Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DASAR DASAR PENDIDIKAN

Hakikat Teknik Pembelajaran, Jenis-Jenis Pembelajaran, dan Implementasi Bahasa


Indonesia

Dosen Pengampu:
Heny Friantary M.Pd

Disusun Oleh :
Ferdian Subekti (2323290024)
Treeskah Fathanah hidayah (2323290024)
Diti Handayani (2323290030)
Cita Ulva Lendari Marion Tina (2323290027)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isi
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini saya penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penisan maupun materi, mengingat kemampuan yang saya milik.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi menyempurnakan
makalh ini. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan yang maha kuasa Amiin Yaa
Robbal Alamin.

Bengkulu, 14 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1

D. Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II ......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
A. Pengertian Metode Pembelajaran..................................................................... 2
B. Ciri-ciri Metode Pembelajaran............................................................................... 5
C. Jenis-jenis Metode Pembelajaran ........................................................................... 6

D. Implementasi Bahasa Indonesia di Kehidupan Sehari-hari .................................... 9


BAB III ...................................................................................................................... 17
PENUTUP ................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses
pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari
pembelajaran yang dilakukan. Ketepatan pemilihan metode akan berdampak positif
bagi meningkatnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengingat dalam proses
pembelajaran di dalam kelas ada tujuan yang ingin dicapai, seperti yang dikatakan oleh
Sadulloh, et al (2007: 79) mengungkapkan bahwa “tujuan pendidikan memiliki
kedudukan yang menentukan dalam kegiatan pendidikan.” Tujuan pendidikan memiliki
dua fungsi yaitu memberikan arah dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan. Karena itu, pendukung-pendukung dari keberhasilan
proses pembelajaran untuk mencapai tujuannya tersebut perlu dihadirkan, pengkajian
tentang metode yang tepat juga menjadi hal yang perlu dilakukan agar metode yang
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, tujuan yang ingin dicapai
adalah dimilikinya kemampuan-kemampuan dasar dalam berbahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca, menulis, dan bersastra. Lima kemampuan ini akan sangat
mendukung kemampuan berbahasa anak, dan jika telah dimiliki sejak anak berada di
bangku sekolah dasar, maka akan sangat menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa
Indonesia di jenjang berikutnya. Kelima kemampuan ini juga merupakan suatu siklus
yang saling berkaitan dan mendukung, ketika guru akan mengajarkan salah satu
kemampuan maka kemampuan yang lain juga akan turut mendukung, karena seperti
itulah hakikat Bahasa.
Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memilki strategi itu ialah harus menguasai teknikteknik penyajian, atau
biasanya disebut metode mengajar. Menurut Slameto (2010:65) metode mengajar
adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar
digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun menjawab suatu pertanyaan yang
bertujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam
pertumbuhan dan perkembangan kreatifitas serta minat belajar siswa terhadap semua

1
mata pelajaran yang akan diajarkan khusunya pada mata pelajaran PKn. Apalagi
dengan mengingat bahwa mata pelajaran Pkn kurang diminati oleh sebagian besar siswa
karena dianggap bahwa mata pelajaran tersebut terlalu membosankan. Minat belajar
siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat perhatian khusus, karena minat merupakan
salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi minat belajar
siswa yang kurang baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan ajar sehingga guru
tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap
mata pelajaran itu sendiri tidak baik, serta penggunaan metode yang kurang menarik,
sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
Akibatnya siswa malas untuk belajar. Untuk itu disinilah penggunaan metode
dalam belajar sangat penting agar siswa tidak bosan ketika sedang mengikuti pelajaran
atau ketika proses belajar mengajar berlangsung. menghadapi segala hal persoalan.
Penggunaan metode sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud metode pembelajaran?
2. Apa saja ciri-ciri metode pembelajaran ?
3. Apa saja yang macam-macam metode pembelajaran?
4. Bagaimana implementasi Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu metode pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam metode pembelajaran.
4. Untuk mengetahui implementasi Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
1. Makalah ini bermanfaat untuk mahasiswa yang ingin mempelajari tentang dasar-
dasar Pendidikan.
2. Makalah ini bermanfaat untuk peneliti sebagai referensi penelitiannya agar bisa
menambah wawasan dan bisa menyempurnakan penelitian selanjutnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran


Menurut Arif Mu’amar Wahid (2022) Penetapan metode pembelajaran
didasarkan pada keniscayaan bahwa kemampuan yang diharapkan telah ditetapkan
dalam suatu tahap pembelajaran akan dicapai dengan metode atau model pembelajaran
terpilih. Metode atau model pembelajaran bisa berupa diskusi kelompok, simulasi, studi
kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau pembelajaran lain yang dapat secara
efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Setiap mata kuliah
dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran.
Pasal 10 (1) Permenristekdikti 44./2015 menjelaskan bahwa proses
pembelajaran merupakan pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk
memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Pasal 11 (1) menstandarkan bahwa
karakteristik proses pembelajaran terdiri atas interaktif, holistik, integratif, saintifik,
kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa. Pasal 1 (2)
menjelaskan bahwa proses pembelajaran melalui kurikuler wajib menggunakan metode
pembelajaran efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai
kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam mata kuliah dalam rangkaian pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan (CPL).
Berdasarkan kajian tersebut, maka yang dimaksud dengan metode pembelajaran
adalah strategi pembelajaran efektif dan efisien serta mengaktifkan mahasiswa, dalam
menyampaikan atau mengakuisisi bahkan kajian selama proses pembelajaran, untuk
mencapai capaian pembelajaran lulusan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud
dengan pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peserta didik dan sumber
belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu. Berdasarkan pada pernyataan tersebut
maka dalam mendeskripsikan setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran tersebut
dapat ditengarai ciri pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered
learning; SCL).
Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya Anda baru
mengetaui penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada

3
suatu alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu,
yaitu teknik.
Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi,
teknik pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang
digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu
tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai
tujuan pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah
kurikulum 2004) saat itu.
Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada
tahap pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru
yang sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru - murid itu
adalah teknik mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat
atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan
berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang
dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode
dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali.
Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda,
bergantung pada berbagai faktor.
Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada
kemmapuan guru itu mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat
berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penentuan teknik pembelajaran di antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi
siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain.
Pengertian Metode Pembelajaran Prawiradilaga (2007) Menyatakan bahwa
metode Pembelajaan adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang
digunakan guru dalam mencapaitujuan pembelajaran. Dapat dikatakan metode
pembelajaran adalah proses pembelajaran yang difokuskan kepada pencapaian tujuan.
Teknik Pembelajaran Menurut Sudrajat (2008 : 1) mengemukakan bahwa
teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik

4
tersendiri, dan akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas.

Definisi Teknik Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely (Uno, 2009: 2) teknik
adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan
peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni (2005:1185).Teknik merupakan
suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran
yang telah dipilih untuk peserta didik.
Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan
seirama dengan pendekatan yang digunakan. Teknik pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Arti lain mengatakan bahwa Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat
proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik
pembelajaran. Termasuk teknik yang baik apabila memenuhi syarat berikut ini.
a) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat
atau gairah belajar siswa.
b) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
c) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berekspresi yang kreatif dari kepribadian siswa.
d) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan dan
dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan
inovasi (pembaharuan). siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan
inovasi (pembaharuan).
e) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
f) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang
bersifat verbalistik dan menggantinya, dengan pengalaman atau situasi nyata dan
bertujuan.
g) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara belajar yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
h) Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat membimbing siswa agar dapat
atau mampu bertanggung jawab sendiri (Djajadisastra, 1982).
B. Ciri-ciri Metode Pembelajaran
Ciri metode pembelajaran SCL sesuai unsurnya dirinci sebagai berikut; Dosen,
berperan sebagai fasilitator dan motivator; mahasiswa harus menunjukan kinerja yang
bersifat aktif dengan mengintegrasikan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afeksi

5
secara utuh; proses interaksinya menitikberatkan pada ‘’method inquiry and
discovery’’; sumber belajarnya, bersifat multidimensi yang artinya bisa didapat dari
mana saja; dan lingkungan belajarnya, harus terancang dan kontekstual (Dikti, 2014).
C. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Menurut Fakhriyan Ardyanto (2021) Berikut ini metode metode pengajaran dalam
proses belajar:
1. Metode Pembelajaran Konvensional / Metode Ceramah
Metode ini diterapkan dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi
secara lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan
ekonomis, tidak membutuhkan banyak alat bantu.
Metode ini mampu digunakan untuk mengatasi kelangkaan literatur atau
sumber rujukan informasi karena daya beli siswa yang diluar jangkauan. Namun
metode ini juga memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan.
a. Kekurangan Metode Pembelajaran Konvensional
Berikut adalah kekurangan metode pembelajaran ceramah, yaitu:
1. Siswa menjadi pasif.
2. Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.
3. Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.
4. Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima informasi atau
pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal ini mungkin cukup menarik.
5. Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian yang jelas.
6. Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian kata- kata saja.

b. Kelebihan Metode Pembelajaran Konvensional


Sementara, kelebihan dari metode pembelajaran ceramah, antara lain:
1. Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus.
2. Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh.
3. Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas.
4. Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak.
5. Mudah dilaksanakan.

2. Metode Pembelajaran Tanya Jawab


Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan siswa.

6
a. Kelebihan Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Berikut kelebihan metode tanya jawab, antara lain:
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya
ingatan.
3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
b. Kelemahan Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Berikut kekurangan metode tanya jawab, antara lain:
1. Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan
menciptakan suasana yang tidak tegang.
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami siswa.
3. Sering membuang banyak waktu.
4. Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

3. Metode Pembelajaran Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para
siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
A. Kelebihan Metode Pembelajaran Demonstrasi
Berikut kelebihan metode demonstrasi, antara lain:
1. Menghindari verbalisme.
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3. Proses pengajaran lebih menarik.
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
5. kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
B. Kelemahan Metode Pembelajaran Demonstrasi

Berikut kekurangan metode demonstrasi, antara lain:


1. Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2. Kurangnya fasilitas.
3. Membutuhkan waktu yang lama.
4. Metode Pembelajaran Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar
pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau diskusi
kelompok.
a. Kelebihan Metode Pembelajaran Konvensional Diskusi
Berikut kelebihan metode diskusi, antara lain:

7
1. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarya dan terobosan
baru dalam pemecahan masalah.
2. Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
3. Memperluas wawasan.
4. Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.
b. Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi
Berikut kekurangan metode diskusi, antara lain:
1. Membutuhkan waktu yang panjang.
2. Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
3. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4. Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
5. Metode Pembelajaran Karyawisata
Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak
memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh
disebut study tour.
a. Kelebihan Metode Pembelajaran Karyawisata
Berikut kelebihan metode karyawisata:
1. Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata.
2. Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat.
3. Merangsang kreatifitas siswa.
4. Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
b. Kelemahan Metode Pembelajaran Karyawisata
Berikut kelemahan metode karyawisata, antara lain:
1. Kurangnya fasilitas.
2. Perlu perencanaan yang matang.
3. Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
4. Mengabaikan unsur studi.
5. Kesulitan mengatur siswa yang banyak.
Menurut Qomariah dkk (dalam minandar 9:2012) bahwa jenis-jenis Teknik
Pembelajaran Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar) Teknik umum adalah cara-
cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik Khusus (Teknik
Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu) Teknik khusus adalah cara mengajarkan
(menyajikan atau memantapkan) bahan- bahan pelajaran bidang studi tertentu.

a) Metode Umum (Metode Umum Pembelajaran) adalah metode yang digunakan


untuk semua bidang studi atau mata pelajaran. Misalnya metode ceramah,
metode tanya jawab, metode diskusi.
b) Metode Khusus (Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu) adalah
metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode khusus
pengajaran bahasa.

