Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII A
SMP NEGERI 1 PARENGAN TAHUN AJARAN 2023/2024

Dosen Pengampu :
Sutrimah, M.Pd.

Disusun Oleh :
Machika Pingki Debilla Pramesti
20110022

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
IKIP PGRI BOJONEGORO
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
“Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Melalui Model Pembelajaran
Discovery Learning Pada Siswa Kelas VII A SMP 1 Parengan Tahun Ajaran
2023/2024”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan safaatnya di Yaumul Akhir nanti.

Adapun tujuan penulisan proposal ini adalah untuk mempelajari langkah


awal skripsi pada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan guna memperoleh gelar
sarjana pendidikan dengan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Sutrimah, M.Pd selaku dosen yang telah membimbing selama masa
perkuliahan ini.

Penyusun juga menyadari bahwa proposal yang disusun ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan
saran atau kritik yang membangun demi tercapainya proposal penelitian yang
lebih baik.

Bojonegoro, 06 Oktober 2023

Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................4

1.5 Definisi Operasional...................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

2.1 Kajian Teori................................................................................................7

2.2 Indikator Penilaian Penulisan Teks Prosedur............................................20

2.3 Penelitian Yang Relevan..........................................................................21

2.4 Kerangka Berpikir....................................................................................23

2.6 Hipotesis Tindakan...................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................26

3.1 Pendekatan Penelitian...............................................................................26

3.2 Peran Peneliti di Lapangan.......................................................................28

3.3 Lokasi Penelitian......................................................................................28

3.4 Subjek Penelitian......................................................................................29

3.5 Sumber Data.............................................................................................29

3.6 Prosedur Pengumpulan data.....................................................................30

3.7 Teknik Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi...........................................31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keterampilan berbahasa Indonesia merupakan salah satu syarat yang harus
dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran
pokok dalam bidang pendidikan dan pengajaran di sekolah. Bahasa Indonesia juga
merupakan bahasa resmi yang digunakan sehari – hari oleh masyarakat Indonesia
dan alat komunikasi yang paling penting untuk mempererat hubungan antarsuku
di Indonesia. Oleh sebab itu, bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan diri,
baik secara lisan maupun tulisan dari segi rasa, cipta, dan karsa secara efektif dan
logis. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan
penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan terampil berbahasa seseorang
dapat mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan perasaannya kepada orang lain.
Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan proses
berpikir yang mendasari bahasa. Keterampilan berbahasa tersebut meliputi empat
hal yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide, gagasan,
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai penyampaian media (Tarigan,
1985:15). Menurut Keraf (1996, hlm.67) menulis merupakan kemampuan
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis.
Jadi menulis merupakan proses menuangkan kreativitas atau gagasan ke dalam
bentuk bahan tulisan, yang biasanya disebut dengan karangan. Karena penulis
mengungkapkan isi pikiran, ide, pendapat atau keinginan melalui tulisan tersebut.
Sementara itu keterampilan menulis itu sendiri adalah kemampuan berkomunikasi
yang menuangkan pikiran kedalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang
dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas. Keterampilan menulis yang akan di
bahas adalah menulis teks prosedur, guru dapat menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning untuk mengasah dan mengembangkan
keterampilan menulis siswa.
Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia, menulis teks
prosedur terdapat pada kelas VII. Dalam membuat teks prosedur harus
memperhatikan struktur teks prosedur yaitu judul, tujuan, alat dan bahan, langkah
– langkah serta penutup. Teks prosedur ini adalah jenis teks yang menjelaskan
tentang suatu cara, langkah- langkah, dan memiliki tujuan untuk membuat suatu
hal sesuai dengan urutan yang sebelumnya sudah ditentukan. Menurut Kosasih
(2014:67) teks prosedur adalah teks yang menjelaskan langkah – langkah secara
lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu. Menurut Keraf
(2004:103) menjabarkan teks prosedur secara sederhana adalah urutan tindakan
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Adapun langkah – langkah untuk
membuat teks prosedur yaitu menentukan topik, mengumpulkan informasi,
membuat kerangka, mengembangkan paragraf, dan menyusun teks prosedur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru beberapa hal yang membuat
siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks prosedur diantaranya, siswa
kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasanya dalam bentuk tulisan dan
kurangnya minat siswa dalam menulis teks prosedur, dan guru cenderung
menggunakan pembelajaran Konvensional. Model pembelajaran Konvensional
adalah salah satu model pembelajaran yang hanya memusatkan pada model
pembelajaran ceramah, sehingga siswa merasa bosan, kurang memahami, dan
pembelajaran pun menjadi tidak menyenangkan. maka dari itu pemilihan model
pembelajaran yang efektif dan inovatif sangat penting dilakukan oleh guru karena
pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat siswa tertarik dan
senang dalam mengikuti pembelajaran.
Untuk mengatasi hal di atas pemecahan alternatif yaitu melalui model
pembelajaran Discovery Learning. Menurut Richard dalam Rostiyah (2012,
hlm.20) Discovery Learning merupakan model pembelajaran berpikir kritis serta
keterampilan pemecahan masalah melalui tukar pendapat, diskusi, mencoba, agar
peserta didik dapat belajar mandiri dengan cara menemukan. Merujuk pada
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, pengertian Discovery Learning yaitu
pembelajaran berbasis masalah yang bertujuan untuk mengembangkan instrumen
proyek yang layak digunakan dan sebagai salah satu inovasi pengembangan nilai
secara lebih operasional. Model pembelajaran Discovery Learning
dikembangkan pada kurikulum 2013. Model pembelajaran Discovery Learning
merupakan suatu model pembelajaran yang mengaitkan dengan permasalahan
yang terjadi di dunia nyata. Model pembelajaran Discovery Learning akan
mendorong siswa untuk menyelidiki sendiri, membangun pengalaman,
pengetahuan masa lalu, menggunakan imajinasi, kreativitas untuk menenukan
fakta, korelasi, juga kebenaran baru. Menurut Darmadi (2017,hlm. 114-133)
adapun langkah – langkah pengaplikasian model Discovery Learning yakni :
penentuan pembelajaran, mengidentifikasi sikap siswa, menentukan materi –
materi yang akan disampaikan, dan menentukan pembahasan yang akan dipelajari
oleh siswa secara induktif.
Dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sebagai
model pembelajaran menulis teks prosedur diharapkan siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasanya dalam bentuk tulisan dan lebih
meningkatnya minat siswa dalam menulis teks prosedur. Penggunaan model
pembelajaran Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
menulis teks prosedur pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Parengan Tahun
Ajaran 2023/2024.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilakukan penelitian dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Melalui Model Pembelajaran
Discovery Learning pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Parengan Tahun
Pelajaran 2023/2024”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan kualitas proses kemampuan menulis teks prosedur pada
siswa kelas VII A SMP 1 Parengan tahun pelajaran 2023/2024 ?
2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan kualitas hasil kemampuan menulis teks prosedur pada siswa
kelas VII A SMP 1 Parengan tahun pelajaran 2023/2024?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks prosedur
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas
VII A SMP 1 Parengan tahun pelajaran 2023/2024.
2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks prosedur
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas
VII A SMP 1 Parengan tahun pembelajaran 2023/2024.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks prosedur
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas
VII A SMP 1 Parengan tahun pelajaran 2023/2024.
2. Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks prosedur
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas
VII A SMP 1 Parengan tahun pelajaran 2023/2024.
Manfaat Teoritis
Memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai pembelajaran menulis teks prosedur.
Manfaat Praktis
Bagi guru :
1. Pendidik dapat mengembangkan kualitas pembelajaran yang lebih
menarik.
2. Pendidik mendapatkan referensi untuk meningkatkan keterampilan
menulis teks prosedur.
Bagi Siswa :
Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur secara
tepat dan sesuai dengan struktur teks prosedur dan melatih imajinasi siswa
sehingga kemampuan anak dapat berkembang.
Bagi Sekolah :
1. Meningkatakan mutu pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis
teks prosedur.
2. Memberikan model pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif dan
kreatif.

