Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


BAHASA INDONESIA

PKK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

Dosen Pembimbing : Hendra Saputra, S.Pd. M.Pd.

Oleh

Kelompok 4

1. Puspa Khomala Sari 18160100


2. Rahmat Irfan SGM 18160106
3. Tia Intan Maharani 18160141

STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PKK dalam

pembelajaran bahasa indonesia SD ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada Matakuliah Pengembangan Materi, Media Dan Sumber Belajar

Bahasa Indonesia Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia

SD bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 17 Maret 2021


Penulis

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents

MAKALAH..............................................................................................................1

PKK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD.........................1

Oleh Kelompok 4......................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia................................4

B. Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia...........6

2. Latar Belakang Munculnya Pendekatan Komunikatif................................9


3. Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif...............................................................10

4. Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Komunikatif.......................................11

5. Strategi Pengembanngan Pendekatan Komunikatif..................................12

D. Penerapan PKK dalam pembelajaran bahasa Indonesia..........................15

BAB III PENUTUP................................................................................................17

A. Kesimpulan.....................................................................................................17

B. Saran...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai institusi formal merupakan lingkungan yang kondusif

dalam menumbuhkembangkan potensi kreatif siswa. Agar dapat tercipta kondisi

yang demikian, pelaksanaan proses belajar-mengajar sedapat mungkin dipusatkan

pada aktivitas belajar siswa yang secara langsung mengalami keterlibatan internal

dan emosional dalam proses belajar-mengajar.

Dalam lingkungan pendidikan banyak sekali hal yang harus diperhatikan

agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai semaksimal mungkin yang sering

disebut sebagai hasil belajar. Hal yang harus diperhatikan tersebut antara lain

program, metode, teknik, pendekatan, strategi, evaluasi, dan sebagainya yang

tidak lepas dari aktivitas guru dan siswa. Kesemua hal tersebut harus ada dalam

proses belajar mengajar atau dalam pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran harus diterapkan pada seluruh mata pelajaran,

tak terkecuali pembelajaran bahasa khususnya bahasa Indonesia juga tak luput

sebagai objek penerapan pendekatan. Pendekatan pembelajaran bahasa mengacu

pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan sifat bahasa, serta

pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode.

Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi menganggap bahasa

sebagai kebiasaan, ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem

komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, dan ada lagi yang menganggap bahasa

1
sebagai seperangkat kaidah, yang kesemuanya merupakan suatu kesatuan fungsi

bahasa.

Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dipandang sesuai

dengan seperangkat asumsi yang saling berkaitan, yakni pendekatan kontekstual,

pendekatan komunikatif, pendekatan terpadu, pendekatan proses, dan lain-lain.

Pemahaman mengenai pendekatan sifatnya mutlak bagi setiap guru dan calon

guru pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan

pendekatan sangat besar peranannya dalam menentukan hasil suatu kegiatan, baik

kegiatan belajar mengajar yang bertujuan pada pencapaian hasil belajar yang

memuaskan maupun kegiatan lainnya.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pendekatan memiliki banyak

peranan yang antara lain sebagai langkah pemberian pemahaman yang lebih baik

bagi guru maupun siswa mengenai tata bahasa, penggunaan bahasa, dan abilitas

lain yang berkaitan dengan kebahasaan. Oleh karena itu, kita harus memahami

hakikat pendekatan dalam pembelajaran agar proses dan hasil dari pembelajaran

dapat dicapai secara maksimal yang dalam makalah ini dikhususkan pada

pembahasan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

“Bagaimana pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD?”


C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan berupa

materi pembelajaran kepada pembaca mengenai pendekatan komunikatif dalam

pembelajaran bahasa Indonesia SD.


BAB II

PEMBAHASA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Sebelum membahas pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, kita harus memahami hakikat belajar dan pembelajaran. Belajar dan

pembelajaran merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Bila terjadi proses belajar maka bersama itu juga terjadi proses pembelajaran. Hal

ini kiranya mudah dipahami karena bila ada yang belajar sudah tentu ada

pembelajaran dan begitu juga pembelajaran tentu saja ada yang belajar.

Definisi belajar menurut para ahli pendidikan memberikan arti yang

berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang mereka dalam proses dan hasil belajar.

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Pembelajaran didefinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa

(Degeng 1997:1). Bertolak dari definisi tersebut pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga

terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu

strategi, yaitu strategi pembelajaran.