8
E. Implementasi Bahasa Indonesia di Kehidupan Sehari-hari
Menurut Nurul Munawaroh (2020) Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki
manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. biasanya
manusia berinteraksi menggunakan kata-kata ataupun tulisan. Namun bahasa memiliki
banyak macam, seperti tanda, Simbol, dan juga gerakan. namun yang sering digunakan
yaitu dalam bentuk kata-kata dan tulisan saja.
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia, dengan bahasa manusia
akan lebih mudah berinteraksi. Karena manusia adalah makhluk sosial yang saling
berinteraksi dan saling berkomunikasi. bahasa Indonesia sendiri digunakan seseorang
untuk berinteraksi, menyampaikan maksud dan tujuan kepada lawan bicara secara lisan
maupun tulisan.
Seorang dalam berkomunikasi memiliki dua macam komunikasi, yaitu verbal
dan non verbal. komunikasi verbal yaitu komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan.
Sedangkan komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa tubuh
seperti raut wajah, gerakan tangan dan sebagainya. Walaupun dalam berkomunikasi
seseorang menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal akan tetapi semua
mengandung bahasa.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan penting bagi bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia ini dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa, Karena indonesia merupakan
negara yang terdiri dari banyak pulau-pulau yang memiliki keberagaman budaya dan
bahasa. Hal ini yang membuat bahasa Indonesia memiliki peranan penting sebagai alat
komunikasi antar masyarakat daerah.
Bahasa dapat mencerminkan kepribadian seseorang, jika seseorang itu selalu
menggunakan bahasa yang baik, maka orang lain juga akan mencitrakannya sebagai
pribadi yang baik dan berbudi. Karena melalui tutur kata atau bahasa yang baik
seseorang dapat menilai kepribadian orang tersebut. Dan sebaliknya jika dalam
kehidupan sehari-hari seseorang tidak memenuhi etika berbahasa yang baik, Santun dan
juga benar maka orang lain akan menilai seseorang itu sebagai pribadi yang buruk.

1. Kedudukan serta Peran Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional


Guna membangun rasa percaya diri yang kuat, maka sebuah banga memerlukan
identitas terutama bangsa yang karakter masyarkatnya adalah plural seperti di
Indonesia. Secara politis, terdapat beberapa bentuk identitas nasional yang dapat
digunakan untuk membangun jati diri sebuah bangsa, unsur tersebut terdiri dari
bendera, bahasa nasional, lambang negara serta lagu kebangsaan. Unsur penting yang
sangat besar pengaruhnya dalam membangun karakter bangsa adalah bahasa nasional.
Dengan semboyan yang sangat popular yaitu ‘bahasa menunjukan bangsa’, yang dapat
digunakan sebagai media persatuan bagi setiap kelompok daerah, sehingga masing-
masing dapat menjalin komunikasi antar masyarakat Indonesia dengan baik (Aziz,
2014).
Bahasa Indonesia memiliki beberapa kegunaan yang tertuang dalam Sumpah
Pemuda, diantaranya adalah sebagai lambang kebangsaan, lambang identitas dalam
skala nasional, alat komunikasi antar daerah, antar budaya serta sebagai alat yang
memungkinkan penyatuan sebagai sebuah suku bangsa dengan latar belakang sosial
yang sama. Sedangkan dalam kegunaannya sebagai bahasa negara, sebagaimana
dituliskan dalam regulasi UUD 1945 pada pasal 35, memiliki fungsi sebagai berikut:

9
1) Sebagai bahasa resmi kenegaraan, hal ini berarti kedudukan bahasa Indonesia yang
dibuktikan dengan digunakan dalam naskah kemerdekaan;
2) Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, hal ini dibuktikan dengan
pemakaiannya dalam lembaga formal pendidikan di berbagai level dan konsekuensinya
adalah media cetak serta materi pelajaran harus menggunakan bahasa Indonesia;

3) Media penghubungan untuk kepentingan pembangunan nasional yang dibuktikan


dengan digunakan dalam badan pemerintah serta penyebarluasan informasi nasional;
dan Media pengembangan kebudayaan, dan IPTEK yang dibuktikan dengan
digunakannya bahasa Indonesia dalam penyebaran ilmu baik melalui buku ataupun
media lainnya. Selain itu, fungsi lain yang sangat signifikan lainnya terletak pada
kedudukan bahasa Indonesia sebagai media persatuan. Dalam hal ini dipicu oleh
banyaknyna masyarakat yang melakukan transmigrasi ke daerah lain, hal ini menuntut
fungsi lain dari bahasa Indonesia yaitu berperan sebagai wadah komunikasi antar suku
agar tetap saling berkomunikasi.

1) Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pelajaran Bahasa Indonesia melalui


Kearifan Lokal Pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan peserta didik
sebagai generasi penerus yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis tetapi juga
memberi pelajaran yang tentang sikap serta norma yang berlaku di masyarakat
Memasukkan pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum sekolah adalah cara
untuk memberikan landasan yang kuat kepada siswa untuk mencegah tindakan yang
tidak diinginkan akibat dampak era globalisasi. Lebih lanjut, sekolah merupakan tempat
yang memiliki kontribusi tinggi dalam pembentukan karakter generasi muda (Sarasati,
2021).1

Namun, penerapan karakter dalam kurikulum sekolah harus didukung oleh


seluruh komponen sekolah termasuk guru bahasa. Guru bahasa dapat menanamkan
nilai-nilai karakter dalam pembelajarannya dengan mengadaptasi kearifan lokal
Indonesia.
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia memiliki banyak sekali budaya yang
kaya akan kearifan lokal. Kearifan lokal berasal dari masyarakat. Oleh karena itu,
relevan dengan kehidupan siswa. Ini memperkaya pengetahuan dan karakter baik
mereka. Selain itu, pemanfaatan kearifan lokal memungkinkan siswa menjadi lebih
sadar akan budayanya sendiri. Mencermati penjelasan di atas, penulis bermaksud untuk
menjelaskan lebih jauh tentang implementasi kearifan lokal Indonesia dalam materi ajar
bahasa dalam rangka membangun karakter siswa sebagai landasan mereka menghadapi
era globalisasi.Pendidikan bahasa tersebut menjadi sarana pendidikan karakter yang
merupakan sebuah program pendidikan yang mencoba mengintegrasikan antara
pembentukan karakter dalam kurikulum formal. Pendidikan karakter adalah praktik
pendidikan yang mengembangkan karakter yang baik pada diri siswa. Di Indonesia, ada
18 nilai karakter yang harus diajarkan di sekolah. Yaitu agama, kejujuran, toleransi,

1
Ahmad Amin Dalimunte. Implementasi Kebijakan Bahasa dan Implikasinya dalam Penguatan Identitas,
Integritas, dan Pluralitas Bangsa. Jurnal Humaniora Teknologi (Sumatra Utara: Uin Sumatra Utara, 2016) vol, II.
Diakses pada tanggal 15 Oktober 2023.

10
disiplin, ketekunan, kreativitas, kemandirian, demokrasi, rasa ingin tahu, nasionalisme,
patriotisme, apresiasi, komunikasi, cinta damai, minat baca, kesadaran lingkungan,
kesadaran sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut dapat diajarkan secara
implisit atau eksplisit di dalam dan di luar kelas. Ada banyak sekali makna pendidikan
karakter, pada intinya pendidikan yang membuat siswa menjadi pembelajar seumur
hidup dan kritis, pekerja yang rajin dan cakap, orang yang memiliki keterampilan sosial
dan emosional, pemikir etis, hormat dan bertanggung jawab, orang disiplin yang
mengejar gaya hidup sehat, anggota masyarakat yang berkontribusi dan warga negara
yang demokratis, dan orang spiritual yang terlibat dalam menyusun kehidupan dengan
tujuan mulia.
Signifikansi-signifikansi tersebut merupakan reaksi yang jelas dari suatu hal
yang baru-baru ini terjadi mengenai pentingnya Pendidikan karakter di era globalisasi
ini. Singkatnya, pentingnya pendidikan karakter adalah membentuk generasi muda agar
siap menghadapi era globalisasi. Lebih dari itu, ini membantu mereka untuk dapat
memutuskan benar dan salah bahkan dalam kondisi tertekan. Sebagaimana pengertian
tersebut, maka tujuan adanya kearifan lokal memiliki kesamaan dengan tujuan adanya
pendidikan karakter. Dampak globalisasi membuat masyarakat kehilangan jati dirinya
dan telah melupakan budaya sendiri karena adanya berbagai perubahan dalam
masyarakat terdapat beberapa teknik untuk mengimplementasikan karakter di dalam
kelas.
Diantaranya adalah adanya karakter dalam materi pembelajaran,
pengintegrasian karakter sebagai bagian dari materi pembelajaran, penggunaan citra
dan perbandingan karakter dengan peristiwa serupa dalam kehidupan siswa, mengubah
aspek negatif menjadi aspek positif, mengekspresikan karakter melalui diskusi dan
diskusi. kegiatan brainstorming, menggunakan cerita untuk mengajar karakter,
bercerita tentang orang-orang hebat, menggunakan lagu dan musik, menggunakan
drama untuk menggambarkan karakter, dan menggunakan berbagai kegiatan untuk
membawa karakter ke dalam kemanusiaan (Hendrizal, 2020).
Teknik-teknik tersebut tampaknya relevan dengan pelibatan kearifan lokal
dalam bahan ajar bahasa. Lebih lanjut, kearifan lokal sangat erat kaitannya dengan
bahasa dan sastra. Bahasa dan sastra merupakan bagian integral dalam kebudayaan
suatu bangsa yang berfungsi untuk membentuk kepribadian masyarakat, misalnya
dalam budaya Indonesia terdapat cerita seperti legenda, mitos, cerita rakyat yang dapat
digunakan guru sebagai bahan dalam pembelajaran. Guru dapat mengadaptasi atau
mengadopsi cerita masyarakat di sekitar lingkungan sekolah yang dapat berbentuk teks
atau drama. Selain itu, guru dapat mengisahkan tentang kisah orang-orang hebat
sebagai salah satu cara untuk mengimplementasikan karakter kepada peserta didik. Di
Indonesia sendiri, setiap daerah memiliki sosok teladan masing-masing yang dapat
diambil sebagai contoh yang baik dan role model. Seperti dalam konteks Jawa, mereka
memiliki wali songo sebagai orang baik yang terdiri dari sikap yang baik dan
menghormati budaya. Cerita tentang mereka sepertinya ide yang bagus untuk
dimasukkan dalam proses pengajaran. Lebih lanjut, salah satu dari kearifan lokal adalah
permainan tradisional.
Di Indonesia, setiap daerah memiliki permainan nasional yang beragam.
Keragaman ini dapat menjadi cara yang menarik untuk menyampaikan materi bahasa.
Apalagi permainan tradisional sarat akan filosofi yang mendalam sebagai bentuk

