PROPOSAL PENELITIAN
Felia Rigamalinda
i
1 DAFTAR ISI
II METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 18
3.1 Metode Penelitian..................................................................................... 18
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian .................................................................. 22
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 22
iii
3.3.1 Angket .................................................................................................. 21
3.3.Wawancara .............................................................................................. 22
iii
1. PENDAHULUAN
1
untuk dapat berfikir tingkat tinggi serta kurang dilatih dengan penerapan secara langsung.
Sumber belajar yang digunakan juga hanya sebatas buku paket yang tersedia saja.
Belum semua pendidik mampu menyusun bahan ajar secara mandiri, pendidik belum
mengembangkan bahan ajar yang inovatif untuk mendukung pencapaian hasil belajar
peserta didik. Pendidik selama ini hanya mengandalkan buku paket ataupun lembar kerja
siswa yang telah tersedia di sekolah tanpa memodifikasinya terlebih dahulu (Putra I. K,
dkk, 2015). Atas dasar hal-hal tersebut penulis telah mencoba melakukan penelitian dan
pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia untuk siswa SMA kelas X . Judul penelitian
ini “Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi dengan
Pendekatan Problem Based Leaening siswa kelas X SMA Negeri 2 Palembang”. Dengan
menyusun pengembangan modul Bahasa Indonesia kelas SMA berdasarkan kurikulum
2013 dan melakukan uji coba produk pada tim ahli dan pengguna diharapkan, 1)
keefektifan bahan ajar tepat digunakan dalam pembelajaran karena mudah
digunakan dan dipahami peserta didik, 2) penggunaan pengembangan bahan ajar dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik serta dapat menumbuhkan
kreativitas belajar sehingga tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan, 3) dapat
menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan guru dan peserta didik terhadap
kebutuhan pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.
Meskipun terbatas pada cakupan materi teks hasil observasi penulis berharap melalui
penelitian ini semoga dapat memberikan manfaat yang berarti terutama bagi guru Bahasa
Indonesia SMA dalam menyambut pelaksanaan pemberlakuan kurikulum 2013.
Berikut beberapa kelebihan pengembangan bahan ajar menulis teks hasil observasi,
1) disusun untuk melengkapi buku teks Bahasa Indonesia SMA berdasarkan hasil
telaah buku siswa, 2) disusun dengan metode bertahap dan terbimbing yang dapat
membekali siswa untuk belajar mandiri, 3) disusun dan dilengkapi contoh-contoh
wacana yang menarik, 4) lebih menekankan pada kompetensi keterampi- lan untuk
menantang peserta didik berkarya menulis teks hasil observasi.
3
dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, yang merupakan program pembelajaran yang
utuh, disusun secara sistematis, mengacu pada tujuan pembelajaran yang jelas dan
terukur. Lebih jauh Prastowo (2014:17) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan
seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Mengingat peranan bahan pembelajaran begitu penting, maka harus disusun suatu
deskripsi bahan pembelajaran yang tidak saja memudahkan penyusunan alat penilaian,
tetapi lebih dari itu juga dapat dimanfaatkan sebagai alat uji terhadap kesahihan alat
penilaian itu sendiri. Di amping itu deskripsi bahan ajar dapat dijadikan pegangan guru
secara sistematis, menilai kemajuan bahan, mana yang telah, sedang, dan akan diajarkan.
Deskripsi bahan pembelajaran ditunjukkan dalam pengembangan silabus yang
dikembangkan bersamaan dengan kompetensi dasar dan alat evaluasi. Dengan demikian
ada kesejajaran dan kesesuaian antara kompetensi dasar, silabus, dan alat penilaian.
Ketiga hal tersebut juga dapat dijadikan dasar penulisan buku ajar.
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran siswa
aktif berpikir yang diarahkan untuk memecahkan masalah dunia nyata dengan
menggunakan pendekatan berpikir ilmiah. Siswa diarahkan untuk melihat masalah
yang ada di sekitarnya. Kemudian, setelah menemukan masalah yang ada, siswa
dibimbing untuk memecahkan masalah tersebut secara mandiri. Menurut Tan
(dalam Rusman, 2012:229) pembelajaran dengan model Problem Based Learning
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran
keterampilan siswa dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan keterampilan berpikirnya secara berkesinambungan. .Ibrahim dan
Nur (dalam Rusman, 2012: 243) mengemukakan bahwa Problem Based
Learning terdiri atas lima langkah. Pertama, mengorientasikan siswa pada masalah.