Menurut Piaget (dalam Dimyati 2009:14-15), pembelajaran terdiri dari

empat langkah, yaitu:

a. Menentukan topic yang dapat dipelajari oleh anak sendiri;


b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topic tersebut;

c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan

pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah; dan

d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan

melakukan revisi.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa

Indonesia adalah proses belajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam

mengkaji bahasa Indonesia dengan tujuan mencapai keberhasilan berupa hasil

belajar dan kemampuan siswa dalam mengolah dan menggunakan bahasa dalam

berkomunikasi dengan baik dan benar.

Suatu kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika memenuhi

kriteria yang diajukan oleh Djamarah dan Aswan Zain (2006:105-106) berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ instruksional khusus

(TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Oleh karena itu, maka agar pembelajaran berhasil maka pemilihan strategi

ataupun pendekatan dalam pembelajaran harus tepat dan direncanakan dengan

baik sesuai dengan empat strategi dasar dalam pembelajaran berikut

(Iskandarwassid dan Sunendar 2009:6):

a. Mengidentifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik;

b. Memilih sistem pendekatan pembelajaran;

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran; dan

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal ketuntasan.


B. Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pendekatan Komunikatif

Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang

biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan

(Iskandarwassid dan Sunendar 2009:40). Jadi, pendekatan merupakan seperangkat

wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam

menentukan metode, strategi, dan prosedur dalam mencapai target hasil tertentu

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat

kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga

mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat keterampilan

berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis), mengakui dan

menghargai saling ketergantungan bahasa. Pendekatan ini lahir akibat

ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil yang dicapai oleh

metode tatabahasa terjemahan, yang hanya mengutamakan penguasaan kaidah

tatabahasa, mengesampingkan kemampuan berkomunikasi sebagai bentuk akhir

yang diharapkan dari belajar bahasa (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:55). Jadi,

pendekatan komunikatif ingin menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi

dalam proses interaksi antarmanusia. Komunikasi di sini juga bisa berupa

komunikasi lisan maupun tertulis.

Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada

pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi

merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Jadi

pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang memungkinkan


peserta didik memiliki kesempatan yang memadai untuk mengembangkan

kebahasaan dan menunjukkan dalam kegiatan berbahasa baik kegiatan produktif

maupun reseptif sesuai dengan situasi nyata, bukan situasi buatan yang terlepas

dari konteks.

Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar-mengajar bahasa

berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar pendekatan

komunikatif ialah: a) materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi, b)

desain materi harus menekankan proses belajar-mengajar dan bukan pokok

bahasan, dan c) materi harus memberi dorongan kepada pelajar untuk

berkomunikasi secara wajar.

Selanjutnya, untuk memahami hakikat pendekatan komunikatif, menurut

Syafi‟ie (dalam http://m.nasirazami.blogspot.com) ada delapan hal yang perlu

diperhatikan, yaitu:

a. Teori Bahasa

Pendekatan komunikatif berdasarkan pada teori bahasa yang menyatakan

bahwa pada hakikatnya bahasa itu merupakan suatu sistem untuk

mengekspresikan makna. Teori ini lebih memberi tekanan pada dimensi semantik

dan komunikatif. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa yang berdasarkan

pendekatan komunikatif yang perlu ditonjolkan ialah interaksi dan komunikasi

bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.

b. Teori Belajar

Pebelajar dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas yang bermakna dan

dituntut untuk menggunakan bahasa yang dipelajarinya. Teori belajar yang cocok

untuk pendekatan ini ialah teori pemerolehan bahasa kedua secara alami. Teori ini
beranggapan bahwa proses belajar bahasa lebih efektif apabila bahasa diajarkan

secara informal melalui komunikasi langsung di dalam bahasa yang sedang

dipelajari.

c. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pendekatan komunikatif

merupakan tujuan yang lebih mencerminkan kebutuhan siswa iaitu kebutuhan

berkomunikasi, maka tujuan umum pembelajaran bahasa ialah mengembangkan

kemampuan siswa untuk berkomunikasi (kompetensi dan performansi).

d. Silabus

Silabus disusun searah dengan tujuan pembelajaran, yang harus

dipehatikan ialah kebutuhan para pembelajar. Tujuan-tujuan yang dirumuskan dan

materi yang diilih harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

e. Tipe Kegiatan

Tipe kegiatan komunikasi dapat berupa kegiatan tukar informasi, negosiasi

makna, atau kegiatan berinteraksi.