1.5 Definisi Operasional


 Keterampilan Menulis
1. Keterampilan menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk
menyatakan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa tulis.
2. Menurut Tarigan (1986:21), yang mendefinisikan menulis sebagai upaya
untuk membuat lambang – lambang grafis. Tentu saja lambang yang
digunakan adalah lambang yang sudah diketahui oleh masyarakat umum.
Sehingga dari penyatuan penyatuan lambang tersebut membentuk sebuah
pesan yang mudah dipahami.
3. Menurut Suyitno, menulis diartikan sebagai upaya menuangkan
pikiran,ilmu,ide gagasan dan pengalaman hidup dari si penulis dalam
bahasa tulis.
Jadi keterampilan menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa
untuk menyatakan ide,ilmu, dan pengalaman dengan menggunakan
bahasa tulis.
 Teks Prosedur
1. Teks Prosedur suatu teks yang berisi langkah – langkah aktivitas atau
kegiatan untuk menyelesaikan suatau pekerjaan.
2. Menurut Kosasih (2018:33) teks prosedur adalah teks yang menyajikan
paparan penjelasan tentang cara melakukan sesuatu dengan sejelas –
jelasnya.
3. Menurut Priyatni (2014:87) teks prosedur adalah teks yang
memberitahukan petunjuk untuk menggunakan atau membuat sesuatu
dengan langkah – langkah yang berurutan.
Jadi teks prosedur adalah , teks prosedur adalah teks yang menjelaskan
tentang tujuan dan langkah – langkah untuk mengerjakan atau
menyelesaikan suatu pekerjaan.
 Model pembelajaran Discovery Learning
1. Model pembelajaran Discovery Learning adalah model pembelajaran
yang mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan yang
ingin disampaikan dalam pembelajaran.
2. Menurut Hanafiah (2012, hlm.77) model pembelajaran Discovery
Learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, logis, dan kritis sehingga siswa dapat menemukan
sendiri ilmu pengetahuan, dan keterampilan.
3. Menurut Syah (2017) model pembelajaran Discovery Learning adalah
model pembelajaran yang lebih menekan pada pengalaman langsung
siswa dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar.
Jadi model pembelajaran Discovery Learning adalah suatu model
pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuaannya
sendiri sehingga dapat memaksimalkan potensi diri siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Keterampilan Menulis
 Pengertian keterampilan menulis
Keterampilan Menulis adalah sebuah kegiatan yang menuangkan
pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bentuk
tulisan. Keterampilan Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan
pikiran dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh
pembaca dan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.
Pengertian keterampilan menulis menurut para ahli :
1. Menurut Abbas (2006:125) keterampilan menulis adalah kemampuan
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain
melalui bahasa tulis. Ketepatan penggunaan gagasan harus didukung
dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata, dan gramatikal
dan penggunaan ejaan.
2. Tarigan (2008:3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang produktif dan ekspresif yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka
dengan pihak lain.
3. Haryadi dan Zamzani (1996:77) keterampilan menulis karangan atau
mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis
melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
4. Burhan Nurgiyantoro (2001:273) menulis adalah aktivitas
mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan
kegiatan produtif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki
kemampuan menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa.
5. Atar Semi (1993:47) keterampilan menulis sebagai tindakan
memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan
menggunakan lambang – lambang.
6. Menurut The Liang Gie (2002:3) keterampilan menulis adalah
keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa
apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, keterampilan menulis adalah
keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk tulisan
sehingga orang lain yang membacanya dapat memahami dan mengerti
isi dari tulisan tersebut.
 Tujuan menulis
Secara umum tujuan menulis adalah untuk memberikan informasi,
meyakinkan pembaca, mengekspresikan diri, dan menghibur. Menurut
Abidin (2009) tujuan menulis adalah menjadikan pembaca ikut berpikir
dan bernalar, membuat pembaca tau tentang hal yang diberitakan,
menjadikan pembaca beropini, menjadikan pembaca mengerti, membuat
pembaca terpersuasi oleh isi karangan, dan membuat pembaca senang
dengan nilai – nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai
agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan, dan
nilai estetika. Tujuan menulis menurut Tarigan (2013, hlm 24) yaitu
sebagai berikut :
1. Memberitahukan atau mengajarkan, tulisan yang bertujuan
memberitahukan atau mengajarkan disebut wacana informasi
(Informatif Discourse).
2. Meyakinkan atau mendesak, tulisan yang bertujuan meyakinkan atau
mendesak disebut wacana persuasive (Persuasive Discourse).
3. Menghibur atau menyenangkan, tulisan yang bertujuan untuk
menghibur atau menyenangkan yang mengandung unsur estetik
disebut tulisan literer wacana kesusastraan (Literary Disocurse).
4. Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi yang kuat,
tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat disebut
wacana ekspresif (Ekspressive Discourse).
Selain itu menulis menurut Hartig (dalam Tarigan, 2013, hlm.25) adapun
tujuan menulis antara lain sebagai berikut :
1. Tujuan penugasan (Assigment Purpose) dimana penuis sebenarnya
tidak mempunyai tujuan sama sekali, penulis menulis sesuatu karena di
tugaskan bukan atas kemampuan sendiri.
2. Tujuan Altruistik (Altruistic Purpose) bertujuan untuk menyenangkan
para pembaca, ingin membantu pembaca agar memahami tulisan,
menghargai perasaan.
3. Tujuan Persuasif (Persuasif Purpose) untuk meyakinkan para pembaca
akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4. Tujuan informasional (Informational Purpose) untuk memberikan
informasi dan keterangan kepada para pembaca.
5. Tujuan pernyataan diri (Self – Ekspressive Purpose) untuk
memperkenalkan atau menyatakan diri sang penulis kepada pembaca.
6. Tujuan kreatif (Creative Purpose) untuk mencapai nilai – nilai artistik
dan nilai kesenian
7. Tujuan pemecahan masalah (Problem Solving Purpose) penulis ingin
memecahkan masalah yang dihadapi, penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran –
pikiran dan gagasannya sehingga dapat di terima dan di pahami oleh
pembaca.
Berdasarkan tujuan menulis diatas, maka menulis bertujuan untuk
mengekspresikan perasaan, meyakinkan, memberikan dan
memberitahukan informasi, memberikan wawasan luas, dan memberikan
hiburan bagi pembaca.

