Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Proposisi
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Jika kita
menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran dalam
buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhinya
pada unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi itu sendiri masih
bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya menghadirkan pengertian sesuatu,
bukan maksud atau pemikiran sesuatu.
Dalam logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi
analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah predikatnya sudah mempunyai
pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya.
Contoh: mangga adalah buah-buahan
Kuda adalah hewan
Ayah adalah orang laki laki
Kata ‘hewan’ pada contoh ‘kuda adalah hewan’ pengertian sudah tergantung pada subyek
‘kuda’. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk
menilai benar tidaknya proposisi serupa kita lihat ada tidaknya pertentangan dalam diri
pernyataan itu, sebagai mana yang telah pelajari tentang ukuran kebenaran pada bab lalu.
Proposisi analitik disebut juga proposisi a priori.
Proposisi sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan
menjadi keharusan bagi subyeknya.
Contoh : pepaya ini manis
Gadis itu gendut
Oasis adalah kaya raya
Kata ‘manis’ pada proposisi ‘gadis ini manis’ pengertiannya belum terkandung pada
subyeknya, yaitu ‘gadis’. Jadi kata ‘manis’ merupakan pengetahuan baru yang dapat melalui
pengalaman. Proposisi sintetik adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji benar
salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan empiriknya. Proposisi ini di sebut
juga proposisi a posteriori[1].
Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga
manifestasi luaran dari sebuah keputusan. Secara subyektif, keputusan berarti suatu aksi pikiran
yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu; misalnya: kusni kasdut adalah
penjahat ulung; wanita itu bukan pacarku. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat
di benarkan (affirmed) atau disangkal. Jadi , bisa benar atau salah. Logika, seperti juga yang kita
katakan tentang ide atau konsep, pertama-tama hanya membicarakan keputusan objektif, hanya
secara tidak langsung membicarakan keputusan aksi intelek.
Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu kepautusan Selalulah hubungan yang
terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut dapat berwujud:
1. hubungan identitas atau kebedaan atau juga bisa terdapat
2. bentuk bentuk hubungan lainya, misalnya hubungan dependensi (ketergantungan), dan lain-
lain[2].

B. Bentuk-bentuk proposisi
Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis, proposisi disyungtif,
pertama kita akan membahas tentang proposisi kategorik.
1. Proposisi kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti :
Hasan sedang sakit
Anak-anak yang tingal diasrama adalah mahasiswa
Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan

Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat,
satu kopula dan satu quantifier

Sebagian Manusia Adalah Pemabuk

1 2 3 4

1: quantifier 2: term subyek 3: kopula 4: term predikat


Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek, predikat, kopula, dan quantifier. Baik kita akan
meluai dari subyek sebagaimana kita ketahu mengenai subyek adalah sebuah term yang menjadi
pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata yang
menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang
menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.; ada
kalanya menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada kalanya
menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya quantifier tidak
dinyatakan.
Apabila quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal maka
proposisi itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka akan disebut
proposisi partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak berarti
subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam
keadaan apapun sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu
proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:
Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air
Proposisi partikular = sebagian manusia dapat menerima
pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan
adalah seorang guru

Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah kuantitas
proposisinya:
Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air
Dalam Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
proposisi Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru
‘Tanaman
membutuhkan air’, meskipun quantifiernya-nya tidak dinyatakan, yang dimaksud adalah semua
tanaman, karena tidak satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa membutuhkan air. Pada
proposisi ‘Manusia dapat menerima pendidikan tingi’ yang dimaksud adalah sebagian manusia,
karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan tinggi. Sedangkan pada proposisi
‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud tentulah seorang, bukan beberapa orang.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term subjek dan
term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari.
Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila
mengingkari disebut proposisi negatif.
Proposisi positif : hasan adalah guru
Proposisi negatif : budi bukan seniman
Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi,
yaitu :
Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati
Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular positif kopula
mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi
singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan
maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang
proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata
Latin Affirmo yang berarti mengakui.