Kedua, mengorganisasi siswa untuk belajar. Ketiga, membimbing pengalaman
individu atau kelompok. Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Kelima,menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.Kelebihan
iii
menggunakan PBL adalah sebagai berikut. Pertama, dengan PBL akan terjadi
pembelajaran bermakna. Peserta didik yang memecahkan suatu masalah maka
mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetaui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan
dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi dimana konsep
diterapkan. Kedua, dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan. Ketiga,PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja (Kemendikbud, 2013:48)
Dengan mengembangkan modul menulis teks laporan hasil observasi
menggunakan pendekatan problem based learning diharapkan membantu siswa
memahami pembelajaran tersebut secara madiri dengan cara berbeda dari yang sudah
ada sebelumnya sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
3
1.3 Tujuan Penelitian
1 Mendeskripsikan kebutuhan guru terhadap pengembangan bahan ajar teks laporan
hasil observasi?
2 Mendeskripsikan kebutuhan siswa terhadap pengembangan bahan ajar teks laporan
hasil observasi?
3 Mendeskripsikan protipe pengembangan modul menulis teks laporan hasil observasi
sesuai kebutuhan siswa?
4 Mendeskripsikan hasil validasi pengembangan modul menulis teks laporan hasil
observasi sesuai kebutuhan siswa?
5 Mendeskripsikan dampak potensial pengembangan modul menulis teks laporan hasil
observasi sesuai kebutuhan siswa?
4
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk berupa modul yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan guru serta sesyau dengan kurikulum dan silabus. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis dapat menjadi panduan dalam menulis teks laporan hasil
observasi.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif
bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi.
3. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran khususnya pembelaran menulis.
4. Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumber wawasan
baru dan pengetahuan dlam mengembangkan bahan ajar untuk peneltian yang
lebih luas.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah bahan ajar layak jika memenuhi kelayakan isi, bahasa, serta penyajian.
Dengan bahan ajar, memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara
runtut dan sistematis sehingga secara aku- mulatif mampu menguasai semua kom-
petensi secara utuh dan terpadu. Sebuah bahan ajar yang baik harus mencakup: (1)
petunjuk belajar (petunjuk guru dan siswa); (2) kompetensi yang akan dicapai; (3)
informasi pendukung; (4) latihan-latihan; (5) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja
(LK); dan (6) evaluasi.
Bahan ajar yang dimaksud dalam kajian ini lebih ke bahan ajar cetak berupa buku
teks (modul). Hal ini dikarenakan, buku teks sangat erat kaitannya dengan kurikulum,
silabus, standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
Fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran sekaligus me- rupakan substansi kompetensi yang se- harusnya
diajarkan kepada siswa. Sedang- kan bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses
pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari. Bahan
ajar juga berfungsi se- bagai alat evaluasi pencapaian hasil pem- belajaran.
6
2.2 Pengertian Modul
belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan
atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional). Nasution (2011:
05) mengatakan bahwa modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang
terdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Sedangkan menurut Daryanto (2013: 9), modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar
yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman
belajar yang terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar
yang spesifik.
modul adalah salah satu media pembelajaran berupa cetak yang dikemas secara
sistematis, menarik, dan jelas sehingga mudah untuk dipelajari siswa secara mandiri
7
2.3 Karakteristik Modul
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
a. Self Instruction
mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self
pembelajaran.
4) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang bertujuan untuk mengukur
penguasaan siswa.
5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks
8
9) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik siswa materi.