 Manfaat menulis
Menulis memiliki beberapa manfaat diantaranya memudahkan para
pelajar berpikir, memperdalam daya tahap atau persesi, memecahkan
masalah – masalah yang sedang dihadapi, dapat berpikir secara kritis, dan
dapat mengembangkan wawasan yang mereka miliki . Menurut Tarigan
(2013, hlm 3) manfaat menulis adalah sebagai berikut :
1. Menulis menjernihkan pikiran
2. Menulis mengatasi trauma
3. Menulis membantu mengingat informasi
4. Menulis membantu memecahkan masalah
5. Menulis membantu ketika kita memilih
6. Orang yang rajin menulis akan semakin canggih menggunakan
gagasan dalam bentuk simbol
7. Orang yang terbiasa menulis bisa mengontrol distibusi gagasan
menurut jumlah kata/kalimat
8. Mengajak untuk berpikir runtut dan logis
9. orang yang terbiasa menulis akan menyukai cara sederhana , supaya
pembacanya mudah dipahami
10. Mengamati sesuatu dengan lebih luas
11. Menggali peristiwa yang telah terjadi, jika peristiwa itu buruk maka
kita diajak untuk mencari penyebabnya
Adapun menurut Abidin (2008) beberapa manfaat menulis antara lain
sebagai berikut :
1. Menulis mengembangkan kecerdasan
Menulis merupakan kegiatasn kompleks, kemampuan kompleks
tersebut dapat menyelaraskan berbagai aspek seperti pengetahuan
tentang topik yang dijelaskan, kebiasaan menata isi tulisan
sehingga mudah untuk dibaca, dan menyajikan tulisan yang
sesuai dengan kaidah penulisan.
2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas
Tulisan harus di tulis dengan logis supaya pembaca tertarik untuk
membacanya, nyaman untuk dibaca, dan tidak membosankan.
3. Menulis menumbuhkan kepercayaan diri dan keberaniaan
Berani menyampaikan pemikiran, termasuk perasaan, cara
berpikir, gaya tulis kepada orang lain. Maka harus memiliki
kesanggupan dan kesiapan untuk melihat penilaian pembaca dan
tanggapan apapun dari pembaca baik yang positif maupun
negatif.
4. Menulis mendorong kebiasaan serta memupuk kemampuan
mengumpulkan informasi.
Berdasarkan manfaat menulis diatas dapat disimpulkan bahwa
menulis memiliki manfaat yang sangat luas diantaranya dapat
meningkatkan kreatifitas dan kemampuan dalam diri dengan
mengembangkan ide – ide dan gagasan, dan menulis dapat
mengembangkan pengetahuan dan kecerdasan seseorang.

2.1.2 Teks Prosedur


 Pengertian teks Prosedur
Teks Prosedur suatu teks yang berisi langkah – langkah
aktivitas atau kegiatan untuk menyelesaikan suatau pekerjaan. Teks
prosedur ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari – hari, tentu
sering ditemukan petunjuk, panduan atau instruksi. Tujuan
penyusunan teks prosedur ini yaitu berguna untuk memberikan
petunjuk kepada seseorang tentang cara menggunakan suatu produk,
memberi arahan melakukan kegiatan, dan memberikan petunjuk
kepada seseorang tentang cara menggunakan barang atau benda
tertentu. Di dalam teks prosedur terdapat kata perintah atau kata
Imperatif agar pembaca dapat melakukan apa yang diperintahkan
sesuai dengan isi teks prosedur tersebut.
Menurut Kosasih (2018:33) teks prosedur adalah teks yang
menyajikan paparan penjelasan tentang cara melakukan sesuatu
dengan sejelas – jelasnya. Teks prosedur ini sangat diperlukan oleh
seseorang yang belum tau cara mempergunakan suatu benda atau
melakukan kegiatan yang belum jelas cara penggunaannya. Menurut
Priyatni (2014:87) teks prosedur adalah teks yang memberitahukan
petunjuk untuk menggunakan atau membuat sesuatu dengan langkah –
langkah yang berurutan.
Menurut Mahsum (2014:30) teks prosedur adalah teks yang
bertujuan untuk memberikan pengarahan atau pengajaran tentang
langkah – langkah melakukan suatu kegiatan. Teks prosedur berisikan
suatu pengamatan atau percobaan. Menurut Darmawati (2014:15) teks
prosedur adalah jenis teks yang menunjukan atau menjelaskan sebuah
proses dalam membuat atau mengoperasikan sesuatu. Proses membuat
atau mengoperasikan sesuatu dikerjakan sesuai dengan langkah –
langkah yang sistematis dan teratur. Adapun langkah – langkah dalam
teks prosedur harus dilakukan agar dapat terlaksana dengan baik.
Berdasarkan pengertian teks prosedur diatas dapat
disimpulkan, teks prosedur adalah teks yang menjelaskan tentang
tujuan dan langkah – langkah untuk mengerjakan atau menyelesaikan
suatu pekerjaan.

