Disusun oleh:
Februari, 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan rahmatNya Makalah METODE PEMBELAJARAN (DISKUSI
DAN DEMONSTRASI) dapat terselesaikan dengan baik dan lancar tanpa
hambatan yang berarti. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas
matas kuliah Desain Pembelajaran Matematika SMA dan SMK dengan beban
empat sks pada semester genap Program Studi Pendidikan Matematika,
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya baik dan jauh
dari kata sempurna, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi makalah yang
telah dibuat. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan
yang membangun dari masing-masing pembaca.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini akan bermanfaat bagi semua
pihak, baik itu penulis, pembaca, peserta didik, dan guru selaku pendidik yang
menjadikan makalah ini sebagai reverensi ketika merancang perencanaan
pembelajaran.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Pembahasan....................................................................... 3
D. Manfaat Pembahasan..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran.................................................................... 5
B. Metode Pembelajaran Diskusi....................................................... 6
C. Metode Pembelajaran Demonstrasi............................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum pendidikan sekolah di Indonesia telah berulang kali mengalami
pergantian, dan kurikulum yang digunakan hingga saat ini adalah Kurikulum
2013. Kurikulum 2013 mulai diberlakukan sejak tahun ajaran 2013/2014.
Perubahan kurikulum dan diberlakukannya Kurikulum 2013 mengakibatkan
terjadinya perubahan pada perangkat pembelajaran sebagai persiapan dan
eksekusi pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Adanya perubahan tidak
mematahkan harapan dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Perubahan
sebagai inovasi, upaya perbaikan, dan peningkatan dalam mewujudkan
harapan dan tujuan tersebut.
Perubahan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan
praktik pembelajaran. Indikator perubahan kurikulum ditunjukkan dengan
adanya perubahan pola kegiatan pembelajaran, pemilihan media
pembelajaran, penentuan pola penilaian yang menentukan keberhasilan
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran akan menjadi sesuatu yang bermakna
untuk peserta didik ketika diupayakan melalui sebuah perencanan
pembelajaran yang baik dan benar. Dalam lingkup yang lebih luas,
perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran, serta penilaian dalam alokasi waktu tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan pembelajaran disusun
dengan lebih dulu mempelajari kurikulum dan memahami semua program
pendidikan yang dilaksanakan sekolah, kemudian menuangkannya pada
program tahunan, program semester, serta silabus, setelahnya disusunlah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan ataupun lebih. RPP
1
berkembang dari silabus untuk lebih mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik untuk mencapai Kompetensi Dasar. Oleh karena itu, apa yang
tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan
aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu
Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), wajib
mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar
yang akan disusun. Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
secara rinci memuat Kompetensi Inti; Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi; Tujuan Pembelajaran; Materi Pembelajaran;
Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran; Media, Alat, dan Sumber
Pembelajaran; Langkah-Langkah Pembelajaran; dan Penilaian.
Penyusunan perencanaan pembelajaran terlihat sulit, namun apabila guru
mengetahui dengan jelas tujuan yang ingin dicapai, maka pola kerjanya akan
menjadi terarah, sehingga program pembelajaran yang direncanakan akan
terlaksana dengan mudah. Oleh karena itu, keterampilan guru dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan sesuatu
yang tidak bisa dipisahkan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang pendidik, pembelajar, dan seorang perancang pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut dapat melaksanakan proses
pengajaran dengan baik dan mencapai tujuan pengajaran seperti yang telah
direncanakan. Salah satu penyebab proses belajar mengajar tidak berjalan
dengan efektif karena ketidaktepatan dalam memilih metode pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses
pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat
keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan. Terdapat beberapa macam
metode pembelajaran yang dapat digunakan, dimana setiap macamnya
terdapat karakteristik atau ciri tertentu, yang menjadikannya memiliki
kelebihan dan kekurangan. Macam metode pembelajaran di antaranya,
demonstrasi, diskusi¸ presentasi, simulasi, ekspositori, penugasan, tanya
jawab, dsb.
2
Berdasarkan uraian di atas, pemilihan metode pembelajaran menjadi faktor
yang penting, karena akan berdampak positif bagi meningkatnya kualitas
pembelajaran sebagai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan
tercapainya tujuan pembelajaran, keberhasilan kurikulum akan mampu
terwujud. Oleh karena itu, akan dibahas secara khusus dan rinci metode
pembelajaran, khususnya metode pembelajaran diskusi dan metode
pembelajaran demonstrasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan yang
akan menjadi pembahasan dalam makalah ini di antaranya :
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat tujuan pembahasan dalam
makalah ini di antaranya :
D. Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat yang didapat dari pembahasan dalam makalah ini di
antaranya :
1. Bagi Pendidik
3
Menyumbang ide sekaligus menjadi pertimbangan dalam menentukan
metode pembelajaran yang digunakan.