11
apresiasi, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, dan wujud dari toleransi yang tentu
sangat baik untuk mengembangkan karakter peserta didik. Maka jelas bahwa kearifan
lokal dapat direvitalisasi serta dimasukan sebagai bagian dari materi pembelajaran
bahasa untuk membangun karakter peserta didik.
Implementasi Bahasa sebuah pelaksanaan perencanaan bahasa berfokus pada
pengadopsian dan penyebaran bentuk bahasa yang telah dipilih dan dikodifikasi. Hal
ini sering dilakukan melalui sistem pendidikan dan hukum atau peraturan yang
mendorong atau mengharuskan penggunaan standar. Bamgbose (1991:110)
menunjukkan bahwa implementasi sangat terkait dengan kebijakan karena pelaksanaan
tanpa adanya keputusan kebijakan sulit untuk dicapai, sedangkan pembuatan kebijakan
tanpa implementasi tidak akan mengalami banyak kemajuan. Dalam prakteknya,
keputusan kebijakan yang ditujukan untuk pemberian status bahasa dalam domain
masyarakat tertentu yang pertama yang diambil, dan kemudian diimplementasikan
dalam beberapa cara. 2
Masalah-masalah yang muncul yang mendorong perlunya regulasi bahasa tidak
hanya terbatas pada masalah-masalah non-kebahasaan seperti pengaruh globalisasi
maupun ancaman disintegrasi bangsa tetapi juga banyak masalah kebahasaan yang
harus disikapi. Permasalahan kebahasaan tersebut terjadi pada 2 ranah pemakaian
bahasa yakni permasalahan pemakaian Bahasa Indonesia dan permasalahan pada
bahasa-bahasa daerah.
Masalah penggunaan bahasa Indonesia jumlah penutur bahasa Indonesia
mengalami peningkatan tajam dari dekade ke dekade. Dari 214 juta penduduk yang
disurvey oleh BPS (2010), 92 % penduduk Indonesia mampu berbahasa Indonesia.
Tingginya jumlah penutur bahasa Indonesia tidak berarti pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi tidak ada masalah. Masalah tersebut antara lain:
1. Sikap berbahasa yang negatif
Sikap Bahasa adalah posisi linguistik, persepsi, dan tindakan masyarakat
penutur terhadap bahasa mereka kuasai (Jendra, 2010). Gagasan tentang sikap
bahasaadalah pemahaman penting dalam konsep masyarakat tutur. Sikap bahasa dapat
bersifat positif maupun negatif. Sikap bahasa yang positif akan diikuti dengan tindakan
positif, sebaliknya sikap bahasa yang negatif juga ditunjukkan oleh tindakan yang
negatif.Pada masa orde baru sejak kemampanan Indonesia dalam bidang ekonomi
banyak muncul kelompok masyarakat ekonomi menengah ke atas.
Kelompok masyarakat elit ini yang kebanyakan golongan dengan ekonomi
mapan dan dapat mengecap pendidikan tinggi berasumsi bahwa kemampuan berbahasa
inggris bersifat sangat prestise yang menandakan status sosial seseorang dalam
pergaulan sehingga acap kali mereka sengaja atau tidak sengaja menggunakan atau
menyelipkan kata-kata berbahasa inggris dalam percakapan (Sneddon, 2003).
Fenomena sosiolinguistik inidiistilahkan dengan kontak bahasa. Jendra (2010:67)
mendefinisikan fenomena ini sebagai situasi sosiolinguistik di mana dua atau lebih
bahasa yang digunakan secara bersamaan atau dicampur satu dengan yang lain.
Fenomena ini masih bertahan hingga kini bahkan lebih meluas lagi ke aspek-aspek
kehidupan sejak arus globalisasi melanda dunia.

2
Cecep Wahyu Koerudin. Implementasi Bahasa Indonesia Sebagau Identitas Nasional dan Sarana Penguatan
Karakter Masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial. (Bandung: Uin Sunan Gunung Djati Bandung, 2021). Hal, 27-29. Vol 4.

