Anda di halaman 1dari 22

UJIAN AKHIR SEMESTER

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF


HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN LITERASI DASAR MEMBACA
DENGAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III
SDN 1 LABUAPI
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhammad Makki, M.Pd.

Disusun Oleh :
Liza Ayu Anggriani
E1E020112
KELAS 4D

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 5
A. Kajian Teoritik ........................................................................................ 5
1. Pengertian Literasi ...................................................................... 5
2. Pengertian Kemampuan Membaca ............................................. 5
3. Tujuan Membaca ........................................................................ 7
4. Jenis – jenis Membaca ................................................................ 8
5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca ................. 9
6. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 9
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 10
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 11
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 11
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 12
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 12
B. Variabel Penelitian.................................................................................. 12
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 13
D. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 14
E. Data dan Metode Pengumpulan Data ..................................................... 14
F. Instrumen Pengumpulan Data................................................................. 15
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan taraf kehidupan bangsa.
Kegiatan membaca buku menjadi aktifitas yang sangat berat untuk
dilakukan siswa karena kalah menarik dengan gadget ataupun teknologi
yang semakin berkembang pesat. Membaca merupakan kegiatan yang
digunakan oleh seseorang untuk memperoleh pesan yang disampaikan
melalui media bahasa tulis. Kemampuan membaca mempunyai peran yang
sangat penting dalam kesuksesan seseorang, karena setiap informasi dan
pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan membaca.
Di sekolah dasar kemampuan membaca dan menulis menjadi hal
yang memegang peranan penting karena kemampuan membaca dan
menulis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Ketika siswa tidak
memiliki kemampuan literasi dasar tersebut siswa akan mengalami
kesulitan belajar di dalam mengikuti pembelajaran.
Undang - undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20
tahun 2003 pasal 4 ayat 5 menjelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan
dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat. Salah satu tugas seorang guru yaitu guru harus
dapat menumbuh kembangkan minat baca serta keterampilan menulis
siswa. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, masyarakat Indonesia
memiliki minat membaca yang sangat rendah, padahal kegiatan membaca
harus dijadikan budaya untuk dapat memajukan bangsa dan negara.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
merespon kondisi tersebut dengan mencanangkan program gerakan literasi
siswa, yang diharapakan dapat meningkatkan minat membaca dan hasil
belajar. Dalam revisi Kurikulum 2013, cara mengatasi rendahnya minat

1
baca masyarakat khususnya siswa di Indonesia, melalui Gerakan Literasi
Sekolah (GLS).
Pelaksanaan gerakan literasi sangatlah penting untuk menambah
wawasan dan menumbuhkan minat membaca siswa. Gerakan Literasi
Sekolah memang diwujudkan agar anak mampu memilki kebiasaan dan
minat baca yang tinggi serta mampu menanamkan nilai - nilai pendidikan
karakter dari buku - buku bacaan sehingga mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa serta mampu di terapkan di dalam kehidupan sehari - hari.
Menurut Retnaningdyah dkk (2016) tiga tahap yang harus dilalui
untuk dapat meningkatkan budaya literasi sekolah yaitu pertama, Tahap
Pembiasaan (Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
membaca), kedua, Tahap Pengembangan (Meningkatkan kemampuan
literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan) dan tahap ketiga
yaitu Pembelajaran (Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata
pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua
mata pelajaran).
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa di
Indonesia, antara lain: pertama, Kurikulum pendidikan dan sistem
pembelajaran di Indonesia belum mendukung proses pembelajaran siswa.
Kedua, banyak jenis hiburan seperti, permainan game, dan tayangan TV
yang tidak mendidik. Ketiga, Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun
temurun dan sudah mendarah daging. Masyarakat sudah terbiasa dengan
mendongeng, bercerita yang sampai sekarang masih berkembang di
Indonesia, (Nurhadi, 2016). Selain itu, rendahnya minat membaca dan
hasil belajar siswa juga disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa untuk
belajar dan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Banyak siswa
yang acuh tak acuh terhadap pelajaran sehingga hanya sekedar datang ke
sekolah untuk menggugurkan kewajiban, dan yang paling banyak terjadi
adalah banyak peserta didik yang hanya sekedar mengikuti pelajaran,
sekedar duduk dalam kelas tanpa memahami apa yang disampaikan oleh
guru di kelas.

2
Beberapa usaha pemerintah dalam melaksanakan program baru
demi terlaksananya pendidikan yang mampu berjalan dengan baik
terutama dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, juga masih ada
kendala yang mampu menghabat dan menggangu proses berjalanya
gerakan literasi yang di tetapkan di dalam SDN 1 LABUAPI untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian terdahulu, peneliti
belum menemukan judul penelitian yang mengusung topik pembahasan
Hubungan antara kemampuan Literasi dasar membaca dalam
meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia siswa yang ada di SDN 1
LABUAPI. Sehingga, merupakan daya tarik sendiri bagi peneliti untuk
mengkaji hubungan kemampuan dasar literasi membaca dalam
meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia siswa yang ada di SDN 1
LABUAPI.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, peneliti
ingin mengetahui secara mendalam dan mengadakan penelitian tentang
pengaruh kemampuan literasi dasar membaca dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis
mengangkat judul penelitian “HUBUNGAN ANTARA
KEMAMPUAN LITERASI DASAR MEMBACA DENGAN HASIL
BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DI SDN 1 LABUAPI”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,
yang menjadi pokok masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kemampuan dasar membaca siswa di SDN 1
LABUAPI ?
2. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan dasar membaca
siswa dengan hasil belajar bahasa indonesia siswa di SDN 1
LABUAPI ?

3
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada konteks penelitian dan rumusan masalah diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kemampuan literasi dasar membaca siswa SDN 1
LABUAPI dan bagaimana hubungannya dengan hasil belajar bahasa
indonesia siswa. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk
membuktikan bahwa kemampuan dasar literasi membaca memiliki peran
yang penting dalam kegiatan belajar mengajar di SDN 1 LABUAPI.

D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat akademis dan
manfaat praktis. Manfaat akademis dari penelitian ini adalah menambah
literature yang membahas mengenai kemampuan literasi dasar membaca di
sekolah, sehingga ke depannya dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang
ingin membahas topik yang sama dengan variasi lainnya.
Selain manfaat akademis, penelitian ini juga memiliki manfaat
praktis, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
kemampuan dasar membaca siswa dengan hasil belajar bahasa Indonesia,
maka kedepannya diharapkan sekolah dapat meningkatkan kemampuan
literasi dasar membaca siswa untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar dan mutu pendidikan sekolah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Literasi
Literasi di dalam bahasa latin ialah Literatus yang artinya
orang yang belajar, sedangkan literasi yang kita ketahui ialah
melek aksara atau keberaksaraan dengan pengertian kemampuan
seseorang di dalam membaca dan menulis. Menurut Hartati literasi
merupakan kemampuan memahami, mengelola, dan menggunakan
informasi dalam berbagai konteks (Hartati, 2017) .
Selain itu, Aan Subhan Pamungkas menjelaskan literasi
sebagai kemampuan membaca dan memahami teks, grafik, tabel,
diagram dalam berbagai konteks (Pamungkas, 2017). Sedangkan
menurut Ana Nurhasanah, kemampuan literasi juga dapat berupa
kemampuan menyaring dan mengolah informasi sehingga dapat
bermanfaat bagi diri manusia (Nurhasanah, 2016). Berbeda dengan
Hamdan Husein Batubara mengemukakan kemampuan literasi
terdiri dari kemampuan mengakses, memahami, dan dan
memanfaatkan informasi secara cerdas (Batubara, 2018). Dengan
demikian literasi berarti kemampuan Memahami informasi dari
berbagai sumber. Oleh karena itu, kita perlu memikirkan melalui
dunia pendidikan untuk sedini mungkin mendekatkan anak-anak
dengan praktik literasi sebagai bagian dari pengembangan dirinya
menunju manusia paripurna.
2. Pengertian Kemampuan Membaca
Kemampuan merupakan sesuatu yang telah tertanam
didalam diri seseorang, kemampuan yang dimiliki seseorang dapat
berkembang bila orang tersebut belajar dengan baik. Untuk dapat
mengetahui kemampuan seseorang perlu dilakukan tes.

