Anda di halaman 1dari 19

PENALARAN

Pengertian Penalaran
 Penalaran ialah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada
sehingga sampai pada simpulan.
 Fakta dan data yang akan dinalar itu boleh benar dan
boleh tidak benar.
 Orang tentu akan menerima fakta dan data yang benar
dan akan menolak fakta dan data yang tidak jelas
kebenarannya. Di sinilah letaknya kerja penalaran.
 Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk
mencapai satu simpulan harus berbentuk kalimat
pernyataan.
 Kalimat pernyataan yang dapat digunakan sebagai data itu
disebut proposisi.
Proposisi dan Term
 Term ialah kata atau kelompok kata yang dapat
dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat
proposisi.
 Proposisi ialah pernyataan tentang hubungan yang
terdapat antara subjek dan predikat; pernyataan yang
lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-
term yang membentuk kalimat.
contoh:
Semua tebu manis.
Semua tebu adalah term.
manis adalah term.
 Jadi proposisi pasti berbentuk kalimat, tetapi tidak setiap
kalimat dapat digolongkan ke dalam proposisi.
 Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan
kalimat inversi tidak dapat digolongkan ke dalam
proposisi.
Contoh:
a. Bangsa burungkah ayam?
Ayam adalah burung.
b. Mudah-mudahan Indonesia menjadi negara makmur.
Indonesia menjadi negara makmur.
c. Berdirilah kamu di pinggir pantai.
Kamu berdiri di pinggir pantai.
Empat Jenis Proposisi
1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek
sama dengan perangkat yang terdapat dalam
predikat.
Rumusnya: Semua S adalah semua R
Contoh:
Semua sehat adalah semua tidak sakit.

S=P
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi
bagian dari perangkat predikat.
Rumusnya: Semua S adalah P
Contoh:
Semua sepeda beroda
S P

Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan


bagian dari perangkat subjek. Sebagian S adalah P.
Misalnya: Sebagian binatang adalah kera.
S P
3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek
berada di luar perangkat predikat. Dengan kata
lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat
relasi.
Tidak satu pun S adalah P
Tidak seorang pun manusia adalah binatang.
4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek
berada di luar perangkat predikat.
Sebagian S tidaklah P
Sebagian kaca tidaklah bening.

S P
Bentuk-bentuk Proposisi
1. Proposisi umum-positif (proposisi A) adalah
proposisi yang predikatnya membenarkan
keseluruhan subjek. (A).
Contoh:
a. Semua mahasiswa adalah lulusan SMTA.
b. Semua karya ilmiah mempunyai daftar
pustaka.
3. Proposisi khusus-positif (proposisi I) adalah
proposisi yang predikatnya membenarkan
sebagian subjek. (I).
Contoh:
a. Sebagian mahasiswa adalah anak pejabat.
b. Sebagian perguruan tinggi dikelola oleh
yayasan.
4. Proposisi khusus-negatif (proposisi O) adalah
proposisi yang predikatnya mengingkari sebagian
subjek. (O)
Contoh:
a. Sebagian mahasiswa tidak mempunyai mobil.
b. Sebagian perguruan tinggi tidak dikelola
oleh yayasan.
Penalaran Deduktif
 Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi
atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih
pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang
diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada
proposisi tempat menarik simpulan itu.
 Proposisi tempat menarik simpulan itu disebut
premis.
 Penarikan simpulan secara deduktif dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan
penarikan simpulan secara tidak langsung
 Silogisme kategorial: silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu
proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat
umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat
khusus disebut premis minor. Dalam simpulan
terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut
term minor dan predikat simpulan disebut term
mayor.
Contoh:
Semua manusia bijaksana.
Semua perawat adalah manusia.
Jadi, semua perawat bijaksana.
 Silogisme hipotesis: silogisme yang terdiri atas
premis mayor yang berproposisi kondisional
hipotesis.
Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai.
 Silogisme alternatif: silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis
minornya membenarkan salah satu alternatif,
simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Misalnya:
Dia adalah seorang mahasiswa atau dosen.
Dia seorang mahasiswa.
Jadi, dia bukan seorang dosen.
Dia adalah seorang mahasiswa atau dosen.
Dia bukan seorang mahasiswa.
Jadi, dia seorang dosen.
Penalaran Induktif
 Penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang
khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
 Beberapa bentuk penalaran induktif:
a. Generalisasi: proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu
untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
b. Analogi: cara penarikan penalaran secara
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat
yang sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan STIKES.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan STIKES.
Jadi, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
 Hubungan kausal: penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan.
Misalnya:
Tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi.

Anda mungkin juga menyukai