METODOLOGI PENELITIAN
Oleh :
Tesis :
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Marlina, S.Pd.
Prof. Dr. Alwen Bentri, M.Pd
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................5
D. MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................7
1. Kajian Pustaka.................................................................................................................7
A. Membaca Pemahaman.................................................................................................7
B. Model Pembelajaran RADEC......................................................................................9
2. Kerangka Berpikir.........................................................................................................15
3. Penelitian Yang Relevan...............................................................................................16
4. Hipotesis Penelitian.......................................................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................19
METODE PENELITIAN.........................................................................................................19
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian.......................................................................19
B. Populasi dan Sampel..................................................................................................20
C. Defenisi Operasional..................................................................................................21
D. Instrument Penelitian Dan Pengembangannya.............................................................22
E. Pengumpulan Data.....................................................................................................27
F. Teknik Analisis Data..................................................................................................28
G. Prosedur Penelitian....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan hal tersebut, Dalman (Fetra Bonita Sari, Risda Amini, 2020)
menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (reading
comprehension). Agar pembaca dapat memahami bacaan, pembaca harus memahami isi
bacaan yang telah dibaca. Setelah membaca teks, pembaca dapat mengungkapkan hasil
pemahamannya tentang teks yang dibaca dengan meringkas isi teks dalam bahasanya
sendiri dalam bentuk lisan maupun tulisan. Oleh karena itu pemahaman bacaan perlu
diketahui dan dipahami.
Mishra & Ramesh (2005) menyatakan bahwa hasil dari Program For International
Student Asessment (PISA), Indonesia menempati urutan terakhir dalam bidang Reading
2
Performance dengan rata-rata 371 pada tahun 2018. Pencapaian tersebut lebih rendah
dibandingkan negara lain dengan 5 ratarata 487. Perolehan Indonesia tersebut juga
dikatakan di bawah rata-rata. Artinya, kemampuan membaca pemahamannya juga sangat
rendah.
Untuk menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran maka diperlukan guru
yang kreatif professional dan menyenangkan. Hal ini penting terutama untuk menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan hal tersebut juga dapat menjadikan
siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SDN 11 Sungai Aur terlihat
kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, selama ini guru lebih dominan
menggunakan metode ceramah. Siswa hanya belajar dengan mendengarkan apa yang di
3
sampaikan oleh
4
guru lalu diberi tugas, guru belum menggunakan media pembelajaran dan hanya
menggunakan buku paket sebagai sumber belajar.Sehingga, siswa merasa bosan dan
kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa cenderung pasif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran belum menggunakan
model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif dan tertarik mengikuti
kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari rendahnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran, memahami materi pelajaran.Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat
pada guru, siswa kurang mampu melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran,
dalam proses pembelajaran siswa kurang terlibat secara langsung dalam diskusi. Siswa
juga kurang berani dalam mengajukan atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan
mengemukakan hasil pemikirannya. Permasalahan inilah yang membuat siswa kurang
aktif dalam pembelajaran sehingga proses kegiatan pembelajaran berjalan kurang optimal
dan hasil belajar rendah. Selain itu, dari sisi guru penyajian pembelajaran bahasa
Indonesia berpusat pada guru. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dan siswa merasa
bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas, hal yang
menjadi fokus permasalahan adalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa.
Oleh karena itu kegiatan pembelajaran perlu dirancang dengan menggunakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan penekanan pada kerja kelompok dan
kegiatan yang menyenangkan sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
Menurut Jurnal Andini & Fitria (2021) dengan judul “Pengaruh Model RADEC
Pada Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar.” hasil
penelitian yang dilakukan peneliti ini menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran RADEC dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan belajar siswa
kelas V SDN 01 Maninjau Kecamatan Tanjung RayaKota Padang Tahun ajaran 2020,
kemudian model pembelajaran RADEC dapat mengembangkan potensi peserta didik
untuk dipakai pada abad ke- 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
model
5
pembelajaran RADEC ini meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini menunjuukkan
kategori amat baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran RADEC untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas IV SDN I Kecamatan Sungai Aur?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan dalam keaktifan dan kemampuan membaca
pemahaman siswa sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran RADEC
di kelas IV SDN I Kecamatan Sungai Aur?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
b. Bagi Siswa
1. Dapat membantu siswa agar dapat belajar secara aktif dan mandiri.
2. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang akan berdampak pada
prestasi belajar.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar melalui pengembangan penunjang bahan ajar yang digunakan
dalam pembelajaran.