12
2. Pemakaian bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh bahasa Inggris
Penyebaran globalisasi di dunia telah mempengaruhi perkembangan zaman dan
berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, politik,
hukum, ekonomi, sosial dan budaya. Dalam bidang pendidikan dan IPTEK, bahasa
Inggris membantu kemampanan bahasa Indonesia untuk mengekspresikan berbagai
konsep dan ide dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan melalui pengayaan istilah-
istilah sains. Dalam bidang ekonomi dan bisnis, banyak terjadi penggunaan bahasa
Indonesia yang melanggar kaidah dan undang-undang kebahasaan. Penulis mengamati
sangat banyak iklan baik di media cetak maupun elektronik yang secara serampangan
menggunakan bahasa Inggris secara parsial maupun utuh. Berbagai merek barang, jasa,
nama toko, gedung, apartemen, komplek perdagangan dan perkantoran, organisasi
maupun lembaga pendidikan juga tidak mau ketinggalan zaman untuk menggunakan
bahasa inggris. Padahal, hal ini sudah diatur dalam undang-undang no 24/2009 (pasal
36).
3. Level regional : kondisi bahasa-bahasa daerah
Indonesia merupakan negara yang memiliki khasanah bahasa daerah yang
tertinggi di benua Asia setelah Papua Nugini. Banyak perbedaan diantara para pakar
linguistik dalam menghitung jumlah bahasa daerah di Indonesia yang disebabkan
perbedaan kriteria dalam mengklasifikasikan bahasa dan dialek. Tetapi banyak juga
yang menyebutkan jumlah bahasa di Indonesia pada kisaran 500-700 bahasa yang
berarti bahwa 10% dari bahasa-bahasa di dunia berada di Indonesia. Diantara jumlah
tersebut, terdapat 14 bahasa mayoritas dengan penutur masing-masing berjumlah diatas
1 juta orang (Sneddon, 2003). 5 bahasa diantaranya adalah bahasa Jawa sebagai bahasa
dengan penutur terbanyak (75 juta penutur), Bahasa Sunda (27 juta), Madura (9 juta),
Minang (6,5 juta) dan Bugis (3,6 juta), selebihnya tentu adalah bahasa-bahasa minoritas
yang sedikit penggunanya. Kelompok bahasa minoritas inilah yang sangat dicemaskan
oleh PBB melalui UNESCO akan hilang disebabkan terputusnya rantai transmisi
bahasa.

A. Gejala kematian bahasa ibu


Kepunahan bahasa merupakan bencana besar bagi kemanusiaan. Ini merupakan
kehilangan yang sangat berharga dalam sejarah peradaban manusia. Harrison (2007:
15-18) mencatat 3 kerugian besar atas hilangnya bahasa, yaitu: kehilangan sistem
pengetahuan, kehilangan warisan budaya, dan tidak terungkapnya sistem kognitif
manusia. Senada dengan Harrison, Direktur Jenderal UNESCO, Koichiro Matsuura,
menekankan bahwa "Kematian bahasa menyebabkan hilangnya berbagai bentuk
warisan budaya tak benda, khususnya warisan berharga dari tradisi dan ekspresi lisan
masyarakat penuturnya, mulai dari puisi, legenda hingga pribahasa dan anekdot.
Hilangnya bahasa juga merugikan pemahaman manusia terhadap keanekaragaman
hayati, karena bahasa mentransfer banyak perbendaharaan pengetahuan tentang alam
semesta. (UNESCO :2011).

Menurut dokumen UNESCO, 2.500 (43%) dari 6.000 bahasa dunia yang
dipakai saat ini terancam punah, 178 bahasa dengan penutur berkisar 10-50 orang, 199
bahasa dituturkan oleh kurang dari 10 orang, dan sekitar 200 bahasa telah mati. Sebuah
rasio yang sangat berbanding terbalik antara jumlah bahasa yang ada dengan jumlah

13
penuturnya. Kira-kira 97 persen dari populasi dunia saat ini memakai bahasa yang
jumlahnya hanya 4 persen dari bahasa-bahasa dunia, sementara hanya 3 persen
penduduk dunia yang merupakan penutur dari 96 persen dari bahasa-bahasa tersebut.
Diperkirakan dalam 100 tahun ke depan, sekitar 90 persen dari bahasa-bahasa tersebut
akan hilang. UNESCO (2011) menetapkan 6 tingkat keterancaman bahasa sebagai
berikut.
1. Tingkat Keterancaman
Transmisi Bahasa antar generasi aman Bahasa dipakai oleh dan dari generasi ke
generasi (generasi tua, sekarang dan yang akan datang) Rentan/Tidak Aman Sebagian
besar anak-anak masih memakainya tapi hanya di rumah. Terancam Anak-anak tidak
lagi belajar bahasa ibu di rumah terancam parah Bahasa hanya dipakai oleh Generasi
pertama. Sementara generasi kedua (orang tua) hanya dapat memahami tapi tidak dapat
menggunakannya dalam komunikasi. Terancam punah Generasi penutur termuda
adalah kakek-nenek tapi mereka jarang menggunakannya dan secara parsial.
Punah/hilang Tidak ada penutur yang tersisa, generasi pemakainya telah mati. Kondisi
yang sama juga mengancam situasi keberagaman bahasa ibu di Indonesia.
Ancaman kematian bahasa menghantui daerah-daerah yang memiliki
kemajemukan bahasa yang tinggi seperti pulau Sulawesi dan Papua. Bahasa-bahasa di
Papua antara lain bahasa Mapia, Miere , Bahasa Dusner, Sentani, Nafri, Kayu Polu,
Skouw, Tobati-Enggros dikategorikan sebagai bahasa-bahasa yang terancam
menghilang karena penuturnya yang sangat sedikit. Di pulau Sulawesi juga terdapat
bahasa Moronene yang terancam punah bahkan bahasa Kayeli dan Hukumina yang ada
di Maluku dikabarkan telah punah (UNESCO, 2011). Fenomena kepunahan bahasa di
Indonesia ibarat fenomena gunung es yang terlihat pada permukaanya saja oleh sebab
itu dibutuhkan perhatian khusus dari pemerintah kita untuk mendorong peningkatan
kuantitas dan kualitas penelitian-penelitian pada bidang ini.