 Struktur Teks Prosedur


Teks Prosedur merupakan suatu teks yang berisi cara, tujuan,
untuk membuat atau melakukan sesuatu dengan langkah – langkah
secara berurutan. Struktur teks prosedur terdiri atas empat bagian yaitu
judul, tujuan, bahan atau alat, dan tahapan. Menurut Priyatni (2014:87)
struktur teks prosedur terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Judul
a. Dapat berupa nama benda/sesuatu yang hendak
dibuatkan/dilakukan.
b. Dapat berupa cara melakukan/menggunakan sesuatu.
2. Tujuan
a. Dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan.
b. Dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan
penulisan.
3. Bahan atau alat
a. Dapat berupa daftar/rincian.
b. Dapat berupa paragraf.
c. Pada teks prosedur tertentu misalnya cara melakukan sesuatu,
tidak diperlukan bahan/alat.
4. Tahapan
a. Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran.
b. Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang
menunjukkan urutan : pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
c. Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang
menunjukkan urutan waktu : sekarang, kemudian, setelah, dan
seterusnya.
d. Tahapan biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan
perintah : tambahkan aduk tiriskan, panaskan, dan lain lain.
Menurut Mahsun (2014:30) teks ini memiliki struktur
berpikir : judul, tujuan, daftar bahan atau alat yang digunakan
(yang diperlukan untuk mencapai tujuan), urutan tahapan
pelaksanaan, pengamatan, dan simpulan.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
struktur teks prosedur yaitu judul, tujuan, bahan atau alat, dan
tahap pelaksanaan dengan urutan yang benar.

 Kaidah kebahasaan Teks Prosedur


Menurut Priyatni (2014:87) ciri bahasa teks prosedur antara
lain : 1. Menggunakan penomoran yang menunjukan urutan atau
tahapan, 2. Menggunakan kata yang menunjukkan perintah, dan
menggunakan kata – kata yang menjelaskan kondisi. Menurut Mulyadi
(2017:16) mengemukakan kaidah kebahasaan teks prosedur sebagai
berikut :
1. Banyak dijumpai kata kerja perintah (Imperatif). Kata kerja
Imperatif merupakan kata kerja yang digunakan untuk memberi
perintah atau instruksi. Kata kerja Imperatif dibentuk oleh sufiks -
kan (tempatkan, dan –I (hindari). Kata kerja Imperatif juga bisa
dibentuk dengan partikel –lah (pilihlah).
2. Adanya penggunaan istilah teknis bidang tertentu.
3. Penggunaan konjungsi temporal atau kata penghubung yang
menyatakan urutan waktu , seperti setelah, kemudian, dan, lalu,
selanjutnya.
4. Adanya penggunaan kata yang menyatakan urutan langkah kegiatan,
seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
5. Banyak menggunakan keterangan cara, seperti dengan cepat, dengan
lembut, dengan perlahan – lahan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kaidah kebahasaan teks prosedur adalah menggunakan kalimat
perintah atau larangan, kata kerja imperatif, konjungsi temporal,
penggunaan kriteria/batasan dan penggunaan kata keterangan.

 Contoh Teks Prosedur


Berikut ini adalah contoh teks prosedur :
“Cara Membuat Sup Ayam Rempah dengan Sayuran”
Sup ayam adalah sup yang terbuat dari ayam, yang
dicampur dengan berbagai bahan makanan lainnya. Rasanya yang lezat
dan cara pembuatannya yang mudah sehingga membuat siapapun ingin
mencoba membuat masakan satu ini.
Tujuan :
Memberikan informasi mengenai cara membuat sup ayam rempah
dengan sayuran.
Bahan :
 8 potong paha ayam bagian atas dan bawah (masing – masing 4
potong)
 3 buah wortel
 300 gr brokoli
 300 gr buncis
 2 buah cabai keriting merah
 2 batang daun bawang
 3 batang seledri
 1 sdt pala bubuk
 1 sdt ketumbar bubuk
 1 sdm merica
 4 lembar daun salam
 2 ruas jari lengkuas, iris tipis
 Garam secukupnya
 Kaldu jamur
 Minyak goreng
 Air
Alat :
 Panci
 Teflon
 Spatula
 Pisau
 Talenan
 Blender
 Mangkok saji
Bumbu :
 4 siung bawang putih
 5 siung bawang merah
 5 buah kemiri
 1 ruas jari jahe
Langkah – langkah :
1. Cuci ayam yang sudah dipotong sesuai selera hingga bersih.
Begitupun dengan sayuran, potong kemudian cuci bersih. Lalu
tiriskan.
2. Iris cabai keriting, daun bawang, seledri, dan lengkuas yang sudah
dicuci dan sisihkan.
3. Blender semua bahan untuk bumbu halus. Setelah itu tuang 1 sdm
minyak goreng kedalam panci.
4. Setelah dirasa panas, masukkan bumbu halus, merica, bubuk pala,
bubuk ketumbar, lengkuas, garam, dan kaldu jamur. Tumis semua
hingga harum.
5. Tuangkan air dan masukkan ayam. Biarkan hingga daging empuk.
6. Masukkan wortel terlebih dahulu biarkan beberapa saat. Kemudian
buncis, diamkan beberapa saat. Terakhir masukkan brokoli dan
cabai merah keriting.
7. Jika sayuran hampir matang, taburkan potongan daun bawang dan
seledri lalu biarkan sekitar 2 menit dan matikan kompor.
8. Sup ayam rempah dengan sayuran dapat disajikan di mangkok.
Bagaimana, apakah kalian tertarik untuk membuat sup ayam
rempah dengan sayuran?. Meskipun sedikit rumit namun hasilnya akan
tidak mengecewakan. Sup ayam akan memiliki rasa yang nikmat dan lezat
dengan mengikuti langkah – langkah pada resep tersebut. Selamat
mencoba.