10) Terdapat informasi tentang rujukan atau pengayaan atau referensi yang
b. Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang diperlukan
Merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar atau media
lain, atau tidak harus digunakan bersamasama dengan bahan ajar atau media lain.
d. Adaptive
ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan
instruksi dalam modul bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang
9
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitan pengembangan ini akan disesuaikan
alone, adaptive, dan friendly (bersahabat). Oleh karana itu, harapannya dapat digunakan
dengan mudah oleh siswa, baik dari segi penggunaan, pembelajaran, tampilan, maupun
fleksibilitas modul.
siswa. Menurut Suryosubroto (1983: 18), tujuan digunakannnya modul di dalam proses
kemampuannya sendiri.
berkelajutan.
f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui
10
Prinsip ini mengandung konsekuensi bahwa seorang siswa tidak
sedikit
Modul memiliki berbagai manfaat dalam membantu ketercapaian tujuan belajar guru
dan siswa. Hamdani (2011: 220), manfaat penggunaan modul bagi siswa yakni:
b. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam
pelajaran.
Teks hasil observasi merupakan segala upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat
bantu. Yang penting dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat
dalam rekaman hasil observasi. Menurut Madya (2009: 62) observasi berfungsi untuk
11
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Observasi itu
berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-
lebih lagi ketika putaran atau siklus terkait masih berlangsung. Teks laporan merupakan
teks yang berisi penjabaran umum/ melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan
(observasi). Teks laporan (report) ini juga disebut teks klasifikasi karena memuat
klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Pada umumnya teks
laporan hasil observasi memiliki bentuk yang hampir sama dengan teks deskripsi, tetapi
sebenarnya sifat kedua teks tersebut berbeda. Teks laporan menggambarkan sesuatu
secara umum dan sesuai fakta apa adanya tanpa ada opini/ pendapat penulis. Membuat
teks hasil observasi terlebih dahulu harus memperhatikan hal-hal berikut: mengamati
objek yang akan diobservasi. Objek yang diamati haruslah objek tunggal, mencatat data
yang diperlukan, data yang dicatat haruslah data yang akurat sesuai pengamatan, data
yang disajikan hasil penelitian terkini, dan jika diperlukan dapat melakukan wawancara
dengan narasumber sebagai bukti penguat dan referensi. Teks laporan hasil observasi
terdiri atas definisi umum (pembukaan), deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Bagian
definisi umum (pembukaan) berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas. Deskripsi
bagian berisi gambaran tentang sesuatu secara terinci. Sementara itu, deskripsi manfaat
merupakan bagian yang berisi manfaat atau kegunaan. Seseorang yang ditugaskan untuk
meneliti suatu daerah atau suatu pokok persoalan tertentu, harus menyampaikan suatu
laporan mengenai hal-hal yang ditugaskan itu. Penulis laporan harus menyadari dan
berusaha agar apa yang disampaikan itu merupakan hal-hal penting, bukan mengenai
dengan maslaah yang dihadapi. Sebelum seseorang dibiasakan menulis laporan dalam
12
hubungan dengan tugas pekerjaannya, sudah harus mengenal dan menulis laporan-
laporan itu di sekolah. Laporan untuk kepentingan kelas tidak selalu dibayangi dengan
pertanyaan “bagaimana supaya laporan itu cocok dengan kebutuhan mereka yang
menerima laporan itu?”. Pengajar yang akan menerima dan memeriksa laporan itu sama
Lebih lanjut, Keraf (2002: 324) mengungkapkan bahwa laporan adalah suatu cara
komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan
karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Laporan yang dimaksud sering
mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu
macam dokumen mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam
bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
hasil observasi adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau suatu instansi
yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya. Laporan juga dapat
atau fakta, suatu jenis dokumen yang sangat bervariasi bentuknya, dan sebab itu sukar
masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berfikir
tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka,
13
negosiasi, dan demokratis. Menurut Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan bahwa
pengertian dari model Problem Based Learning adalah: Problem Based Learning (PBL)
atau pembelajaran berbasih masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
berpendapat bahwa: Model Problem Based Learning diartikan sebagai sebuah model
dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu
mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai sebuah konteks bagi para
siswa dalam berlatih bagaimana cara berfikir kritis dan mendapatkan keterampilan dalam
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris
14
a. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa
mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan memahami
semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan
yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru
harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar
Sedangkan ciri dari model problem Based learning mengemukakan bahwa secara umum
dapat dikenali dengan adanya enam ciri yang dimilikinya, adapun keenam ciri tersebut
adalah:
15
a. Kegiatan belajar mengajar dengan model Problem Based Learning
f. Siswa dituntut untuk mendemonstrasikan produk atau kinerja yang telah mereka
pelajari
verbal.
