustainability report). Rakb
sendiri pelaporan yang mana berisi praktek industri keuangan yang mengedepankan
pertumbuhan berkelanjutan dengan menyelaraskan aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup jadi fokusnya lebih ke keuangan/laporan yang sifatnya kuantitatif
terkait seperti seberapa dana yg digunakan untuk csr dan berapa jumlah dana yang
digunakan untuk berbegai pelaksanaan program CSR. Laporan ini digunakan oleh
mereka yg nerada dibawaa naungan ojk.

Serta laporan berkelanjutan berisi kinerja yang dilakukan oleh perusahaan


untuk mengukur, mengungkapkan, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat
kegiatan yang keberlanjutan. Keduanya tentu sangat penting untuk menilai kinerja
perusahaan dalam beragam programnya.

Dari artikel tersebut bisa diketahui bahwa pemerintah sangat mendukung


transparansinya pelaksanaan csr melalui pelaporan yg dilakulan oleh perusahaaan.
Karena dinilai masih belum banyak perusahaan yang memiliki kesadaran serupa dan
masih berpikir csr hanyalah sebuah bentuk sosial biasa yang dilakukan pada momen
tertentu atau sebagai sarana pemenuhan kewajiban perusahaan terhadap regulasi.

Namun karena belum ada bentu baku model dan bagaiman bentuk laporanya
tentu membuat beberapa perusahaan utamanya perusahaan kecil dan menengah
kesulitan dalam pembuatan laporan csr ini. Selain itu belum ada kejelasan mengenai
peraturan resmi membuat banyak perusahaan masih menganggapnya sebagai suatu
hal yg kurang diprioritaskan. Selain itu pemerintah seharusnya memberikan sosialisasi
terkait plaporan csr ini kepada para perusahaan dan berbagai pemangku kepentingan
lain karena masih banyak yg blm sadar pentingnya pelaporan csr bagi perusahaaan.

12
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya harus
memperhatikan lingkungan sekitar yang terdampak atas kegiatan perusahaan tersebut.
Terdapat berbagai macam program yang dapat dilakukan untuk melaksanakan CSR.
Selain menjalankan CSR dalam bentuk program kerja, perusahaan juga harus
membuat laporan tentang kegiatan CSR. Laporan tersebut disusun dalam bentuk
tulisan serta disebarluaskan. Dengan adanya laporan CSR perusahaan dapat
mengetahui sejauh mana dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan terhadap
lingkungan sekitas. Selain itu, perusahaan juga dapat berkontribusi lebih baik dengan
para stakeholdersnya.

B. Saran
Pelaksanaan program CSR sebaiknya dapat memberikan dampapk positif
kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan. Begitu pula penyajian laporan
CSR, sebisa mungkin sesuai dengan keaadan sesungguhnya. laporan tersebut dapat
disebarluaskan agar masyarakat juga mengetahui apa saja program CSR yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan.

13
REFERENSI

Arfamaini, Revi. 2016. Pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan


Menggunakan Global Reporting Initiative (GRI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya.

Milne, J.Markus., Gray, Rob., 2012. Whither Ecology? The Triple Bottom Line, the Global
Reporting Initiative, and Corporate Sustainability Reporting. Spinger Science
Business.

Muid, Dul., 2011. Pengaruh Social Corporate Responsibility Terhadap Stock Return. 2011.
Fokus Ekonomi. (Vol.6): 105-121.

Wareza, Monica. 2018. OJK Minta Emiten Sampaikan Kegiatan CSR. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180110092141-17-1088/ojk-minta-emiten-
sampaikan-kegiatan-csr. (Diakses pada 8 Desember 2020, Pukul 07.43 WIB)

Yaparto, Marisa., Frisko, Dianne., dan Eriandani, Rizky., 2013. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. (Vol.2):1.

Youmatter. 2020. CSR Or Sustainability Report: Definition, Meaning, Benefits & Examples
From Companies. Prancis. https://youmatter.world/en/definition/definitions-csr-
report-important-examples/ (Diakses pada 6 Desember 2020, Pukul 13.05 WIB)

14

Anda mungkin juga menyukai