KETERAMPILAN BERBAHASA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa
DISUSUN OLEH :
T.A. 2021/2022
PEMBAHASAN
A. Penalaran Dalam Karangan
1. Pengertian Penalaran
Menurut Keraf dan Moeliono (dalam Suparno dan Yunus, 2007:1.41) “Penalaran
(reasoning) adalah suatu proses berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta,
petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu
kesimpulan”. Dari pernyataan tersebut Suparno dan Yunus (2007:1.41) mengemukakan
“Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah
kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan).
Dengan demikian, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk
menarik kesimpulan. Data atau fakta yang dinalarkan itu boleh benar dan boleh tidak. Data
yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu kesimpulan harus dalam
bentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu
disebut Proposisi. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
4. Jenis-Jenis Penalaran
Secara umum, penalaran atau pengambilan kesimpulan itu dapat dilakukan secara
induktif dan deduktif.
1) Penalaran Deduktif
“Penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu yang
umum menuju hal-hal yang khusus; atau penerapan sesuatu yang umum pada
peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.”dikemukakan oleh
Suparno dan Yunus (2007: 1.41). Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip
hukum,teori atau keputusan lainnya yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun
gejala. Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik
kesimpulan. Penarikan kesimpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
1. Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung
Simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Premis
pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus. Beberapa jenis penalaran
deduksi dengan penarikan kesimpulan secara tidak langsung, antara lain: .
a. Jenis-Jenis Penalaran
Secara umum, penalaran atau pengambilan kesimpulan itu dapat dilakukan secara
induktif dan deduktif.
2) Penalaran Deduktif
“Penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu yang
umum menuju hal-hal yang khusus; atau penerapan sesuatu yang umum pada peristiwa
yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.”dikemukakan oleh Suparno dan Yunus
(2007: 1.41). Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip hukum,teori atau keputusan
lainnya yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Dalam penalaran deduktif
terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan
(konklusi) secara deduktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
3. Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
4. Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung
Simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Premis
pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus. Beberapa jenis penalaran
deduksi dengan penarikan kesimpulan secara tidak langsung, antara lain:
1.) Silogisme:
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi
(pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan
proposisi ketiga. (Suparno dan Yunus, 2007: 1.48).
a. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi yang
terdiri dari dua proposisi premis dan satu proposisi kesimpulan.
Premis bersifat umum disebut premis mayor dan bersifat khusus disebut
premis minor. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut
term mayor. Untuk menghasilkan kesimpulan harus ada term penengah.
Contoh Silogisme Kategorial:
1. Premis Mayor(My) : Semua cendikiawan adalah pemikir.
6. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif (pilihan) terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Kalau premis minor membenarkan salah satu alternatif, maka simpulannya
akan menolak alternatif lain.
Contoh :
1. My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
2. My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
2.) Entimen
Entimen adalah bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor
karena sudah diketahui secara umum,tetapi yang dikemukakan hanya premis minor dan
simpulan. Menurut Guinn dan Marder (dalam Suparno dan Yunus, 2007: 1.50) “Dalam
kenyataan sehari-hari, kita jarang menggunakan bentuk silogisme secara lengkap, Demi
kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap telah dipahami, dihilangkan”.
Contoh entimen:
1. Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2. Pak Jadam adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang dilanda
kesusahan.
7. Penalaram Induktif
Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.41) “Penalaran induktif adalah suatu proses
berfikir yang bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum”. Proses
penalaran induktif dibatasi sebagai proses penalaran untuk sampai kepada suatu
keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum maupun khusus berdasarkan
pengamatan atas hal-hal yang khusus. Beberapa bentuk penalaran induktif antara lain:
1) Generalisasi
Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.41) “Generalisasi atau perampatan adalah
proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk
menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu.”.
Generalisasi juga diartikan oleh Kosasih dan Mulyadi (2013:229) sebagai proses penalaran
yang menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri-ciri tertentu untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:
1. Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2) Analogi
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat
yang sama(Kosasih dan Mulyadi, 2013:229). Suparno dan Yunus (2007 : 1.44)
mengemukakan bahwa “Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang
bersifat abstrak atau rumit secara konkret dan lebih mudah dicerna.”
Contoh:
Dr. Maria C. Diamond tertarik untuk meneliti pengaruh pil
kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral kortex wanita, sebuah bagian otak yang
mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon
yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya, tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan
celebral kortex yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi
hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond, seorang profesor anatomi dari
University of California, menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat
perkembangan otak penggunanya (Salmon, 1998).
Tujuan penalaran secara analogi yaitu:
a. Meramalkan kesamaan
b. Menyingkapkan kekeliruan
c. Menyusun klasifikasi.
3) Hubungan Kausal
Kosasih dan Mulyadi (2013:229) berpendapat bahwa “Hubungan kausal(Sebab-
Akibat) adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola
hubungan sebab-akibat”. Pola yang dapat terwujud dalam penalaran Kausalitas dijelaskan
oleh Suparno dan Yunus(2007:1.46) sebagai berikut:
a. Sebab – Akibat
Akibat dari satu peristiwa yang dianggap penyebab lebih dari satu.
Contoh:
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena
pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya
pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan
tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi.
b. Akibat- Sebab
Akibat- sebab mirip dengan entimen karena peristiwa sebab merupakan
simpulan.
Contoh:
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas.
Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia
dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
c. Akibat- Akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa
“akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
Contoh :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat
dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.
8. Salah Nalar
Suparno dan Yunus (2007: 1.51) berpendapat bahwa “Salah nalar(logical fallacy)
adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik
kesimpulan.”. Jadi, salah nalar juga bisa diartikan sebagai kekeliruan atau kesalahan pada
gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan. Pada salah nalar ini disebabkan oleh
ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Salah nalar dapat disebabkan oleh
beberapa macam, yaitu:
1) Deduksi Yang Salah
Deduksi yang salah terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari suatu
silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat.
Contoh:
1. Pak ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin.
2. Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas
2) Generalisasi Terlalu Luas
Generalisasi terlalu luas disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung
generalisasinya tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang
diambil menjadi salah. Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar
generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas mengumpulkan dan menguji data secara
memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Contohnya :
Dilandasi penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan “itu” atau “ini”.
Contoh:
1. Engkau harus memilih antara hidup di Jakarta dengan serba kekurangan dan hidup di
kampong dengan menanggung malu.
2. Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang
lain.
4) Penyebab Yang Salah Nalar
Disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadi pergeseran
maksud.
Contoh:
Contoh:
1. Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua Verdo itu bekas penjahat.
2. Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas
penyuluhannya memiliki enam orang anak.
7) Meniru-niru Yang Sudah Ada
Salah nalar ini adalah anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan jika atasan kita
melakukan hal itu.
Contoh:
1. Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang
menghadiriacara pembukaan pun sudah pulang semua.
2. Kita melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
3. Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator
karena para rofessor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika
8) Penyemarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan
pandangan yang sama dan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh:
Pembangunan pasar swalayan itu sesuai dengan saran Toto, seorang ahli di bidang
perikanan.
a. Unsur Berita
Unsur berita sangatlah penting untuk diketahui sebelum menulis karena
akan menjadi panduan bagi seorang wartawan untuk memutuskan suatu
kejadian,informasi atau keadaan itu layak diberitakan atau tidak.Unsur berita
itu sebagai berikut :
1) Aktual
2) Kedekatan
3) Penting
4) Eksklusif
6) Ketegangan
7) Konflik
8) Human interest
9) Seks
10) Humor
11) Trend
b. Sifat Berita
1) Berita terjadwal,berita-berita yang sudah dijadwalkan pada waktu
tertentu.
Contoh : peringatan hari besar,konferensi pers sebelum pertandingan .
2) Berita Insidentil,berita yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga
sama sekali.Contoh : kriminalitas,bencana alam,kecelakaan lalulintas
dll.
c. Jenis Berita
Berita mengalami segmentasi sesuai dengan perkembangan
masyarakat.Secara umum media cetak harin tak lepas dari berita-berita yang
sudah dibakukan dalam rubric yang tetap.Diantaranya :
1) Berita Politik,
adalah berita mengenai berbagai macam aktifitas politik yang dilakukan para
pelaku politik di partai poltik,lembaga legislative,pemetinthan dan masyarakat
secara umum.
2) Berita Ekonomi,
meskipun tidak banyak pembacanya,tapi ia punya segmen yang jelas,para
pebisnis,para pengambil kebijakan dan para pelaku dunia bisnis.
3) Berita Kriminal,
kriminalitas muncul sejalan dengan dinamika kehidupan manusia
modern.Dibeberapa media rubric criminal sengaja disembunyikan agar tidak
terlalu mencolok.
4) Berita Olahraga,
ketika masyrakat mulai bosan dengan berita politik dan criminal,berita
olahraga menjadi daya Tarik tersendiri.itulah sebabnya semua Koran
menempatkan berita olahraga dalam halaman khusus dengan tampilan yang
menarik
5) Berita Seni,Hiburan dan Keluarga,
berita ini menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir.Ini ditandai
dengan banyaknya tabloid hiburan yang menampilkan berita seluk beluk
kehidupan artis,fashion,dll
6) Berita Pendidikan,
dibanding materi yang lain ini bisa jadi berita yang paling tidak menarik.Namun
di kota yang memiliki banyak perguruan tinggi seperti Malang,Jogja,berita
pendidikan ditempatkan sebagai rubrik khusus dengan halaman tersendiri.
7) Berita Pemerintahan,
Meskipun hamper semua media cetak memuat aktifita pemerintahan,tapi
pemuatannya tidak dihalam khusus.Bisa jadi berita ini hanya sebagi pelengkap
karena tidak terlalu penting.Tapi banyak kepala daerah di pemerintahan yang
sering mengeluarkan pernyataan kontroversial sehingga banyak diliput media.
5W + 1 H
Pelajaran dasar menulis berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yang sangat
popular, yaitu 5W+1H (What,Where,When,Who,Why,and How).Dari bahan-bahan yang
diperoleh kemudian dipilah-pilih disesuaikan dengan rumus diatas.
Konstruksi Kalimat
Ada tiga bagan penting dari sebuah berita
1) Lead atau kepala berita,adalah kalimat yang menjadi bagian yang terpenting dari
sebuah berita sehingga menempati alinea pertama dari sebuah berita.untuk
mempermudah,banyak wartawan yang mengedepankan unsur who.Ini merupakan
cara paling mudah sebelum masuk menggunakan unsur yang lain.Hal ini tak lepas
dari kultur kita yang memberi tempat terhormat kepada tokoh dengan
menempatkannya di bagian awal.Model penempatan tokoh sebagai lead berita ini
sering dipakai untuk berita di media elektronik,terutama radio.fungsi lead disini
adalah sebagai penarik minat pembaca.
Penulisan Lead,
a. Berisi kalimat langsung yang mudah dimengerti Pembaca.
b. Mencakup unsur 5W 1H.
c. Ditempatkan pada alinea pertama.
d. Maksimal tiga kalimat yang tidak bertele-tele.
e. Merupakan bagian yang terpenting dari berita.
2) Isi Berita,
Isi berita memang tidak lepas dari unsur 5W1H akan tetapi tidak selalu bisa
dipakai seterusnya.Tentang apa yang terjadi dan keterangan waktu cukup hanya
sekali disebut dalam lead,begitu juga keterangan tempat.Sementara keterangan
tokoh memang tetap disebutkan tapi tidak menyebutkan nama secara langsung atau
lengkap.Untuk penulisan tokoh harus jeli dan akurat.Penulisan ejaan harus
diperhatikan.Dan tak kalah pentingnya adalah penulisan nama gelar akademik,adat
atau keagamaan.
Penulisan nama sumber berita secara lengkap cukup hanya di dalam
lead,selanjutnyan penulisan nama itu cukup hanya dengan kata ganti atau panggilan
akrab seperti cak nun untuk Emha Ainun Najib,Bendol untuk Benny Dollo dsb.
Selanjutnya adalah pengembangan what,why,how.wartawan harus jeli melihat apa
yang terjadi.Kata kunci untuk menguak sebuah peristiwa lebih jauh adalah
why.Dengan pertanyaan ini akan terkuak apa saja yang ada dibalik kejadian.Selain
Why,wartawan juga bisa memancing dengan pertanyaan How.Pertanyaan ini
mendeskripsikan kondisi atau situasi di balik peristiwa.
3) Membuat Kutipan
Layaknya sebuah berita,maka harus ada kutipan yang berasal dari pertanyaan
langsung sumber berita.Sesuai prinsip berita berasal dari fakta, maka pertanyaan
sumber berita harus ditulis secara langsung.Penulisan kutipan langsung teknisinya
menggunakan tanda kutip diawal kalimat dan di akhir kalimat.Setelah tanda kutip
disertai kata yang menjelaskan bahwa kalimat itu ucapan sumber berita dengan
kata : katanya,ucapnya,ujarnya dll.
Contoh : “Saya berterima kasih ada gontor di Indoneisa” kata Jokowi di hadapan
ribuan santri gontor.
1.4 Wawancara
Wawancara adalah kegiatan liputan untuk mendapat informasi dari sumber berita
mengenai sebuah masalah.Hal ini terkait dengan kaidah bahwa berita merupakan
penyampaian fakta dan bukan opini.
Macam-macam wawancara : Berita factual, pribadi, biografi,
Wawancara menurut suasana : Diagendakan, Insidentil, Bersama, Jumpa Pers,
Jalanan, Telepon.
2. Menulis Hasil Diskusi / Seminar
1.1 Pengertian Menulis Laporan Hasil Diskusi
Pada kegiatan pembelajaran yang lalu, kamu sering melakukan kegiatan
diskusi untuk membahas berbagai hal. Dalam kegiatan diskusi tersebut ada teman
yang berperan sebagai pembicara, moderator, dan ada notulis. Pembicara adalah
orang yang menyampaikan dan membahas topik permasalahan yang didiskusikan.
Moderator adalah orang mengatur jalannya diskusi. Notulis adalah orang yang
bertugas untuk membuat notula (catatan rapat/hasil diskusi).
Menulis laporan hasil diskusi adalah salah satu tugas seorang notulis. Laporan
yang disampaikan harus dapat menyajikan fakta secara objektif tentang keadaan atau
kegiatan yang telah dilaksanakan. Fakta objektif yang disajikan menjadi tanggung
jawab notulis yang membuat laporan diskusi tersebut.
3. Menulis Makalah
1.1 Pengertian Makalah
Makalah merupakan tulisan yang berisikan prasaran, pendapat yang turut
membahas suatu pokok persoalan yang akan dibacakan dalam rapat kerja, simposium,
seminar, dan sejenisnya. Istilah makalah itu sendiri terkadang dikaitkan dengan karya
tulis di kalangan siswa/ mahasiswa, yakni segala jenis tugas yang berhubungan
dengan bidang studi, hasil pembahasan buku atau tulisan tentang suatu persoalan
(Ekosusili dkk, 1991 : 145, dalam Dalman, 2012 : 179).
Menurut Tanjung (2000 : 7, dalam Dalman 2012: 179) makalah adalah karya
tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis
secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah
ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas
inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, makalah adalah suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka
umum dalam suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan. Makalah
merupakan karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas
sekolah atau perguruan tinggi.
Mardanu ( dalam Dalman 2012 : 32) bahwa proses berpikir ilmiah terdiri atas
(1) identifikasi masalah, (2) pembatasan masalah, (3) penyusunan hipotesis, (4)
pengujian hipotesis, dan (5) penarikan simpulan. Dilihat dari cara berpikir, makalah
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu makalah hasil berpikir deduktif dan
makalah hasil berpikir induktif. Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah
atas dasar teori tertentu, atau menerapkan teori tertentu untuk memecahkan maslah
yang dipilihnya. Hal itu berbeda dengan makalah hasil berpikir induktif. Makalah
jenis ini membahas masalah dengan menyajikan deskripsi gejala, fakta dan data dari
pengamatan di lapangan (Dalman, 2012 : 32).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa makalah
merupakan kara tulis ilmiah yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik
tertentu yang ditulis secara runtut dan sistematis dengan disertai analisis yang logis
dan objektif.
1.2 Ciri-ciri Makalah
Secara umum, makalah yang baik ( berkualitas tinggi ) memiliki ciri umum
sbagai berikut:
Akurat dan Menyeluruh ( Comprehensive ).
Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan
membahas masalahnya secara lengkap dan tutas. Makalah tersebut juga telah
mengantisipasi pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik
tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik.
Memiliki Sumber Informasi yang Baik
Ini adala ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah yang bagus
mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu telah diterbitkan.
Jika tidak melakuka hal itu dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk.
Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam. Untuk semua fakta
dan gagasan yang bukan merupakan karya asli penulisnya diberikan kutipan. Kutipan
langsung diberikan secara jarang, dan dipilih untuk memberikan ilustrasi gagasan
penulis lain dalam bahasa mereka sendiri.
Seimbang
Seimbang berarti makalah tersebut mambahas fakta, gagasan, dan sudut
pandang yang dibicarakan secara objektif dan seimbang, dengan memperhatikan
kekuatan dan kelemahan masing-masing. Makalah yang baik mungkin bersikap kritis
terhadap karya tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kritik tanpa dasar dan
menyerang kepada penulis lain.
Kreatif
Kreatif dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar
menyajikan fakta belaka tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu
“dikarang” atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta
itu ditata, dianalisis, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara
yang inovatif, kreatif, dan orisinil.
Secara Teknis, Penulisan Benar.
Ini berarti makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tatabahasa,
tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.
Tertata dengan Baik.
Berarti makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang
berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi yang baik antara
bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat (Dalman, 2012 : 133-134).
Pendahuluan………………………………… 15%
Permasalahan………………………………. 5 %
Pembahaan…………………………………. 65%
Penutup……………………………………. 5 %
Kata Pengantar
Kata pengantar belum termasuk dalam bagian bab pendahuluan, oleh karena
itu penempatannya harus di luar tubuh tulisan. Bagian ini umunya berisi tentang
pernyataan penulis untuk menyerahka hasil tulisannya kepada penerima tulisan;
gambaran umum tentang pelaksanaan tugas dan hasilnya, ucapan terima kasih kepada
semua pihak; tempat, tanggal, bula, dan tahun penyusunan tulisan itu; serta
penanggung jawab tulisan tersebut. Pada bagian paling akhir biasanya diakhiri dengan
harapan penulis atas teguran, kritik, dan saran-saran untuk perbaikan tulisan tersebut
pada pembaca.
Daftar Isi
Daftar isi merupakan krangka tulisanyang terperinci yang telah ditulis, mulai
kata pengantar sampai bagian indeks. Daftar isi diletakkan pada halaman baru setelah
kata pengantar.
1) Daftar Gambar (jika ada)
2) Daftar Tabel
Bagian ini berisi keterangan tabel-tabel yang tercantum dalam tulisan. Yang disajikan
dalam bentuk tabel biasanya yang berupa jumlah, statistik, presentasi, dan lain-lain
(jika ada).
Pedahuluan
Pendahuluan merupakan bagian dari makalah yang berusaha mengantarkan
pembaca ke arah pokok permasalahan yang disajikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalampendahuluan ini adalah sebagai berikut:
1) Umum
2) Maksud dan tujuan
3) Pendekatan
4) Ruang lingkup
5) Pengertian-pengertian
6) Tata urutan.
Permasalahan
Permasalahan merupakan kesulitan yang ingin dipecahkan manusia, atau suatu
kenyataan yang tidak sesui dengan keinginan. Permasalah dalam suatu makalah perlu
mengikuti kreteria berikut ini:
4). Apakah permasalahan tesebut memberikan sesuatu yang baru apabila dipecahkan?
5). Untuk memacahkan permasalahan tersebut apakah cukup data yang tersedia?
Pembahasan
Pembahasan merupakan isi dari makalah, berupa uraian yang relevan dengan
ruang lingkup, uraian yang membahas pemecahan masalah sesuai dengan isi topik.
Pembahasan juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi permasalahan yang
diajukan. Pembahasan yang baik harus berorientasi pada pokok permasalahan yang
disoroti selain harus disusun dengan bahasa yang baik, jelas, dan singkat. Untuk
memperjelas permasalahan, penulis makalah harus dapat memperjelas uraiannya
dengan menggunakan contoh-contoh.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan disesuaikan dengan kajian masalah yang telah dikemukakan.
Kesimpulan hendaknya dibuat secara sederhana dan sistematis, sehingga pembaca
dapat memahami isi makalah dengan mudah. Ringkasan itu hendaknya menyatakan
kembali secara ringkas tujuan makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode
penelitian yang digunakan, dan hasil yang diperoleh.kesimpulan ditarik berdasarkan
hasil/temuan penelitian tersebut. Sedangkan sarana merupakan anjuran-anjuran
yanmg bersifat realistis demi perbaikan makalah tersebut dan manfat makalah tesebut
bagi pembaca umumnya.
Penutup
Penutup meupakan bab atau bagian paling akhir dari suatu makalah. Penutup
hendaknya ditulis secara singkat dan ringkas sebagai penegasan apa yang telah diulas
atau dibahas dalam makalah tersebut.
Bagian Akhir Makalah
Bagian akhir makalah semua daftar rujukan dan lampiran jika ada.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi smua kepustakaan yang diperunakan dalam penulisan.
Sumber kepustakaan ini dapat acuan dalam penulisan makalah yang baik dari buku,
surat kabar, internet, dan sumber tertuls lainnya. Penulisan daftar pustaka hendaknya
memenuhi kaidah yang lazim dalam penulisan ilmiah. Penulisan disusun secara
alfabetis, dari A ampai Z, dengan patokan huruf pertama dari nama keluarga
penulisnya. Secara keseluruhan penulisan daftar pustaka itu berturut-turut sebagai
berikut:
1) Nama pengarang dengan mencantumkan nama akhir dan tanpa menggunakan
gelar atau derajat kesarjanaannya. Penulisan harus dibalik dengan disertai
penggunaan tanda koma (,) dan diakhiri dengan tanda titik (.).
2) Setelah nama pengarang tercantum, maka dituliskan tahun penerbitan buku
tersebut dan diberi tanda titik (.).
3) Setelah penulisan tahun terbit, dicantumkan nama buku tersebut dengan disertai
garis bawah atau huruf miring, semua diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf
pertama judul dan subjudul dan tanda petik (“….”) apabila merupakan juduk
artikel yang dimuat dalam surat kabar atau majalah dengan disertai tanda titik (.).
4) Setelah nama buku tercantum, maka dituliskan kota penerbitan buku atau majalah
tersebut diterbitkan dan disertai tanda titik (.).
5) Pada bagian akhir, setelah dicamtumkan kota, maka dicantumkan kota penerbitan
dicantumkan penerbit mana yang menerbitkan buku atau majalah tersebut dan
diakhiri dengan tanda titik (.).
Jika nama pengarang lebih dari satu maka diikuti kata et.al. atau dkk dalam kurung.
Contoh
Lampiran-lampiran
Lampiran atau sering disebut appendiks biasanya disusun setelah daftar
pustaka dan sebelum indeks dengan memberikan tulisan “lampiran”, nomor urut
lampiran, dan judul lampran. Lampiran ini berisikan tentang tabel-tabel yang tidak
tercantum dalam teks atau perincian perhitungan yang tidak terjabarkan dala hitungan
statistik. Selain itu, lampiran berisi pula gambar-gambar, bagan, peta, instrumen
penelitian, transkipsi, pegangan kerja, rancangan penelitian, riwayat hudup, dan lain-
lain.
1.7 Teknik Kutipan
Menurut Ekosusilo, dkk. (1991 : 37, dalam dalman 2012 : 192), kutipan
berfungsi sebagai pendukung penulisan makalah. Teknik kutipan dapat dilakukan
melalui langsung dan tidak langsung.
Kutipan Langsung
Yang dimaksud kutipan langsung adalah kutipan dari buku atau tulisan yang
harus sama dengan aslinya baik dengan susunan kata-katanya maupun tanda bacanya.
Contoh :
Menurut sunarto, dalam bukunya berjudul perpajakan (2002:46), yang dimaksud objek pajak
adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis diterima atau diperoleh
wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk komsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun.
Format penulisan karya ilmiah berbeda dengan masing-masing institusi, namun pada
intinya format yang berbeda itu bukan berarti tidak ilmiah karena memiliki tujuan yang sama.
Jadi, isi tulisannya tetap ilmiah, meskipun formatnya berbeda. Dalam hal ini buku-buku yang
perlu dijadikan rujukan dan perlu dikuasai oleh semua penulis adalah buku EYD, Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Artikel ilmiah adalah representasi penyampaian hasil pemikiran atas suatu objek
kajian kepada pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah
penulisan ilmiah. Artikel ilmiah memiliki beberapa dimensi/ aspek yakni (1) bentuknya bisa
berupa hasil penelitian atau gagasan konseptual secara analitis dan kritis, (2) menggunakan
bahasa tulis sebagai sarana penyajiannya, (3) ada sistematika yang dijadikan unsur pembeda
dengan karya ilmiah lainnya, dan (4) ada kaidah penulisan yang harus ditaati.
Dalam penulisan artikel ilmiah (hasil penelitian maupun konseptual/ non-penelitian)
perlu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan baik yang bersifat universal (umum) maupun
yang bersifat khusus yakni norma-norma yang ditetapkan dan hanya berlaku bagi jurnal
tertentu (suatu jurnal memiliki kaidah dan norma yang mungkin saja berbeda dengan jurnal
yang lain). Bentuk artikel yang dimuat dalam jurnal umumnya dapat berupa hasil penelitian
atau hasil pemikiran konseptual terhadap suatu masalah yang dilakukan secara kritis dan
analitis.
DAFTAR PUSTAKA
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nasucha, Yakub, dkk. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Media
Perkasa.
http://punyablo.blogspot.com/2016/06/pengertian-menulis-laporan-hasil.html?m=1
A.R. Syamsudin. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 3. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Alwasilah, A. Chaedar, Senny Suzana Alwasilah. 2007. Pokoknya
Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Arsjad Maidar G., Mukti U.S. 2007. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Dalman. (2012). Menulis Karya Ilmiah. Bandar Lampung: UM Lampung Press.
………….. (2012). Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Hariadi, Kresna Langit. 2004. Mengarang Itu Gampang. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Jabrohim dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widiarti, Pangesti. 2005. Menuju Budaya Menulis. Yogyakarta: Tiara Wacana.