d. Bagi Penulis
Dapat menambah pengatahuan serta wawasan penulis dalam menerapkan
model pembelajaran RADEC untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Pustaka
Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan sub pokok bahasan dari membaca
lanjut. Tujuannya agar siswa mampu memahami, menafsirkan, serta menghayati
isi bacaan. Membaca pemahaman adalah salah satu kemampuan yang harus
dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa akan ilmu dan
informasi yang senantiasa berkembang. Membaca pemahaman memiliki tujuan
dimana pembaca dapat mengambil makna dari isi bacaan yang telah dibaca
(Ambarita et al., 2021). Santosa mengungkapkan bahwa membaca pemahaman
adalah lanjutan dari membaca dalam hati, dimana kegiatan tersebut mulai
diberikan di kelas 3 (Ambarita et al., 2021).
8
aspek mekanis sebagai tingkatan paling rendah dan aspek pemahaman sebagai
tingkat lanjutan.
9
sebaliknya semakin rendah motivasi, maka semakin rendah pula kemampuan
membaca pemahaman siswa di sekolah.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar siswa dapat bersaing di abad
21 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Contoh model yang dapat membangkitkan gairah belajar siswa
adalah model pembelajaran Read, Answers, Disscus, Explain, dan
Create(RADEC) dan model pembelajaran Inquiry,keduanya berperan aktif untuk
menunjang pembelajaran di abad 21 serta melibatkan siswa langsung dalam
pembelajaran, namun dari kedua model pembelajaran tersebut memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Model Read, Answers, Disscus,
Explain, and Create (RADEC) merupakan model yang dikembangkan sesuai
dengan karakter bangsa Indonesia yang didasari oleh sistem pendidikan
nasional
10
Model pembelajaran RADEC adalah salah satu alternatif model
pembelajaran yang mencoba pendekatan dengan konteks Indonesia, penggagas
model RADEC adalah Sopandi pada tahun 2017 (Anggraini & Wulandari, 2020).
Sedangkan Andini & Fitria (2021) berpendapat bahwa model RADEC adalah
salah satu model inovatif yang menuntut peserta didik dalam menumbuhkan
keahliaan untuk zaman yang semakin berkembang serta konsep materi yang
dipelajari terkuasai oleh peserta didik.
11
bahan ajar yang dipelajari dengan mengaplikasikan pada kehidupan nyata, 5)
model pembelajaran RADEC menekankan pembelajaran yang berpusat pada
siswa sehingga terciptanya pembelajaran secara aktif dalam bertanya, berdiskusi,
mengajukan ide, dan menyimpulkan terkait materi yang sudah dipelajari, 6) model
pembelajaran RADEC memberi kesempatan kepada siswa sebelum pembelajaran
diberikan tugas pra pembelajaran untuk memahami terlebih dahulu materi
pelajaran secara mendalam.
b. Keterbatasan
1) Memerlukan ketersediaan bahan bacaan sebagai sumber belajar mandiri
peserta didik
2) Hanya dapat diimplementasikan pada peserta didik yang sudah memiliki
kemampuan membaca permulaan.
Pada tahap ini peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber baik
buku, sumber informasi cetak lainnya dan sumber informasi lain seperti internet. Agar
terbimbing dalam menggali informasinya peserta didik dibekali dengan pertanyaan-
pertanyaan pra pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dipelajari.Yang
dimaksud dengan pertanyaan pra pembelajaran adalah pertanyaan yang jawabannya
merupakan aspek kognitif esensial yang harus dikuasai peserta didik setelah
mempelajari suatu materi pelajaran.Tingkatan berfikir yang dituntut dalam pertanyaan
sebaiknya beragam dari berfikir tingkat rendah (LOT) sampai berfikir tingkat tinggi
(HOT). Dari mulai sekedar menghafal informasi sampai merumuskan contoh
pertanyaan produktif, rumusan masalah, dan rencana proyek yang dapat dibuat yang
sesuai dengan materi yang dipelajari. Pertanyaan pra pembelajaran ini diberikan
sebelum pertemuan pembelajaran di kelas.
