Anda di halaman 1dari 42

BAGIAN PERTAMA:

PENALARAN DAN LOGIKA

ABD.ROHIM ASNAWI
TERM
Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang
merupakan ekspressi verbal dari suatu pengertian.
Bagian dari proposisi yang berfungsi sebagai subyek atau
predikat, serta dapat berfungsi sebagai penghubung
antara dua proposisi yang disebut premis dalam sebuah
silogisme.
PREMIS
Premis ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar
penarikan kesimpulan. Berdasarkan jenis dibagi
atas: premis mayor dan premis minor.
KOPULA
Kopula (Latin copula) adalah kata kerja atau verba penghubung
antara subjek dengan komplemen dalam sebuah frasa atau
kalimat.

Contoh:
Adalah, merupakan, itu, ialah, bukan, tidak dll.
PROPOSISI
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat
pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh.
Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal
yang dapat dinilai benar atau salah.
SILOGISME
Argumen yang konklusinya diambil secara pasti dari premis-
premis yang menyatakan permasalahan yang berlainan.

Konklusi: kesimpulan atau pendapat


LOGIKA DASAR
PENGERTIAN

PEMIKIRAN PROPOSISI

PENALARAN LOGIKA

Dalil:
tidak ada proposisi tanpa pengertian, tidak ada penalaran
tanpa proposisi. Untuk memahami penalaran, ketiga bentuk
pemikiran harus dipahami bersama-sama
PENGERTIAN
Pembentukan Pengertian
PENGAMATAN PANCA TERBENTUKNYA
AKTIVITAS PEMIKIRAN
INDRA/OBSERVASI PENGERTIAN

Pengertian merupakan gambaran atau pengetahuan tentang


sesuatu di dalam pikiran; pemahaman.
PROPOSISI
Pembentukan proposisi:
1. Proposisi merupakan rangkaian pengertian.
2. Proposisi mengandung sifat benar atau salah
PENALARAN/LOGIKA
OBSERVASI
EMPIRIK

PROSES BERFIKIR

PENGERTIAN DAN
PROPOSISI SEKALIGUS

Logika adalah ilmu yang mempelajari kecakapan untuk


berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
LOGIKA FORMAL
PENALARAN

PROPOSISI PROPOSISI PROPOSISI

PREMIS

KONKLUSI

1 Mencari proposisi proposisi untuk disusun menjadi premis


2 Menilai hubungan proposisi proposisi di dalam premis
3 Menentukan konklusinya
BENTUK PENALARAN
PENALARAN DIBAGI MENJADI 2:
1 Penalaran induktif : Penalaran yang konklusinya lebih
luas dari pada premisnya.
Contoh:
Harimau memiliki taring.
Anjing memiliki taring.
Serigala memiliki taring.
Semua hewan karnivora memiliki taring.
LANJUTAN....

2 Penalaran deduktif : Penalaran yang konklusinya tidak


lebih luas daripada premisnya
Contoh:
Semua benda yang dipanasi memuai
Besi itu dipanasi jadi besi itu memuai
BAGIAN KEDUA:
PROPOSISI

ABD.ROHIM ASNAWI
PROPOSISI
MENURUT SUMBERNYA
Proposisi analitik:
Proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah
terkandung pada subjeknya.
Contoh:
kuda adalah hewan
mangga adalah buah-buahan
LANJUTAN....

Proposisi sintetik:
Proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang
bukan menjadi keharusan bagi subjeknya.
Contoh:
Pepaya itu manis
Gadis itu tinggi
PROPOSISI
MENURUT BENTUKNYA
Proposisi kategorik
Proposisi kategorik adalah kebenaran yang mengandung pernyataan
tanda adanya syarat.
Proposisi hipotetik
Proposisi adalah kebenaran yang digantungkan pada syarat tertentu.
Proposisi disyungtif
Proposisi disyungtif adalah kebenaran yang menggantungkan pada dua
kemungkinan “YA” atau “TIDAK”.
PROPOSISI
MENURUT KATEGORIK
Proposisi kategorik minimal terdiri dari 4 unsur.
1. Quantifier( kata yg menunjukkan satuan yg diikat)
2. Term subyek
3. Kopula
4. Term prediket
Quantifier
a. Universal: menunjukkan maksa semua
b. Partikular: menunjukkan maksa sebagia
c. Singular : menunjukkan maksa tunggal
LANJUTAN....

Contoh
Sebagian manusia adalah perempuan
1 2 3 4
1=quantifier 2=subyek 3=kopula 4=predikat

Semua mahasiswa adalah terdidik


Sebagian mahasiswa sudah kawin
Sebagian mahasiswa tidak lulus
LANJUTAN....

PROPOSISI DI BAGI 2: POSITIF DAN NEGATIF


Penentuan positif negatif ditentukan berdasarkan indikator
(tak,tidak,bukan) sebagai kopula.
Bila indikator (tak,tidak,bukan) tidak sebagai kopula maka
proposisi dikatakan positif.
Contoh:
Tidak semua orang pandai berpidato. (positif)
Sema mahasiswa tidak buta huruf. (negatif)
PROPOSISI HIPOTETIK
Proposisi hipotetik menghubungkan 2 buah penyataan
dengan dengan kopula “jika, apabila,manakala” dan dilanjut
dengan kopula “maka”.
Proposisi yang mempunyai hubungan sebab akibat.
Contoh: jika permintaan bertambah maka harga akan naik.
LANJUTAN....

PROPOSISI HIPOTETIK MEMPUNYAI 2 BENTUK


Pertama: jika A adalah B maka A adalah C
Contoh: bila zehri rajin maka ia akan naik kelas.

Kedua: bila A adalah B maka C adalah D


Contoh: bila keadilan tidak dihiraukan maka rakyat akan
menuntut
PROPOSISI DISYUNGTIF
Proposisi disyungtif adalah proposisi yang menghubungkan 2
buah alternatif.

Contoh:
hidup kalau tidak bahagia adalah susah
vita di rumah atau di kampus
LANJUTAN....
PROPOSISI DISYUNGTIF MEMPUNYAI 2 BENTUK:
Bentuk sempurna, bentuk yang mempunyai alternatif
kontradiktif.
Rumus: A mungkin B mungkin non B
Contoh: Ardi berbaju hitam atau non-hitam

Bentuk tidak sempurna, bentuk yang mempunyai alternatif


tidak kontradiktif.
Rumus: A mungkin B mungkin C
Contoh: Hadiijah di kampus atau di rumah
BAGIAN KETIGA:
SILOGISME

ABD.ROHIM ASNAWI
SILOGISME KATEGORIK
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan
proposisi kategorik.
Susunan silogisme kategorik terdiri atas premis mayor, premis minor dan term
penengah.
Simbol: M-P
S-M
S-P
Contoh:
Semua tanaman membutuhkan air (premis mayor)
Padi adalah tanaman(premis minor)
padi membutuhkan air(konklusi)
HUKUM SILOGISME
KATEGORIK
Mengenai Term Mengenai Proposisi
1. Jumlah term dalam silogisme tidak 1. Apabila proposisi di dalam premis
boleh lebih dari tiga: S-M-P afirmatif, maka konklusi harus
2. Term tengah M tidak boleh afirmatif
terdapat dalam konklusi 2. Proposisi dalam premis tidak boleh
3. Term tengah M setidaknya satu kali kedua-duanya negatif
harus terdistribusi 3. Konklusi mengikuti proposisi yang
4. Term S dan P dalam konklusi tidak lemah dalam premis
boleh lebih luas daripada premis 4. Proposisi dalam premis tidak boleh
kedua-duanya partikular,
setidaknya salah satu universal
SUSUNAN
SILOGISME KATEGORIK
Susunan I: M-P Susunan II: P-M
S-M S-M
#S-P #S-P
Contoh: Contoh:
Semua tanaman sirkel adalah bentuk bundar
membutuhkan air segitiga itu bukan bentuk bundar
Padi adalah tanaman jadi: segitiga bukan sirkel
Jadi: padi membutuhkan
LANJUTAN....
Susunan III: M-P Susunan IV: P-M
M-S M-S
# S-P #S-P
Contoh: Contoh:
mahasiswa adalah orang influenza itu penyakit
dengan tugas belajar. semua penyakit itu pengganggu
Ada mahasiswa yang bodoh kesehatan
Jadi: sebagian orang bodoh jadi: sebagian pengganggu
dengan tugas belajar kesehatan itu influenza
ABSAH DAN BENAR
HUKUM KEBENARAN:
1. Apabila premisnya benar, konklusi penalaran benar
Contoh:
Semua mahkluk adalah fana(benar)
Semua manusia adalah makhluk(benar)
semua manusia adalah fana(benar)

