Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LITERASI SAINS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA


SD

Dosen Pengampu : Denny Apriyani Juhri M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 9 :

Arga Yudha Ardana 2021406405113

Aditya Rendi Nugroho 2021406405115

Pramesti Sekar Rose M.D 2021406405116

Tegar Advin Pranata 2021406405118

Elsa Revi Ermila 2021406405123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PERINGSEWU LAMPUNG

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah pengembangan
pembelajaran IPA SD.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut
membantu baik moril maupun materil sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna


dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan nilai kebermanfaatan bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Pringsewu, 10 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Definisi Literasi Sains...................................................................................3
B. Komponen dan Aspek-aspek dalam Literasi Sains.......................................4
C. Pembelajaran Literasi Sains SD....................................................................5
D. Karakteristik Literasi Sains...........................................................................6
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains...........................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, pendidikan sudah memasuki abad ke-21, dimana sudah


berkembang pesatnya perkembangan sains dan teknologi dalam bidang kehidupan
di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Mengacu pada
pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan
yang semakin berat, salah satunya tantangan tersebut adalah bahwa pendidikan
hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan utuh dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Studi PISA (Programme for International Student Assessment)
menunjukkan bahwa Indonesia di peringkat ke-38 dari 41 negara peserta pada
bidang literasi sains. Sedangkan pada TIMSS (Trends Internasional in
Mathematics and Science Study), Indonesia menduduki urutan ke-34 dari 45
negara peserta. (Ali, 2006). Mutu pendidikan Indonesia yang tercermin dalam
kedua studi internasional tersebut masih belum memuaskan.
Pendidikan IPA atau pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya
pemahaman, penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang hakekat sains
melalui pembelajaran. Sains pada hakekatnya merupakan ilmu dan pengetahuan
tentang fenomena alam yang meliputi produk dan proses. Pendidikan sains
merupakan salah satu aspek pendidikan yang menggunakan sains sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan umumnya yakni tujuan pendidikan nasional
dan tujuan pendidikan sains khususnya, yaitu untuk meningkatkan pengertian
terhadap dunia alamiah (Amien, 1992: 19-20). Hal ini biasa disebut dengan
literasi sains yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk
mengidentifikasi permasalahan dalam kehidupan.
Pada faktanya, di sebagian sekolah-sekolah diketahui bahwa pembelajaran
sains masih ada yang belum diarahkan untuk menumbuhkan literasi sains. Dengan

iv
adanya permasalahan tersebut maka disusunlah makalah ini yang berjudul
“Literasi Sains” untuk lebih memberikan pemahaman tentang literasi sains.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Apa definisi literasi sains?
2. Apa saja komponen dan aspek-aspek dalam literasi sains?
3. Bagaimana pembelajaran literasi sains SD?
4. Bagaimana karakteristik literasi sains?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut :


1. Untuk mendeskripsikan definisi literasi sains.
2. Untuk mendeskripsikan komponen dan aspek-aspek dalam literasi sains.
3. Untuk mendeskripsikan pembelajaran literasi sains SD.
4. Untuk mendeskripsikan karakteristik literasi sains.
5. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Literasi Sains


Literasi sains terbentuk dari 2 kata, yaitu literasi dan sains. Secara harfiah
literasi berasal dari kata Literacy yang berarti melek huruf/gerakan pemberantasan
buta huruf (Echols & Shadily, 1990). Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa
inggris Science yang berarti ilmu pengetahuan dan juga diartikan dengandan juga
diartikandalam bahasa latin yaitu scientia yang diartikan pengetahuan.
Pudjiadi (1987) mengatakan bahwa: “sains merupakan sekelompok
pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari pemikiran dan
penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen
menggunakan metode ilmiah”.
Menurut Widyawatiningtyas Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk membaca dan menulis, atau kemampuan berkomunikasi melalui tulisan dan
kata-kata. Literasi sains (scientific literasi), dapat diartikan sebagai pemahaman
atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat.
Literasi sains yaitu suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai
konsep dan proses sains yang akan memungkinkan seseorang untuk membuat
suatu keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat dalam
hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi. Literasi sains dapat diartikan
sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat
(Widyaningtyas dalam Yusuf, 2008).
Literasi sains menurut PISA diartikan sebagai “ the capacity to use
scientific knowledge, to identify questions and to draw evidence-based
conclusions in order to understand and help make decisions about the natural
world and the changes made to it through human activity”.
Berdasarkan pernyataan - pernyataan tersebut dengan kata lain dapat
ditarik kesimpulan bahwa dengan literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik

vi
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat
keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam
yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif, serta berkarakter melalui aktivitas
manusia.

B. Komponen dan Aspek-aspek dalam Literasi Sains


Pada proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika
menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi
dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan.
(Rustaman et al., 2004). PISA (2000) menetapkan lima komponen proses
sains dalam penilaian literasi sains, yaitu:
1. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara
ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains.
2. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses
ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang
diperlukan untuk memperoleh bukti itu.
3. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan
menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau
seharusnya mendasari kesimpulan itu.
4. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan
secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia.
5. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni
kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari
apa yang telah dipelajarinya.
Dari hasil akhir proses sains ini, diharapkan siswa dapat menggunakan
konsep-konsep sains dalam konteks yang berbeda dari yang telah dipelajarinya.
PISA (Programme for International Student Assessment) memandang pendidikan
sains untuk mempersiapkan warga negara masa depan yang mampu berpartisipasi
dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan

vii
teknologi, perlu mengembangkan kemampuan anak untuk memahami hakekat
sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di
dalamnya kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, kemampuan untuk
memperoleh pemahaman sains dan kemampuan untuk menginterpretasikan dan
mematuhi fakta.
Alasan ini  yang menyebabkan PISA tahun 2003  menetapkan 3 komponen
dan aspek dalam proses penilaian literasi sains antara lain :
1. Mendiskripsikan, menjelaskan, memprediksi gejala sains.
2. Memahami penyelidikan sains.
3. Menginterpretasikan bukti dan kesimpulan sains.

C. Pembelajaran Literasi Sains SD


Pembelajaran merupakan bagian-bagian terpenting dalam penentuan
ketercapaian penguasaan literasi sains, Permendiknas RI No. 41 (2007: 6)
menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Penjelasan tersebut dimaksudkan agar
pembelajaran menjadi aktivitas yang bermakna dimana setiap siswa dapat
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran yang menitik beratkan pada pencapaian literasi sains adalah
pembelajaran yang sesuai dengan hakikat pembelajaran sains, dimana
pembelajaran tidak hanya sekedar menekankan pada hafalan pengetahuan saja
melainkan juga berorientasi pada proses dan ketercapaian sikap ilmiah. Oleh
karena itu, pembelajaran sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (Scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Pemberian pengalaman langsung dengan cara inkuiri ini, diharapkan dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang

viii
alam sekitar. Sedangkan, keaktifan atau proses kerja inkuiri dalam mengikuti
proses pembelajaran diperlukan agar pengetahuan yang diperoleh siswa dapat
lebih bertahan lama.
Proses kerja inkuiri ini dilakukan dalam kerja kolaboratif sehingga siswa
akan mampu berkolaborasi sekaligus akan terampil berkomunikasi. Selain itu
kebermaknan pembelajaran sains juga dapat dicapai dengan cara mengaitkan
konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini
dikarenakan agar keberhasilan pembelajaran dalam mewujudkan visinya apabila
siswa bisa memahami apa yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan pada kehidupan sehari-hari.
Millar dan Osbome (Harlen, 2004: 63) literasi sains dapat ditingkatkan
dengan memperhatikan pembelajaran sebagai berikut :
1. Perkembangan kaingin tahuan siswa tentang alam di sekitar mereka, dan
bangun kepercayaan diri mereka pada kemampuan mereka untuk menyelidiki
perilakunya. Itu harus berusaha untuk menumbuhkan rasa ingin tahu,
antusiasme dan minat pada sains sehingga siswa merasa percaya diri dan
kompeten untuk terlibat dalam hal-hal ilmiah dan teknis.
2. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman umum yang luas tentang ide-
ide penting dan kerangka penjelasan sains, dan prosedur penyelidikan ilmiah,
yang berdampak besar pada lingkungan material kita dan budaya kita secara
umum.
Berdasarkan penjelasan di atas alternatif pembelajaran yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa adalah dengan
menerapkan pembelajaran sains yang mengedepankan pada pengembangan sikap,
gagasan, dan keterampilan proses sains yang menekankan pada kegiatan inkuiri
ilmiah, dengan pembelajaran seperti itu maka akan meningkatkan antusiasme,
minat, dan kekaguman siswa akan sains. Mengingat begitu pesatnya
perkembangan sains dan teknologi di era modern, dapat berdampak pada
munculnya berbagai permasalahan global sehingga dalam pembelajaran siswa
senantiasa harus dilatih memecahkan berbagai permasalahan.

ix
D. Karakteristik Literasi Sains
Karakteristik literasi sains menurut PISA digolonggkan menjadi empat (4)
komponen yaitu :
1. Konteks: mengenal situasi kehidupan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Konteks sains terdiri atas personal, sosial, dan global seperti:
kesehatan, sumber daya alam, lingkungan hidup, bencana alam, dan
pemanfaatan sains dan teknologi.
2. Pengetahuan: memahami alam atas dasar pengetahuan ilmiah yang mencakup
pengetahuan tentangalam, dan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan itu
sendiri. Aspek-aspek pengetahuan terdiri atas: physical systems (sistem
materi, perubahan kimia, reaksi kimia, gerak dan daya, energi), living systems
(manusia, hewan, dan tanaman, ekosistem, biosfeer), earth and space systems
(kebumian dan ruang angkasa), technology systems (ilmu pengetahuan dan
teknologi).
3. Kompetensi: menunjukkan kompetensi sains yang mencakup mengidentifikasi
isu-isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah.
4. Sikap: menunjukkan minat dalam ilmu pengetahuan, dukungan terhadap
penyelidikan ilmiah, dan motivasi untuk bertindak secara bertanggung jawab
terhadap, misalnya sumber daya alam dan lingkungan.

Kemudian sebagai karateristik dari orang yang memiliki literasi sains


yaitu: (1) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang fakta, konsep, teori sains
dan kemampuan untuk mengaplikasikannya. (2) mempunyai pemahaman tentang
sains dan melek sains, mempunyai sikap positif terhadap sains dan teknologi.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains


Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya literasi sains di
indonesia yaitu gender, ekonomi dan sosial, serta imigrasi (OECD, 2007).
Rendahnya literasi sains menurut Fathurohman, dkk (2014) mengungkapkan
bahwa rendahnya kemampuan literasi sains siswa di indonesia ini dipengaruhi
oleh banyak hal, antara lain kurikulum dan sistem pendidikan, pemilihan metode
dan model pengajaran oleh guru, sarana dan fasilitas belajar, sumber belajar,

x
bahan ajar, dan lainnya. Literasi sains ada hubungan dengan hasil belajar IPA
peserta didik disekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains antara lain :

1. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari diri siswa yang
meliputi motivasi belajar, minat belajar, dan kebiasaan belajar. seorang siswa
yang memiliki motivasi dan minat yang tinggi akan melaksanakan tugas dari
guru walaupun seberat apapun tugas tersebut. Sedangkan kebiasaan belajar
merupakan salah satu faktor yang menpengaruhi hasil belajar atau prestasi
belajar. kebiasaan belajar yang bagus juga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang mempengaruhi hasil belajar. Selain itu adapun faktor keluarga yang
meliputi latar belakang pendidikan orang tua dan bimbingan orang tua. Latar
belakang pendidikan orang tua merupakan sesuatu yang besar pengaruh
terhadap perkembangan anak dan juga dapat mempengaruhi cara orang tua
membimbing anak-anak belajar dirumah. Perhatian orang tua terhadap
aktivitas belajar anak dirumah mempunyai arti penting untuk meningkatkan
semangat anak dalam meraih prestasi belajar yang optimal.
3. Faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu metode
mengajar dan saranan dan prasarana belajar. Metode belajar yang menjadi
salah satu usaha yang tidak pernah ditinggalkan oleh guru yaitu bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

xi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas, dapat kami simpulkan bahwa :

1. literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan


sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan
bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan
dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam yang kompetitif,
inovatif, kreatif, kolaboratif, serta berkarakter melalui aktivitas manusia.
2. PISA tahun 2003  menetapkan 3 komponen dan aspek dalam proses penilaian
literasi sains antara lain :
a. Mendiskripsikan, menjelaskan, memprediksi gejala sains.
b. Memahami penyelidikan sains.
c. Menginterpretasikan bukti dan kesimpulan sains.
3. Pembelajaran literasi SD yang sesuai yaitu dengan menerapkan pembelajaran
sains yang mengedepankan pada pengembangan sikap, gagasan, dan
keterampilan proses sains yang menekankan pada kegiatan inkuiri ilmiah.
4. Karateristik dari orang yang memiliki literasi sains yaitu: (1) mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang fakta, konsep, teori sains dan kemampuan
untuk mengaplikasikannya. (2) mempunyai pemahaman tentang sains dan
melek sains, mempunyai sikap positif terhadap sains dan teknologi.

B. Saran

1. Mencari lebih banyak lagi penjelasan dari literatur yang bahasanya mudah
dipahami dan terpercaya mengenai literasi sains.
2. Memahami literasi sains lebih sempurna.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Darliana. 2011. pendekatan fenomena mengatasi kelemahan pembelajaran ipa.

Diah harianti. 2007. Kajian kebijakan Kurikulum mata pelajaran ipa. Departemen


Pendidikan Nasional.
Emiliannur. 2010. literacy science.
Irwandi Yogo Suaka. 2010. Peningkatan Literasi Sains dan Teknologi dalam
Pendidikan dan Implementasinya dalam KTSP.
Liliasari. 2010. Pengembangan Berpikir Kritis Sebagai Karakter Bangsa
Indonesia Melalui Pendidikan Sains Berbasis ICT, Potret Profesionalisme
Guru dalam Membangun Karakter Bangsa: Pengalaman Indonesia dan
Malaysia. Bandung: UPI.
Mahyuddin. 2007. Pembelajaran Asam Basa dengan Pendekatan Kontekstual
untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA. Tesis pada SPS Bandung
UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Suhendra Yusuf. 2011. Perbandingan gender dalam prestasi literasi siswa
Indonesia

xiii

Anda mungkin juga menyukai