Pada tahap ini peserta didik secara berkelompok 4-5 orang mendiskusikan
jawaban atas pertanyaan atau hasil pekerjaan yang telah mereka kerjakan di luar kelas
atau di rumah secara mandiri sebelum pertemuan di kelas dilakukan. Guru
memotivasi peserta didik yang berhasil dalam mengerjakan tugas tertentu dari LKPD
untuk memberi bimbingan pada temannya yang belum menguasainya. Peserta didik
yang belum menguasainya dimotivasi guru untuk mau bertanya pada temannya.
Tahap ini pun bisa diisi dengan kegiatan mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan
hasil pekerjaan temannya yang lain dalam satu kelompok. Dengan demikian, pada
tahap ini guru bertugas memastikan bahwa terjadi komunikasi antar peserta didik
dalam rangka memperoleh jawaban atau pekerjaan yang benar. Dengan cara
mencermati kegiatan seluruh kelompok guru juga dapat menentukan kira-kira
kelompok mana atau siapa yang sudah menguasai konsep yang sedang dipelajari.
Dengan cara ini pula guru dapat mengetahui kelompok mana atau siapa yang sudah
memiliki ide-ide kreatif sebagai bentuk penerapan konsep yang sudah dikuasainya.
Berdasarkan hasil pengamatan ini, guru dapat menentukan kira-kira siapa yang dapat
dijadikan nara sumber pada tahap berikutnya, (Explain (E).
14
4. Tahap Menjelaskan atau Explain (E)
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan presentasi secara klasikal. Materi yang
dipresentasikan melingkupi seluruh indikator pembelajaran aspek kognitif yang telah
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Urutan presentasinya disesuaikan dengan
urutan rumusan indikator tersebut dalam rencana pembelajaran. Pada tahap ini
perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan konsep esensial yang sudah
dikuasainya di depan kelas. Pada kegiatan ini pun, guru memastikan bahwa apa yg
dijelaskan peserta didik tersebut benar secara ilmiah dan semua peserta didik
memahami penjelasan tersebut. Pada kegiatan ini guru pun mendorong peserta didik
lain untuk bertanya, membantah, atau menambahkan terhadap apa yang sudah
dipresentasikan oleh temannya dari kelompok lain tersebut. Pada tahap ini pun dapat
dijadikan kesempatan bagi guru untuk menjelaskan konsep esensial yg belum dapat
dikuasai seluruh peserta didik berdasarkan hasil pengamatan pada tahap berdiskusi
(D). Pada saat menjelaskan bagian tersebut guru mungkin memberikan penjelasan
berupa ceramah, demonstrasi atau hal lainnya yang diperkirakan dapat mengatasi
kesulitan seluruh peserta didik tersebut.
Pada tahap ini guru menginspirasi peserta didik untuk belajar menggunakan
pengetahuan yang sudah dikuasainya untuk mencetuskan ide-ide atau pemikiran yang
sifatnya kreatif.Pemikiran kreatif dapat berupa rumusan pertanyaan produktif,
masalah di lingkungan sekitar yang memerlukan pemecahan, atau pemikiran untuk
membuat karya lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tugas membuat
ide-ide atau pemikiran yang sifatnya kreatif sudah tercantum dalam pertanyaan pra
pembelajaran.Jadi pada tahap ini tinggal mendiskusikannya saja secara klasikal.
Karena peserta didik sebelumnya sudah ditugaskan mengerjakannya secara mandiri
dan juga sudah mendiskusikannya pada tahap D. Bila guru menemukan semua peserta
didik mengalami kesulitan untuk mencetuskan ide-ide kreatif, guru perlu memberikan
inspirasi pada peserta didik.
