Anda di halaman 1dari 14

Tugas Makalah

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA SD

“LITERASI SAINS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

DOSEN PENGAMPU: HIKMAWATI, S.Pd., M.Pd

DI SUSUN OLEH:

OLIPIA MAHARANI PUTRI A1G121025


TRI HANDAYANI A1G121031
ADSAR A1G121037
HAJRATUL SYA’DIA A1G121051
LISTIA A1G121060

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul KURIKULUM IPA SD Penulisan makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA SD,
kami menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
dukungan, dorongan, dan bimbingan, serta doa dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Hikmawati, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen mata kuliah, Pengembangan
pembelajaran IPA SD yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan
dalam bentuk pengarahan dan bimbingan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas yang lain dalam waktu mendatang.

Kendari, 19 Maret 2023

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Pengertian Literasi Sains..............................................................................................3
B. Prinsip-prinsip Dasar Literasi Sains...........................................................................4
C. Ruang Lingkup Literasi Sains.....................................................................................4
D. Sumber Belajar Literasi Sains.....................................................................................5
E. Penilaian Literasi Sains................................................................................................6
F. Media Pembelajaran Literasi Sains............................................................................6
G. Implementasi Literasi Sains.........................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era Digital saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat khusunya Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Hal ini berdampak pada perkembangan pendidikan yang
ada di Indonesia saat ini. Pesatnya perkembangan sains mengharuskan manusia untuk bekerja
menyesuaikan pada berbagai aspek kehidupan. Dalam mewujudkan Pendidikan yang semakin
maju harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) Salah satu untuk menyikapinya
adalah dengan sience literasy.

Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan sains dan teknologi dalam bidang
kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Mengacu pada
pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan yang
semakin berat, salah satunya tantangan tersebut adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan utuh dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam kehidupan.

Pada tingkat sekolah dasar Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu
mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan hal ini dikarenakan sains
dapat menjadi bekal bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tantangan di era global.
Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk
memiliki kompetensi yang baik dan melek sains serta teknologi, mampu berpikir logis, kritis,
kreatif, berargumentasi secara benar, dapat berkomunikasi serta berkolaborasi.

Pada tingkat sekolah dasar, pembelajaran IPA atau sains merupakan salah satu
pembelajaran yang menduduki peranan yang sangat penting karena sains dapat memberikan
bekal peserta didik dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era
digital. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA yang ada di sekolah-sekolah diharapkan mampu
menerapkan atau mengimplementasikan literasi sains dalam pembelajaran. Pembelajaran di
sekolah melalui pembelajaran IPA diharapkan dapat mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam menghadapi kemajuan IPTEK melalui pembelajaran literasi sains.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan literasi sains?


2. Apa saja Prinsip-prinsip dasar literasi sains?
3. Apa Ruang lingkup literasi sains?
4. Apa Sumber belajar literasi sains?
5. Bagaimana penilaian literasi sains?
6. Apa media pembelajaran literasi sains?
7. Bagaimana implementasi literasi sains?

C. Tujuan penulisan

1. Memahami pengertian literasi sains.


2. Mengetahui prinsip-prinsip literasi sains.
3. Memahami ruang lingkup literasi sains.
4. Mengetahui sumber belajar literasi sains.
5. Mengetahui penilaian literasi sains.
6. Memahami media pembelajaran literasi sains.
7. Memahami implementasi literasi sains.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Literasi Sains

Secara harfiah, literasi sains terdiri dari kata yaitu literatus yang berarti melek huruf dan
scientia yang diartikan memiliki pengetahuan. Literasi sains merupakan kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan
dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (OECD,
2003).

Literasi sains menurut PISA diartikan sebagai “ the capacity to use scientific knowledge ,
to identify questions and to draw evidence-based conclusions in order to understand and help
make decisions about the natural world and the changes made to it through human activity”.
Berdasarkan pemaparan tersebut literasi sains dapat didefinisikan sebagai kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan
dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia.

Menurut Poedjiadi (Toharudin, et.al, 2011: 2) seseorang memiliki literasi sains dan
teknologi ditandai dengan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam pendidikan sesuai dengan
jenjangnya, mengenal produk teknologi yang ada di sekitarnya beserta dampaknya, mampu
menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kreatif dalam membuat hasil teknologi
yang disederhanakan sehingga peserta didik mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai
dan budaya masyarakat.

Tujuan pendidikan sains adalah meningkatkan kompetensi peserta didik untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi termasuk dalam menghadapi berbagai
tantangan hidup di era global. Dengan literasi sains, peserta didik akan mampu belajar lebih
lanjut dan hidup di masyarakat modern yang saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan
sains dan teknologi. Selain itu dengan literasi sains, peserta didik diharapkan dapat memiliki
kepekaan dalam menyelesaikan permasalahan global seperti hal nya permasalahan
lingkungan hidup, kesehatan dan ekonomi hal ini dikarenakan pemahaman sains menawarkan
penyelesaian terkait permasalahan tersebut.

3
B. Prinsip-prinsip Dasar Literasi Sains

Mengacu pada Kemendikbud (2017:5) prinsip dasar literasi sains untuk peserta didik
sekolah dasar adalah:

1. Kontekstual, sesuai dengan kearifan lokal dan perkembangan zaman. Stimulus atau isu
yang dibahas dapat diambil dari permasalahan yang nyata ditemukan dalam kehidupan
sekitar peserta didik, menyesuaikan dengan lokasi daerah, serta memilih isu yang sedang
berkembang misalnya saja tentang pandemi COVID-19.
2. Pemenuhan kebutuhan sosial, budaya, dan kenegaraan. Langkah yang disajikan
dalam aktivitas sains diharapkan mampu meningkatkan keterampilan proses sains peserta
didik..
3. Sesuai dengan standar mutu pembelajaran yang sudah selaras dengan
pembelajaran abad 21. Beragam aktivitas yang dikembangkan untuk mewujudkan profil
pelajar yang literat khususnya dalam sains dapat dilakukan melalui pendekatan saintifik.
4. Holistik dan terintegrasi dengan beragam literasi lainnya Pembelajaran sains yang
optimal terjadi jika peserta didik diarahkan untuk mencari tahu melalui serangkaian
proses penemuan sehingga membantu mereka memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam (Listiyani, 2015).
5. Kolaboratif dan partisipatif. Diperlukan dukungan kerja sama dan partisipasi yang baik
dari warga sekolah dan orang tua dalam melaksanakan aktivitas sains agar kegiatan dapat
optimal.

C. Ruang Lingkup Literasi Sains

Secara umum, pembelajaran idealnya dapat menyeimbangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Seperti halnya dalam pembelajaran, ruang lingkup sains dapat dikaji dari tiga
komponen utama tersebut yakni sains dilihat dari aspek produk (pengetahuan), aspek
keterampilan proses (psikomotorik), dan aspek sikap ilmiah (afektif). Aspek produk dalam
sains meliputi beragam produk dan hasil temuan dalam sains diantaranya fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori. Beragam isu yang dapat diangkat sebagai kajian dalam literasi
sains adalah kesehatan, sumber daya alam, lingkungan, dan bencana alam. Bagaimana
mengenalkan peserta didik pada kondisi aman bencana, meningkatkan kepedulian peserta
didik terhadap energi, air, pengelolaan sampah dan menjaga kelangsungan keanekaragaman

4
hayati merupakan beberapa contoh isu yang dapat diangkat oleh guru menjadi sebuah
aktivitas untuk mengoptimalkan literasi sains peserta didik sekolah dasar.

Sains dilihat dari sikap ilmiah dapat diartikan berbagai keyakinan, pendapat, dan nilai-
nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau
mengembangkan pengetahuan baru. Contoh sikap ilmiah antara lain: rasa ingin tahu, obyektif
terhadap fakta, rasa tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang
lain, teliti, kehati-hatian, tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, kerja sama, tidak mudah
putus asa, dan disiplin.

Sebagai suatu keterampilan proses, sains merupakan suatu metode yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan dikenal dengan nama metode ilmiah
atau metode keilmuan. Metode keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang
didapat melalui pikiran (rasionalisme) dan pengetahuan melalui pengalaman (empirisme).
Franscis Bacon merupakan tokoh yang dikenal sebagai bapak metode ilmiah. Langkah-
langkah dalam metode ilmiah diantaranya adalah sebagai berikut: (1) sadar akan adanya
masalah dan perumusan masalah; (2) merumuskan hipotesis (dugaan sementara); (3)
mengamati/observasi (penyusunan dan klasifikasi data); (4) menguji kebenaran hipotesis
melalui penyelidikan; dan (5) membuat kesimpulan.

D. Sumber Belajar Literasi Sains

Pengembangan ragam sumber belajar berbasis literasi sains di satuan pendidikan dapat
dilakukan satuan pendidikan dan guru, antara lain sebagai berikut:

1. Penyediaan buku-buku berkaitan dengan sains, baik fiksi, nonfiksi, maupun referensi
yang sejalan dengan perkembangan peserta didik sekolah dasar. Bukubuku dimaksud
merupakan buku bermutu yang dapat diakses oleh warga sekolah akan berpengaruh
dalam mencetak warga sekolah yang literat sains.
2. Penyusunan dan pengembangan bahan ajar berupa rancangan proses pembelajaran yang
berisi hakikat sains, literasi sains, pola pikir sistem (system thinking), serta bekerja dan
berpikir kolaboratif.
3. Penggunaan permainan tradisional edukatif tentang sains yang dapat memperkaya
pengalaman belajar peserta didik. Permainan edukatif dapat dikembangkan dalam
berbagai bentuk baik secara fisik maupun online.

5
4. Kegiatan Festival Literasi Sains dengan dengan berbagai aktivitas, misalnya: (1)
Pelibatan orang tua untuk melakukan kegiatan bersama dengan peserta didik dalam
membuat atau mengembangkan alat peraga dan permainan sains di rumah. (2) Pameran
hasil karya proyek peserta didik (hasil Project-Based Learning) yang bersifat
interdisipliner dengan sains sebagai salah satu unsurnya.
5. Memperbanyak kegiatan jelajah alam sekitar. Lingkungan alam sekitar juga dapat
menjadi sumber belajar yang dapat dieksplorasi semaksimal mungkin oleh peserta didik.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan di dalam dan di luar jam sekolah. Guru dapat
memberikan panduan kegiatan, kemudian peserta didik melakukan eksplorasi, observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi bersama kelompok atau
individu.

E. Penilaian Literasi Sains

Penilaian literasi sains yaitu menilai pemahaman peserta didik terhadap konten sains,
proses sains, dan konteks aplikasi sains. Konten dalam literasi sains meliputi materi yang
terdapat dalam kurikulum dan materi yang bersifat lintas kurikulum dengan penekanan pada
pemahaman konsep dan kemampuan untuk menggunakannya dalam kehidupan. Proses sains
merujuk pada proses mental yang terlibat ketika peserta didik memecahkan permasalahan.
Sedangkan konteks adalah area aplikasi dari konsep-konsep sains. Sesuai dengan pandangan
tersebut, penilaian literasi sains tidak semata-mata berupa pengukuran tingkat pemahaman
terhadap pengetahuan sains tetapi juga pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains
serta kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata yang
dihadapi peserta didik, ini berarti bahwa penilaian literasi sains tidak hanya berorientasi pada
penguasaan materi sains akan tetapi juga pada penguasaan kecakapan hidup, kemampuan
berpikir dan kemampuan dalam melakukan proses-proses sains pada kehidupan nyata peserta
didik.

F. Media Pembelajaran Literasi Sains

Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam menciptakan


keefektifan proses pembelajaran. Media pembelajaran selayaknya dipilih sesuai dengan
tujuan pembelajaran, materi ajar dan juga karakteristik peserta didik sebagai subjek belajar.
Penggunaan media sebagai alat pendukung penguasaan kompetensi literasi sains dan

6
kompetensi abad 21 dapat memainkan peranan pentingnya apabila dijadikan sebagai alat
berpikir kritis dan digunakan dalam kegiatan inkuiri yang dilakukan oleh peserta didik.

Apabila dilihat dari karakteristiknya siswa sekolah dasar pada umumnya berada pada
tahap berpikir oprasional kongkrit, hal ini berdampak pada pemilihan media pembelajaran
yang akan digunakan yang mana pada pembelajaran hendaknya media yang digunakan
merupakan media konkrit yang dapat dioprasikan secara langsung sehingga konsep yang
dipelajari dapat lebih mudah diterima dan difahami oleh peserta didik. Namun pemilihan
media juga harus senantiasa didasarkan pada keterwakilan media tersebut dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

G. Implementasi Literasi Sains

Mengimplementasikan literasi sains dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar siswa


diharapkan memiliki kemampuan dalam hal pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-
konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk partisipasi dalam masyarakat di era digital
dan siswa juga diharapkan mampu mengidentifikasi serta mengatasi segala problematika
yang ditemui siswa dalam pembelajaran di kehidupan sehari-hari. Dengan adanya literasi
sains, siswa diharapkan mampu memenuhi berbagai tuntutan zaman yaitu dengan menjadi
problem solver (pemecah masalah) dengan pribadi yang kompetitif, inovatif, kreatif,
kolaboratif serta berkarakter sesuai dengan perkembangan kompetensi abad 21.

Literasi sains merupakan bagian terpenting dalam penentuan ketercapaian penguasaan


Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Tentunya harus diiringi dengan proses pembelajaran yang
interaktif, inspratif, menyengkan, menentang, dan dapat memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Pembelajaran yang menitikberatkan pada
tercapainya penerapan literasi sains adalah pembelajaran yang sesuai dengan hakikat
pembelajaran yang mana tidak hanya beriorentasi pada pengetahuan saja melainkan juga
pada proses terintegrasinya konsep dan pengamalan serta ketercapaian dari sikap ilmiah. Oleh
karena itu penerapan literasi sains juga harus diimbangi dengan pembelajaran inquiry ilmiah
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis pada siswa agar mampu menyelesaikan
segala persoalan yang ada sehingga siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam terhadap alam sekitar.

Penerapan literasi sains di sekolah dasar sejalan dengan empat pilar pendidikan universal
yang dirumuskan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan

7
learning to live. Pembelajran yang diharapkan di tingkat Sekolah Dasar adalah penekanan
pada pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat). Pembelajaran
ini lebih diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang suatu karya melalui penerapan
konsep IPA. Adapun untuk metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran
tidak dibatasi, artinya guru bebas menggunakan metode apapun dengan penekanan tujuan
utama literasi sains tetap tercapai. Tujuan utama tersebut merupakan hasil pembelajaran
interaksi guru dengan siswa, yaitu pengembangan dan penguasaan sikap ilmiah serta
ketarampilan proses sains. Dapat dikatakan bahwa proses pembelajarannya menitikberatkan
pada pemberian pengalaman langsung dan pengaplikasian hakikat sains. Meski metode
pembelajaran tidak dibatasi, guru dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan pembelajaran sains seperti, problem based learning, project based learning,
inquiry dan discovery learning. Jika dicermati, metode / model pembelajaran ini sesuai
dengan model pembelajaran yang dianjurkan dalam kurikulum 2013. Sementara pemberian
pengalaman langsung dan pengaplikasian sains diperoleh melalui pratikum. Pratikum
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memungkinkan seorang siswa mengaplikasikan
keterampilan atau mempraktikkan sesuatu (Daniah, 2020).

Melalui pratikum diharapkan siswa tertarik untuk belajar, ikut serta dan tidak apatis.
Setidaknya ada 3 faktor yang penting diperhatikan guru dalam menerapkan literasi sains di
SD yaitu: 1. Stimulus siswa agar siap bealajar. 2. Libatkan siswa dalam pembelajaran. 3.
Ciptakan suasana belajar yang menyengkan. Praktikum di atas termasuk salah satu cara
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar saat ini menekankan proses pembelajaran
berpusat pada peserta didik yang dapat dikembangkan melalui implementasi pembelajaran
literasi sains. Dalam hal inikeberhasilan pembelajaran ditunjukkan apabila peserta didik
memahami apa yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya dalam menyelesaikan
berbagai masalah dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, pembelajaran literasi sains
penting bagi peserta didik untuk memahami apa yang dipelajari. Literasi sains dapat
dijadikan acuan sebagai pengembangan pembelajaran IPA karena literasi sains dinilai efektif
dalam mengembangkan pembelajaran IPA.

Dilihat dari begitu pentingnya untuk dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik memberikan
sebuah gambaran betapa kemampuan literasi sains ini merupakan sesuatu yang sangat
mendasar terutama bagi seluruh stakeholder yang terkait dalam pendidikan sains. Dalam
membangun dan mengembangkan kemampuan literasi sains guru dapat pengimplementasikan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif dalam memahami dan mengaplikasikan
konsep yang telah dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami peserta didik
pada kehidupan sehari-hari.

B. Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

Irsan, I. (2021). Implemensi Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(6), 5631–5639. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1682

Wahyuningsih, S. (2021). Literasi Sains Di Sekolah Dasar Jakarta 2021. Literasi Numerasi
Di Sekolah Dasar, 15.

Yuyu, Y. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Cakrawala Pendas, 3(2),
21–28.

10

Anda mungkin juga menyukai