2.1.3 Model Pembelajaran Discovery Learning


 Pengertian model pembelajaran Discovery Learning
Discovery Learning adalah suatu Model pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri, menyelidiki sendiri,
pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran sehingga
dapat memaksimalkan potensi siswa tersebut. Model pembelajaran
Discovery Learning lebih cenderung menuntut siswa untuk
menemukan suatu cara yang belum dipahami berdasarkan pengamatan
dan pengalaman pribadi siswa tersebut. Model pembelajaran ini
membantu siswa untuk menemukan ilmu pengetahuan secara mandiri.
Menurut Hanafiah (2012, hlm.77) model pembelajaran
Discovery Learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, logis, kritis sehingga siswa dapat
menemukan sendiri ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Menurut
Senjaya (2006:128) model pembelajaran Discovery Learning adalah
pembelajaran yang mana bahan pelajarannya dicari serta diemukan
sendiri oleh siswa lewat berbagai aktivitas sehingga dalam
pembelajaran ini tugas guru lebih kepada fasilitator dan pembimbing
bagi siswa. Menurut Kurniasih (2014:64) model Discovery Learning
adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa
mengorganisasikan sendiri. Discovery adalah menemukan konsep
melalui pengamatan atau percobaan yang dilakukan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Discovery Learning adalah suatu model
pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan
pengetahuannya sendiri sehingga dapat memaksimalkan potensi diri
siswa.

 Langkah – Langkah Metode Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Darmadi (2017, hlm.114-144) beberapa langkah –
langkah model pembelajaran Discovery Learning yaitu :
1. Penentuan pembelajaran.
2. Mengidentifikasi sikap siswa.
3. Menentukan materi – materi yang akan disampaikan.
4. Menentukan pembahasan yang akan dipelajari oleh siswa secara
indiktif.
5. Meningkatkan media pembelajaran serta bahan ajar dengan
memberikan sebuah ilustrasi ataupun tugas yang dapat dipelajari
oleh siswa.
6. Menentukan pembahasan pembelajaran diawali dari yang
sederhana ke yang lebih rumit.
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Kurniasih dan Sani (2014:68-71) langkah – langkah
pengoprasionalan model pembelajaram Discovery Learning adalah :
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
3. Memilih materi pelajaran.
4. Menentukan topik – topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif.
5. Mengembangkan bahan – bahan belajar berupa contoh – contoh,
ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari.
Menurut Sinambela (dalam Yulia, 2018, hlm.22) langkah –
langkah pembelajaran Discovery Learning yaitu :
1. Stimulation (memberi rangsangan) diawal pembelajaran siswa
diberikan suatu permasalahan kemudian siswa merasa bingung, hal
tersebut akan memicu keingintahuan siswa untuk menyelidikinya.
Kemudian guru memberikan beberapa pertanyaan, cara membaca,
dan pembelajaran yang berkaitan dengan Discovery Learning.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah) guru memberikan
giliran kepada siswa untuk mencari tahu kejadian serta masalah
yang berkaitan dengan bahan ajar, setelah menemukan kesimpulan
maka salah satunya dapat dipilih serta dirumuskan dalam bentuk
hipotesis.
3. Data Collection (pengumpulan data) hal ini bertujuan untuk
membuktikan pernyataan yang ada, setelah itu siswa diberikan
untuk mencari informasi, membaca, mengamati objek
permasalahan, dan melakukan uji coba secara mandiri.
4. Data Processing (pengolahan data) kegiatan mengolah data atau
informasi berdasarkan apa yang sudah diperoleh siswa. Informasi
yang telah didapatkan akan diolah kembali untuk tingkat
kepercayaan siswa.
5. Verification (pembuktian) kegiatan mengkaji kebenaran data yang
telah didapatkan oleh siswa sebelumnya.
6. Generalization (menarik kesimpulan) kegiatan menarik kesimpulan
dari hasil informasi yang telah didapatkan.

 Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Roestiyah (2017, hlm. 20-21) model pembelajaran
Discovery Learning memiliki beberapa kelebihan yaitu :
1. Model pembelajaran yang mampu mengarahkan peserta didik
untuk membangunkan, menyiapkan kesiapan dalam belajar, dan
penguasaan kemampuan belajar dalam proses kognitif/pengenalan
siswa.
2. Dapat menghasilkan suatu pengetahuan baru yang versifat personal
karena dapat memperkuat ingatan, pengertian, serta memberikan
pengetahuan sehingga dapat diingat oleh siswa.
3. Siswa akan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Model pembelajaran ini memberikan giliran untuk siswa agar dapat
mengembangkan keterampilannya sesuai dengan kemampuan
masing – masing.
5. Memotivasi dan mengarahkan siswa untuk melakukan
pembelajaran sendiri sehingga menyebabkan siswa lebih giat
mengikuti pembelajaran.
6. Menambah rasa percaya diri siswa karena telah menemukan
informasi sendiri.
7. Model pembelajaran dipusatkan kepada guru.
Dari pendapat Roestiyah diatas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Discovery Learning dapat melatih siswa untuk
mengembangkan keterampilannya serta menambah rasa percaya
diri siswa untuk mengemukakan pendapat, siswa menjadi lebih
aktif dalam mengikuti mata pelajaran, memjadikan siswa terlibat
aktif dalam kegiatan belajar, dan dengan motivasi dan arahan yang
sesuai siswa akan dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

 Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Roestiyah (2017, hlm.20-21) model pembelajaran
Discovery Learning memiliki beberapa kekurangan yaitu :
1. Bagi siswa harus memiliki kesiapan untuk menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning.
2. Jika jumlah siswa terlalu banyak maka penggunaan model
pembelajaran ini kurang efisien.
3. Model pembelajaran Discovery Learning akan mengganggu jika
guru dan siswa terbiasa menggunakan model pembelajaran
konvensional.
4. Dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
memunculkan tanggapan jika pembelajaran ini hanya
mementingkan proses pengertiannya saja, kurang memperhatikan
perkembangan, pembentukan karakter, dan keterampilan siswa.
5. Model pembelajaran ini tidak memberikan kesempatan siswa
untuk berfikir secara kreatif.
Berdasarkan pendapat Roestiyah penggunaan model
pembelajaran Discovery Learning ini kurang cocok jika jumlah
siswa yang terlalu banyak, dan kurang memberikan kesempatan
siswa untuk berfikir secara kreatif.