2. Apabila konklusi penalaran salah, maka premisnya salah


Contoh:
Semua yang keras tidak berguna (salah)
Adonan roti adalah keras (salah)
Adonan roti tidak berguna (salah)
LANJUTAN....
3. Apabila premisnya salah, konklusi dapat benar dapat salah
Contoh:
Semua bunga berbau harum(salah)
Semua minyak wangi adalah bunga(salah)
Semua minyak wangi berbau harum(benar)

4. Apabila konklusinya benar, premis penalaran dapat benar dapat salah


Contoh:
Semua ikan berdarah dingin(benar)
Reptil bukan ikan(benar)
Reptil tidak berdarah dingin(salah)
SILOGISME HIPOTETIK
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa
proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya berupa proposisi
kategorik yang menetapkan atau mengingkari term antecedent
(sebab) atau term konsekuen(akibat) premisnya.

Contoh:
Bila terjadi peperangan, harga bahan makanan menjadi tinggi.
Sekarang terjadi peperangan. (mengakui)jadi, harga bahan makanan
membumbung tinggi
HUKUM-HUKUM SILOGISME
HIPOTETIK

A= Antecedent B= Konsekuen
1. Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2. Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana
3. Bila B terlaksana, maka A terlaksana
4. Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlana
TIPE SILOGISME HIPOTETIK
1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan, saya naik go-jek
Sekarang hujan
jadi saya naik go-jek

2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuen.


Contoh:
Bila hujan turun, bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah
jadi hujan telah turun
3. Silogisme hipotetik yang premis monornya mengingkari antecedent
Contoh:
Jika politik pemerintahan dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan
timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa
jadi kegelisahan tidak akan timbul

4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuen.


Contoh:
Bila mahasiswa demo, pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
jadi mahasiswa tidak demo
SILOGISME DISYUNGTIF
Silogisme disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya
keputusan disyungtif sedangkan premis minornya keputusan
kategorika yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh:
Penilaian itu ada kalanya benar dan ada kalannya salah
Ternyata benar,
jadi penilaian itu bukan salah
JENIS SILOGISME DISYUNGTIF
1. Arti sempit
Mayor mempunya alternatif kontradiktif
Contoh:
Bayu lulus atau tidak lulus
Ternyata bayu lulus,jadi
Bayu bukan tidak lulus
2. Arti luas
Mayor mempunya alternatif bukan kontradiktif
Contoh:
Siti membaca atau menulis
Ternyata tidak membaca
jadi siti menulis
BENTUK-BENTUK SILOGISME
STANDAR MENYIMPANG
TERSUSUN
1. Proposisinya 1. Proposisinya 1. Proposisinya
lengkap hiper lengkap tidak lengkap
2. silogisme 2. Polisilogisme, 2. entimema
sorites dan
epikirema
POLISILOGISME
S-M
Contoh:
M-P
Arjuna adalah putra tengah pandawa
#S-P Semua putra pandawa adalah kesatria
P-Q #arjuna itu adalah kesatria
#S-Q Semua kesatria itu mengabdi negara
Q-R #arjuna itu mengabdi negara
#S-R Semua pengabdi negara itu adalah
pahlawan
#arjuna itu adalah pahlawan
Semua pahlawan dicintai rakyat
#arjuna itu dicintai rakyat
SORITES
S-M
M-P
P-Q Bagong adalah adik petruk
Q-R Petruk adalah adik gareng
S-R Gareng adalah anak ki semar
Ki semar adalah jelmaan ismoyo
Jadi bagong adalah anaknya ismoyo
TUGAS
1. Buatlah proposisi kategorik, hipotetik dan
disyungtif.(minimal 2 bentuk yang berbeda)
2. Buatlah silogisme kategorik, hipotetik dan disyungtif.
(minimal 2 tipe yang berbeda)
3. Buatlah polisiligisme dan sorites.

Anda mungkin juga menyukai