f. Peranan Guru

Guru berperan sebagai fasilitator, konselor, dan manajer proses belajar.

g. Peranan Siswa

Peranan siswa sebagai pemberi dan penerima, sebagai negosiator dan

interaktor. Di samping itu, pelatihan yang langsung dapat mengembangkan

kompetensi komunikatif pembelajar. Dengan demikian, siswa tidak hanya

menguasai struktur bahasa, tetapi menguasai pula bentuk dan maknanya dalam

kaitan dengan konteks pemakaiannya.


h. Peranan Materi

Materi disusun dan disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha

meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi yang nyata. Materi

berfungsi sebagai sarana yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa diharapkan mampu

melatih kemampuan berbahasa setiap individu yang berupa (Hartinah 2010:109-

110):

a. Mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil

pengalaman dan pengamatan;

b. Mentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi;

c. Mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan

penghayatan; dan

d. Mengkomunikasikan berbagai informasi.

2. Latar Belakang Munculnya Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa muncul pada tahun

1970-an sebagai reaksi terhadap empat aliran pembelajaran bahasa yang dianut

sebelumnya (grammar translation method, direct method, audiolingual method,

dan cognitive learning theory). Keempat metode itu memiliki ciri yang sama yaitu

pembelajaran bahasa dalam bidang struktur bahasa yang disebut pembelajaran

bahasa struktural atau pembelajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan

struktural. Pendekatan struktural menitikberatkan pengajaran bahasa pada

pengetahuan tentang kaidah bahasa (tatabahasa) yang biasanya disusun dari

struktur yang sederhana ke struktur yang kompleks. Para pebelajar mula-mula


diperkenalkan bunyi-bunyi, bentuk-bentuk kata, struktur kalimat, kemudian

makna unsur-unsur tersebut.

Kelemahan pendekatan struktural ialah tidak pernah memberikan

kesempatan kepada pebelajar untuk berlatih menggunakan bahasa dalam situasi

komunikasi yang nyata yang sesungguhnya lebih urgen dimiliki oleh para siswa

ketimbang pengetahuan tentang kaidah-kaidah bahasa. Memang kurikulum

nasional berupaya menanggulangi dan memperbaiki kelemahan tersebut dengan

memberi perhatian pada tujuan akhir bahasa: komunikasi fungsional dan

pragmatik antara dan sesama insan (Henry Guntur Tarigan 2009:137).

Kelemahan dari pendekatan struktural itulah yang mengilhami lahirnya

pendekatan komunikatif yang menitikberatkan perhatian pada penggunaan bahasa

dalam situasi komunikasi. Pendekatan komunikatif memberikan tekanan pada

kebermaknaan dan fungsi bahasa. Dengan kata lain, bahasa untuk tujuan tertentu

dalam kegiatan berkomunikasi.

3. Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Iskandarwassid

dan Sunendar 2009:55-56):

a. Acuan berpijaknya adalah kebutuhan peserta didik dan fungsi bahasa;

b. Tujuan belajar bahasa adalam membimbing peserta didik agar mampu

berkomunkasi dalam situasi yang sebenarnya;

c. Silabus pengajaran harus ditata sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa;

d. Peranan tatabahasa dalam pengajaran bahasa tetap diakui;

e. Tujuan utama adalah komunikasi yang bertujuan;


f. Peran pengajar sebagai pengelola kelas dan pembimbing peserta didik

dalam berkomunikasi diperluas; dan

g. Kegiatan belajar harus didasarkan pada teknik-teknik kreatif peserta

didik sendiri, dan peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

4. Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Komunikatif

Berkenaan dengan prosedur pembelajaran dalam kelas bahasa yang

berdasarkan pendekatan komunikatif, Finochiaro dan

Brumfit (dalam http://m.nasirazami.blogspot.com) menawarkan garis besar

kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Penyajian Dialog Singkat

Penyajian ini didahului dengan pemberian motivasi dengan cara

menghubungkan situasi dialog dengan pengalaman pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Pelatihan Lisan Dialog yang Disajikan

Pelatihan ini diawali dengan contoh yang dilakukan oleh guru. Para siswa

mengulang contoh lisan gurunya, baik secara bersama-sama, setengah, kelompok

kecil, atau secara individu.

