Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Proposisi

Proposisi adalah suatu keputusan. Keputusan yang dipermasalahkan dalam


filsafat logika adalah keputusan yang berhubungan dengan term-term yang
terangkai dalam suatu kalimat. Jadi proposisi atau keputusan adalah pernyataan
tentang relasi yang terdapat diantara dua buah term. Suatu proposisi mempunyai
tiga unsur sebagai berikut:
1. Subyek
2. Predikat
3. Kopula (penghubung antara subyek dan predikat).
Misalnya proposisi : ‘Semua manusia adalah hamba Allah’. Semua
manusia sebagai subyek; hamba Allah sebagai predikat; adalah sebagai kopula.
Menurut logika tradisional, proposisi mestinya terdiri atas tiga bagian,
yaitu subyek, predikat dan kopula. Kopula mesti ada dan fungsinya menyatakan
hubungan yang terdapat antara subyek dan predikat. Hubungan yang dinyatakan
oleh kopula mungkin berupa afirmasi, artinya kopula menyatakan bahwa diantara
subyek dan predikat tidak terdapat suatu hubungan apapun.

Macam-Macam Proposisi Menurut Sumbernya


a. Proposisi Analitik/Proposisi apriori yaitu proposisi dimana Predikat
mempunyai pengertian yg sudah terkandung pada Subjek.
Contoh :
Burung adalah hewan. Kata “hewan” pengertiannya sudah terkandung pada
subyek “burung”.
Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru.
Untuk menilai benar tidaknya proposisi serupa kita lihat ada tidaknya
pertentangan dalam diri pernyataan itu. Prposisi analitik disebut juga proposisi
a priori.
b. Proposisi Sintetik yaitu proposisi Predikat mempunyai pengertian yang bukan
menjadi keharusan bagi Subyeknya.
Contoh :
Manggis itu manis. Kata “manis” pengertiannya belum terkandung ada
subyeknya, yaitu “manggis”. Jadi kata “manis” merupakan pengetahuan baru
yang didapat melalui pengalaman.
Contoh lain : Pepaya ini manis, Beckham adalah orang kaya, Siswa itu pintar,
Gadis itu cantik.
kata manis, kaya, pintar dan cantik merupakan pengetahuan baru yang didapat
melalui pengalaman.
Roosisi sintetik : adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji
benar salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan
empiriknya. Proposisi ini disebut proposisi a posteriori.

Macam-Macam Proposisi Menurut Bentuknya


a. Proposisi Kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan
tanpa adanya syarat. Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu
term subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier. Subyek adalah
term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang
menerangkan subyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara
term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan
banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.
Sebagian manusia adalah pedagang
Quantifier subyek kopula predikat
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak menyatakan quantifier-
nya tidak berarti subyek dari proposisi tersebut tidak mengandung pengertian
banyaknya satuan diikatnya. Perhatikan proposisi yang quantifier-nya
dinyatakan :
 Proposisi universal : Semua tanaman membutuhkan air.
 Proposisi partikular : Sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
 Proposisi singular : Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru.
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa
mengubah kuantitas proposisinya :
 Proposisi universal : Tanaman membutuhkan air.
 Proposisi partikular : Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
 Proposisi singular : Hasan adalah guru.
Dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam
macam proposisi, yaitu :
1. Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati
2. Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
3. Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
4. Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
5. Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
6. Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan
predikat secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A.
Proposisi partikular positif kopula mengakui hubungan subyek dan predikat
sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi singular positif karena
kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan maka
juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai
lambang proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua
huruf hidup pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek
dan predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf
E. Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan
predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular
negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai
sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa
Latin yang berarti menolak atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang permasalahan
proposisi :
Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negative Semua S bukan P
O Partikular negative Sebagian S bukan P
b. Proposisi Hipotetik
Pada proposisi kategorik kopula menghubungkan dua buah term sedang
pada proposisi hipotetik kopula menghubungkan dua buah pernyataan. Sebuah
proposisi hipotetik, misalnya : ‘Jika hujan turun maka desa akan banjir’ pada
dasarnya terdiri dari dua proposisi kategorik ‘Hujan turun’ dan ‘Desa akan
banjir’.’Jika’ dan ‘maka’ pada contoh diatas adalah kopula, ‘hujan turun’
sebagai pernyataan pertama disebut sebab atau antecedent dan ‘desa akan
banjir’ sebagai pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen.
Proposisi hipotetik mempunyai dua buah bentuk. Yaitu:
 Jika A adalah B maka A adalah C, seperti “Jika Feri rajin maka ia akan naik
kelas”.
 Jika A adalah B maka C adalah D, seperti “Jika permintaan bertambah,
maka harga akan naik”.
c. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya
juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif
seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ; jika dianalisis menjadi :
‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa ‘jika’ dan
‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif.
Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
 Hidup kalau tidak makan adalah mati.
 Eko di kantin atau di perpus.
 Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
2. Proposisi disyungtif sempurna.
 Mempunyai alternatif kontradiktif
 Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih
hidup mungkin sudah mati (non-hidup)”.
3. Proposisi disyungtif tidak sempurna.
 Tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
 Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau
berhelm putih”.

Anda mungkin juga menyukai