15
dapat memberikan contoh rencana kreatif yang belum pernah direalisasikan baik oleh
dirinya maupun orang lain. Dalam keadaan peserta didik belum memiliki ide sendiri
maka mereka dapat mengerjakan ide guru tersebut. Pengerjaaan ide ini dapat
dilakukan secara mandiri atau dapat juga secara berkelompok tergantung karakter
yang akan dikembangkan pada diri peserta didik. Pengerjaan ini secara teoritis lebih
menantang peserta didik karena idenya betul-betul orisinil dan kemungkinannya bisa
berhasil atau tidak berhasil. Di samping itu pengerjaaannya bisa di kelas maupun di
luar kelas, bisa sebentar bisa juga lama. Tahap ini yang menonjol adalah tahap
melatih peserta didik berfikir, bekerjasama, berkomunikasi dari mulai menemukan ide
kreatif, mengambil keputusan ide yang akan direalisasikan, merencanakan,
melaksanakan, melaporkan dan menyajikan hasil realisasi ide kreatif tersebut dalam
beragam bentuk.
2. Kerangka Berpikir
16
Materi
Proses Pembelajaran
1. Menurut Jurnal Rahmi, S., & Fitria, Y. (2020) dengan judul “Pengaruh
Model RADEC Pada Pembelajaran Tematik terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik di Sekolah dasar.” Hasil penelitian yang dilakukan
peneliti ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
RADEC dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keaktifan
belajar siswa kelas V SDN 01 Maninjau Kecamatan Tanjung RayaKota
Padang Tahun ajaran 2020.
2. Menurut Jurnal Erma Sulastyana & Sunata dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Radec Berbantuan Media Flipbook Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Peserta Didik”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
RADEC berbantuan media flipbook dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman membaca peserta didik menunjukkan kategori amat baik.
17
Hal ini terlihat
18
adanya kenaikan persentase ketuntasan hasil belajar Pra siklus
menunjukkan 45% peserta didik tuntas dan 55% tidak tuntas, siklus-I
terdapat 68% tuntas dan 32% tidak tuntas, serta siklus-II terdapat 100%
tuntas dan 0% tidak tuntas.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suleman & Wahyu P Kiaymodjo,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Muhammadiyah Gorontalo, tahun 2023 dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Radec Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Pada Pembelajaran IPA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran RADEC dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 15 Limboto
Barat Kabupaten Gorontalo. Hal ini terlihat pada siklus I terdapat 3 kali
pertemuan dan siklus II terdapat 2 kali pertemuan. Hal ini di ketahui
pada beberapa hal berikut ini yaitu hasil belajar peserta didik pada saat
observasi awal mencapai 32% dengan kategori kurang baik, hasil belajar
peserta didik pada saat siklus I mencapai 62%, hal ini termasuk kategori
baik, pada saat pertemuan pada siklus II, hasil belajar peserta didik
meningkat sebesar 92% dengan kategori sangat baiksiklus I ke siklus II
meningkat sebesar 27 %.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yusi Nursyamsyiah, Poppy Anggraeni,
& Aulia Akbar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Sebelas April Sumedang, tahun 2023 dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Radec Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Siswa Materi Daur Hidup Hewan“. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran RADEC dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
materi daur hidup hewan siswa kelas V SDN Mayang 1, dan penerapan
model pembelajaran RADEC dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA pada materi daur hidup hewan siswa kelas V
SDN Mayang 1. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran RADEC dilihat dari siswa yang sudah paham dan bisa
menjawab soal evaluasi mengenai daur hidup hewan dengan tingkat C4
(menganalisis), C5 (evaluasi) dan C6 (mengkreasi) dengan benar.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Kristiani Tandi Rani, Usman & Sakaria,
19
Universitas Negeri Makassar dengan judul “Pengaruh Penerapan Model
Radec Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran RADEC efektif
digunakan dalam pembelajara menulis teks eksposisi siswa kelas VIII
SMP Negeri 27 Makassar.