c. Tanya Jawab

Hal ini dilakukan dua fase. Pertama, Tanya jawab yang berdasarkan topik

dan situasi dialog. Kedua, tanya jawab tentang topik itu dikaitkan dengan

pengalaman pribadi siswa.


d. Pengkajian

Siswa diajak untuk mengkaji salah satu ungkapan yang terdapat dalam

dialog. Selanjutnya, para siswa diberi tugas untuk memberikan contoh ungkapan

lain yang fungsi komunikatifnya sama.

e. Penarikan Simpulan

Siswa diarahkan untuk membuat simpulan tentang kaidah tata bahasa yang

terkandung dalam dialog.

f. Aktivitas Interpretatif

Siswa diarahkan untuk menafsirkan beberapa dialog yang dilisankan.

g. Aktivitas Produksi Lisan

Dimulai dari aktivitas komunikasi terbimbing sampai kepada aktivitas

yang bebas.

h. Pemberian Tugas

Memberikan tugas tertulis sebagai pekerjaan rumah.

5. Strategi Pengembanngan Pendekatan Komunikatif

Dalam pendekatan komunikatif, yang menjadi acuan adalah kebutuhan si terdidik

dan fungsi bahasa. Pendekatan komunikatif berusaha membuat si terdidik

memiliki kecakapan berbahasa. Dengan sendirinya, acuan pokok setiap unit

pelajaran ialah fungsi bahasa dan bukan tata bahasa. Dengan kata lain, tata bahasa

disajikan bukan sebagai tujuan akhir, tetapi sarana untuk melaksanakan maksud

komunikasi.

Strategi belajar-mengajar dalam pendekatan komunikatif didasarkan pada

cara belajar siswa/ mahasiswa aktif, yang sekarang dikenal dengan istilah Student
Centered Learning (SCL). Cara belajar aktif merupakan perkembangan dari teori

Dewey Learning by Doing (Pannen, dkk. 2001:42). Dewey sangat tidak setuju

dengan rote learning „belajar dengan menghafal‟. Dewey menerapkan prinsip-

prinsip learning by doing, yaitu siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara

spontan / siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Berdasarkan

pemahaman tersebut, strategi pembelajaran SCL atau pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik adalah strategi pembelajaran yang member kesempatan seluas-

luasnya kepada peserta didik untuk aktif dan berperan dalam kegiatan

pembelajaran (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:27).

C. Internalisasi Lima Nilai karakter Utama dalam pembelajaran

Internalisasi tentang pendidikan karakter dalam kurikulum nasional

sebenarnya bukan lagi barang baru. Di era tahun 1960-an, nilai pendidikan

karakter secara eksplisit disebut sebagai pendidikan budi pekerti yang diajarkan

dalam sebuah matapelajaran yang mengedepankan pendidikan nilai untuk peserta

didik. Pada masa Orde Baru, pendidikan karakter secara sistematis masuk dalam

kegiatan-kegiatan resmi seperti penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan

Pancasila (P4) yang diwajibkan bagi semua siswa pada setiap jenjang pendidikan.

Dalam rangka implementasi gerakan penguatan pendidikan karakter dikristalkan

menjadi 5 nilai dasar pendidikan karakter yaitu:

Pertama, nilai religius. Merupakan pencerminan sikap keberimanan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku

melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan


agama, menjujung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan

kepercayaan lain, serta hidup rukun dan damai dengan agama lain. Nilai

karakterreligius meliputi tiga dimensi relisasi sekaligus, yaitu hubungan individu

dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta. Nilai

karakter religius ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan

ciptaan. Secara keseluruhan sub-sub nilai yang terkandung dalam nilai religius

meliputi cinta damai, toleransi, menghargai perbedaaan agama dan kepercayaan,

teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar-pemeluk agama dan kepercayaan,

anti buli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,

mencintai lingkungan, serta melindungi yang kecil dan tersisih.

