Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MI/SD


Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia Di MI/SD

Oleh
Kelompok 1:
Agung Irwan :2130111005
Azra Rizkya Muharomah :2130111020
Diva Mawaddah :2130111033
Kuntum Chairaturrahma :2130111065

Dosen Pengampu:
Ratmiati, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR TAHUN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi
ahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia MI/SD ini yang
berjudul “Prinsip-prinsip dalam pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD” tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam juga penulis sampaikan kepada kekasih Allah
junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah selalu membimbing kita kejalan
yang baik dan benar, semoga kita tetap sebagai pengikut sunnahnya sampai akhir
zaman nanti. Aamiin ya robbal alamin.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu yaitu ibuk
Ratmiati, M.Pd yang telah sabar memberikan materi dan pengajaran, ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini memberi dampak positif bagi
pembaca, kritik dan saran yang membangun akan sangat diperlukan untuk
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari untuk penulisan makalah berikutnya

Batusangkar 10 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 3
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................... 4
A. Pengertian prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD ...................... 4
B. Penelitian Relevan ..................................................................................... 5
C. Prinsip Integratif........................................................................................ 9
D. Prinsip Fungsional ..................................................................................... 11
E. Prinsip Apresiatif ....................................................................................... 49
BAB III : PENUTUP........................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sugiyono dalam Fathurrahaman (2012) menyatakan bahwa Pendidikan
diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian yang kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara. Proses
belajar mengajar merupakan bagian terpenting dalam pendidikan,yang
didalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswayang sedang belajar.
Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar selama ini lebih
kepada pembelajaran konvensional,yang mana gurumen-dominasi dalam
kegiatan pembelajaran,dan siswa pasif dalam bela-jar. Guru selalu
menggunakan metode ceramah dan siswa hanya mendengarkan, sehingga
mengakibatkan siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang paling
utama, terutama di SD/MI kelas rendah maupun kelas tinggi. Dikatakan
demikian karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, serta informasi yang ditularkan dari pendidik. Pembelajaran
Bahasa Indonesia memegang peranan penting terutama pembelajaran
membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini,
anak akan mengalami kesulitan. Kemampuan membaca menjadi dasar utama
bagi pembelajaran. Oleh karena itu, siswa pada tingkat SD/MI ditargetkan
harus bisa membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau tulisan-tulisan. Pembelajaran

1
merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan
mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien. Upayaupaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan
karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi
pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian
pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Menurut Fitri dkk (2022) Kegiatan pembelajaran bahasa indonesia pasti
memerlukan prinsip didalamnya. Agar dalam pembelajaran berjalan dengan
sesuai tujuan yang diinginkan, Dalam pembelajaran harus memiliki
prinsip,karena dengan adanya prinsip mampu menanamkan bentuk
upayadalam mewujudkan tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kami simpulkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelajaran
Bahasa Indonesia MI/SD?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip kontekstual?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip Integratif?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip Fungsional?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip Apresiatif?

2
C. Tujuan
Dari Rumusan masalah diatas dapat kami simpulkan tujuan sebagai
berikut:
1. Mampu memahami tentang prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa
Indonesia di MI/SD
2. Mampu memahami tentang prinsip kontekstual
3. Mampu memahami tentang prinsip Integratif
4. Mampu memahami tentang prinsip Fungsional
5. Mampu memahami tentang prinsip Apresiatif

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD


Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan
yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sasaran
dari tujuan pembelajaran meliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Secara
hirarkis tujuan dapat di urutkan dari mulai yang bersifat umum atau jangka
panjang sampai pada tingkat tujuan jangka panjang sampai dengan yang spesifik.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur
dan tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau
komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya
berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan. Pembelajaran bahasa Indonesia yang
di tata dan di atur sedemikian rupa dengan di dasarkan pada berbagai aspek yang
menyangkut aspek konsep pembelajaran bahasa Indonesia.Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia SD.
Untuk bisa melaksanakan pembelajaran sehingga siswa mampu belajar untuk
mengetahui (larning how to now), belajar untuk belajar (learning how to learn, to
relearn, to unlearn), belajar untuk mengerjakan sesuatu (learning how to do),
belajar untuk memecahkan masalah (learning how to solve problems), belajar
untuk hidup bersama (learning how to live together), dan belajar untuk kemajuan
kehidupan (learning how to be) maka dalam melaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia guru perlu memahami prinsip-prinsip dan landasan pembelajaran
bahasa Indonesia.