2. Fenomena pergeseran bahasa Lokal


Banyak faktor yang menyebabkan sebuah bahasa hilang, salah satu diantaranya
adalah pergeseran bahasa (language shift). Pergeseran bahasa merupakan suatu kondisi
dimana sebuah bahasa ditinggalkan oleh para penggunanya dan mereka beralih
menggunakan bahasa yang baru. Konsekuensi logis yang terjadi adalah jumlah penutur
bahasa tersebut akan berkurang dan perlahan –lahan bahasa itu tidak memiliki penutur
lagi. Dominasi bahasa mayoritas terhadap bahasa minoritas menyebabkan bahasa itu
terpinggirkan dan kemudian akan terlupakan.
Pada titik ini, bahasa itu berada dalam level kepunahan (extinct). Politik bahasa
nasional atau bahasa resmi yang diterapkan oleh suatu negara sedikit atau banyak tentu
mencederai bahasa-bahasa lokal yang terdapat di negara tersebut. Pada umumnya, ini
terjadi pada negara-negara yang sedang mengalami transisi atau perubahan politik atau
dalam tahap pembentukan dan penguatan semangat nasionalisme seperti yang terjadi
di Rusia, Jepang, bahkan Indonesia.
1. Penerapan Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi kelompok merupakan model pembelajaran untuk mengaktifkan
mahasiswa, agar saling bertukar pikiran, bertukar informasi, menyampaikan pendapat
terkait topik atau problem yang diberikan dosen. Metode pembelajaran ini mempunyai

14
kelebihan, yaitu dapat melatih keterampilan mahasiswa agar dapat menghargai
pendapat orang lain. Menyampaikan pendapat berdasarkan data dan fakta, mampu
memperluas mahasiswa, merangsang kreativitas mahasiswa yang dituangkan dalam ide
3
gagasan dan inovasi. Langkah-langkah penerapan metode diskusi adalah sebagai
berikut :
a) Dosen menetapkan topik yang akan didiskusikan, dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran
b) Dosen mengorganisasi pembentukan kelompok dan menginisiasi pemilihan
ketua kelompok, moderator dan notulis
c) Dosen mengorganisasi penataan ruang diskusi di dalam kelas
d) Mahasiswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan topik atau kasus
yang diberikan oleh dosen
e) Dosen melakukan monitoring dan evaluasi dengan mendatangi setiap kelompok
diskusi. Dosen harus memastikan diskusi berjalan baik.
f) Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi, yang ditanggapi oleh kelompok
lain. Dosen memberikan umpan balik.
g) Dosen menutup diskusi dengan memberikan simpulan.

2. Penerapan Metode Simulasi


Metode atau model pembelajaran simulasi merupakan strategi pembelajaran yang
dilakukan dengan memeragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang sangat mirip dengan
keadaan aslinya. Metode pembelajaran ini harus dilakukan secara berkelompok. Metode ini
sebaiknya dilakukan oleh mahasiswa tingkat lanjut, misalnya mahasiswa semester 5 ke atas.
kemampuan yang akan diajarkan dalam metode simulasi adalah ketrampilan berinteraksi,
ketrampilan berkomunikasi dalam kelompok, kemampuan dalam bekerjasama, juga sikap
asertif dalam menyikapi pendapat orang lain. Beberapa contoh metode simulasi adalah role
playing, sosiodrama, permainan simulasi (simulation games), peer teaching, dan lain-lain.
Langkah-langkah penerapan metode simulasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Tahap persiapan simulasi
1. Dosen menetapkan capaian pembelajaran sesuai RPS
2. Dosen menetapkan topik berdasarkan bahan kajian dan CP dalam RPS
3. Dosen membagi peran-peran yang akan disimulasikan oleh mahasiswa
4. Dosen menetapkan waktu pelaksanaan simulasi
5. Dosen mempersiapkan sarana penunjang simulasi
6. Dosen menjelaskan gambaran masalah yang akan disimulasikan
7. Dosen menjelaskan peran-peran yang akan disimulasikan oleh mahasiswa
8. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang akan memainkan peran, untuk
bertanya tentang tugas-tugasnya.
b. Tahap penutup

3
Arif Mu’amar Wahid. Contoh Penerapan Metode Pembelajaran.
https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/contoh-penerapan-metode-pembelajaran/. (Purwokerto: LP3M
Universitas Amikom Purwokerto, 2022) Diakses pada tanggal 15 Oktover 2023.

15
1. Dosen melakukan evaluasi jalannya simulasi
2. Dosen melakukan evaluasi terhadap pemenuhan capaian pembelajaran
3. Dosen merumuskan kesimpulan

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas bahwa metode pembelajaran adalah strategi


pembelajaran efektif dan efisien serta mengaktifkan mahasiswa, dalam menyampaikan
atau mengakuisisi bahkan kajian selama proses pembelajaran, untuk mencapai capaian
pembelajaran lulusan.

Ciri metode pembelajaran SCL sebagai berikut; Dosen, berperan sebagai


fasilitator dan motivator; mahasiswa harus menunjukan kinerja yang bersifat aktif
dengan mengintegrasikan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afeksi secara utuh;
proses interaksinya menitikberatkan pada ‘’method inquiry and discovery’’; sumber
belajarnya, bersifat multidimensi.

1. Metode Pembelajaran Konvensional / Metode Ceramah


2. Metode Pembelajaran Tanya Jawab
3. Metode Pembelajaran Demonstrasi
4. Metode Pembelajaran Diskusi
5. Metode Pembelajaran Karyawisata
Menurut Nurul Munawaroh (2020) Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. biasanya manusia
berinteraksi menggunakan kata-kata ataupun tulisan. Namun bahasa memiliki banyak
macam, seperti tanda, Simbol, dan juga gerakan. namun yang sering digunakan yaitu
dalam bentuk kata-kata dan tulisan saja.
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia, dengan bahasa manusia akan
lebih mudah berinteraksi. Karena manusia adalah makhluk sosial yang saling
berinteraksi dan saling berkomunikasi. bahasa Indonesia sendiri digunakan seseorang
untuk berinteraksi, menyampaikan maksud dan tujuan kepada lawan bicara secara lisan
maupun tulisan.
Bahasa Indonesia memiliki beberapa kegunaan yang tertuang dalam Sumpah
Pemuda, diantaranya adalah sebagai lambang kebangsaan, lambang identitas dalam
skala nasional, alat komunikasi antar daerah, antar budaya serta sebagai alat yang
memungkinkan penyatuan sebagai sebuah suku bangsa dengan latar belakang sosial
yang sama. Sedangkan dalam kegunaannya sebagai bahasa negara, sebagaimana
dituliskan dalam regulasi UUD 1945 pada pasal 35, memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai bahasa resmi kenegaraan, hal ini berarti kedudukan bahasa Indonesia yang
dibuktikan dengan digunakan dalam naskah kemerdekaan;

17
2) Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, hal ini dibuktikan dengan
pemakaiannya dalam lembaga formal pendidikan di berbagai level dan konsekuensinya
adalah media cetak serta materi pelajaran harus menggunakan bahasa Indonesia;

2) Media penghubungan untuk kepentingan pembangunan nasional yang dibuktikan


dengan digunakan dalam badan pemerintah serta penyebarluasan informasi nasional;
dan Media pengembangan kebudayaan, dan IPTEK yang dibuktikan dengan
digunakannya bahasa Indonesia dalam penyebaran ilmu baik melalui buku ataupun
media lainnya.
Masalah penggunaan bahasa Indonesia jumlah penutur bahasa Indonesia
mengalami peningkatan tajam dari dekade ke dekade. Dari 214 juta penduduk yang
disurvey oleh BPS (2010), 92 % penduduk Indonesia mampu berbahasa Indonesia.
Tingginya jumlah penutur bahasa Indonesia tidak berarti pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi tidak ada masalah. Masalah tersebut antara lain:
Sikap Bahasa adalah posisi linguistik, persepsi, dan tindakan masyarakat penutur
terhadap bahasa mereka kuasai (Jendra, 2010). Gagasan tentang sikap bahasaadalah
pemahaman penting dalam konsep masyarakat tutur. Sikap bahasa dapat bersifat positif
maupun negatif. Sikap bahasa yang positif akan diikuti dengan tindakan positif,
sebaliknya sikap bahasa yang negatif juga ditunjukkan oleh tindakan yang negatif.Pada
masa orde baru sejak kemampanan Indonesia dalam bidang ekonomi banyak muncul
kelompok masyarakat ekonomi menengah ke atas.
Kelompok masyarakat elit ini yang kebanyakan golongan dengan ekonomi mapan
dan dapat mengecap pendidikan tinggi berasumsi bahwa kemampuan berbahasa inggris
bersifat sangat prestise yang menandakan status sosial seseorang dalam pergaulan
sehingga acap kali mereka sengaja atau tidak sengaja menggunakan atau menyelipkan
kata-kata berbahasa inggris dalam percakapan (Sneddon, 2003). Fenomena
sosiolinguistik inidiistilahkan dengan kontak bahasa. Jendra (2010:67) mendefinisikan
fenomena ini sebagai situasi sosiolinguistik di mana dua atau lebih bahasa yang
digunakan secara bersamaan atau dicampur satu dengan yang lain. Fenomena ini masih
bertahan hingga kini bahkan lebih meluas lagi ke aspek-aspek kehidupan sejak arus
globalisasi melanda dunia.

Saran

Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari

18
banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis
harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ardyanto Fakhriyan. 2021. 5 Jenis Metodologi Pembelajaran yang Sering Digunakan.


https://lp2m.uma.ac.id/2022/03/16/5-jenis-metodologi-pembelajaran-yang-sering-
digunakan/. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2023.

Dalimunte, Ahmad Amin. 2016. Implementasi Kebijakan Bahasa dan Implikasinya dalam
Penguatan Identitas, Integritas, dan Pluralitas Bangsa. Jurnal Humaniora Teknologi.
Sumatera Utara: Uin Sumatera Utara. Vol, II. Tanggal akses 15 Oktober 2023.

Hoerudin, Cecep Wahyu. 2021. Implementasi Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional
dan Sarana Penguatan Karakter Masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial. Bandung: Uin
Sunan Gunung Djati Bandung. Hal 27-29. Vol, 4. Tanggal akses 15 Oktober 2023.

Khilafah, Mujahidah. 2012. Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran.
https://www.slideshare.net/shintiaminandar/hakikat-pendekatan-model-metode-dan-
teknik-pembelajaran. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2023.

Kusnah, Nurul. 2018. Teknik Pembelajaran Mutahir Solusi Pembelajaran K-13. Jawa Timur;
CV. Pustaka Ilalang.

Ladida. 2017. Hirarki Inside Pengertian Teknik Pembelajaran.


https://hirarkiinside.blogspot.com/2014/10/pengertian-teknik-
pembelajaran.html?m=1. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2023.

Munawaroh Nurul. 2020. Implementasi Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari.


https://www.kompasiana.com/nurul40671/5fcc696dd541df3d156f0132/implementasi-
bahasa-dalam-kehidupan-sehari-hari. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2023.

Wahid Arif Mu'amar. 2022. https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/hakikat-metode-


pembelajaran/. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2023.

20

Anda mungkin juga menyukai