4. Hipotesis Penelitian
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain yang dipilih dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design. Desain
kuasi-eksperimental memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat sepenuhnya
mengontrol variabel eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Penelitian
eksperimen semu ini digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara kelas
yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan. Rancangan penelitian eksperimen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis nonequivalen control grup design.
Desain ini merupakan pendekatan yang paling populer dalam eksperimen semu, dimana
pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara acak
melainkan berdasarkan pertimbangan tertentu (Cresswell dalam Maulana, 2016). Dalam
penelitian ini terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara acak oleh (Sugiyono,
2011), namun dipilih dengan memperhatikan kemampuan kedua kelas tersebut harus
sama. Kemudian keduanya diberikan pratest untuk mengetahui kondisi awal dan
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil tes awal atau prates
yang baik antara hasil kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berbeda secara
signifikan.
Adapun gambaran desain penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
21
Kelas Pratest Perlakuan Pascates
Eksperimen 𝑶𝟏 X 𝑶𝟐
Control 𝑶𝟑 - 𝑶𝟒
Keterangan :
𝑶𝟏 : Prates kelas Eksperimen
𝑶𝟐: Pascatest Kelas Eksperimen
𝑶𝟑: Pratest Kelas Kontrol
𝑋 : Perlakuan Pembelajaran RADEC
- : Kelas yang tidak diberikan perlakuan
22
23
Jumlah Siswa
Sekolah Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
SDN 11 Sungai Aur IV 9 11 20
SDN 11 Sungai Aur IV 7 13 20
IV A 12 9 21
SDN 17 Sungai Aur
IV B 10 12 22
SDN 01 Sungai Aur IV 6 14 20
Jumlah Keseluruhan Siswa Kelas IV 103
Sampel merupakan bagian dari dari populasi. Jadi sampel adalah sebagian dari
keseluruhan obyek yang akan diteliti atau dievaluasi yang memiliki karakteristik tertentu
dari sebuah populasi. Cara menentukan sampel disebut dengan teknik sampling atau
teknik penyampelan (Retnawati, 2015). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling dipilih karena dalam penelitian ini
membutuhkan pertimbangan dalam memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian
sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Peneliti memilih kelas IV
SD Negeri 11 Sungai Aur sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 10 Sungai Aur
sebagai kelas control.
C. Defenisi Operasional
Penelitian ini dilakukan di SDN Gugus I Kecamatan Sungai Aur yang berlokasi di
Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat, pada kelas IV. Penelitian ini berfokus pada
pengaruh pengaruh model pembelajaran RADEC untuk meningkatkan keaktifan belajar
siswa terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Gugus I
Kecamatan Sungai Aur.
24
2. Membaca Pemahaman (Y)
2. Pengajuan instrument
a. Validitas
25
Instrument yang akan divalidasi dalam validasi isi adalah soal tes yang
memuat indikator materi cerpen.
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan total skor (Y).
N= Banyaknya subjek
Y = Total Skor
26
𝑟𝑥𝑦 < 0,20 Sangat rendah Sangat Buruk
b. Reliabilitas
𝑛
𝑟= ( 2
) (1 − ∑ 𝑆2𝑖 )
𝑛−1 𝑆𝑡
Keterangan:
r = koefisien reliabilitas
n = banyak butir soal
𝑆𝑖2= variansi skor butir soal ke-i
𝑆𝑡2 = variansi skor total
Untuk melihat reliabilitas tes (instrument) yang telah disusun maka
digunakanlah kriteria nilai reliabilitas. Adapun kriteria nilai reliabilitas
menurut Lestari & Yudhanegara (2015) disajikan pada tabel sebagai
berikut:
27
0,90 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 Sangat Tinggi Sangat Baik
0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang Cukup Baik
0,20≤ 𝑟 < 0,40 Rendah Buruk
𝑟 < 0,20 Sangat rendah Sangat Buruk
c. Wawancara
28
tepat dan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut dengan tepat.