5
Menurut Tri (2014: 11) menyatakan bahwa kemampuan
membaca adalah kesanggupan dan kecakapan serta kesiapan
seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan lambang atau
bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan
dengan maksud dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat
atau informasi yang diinginkan. Membaca memerlukan
pemahaman yang baik agar dapat memahami teks bacaan dan
memaknai isi bacaan dengan baik.
Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh pesan yang ingin disampaikan oleh
penulis melalui kata – kata atau media tulisannya. Menurut Kholid
A.H. dan Lilis S. (1997:140) mengatakan bahwa Membaca adalah
mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang – lambang
bahan tulis yang dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian
menjadi frasa, kalimat dan seterusnya.
Selanjutnya menurut Soedarso (2005: 4) membaca adalah
aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar
tindakan yang terpisah-pisah, misalnya pembaca harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan
mengingat- ingat untuk memperoleh informasi dalam bacaan. Pada
saat melakukan kegiatan membaca, mata mengenali kata atau
symbol huruf – huruf sedangkan pikiran menghubungkan dengan
maknanya. Pembaca akan memperoleh pemahaman bacaan secara
menyeluruh dengan cara menghubungkan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya tentang bentuk kata, struktur kalimat,
ungkapan dan lain – lain. Oleh karena itu kegiatan membaca dapat
dikatakan sebagai suatu proses yang sangat kompleks.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses yang
kompleks dan rumit dalam memahami makna tulisan yang memuat
beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,

6
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya, serta menarik
kesimpulan dari bacaan yang di baca dengan tujuan untuk
memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media
tulisan.
3. Tujuan Membaca
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-
penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang
telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh
khusus, atau memecahkan masalah-masalah yang dibuat
oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan
topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam
cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan
merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk
mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-
mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya, setiap tahap
dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adengan-adengan
dan kejadian-kejadian dibuat dramatisasi. Ini disebut
membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi
cerita.
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa
para tokoh merasakan seperti mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca,
mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi.

7
e. Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa-apa yang
tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa
yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau
tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan,
membaca untuk mengklarifikasi.
f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau
hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin
berbuatseperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja
seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut
membaca menilai, membaca mengevaluasi.
4. Jenis – Jenis Membaca
Menurt Suratno (2014:15) jenis kegiatan membaca dapat dibagi
menjadi enam antara lain :
a. Membaca permulaan disajikan pada siswa tingkat
permulaan sekolah dasar untuk menanamkan kemampuan
mengasosiasikan huruf denganbunyi bahasa yang di
wakilinya.
b. Membaca nyaring merupakan lanjutan membaca permulaan
meskipun ada yang memandang sebagai bagian tersendiri,
misalnya membaca kutipan.
c. Membaca dalam hati membaca yang membina siswa agar
mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi
penuturan tertulis yang dibacanya.
d. Membaca pemahaman dalam praktik, membaca
pemahaman hampir tidak berbeda dengan membaca dalam
hati, karena kedua jenis membaca ini menitik beratkan pada
pemahaman ini dalam waktu relatif yang singkat (jenis
membaca ini di gunakan sebagai bahan kajian penelitian).
e. Membaca bahasa merupakan alat yang dimanfaatkan guru
untuk membina kemampuan bahasa siswa.

8
5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kemapuan membaca anak, namun faktor utamanya adalah
faktor internal atau faktor dari dalam diri anak, yaitu faktor
intelegensi, sikap, perbedaan kelamin, penguasaan bahasa, dan
bahan bacaan; dan faktor eksternal atau factor dari luar diri
anak, yaitu yang berhubungan dengan status ekonomi ataupun
status sosial lainnya.
6. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan
“belajar” yang memiliki pengertian yang berbeda. Hasil adalah
perolehan atau akibat melakukan suatu aktifitas atau suatu proses
yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsionalnya.
Sedangkan definisi belajar yaitu usaha yang dilakukan seseorang
agar adanya perubahan perilaku pada individu tersebut yang
biasanya menuju kearah yang lebih baik dari sebelumnya.
Adapun dalam pengertian lainnya menjelaskan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku manusia sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam berinterkasi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Istilah hasil belajar sering digunakan untuk mengukur
keberhasilan belajar peserta didik di sekolah. Seojanto
menyatakan bahwa hasil belajar dapat dipandang sebagai
perceminan dari pembelajaran yang ditunjukan oleh peserta
didik melalui perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan
danpemahaman, keteramopilan, analisi, sintesis, evaluasi, serta
nilai dan sikap. Selain itu, Purwanto juga berpendapat bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah
mengikuti suatu prores belajar mengajar sesuai dengan tujuan