Lambang Permasalahan Rumus


A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negatif Semua S bukan P
O Partikular negatif Sebagian S bukan P
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif kopulanya
mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O.
Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang
tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak atau
mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus proposisi
sebagai berikut :

2. Proposisi Hipotetik
Pada proposisi kategorik menyatakan suatu kebenaran tanpa syarat, maka pada proposisi
hipotetik kebenaran yang dinyatakan justru digantungkan pada syarat tertentu. Antara keduanya
mempunyai perbedaan mendasar.
Pada proposisi kategorik kopulanya selalu ‘adalah’ atau ‘bukan’ atau ‘tidak’; sedangkan pada
proposisi hipotetik kopulanya adalah ‘jika, apabila, atau manakala’ yang kemudian dilanjutkan
dengan ‘maka’, meskipun yang terakhir ini sering tidak dinyatakan. Pada proposisi
kopulamenghubungakn dua buah term sedang pada proposisi hipotetik kopula menghubungkan
dua buah pernyatan. Sebuah proposisi hipotetik, misalnya: ‘jika permintaan bertambah maka
harga akan naik’ pada dasarnya terdiri dari dua dua kopula proposisi kategorik ‘permintaan
bertambah’ dan ‘harga naik’.’jika’ dan ‘maka’pada contoh diatas adalah kopula, ‘permintaan
bertambah’ sebagai pernyataan pertama disebut sebab atau antecedent dan ‘harga akan naik’
sebagai pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen.
Proposisi hipotetik mempunyai dua buah bentuk. Pertama, bila A adalah B maka A adalah C,
seperti:
Bila Hasan rajin ia akan naik kelas.
Kedua, bila A adalah B maka C adalah D seperti:
Bila hujan, saya naik becak.
Proposisi hipotetik yang mempunyai hubungan kebiasaan seperti:
Bila pecah perang, maka harga akan membubung.
Jika hujan turun, saya tidak akan pergi.

3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua
buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka
salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa
‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula
dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
Eko di kantin atau di perpus.
Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
Proposisi disyungtif sempurna.
Mempunyai alternatif kontradiktif
Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin
sudah mati (non-hidup)”.
Proposisi disyungtif tidak sempurna.
tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm putih”[3].
C. Jenis-jenis proposisi
Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas

Skema Jenis-Jenis Proposisi


 Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Contoh:
- Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
- Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.

b) Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan lebih dari
satu predikat.
Contoh:
- Semua mahluk hidup pasti bernapas.
- Semua orang terlihat bahagia hari ini.

 Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:


a) Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak
membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
- Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
- Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
b) Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan
subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional
hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
- Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
- Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
- Dia tidak jadi datang karena sibuk atau malas.
- David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.
 Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan
predikatnya.
Contoh:
- Semua manusia adalah mahluk hidup.
- Harimau adalah hewan buas.
- Semua insinyur adalah orang pintar.
b) Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contoh:
- Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
- Semua aves bukanlah omnivora.
- Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
 Aspek terakhir adalah berdasarkan kuantitas. Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke
dalam 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata
semua atau seluruh.
Contoh:
- Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.
- Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
b) Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan kata
sebagian dan beberapa.
Contoh:
- Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
- Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan liburannya.
- Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki[4].

Daftar Pustaka
R.G. Soekadijo LOGIKA DASAR tradisional, simbolik, dan induktif, 1987, Gramedia:
jakarta
Mundiri, 2001, Logika, RajaGrafindo Persada: Jakarta
https://nailimufrodah123.wordpress.com/2014/12/03/makalah-logika-proposisi/ diakses
pada tangal 16 april 2015 jam 10.14
W.Poespoprodjo,1999,LOGIKA SCIENTIFIKA,Pustaka Grafika.Bandung.
http://ogi01.blogspot.com/2014/04/logika-proposisi-konjungsi-disjungsi.html

[1] Mundiri, 2001, Logika, RajaGrafindo Persada: Jakarta


[2] W.Poespoprodjo,1999,LOGIKA SCIENTIFIKA,Pustaka Grafika.Bandung.
[3] Mundiri, 2001, Logika, RajaGrafindo Persada: Jakarta

[4] http://ogi01.blogspot.com/2014/04/logika-proposisi-konjungsi-disjungsi.html

Anda mungkin juga menyukai