Kedua, nasionalis. Nilai nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,

serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan

kelompoknya. Adapun subnilai nasionalis yang lain, yaitusikap untuk

mengapresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela

berkorban, unggul, berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum,

disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

Ketiga, mandiri. Nilaikarakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak

bergantung kapada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, dan

waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita. Juga ditunjukkan

dengan etos kerja atau kerja keras, tangguh, tahan banting, daya juang,

profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Keempat, gotong royong. Nilai gotong royong merupakan cerminan


tindakan menghargai, semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan

persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, serta memberi

bantuan dan pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Nilai lainnya dari

sikap gotong royong yang perlu dikembangkan adalah inklusif, komitmen atas

keputusan bersama, musyawarah mufakat, solidaritas, empati, anti deskriminasi,

anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

Kelima,integritas. Nilai utama penguatan pendidikan karakter yang terakhir

adalah nilai integritas. Merupakan nilai perilaku yang didasarkan kepada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai

kemanusiaan dan moral. Subnilai dari integritas antara lain sikap tanggungjawab

sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, serta konsistensi

tindakan dan perkataan yang berdasarkan atas kebenaran

D. Penerapan PKK dalam pembelajaran bahasa Indonesia

Penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia oleh

guru pada siswa dengan pertimbangan, bahwa dipilihnya sekolah tersebut karena

ada indikasi yang menunjukkan, bahwa guru-guru belum memahami secara utuh

pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian,

guru-guru yang melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan komunikatif

masih melakukannya secara bervariasi. Kurikulum yang digunakan pun telah

disesuaikan dengan kurikulum yang saat ini berlaku, yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Di samping itu juga di sekolah tersebut, dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia selalu menekankan kemahiran berbahasa

Indonesia, baik lisan maupun tulisan.

Guru sudah menerapkan pendekatan komunikatif dengan tepat dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dengan penekanan pada aktivitas siswa. Peran

guru sebagai fasilitator, yang hanya menjelaskan pelajaran jika diperlukan. Siswa

diberikan kebebasan untuk menggali sendiri materi dengan mengacu pada

prisipprinsip pendekatan komunikatif yaitu: (1) materi terdiri dari bahasa sebagai

alat berkomunikasi, (2) desain materi harus lebih menekankan pada proses

belajarmengajar bukan pokok bahasan, dan (3) materi harus memberi dorongan

kepada siswa berkomunikasi secara wajar. Jadi kegiatan pembelajaran dilakukan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis siswa. guru melaksanakan tugasnya dengan ditunjang oleh kompetensi

pedagogik yang merupakan salah satu syarat untuk bisa bagi seorang guru

dikatakan sudah profesional. Kompetensi ini merupakan kemampuan bagi seorang

guru mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan komunikatif adalah salah satu pendekatan pembelajaran

bahasa yang menekankan pada tujuan pembelajaran yang mengutamakan

penggunaan bahasa secara baik dan benar (komunikatif) oleh peserta didik dalam

lingkungan pendidikan ataupun social, bukan bertujuan untuk memberikan

pemahaman struktural bahasa semata. Oleh karena itu, pendekatan komunikatif

dirasa lebih baik dari pendekatan lainnya karena mampu memberikan pemahaman

penggunaan bahasa sekaligus dtruktur bahasa kepa pebelajar.

Gerakan penguatan pendidikan karakter sekarang sedang digalakkan pada

setiap satuan pendidikan. Gerakan tersebut perlu terus dikawal oleh setiap satuan

pendidikan mulai dari sekolah, keluarga, dan kelas pada setiap jenjang

pendididikan mulai dari pendidikan usia dini sampai dengan perguruan tinggi

tidak bisa berjalan sendiri-sendiri harus terjalin kerjasama dan saling terhubung.

Secara lebih terperinci gerakan internalisasi bisa dilakukan melalui budaya kelas,

sekolah, dan keluarga melalui praktik-praktik baik. Dengan demikian lima nilai

dasar religius, nasionalis, gotong royong, mandiri, dan integritas sebagai wujud

pengkristalan dari 18 nilai karakter sebagai bagian dari nawacita pembangunan

sumberdaya manusia Indonesia dapat terwujud. Hingga tujuan pendidikan

nasional untuk mewujudkan manusia yang utuh benar-benar terealisasi dalam

rangka menyambut generasi emas 2045.


B. Saran

Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembalajaran bahasa, kita harus

memilih dan menetapkan strategi yang mencakup pendekatan pembelajaran

dengan baik agar proses dan hasil belajar dapat meningkat dan sesuai dengan yang

kita harapkan. Hal tersebut harus didahului oleh pemahaman kita mengenai

pendekatan pembelajaran. Setelah kita memahami barulah kita bisa

menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Degeng, Nyoman Sudana. 1997. Strategi Pembelajaran. Malang: IKIP Malang.

Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran


Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pannen, Paulina dkk. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi: Konstruktivisme


dalam Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai