PROPOSAL SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
2023
1
KATA PENGANTAR
Curup, 12
februari 2023
Peneliti
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGHANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I ( PENDAHULUAN)
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan fenomena ilmiah. Literasi sains berfokus pada pengembangan
pengetahuan peserta didik dalam menerapkan konsep sains secara
signifikan, teliti, dan mampu mengambil keputusan untuk mengatasi
permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta
didik. Berdasarkan data PISA (Programe for International Student
Assessment) bahwa kemampuan literasi sains peserta didik di Indonesia
berada di bawah rata-rata atau pada tahapan pengukuran rendah
dibandingkan dengan kemampuan literasi sains di beberapa negara
lainnya.3
3
Ari Nurwidiyanti, Prima Mutia Sari, “Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook
Berbasis Literasi Sains pada Pembelajaran IPA Sekolah Dasar”, Jurnal Basicedu Volume 6
Nomor 4 Tahun 2022 Halaman 6949 - 6959
4
Puspo Rohmi, 2015 “penerapan levels of inquiry untuk meningkatkan domain
kompetensi dan pengetahuan sains siswa smp pada tema pencemaran lingkungan universitas
pendidikan Indonesia”.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2
sains, teknologi, dan masyarakat.5
5
Nataria Wahyuning Subayani, Arya Setya Nugroho. 2018.” pengembangan modul
berbasis budaya lokal untuk meningkatkan literasi sains dan mereduksi miskonsepsi sains
mahasiswa calon guru sd” jtiee, vol 2 no 2
3
dalam alur cerita yang jelas akan tinggal lama dalam ingatan peserta
didik.6
Komik merupakan media gambar bercerita, yang memungkinkan
siswa akan lebih terbantu dalam proses memahami materi Klasifikasi
komik ada dua yaitu dilihat berdasarkan segi bentuk dan isi cerita. Dilihat
dari segi bentuk atau format, komik secara umum dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu komik potongan atau komik strip, komik buku dan komik
online. Sedangkan berdasarkan isi cerita, dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
komik fiktif, komik biografi dan komik ilmiah. Keunggulan komik adalah
dapat menyajikan suatu pesan atau informasi melalui sebuah cerita yang
disajikan dalam bentuk rangkaian gambar dan balon-balon teks. Sehingga
para pembaca terutama siswa akan terpancing motivasinya untuk
membaca dan belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan sebuah penelitian
mengenai penggunaan media komik terhadap kemampuan literasi sains
siswa, pada salah satu pembelajaran kelas V, pengunaan media komik
dalam konteks pembelajaran sebaiknya di padukan dengan metode
mengajar, sehingga komik menjadi media pembelajaran yang efektif.
Kelebihan dalam media komik di kegiatan pembelajaran menyatakan
bahwa komik menambah pembendaharaan kata-kata bagi pembacanya,
memudahkan peserta didik menangkap hal-hal atau rumusan yang
abstrak,dapat mengembangkan minat baca peserta didik serta studi bidang
lainnya.7
Upaya mengatasi rendahnya kemampuan literasi pada peserta
didik, guru dituntut agar mampu membuat suatu inovasi dalam
pembelajaran. Hal ini ditujukan guna memberikan proses pembelajaran
6
Sulfa Fatima , Munir Yusuf , Nursaeni , “Pengembangan Media Komik Berbasis
Kearifan Lokal Luwu Pada Tema 5 Pahlawanku Di Kelas Iv Mi”, Jurnal Sosial Humaniora Dan
Pendidikan. Vol 1 No. 3 September (2022)
7
Nur Ngazizah1 , Rosita Rahmawati2 , Dwi Lestari Oktaviani3, “Pengembangan Media
Komik Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Tematik Terpadu” , Jurnal Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Volume 8, No.2, Bulan Agustus, hal. 147-154
4
yang efektif, kreatif, inovatif, produktif serta menyenangkan. Dalam upaya
mewujudkan tujuan tersebut guru dapat membuat bahan ajar yang
meningkatkan minat baca peserta didik. Salah satu bahan ajar yang dapat
digunakan oleh guru dalam peningkatkan literasi peserta didik ialah
komik. Komik merupakan suatu seni yang mengunakan gambar-gambar
tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
jalan cerita8
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya,maka pokok-pokok permasalahan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran komik
berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan literasi sains siswa
kelas V SD 11 Rejang lebong?
2. Bagaimana kelayakan komik berbasis kearifan lokal siswa kelas V
SD 11 Rejang lebong?
3. Bagaimana respon peserta didik dan pendidik setelah
menggunakan komik berbasis kearifan lokal di kelas V SD 11
Rejang Lebong?
C. Tujuan penelitian
Penulis memiliki tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pengembangan komik berbasis kearifan
lokal dalam meningkatkan literasi sains siswa kelas V SD 11
Rejang Lebong
8
Nur Ngazizah , Rosita Rahmawati , Dwi Lestari Oktaviani.” Pengembangan Media
Komik Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Tematik Terpadu”, Jurnal Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Volume 8, No.2
5
2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan aplikasi komik berbasis
kearifan lokal dalam meningkatkan literasi sains siswa kelas V SD
11Rejang Lebong.
3. Untuk mengetahui respon dari peserta didik dan guru setelah
meraka menggunakan aplikasi komik berbasis kearifan lokal dalam
meningkatkan literasi sains siswa kelas V sd 11 Rejang Lebong.
D. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian pengembangan komik sebagai media pembelajaran
kearifan lokal kebudayaan daerah Lampung ini diharapkan memperoleh
manfaat :
1. Manfaat Teoritis
Peneliti ini dapat memberikan infomasi terhadap penggunaan
media komik dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar
peserta didik di SD 11 Rejang Lebong, terutama untuk tenaga
pendidik dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan melalui
penggunaan media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk
belajar dan memahami materi pembelajaran dengan mudah dan
praktis.
b. Bagi Pendidik
Media komik berbasis kearifan lokal dapat digunakan oleh
pendidik sebagai media pembelajaran yang terbaru, mudah dan
praktis di sekolah tersebut
c. Bagi Peneliti Lain
1) Pada penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan
dalam mengembangkan media komik dengan manfaatan
buku yang ada.
6
2) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyajikan materi
pembelajaran lebih menarik, dan mampu menampilkan
menu-menu baru yang dapat membangkitkan semangat
belajar siswa dalam proses berlangsug nya kegiatan belajar
mengajar di kelas.
7
sehari-hari dilingkungan sekitarnya.
Adapun keterbatasan dari pengembangan media pembelajaran
yang dibuat adalah sebagai berikut:
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Media pembelajaran
1) Pengertian media komik
8
Media Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu alat atau bahan
yang mengandung informasi atau pesan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran. Pemilihan suatu media yang tepat dapat menentukan
kualitas dalam pendidikan. Pemakaian media belajar dalam pembelajaran
dapat merangsang keinginan dan minat siswa dalam belajar atau memiliki
motivasi dalam mencapai tujuannya, hal itu juga dapat menciptakan
suasana belajar yyang menyenangkan serta hasil belajar cenderung lebih
baik.Pengunaan komik dalam pembelajaran tentunya penting tidak hanya
untuk siswa tetapi penting juga bagi guru agar meningkatan kualitan serta
evisien dalam belajar sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
maksimal.9
2) Fungsi media pembelajaran
Adapun fungsi media pembelajaran yang merupakan alat bantu
atau alat peraga dalam menyampaikan pesan atau materi tertentu untuk
peserta didik. Media pembelajaran juga memiliki lima fungsi, yaitu
sebagai berikut:10 Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap
kegiatan media komunikasi mengandung sifat mendidik karena di
dalamnya memberikan pengaruh pendidikan.
a. Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi
memberikan informasi aktual, dan pengalaman dalam berbagai
bidang kehidupan sosial orang.
b. Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi
dapat digunakan secara intensif pada bidang-bidang
pedagang dan industry
c. Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik
media komunikasi dapat berfungsi terutama politik
pembangunan baik material maupun spiritual.
9
Nur Ngazizah , Rosita Rahmawati , Dwi Lestari Oktaviani.” Pengembangan Media
Komik Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Tematik Terpadu” Jurnal Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Volume 8, No.2. hal. 147-154
10
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa”. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol. 2 No. 2 (Juli 2018), hlm. 106.
9
d. Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan
ke bidang seni serta budaya dapat tersebar lewat media
komunikasi.
2. komik
1) Pengertian komik
Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun
yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam
urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk
memberikan hiburan kepada para pembaca. 11 Komik juga memiliki
arti lain yaitu suatu kumpulan gambar-gambar serta lambang-
lambang tertentu yang berfungsi untuk memberikan informasi
untuk pembacanya.12 Komik merupakan suatu media pembelajaran
yang dapat mengaktifkan keseriusan peserta didik dalam belajar,
karena sifat media komik yang menghibur membuat peserta didik
cenderung lebih senang dalam membaca.13
2) Jenis-Jenis Komik Bahan Ajar
Sebagai bahan ajar komik memiliki beberapa jenis yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Ignas membedakan komik
menjadi tujuh jenis yaitu:14
a. Kartun/karikatur (cartoon)
11
Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Biru Algensindo,
2009) hlm.64
12
Hasan Sastra Negara, “Penggunaan Komik sebagai Media Pembelajaran Terhadap
Upaya Meningkatkan Minat Matematika Siswa Sekolah Dasar SD/MI”. Jurnal Terampil Vol.1
No.2 Desember (2014) hlm.253
13
1Nurul Hidayah, Op. Cit, hlm.35
14
4Ignas, Membuat Komik Strip Online Gratis, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2014), hlm. 2-3
10
(kartun/tokoh) dan tulisan tersebut mampu memberikan sebuah
arti yang jelas pada pembacanya.
11
e. Komik tahunan (Annual Comic)
Komik ini biasanya terbit setiap 1 bulan sekali bahkan juga
dapat satu tahun sekali. Penerbit biasanya menerbitkan komik
jenis ini dalam bentuk cerita putus maupun serial.
f. Komik ringan (Simple Comic)
Komik ini biasanya merupakan hasil karya sendiri yang
difotokopi kemudian dijilid menjadi sebuah buku komik.
Pembuatan komik jenis ini sangat mudah karena hanya
bermodal ide dan keahlian menggambar ditambah pengeluaran
biaya cetak lebih murah.
g. Buku instruksi dalam bentuk komik (Instructional Comic)
Komik jenis ini biasanya digunakan dalam media
pembelajaran. Dengan gambar, pembaca dapat mengikuti
langkah-langkah yang tertera dalam komik dan lebih mudah
dipahami. Melalui media gambar yang dimuat dalam format
komik, buku panduan menjadi lebih menarik dan
menyenangkan.
3) Karakteristik komik
Komik memiliki krakteristik tersendiri yaitu :15
a. Cara yang digunakan untuk menggambar karakter Dalam
pembuatan komik diperlukan adanya karakter.
b. Ekspresi wajah
karakter Di sini adalah saat di mana kita menentukan
ekspresi dari perasaan sang karakter yang kita buat. Misalnya,
ekspresi yang digambarkan saat tersenyum, sedih, marah, atau
15
Resti Wahyu Danaswari, Kartimi, Evi Roviati 2013..” pengembangan bahan ajar
dalam bentuk media komik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x sman 9 cirebon pada
pokok bahasan ekosistem”. jurnal scientiae educatia volume 2 edisi 2
12
kaget. Penentuan ekspresi wajah sang karakter penting, karena
itu dapat membantu menegaskan apa yang disampaikan oleh
karakter.
c. Balon kata
Dalam setiap komik gambar dan kata menjadi unsur
utamanya. Di mana keduanya saling mendeskripsikan satu
sama lain. Di dalam kata inilah materi yang akan kita
sampaikan akan
diletakkan sesuai dengan karakter yang berbicara, sehingga
menunjukkan dialog antar tokoh.
d. Garis gerak
Di sinilah karakter yang kita gambar akan dapat
terlihat hidup dalam imajinasi pembaca.
e. Latar
Menunjukkan pada pembaca konteks materi yang
disampaikan dalam komik.
f. Panel
Panel dalam komik dapat dikatakan sebagai urutan
dari setiap gambar atau materi dan untuk menjaga
kelanjutan dari cerita yang sedang berlangsung.
Selain keenam unsur tersebut, terdapat unsur lain
yaitu unsur bahasa verbal. Di mana bahasa verbal di sini
mungkin saja tidak digunakan dalam setiap komik, namun
fungsi bahasa verbal dapat membantu pembaca dalam
memahami tema atau bahasan yang sedang dijelaskan
dalam komik tersebut. Dalam komik pembelajaran,
keseluruhan unsur tersebut sangatlah penting guna
menciptakan sebuah komik pembelajaran yang baik juga
mampu menyampaikan pesan kepada peserta didik,
sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengingat
materi yang sedang diajarkan.
13
B. Penelitian Relevan
Sebelum membahas penelitian yang telah penulis lakukan di SD 11 rejang
lebong di air putih baru, terdapat peneliti terdahulu yang mempunyai
keterkaitan dengan judul yang penulis angkat.
1. Penelitian dari Ni Luh Putu Ari Laksmi , Ni Wayan Suniasih tahun
2021 berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran E-Comic
Berbasis Problem Based Learning Materi Siklus Air pada Muatan
IPA”
Universitas Pendidikan Ganesha, SIngaraja, Jurusan Pendidikan
Dasar, JURNAL IMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Volume 5 Nomor 1 2021, pp 56-64.Penelitian ini dilatarbelakangi
dengan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi dalam situasi pandemic Covid-19. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan rancang bangun dan mengetahui
validitas media E-Comic berbasis Problem Based Learning pada
materi siklus air kelas V SD. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian pengembangan dengan menggunakan model
pengembangan ADDIE dengan lima tahap yaitu Analyze, Design,
Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek uji coba
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ahli isi pembelajaran,
ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan tiga orang
siswa kelas V SD. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data yaitu angket. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil
pengembangan media E-Comic berbasis Problem Based Learning
layak dikembangkan berdasarkan hasil validasi dari para ahli
2. Penelitian dari Nur Ngazizah, Rosita Rahmawati, & Dwi Lestari
Oktaviani. (2021).”Pengembangan Media Komik Berbasis
Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Tematik Terpadu”. Science
Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Volume: 8, No. 2,
Bulan Agustus, hal. 147- 154. Pengunaan media komik sebagai
14
penunjang kegiatan pembelajaran berlatar belakang dari kegiatan
pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa
cepat bosan dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini
yaitu, untuk mengembangkan komik sebagai media pembelajaran,
mengetahui kelayakan, menguji keefektifan komik sebagai bahan
ajar dan untuk mengetahui ketertarikan siswa dalam penggunaan
media komik. Subjek dalam penelitian ini adalah beberapa guru
dan siswa yang ada di SD Purworejo dan metode pengumpulan
data yakni dengan cara para guru dan siswa mengisi angket yang
telah diberikan oleh peniliti. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlunya media komik digunakan sebagai media
pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Media pembelajaran adalah peralatan yang digunakan oleh
pendidik untuk memancing pikiran, perasaan, minat, keinginan dan
pengantar pesan kepada peserta didik saat terjadinya proses
pembelajaran.16 Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar mengajar akan memudahkan seorang guru untuk menyampaikan
materi yang terdapat dalam bahan ajar yang digunakan oleh guru kepada
siswa, begitu pula sebaliknya media pembelajaran yang tepat memudahkan
siswa menguasai materi dalam bahan ajar tersebut sehingga hasil belajar
dapat tercapai dengan maksimal.17
Secara umum kerangka pemikiran tersebut dapat penulis gambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1.1
16
Annisa, Zaka Hadikusuma Ramadan.2022.” pengembangan komik edukasi berbasis
kearifan lokal melayu riau pada materi pecahan kelas iv sd negeri 193 pekanbaru” vol.6 no.3
17
resti wahyu danaswari. 2012.” pengembangan bahan ajar dalam bentuk media komik
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x sman 9 cirebon pada pokok bahasan ekosistem”
15
Perancangan media
Proses Pembelajaran
Hasil Belajar
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Pada pengembangan model ini jenis penelitian yang digunakan adalah
Research and Development. Metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Selain itu, Penelitian dan pengembangan adalah proses pengembangan dan
validasi produk pendidikan dikenal dengan metode Research And
Development (R n D).18
18
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), hlm. 129.
17
B. Prosedur penelitian
a. Analysis
Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis
perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru dan
menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan
model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode
pembelajaran baru diawali adanya masalah dalam model/metode
pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat terjadi
karena model/metode pembelajaran yang ada sekarang sudah
tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar,
teknologi, karakteristik peserta didik, dan sebagainya.19
Adapun analisis yang dilakukan: 1) Analisis kebutuhan
dilakukan untuk menganalisis keadaan dan ketersediaan bahan
ajar sebagai pendukung terlaksananya suatu pembelajaran.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara semistruktur
dan observasi tidak terstruktur. 2) Analisis kurikulum dilakukan
dengan memperhatikan kurikulum yang sedang digunakan
dalam suatu sekolah. Analisis karakter peserta didik.
b. Design
Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari
menetapkan tujuan, merancang skenario atau kegiatan,
merancang perangkat, merancang materi dan alat evaluasi.
Rancangan model/metode pembelajaran ini masih bersifat
konseptual dan akan mendasari proses pengembangan
berikutnya. Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat
rancangan.20
19
Bintari Kartika Sari, “desain pembelajaran model addie dan implementasinya dengan
teknik jigsaw”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
ISBN 978-602-70216-2-4 hlm. 94
20
Ibid, hlm. 95
18
Tahap ini merupakan tahap perancangan buku cerita
bergambar yang akan dikembangkan.
1) Pembuatan Judul Judul
2) Pembuatan Alur Cerita
3) Pembuatan Gambar/Ilustrasi
4) Penyusunan Buku Cerita Bergambar Komponen buku cerita
bergambar yang terdiri atas gambar dan teks digabungkan.
Penyusunan buku cerita bergambar dilakukan dengan
memerhatikan struktur buku cerita bergambar yang terdiri
dari: 1) Cover, 2) Halaman preliminaries, 3) Bagian utama
(isi), 4) Bagian postliminary.
c. Development
Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual
penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap
pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut
direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.21
1) Pencetakan Produk Pencetakan
2) Validasi Produk Validasi dilakukan oleh ahli materi dan
ahli media.Validasi ahli materi bertujuan untuk menguji
kelayakan materi yang ada dalam buku cerita bergambar
yang telah dikembangkan. Berikut hasil validasi oleh ahli
materi.
3) Revisi Produk Terdapat beberapa bagian materi yang perlu
direvisi berdasarkan saran dan masukan dari validator ahli
materi dan media diantaranya yaitu menambah jumlah
kalimat dan paragraf pada sub judul cerita, mengecilkan
ukuran font, memperhatikan jumlah halaman, memperbaiki
ilustrasi dan kombinasi warna pada buku cerita bergambar,
merapikan tata letak tulisan dan gambar.
d. Implementation
21
Ibid, hlm. 96
19
Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode
yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di
kelas. Implementasi dilakukan untuk mengetahui respon siswa
terhadap buku cerita bergambar yang dikembangkan.
e. Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi
formatif dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada
setiap akhir tatap muka sedangkan evaluasi sumatif dilakukan
setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan. Evaluasi sumatif
mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan
untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna
model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau
kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru
tersebut.22
C. Instrument pengumpulan data
Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa
metode yaitu:
1) Wawancara
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud
tertentu dilakukan dengan mengajukan pertanyaan oleh
pewawancara untuk diberi jawabannya oleh yang
diwawancarai (Lexy Moleong, 2002: 135). Wawancara
atau juga tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek
atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab. Menurut
Ridwan (2003:56) wawancara adalah suatu cara
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Wawancara yang
peneliti maksud adalah wawancara terstruktur sehingga
22
Ibid, hlm. 96
20
persoalan yang peneliti munculkan terkait penelitian ini
bisa terjawab secara optimal.
Untuk mendapatkan informasi dan data mengenai
bagaimana “ pengembangan media pembelajaran komik
berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan literasi sains
siswa kelas V SDN 11 Rejang Lebong” dimana dalam
proses wawancara ini peneliti akan mencari informasi dari
guru dan pihak terkait. Bahan-bahannya berupa naskah
wawancara yang penulis buat sendiri yang nantinya akan
digunakan sebagai bahan wawancara dengan guru dan
pihak terkait.
2) Observasi
Pengamatan langsung merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan terlebih
dahulu menetapkan tingkah laku yang akan diteliti,
kemudian memikirkan prosedur sistematis untuk
menetapkan, menggolongkan, dan mencatat tingkah laku itu
baik dalam situasi yang wajar maupun buatan. Observasi
dilakukan peneliti ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung, observasi dilakukan dengan tujuan mengetahui
proses pembelajaran secara jelas dan pengamatan terhadap
proses penerapan pendidikan kecakapan hidup.
3) Angket
Angket yang diberikan yaitu berupa angket validasi
dan angket respon siswa. Angket validasi ini diajukan
kepada dosen ahli media, ahli materi dan ahli pembelajaran.
Angket ini diberikan pada evaluasi produk untuk sebagai
penyempurnaan. Sedangkan angket siswa diberikan setelah
produk diterapkan untuk mengetahui tingkat kemenarikan
produk. Angket dibuat untuk mengetahui kelayakan produk
yang akan di isi oleh dosen ahli media dan dosen ahli materi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ari Nurwidiyanti, Prima Mutia Sari, “Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Berbasis
Literasi Sains pada Pembelajaran IPA Sekolah Dasar”, Jurnal Basicedu Volume 6 Nomor
4 Tahun 2022 Halaman 6949 - 6959
Puspo Rohmi, 2015 “penerapan levels of inquiry untuk meningkatkan domain kompetensi dan
pengetahuan sains siswa smp pada tema pencemaran lingkungan universitas pendidikan
Indonesia”.upi.edu perpustakaan.upi.edu
22
Nataria Wahyuning Subayani, Arya Setya Nugroho. 2018.” pengembangan modul berbasis
budaya lokal untuk meningkatkan literasi sains dan mereduksi miskonsepsi sains
mahasiswa calon guru sd” jtiee, vol 2 no 2
Nur Ngazizah , Rosita Rahmawati , Dwi Lestari Oktaviani.” Pengembangan Media Komik
Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Tematik Terpadu”, Jurnal Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Volume 8, No.2
Sulfa Fatima , Munir Yusuf , Nursaeni , “Pengembangan Media Komik Berbasis Kearifan Lokal
Luwu Pada Tema 5 Pahlawanku Di Kelas Iv Mi”, Jurnal Sosial Humaniora Dan
Pendidikan. Vol 1 No. 3 September (2022)
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa”.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol. 2 No. 2 (Juli 2018), hlm. 106.
Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Biru Algensindo, 2009) hlm.64
Hasan Sastra Negara, “Penggunaan Komik sebagai Media Pembelajaran Terhadap Upaya
Meningkatkan Minat Matematika Siswa Sekolah Dasar SD/MI”. Jurnal Terampil Vol.1
No.2 Desember (2014) hlm.253
Nurul Hidayah, Op. Cit, hlm.35
Ignas, Membuat Komik Strip Online Gratis, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2014), hlm. 2-3
Resti Wahyu Danaswari, Kartimi, Evi Roviati 2013..” pengembangan bahan ajar dalam bentuk
media komik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x sman 9 cirebon pada pokok
bahasan ekosistem”. jurnal scientiae educatia volume 2 edisi 2
Annisa, Zaka Hadikusuma Ramadan.2022.” pengembangan komik edukasi berbasis kearifan lokal
melayu riau pada materi pecahan kelas iv sd negeri 193 pekanbaru” vol.6 no.3
resti wahyu danaswari. 2012.” pengembangan bahan ajar dalam bentuk media komik untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas x sman 9 cirebon pada pokok bahasan ekosistem”
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur (Jakarta: Prenada Media Group,
2014), hlm. 129.
Bintari Kartika Sari, “desain pembelajaran model addie dan implementasinya dengan teknik
jigsaw”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
ISBN 978-602-70216-2-4 hlm. 94
23