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun
guru/instruktur.
c. Agar dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
belajarnya.
16
3.5 Penelitian Relavan
Penelitian yang dilakukan oleh Nike Yesika (2013) mengenai pengaruh penerapan
model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi oleh siswa kelas VII SMP 38 Medan . Dalam penelitian tersebut diketahui hasil
rata-rata diperoleh setelah penerapan model pembelajaran berbasis proyek adalah 76,42.
Sedangkan sebelum penerapan model pembelajaran berbasis proyek adalah 63,14.
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap kemampuan siswa
menulis teks laporan hasil observasi. Hal tersebut terbukti setelah diperoleh perhitungan
pada uji t yaitu diperoleh thitung yaitu 7,06> 2,03.
Penelitian berikutnya juga pernah dilakukan oleh Anik Purwati pada tahun 2011
dengan judul peneltian pengembangan bahan ajar menulis teks laporan penelitian dengan
pendekatan pembelajaran berbasis proyek untuk siswa klas XI SMA. Hasil penelitian ini
menyatajan bahwa uji coba bahan ajar dengan ahli pembelajaran menulis laporan
penelitian rata-rata adalah 75% ahli menulis bahan ajar 83,3%, guru bahasa Indonesia
100% dan siswa 96% hasil uji dengan ahli pembelajaran menulis laporan penelitian
tergolong layak dan dapat di implementasikan.
Penelitan yang dilakukan peneliti tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan
dari penelitian penelitian sebelumnya. Persamaannya adalah penelitian sebelumnya
sama-sama peneltian mengenai menulis teks laporan hasil observasi. Sementara
perbedaannya adalah penelitian sebelumnya merupakan jens penelitian eksperimen dan
penelitian Tindakan kelas yang dilakukan disekolah menengah pertama.
17
III. METODOLOGI PENELITIAN
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
model pengembangan dari Jolly dan Balitho ( dalam Thomlinson, 1998:97-115) dan
model pengembangn Dick, Cerey dan Cerey (2005). Kedua model ini kemudian
model ini adalah model ini digunakan untuk pengajaran bidang Bahasa, dan pada model
Jolly dan Balitho belum sempurna karena belum sampai pada tahap evaluasi bahan ajar
baik formatif maupun sumatif. Model Dick, Cerey dan Cerey melengkapinya sehingga
kontekstual antara bahan ajar dengan pembelajar dan pengajar/analisis model, (4)
pengembangan, (5) produksi bahan ajar, (6) penggunaan bahan ajar oleh mahasiswa
(2) melaksanakan analisis pengajaran, (3) mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
18
butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan strategi pengajaran, (7) mengembangkan
dan memilih material pengajaran, (8) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif,
(9) merevisi bahan pembelajaran, (10) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.
sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan
Penelitian melakukan identifikasi kebutuhan dengan menggunakan angket dan
wawancara kepada siswa dan guru. Identifikasi ini berkaitan dengan kesulitan
yang dihadapi dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi, serta
kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam menggunakan bahan ajar yang sudah
ada
3. Relisasi kontekstual
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis tujuan dan karakteristik materi menulis
teks laporan hasil observasi, analisis sumber belajar, serta analisis karakteristik
pembelajaran. Peneliti juga mengumpulkan contoh-contoh, merancang urutan
berpikir yang runtur, menggunakan Bahasa yang mudah dipahami, serta
melibatkan pengalaman belajar siswa dengan tujuan pembelajaran agar modul
yang dikembangkan bersifat lebih kontekstual
19
4. Realisasi pedagogic
Pada tahap ini peneliti memilih dan menetapkan strategi pengorganisasian isi
pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran, menetepkan
strategi pengolahan pembelajaran, dan menetapkan penilian pembelajaran yang
dilengkapi dengan Latihan-latihan serta tugas, baik tugas secara terstruktur
maupun tugas secara mandiri. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan
umpan balik terhadap penugasan siswa terhadap modul yang dikembangkan
6. Validasi ahli
Setelah mengembangkan modul, tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah
mencari tahu apakah modul yang dikembangkan benar-benar sudah mencapai
tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan validasi oleh ahli atau
pakar, yaitu mengenai materi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan.