2. Bagi Peserta Didik
Setelah mengetahui metode pembelajaran, peserta didik dapat
menyesuaikan diri dan meningkatkan kemampuannya dalam pelajaran dan
berdiskusi.
3. Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan pengetahuan terkait metode pembelajaran,
khususnya metode pembelajaran diskusi dan metode pembelajaran
demonstrasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran
a. Pengertian
Metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam
interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme
metode pembelajaran.
b. Macam- Macam
Macam-macam metode pembelajaran, antara lain :
1. Metode Karya Wisata (Out Door)
Menurut Anitah (2008: 5.29) Pembelajaran Outdoor hampir identik
dengan pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa
dibawa ke luar kelas.
3. Metode Simulasi
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja
(dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah;
dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja)
Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27). Sedangkan menurut Hamalik
dalam Taniredja, dkk (2011: 40) simulasi adalah suatu teknik yang
digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain
instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku
5
4. Metode Discovery Learning
Menurut Djamarah (2008: 22) Discovery Learning adalah belajar
mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini
guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak berbentuk final, tetapi
anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri
dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
5. Metode Brainstorming
Brainstorming merupakan bentuk dari pengembangan metode
diskusi. metode brainstorming menurut Parera (1991: 190), ialah
aktivitas dari sekelompok kecil yang telah berkumpul untuk
memproduksi atau menciptakan gagasan yang baru, original, praktis
sebanyak-banyaknya.
6
b. Ciri – Ciri
Metode diskusi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bahan pelajaran dikemukakan dengan topik permasalahan atau
persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan
permasalahan/persoalan.
2. Dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota
dalam kelompok tersebut.
3. Guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator atau motivator
supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.
4. Aktivitas siswa dalam berdiskusi dibimbing dan diterapkan cara
berpikir yang ilmiah.
5. Secara langsung maupun tidak langsung siswa akan ditempatkan
sebagai objek sekaligus subjek dalam pembelajaran.
c. Manfaat
Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga
terhadap belajar siswa, antara lain :
1. Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang
lebih baik ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat
berbagai sumbangan pikiran dari para siswa lainnya yang
dikemukakan dari berbagai sudut pandangan.
2. Mereka tidak terjebak kepada jalan pikirannya sendiri yang kadang-
kadang salah, penuh prasangka dan sempit, karena dengan diskusi itu
mempertimbangkan alasan-alasan orang lain, menerima berbagai
pandangan dan secara hati-hati mengajukan pendapat dan
pandangannya sendiri.
3. Berbagai diskusi timbul dari percakapan guru dan siswa mengenai
sesuatu kegiatan belajar yang akan mereka lakukan. Bila
kelompok/kelas itu ikut serta membicarakan dengan baik, niscaya
segala kegiatan belajar itu akan memperoleh dukungan bersama dari
seluruh kelompok/kelas sehingga dapat diharapkan hasil belajarnya
akan lebih baik lagi.
7
4. Diskusi kelompok/kelas memberi motivasi terhadap berpikir dan
meningkatkan perhatian kelas terhadap apa-apa yang sedang mereka
pelajari, karena itu dapat membantu siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru dengan alasan-alasan yang memadai, bukan hanya
sekedar jawaban “ya” atau “tidak” saja.
5. Diskusi juga membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan
antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian
dari pada anggota kelas, karena dari pembicaran itu mereka
berkesempatan menarik hal-hal atau pengertian-pengertian baru yang
dibutuhkan.
d. Langkah - Langkah
Metode diskusi akan lebih efektif apabila mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Guru membekali siswa dengan materi yang akan didiskusikan.
2. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan.
3. Guru memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya.
4. Siswa secara berkelompok menyelesaikan masalah yang telah
ditentukan.
5. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas.
6. Siswa yang lain memberikan tanggapan, saran, dan kritik atas
masalah yang dipresentasikan kelompok diskusi yang maju.
7. Siswa bersama guru membuat kesimpulan.
e. Kelebihan
Kelebihan metode diskusi yaitu
1. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses
belajar.
2. Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajaran masing-masing.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan berpikir dan sikap ilmiah.
8
4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan
akan (kemampuan) diri sendiri.
5. Menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
f. Kekurangan
Dengan kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan diatas, dalam metode
diskusi juga mempunyai kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3. Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan, maka
diskusi tidak efektif.