2.2 Indikator Penilaian Penulisan Teks Prosedur


Berdasarkan Priyatni (2014:87) yang telah menjelaskan tentang isi teks
prosedur, maka indikator yang akan dinilai dalam menulis teks prosedur
adalah sebagai berikut, pertama judul dapat berupa nama benda atau sesuatu
yang hendak dibuatkan atau dilakukan dan dapat juga berupa cara melakukan
sesuatu. Kedua tujuan dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan
penulisan dan dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan
penulisan. Ketiga bahan atau alat dapat berupa daftar/rincian, dapat berupa
paragraf, Pada teks prosedur tertentu misalnya cara melakukan sesuatu, tidak
diperlukan bahan/alat. Keempat Tahapan yang ditunjukkan dengan
penomoran, tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan
: pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tahapan yang ditunjukkan dengan
kata yang menunjukkan urutan waktu : sekarang, kemudian, setelah, dan
seterusnya, dan tahapan biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan
perintah : tambahkan aduk tiriskan, panaskan, dan lain lain.
2.3 Penelitian Yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang sedang
dibahas oleh peneliti. Adanya penelitian tersebut mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian peningkatan kemampuan menulis teks prosedur melalui
model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan
menulis teks prosedur.
Penelitian yang relevan pertama berjudul “Penerapan Metode
Discovery Learning Berbantuan Media Gambar Pada Pembelajaran Daring
Menulis Teks Prosedur”. Terbit tahun 2023 yang dilakukan oleh Mustika, I.,
& Suhara, A. M. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
dari penerapan pembelajaran menulis teks prosedur yang dilakukan secara
daring, karena pembelajaran ini masih mengalami kendala dan permasalahan
pada hasil menulis teks prosedur siswa yang dinilai masih rendah. Hasil dari
penelitian ini adalah metode pembelajaran Discovery Learning ini sangat baik
digunakan. Hal ini ditunjukan dengan rata – rata nilai 71,3 dengan tingkat
ketuntasan siswa sebanyak 70% masuk pada kategori baik.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Mustika, I., & Suhara, A.
M. dengan penelitian ini adalah sama – sama menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
Kusumawati, E.P, dkk dengan penelitian ini adalah menggunakkan media
pembelajaran, sedangkan peneliti tidak menggunakan media pembelajaran.
Penelitian yang relevan kedua berjudul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Teks Cerita Fiksi Berdasarkan Novel Melalui Penerapan Model
Discovery Learning pada siswa kelas XII AP 1 SMK Negeri 1 Surakarta”.
Terbit tahun 2017 yang dilakukan oleh Cahyani R, dkk. Tujuan penelitian ini
adalah meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks cerita fiksi
berdasarkan novel, keterampilan menulis teks cerita fiksi berdasarkan novel
dengan model Discovery Learning. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan keterampilan menulis teks cerita fiksi berdasarkan novel
pada siswa kelas XII AP 1 SMK Negeri 1 Surakarta. Hal ini ditunjukkan pada
siklus I nilai rata – rata 76 dengan presentase ketuntasan 58,06%, dan pada
siklus II adalah 80,61 dengan presentase ketuntasan 90,3%.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Cahyani, R, dkk dengan
penelitian ini adalah sama – sama menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Cahyani R,
dkk dengan penenlitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Cahyani R,
dkk menggunakan teks cerita fiksi, sedangkan penelitian ini menggunakan
teks prosedur.
Penelitian relevan yang ketiga berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Teks Prosedur Kompleks Dengan Metode Discovery Learning Pada
Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Salaman Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Terbit tahun 2015 yang dilakukan oleh Aryani, H. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan
menulis teks prosedur kompleks dengan metode Discovery Learning pada
siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Salaman tahun pelajaran 2014/2015 dan
tingkat keberhasilan keterampilan menulis teks prosedur kompleks dengan
metode Discovery Learning pada siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Salaman tahun pelajaran 2014/2015. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan metode Discovery
Learning berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan menulis
siswa. Hal ini dibuktikan dengan dengan rerata hasil tes 62.03. Rerata hasil
tes siklus I adalah 82,06 terjadi peningkatan 20,03 dan rerata hasil
kemampuan siklus II mencapai 83,26 terjadi peningkatan 1,2.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Aryani H. dengan
penelitian ini adalah sama – sama meningkatkan kemampuan menulis teks
prosedur dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Aryani H. dengan penelitian ini
adalah pada objek penelitian, Aryani H. mengambil objek penelitian yaitu
pada siswa SMA , sedangkan peneliti mengambil objek penelitian yaitu pada
siswa SMP.
2.4 Kerangka Berpikir
Menurut Sugiyono (2016, hlm.91) kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah di identifikasikan sebagai masalah penting. Kerangka
berpikir merupakan perumusan berbagai masalah hingga kepada tindakan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Permasalahan yang dihadapi
adalah siswa kesulitan dalam menulis teks prosedur, siswa kesulitan dalam
menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan, dan kurangnya minat
siswa dalam menulis teks prosedur. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam menulis teks prosedur yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, yang dapat
membuat siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menuangkan ide dan
gagasannya dalam bentuk tulisan dan lebih meningkatkan minat siswa dalam
menulis teks prosedur.
Pada pembelajaran sebelumnya guru cenderung menggunakan model
pembelajaran konvensional sehingga siswa cepat merasa bosan, kurang
memahami materi yang disampaikan, dan pembelajaran pun menjadi tidak
menyenangkan. Ketepatan penggunaan model pembelajaran yang sesuai
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran siswa dalam menulis teks
prosedur. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran Discovery
Learning diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis teks
prosedur serta membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
menulis teks prosedur sehingga dapat diterapkan dengan lebih efiktif dan
inovatif.
2.5 Kerangka berpikir Pelaksanaan Penelitian

Guru Siswa

Masalah

Siswa kesulitan Siswa kesulitan Kurangnya minat


dalam menulis teks menuangkan ide siswa dalam
prosedur dan gagasannya menulis teks
prosedur

Solusi
Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam
meningkatkan kemampuan menulis teks Prosedur pada siswa kelas
VII A SMP Negeri 1 Parengan

Hasil
Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VII A
SMP Negeri 1 Parengan
2.6 Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VII A SMP Negeri 1
Parengan tahun pelajaran 2023/2024.
2. Siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Parengan mengalami kendala dalam
meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur melalui model
pembelajaran Discovery Learning.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas.Menurut Arikunto (2006) PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut
Supardi (2011) PTK adalah penelitian yang mampu menawarkan cara dan
prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme
pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi
siswa. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PTK atau
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru
dengan berbagai tindakan untuk meningkatkan proses pembelajaran dikelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab
guru khususnya dalam pembelajaran. Melalui PTK guru dapat meningkatkan
kemampuanya dan kinerjanya. Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah untuk meningkatkan dan melibatkan agar tercapainya peningkatan
praktik, peningkatan pemahaman praktik oeh praktisinya, dan peningkatan
situasi tempat pelaksanaan praktik.
Dalam pelaksanaanya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
menggunakan model Kurt Lewin yang menyebutkan bahwa satu siklus terdiri
dari empat langkah yaitu : 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3)
observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting).
3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Pra Siklus Perencanaan Pelaksanaan


SIKLUS I

Refleksi Observasi

Perencanaan Pelaksanaan

SIKLUS II
Selesai Observasi
Refleksi
3.2 Peran Peneliti di Lapangan
Peran peneliti di lapangan untuk penelitian tindakan kelas ini sangat
diperlukan. Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti,
perencana, pengumpul data, analisi data, dan penyimpulan data. Oleh karena
itu peran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Peran peneliti di lokasi
penelitian sebagai pengamat partisipan. Peneliti menjadi partisipan agar dapat
merasakan apa yang dirasakan partisipan lainnya. Selain itu juga akan
mempermudah peneliti untuk mengati partisipan. Peneliti tidak hanya
berperan sebagai peneliti, perencana, pengumpul data, analisis data, dan
penyimpulan data tetapi juga berperan sebagai teman untuk partisipan.
Sehingga hasil yang didapatkan akan lebih akurat dan valid.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengan Pertama Negeri 1
Parengan yang terletak di Jalan Raya Ponco Soko nomer 02 , Kecamatan
Parengan Kabupaten Tuban. Lokasi terdiri dari tiga unsur yaitu tempat,
pelaku, dan kegiatan. Maka dari itu lokasi yang dimaksud yaitu tempat, SMP
Negeri 1 Parengan yang terletak di Jalan Raya Ponco Soko nomer 02,
Parengan, Tuban. Pelaku yaitu guru dan siswa kelas VII A SMP Negeri 1
Parengan yang terlibat dalam peningkatan kualitas menulis teks prosedur
siswa. Kegiatan yaitu proses pembelajaran teks prosedur melalui model
pembelajaran Discovery Learning.
Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena berdasarkan
penelitian di sekolah tersebut masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai kemampuan menulis
teks prosedur siswa. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dengan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII A SMP Negeri 1 Parengan model
pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model pembelajaran
konvensional atau ceramah sehingga siswa merasa bosan dan kurang
memahami materi pada saat pembelajaran di kelas.

3.4 Subjek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A Sekolah
Menengah Pertama di Parengan, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban
Semester 1 dengan fokus penelitian pada peningkatan kemampuan menulis
teks prosedur melalui model pembelajaran Discovery Learning. Jumlah siswa
dalam penelitian ini adalah 32 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan
dan 16 siswa laki – laki. Pemilihan siswa kelas VII A dikarenakan kelas VII
A sebagian besar siswa merasa bosan dan kurang memahami materi yang
disampaikan oleh guru sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka.
Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning
keterampilan menulis teks prosedur siswa akan meningkat dan siswa lebih
aktif di kelas.

3.5 Sumber Data


Sumber data merupakan sumber darimana data dpat diperoleh. Menurut
Arikunto (2010:172) sumber data adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Sumber data ini dilakukan agar dapat terlaksananya penelitian ini
dan keberhasilan penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dengan teknik wawancara informan atau langsung. Menurut Sugiyono
(2018:456) data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Sumber data primer yang diperoleh peneliti berasal
dari warga sekolah yaitu guru kelas dan siswa. Hal ini menjadi sumber data
untuk mengetahui keberhasilan penggunaan model pembelajaran Discovery
Learning dalam kemampuan menulis teks prosedur siswa.
Sumber data sekunder adalah sumber kedua sesudah sumber data
primer. Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data yang
tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Sumber data sekunder yang diperoleh peneliti melalui
perpustakaan, dokumetasi, buku, dan arsip. Hal ini menjadi sumber data
untuk mengetahui keberhasilan penggunaan model pembelajaran Discovery
Learning dalam kemampuan menulis teks prosedur siswa.

3.6 Prosedur Pengumpulan data


Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu cara pengumpulan
data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Observasi dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi yang terjadi
di kelas VII A SMP Negeri 1 Parengan. Observasi dilakukan di kelas
untuk mengamati kegiatan pembelajaran seperti tingkah laku siswa saat
belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain – lain. observasi
dilakukan oleh peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Wawancara
Wawancara adalah adalah salah satu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan tatap muka dan tanya jawab langsung antara
peneliti dan narasumber. Wawancara merupakan komunikasi dua arah
untuk memperoleh informasi dari responden terkait. Teknik wawancara
ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kesan siswa setelah
pembelajaran dikelas dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning serta untuk mengetahui kendala yang
dihadapi oleh siswa selama prose pembelajaran berlangsung di kelas.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk memperoleh data awal tentang proses pembelajaran
sebelumnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara
terstruktur. Menurut Sugiono (2019) wawancara terstruktur digunakan
sebagai tenik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena saat
malakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan, yang dibuat secara sistematis. Dalam pelaksanaan
wawancara berlangsung, materi pertanyaan dapat dikembangkan sesuai
dengan kondisi saat itu sehingga lebih fleksibel dan sesuai dengan jenis
masalahnya.
3. Tes
Tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan beberapa tugas atau tugas serta alat lainnya kepada subjek
yang diperlukan datanya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat nilai yang diperoleh
melalui tes tersebut. Dalam penelitian ini akan digunakan tes hasil
belajar untuk mengukur hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
Peneliti membuat tes tulis pada siklus I dan siklus II yang diberikan
kepada siswa setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan
kemampuan menulis teks prosedur melalui model pembelajaran
Discovery Learning pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Parengan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, tulisan angka gambar yang
berupa laporan surat keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Dokumen ini meliputi semua sumber baik yang tertulis maupun lisan.
Data dokumen yang akan digunakan untuk penelitian ini antara lain foto,
struktur organisasi sekolah, data tentang guru dan staf tata usaha
sekolah, dan data tentang siswa.