29
Dengan kata lain, daya pembeda dari sebuah butir soal adalah
kemampuan butir soal tersebut membedakan siswa mempunyai
kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dengan siswa yang
kemampuan rendah. Tinggi atau rendahnya tingkat daya pembeda
suatu butir soal dinyatakan dengan rumus daya pembeda (DP) sebagai
berikut:
𝑋̅ 𝐴 − 𝑋̅𝐵
𝐷𝑃 = 𝑆𝑀𝐼
Keterangan :
DP = indeks daya pembeda butir soal
𝑋̅ 𝐴 = rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas
𝑋̅ 𝐵 = rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah SMI
SMI = skor maksimum ideal
Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel
Keterangan :
IK = indeks kesukaran butir soal ̅
𝑥̅= rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal
𝑆𝑀𝐼 = skor maksimum ideal
E. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah proses yang dilakukan secara sistematis
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data
bertujuan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan kebenaran
hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut.
a. Observasi
31
observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan, artinya
peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan atau pembelajaran.
b. Pengetesan
c. Dokumentasi
32
1. Uji Normalitas
Uji normalitas atau uji distribusi normal adalah pengujian yang mengukur
apakah data berdistribusi normal untuk digunakan dalam statistik parametrik atau
inferensi. Pengujian yang dilakukan untuk menilai distribusi data dalam
sekumpulan data atau variabel ketika data terdistribusi normal disebut uji
normalitas. (Shendra, 2020). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau berasal dari populasi normal. Uji
normalitas ini didukung oleh program IBM SPSS 25 dengan nilai signifikansi 5%.
Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut.
Uji homogenitas adalah uji untuk melihat apakah variannya sama. Uji
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang berbeda
memiliki varians yang sama. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa
kumpulan data yang diselidiki memiliki karakteristik yang mirip. (Nuryadi et al.,
2017). Uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui langkah analisis
selanjutnya. Secara teknis, uji normalitas dan homogenitas dilakukan dalam
penelitian ini, dan peneliti mengolah data dengan bantuan program SPSS. Uji
homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Levene Statistical
Test untuk menguji apakah data yang diperoleh homogen. Pengolahan data uji
homogenitas dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS
pada taraf signifikansi 5%. Hipotesis homogenitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
33
𝐻1 : data varians kelompok tidak homogen.
Kriteria uji dengan alpha 0.05 adalah:
Jika nilai Sig. > 0,05, maka 𝐻0 diterima.
Jika nilai Sig. < 0,05, maka 𝐻0 ditolak.
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test
untuk menguji perbedaan rata-rata nilai posttest dari kedua kelompok.
Menurut Lestari & Yudhanegara (2015) uji t dapat digunakan untuk analisis
statistika terhadap dua sampel independen bila jenis data yang akan dianalisis
berskala interval atau rasio, atau jika simpangan baku populasi tidak diketahui,
data berdistribusi normal dan varian kedua data homogeny.
4. Uji N-gain
Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang peningkatan
kemampuan membaca pemahaman dan penguasaan konsep teks cerpen
dengan menggunakan model pembelajaran RADEC sebelum dan setelah
diberikan perlakuan. Adapun rumus menghitung data N-gain adalah sebagai
berikut.
𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡
N-gain =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡
N-gain Interprestasi
N-Gain ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ N-Gain< 0,7 Sedang
N-Gain< 0,3 Rendah
G. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui
alur penelitian seperti dimulai dari adanya permasalahan, studi lapangan dan studi
literature mengenai Pengaruh Model Pembelajaran RADEC terhadap Keterampilan
Membaca Pemahaman materi teks cerpen pada siswa kelas IV Sekolah Dasar,
penentuan subjek, penyusunan dan pengesahan instrument penelitian, pratest,
penerapan model pembelajaran model RADEC selama 4 pertemuan, pascatest,
34
pengolahan data, analisis data dan kesimpulan. Agar lebih jelas berikut adalah diagram
alur pelaksanaan prosedur penelitian.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, R. S., Wulan, N. S., & Wahyudin, D. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU
PENDIDIKAN Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar.
3(5), 2336–2344.