4. Hanya dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
5. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi akan tetapi hanya
hal-hal yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.
6. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak, siswa tidak
boleh dikejar-kejar waktu; perasaan dibatasi waktu menimbulkan
kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
7. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani
mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi
pokok permasalahannya.
9
b. Ciri – Ciri
Ciri – ciri atau karakteristik pembelajaran matematika yang
menggunakan metode demonstrasi adalah :
1. Disampaikan masalah realistis untuk diselesaikan oleh siswa.
2. Digunakan model realistis sebagai jembatan antara dunia real dan
abstrak.
3. Adanya interaksi antara guru dengan siswa (demokratis).
4. Proses belajar berlangsung seimbang antara dunia riil dan abstrak.
c. Manfaat
Adapun manfaat atau kegunaan metode demonstrasi secara umum
adalah:
1. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan.
2. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat
dalam diri anak.
4. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan
informasi kepada anak.
5. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya
pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat,
berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Metode demonstrasi
memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkirakan apa
yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan mengapa hal
itu terjadi.
d. Langkah – Langkah
Adapun langkah – langkah dalam melaksanakan metode pembelajaran
demonstrasi, antara lain :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam
menggunakan metode demonstrasi :
10
i. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
proses demonstrasi berakhir.
ii. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilakukan.
iii. Melakukan uji coba demonstrasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya :
i. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa
dapat memerhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
ii. Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
iii. Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat halhal
yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
11
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstarsi itu
atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya
guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. (Majid.
2015: 198-199)
Setelah beberapa perencanaan sebelum dilakukannya
demonstrasi disusun, terlebih dahulu diuji coba, agar
pelaksanaannya berjalan dengan efektif dan tujuan dari
penggunaan metode demonstrasi tercapai. Metode demonstrasi
ini tepat digunakan apabila betujuan untuk memberikan
keterampilan tertentu, hindari sifat menjelaskan dengan bahasa-
bahasa yang kurang dimengerti, sehingga akan berakibat
kurangnya pemahaman siswa dan pembelajaran pun kurang
efektif.
e. Kelebihan
Kelebihan Metode Demonstrasi
1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit,
sehingga menghindari verbalisme.
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3. Proses pengajaran lebih menarik.
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan mencobanya melakukannya sendiri.
f. Kekurangan
Kekurangan Metode Demonstrasi
1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak
efektif.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
12
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di
samping memerlukan waktu yang cukup panjang.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam
interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme
metode pembelajaran. Jenis-jenis metode pembelajaran antara lain metode
karya wisata, metode talking stick, metode simulasi, metode discovery
learning, metode brainstorming, metode diskusi, metode pembelajaran diluar
kelas, dan metode demonstrasi.
Metode diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para
siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan
berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Metode diskusi memiliki
manfaat antara lain membantu siswa dalam pengambilan keputusan yang
lebih baik, mempertimbangkan alasan-alasan orang lain, menerima berbagai
pandangan dan secara hati-hati mengajukan pendapat dan pandangannya
sendiri, memberi motivasi terhadap berpikir dan meningkatkan perhatian
kelas, serta mendekatkan atau mengeratkan hubungan antara kegiatan kelas.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses dihadapan para siswa.
Metode demonstrasi memiliki manfaat antara lain perhatian anak dapat lebih
dipusatkan. proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari, pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat
dalam diri anak. memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada
anak.
B. Saran
14
Dalam penerapan metode pembelajaran, guru dan siswa menjadi salah satu
faktor penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Penyesuaian kondisi siswa
dan lingkungan terhadap metode pembelajaran yang tepat juga merupakan
faktor penentu keberhasialan dalam pembelajaran. Apabila guru ingin
menggunakan metode diskusi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari
peserta didik.
b. Guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi. Guru harus
membagi-bagi pertanyaan dan memberi petunjuk tentang jalanya diskusi.
c. Guru hendaknya memperhatiakan pembicaraan agar fungsi guru sebagai
pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP. 2012. S1 thesis, UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA.
Metode Pembelajaran Diskusi dan Kerja Kelompok terhadap Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak. STAIN Kudus. Tersedia di
http://eprints.stainkudus.ac.id/148/5/File%205.pdf. Diakses pada Kamis, 11
Februari 2021 pukul 15.43.
17
Wedi, Agus. KONSEP DAN MASALAH PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN : Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui
Konsistensi Teoretis-Praktis Penggunaan Metode Pembelajaran. 2016.
Edcomtech 1(1):21-28.
18