3.7 Teknik Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi


3.7.1 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan analisa penelitian yang
dilakukan dengan memeriksa segala bentuk data dari komponen
penelitian seperti catatan, dokumen, hasil tes, rekaman, history, dan
lainnya. Analisis data adalah proses mengolah dan menginterpretasi
data yang telah dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian
menggunakan cara memilah, memilih, dan menggolongkan data ke
dalam kategori sehingga data ke dalam kategori sehingga akan
memiliki makna dan arti yang jelas. Menurut Arikunto (
2010:202) analisi data yaitu menyatukan data dari berjenis – jenis
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data menjadi
kesatuan data yang akan bermakna menjadi kesimpulan. Menurut
Wardani (2011:74) analisi data adalah upaya yang dilakukan guru
yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data
yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan
benar.
Dalam penelitian ini menggunakan data Kuantitatif dan
Kualitatif sebagai berikut :
a. Teknik Kuantitatif
Teknik analisi data kuantitatif merupakan data yang berupa
angka statistik. Data ini didapatkan dari hasil belajar siswa selama
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Data yang
sudah didapatkan setelah itu akan disimpulkan pada setiap
siklusnya.
Untuk penilaian hasil belajar, peneliti menjumlahkan nilai
yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi sesuai dengan jumlah
siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata – rata. Dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

ƩX
X=
N

Keterangan :
X = Nilai Rata – rata
Ʃx = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah seluruh siswa
Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa,
dihitung menggunakan rumus :

Siswa yang tuntas belajar


P= x
Siswa keseluru h an
Hasil perhitungan tersebut kemudian dikategorikan untuk
menentukan keterampilan menulis teks prosedur dalam kategori
sebagai berikut :

Skor yang diperoleh Kategori

90 – 100 Sangat baik


70 – 89 Baik
50 – 69 Cukup
0 – 49 Kurang baik

b. Data Kualitatif
Teknik analisi data kualitatif merupakan data yang disajikan
dalam bentuk verbal, bukan berbentuk angka. Dalam penelitian ini
data kualitatif yaitu pelaksanaan model pembelajaran Discovery
Learning di SMP Negeri 1 Parengan, seperti data hasil pengamatan
tentang aktivitas guru dalam mengajar dikelas dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran.

3.7.2 Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk mendapatkan data atau informasi
yang diperlukan dalam menentukan bagaimana pembelajaran yang
telah berjalan agar dapat membuat penilaian dan perbaikan yang
dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Dalam penelitian ini, jika
pembelajaran sudah dimengerti siswa mengenai menulis teks prosedur
melalui metode pembelajaran Discovery Learning , maka peneliti
akan mengadakan tes. Tes untuk siswa kelas VII A SMP Negeri 1
Parengan Tahun Pelajaran 2023/2024 yaitu berupa tes tulis.
3.7.3 Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi dengan
berdiskusi dengan guru kelas untuk mengetahui hasil temuan peneliti
selama melakukan tindakan pada siklus I. Hasil penelitian untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran pada
siklus I. Jika ditemukan kekurangan pada penelitian menulis teks
prosedur melalui model pembelajaran Discovery Learning maka akan
dilanjutkan pada siklus II.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah
Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Abidin, Yunus. 2009. Guru dan Pembelajaran Bermutu. Bandung: Rizki Press.
Arikunto, Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aryani, H. (2015). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS
PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 SALAMAN TAHUN
PELAJARAN 2014/2015. SURYA BAHTERA, 3(31). Retrived From :
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/surya-bahtera/article/view/2679.
Cahyani, R., Suwandi, S., & Suryanto, E. (2017). Peningkatan Kemampuan
Menulis Teks Cerita Fiksi Berdasarkan Novel Melalui Penerapan Model
Discovery Learning. Basastra, 5(1), 241-261. Retrieved From :
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/11546/0.
Devi, P. C., Hudiyono, Y., & Mulawarman, W. G. (2018). Pengembangan Bahan
Ajar Menulis Teks Prosedur Kompleks dengan Model Pembelajaran
Discovery Learning Menggunakan Media Audio Visual (Video) di Kelas XI
SMA Negeri 1 Samarinda. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan
Pengajarannya, 1(2), 101-114. https://doi.org/10.30872/diglosia.v1i2.13.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Balai Pustaka.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hidayat, M. T. (2020). Pembelajaran menulis teks prosedur dengan metode
discovery learning pada siswa kelas vii smp negeri 1 langsa. Jurnal Samudra
Bahasa, 3(1), 45-51. https://doi.org/10.33059/jsb.v3i1.2208.
Hany, N., & Atmazaki, A. (2023). Pengaruh Metode Discovery Learning
Berbantuan Media Infografik Terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kota Pariaman. PUSTAKA: Jurnal Bahasa
dan Pendidikan, 3(2), 39-47. https://doi.org/10.56910/pustaka.v3i2.462.
Kusumah, A. W., Usada, W., & Permana, A. (2019). Meningkatkan Kemampuan
Menulis Teks Prosedur dengan Menggunakan Model Discovery
Learning. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(6),
949-966. https://doi.org/10.22460/p.v2i6p%25p.3770.
Mustika, I., & Suhara, A. M. (2023). PENERAPAN METODE DISCOVERY
LEARNING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA
PEMBELAJARAN DARING MENULIS TEKS PROSEDUR. Parole:
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 6(1).https://doi.org/10.22460/p.v6i1p%25p.11875.
Ningsih, S., Deliani, S., & Zahara, S. F. (2023). KEMAMPUAN MENULIS
TEKS PROSEDUR DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA
PESERTA DIDIK. Jurnal Bahasa Indonesia Prima (JBIP), 5(1), 96-107.
https://doi.org/10.34012/jbip.v5i1.3467.
Pudjiono, Setyawan. 2007. Konsep Dasar Menulis, Modul Pendidikan FBS
UNY. Yogyakarta: Staff Site UNY.
Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas 11. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai