Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA MI
KETERAMPILAN PROSES SAINS
“Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Pembelajaran IPA MI”
Dosen Pengampu : Hairunnisa, M.Pd

Disusun oleh :
Adila Sari (4.20.5204)
Muzaki Risnanda(4.20.5207)
Resa Anggesti (4.20.5202)
Wan Denada Damawangsa (4.20.5210)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULUM
TANJUNGPINANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatu
Puji syukur atas kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Keterampilan Proses Sains ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Ibu
Hairunnisa,M.Pd pada Mata Kuliah Pembelajaran IPA MI. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Keterampilan Proses Sains
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hairunnnisa,M.Pd selaku dosen
Mata Kuliah Pembelajaran IPA MI yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tanjungpinang, 10 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian KPS ...............................................................................................2


B. Kelebihan dan Manfaat KPS...........................................................................4
C. Mengukur Keterampilan Proses Sains (KPS)..................................................4
D. Indikstor Keterampilan Proses Sains...............................................................5
E. Implementasi Keterampilan Proses Sains di SD.............................................7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah penilaian
atau evaluasi. Oleh karena itu, perangkat penilaian merupakan bagian integral
yang dikembangkan berdasarkan tuntutan tujuan pendidikan. Dalam konteks
pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan oleh guru untuk mengukur
perkembangan hasil belajar siswa sebagaimana yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk mendiagnosis
kesulitan belajar dan memberikan umpan balik kepada siswa. Dengan
demikian, penilaian dilakukan secara terus menerus guna memastikan
terjadinya kemajuan dalam belajar siswa. Hasil penilaian yang diperoleh,
dapat dijadikan sebagai dasar menentukan keputusan tentang upaya perbaikan
pembelajaran. Dalam hal ini upaya bimbingan terhadap siswa, yang
diperlukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran.
Dalam sifat ketentativan ilmu pengetahuan, guru tidaklah mungkin dapat
mengajarkan semua konten dalam ilmu pengetahuan. Siswa dalam
keterbatasannya pun tidak mungkin dapat mengetahui semua fakta-fakta yang
telah ditemukan oleh para ilmuwan. Oleh karena itu, hal yang paling rasional
dapat dilakukan adalah siswa harus memahami metodologi kerja sains dan
memiliki keterampilan dalam kerja ilmiah atau keterampilan proses sains.
Dengan hal itu, siswa memiliki kompetensi untuk dapat mengembangkan
sendiri pengetahuannya. Pada suatu saat, siswa mungkin saja dapat memberi
kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KPS?
2. Apa saja kelebihan dan manfaat KPS?
3. Bagaimana mengukur keterampilan proses sains?
4. Apa saja indikator keterampilan proses sains?
5. Bagaimana implementasi keterampilan proses sains di SD?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari KPS
2. Untuk mengetahui kelebihan dan manfaat KPS
3. Untuk mengukur keterampilan proses sains
4. Untuk mengetahui indikator keterampilan proses sains
5. Untuk mengimplementasikan keterampilan proses sains di SD

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian KPS

KPS atau keterampilan proses sains adalah sebuah keahlian yang dipakai
oleh ilmuwan untuk menguraikan masalah dalam investigasi ilmiah,
menyusun dan menemukan pengetahuan baru pada aktivitas pembelajaran.
Bagi siswa KPS berguna sebagai pengenalan cara berpikir saintifik sejak dini
sehingga proses berpikir mereka bisa menjadi rapi dan runtut. Selain itu
dengan metode ilmiah ini siswa bisa mendapatkan dan mengembangkan
sebuah pengetahuan secara mandiri.
Keterampilan proses sains itu sendiri adalah performance skill. Dan dalam
praktiknya memiliki dua faktor keterampilan, yakni:
Keterampilan Kognitif yang adalah keterampilan dalam proses berpikir dan
kemampuan daya nalar untuk menyelesaikan masalah serta keterampilan
psikomotor yakni keterampilan dalam menyelesaikan masalah secara konkret
yang berasal dari gerakan. Lind (Susilo, 2013: 6) mengatakan “Keterampilan
proses adalah keterampilan berpikir yang digunakan untuk mengolah
informasi, memecahkan masalah, dan merumuskan kesimpulan”.
Selanjutnya Subali (Susilo, 2013: 6) menerangkan “Keterampilan proses
sains merupakan keterampilan kinerja (performance skill). Keterampilan
proses sains memuat dua aspek keterampilan, yakni keterampilan dari sisi
kognitif (cognitive skill sebagai keterampilan intelektual maupun pengetahuan
dasar yang melatarbelakangi penguasaan keterampilan proses sains) dan
keterampilan dari sisi sensorimotor (sensorimotor skill).”
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitas. Kemampuan–kemampuan dasar yang telah
dikembangkan dan telah terlatih yang lama-kelamaan akan menjadi
keterampilan. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari
latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-
kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-
kelamaan akan menjadi suatu keterampilan. Jadi, keterampilan proses sains
merupakan keterampilan atau kemampuan yang dipelajari oleh siswa saat
mereka melakukan penemuan ilmiah, dimana diantaranya mencakup
pengamatan (observasi), mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan,
berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan
percobaan, menggunakan alat/bahan serta menerapkan konsep.
Padilla (Susilo, 2013: 6) menerangkan “Keterampilan proses sains dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan
proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar merupakan pondasi untuk
mempelajari keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar
meliputi mengobservasi, menginferensi, mengukur, mengkomunikasikan,
mengklasifikasikan dan memprediksi, sedangkan yang termasuk dalam
keterampilan proses terintergrasi adalah mengontrol variabel, memberikan
definisi oprasional, merumuskan hipotesis, menginterpretasikan data,

2
melakukan eksperimen, dan merumuskan model.”
1. Keterampilan Proses Sains
a. Mengamati
Mengamati atau observasi merupakan keterampilan paling dasar
pada sains. Pengamatan dilaksanakan dengan memakai kelima indera yang
nantinya bisa menjadi fakta empiris. Pengamatan yang baik merupakan
pondasi awal untuk mempelajari keterampilan proses lainnya.
Contoh:
 Siswa yang memiliki keterbatasan penglihatan akan melakukan
pengamatan memakai indera peraba.
 Siswa melakukan pengamatan mengenai gelas memakai kelima
inderanya.
 Siswa melakukan pencampuran warna primer untuk
memperoleh lebih banyak macam warna.
b. Pengelompokan
Sesudah melaksanakan pengamatan (observasi), berikutnya siswa
harus tahu mengenai perbedaan, persamaan dan pengelompokan objek
berdasar pada tujuannya. Penting untuk membuat parameter tertentu
yang membantu memahami jumlah objek, jenis, peristiwa dan
makhluk hidup di dunia.
Contoh:
 Siswa akan memakai magnet untuk mengelompokan objek
sebagai magnet atau non-magnetik.
 Siswa akan memakai alat timbangan dan mengurutkannya
berdasarkan beratnya.
 Siswa akan memilih cairan yang berbeda dengan air untuk
mengetahui cairan mana yang padat dan tidak padat.

c. Mengukur
Proses pengukuran ini sangat penting saat siswa sedang melakukan
pengumpulan, pembandingan dan penafsiran data. Ini membantu siswa
untuk mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan kepada orang lain.
Parameter yang jelas harus dipakai untuk memahami dunia ilmiah.
Contoh:
 Siswa akan memakai stopwatch untuk mengetahui kecepatan
lari orang lain.
 Siswa akan menemukan berat cairan yang memiliki jenis
berbeda yang mempunyai volume sama.
d. Berkomunikasi
Ini sangat penting untuk dilakukan, yakni bisa membagikan hasil
penelitian kepada orang lain. Komunikasi disini bisa dilakukan dengan
media grafik, peta, tulisan, lisan (presentasi) dan diagram.
Contoh:
Siswa akan membuat grafik garis yang mengidentifikasikan hubungan
antara kecepatan dan berat kelereng.

e. Menyimpulkan
Kesimpulan merupakan penjabaran yang berdasar pada pengamatan.
Ini adalah hubungan antara apa yang diamati dan apa yang telah
diketahui.
3
Contoh:
 Siswa akan menulis kesimpulan pada akhir proses pengamatan.
 Siswa akan membuat kesimpulan mengenai pengamatan yang
mereka buat mengenai objek yang belum diketahui.

f. Memprediksi
Prediksi adalah tebakan atau ramalan yang berdasar pada
pengamatan dan kesimpulan. Prediksi bisa berupa peristiwa atau
kejadian yang diamati, bisa juga berupa pengetahuan yang telah diteliti
sebelumnya.
Contoh:
 Siswa akan menutup matanya dan memprediksi sebuah benda
menggunakan indera peraba, apakah benda tersebut berbentuk
bulat atau kotak.
 Siswa akan menulis hipotesis mengenai pengaruh garam pada
pembuatan telur asin.

B. Kelebihan dan Manfaat KPS

Berikut merupakan kelebihan dari keterampilan proses sains berdasarkan


pernyataan Dimyati (2009):
Dalam pelaksanaanya KPS bisa menstimulus siswa dalam ilmu
pengetahuan sehingga konsep dan teori akan dikuasai dengan lebih solid.
Membiasakan siswa untuk belajar dan bekerja menggunakan ilmu
pengetahuan (ilmiah). Sehingga siswa bisa mempraktekan dan berteori
tentang ilmu pengetahuan yang didapat. Selain itu siswa juga bisa lebih
proaktif. KPS bisa menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan dan
siswa bisa mengetahui proses serta hasil dari ilmu pengetahuan.
Manfaat Keterampilan Proses Sains : Mudjiono (Nopitasari, 2012: 101)
menerangkan. Mengenai manfaat keterampilan proses sains yaitu: pertama,
ilmu pengetahuan siswa dapat berkembang dengan pendekatan keterampilan
proses. Kedua, pembelajaran melalui keterampilan proses akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan. Ketiga,
keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan
sekaligus produk ilmu pengetahuan. Siswa memperoleh ilmu pengetahuan
dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Jadi
keterampilan proses sains adalah keterampilan atau kemampuan yang
dipelajari oleh siswa saat mereka melakukan penemuan ilmiah.
Pembiasaan siswa belajar melalui proses sains dapat melatih keterampilan
ilmiah dan kerja sistematis, serta membentuk pola berpikir siswa secara
ilmiah. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan proses sains pada siswa
dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi
pada siswa atau high order of thinking.

C. Mengukur Keterampilan Proses Sains (KPS)


Evaluasi dan penilaian merupakan salah satu elemen yang tidak bisa
dipisahkan pada aktivitas pembelajaran. Jadi elemen penilaian atau
4
pengukuran ini adalah bagian koheren sebagai misi pendidikan.
Rezba (Utami, 2012: 23-24) menerangkan. “Ilmu pengetahuan merupakan
hal penting dimana pengetahuan dikontruksikan atas tiga dimensi. Dimens
pertama adalah konten atau isi dari ilmu pengetahuan, konsep dasar dan
pengetahuan ilmiah. Dimensi ini merupakan dimensi ilmu pengetahuan yang
sangat penting dan umumnya menjadi bahan pemikiran pertama. Kedua
adalah kerja sains, dimana proses sains dalam hal ini adalah keterampilan
proses sains atau kerja ilmiah. Ketika siswa belajar sains menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains, maka pada saat yang sama pula siswa
belajar tentang proses sains. Dimensi ketiga ilmu pengetahuan adalah sikap
ilmiah. Dimensi ini fokus pada sikap dan “watak” yang menjadi karakter dari
sains. Dimensi ini mencakup hal-hal seperti rasa keingintahuan dan
kemampuan imajinasi, antusiasme dalam mengajukan pertanyaan dan
menyelesaikan masalah serta menjawab pertanyaan dengan menggunakan
bukti dan berbagai fakta”.
Jadi penilaian keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan dengan
adanya tiga dimensi ilmu pengetahuan. Dengan hal itu, siswa memiliki
kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya.
Pengukuran nilai dilaksanakan agar perkembangan siswa bisa dievaluasi
dalam KPS. Pengukuran ini juga bermanfaat untuk menelaah segala macam
kesukaran belajar yang dialami siswa. Sehingga evaluasi bisa berjalan secara
berkelanjutan dan perkembangan belajar siswa bisa terus meningkat.
Hasil yang didapat bisa digunakan untuk basis dalam memutuskan segala
macam keputusan untuk perbaikan. Pada tahap ini guru bisa melakukan
inisiatif berupa bimbingan agar terjadi feedback pada siswa sehingga
perbaikan dalam pembelajaran akan semakin efektif. Ilmu pengetahuan
dibangun atas tiga asas, yakni:
a. Asas konten merupakan isi dari pengetahuan dan landasan konsep.
Asas ini merupakan bagian terpenting karena didalamnya akan
dijadikan landasan untuk berpikir.
b. Asas kerja sains merupakan keterampilan proses sains itu sendiri.
Saat siswa mempelajari sains memakai KPS disaat itu juga siswa
sedang mempelajari proses sains.
c. Asas sikap ilmiah adalah perilaku yang merupakan sifat dari sains.
Asas ini terdiri dari curiosity, passion, imagination, bertanya dan
menemukan solusi. Dengan adanya sifat tersebut menjadikan ilmu
pengetahuan bisa menjawab dengan cara mengungkapkan fakta dari
data yang telah dikumpulkan.

Bila disimpulkan, pengukuran keterampilan proses sains pada siswa


akan bisa dilaksanakan dengan adanya tiga asas ilmu pengetahuan
tersebut. Dengan mengetahui dan bisa melaksanakan asas ilmu
pengetahuan, maka siswa bisa meningkatkan pengetahuannya.

D. Indikator Keterampilan Proses Sains

Dalam pelaksanaannya, keterampilan proses sains memiliki parameter dan

5
penjelasan yang bisa dipakai sebagai petunjuk untuk bisa menilai kapabilitas
keterampilan proses sains pada peserta didik.
Berikut merupakan indikator dari KSP beserta penjelasannya. Indikator bisa
juga disebut langkah-langkah yang harus ditempuh dalam keterampilan proses
sains:
a. Mengamati (Observasi)
Mengamati merupakan aktivitas dalam menghimpun informasi pada
sebuah kejadian dengan memakai indera. Agar bisa mahir dalam
keterampilan mengamati. Siswa dituntut untuk bisa mengeksplor
banyak kejadian dengan menggunakan inderanya. Sehingga informasi
yang didapat bisa luas dan mendalam.
b. Menggolongkan (Klasifikasi)
Menggolongkan merupakan pengaturan yang dipakai untuk
mengelompokan sebuah entitas berlandaskan ciri-ciri yang telah
disepakati. Dalam proses mengelompokan terdiri dari beberapa
aktivitas, yakni menemukan perbedaan dan kesamaan, menjelaskan ciri-
ciri, membandingkan dan mengkoneksikan satu dengan yang lain.
c. Interpretasi Pengamatan
Interpretasi atau menerjemahkan merupakan langkah mengambil
kesimpulan sementara dari informasi yang telah terhimpun. Informasi
dari pengamatan akan mubazir bila tidak di interpretasikan. Oleh sebab
itu setelah siswa mengamati, maka selanjutnya adalah menghimpun
informasi dan mengkoneksikan hasil pengamatan. Berikutnya mereka
harus bisa mencari hubungan setiap informasi dari pengamatan yang
ada untuk dijadikan sebuah kesimpulan.
d. Memprediksi
Prediksi merupakan perhitungan ke depan tentang suatu hal
berlandaskan pada hasil informasi dari pengamatan yang telah
dilakukan. Jika siswa bisa mengetahui hubungan dari hasil
pengamatannya, maka siswa bisa memperoleh ilmu pengetahuan baru.
e. Mengajukan Pertanyaan
Untuk bisa memiliki skill bertanya, siswa bisa memulai dengan
bertanya tentang mengapa, apa, bagaimana. Ini sangat berguna untuk
mengtahui suatu penjelasan yang memiliki latar belakang hipotesis.
f. Melakukan Hipotesis
Hipotesis merupakan asumsi sementara dengan dasar informasi
yang telah terhimpun untuk menjelaskan suatu peristiwa atau penelitian.
g. Menyusun Percobaan/Penelitian
Dalam pelaksanaanya, pertama-tama guru akan mengembangkan
keterampilan siswa dalam melaksanakan percobaan. Caranya adalah
dengan menstimulasi mereka dengan pertanyaan, seperti apa yang harus
dilakukan selanjutnya? dan bagaimana cara menyusun percobaan?.
Selanjutnya siswa dituntut untuk tahu cara memutuskan faktor apa saja
yang mempengaruhi percobaan dan apa saja yang harus diobservasi,
diukur dan dicatat beserta susunan kerjanya. Dan terakhir siswa harus
bisa mengetahui cara membuat laporan (hasil dari percobaan).
a. Memanfaatkan Bahan dan Alat

6
Agar bisa memanfaatkan bahan dan alat secara baik maka siswa
akan melakukan praktek secara langsung dengan bahan dan alat
tersebut. Sehingga siswa bisa mendapatkan pengalaman yang
nyata.
b. Mempraktekan Konsep
Saat siswa mempraktekkan sebuah konsep maka siswa harus
bisa memakai konsep yang sudah dipelajari ke dalam peristiwa
baru. Juga siswa memakai konsep pada peristiwa baru tersebut
untuk menerangkan kejadian yang ada.
c. Berkomunikasi
Keterampilan ini terdiri dari kemampuan untuk mengetahui
diagram, grafik dan tabel dari hasil penelitian. Bisa menjelaskan
informasi empiris kedalam bentuk diagram, grafik dan tabel.
Dalam pelaksanaanya keterampilan berkomunikasi adalah
kemampuan untuk mengutarakan sebuah gagasan atau hasil
penelitian ke dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Keterampilan proses sains atau KPS yang dipakai pada
percobaan di atas merupakan keterampilan dasar. Dari indikator di
atas ada dasar utama untuk melaksanakan KSP, yakni mengamati,
komunikasi, menggolongkan dan memperkirakan.

E. Implementasi Keterampilan Proses Sains di SD

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan seorang


peserta didik yang didalamnya mengajarkan suatu ilmu. Pembelajaran
mecakup berbagai macam ilmu pengetahuan. Dalam menjalankan suatu
pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang ada. Kurikulum merupakan
suatu rencana pembelajaran yang disusun secara teratur untuk menyelesaikan
suatu program pendidikan (Kusumaningrum, 2018). Kurikulum yaitu salah
satu komponen pendidikan yang berisi tentang visi, misi, dan tujuan dari
pendidikan. Pendidikan di Indonesia saat ini menerapkan pembelajaran
dengan kurikulum 2013. Pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada
penguatan keterampilan proses siswa. Pembelajaran kurikulum 2013
merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
meningkatkan potensi yang ada dalam diri mereka dengan memperhatikan
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Salah
satu pembelajaran di dalamnya yaitu IPA. Proses pembelajaran IPA yaitu
mengarahkan siswa untuk menyelidiki sehingga siswa dapat memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dengan cara menggabungkan
pengalaman proses dan pemahaman produk dari pengalaman langsung (Amal
et al. 2019). Pembelajaran IPA lebih menekankan pada kemampuan
keterampilan siswa dalam memecahkan suatu masalah. Keterampilan
merupakan suatu proses dimana siswa mampu menggunakan ide dan pikiran
dalam mengerjakan suatu hal dalam pembelajaran sehingga menjadi lebih
bermakna. Di sekolah dasar dalam pembelajaran IPA telah menanamkan suatu
keterampilan proses sains. Kurikulum sains di sekolah dasar, (Yuliati, 2016)

7
menekankan bahwa pembelajaran sains sebaiknya memuat tiga komponen,
yaitu: Pertama, pengajaran sains harus merangsang tumbuhnya intelektual dan
perkembangan siswa. Kedua, pengajaran sains harus melibatkan siswa dalam
kegiatan-kegiatan praktikum/percobaan tentang hakikat sains. Ketiga,sains
pada sekolah dasar seharusnya:
(a) Mendorong dan merangsang terbentuknya sikap ilmiah,
(b) Mengembangkan kemampuan penggunaan keterampilan proses sains,
(c) Menguasai pola dasar pengetahuan sains, dan
(d) Merangsang tumbuhnya tumbuhnya sikap berpikir kritis dan rasional. 
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang berkaitan
dengan kemampuan dasar siswa dalam kegiatan ilmiah untuk menemukan
sesuatu. Keterampilan ini sangat baik diterapkan karena dapat mengetahui
proses belajar siswa. Berdasarkan Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014,
penerapan pembelajaran keterampilan proses sains dapat berupa
mengamati, menanya/mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan. Kegiatan dalam pembelajaran keterampilan poses sains
berpusat pada siswa. Pengembangan keterampilan proses dapat diperoleh
melalui pengembangan pengalaman langsung dalam belajar. Melalui
pengalaman langsung siswa dapat lebih memahami proses atau kegiatan
yang sedang dilakukan (Bidayah, 2019). Keterampilan Proses Sains
merupakan pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa mampu
memperoleh fakta, membangun konsep, dan teori dalam pembelajaran yang
diterima (Djumiati,2020).
Gagne menjelaskan bahwa keterampilan proses sains merupakan
pengetahuan yang berkaitan dengan konsep dan prinsip yang dapat dimiliki
siswa bila dia memiliki kemampuan dasar tertentu, yaitu keterampilan
proses sains yang dibutuhkan untuk menggunakan sains (Djumiati, 2020).
Keterampilan proses sains adalah semua kemampuan yang diperlukan
untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori sains baik berupa
kemampuan mental, fisik, maupun kemampuan sosial (Yulianti, 2016).
Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, perlu dilakukan
dengan kegiatan pembelajaran yang dapat memacu timbulnya keterampilan
proses siswa pada materi IPA di tingkat sekolah dasar. Peningkatan
keterampilan proses sains dapat diperoleh melalui pembelajaran secara
langsung atau biasa disebut praktikum.
Adanya pembelajaran secara langsung dapat menjadikan siswa lebih
aktif dan lebih memahami konsep yang disampaikan. Adapun kelebihan
dalam pembelajaran secara langsung (Yuliati, 2016) yaitu:
1) Tepat waktu dalam mengajar, sehingga dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa baik secara kognitif dan fisik;
2) Dengan adanya alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan;
3) Memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-
ide yang ada pada diri siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan;
4) Dengan adanya kerja kelompok yang dilakukan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam mengerjakan soal dengan teman

8
kelompoknya. Sedangkan kesulitan yang dihadapi saat penerapan
keterampilan proses sains yaitu jika siswa yang belum paham tentang
materi yang diajarkan maka siswa belum bisa menerapkan keterampilan
proses. Cara mengatasi kesulitan tersebut yaitu guru harus telaten dalam
mengajari siswa. Siswa ditanya terlebih dahulu kesulitannya bagaimana,
lalu guru memberikan penjelasan dan bimbingan kepada siswa.

Hasil belajar siswa setelah menerapkan keterampilan proses sains


akan meningkat menjadi lebih baik. Berbeda jika pembelajaran hanya
berupa membaca tanpa proses mengamati maka kurang maksimal hasil
belajarnya. Hal itu terjadi karena siswa tidak terlibat langsung dalam
pembelajaran sehingga kurang menguasai materi yang diajarkan.
Adanya keterampilan proses sains diharapkan siswa dapat menjadi lebih
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif karena mereka
terlibat langsung dalam memecahkan suatu permasalahan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jadi dalam Keterampilan proses sains yang dipakai pada percobaan di sini
merupakan keterampilan dasar. Terdapat parameter pada yang dimanfaatkan,
yakni pengamatan, komunikasi, klasifikasi, pengukuran, menyimpulkan dan
prediksi.
Bisa disimpulkan kesuksesan pengintegrasian keterampilan proses sains
dengan pelajaran yang ada di kelas dan observasi lapangan bisa menciptakan
pengalaman belajar lebih kaya dan bermakna bagi siswa.
Di sini siswa akan mempelajari keterampilan sains dan isi sains. Siswa akan
proaktif terlibat dalam sains yang mereka pelajari dengan demikian siswa bisa
meraih pemahaman mendalam mengenai isi sains.
B. Saran
Kita sebagai peserta didik, calon pendidik maupun para pendidik hendaknya perlu
memperhatikan setiap proses pembelajaran yang akan kita gunakan terutama pada
maksud dan cara penerapannya. Pemilihannya harus tepat dan efektif sesuai konsep dan
tujuan pembelajaran serta disesuaikan dengan perkembangan psikologis anak atau
peserta didik dan menghindari proses yang dapat menghambat pemahaman peserta didik.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tripven.com/keterampilan-proses-sains/
https://fatkhan.web.id/pengertian-keterampilan-proses-sains-kps/
https://www.silabus.web.id/keterampilan-proses-sains/
https://www.kompasiana.com/laviola27583/607ba8f98ede4803e47b9852/
penerapan-keterampilan-proses-sains-di-sd

11

Anda mungkin juga menyukai