Andini, S. R., & Fitria, Y. (2021). Pengaruh Model RADEC pada Pembelajaran Tematik
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1435–1443.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/960
Anggraini, P. D., & Wulandari, S. S. (2020). Analisis Penggunaan Model Pembelajaran
Project Based Learning Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa. Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran (JPAP), 9(2), 292–299.
https://doi.org/10.26740/jpap.v9n2.p292-299
Fahrudin, S. M. (2009). Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap
Bahasa dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek (Sebuah Survei di Sekolah
Dasar Negeri Se-Gugus Yudistira. American Journal of Research Communication,
5(August), 12–42. http://downloads.esri.com/archydro/archydro/Doc/Overview of Arc
Hydro terrain preprocessing
workflows.pdf%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2017.11.003%0Ahttp://sites.tufts.ed
u/gis/files/2013/11/Watershed-and-Drainage-Delineation-by-Pour-Point.pdf%0Awww
Fetra Bonita Sari, Risda Amini, M. (2020). Jurnal basicedu. Jurnal Basicedu,. Jurnal
Basicedu, 5(5), 3(2), 524–532. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/971
Ismawati, E., & Faras, U. (2012). Belajar Bahasa di Kelas Awal. Ombak.
Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematikan (Panduan
Praktis Menyusun Skripsi, Tesis, dan Laporan Penelitian dengan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan
Kemampuan Matematis. PT Refika Aditama.
Listiyowati, I. (2021). Pengaruh metode pembelajaran pemecahan masalah terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal pengolahan data kelas VI
SD. Jurnal EDUPENA, 2(1), 17–26.
Mishra, S., & Ramesh, C. S. (2005). Interactive Multimedia in Education and Training (M.
K. Pour, J. Traves, A. Appicello, & M. Rossi (eds.)).
https://www.google.co.id/books/edition/Interactive_Multimedia_in_Education_and/VrL
HHgFvsGUC?hl=id&gbpv=1
Nasution, H. F. (2016). INSTRUMEN PENELITIAN DAN URGENSINYA DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF. IAIN Padang Sidimpuan, 59–75. http://jurnal.iain-
padangsidimpuan.ac.id/index.php/Al-masharif/article/view/721
Nuramalia, Salam, R., & Pagarra, H. (2023). PENGARUH MODEL RADEC TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SD INPRES
UNGGULAN TODDOPULI. 1(1), 14–22.
https://journal.arthamaramedia.co.id/index.php/jiptek/article/view/3
Nuryadi, Astuti, T. D., Utami, E. S., & Budiantara, M. (2017). Dasar-dasar Statistik Penelitian.
Sibuku Media.
Octavia, S. A. (2020). MODEL-MODEL PEMBELAJARAN (A. Z. Nabila & A. Y. Wati
(eds.)).
36
Deepublish.
37
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=ptjuDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&d
q=model+pembelajaran&ots=zmtCDwKPyf&sig=IZHJ4pIC1WOa85pfW5QCxhWWzu
8&redir_esc=y#v=onepage&q=model pembelajaran&f=false
Pohan, A. A., Abidin, Y., Sastromiharjo, A., & Indonesia, U. P. (2019). MODEL
PEMBELAJARAN RADEC. 496.
Retnawati, H. (2015). Teknik Pengambilan Sampel. Ekp, 13(3), 1576–1580.
Rini, A., & Fauziati, E. (2021). Model Pembelajaran RADEC dalam Perspektif Filsafat
Konstruktivisme Vygotsky. 3(2), 103–111.
Setiawan, T. Y., Destrinelli, & Wulandari, B. A. (2022). Keterampilan Berfikir Kritis Pada
Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Radec di Sekolah Dasar :
Systematic Literature Review. 5(2), 133–141.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. Get Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Metodologi_Penelitian_Kualitatif/yXpmEAAA
QBAJ?hl=id&gbpv=0
Surastina. (2016). Teknik Membaca. Elmatera.
Yulianti, Y., Lestari, H., & Rahmawati, I. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Radec
Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Cakrawa Pendas,
8(1), 47–56.
38