7. Revisi modul
Setelah divalidasi oleh tim ahli, Pada tahap ini peneliti merevisi modul yang telah
dikembangkan berdasarkan komentar, saran ataupun masukan yangdiberikan oleh
tim ahli tersebut.
20
8. uji coba modul
setelah direvisi, produk yang dikembangkan diuji coba. Tahap uji coba ini
dilakukan pada siswa sebanyak 40 orang.
Siwa yang menjadi subjek penelitian, baik pada identifikasi kebutuhan maupun
untuk uji lanpangan bahan ajar adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Palembang.
Hal ini berdasarkan pertimbangan kesesuaian dengan bahan ajar yang dikembankan.
Adapun guru yang menjadi subjek penetilian dalam identifikasi kebutuhan bahan ajar
3.3.1 Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tebuka. Angket tebuka
diberikan kepada guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas X SMA Negeri 2 Palembang
sendiri. Perbedaan pemberian angket ini alasannya untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang kebutuhan bahan ajar menulis teks laporan hasil observasi.
Angket yang digunakan dalam penelitian pengembangan modul ini adalah untuk
memperoleh informasi tentang kebutuhan modul menulis teks laporan hasil observasi
yang diberikan kepada guru dan siswa. Angket yang diberikan ini dimaksudkan untuk
21
dihadapi furu dan siswa dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi yang
biasa digunakan dalam pembelajaran selama ini, dan kesulitan kesulitan yang dihadapi
gruru dan siswa menggunakan modul tersebut. Infprmasi yang diperoleh dari angket ini
modul menulis teks laporan hasil observasi, digunakan angket yang diberikan kepada
pakar/ahli untuk memperoleh informasi tentang kualitas bahan ajar berdasarkan aspek
Dalam penelitian ini, penilian ahli mencangkup tiga aspek memberikan penilian
terhadap, yaitu 1) kelayakan isi, 2) kebahasaan, 3) penyajian dan kegrafikan. Ahli isi
mengecek komponen sajian materi dalam bahan ajar yang dikembangkan, dan ahli
3.3.2 wawancara
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini sangat tepat digunkan
untuk mengetahui data-data secara mendalam dengan jumlah responden yang terbatas.
pembelajaran yang digunakan serta evaluasi yang akan digunakan dalam modul.
22
3.3.3 Tes
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.Tes penelitian dan
pengembangan ini berupa post test. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan modul
Data angket yang diberikan pada siswa dan guru diolah secara objektif dan
mengembangkan bahan ajar menulis teks laporan hasil observasi. Adapun tahap
3. Ditarik kesimpulan
Sementara itu, hasil data dan evalusi tim ahli dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan skor, dideskripsikan serta ditarik kesimpulan. Hal-hal yang dinilai dalam
angket validasi tersebut adalah kelayakan isi, kebahasan, sajian dan kegrafisan. Data
masing komponen evaluasi. Skala pengukuran yang digunakan jjenias rating scale.
hal hal yang dinilai pada angket validasi yaitu 1) kelayakan isi, 2) kebahasaan, 3)
23
penyajian dan kegrafikan bahan ajar hasil pengembangan peneliti, untuk memberikan
makna dan memutuskan berdasarkan nilai yang diberikan oleh ahli validasi
Tes penelitian dan pengembangan ini berupa post test. Metode ini digunakan
untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan
Learning.
menulis seperti ketepatan pemilihan kata, ejaan, dan tanda baca, pemaparan isi, dan
24
2. Organisasi isi laporan 25 Sangat Baik: Laporan sangat teratur
dan rapi, sangat jelas, ada gagasan
pokok, pengembang, dan akhir,
urutan logis, koherensi
antar bagian sangat erat.
20 Sangat Baik: Laporan teratur dan
rapi, jelas, ada gagasan pokok,
pengembang, penutup, urutan
logis, koherensi antar bagian erat.
15 Cukup: Laporan cukup
teratur, rapi, jelas
dan logis, koherensi
antar bagian kurang.
10 Kurang: Laporan tidak teratur,
tidak rapi, tidak jelas, tidak logis, dan
tidak ada koherensi
antar
bagian.