4
B. Prinsip Kontekstual
Menurut Nurhadi dalam rafika (2021) bahwa pembelajaran kontekstual adalah
konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapan dalam kehiduan sehari-hari. Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu
siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga
siswa memiliki pengetahuan maupun keterampilan yang dinamis dan fleksibel
untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Contextual Teaching
and Learning (CTL) disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
masyarakat. Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih oleh kelas yang
berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi
pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan
pengetahuan awal siswa. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan belajar yang
memberdayakan siswa.
Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep belajar dimana guru
mengahadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari,peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengkonstruksi sendiri (Muhammad Faturrohman, 2012:71)
Selain itu Fitri dkk (2022) juga berpendapat bahwa Prinsip Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didikmembuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehiduan sehari-hari.

5
“Kontekstual adalah pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik dalam
konteks linguistik maupun dalam konteks nonlinguistik.” menjalaskan
pembelajaran kontekstual adalah “pembelajaran yang mengaitkan materi yang
diajarkan dengan dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan
dalam kehidupan seharihari. ”Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa
untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural),
sehinggasiswa memiliki pengetahuan maupun keterampilan yang dinamis dan
fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Contextual
Teaching and Learning (CTL) disebut pendekatan kontekstual karena konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota masyarakat.
Dari paparan mengenai prinsip kontekstual diatas dapat penulis simpulkan
bahwa prinsip kontekstual adalah prinsip yang mengaitkan materi yang diajarkan
dengan dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru yaitu membantu siswa dalam
mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada
memberi informasi. Guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar
lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered.

6
1. Konstruktivisme (constructivism)
Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh
John Dewey pada awal abad 20 yang lalu. Kontruktivisme merupakan landasan
berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal,
mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar
dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang
dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses
pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui
keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Secara garis besar prinsip-prinsip
konstruktivisme yang diambil adalah : 1) dalam prinsip ini, pengetahuan
dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial; 2)
pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan kearifan
siswa sendiri untuk bernalar; 3) prinsip konstruktivisme berikutnya yaitu, siswa
aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadinya perubahan
konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep
ilmiah; 4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situas.

2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual Karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Ada beberapa siklus dalam Kegiatan menemukan
(inquiry) yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning),
mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering),
penyimpulan (conclusion).
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual.
Kegiatan bertanya berguna untuk :

7
a. Menggali informasi,
b. Menggali pemahaman siswa,
c. Membangkitkan respon kepada siswa,
d. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa,
e. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa,
f. Memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru,
g. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk
menyegarkan Kembali pengetahuan siswa.
Dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan, baik dilakukan
oleh gurumaupun oleh siswa.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)


Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh
dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar dapat diperolah dari
kegiatan „sharing’ antar teman, antar kelompok,dan antar yang tau ke yang
belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah,dua
kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling
belajar. Model pembelajaran yang menggunakan teknik ”Learning
Community” sangat membantu proses pembelajaran di kelas.

5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan apa yang dipikirkan,
mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan
melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model
pembelajaran dapat dirancang dengan ,melibatkan siswa dan juga
mendatangkan sesuatu dari luar.

8
6. Refleksi (Reflektion)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru
dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa
lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar
siswa melakukan refleksi
yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic)
Assesment) Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang
dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar
yang dilakukan siswa. Penilaian sebenarnya dilakukan untuk mengetahui
apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa
memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual
maupun mental siswa.