9
pendidikan.
Beradasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan hasil yang harus dicapai oleh peserta
didik dalam suatu pembelajaran tertentu. Peserta didik harus
ampu menunjukkan setiap kemampuan dan keahliannya
selama mengikuti proses pembelajaran
B. Penelitian yang Relevan
1. Amalina Harjanti (2012) dengan judul korelasi antara membaca
pemahaman dengan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri se-
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo. Hasil penelitian
menunjukkan ada korelasi positif dan signifikan antara kemampuan
membaca pemahaman dengan prestasi belajar IPS ditunjukkan dengan
koefisien diperoleh rxy (0,618) > rtabel (0,306) pada taraf signifikansi
0,01 (1%).
2. Anita Yuliana D.N. (2012) dengan judul hubungan penguasaan
kosakata dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah siswa kelas II SD se-Kecamatan
Ponjong Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan
kosakata dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
ditunjukkan dengan harga r sebesar 0,446 pada taraf signifikansi 5%
yang berarti korelasinya sedang dan koefisien diterminan sebesar
19,9%, berarti penguasaan kosakata berdistribusi sebesar 19,9%
terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
3. Indriastuti (2016) dalam jurnal penelitiannya tentang Hubungan
kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan
mengapresiasi cerpen pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantoro Kecamatan Tugu Kota Semarang pada kategori sangat
baik sebanyak 38%, kategori baik sebanyak 46%, kategori cukup
sebanyak 15% dan kategori kurang sebanyak 1%. Persentase 46%
mengindikasikan bahwa 46% siswa telah menguasai 71%-85%

10
kemampuan membaca pemahaman yang meliputi: memahami arti
kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana, mengenali susunan
organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya,
mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana,
dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
secara eksplisit terdapat dalam wacana dengankategori baik.
C. Kerangka Berpikir
Secara konseptual terdapat korelasi atau hubungan antara variabel
kemampuan membaca dengan hasil belajar siswa. Kemampuan membaca
merupakan variabel bebas (X), sedangkan hasil belajar bahasa Indonesia
siswa merupakan variabel terikat (Y). Untuk lebih jelasnya digambarkan
dalam kerangka berpikir berikut :

X Y

Keterangan :
X : Kemampuan membaca
Y : Hasil belajar bahasa Indonesia
: korelasi atau hubungan
D. Hipotesisi Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kemampuan dasar membaca dengan hasil belajar bahasa
Indonesia pada siswa kelas III SDN 1 LABUAPI.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Teknik kolerasional
adalah metode analisis yang menghubungkan antar dua variabel, yaitu
kemampuan membaca siswa dan hasil belajar siswa bahasa Indonesia
kelas III SDN 1 LABUAPI. Penelitian kuatitatif adalah penelitain yang
datanya berupa angka-angka yang dapat dihitung, yang mana
dijabarkan secara terpisah kemudian dihubungkan.
B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:61), variabel penelitian adalah sesuatu
yang mendukung atau berperan dalam penelitian yang kemudian
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik
kesimpulannya. Hadi (dalam Arikunto, 2014:159), variabel sebagai
gejala yang bervariasi. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :
(1) variabel bebas dan (2) variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2015:61), variabel bebas adalah
variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan terhadap
variabel terikat. Kemampuan membaca adalah variabel bebas
dalam penelitian ini. membaca merupakan suatu proses yang
kompleks dan rumit dalam memahami makna tulisan yang memuat
beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya, serta menarik
kesimpulan dari bacaan yang di baca dengan tujuan untuk
memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media
tulisan.

12
2. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2015:61), variabel terikat ada karena
akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia adalah agar peserta didik mampu
meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
serta menumbuhkan minat baca peserta didik terhadap karya
sastraIndonesia.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2015:117), populasi adalah wilayah
generalisasi yang di dalamnya terdapat objek atau subjek yang
memiliki kualitas dan ciri khas yang mana nantinya peneliti
yang membatasi kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto
(2014:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jadi,
populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang
memiliki ciri khas yang mana nantinya peneliti yang membatasi
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas III SDN 1 LABUAPI yang berjumlah 60 siswa
(terdapat dua kelas, dimana di setia kelas terdapat 30 siswa).
2. Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2015:118), sampel merupakan
bagian dari populasi yang memiliki cirri khas yang di pilih oleh
peneliti dengan suatu teknik. Arikunto (2013: 174), sampel
adalah wakil dari populasi. Jadi, sampel adalah bagian dari
populasi yang data diambil sebagai sampel. Dalam pengambilan
sampel dalam peneitian ini peneliti menggunakan teknik simple
random sampling. Teknik pengambilan simple random
sampling digunakan oleh peneliti dengan alasan pengambilan
sampel ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

13
yang ada dalam populasi. Maka, peneliti menggunakan kelas
III B SDN 1 LABUAPI 30 siswa sebagai sampel.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian agar
memperoleh informasi sesuai dengan konsep dari penelitian. Lokasi
penelitian yang di ambil oleh peneliti adalah di SDN 1 LABUAPI Jl.
TGH. Lopan Labuapi, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil di SDN 1 LABUAPI
Tahun Ajaran 2022/2023 di kelas III SDN 1 LABUAPI.
E. Data dan Metode Pengumpulan Data
1. Data
Data merupakan catatan atau kumpulan fakta. Data adalah
sekumpulan informasi atau suatu keterangan yang di peroleh
dengan melalui pengamatan atau pencarian ke sumber – sumber
tertentu. Penelitian membutuhkan data yang akurat sebagai
sebuah bukti yang dapat di pertangungjawabkan.
Wujud data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
data yang dibutuhkan yaitu data hasil penelitian kemampuan
membaca siswa SD kelas III di SDN 1 LABUAPI. Dalam
pelaksanaan penelitian, peneliti sebaiknya fokus terhadap
permasalahan penelitian yang akan dipecahkan.
2. Metode Pengumpulan Data
Noor (2015: 138) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan
data merupakan cara pengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan teknik tes objektif (pilihan
ganda). Walaupun hanya menggunakan satu teknik dalam
pengumpulan data, tapi bentuk soal yang akan dijabarkan akan
dibedakan dalam tingkat kesulitannya, dimana. Tes objektif
yang digunakan dalam mengukur kemampuan membaca siswa
kelas III SDN 1 LABUAPI indikator soalnya tidak terlalu
susah, namun tes objektif yang digunakan untuk mengetahui

14
hasil belajar siswa lebih sulit karena sudah menggunakan soal-
soal yang mengacu pada kompetensi dasar dan penguasaan
kaidah kebahasaan (ejaan tata bahasa) yang tetap sesuai dengan
isi bacaan mereka.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2015:148), instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Arikunto (2014:203), menyatakan instrument penelitian
merupakan seperangkat alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga mudah diolah. Instrument yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes yang akan mengukur kemampuan membaca pemahaman
siswa dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa.
Langkah awal sebelum menentukan intrumen tes adalah
menentukan indukator yang akan digunakan yang kemudian
dikembangkan menjadi kisi-kisi. Indikator yang digunakan haruslah
sesuai dengan tujuan dari penelitian, yaitu untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan membaca siswa kelas III SDN 1 LABUAPI dan
apakah itu berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa
kelas III SDN 1 LABUAPI.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari, mengolah, menyusun
data secara sistematis berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan
data dengan cara mengorganisasikan data ke dalarn kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, menjalankan sintesa, membangun ke dalam pola,
menelaah dan memilih antara yang penting atau yang tidak penting untuk
dipelajari kemudian yang terakhir adalah membuat kesimpulan.
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010:211), validasi adalah ukuran
yang menjelaskan tingkat- tingkatam kevalidtan/ketepan dari
suatu instrument. Sebuah instrument akan dikatan valid/tepat