25
4. Gaya dan Ketepatan diksi 15 Sangat baik: Dimensi
(pilihan struktur dan pemilihan gaya &
kosakata) ketepatan tulisan berupa
penggunaan variasi frase
dalam
tulisan diksi yang digunakan
semua sangat tepat (semua
menggunakan kosakata baku,
denotasi, dan kata khusus).
12 Baik: Pemilihan gaya & ketepatan
tulisan berupa penggunaan variasi
frase dalam tulisan diksi yang
digunakan semua tepat (hanya ada 2-
3 kesalahan penggunaan kosakata
baku, denotasi dan kata
khusus)
9 Cukup: Pemilihan gaya & ketepatan
tulisan berupa penggunaan
variasi frase dalam tulisan diksi
yang digunakan cukup tepat namun
ada kesalahan 3-4 penggunaan kata
baku
denotasi atau kata khusus.
6 Kurang: pemilihan gaya & ketepatan
tulisan berupa penggunaan
variasi frase dalam tulisan diksi
yang digunakan kurang tepat namun
ada kesalahan 5-6 penggunaan kata
baku
denotasi atau kata khusus.
3 Sangat kurang: pemilihan gaya
&
ketepatan tulisan berupa penggunaan
variasi frase dalam tulisan diksi
yang digunakan
sangat kurang, terdapat kesalahan
dalam setiap kalimat
baik penggunaan
kata baku
maupun
denotasi dan kata khusus.
26
5. Ketepatan ejaan dan tanda 10 Sangat baik: memperhatikan ejaan
baca dan tanda baca dengan sangat baik
(tidak ada kesalahan sama sekali atau
hanya terdapat satu
kesalahan)
8 Baik: memperhatikan ejaan dan tanda
baca dengan baik (terdapat 2-3
kesalahan tanda baca dan
ejaan).
6 Cukup: memperhatikan ejaan dan
tanda baca dengan cukup baik
(terdapat 4-5 kesalahan ejaan dan
tanda baca).
4 Kurang: kurang memperhatikan
ejaan dan tanda baca (terdapat
kesalahan ejaan dan tanda baca
lebih dari 6 kesalahan).
2 Sangat kurang: dalam teks laporan
yang dibuat tidak memperhatikan
ejaan dan tata
tulis.
(Rubrik penilaian teks laporan hasil observasi)
data yang diperoleh dari uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test). Uji ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan dari data sampel pertama ke data sampel kedua
27
3.5 Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan terhitung dari bulan juni hingga bulan november 2021
Tahun 2021
Bulan Juni Juli Agustus September Oktober novembaer
Kegiata Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
n
1 TAHAP PERSIAPAN
a.persiapan
b. perencanaan
2 TAHAP PENELITIAN
a. Observasi
b. Wawancara
c. Penyebaran Angket
d. Penarikan Angket
3 TAHAP PENYUSUNAN
a. Pengolahan Data
b. Analisis Data
c. Pembuatan Laporan
4 TAHAP PENGUJIAN
a. Seminar Usulan Penelitian
b. Revisi Usulan Penelitian
c. seminar hasil penelitian
d. Revisi
e. Sidang tesis
28
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, I Kd, Putra. (2015). pengaruh pendekatan saintifik terhadap prestasi belajar
pkn ditinjau dari sikap demokrasi siswa kelas V Gugus I Kecamatan Abang. E-journal
article/view/1487.).
Andi Prastowo. (2014). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta : Diva
Press.
Aris, shoimin. 2014. Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta :
Ar Ruzz Media
B, Suryosubroto. (1983) . Sistem pengajaran dengan modul, Jakarta: Bina Aksara.
Daryanto, (2013). Inovasi pembelajaran efektif. Bandung: Yrma Widya.
Dick, W and L. C arey , J. O. Carey . (2005). The systematic design of instruction. New
York : Logman
Hamdani. (2011). Strategi belajar mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Madya,S. 2009.teori dan praktik penelitian tindakan: Action Research.Bandung :
Alfabeta
Kamdi. 2007. Strategi pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Keraf, A. S. (2002). Etika lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
Mulyati, Yeti, dkk, (2011). Keterampilan berbahasa indonesia sd. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Nasution. (2011) . Metode research penelitian ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara
University Press
29
Rusman, (2012). Model-model pembelajaran : mengembangkan profesionalisme guru,
Raja Grafindo Persada, Jakarta
29