C. Prinsip Integratif
Pada kurikulum 2013 pendekatan integratif pembelajaran bahasa Indonesia
adalah pembelajaran bahasa yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi
yang sewajarnya. Pengorganisasian materi tidak diwujudkan dalam bentuk pokok
bahasan secara terpisah, tetapi diikat dengan menggunakan tema-tema tertentu
dengan menganut asas kesederhanaan, kebermaknaan dalam
komunikasi,kewajaran konteks, keluwesan (disesuaikan dengan kebutuhan,
kondisi, dan tempat), keterpaduan, dan kesinambungan berbagai segi dan
keterampilan berbahasa. Unsur-unsur bahasa dipelajari dalam konteks wacana,
dan penggunaan bahasa selalu berada dalam integrasi berbagai keterampilan
berbahasa. Pendekatan temaris-integratif ini dituangkan dalam rambu-rambu
pembelajaran, yang antara lain, berupa : (a) tema digunakan untuk pengembangan
dan perluasan kosa kata siswa serta sebagai pemersatu kegiatan belajar bahasa
Indonesia siswa sehingga pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung dalam
suasana kebahasaan yang wajar, (b) pembelajaran bahasa Indonesia mencakup

9
aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembinaan keempat
aspek ini harus dilakukan secara terintegrasi. Menurut Depdikbud dalam Ujang
Sukardi, karakteristik prinsip pembelajaran integratif/terpadu adalah sebagai
berikut: Pertama, holistik, di mana dalam pembelajaran terpadu memungkinkan
siswa memahami suatu fenomena dari segala sisi, suatu fenomena akan menjadi
pusat perhatian dalam pembelajaran, diamati dan dikaji dari beberapa bidang
kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Kedua, bermakna,
yakni pengkajian suatu fenomena dengan banyak membentuk jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan menghasilkan schemata. Hal ini akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata
dari segala konsep akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Ketiga,
otentik, di mana pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara
langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya. Dengan banyak belajar
sendiri, maka informasi yang diperoleh akan lebih otentik. Keempat, aktif, yakni
pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik
secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa
sehingga terus-menerus akan termotivasi untuk belajar.
Prinsip Integratif Bahasa adalah suatu sistem. Bahasa adalah suatu sistem. Hal
tersebut berarti suatu keseluruhan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan untuk mencapai tujuan berbahasa yaitu berkomunikasi.Subsistem bahasa
adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat sistem ini tidak
dapat berdiri sendiri. Dapat diartikanbahwa, pada saat kita menggunakan bahasa,
tidak hanya menggunakan salah satu unsur tersebut. Sebagai contoh pada saat
pembelajaran berbicara, kita menggunakan kata, kata disusun menjadi kalimat,
kalimat yang kita ucapkan menggunakan intonasi yang tepat. Berkaitan dengan ini
secara tidak sadar kita telah memadukan unsure fonologi (lafal, intonasi),
morfologi(kata), sintaksis (kalimat), dan semantic (makna kalimat).Berdasarkan
kenyataan di atas,maka pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya tidak disajikan

10
secara terpisah-pisah. Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya disajikan secara
terpadu atau terintegratif baik antara unsur fonologi, morfologi, sintaksis, dan
semantik ataupun pemaduan antara keterampilan berbahasa Indonesia (Fitri dkk :
2022).

D. Prinsip Fungsional
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan Kurikulum
2004 adalah agar peserta didik dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi dengan baik dan benar. Hal ini sejalan dengan prinsip pembalajaran
bahasa yang fungsional, yaitu pembelajaran bahasa harus dikaitkan dengan
fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam memenuhi keterampilan
untuk hidup (Purnomo : 2020). Prinsip fungsional dalam pemabalajaran bahasa
pada hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran pendekatan komunikatif.
Konsep pendekatan komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa
dalam kelas. Guru bukanlah satu-satunya pemberi informasi dan sumber belajar.
Sebaliknya, guru harus sebagai penerina informasi Jadi, pembelajaran harus
berdasarka multisumber. Dengan kata lain, sumber belajar terdiri atas peserta
didik, guru, dan lingkungan sekolah.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan
peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai tujuan dan fungsinya.Menurut Atmazaki, mata pelajaran Bahasa Indonesia
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif
dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis,
menghargai dan bangga menggunakan bahasaIndonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, budi

11
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia. Untuk mengimplementasikan tujuan mata
pelajaran Bahasa Indonesia tersebut, maka pembelajaran bahasa Indonesia dalam
kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan pendekatan berbasis teks.
Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan.Teks merupakan
ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan
konteks. Dengan kata lain, belajar Bahasa Indonesia tidak sekadar memakai
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, tetapi perlu juga mengetahui makna
atau bagaimana memilih kata yang tepat yang sesuai tatanan budaya dan
masyarakat pemakainya. Hal tersebut diatas sejalan dengan prinsip pembalajaran
bahasa yang fungsional, yaitu pembelajaran bahasa harus dikaitkan dengan
fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam memenuhi keterampilan
untuk hidup (Purnomo, 2017).Prinsip fungsional dalam pembalajaran bahasa pada
hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran pendekatan komunikatif.Konsep
pendekatan komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam
kelas.

E. Prinsip Apresiatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “apresiasi” berarti “penghargaan”.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, istilah apresiatif dimaknai
“menyenangkan”.Jadi, prinsip pembelajaran yang apresiatif berarti pembelajaran
yang menyenangkan. Jika dilihat dari artinya, prinsip apresiatif ini tidak hanya
berlaku untuk pembelajaran sastra, tetapi juga untuk pembelajaran aspek yang
lain seperti keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis). Dalam hal ini pembelajaran sastra dapat dipadukan dalam pembelajaran
keempat keterampilan berbahasa tersebut.
Nuriyanti (2022) menyebutkan Jika dilihat dari artinya, prinsip apresiatif ini
tidak hanya berlaku untuk pembelajaran sastra, tetapi juga untuk pembelajaran

12
aspek yang lain seperti keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis). Dalam hal ini pembelajaran sastra dapat dipadukan dalam
pembelajaran keempat keterampilan berbahasa tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uaraian di atas, maka dapat disimpulkanprinsip
pembelajaran merupakan salah satu usahapendidik dalam menciptakan dan
mengkondisikan situasi pembelajaran agar peserta didik melakukan kegiatan
belajar secara optimal. Jadi pada dasarnya,implementasi prinsip
pembelajaranbahasa Indonesia merupakan kiat-kiat pendidik dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga peserta didik
dapat lebih aktif dan bergairah belajar, simpati dan menyenangkan. Kondisi
yang demikian peserta didik dapat terpusat perhatiannya dan lebih
termotivasi mengikuti pembelajaran. Terdapat beberapa prinsip yang relatif
berlaku umum yang dapat digunakan sebagai prinsip dasar dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia, baik pendidikmaupun peserta didik dalam
upaya meningkatkan pelaksanaan pembelajaran.
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: prinsip kontekstual, prinsip integratif,
prinsip fungsional, prinsip apresiatif. Untuk lebih efektifnya pembelajaran
maka dalam berinteraksi antara pendidik dan peserta didik, perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajarantersebut.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
memberi sedikit pengetahuan mengenai Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Bahasa Indonesia di MI/SD. Kritik dan saran dari pembaca yamg
sifatnya membangun sangat kami harapkan agar terciptanya makalah
yang baik dan dapat memberikan pengetahuan yang benar kepada
pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA
Faturrahaman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012 .Belajar & Pembelajaran, Meningkatkan
Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta:Teras.
Nasution, F. K., Munawwaroh, S., & Anandia, S. (2022). Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa.
Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE), 1(3), 361-364.
Oktaviani, Rafika Elsa. "PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
SD/MI." PENTAS: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 7.1
(2021): 1-9
Sihombing, N. (2022). PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD/MI.
AL-Fathonah, 1(5), 564-577.
Andianto, M. R., Muti'ah, A., Rijadi, A., Wuryaningrum, R., & Purnomo, B. E. (2020).
Pembelajaran Kesantunan Berbahasa di Era Menuju Indonesia Emas. Alinea:
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran, 9(1), 23-36.

15

Anda mungkin juga menyukai