Pendidikan Biologi-A
3425143703
Lingkungan kelas yang baik
Tugas PPEP
Dra.Ernawati,M.si
Winzer (Winataputra, 1003: 9.9) menyatakan bahwa penataan kelas adalah cara-cara
yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan berlangsungnya
proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Penataan kelas ditekankan pada aspek
pengaturan (management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang
(siswa) dan barang/ fasilitas. Kegiatan guru tersebut dapat berupa pengaturan kondisi dan
fasilitas yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses pembelajaran diantaranya
tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas (cahaya, temperatur udara,
ventilasi) dll.
Penataan Ruangan Kelas
Dalam menajemen kelas yang efektif, lingkungan fisik merupakan faktor yang sangat
penting. Oleh karena itu, lingkungan fisik harus dapat di desain secara baik dan lebih dari
sekedar penataan barang-barang dikelas. Menurut Everston et al (2003) terdapat empat prinsip
umum yang dapat dipakai dalam menata kelas, yaitu :
1. Kurangi kepadatan ditempat lalu lalang.
2. Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua anak.
3. Materi pelajaran dan perlengkapan anak harus mudah diakses.
4. Pastikan siswa dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan
suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang
kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu ditata dengan baik
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar
siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik
kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
Tugas PPEP
Dra.Ernawati,M.si
Bentuk serta ukuran meja dan bangku sangat mempengaruhi dalam pentaan tempat duduk
jika tempat duduk nya berukuran besar dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka sulit
bagi guru untuk membentuk penataan tempat duduk yang baik dan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh guru.
c) Jumlah siswa dalam kelas
Jumlah siswa dalam kelas adalah hal yang terpenting untuk mengelola tempat duduk. Jika
didalam kelas tersebut terdapat 40 anak dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka hanya
penataan tempat duduk tradisional saja yang akan dipakai dalam penataan tempat duduk. Jumlah
siswa yang efektif di setiap kelas berkisar antara 20 sampai dengan 30 murid di setiap kelasnya.
d) Jumlah siswa dalam setiap kelompok
Terdapat beberapa pengelolaan tempat duduk yang mengharuskan guru untuk membuat siswa
berkelompok, di dalam pengelolan tempat duduk ini jumlah siswa yang baik berkisar antara 5
sampai dengan 6 perkelompoknya dibagi sesuai dengan jumlah siswa yang terdapat dalam kelas
tersebut, namun semua itu dapat disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas tersebut.
e) Jumlah kelompok dalam kelas
Jika jumlah kelompok dalam kelas terlalu banyak maka akan menyulitkan guru dalam proses
pembelajaran, karena biasanya siswa akan mudah terpecah konsentrasinya mereka sibuk bermain
dengan teman-teman nya atau kelas tersebut penuh sesak dengan bangku serta meja yang akan
menyulitkan anak untuk bergerak.
f) Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan
wanita).
Pembagian siswa perkelompok harus memperhatikan jenis kelamin dan kemampuan
persiswa. Jika di dalam kelompok hanya berisi perempuan saja maka akan dipastikan kelompok
tersebut akan menjadi kelompok yang berisik, atau sebaliknya jika kelompok tersebut
beranggotakan siswa laki-laki saja maka akan dipastikan kelompok tersebut akan menjadi
kelompok yang pasif. Di dalam pengaturan siswa dalam kelompok harus diliat kemampuan
perindividu kelompok tersebut jika didalam tersebut berisi siswa-siswa yang aktif maka
kelompok siswa-siswa yang pasif akan terus pasif tidak dapat berkembang.
Tugas PPEP
Dra.Ernawati,M.si
c. Meja Konferensi
Ini terbaik jika meja relatif persegi panjang. Susunan ini mengurangi pentingnya pengajar
dan menambahkan pentingnya peserta didik. Susunan ini dapat membentuk perasaan formal jika
pengajar ada pada ujung meja.
Tugas PPEP
Dra.Ernawati,M.si
d. Lingkaran
Para peserta didik hanya duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk
interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok
penuh. Sediakan ruangan yang cukup, sehingga anda dapat menyuruh peserta didik menyusun
kursi-kursi mereka secara cepat dalam berbagai susunan kelompok kecil.
Tugas PPEP
Dra.Ernawati,M.si
Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, aktif dimana setiap peserta didik
duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin,
melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong patner
belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama
g.
Breakout Groupings
Jika kelas anda cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, letakkan meja-meja dan
kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Tempatkan
susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling
mengganggu. Tetapi hindarkan penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari
ruang kelas sehingga hubungan diantara mereka sulit dijaga.
h.
Susunan Chevroun
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak melakukan belajar aktif. Jika terdapat
banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia meja oblong, barangkali perlu
menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara para
i)
Kelas Tradisional
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja dan kursi,
cobalah mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan untuk memungkinkan
penggunaan teman belajar. Cobalah membuat nomor genap dari baris-baris dan ruangan yang
cukup diantara mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil
dapat memutar jursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan pasangan
tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya.
i. Audiotorium
Meskipun auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif,
namun masih ada harapan. Jika tempat duduk-tempat duduk itu dapat dengan mudah dipindahpindah, tempatkanmereka dalam sebuah arc (bagian lingkaran) untuk membentuk hubungan
lebih erat dan visibilitas peserta didik.Jika tempat-tempat duduk itu cocok, suruhlah peserta didik
agar duduk sedekat mungkin ke pusat. Berlaku asertif terhadap bentuk ini; sekalipun dianggap
barisan lepas dari sisi audotorium. Ingatlah : tidak masalah seberapa besar auditorium dan
seberapa banyak audien, anda masih dapat memasangkan mereka dan menggunakan aktifitasaktifitas belajar aktif yang melibatkan
Tugas PPEP
Dra.Ernawati,M.si
Kelebihan: Siswa mampu di jangkau oleh pandangan guru, kelas tampak lebih teratur dam
rapi, dan guru dapat mengawasi dari depan. Kekurangan: Guru biasanya kurang memperhatikan
siswa yang ada di belakang. Siawa yang tempat duduknya dibelakang biasanya tidak dapat
menerima pelajaran secara maksimal.
2.
Kelebihan: Siswa dapat mendiskusikan masalah belajarnya dengan siswa satu kelompoknya
dan dapat memaksimalkan kegiatan belajarnya dengan baik. Kekurangan: Kondisi kelas biasanya
ramai dan materi yang disampaikan tidak dapat disampaikan secara maksimal dalam kondisi
kelas yang demikian.
3.
Kelebihan: guru dapat menjangkau seluruh peserta didik sehingga pembelajaran dapat
maksimal. Kekurangan : kondisi ini digunakan untuk kelas yang jumlah siswanya tidak terlalu
banyak.
4.
Kelebihan: Sistem ini dapat menyelesaikan permasalahan kelompok secara bersama dengan
peserta didik yang jumlahnya banyak, dapat menjadikan mudah permasalahan yang dianggap
berat/ sulit. Kekurangan: Pembelajaran kurang efektif dalam penerimaan dan pemberian tugas,
karena siswa sekolah dasar umumnya lebih suka bermain.
Menurut pakar psikologi, tempat duduk ternyata memang bisa memengaruhi kemampuan
konsentrasi siswa. Ada beberapa anak yang bisa fokus duduk di dekat guru. Adapula anak-anak
yang mudah fokus jika duduk di belakang. Cari posisi tempat duduk bagi anak yang
memungkinkan ia untuk bisa tetap fokus dan tidak mudah terganggu oleh hal lain seperti melihat
ke luar jendela (Siti Nurhalimah,2013)