15
jika memiliki validitas tinggi dan mampu mengukur apa yang
diukur. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur. Sugiyono (2015:363), menyatakan validasi adalah
tahap kevaliatan antara data yang terjadi pada objek penelitian
dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Uji validitas dan uji reliabilitas untuk instrumen dalam
penelitian ini dilakukan dengan expert judgment (penilaian
ahli). Setelah, dilakukan dengan expert judgment (penilaian
ahli) instrumen penelitian ini akan diujicobakan, yaitu subjek di
luar subjek penelitian. Teknik point adalah teknik yang di
gunakan dalam menghitung validasi instrumen hasil uji coba
pada instrumen tes kemampuan membaca pemahaman dan
instrumen tes bahasa Indonesia digunakan teknik korelasi point-
biserial karena skor instrument tersebut bersifat dikotomi atau
diskontinum (1-0), perhitungan validitas kemampuan membaca
dan tes bahasa Indonesia sebagai berikut.

( )(
[ ( ) ][ ( )

Keterengan:

= Koefisien korelasi antara varibel X dan variabel Y

N = Jumlah peserta didik

ΣX = Jumlah total skor jawaban item soal X

ΣY = Jumlah total skor jawaban item soal Y

ΣXY = Jumlah nilai perkalian variabel X dan Y

(ΣX)2 = Jumlah nilai variabel X dikuadratkan

(ΣY)2 = Jumlah nilai variabel Y dikuadratkan

16
ΣX2 = Jumlah kuadrat nilai variabel X

ΣY2 = Jumlah kuadrat nilai variabel Y

Nilai rxy kemudian dikonsultasikan dengan table r-product


moment taraf siginifikan 5%. Ada 2 kriteria yang terjadi:

 ika rhitung ≥ r tabel, maka soal tersebut dikatakan valid


 Jika rhitung r tabel, maka soal tersebut dikatakan tidak valid
Kriteria klasifikasi tingkat validasi

Koefisien Validasi Interprestasi


0.80 - 1.00 Sangat Tinggi
0.60 – 0.79 Tinggi
0.40 – 0.59 Cukup
0.20 – 0. 39 Rendah
0.00 – 0.19 Sangat Rendah

b. Uji Reabilitas
Menurut Gronlund (dalam Nurgiyantoro, 2016:186),
tinggi rendahnya reliabilitas aka memengaruhi validitas.
Menghitung reliabitas instrument hasil tes objektif dalam
kemampuan membaca pemahaman menggunakan rumus
spearman- brown. Pengujian untuk mengetahui reliabilitas
seluruh tes digunakan rumus spearman- brown sebagai berikut.

Keterangan :

= koefisien reliabilitas seluruh item


rb = koefisien product moment antar belahan

17
Klasifikasi koefisien reliabilitas

Koefisien reliabilitas (r) Interpre


tasi
0,00 r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r < 100 Sangat Tinggi

18
DAFTAR PUSTAKA

Agoes Soejanto, Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses, (Surabaya: Rineka


Cipta), hal.12

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.

Batubara, Hamdan Husein. 2017. Implementasi Program Gerakan Literasi


Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Gugus Sungai MIAI Banjarmasin. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 4 (1), 15-29.
Hartati, T. 2017. Multimedia in Literacy Development At Remote Elementary
Schools in West Java (Multimedia Dalam Pengembangan Literasi di
Sekolah Dasar Terpencil Jawa Barat). Edutech, 15 (3), 301-310.

Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana
Nurgiantoro, Burhan. 2016. Sastra Anak. Yogyakarta : Gajah Mada University
press.

Nurhadi. (2016). Teknik Membaca. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasanah, A. (2016). Penggunaan Metode Simulasi dalam Pembelajaran


Keterampilan Literasi Informasi IPS bagi mahasiswa PGSD. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 2 (1), 87-95.

Pamungkas, A. S. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Literasi pada Materi


Bilangan bagi Mahasiswa Calon Guru SD. Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar, 3 (2), 228-240.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 44

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

19
Tarigan, Hendry Guntur. (1979). Membaca sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.Bandung : Angkasa

20

Anda mungkin juga menyukai